Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

38
TUGAS MENFARKOM STUDI KELAYAKAN APOTEK Kelompok 9: Ardianti Guspari 1006784683 Ajeng Cahyaning Ilham 1006754200 Fitrahwati Sudarmo 1006754440 Rianti Adi Cahyaningsih 1006754333 Wahyu Atmaja K.J. 1006754106

description

Apothecary

Transcript of Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Page 1: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

TUGAS MENFARKOM

STUDI KELAYAKAN APOTEK

Kelompok 9:

Ardianti Guspari 1006784683

Ajeng Cahyaning Ilham 1006754200

Fitrahwati Sudarmo 1006754440

Rianti Adi Cahyaningsih 1006754333

Wahyu Atmaja K.J. 1006754106

PROFESI APOTEKER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2010

Page 2: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………. ii

A. Definisi….……...................................................................................... 1

B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan………………………………... 1

1. Penemuan Suatu Gagasan……………..…………………………… 1

2. Penelitian…………………………………………………………… 2

3. Evaluasi…………………………………………………………….. 2

4. Pembuatan rencana………………………………………………… 4

5. Pelaksanaan rencana kerja…………………………………………. 4

C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan…………...………………. 5

1. Penilaian Aspek Manajemen dan Staff…………………………….. 5

2. Penilaian Aspek Teknis…………………………………………… 6

3. Penilaian Aspek Pasar…………………………………………….. 10

4. Penilaian Aspek Keuangan……………………………………….. 14

D. Contoh Studi Kelayakan…………………………………………….. 19

Daftar Pustaka…………………………………………………………… 24

Page 3: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

STUDI KELAYAKAN

A. Definisi

Studi kelayakan adalah proses yang terkontrol untuk mengidentifikasi

masalah dan kesempatan, menentukan tujuan, menjelaskan keadaan, menetapkan

hasil akhir dan menilai biaya serta keuntungan yang berkaitan dengan penentuan

keputusan.

Studi kelayakan dilakukan untuk mendukung proses pengambilan

keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit, untuk melihat keberlangsungan

bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek. Studi kelayakan dilakukan

sebelum rencana bisnis dilaksanakan (saat membuat rencana pembuatan apotek)

dan pada saat pertimbangan pengambilan keputusan.

Pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap studi kelayakan dalam

suatu usaha antara lain, yaitu:

Pengusaha à untuk mengetahui apakah gagasan usaha layak

dilaksanakan

Investor à untuk menganalisis apakah penanaman modal dapat

memberikan keuntungan

Kreditor à mengkaji apakah proyek tersebut pantas diberikan kredit

B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan

Tahapan atau proses dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian

apotek, dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap penemuan gagasan (ide), penelitian

lapangan, evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan rencana kerja.

1. Penemuan suatu gagasan

Gagasan merupakan sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin

sekali untuk dilaksanakan. Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan

dianalisis sebelum dilaksanakan adalah gagasan yang memenuhi beberapa

criteria diantaranya yaitu bahwa ide harus:

Sesuai dengan visi organisasi

Dapat menguntungkan organisasi

Page 4: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Sesuai dengan kemampuan sumber dayanya yang dimiliki organisasi

Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku

Aman untuk jangka panjang

2. Penelitian

Setelah gagasan disetujui, langkah berikutnya adalah melakukan penelitian

lapangan. Data-data yang dibutuhkan antara lain :

Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan

eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti :

- Nilai strategi sebuah lokasi

- Data kelas konsumen

- Peraturan yang berlaku di daerah tersebut

- Tingkat persaingan yang ada saat ini

Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh

setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.

3. Evaluasi data

Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian dilapangan,

dapay dilakukan dengan cara yaitu:

A) Memperhatikan faktor yang berpengaruh, terdiri dari :

1) Eksternal faktor

Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman,

perkantoran)

Tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi

keamanan.

Page 5: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Peraturan tentang perkembangan tata kota (pelebaran jalan)

di tempat lokasi yang ditetapkan.

Kondisi keamanan di sekitar lokasi yang ditetapkan.

2) Internal faktor

Kemampuan keuangan

Ketersediaan tenaga kerja

Ketersediaan produk

Kemampuan pengelolaan (manajemen)

B) Membuat usulan proyek (project appraisal), yang meliputi:

1) Pendahuluan, mengenai

Latar belakang, munculnya gagasan.

Tujuan

2) Analisis tekhnis mengenai :

Peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya

Disain interior dan exterior

Jenis produk:

3) Analisis pasar :

Jenis pasar dan strategi persaingan yaitu gambaran

mengenai:

Pasar monopoli

Pasar oligopoli

Pasar persaingan bebas

Potensi pasar

Jenis konsumen

Daya tarik laba

Target pasar (konsumen sasaran)

4) Analisis manajemen mengenai :

Bentuk badan usaha

Struktur organisasi

Jenis pekerjaan

Jumlah kebutuhan tenaga kerja

Page 6: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Program kerja

5) Analisis keuangan mengenai :

Berapa jumlah investasi dan modal kerja mengenai:

Berapa jumlah biaya investasi yang

dibutuhkan dan digunakan untuk keperluan apa saja?

Berapa lama waktu pengembalian (payback

period)?

Berapa besar tingkat pengembalian internal

yang aman (internal rate of return)?

Aliran kas

Bagaimana situasi aliran kasnya selama periode

investasi, apakah negatif atau positif?

Langkah apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya

selama periode investasi negatif?

Sumber pendanaan

Dari mana sumber biaya investasi diperoleh?

Berapa besar tingkat efisiensinya dibanding sumber

lain?

Jenis pinjamannya, jangka pendek atau jangka

panjang?

4. Pembuatan rencana

Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (time

schedule) untuk memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas:

› Menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja

› Mengurus izin

› Membangun, merehabilitasi gedung

› Merekrut karyawan

› Menyiapkan barang dagangan, sarana pendukung

› Memulai operasional

5. Pelaksanaan rencana kerja

Page 7: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Dalam melakukan setiap jenis pekerjaan, dibuatkan suatu format yang

berisi mengenai:

› Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan

› Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi

› Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya

C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan

Aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan bila akan membuat

suatu usaha apotek, antara lain adalah:

Management dan Staff

Teknis

Pasar

Finansial

Resiko Bisnis

1. Penilaian Aspek Manajemen dan Staff

Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat

meliputi mengenai rencana :

1) Strategi Manajemen

Strategi manajemen yaitu : suatu strategi yang akan digunakan untuk

mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition) menjadi kondisi

di saat yang akan (future condition) datang dalam suatu periode waktu

tertentu.

Strategi manajemen tersebut antara lain mengenai

Visi : cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau pemiliknya.

Misi : beban tugas utamanya.

Strategi : siasat untuk mencapai tujuan.

Program kerja : cara-cara untuk memperoleh sasaran.

Standar prosedur operasional (SPO) : tata cara (langkah-langkah)

melaksanakan suatu kegiatan, yang berlaku sebagai peraturan.

2) Bentuk dan Tata Letak Bangunan

Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa

Page 8: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

hal yang harus diperhatikan yaitu

a) Bentuk bangunan, dapat menggambarkan

Identity company image, untuk membentuk opini konsumen.

Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun exterior, sesuai

dengan target konsumen yang akan dilayani.

Kemudahan untuk dikembangkan.

b) Sistem tata letak (lay out) dapat memberi

Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutasi

barang.

Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk barang

otc/bebas).

c) Estetika, rapih,teratur dan tersusun dengan baik.

d) Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan

sifat barang, karena dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek

telah diatur oleh undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah

terpengaruh oleh berbagai macam keadaan.

3) Jenis Produk Yang Akan Dijual

Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan retail. seperti

diketahui dalam melakukan penilaian terhadap analisis produk yang akan

dijual berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

Target konsumen, bila target konsumennya yang menengah-atas, maka

barang yang dijual juga barang menengah-atas.

Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya

konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih dari

penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar

kelengkapannya terjaga.

2. Penilaian Aspek Teknis

1) Lokasi dan Lingkungan Di sekitarnya.

Arti strategis suatu lokasi adalah berkaitan dengan beberapa hal yang

menjadi pertimbangan yaitu meliputi:

Jarak lokasi dengan supplier : relatif dekat dan mudah dicapai

Page 9: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Jarak lokasi dengan domosili konsumennya relatif dekat dan mudah

dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi

Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan usaha,

seperti praktek dokter, laboratorium klinik

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan fasilitas:

a. Menentukan tipe toko dan penyimpanan

b. Menentukan tempat dan ukuran penyimpanan yang cocok

Menentukan tempat:

- Renovasi : paling cepat dan murah, bila telah memiliki

tempat

- Menyewa : cepat dan mengurangi kebutuhan modal, tapi

Lokasi StrategisLokasi Strategis Dekat Dengan Konsumen

Dekat Dengan Konsumen

Dekat Dengan SupplierDekat Dengan Supplier

Prospek Pasar BesarProspek Pasar Besar

Mudah DikembangkanMudah Dikembangkan

Aman dan NyamanAman dan Nyaman

Yang Diperhatikan Pada Lokasi Apotik

Yang Diperhatikan Pada Lokasi Apotik Kompetitor

Kompetitor

Sarana KesehatanSarana Kesehatan

Kepadatan PendudukKepadatan Penduduk

Dekat Jalan/ searah arus pulang kerja

Dekat Jalan/ searah arus pulang kerja

Perkembangan daerah dan Tingkat pendidikan Masyarakat

Perkembangan daerah dan Tingkat pendidikan Masyarakat

Page 10: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

perlu mencari-cari tempat yang sesuai

- Membeli: cepat, tapi perlu mencari-cari

- Membangun gedung standar

- Membangun gedung yang disesuaikan dengan tujuan

Alasan dilakukan penentuan ukuran:

- Untuk mendaftar lokasi & gedung yang sesuai

- Membuat desain yang realistis

- Mempersiapkan anggaran dana

c. Memilih metode dalam menentukan tempat dan pengaturan ruangan

e. Menentukan kerangka kerja (Job Description)

Nyaman dan aman : daerahnya tidak jorok, tidak macet dan sempit dan

tingkat kriminalnya rendah (bukan daerah premanisme).

Prospek pertumbuhan pasarnya relatif cepat dan besar : jumlah

konsumen dan daya beli (income perkapita) nya relatif tinggi.

2) Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha yang akan ditetapkan tentunya memiliki tujuan tertentu

misalnya :

Koperasi untuk memperoleh fasilitas kemudahan dalam mengurus izin,

tetapi kurang mendapat perhatian dari kalangan konsumen, investor,

kreditor

Persero (Pt) untuk memperoleh perhatian dari kalangan konsumen,

investor, kreditor tertentu, tetapi dalam mengurus izin dikenakan biaya

yang relatif mahal dibandingkan dengan koperasi.

3) Struktur Organisasi dan Staff

Tujuan pembentukan struktur organisasi untuk memberi gambaran

mengenai

Jumlah jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan

Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan

Hirarkhi dalam pengambilan keputusan

Page 11: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Dalam struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah

pegawai yang dibutuhkan tegantung pada :

Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaan banyak,

maka struktur diperbesar. Sebaliknya bila volume pekerjaan sedikit,

struktur dirampingkan, agar lebih efisien.

Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya (the

right man on the right place) yang telah ditetapkan

Dalam mengelola sebuah apotek, perlu dilakukan cara mengelola

fungsi-fungsi manajemen dalam menyusun rencana kerja (planning) untuk

mencapai suatu tujuan. Karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak

mungkin dilakukan oleh satu fungsi, maka organisasi (apotek) membagi-

bagi pekerjaan yang ada di apotek dengan tugas, wewenang, dan tanggung

jawab pada setiap fungsi. Masing-masing fungsi ini akan melaksanakan

rencana kerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan sasaran yang dicapainya.

1. PSA/Pemilik Saham

Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan

operasional dan program-program apotek terutama dalam hal penyediaan

modal.

2. Apoteker penanggung jawab apotek

APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan apoteker

pendamping memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek,

memiliki tugas melaksanakan tanggungjawab profesional kefarmasian

di apotek, yang mencakup :

pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan barang

Administrasi keuangan

menerima resep dari pasien dan memberikannya secara langsung

disertai

dengan pemberian informasi obat

memberikan layanan kefarmasian berupa informasi obat, konsultasi,

edukasi

monitoring penggunaan obat kepada pasien

Page 12: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek

3. Apoteker Pendamping

Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas

APA apabila berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan

pemberian obat, memberikan layanan informasi, konseling, edukasi

dan monitoring obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja

bawahannya.

4. Asisten Apoteker

Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker

pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien,

bertanggung jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana

apotek

5. Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan operasional

apotek sehari-hari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke

konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan

prasarana apotek

3. Penilaian Aspek Pasar

Kelayakan aspek pasar bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,

pada permintaan dan kapasitas penduduk di rencana pembangunan kawasan pada

kepemilikan unit apotek, serta melakukan analisis perbandingan dengan

kemampuan penyediaan kawasan.

Dalam menilai aspek pasar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan

antara lain,

a. Penentuan harga

Penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya untuk

tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha. Penghitungan ini dilakukan agar

pemilik apotek dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan

agar dapat mencapai break even point, yaitu suatu titik yang menggambarkan

bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh

keuntungan ataupun kerugian.

Page 13: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Penentuan harga jual ini sangat sulit dilakukan karena harus

memperhatikan jumlah keuntungan yang ingin didapat dengan adanya

kompetitor dan kepuasan pelanggan. Bila suatu apotek menjual obat dengan

harga jual yang rendah, keuntungan yang diperoleh apotek tersebut menjadi

lebih kecil. Bila suatu apotek menjual obat dengan harga jual yang tinggi,

keuntungan yang diperoleh apotek menjadi lebih besar, tetapi ada

kemungkinan pelanggan tidak kembali ke apotek tersebut dan beralih ke

apotek lain. Oleh karena itu, dalam menentukan harga jual obat di apotek

harus memperhatikan hal-hal berikut,

Harga harus menutupi biaya agar tidak terjadi kerugian

Harga harus dievaluasi dan disesuaikan terus-menerus

Faktor-faktor yang menentukan harga jual antara lain,

Biaya pembelian

Biaya pembelian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

produk yang akan dijual, termasuk biaya transportasi.

Biaya operasional

Biaya operasional meliputi gaji karyawan dan biaya untuk listrik air, dan

lain sebagainya.

Modal

Modal merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh peralatan

untuk memulai dan mempertahankan kegiatan operasional

Penentuan harga (pricing) terbagi dalam lima tipe, yaitu

1. Berdasarkan proyeksi penjualan

Perkiraan jumlah barang atau jasa yang diharapkan terjual selama 5 tahun

pertama

2. Cost plus pricing

Penentuan harga dengan memperhitungkan total biaya yang dikeluarkan

ditambah dengan laba yang diinginkan. Biaya tersebut meliputi, harga beli

produk, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

3. Competitive pricing

Page 14: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Penentuan harga mendekati harga di pasaran. Jika harga jual tidak dapat

menutupi modal, maka penentuan harga dengan cara ini menjadi tidak

layak.

4. Mark-up pricing

Penentuan harga berdasarkan patokan harga beli produk

5. Value-based pricing

Penentuan harga berdasarkan jumlah uang yang dapat dihemat oleh

konsumen.

b. Bentuk pasar

Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa:

- Persaingan sempurna :

Jumlah penjual dan konsumennya tidak terbatas

Harganya ditentukan oleh jumlah penawaran (supply) dan jumlah

permintaan (demand).

Tidak ada hambatan masuk (entry barrier)

Contoh : pasar industri, sembako, buah

- Persaingan monopolistis

Jumlah penjual dan konsumennya banyak

Harga ditentukan oleh promosi

Tidak ada entry barrier

Contoh : pasar industri, restaurant, salon

- Monopoli, yaitu :

Hanya ada satu penjual, tidak ada pesaing.

Mempunyai posisi tawar yang dominant, sehingga dapat bertindak

sebagai penentu harga (price maker).

Entry barriernya tinggi.

Contoh : PLN, Telkom

- Oligopoli, yaitu :

Page 15: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Penjualnya sedikit

Harga ditentukan oleh kualitas produk, service, promosi

Entry barriernya tinggi

Contoh : pasar industri otomotif, hand phone

Bentuk pasar yang dihadapi apotek adalah persaingan sempurna,

dimana jumlah penjual dan konsumen tidak terbatas, harga ditentukan oleh

jumlah penawaran (supply) dan jumlah permintaan (demand), dan tidak ada

hambatan masuk (entry barrier).

c. Potensi pasar (potensial market)

Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki

uang dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu

mata uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan

dengan mengalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).

d. Target pasar (target market)

Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau

yang akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3

golongan, yaitu :

Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya tunai, jumlah

pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat.

Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu instansi), umumnya

kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN.

Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang atau jasa untuk

dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi

penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, desain interior dan

eksterior gedung, performance karyawan, dan kualitas pelayanan.

Page 16: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Target pasar juga termasuk target konsumen dan target jumlah dan jenis

produk kebutuhan konsumen. Misalkan target konsumen untuk sebuah apotek

adalah kalangan menengah ke atas, maka barang yang dijual sebagian besar

adalah barang untuk kalangan menengah ke atas dengan jumlah yang lengkap

dan pelayanan yang baik.

D. Penilaian Aspek Keuangan

Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian terhadap:

1. Sumber pendanaan (financing) untuk investasi

a. Kegunaan

Dana untuk kebutuhan membeli aktiva tetap, seperti tanah,

bangunan, peralatan interior (komputer, meja, rak obat, kursi

pasien), dan eksterior (billboard).

Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu

kas, rekening di bank, membeli barang dagangan, seperti obat-

obatan dan alat kesehatan).

b. Sumber Dana

Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling

rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama

dibandingkan dengan payback periode proyeknya.

Beberapa sumber dana yang dapat dipergunakan ialah:

Modal pemilik perusahaan (modal disetor)

Bank (kreditor)

Investor, didapat dari hasil penerbitan saham atau obligasi

Lembaga non-bank atau leasing (dana pensiun)

2. Perhitungan aliran kas (cash flow) yang akan diperoleh selama investasi

Penilaian analisis keuangan

Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu proyek

dapat dilakukan denan beberapa metode analisis.

a. Metode Analisis Payback Period (PP)

Payback Period adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam menutup

kembali biaya investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran

kas (laba bersih) yang akan diterima.

Page 17: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Rumus

Indikatornya adalah:

Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang ditetapkan,

maka proyek tersebut layak dilaksanakan

Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum yang

ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan

Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan, maka

proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Kelemahan:

Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-sekarangkan

(Net Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang

investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

b. Metode Analisis Return on Investment (ROI)

Analisis Return on Investment ialah pengukuran besaran tingkat return (%)

yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan

jumlah nilai laba bersih pertahun dengan nilai investasi.

Rumus:

Indikatornya ialah:

Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh < bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

tidak layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek dikatakan

boleh dilaksanakan boleh juga tidak.

Page 18: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Kelemahan

Jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak di-sekarangkan (Net Present

Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang

dikeluarkan pada saat sekarang.

c. Metode Analisis NPV (arus kas yang akan diterima)

Analisis NPV adalah analisis untuk mengetahui apakah nilai arus kas yang

akan diterima selama periode investasi (NPV2) lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

Rumus

Indikatornya ialah:

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil Δ-nya positif, maka proyek tersebut layak

dilaksanakan.

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil Δ-nya negatif, maka proyek tersebut tidak layak

dilaksanakan.

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil Δ-nya = 0, maka proyek tersebut boleh dilaksanakan

boleh juga tidak.

d. Metode Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Analisis Internal Rate of Return adalah pengukuran besaran discount factor

(tingkat suku bunga) yang diperoleh dengan cara men-sekarang-kan

(presentate) aliran kas yang akan diterima selama periode investasi.

Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar (market rate)

karena investasi mempunyai banyak risiko seperti:

Risiko investasi gedung

Risiko investasi mesin

Risiko investasi kendaraan

Metode untuk mencari IRR dari arus kas yang akan diterima selama periode

investasi yaitu dengan cara menggunakan metode trial and error.

Page 19: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Langkah-langkah analisis IRR

Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan diterima

selama periode investasi dengan discount factor (df1) yang sama

dengan suku bunga pinjaman, lalu hitung NPV2 dikurangi dengan

NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan sekarang) = Δ.

Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga

pinjaman mendaparkan hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = negatif, maka trial

yang kedua dihentikan dan proyek dinyatakan tidak layak. Karena

dengan (df1) saja nilai Δ1 sudah negatif.

Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga

pinjaman hasil Δ1 (NPV2-NPV1) = positif, maka NPV2 nya dihitung

kembali dengan discount factor yang lebih besar (df2) sampai

memperoleh nilai Δ2 (NPV2-NPV1) yang paling mendekati 0 (+)

atau (-).

Bila dengan menggunakan discount factor yang lebih besar dari suku

bunga yang ke-n telah memperoleh hasil Δ2 paling mendekati 0,

maka itulah (df2) yang paling maksimal. Karena apabila angka

discount factorya diperbesar maka nilai Δ2 akan negatif.

Kemudian mencari IRRnya

Rumus:

e. Analisis Break Even Point (BEP)

BEP ialah titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja apotek

berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak

memperoleh kerugian.

BEP terjadi bila TR = TC

TR = Total pendapatan (total revenue)

TC = Total biaya, terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

TR = P x Q

Page 20: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

TR = jumlah penjualan (total revenue)

P = harga (price)

Q = jumlah unit barang (quantity)

TC = VC + FC

TC = Total biaya (total cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

FC = biaya tetap (fix cost)

Laba = TR –TC

Laba = Keuntungan (profit)

Kegunaan BEP ialah untuk mengetahui batas penjualan dimana apotek

memperoleh laba atau kerugian.

Fungsi analisis BEP ialah untuk merencanakan jumlah:

Penjualan, di mana dapat diketahui pada tingkat penjualan berapa

laba dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan

apotek.

Laba dan rugi, di mana dapat diketahui berapa jumlah keuntungan

atau kerugian yang akan diperoleh apotek ketika jumlah penjualan

dan jumlah biaya mencapai tingkat tertentu.

Rumus untuk menghitung break even point (BEP) adalah:

Keterangan:

FC = Fixed cost (biaya tetap)

VC = Variable cost (biaya variabel)

TR = Total revenue (pendapatan)

RISIKO BISNIS

Page 21: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Penjelasan mengenai resiko yang dihadapi dan akan dihadapi oleh apotek (analisis

SWOT), meliputi:

karakteristik internal

keunikan

penanaman modal

ramalan ekonomi

perubahan regulasi

perkembangan teknologi

E. Contoh Studi Kelayakan

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN

APOTEK 65 FARMA

Jln. Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung

Tujuan

Memberikan pelayanan dan informasi obat pada masyarakat dan

sekitarnya.

Pemilihan Lokasi

Lokasi berada di Jln.Jend. Ahmad Yani no.168 Bandung. Lokasi ini

merupakan tempat yang strategis dan potensial sebagai tempat usaha, karena

300m dari lokasi terdapat RS Santo Yusuf dan terdapat 2 apotek yang berada

1km dan 500m dari lokasi apotek yang akan kita bangun. Lokasi ini juga

berada 200m dari perumahan dan pemukiman penduduk.

Aspek Pemasaran

1. Observasi Lokasi

Data apotek lain: apotek Sehat dan apotek Damai jarak 1 km

dan 500m dari apotek.

Data RS: output resep RS Santo Yusuf diperkirakan ± 300

lembar/ hari.

Data penduduk: pemukiman penduduk dengan 750 KK.

Page 22: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

2. Estimasi jumlah resep dan penjualan tunai yang dapat diserap

apotek

RS

Estimasi apotek memperoleh 10% dari total resep yang

dikeluarkan oleh RS, maka jumlah resep yang diterima apotek:

10% x 300lbr/ hr = 30lbr/ hr

30lbr/ hr x 26 hr = 780lbr/ bln

Penjualan tunai

Asumsi dari 750 KK yang terdapat di sekitar apotek terdiri

dari 4 orang, sehingga jumlah penduduk = 3000 jiwa. Yang

berobat tanpa resep dokter dan membeli obat di apotek adalah

30% x 3000 jiwa/ bln = 900 jiwa/ bln = 34 jiwa/ hr.

3. Studi kelayakan pendirian apotek

a. MODAL

Modal Tetap

Sarana fisik : tanah dan bangunan dengan luas

bangunan 4 x 7 m (1 lantai)

Harga : Rp 200.000.000,-

Sarana penunjang

Rak kaca etalase kecil : Rp 3.000.000,-

Rak kaca etalase besar : Rp 4.000.000,

Meja kerja : Rp 500.000,-

Meja racik : Rp 300.000,-

Lemari narkotik : Rp 500.000,-

Komputer 1 unit : Rp 3.000.000,-

Peralatan administrasi : Rp 500.000,-

Televisi 14 inch : Rp 1.000.000,-

Telepon : Rp 500.000,-

Peralatan meracik : Rp 2.500.000,-

Kulkas : Rp 1.500.000,-

Kipas angin : Rp 200.000,-

Page 23: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Plank nama apotek +

buku wajib farmasi : Rp 500.000,-

TOTAL : Rp 18.000.000,-

 

Modal operasional (modal tetap) : Rp 54.800.000,-

 

Modal total = (modal tetap + sarana penunjang +

modal operasional)

= Rp 200.000.000,- + 18.000.000,- + 54.800.000,-

= Rp 272.800.000,-

b. Tenaga Personalia dan Biaya Pengelolaan

Biaya Personalia pertahun

Biaya & jumlah Apoteker Asisten apoteker Administrasi

Jumlah 1 2 2

Gaji/ bulan (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,- 1.000.000,-

Gaji/tahun (Rp) 18.000.000,- 14.400.000,- 12.000.000,-

THR (Rp) 1.500.000,- 1.200.000,- 1.000.000,-

TOTAL (Rp) 19.500.000,- 16.800.000,- 14.000.000,-

Biaya pengelolaan per tahun

o Biaya listrik, air dan

telepon : : Rp 1.500.000,-

o Pajak bangunan : Rp 2.000.000,-

o Lain-lain : Rp 1.000.000,-

o TOTAL : Rp 4.500.000,-

Biata tetap

o Pengeluaran gaji pegawai :Rp 50.300.000,-

o Biaya pengelolaan

Pertahun :Rp 4.500.000,-

o TOTAL : Rp 54.800.000,-

Page 24: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

c. Perolehan Omset per Tahun

Penjualan

› Resep

Jumlah resep /hari : 30 lembar

Jumlah resep /bulan : 780 lembar

Jumlah resep /tahun : 9360 lembar

Harga rata-rata resep : Rp. 50.000,-

Jumlah Penjualan /tahun : Rp. 468.000.000,-

  

› Obat bebas

Harga penjulan /hari : Rp. 450.000,-

Harga penjulan /bulan : Rp. 11.700.000,-

Harga penjulan /tahun : Rp. 140.400.000,-

TOTAL PENJUALAN : Rp. 608.400.000,-

d. Perkiraan Laba Rugi Tahun Pertama

Omset penjualan resep : Rp. 468.000.000,-

Omset penjualan obat bebas : Rp. 140.400.000,-

TOTAL PENJUALAN : Rp. 608.400.000,-

Penjualan Resep : 77% x 1,3 (dari R/ 30%) = 1,00

Penjualan Obat Bebas :23% x 1,1 (dr obat bebas 10%) = 0, 25

Indeks Penjualan 1,25

Laba kotor : 0,25 x 100%

1,25

: 20%

: 20% x Rp 608.400.000,-

: Rp. 121.680.000

Biaya Tetap : Rp. 54.800.000

Pajak 10% : Rp. 12.168.000 -

Laba Netto (laba bersih) : Rp. 54.712.000,-

Page 25: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Pay Back Periode (PP)

= Rp 272.800.000,- x 1 tahun

Rp. 54.712.000,-

= 5 tahun

ROI (% untuk 1 tahun)

= Rp. 54 . 712 .000,- x 100%

Rp 272.800.000,-

= 20,06 %

Break Event Point (BEP)

Aliran Kas Masuk

= Laba netto + Biaya tetap

= Rp. 54.712.000,- + Rp. 54.800.000,-

= Rp. 109.512.000.

BEP per tahun

BEP = 1 x Biaya tetap

[1- (Biaya variabel / Pendapatan]

= 1 x 54.800.000

[1 - (1 /1,24]

= Rp. 288.421.052

= 77% x BEP

= 77% x Rp. 288.421.052

= Rp. 222.084.210/tahun → :12

= Rp. 18.507.017/bulan → :25

= Rp. 740.281/hari → : Rp.50.000/resep

= 15 resep

Page 26: Kelompok 9B (Studi Kelayakan Apotik)

Daftar Pustaka

1. Umar, M.. Manajemen Apotek Praktis

Cetakan Ke-3. Wira Putra Kencana. 2009

2. Rofiya, Naiti. (2008). Laporan Praktek Kerja

Profesi Farmasi Komunitas di Apotek Kimia Farma Medan. Medan :

Universitas Sumatera Utara.