Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

15
KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF DEFINISI Konsekuensi Ekonomi yaitu konsep yang menyatakan bahwa di samping implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pemilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi dalam pemilihan kebijakan akuntansi merupakan hal penting karena beberapa alasan : Konsep itu sendiri merupakan hal yang menarik. Usul bahwa kebijakan akuntansi bukan merupakan persoalan, bertentangan dengan pengalaman akuntan. Hadirnya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan mengapa konsekuensi ekonomi tersebut ada. Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.

Transcript of Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

Page 1: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF

DEFINISI

Konsekuensi Ekonomi yaitu konsep yang menyatakan bahwa di samping

implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pemilihan kebijakan akuntansi dapat

mempengaruhi nilai perusahaan.

Pemahaman konsep konsekuensi ekonomi dalam pemilihan kebijakan

akuntansi merupakan hal penting karena beberapa alasan :

Konsep itu sendiri merupakan hal yang menarik.

Usul bahwa kebijakan akuntansi bukan merupakan persoalan, bertentangan

dengan pengalaman akuntan.

Hadirnya konsekuensi ekonomi menimbulkan pertanyaan mengapa konsekuensi

ekonomi tersebut ada.

Konsekuensi ekonomi adalah konsep yang menyatakan bahwa, walaupun

bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi

dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Walaupun dengan implikasi kebijakan teori

pasar modal efisien, tampak bahwa pilihan kebijakan akuntansi memiliki

konsekuensi ekonomi bagi pamakai laporan keuangan, walaupun tidak secara

langsung mempengaruhi aliran kas perusahaan.

Esensi dari Konsekuensi ekonomi adalah bahwa kebijakan akuntansi dan

perubahan kebijakan akuntansi tersebut merupakan suatu permasalahan (matter),

terutama permasalahan bagi manajemen. Akan tetapi, apabila hal tersebut

merupakan permasalahan bagi manajemen, kebijakan akuntansi juga permasalahan

bagi investor yang memiliki perusahaan karena manajer dapat mengubah hasil

operasi operasi perusahaan sesungguhnya dengan melakukan perubahan kebijakan

akuntansi.

Page 2: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

MUNCULNYA KONSEKUENSI EKONOMI

Salah satu catatan yang paling meyakinkan mengenai keberadaan

konsekuensi ekonomi terdapat pada artikel yang ditulis oleh Stephen Zeff (1978)

yang berjudul: “The Rise Of Economic Cosequences” mendefinisikan konsekuensi

ekonomi sebagai “dampak dari pelaporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan

keputusan dalam bisnis, pemerintah dan kreditur”. Esensi dari defenisi tersebut

adalah pelaporan akuntansi bisa mempengaruhi keputusan sesungguhnya yang

dibuat oleh manajer dan lainnya, dibandingkan dengan hanya merefleksikan hasil

dari keputusankeputusan tersebut. Menurut Zeff  “intervensi pihak ketiga” sangat

mempersulit penyusunan suatu standar akuntansi. Zeff menjelaskan mengenai

tanggapan badan penyusun standar terhadap beragam intervensi  tersebut, yaitu

memperluas perwakilan dalam badan standar tersebut.

Zeff mendokumentasikan beberapa kejadian di mana bisnis, asosiasi

industri, dan pemerintah berusaha untuk memengaruhi, atau telah mempengaruhi,

standar akuntansi yang ditetapkan oleh Accounting Principal Board (pendahulu

FASB) dan pendahulunya, Committee on Accounting Procedure (CAP).

Alasan Lain Munculnya Konsekuensi Ekonomi:

Economic consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak

seperti kompensasi eksekutif (executive compensation) dan kontrak utang

(debt contract).

Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang

penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa

pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam

dari perusahaan.

Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori

pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya

apabila perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas

perusahaan.

Konsekuensi ekonomi diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas

perubahan kebijakan akuntansi walaupun perubahan kebijakan akuntansi

Page 3: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu,

Konsekuensi ekonomi merupakan salah satu anomali pasar modal efisien.

Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya economic

consequences.

TEORI AKUNTANSI POSITIF (PAT)

Untuk menjawab asal-usul konsep konsekuensi ekonomi maka diperke-

nalkan teori akuntansi positif. PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tin-

dakan atas adanya pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana mana-

jer merespon suatu standar baru. Teori ini didasarkan pada kontrak yang dijalin oleh

perusahaan. Kontrak tersebut seringkali didasarkan pada variabel akuntansi keuan-

gan.

Komponen PAT meliputi:

1. Bonus Plan Hypothesis

2. Debt Covenant Hypothesis

3. Political Cost Hypothesis

Bonus Plan Hypothesis – Manajer yang memiliki program bonus akan memilih

kebijakan akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke pe-

riode sekarang.

Debt Covenant Hypothesis – Semakin dekat perusahaan terhadap pelanggaran

kovenan utang berbasis akuntansi, semakin mungkin manajer memilih prosedur

akuntansi yang menggeser laba dari periode yang akan datang ke periode

sekarang.

Political Cost Hypothesis – Semakin besar biaya politik yang dihadapi perusa-

haan, semakin mungkin manajer memilih prosedur akuntansi yang menggeser

laba periode sekarang ke periode yang akan datang.

Penelitian Teori Akuntansi Positif

TAP telah menghasilkan sejumlah besar penelitian empiris. Sebagai contoh

adalah tulisan Lev (1979). Penelitian Lev membantu kita memahami mengapa perusa-

haan yang berbeda-beda mungkin memilih kebijakan akuntansi yang berbeda-beda.

Page 4: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

Banyak penelitian TAP untuk pengujian hipotesis. Salah satunya Healy

(1985) yang meneliti hipotesis rencana bonus. Hasil penelitiannya adalah menemukan

bukti bahwa manajer perusahaan yang memiliki rencana bonus berdasarkan pada laba

bersih mereka yang dilaporkan secara sistematis menggunakan kebijakan akrual

sedemikian rupa untuk memaksimalkan bonus yang mereka harapkan.

Dichev dan Skinner (2002) mengkaji hipotesis persyaratan perjanjian pinja-

man. Mereka meneliti sampel yang terdiri dari banyak persetujuan pemberian pinjaman

privat (pinjaman yang tidak dapat diperdagangkan). Mereka memusatkan perhatian

pada perjanjian-perjanjian dengan persyaratan yang didasarkan pada dipertahankan-

nya rasio lancar tertentu atau pada dipertahankannya jumlah nilai bersih tertentu.

Jones (1991) mempelajari tindakan perusahaan untuk menurunkan laporan

laba bersih selama penelitian keringanan impor. Pemberian keringanan kepada perusa-

haan yang dipengaruhi oleh persaingan dengan luar negeri sebagian merupakan kepu-

tusan politik.     

ECONOMIC CONSEQUENCES: SFAS 8 DAN SFAS 52

SFAS 8 “Accounting for the Translation of Foreign Currency Transaction and

Foreign Currency Financial Statements” dikeluarkan oleh FASB tahun 1975. Standar

ini menuntut penggunaan temporal method dalam penjabaran. Untuk memahami

metode ini, berikut ini terlebih dahulu dijelaskan perbedaan antara unsur nonmoneter

(nonmoneter item) dan unsur moneter (moneter item).

Unsur nonmoneter, terdiri atas persediaan dan aktiva tetap. Hal yang pokok

yang menentukan masuk tidaknya suatu unsur sebagai unsur nonmonter adalah

bahwa jumlah arus kas yang akan diterima mungkin berfluktuasi karena perubahan

kondisi pasar atau perubahan harga.

Unsur moneter, terdiri atas kas, piutang dagang, utang dagang, dan utang

obligasi. Hal pokok yang digunakan sebagai dasar untuk dimasukkan suatu unsur

sebagai unsur moneter adalah bahwa jumlah yang diterima atau dibayar sudah tetap

dan perubahan ekonomi tidak menyebabkan terjadinya perubahan jumlah.

Dengan temporal method, unsur nonmoneter dijabarkan dengan historical

rate dan unsur moneter dijabarkan dengan current rate. Perubahan nilai tukar akan

Page 5: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

menyebabkan jumlah unsur moneter akan berubah (sehingga memerlukan

penyesuaian), walaupun jumlah tersebut tidak berubah dalam neraca perusahaan

anak di luar negeri.

Periode setelah dikeluarkannya SFAS 8 adalah periode dengan nilai tukar

berfluktuasi. Dari tahun 1976 sampai dengan 1981, laba Massey-Ferguson Limited

(sekarang Varity Corp) dipengaruhi oleh untung atau rugi penjabaran yang bervariasi

dari rugi US $90,912 juta dan untung US $190 juta. Kerugian sebelum penjabaran

pada tahun 1981 adalah US $384,8 juta menjadi hanya US $194,8 juta karena

adanya keuntungan penjabaran US $190 juta. Manajemen Massey-Ferguson skeptis

terhadap penerapan FASB 8 ini.

Translation gain dan loss dimasukkan dalam rugi laba, manajemen

keberatan akan hal ini. Manajemen mempermasalahkan (tidak setuju) atas

perlakuan terhadap unrealized gain/loss dari translation yang dimasukkan dalam

perhitungan rugi laba. Cabang di luar negeri tetap jalan, namun didolarkan sehingga

rugi diakui, pada hal perusahaan tetap berjalan. Kinerja, yang digunakan sebagai

dasar untuk menentuan gaji dan bonus, menjadi rendah. Berbeda dari translation

gain dan loss, manajer tidak keberatan atas transaction gain dan loss dimasukkan

ke rugi laba. Hal ini terjadi karena trasaction gain dan loss sudah realized. Keberatan

atas dimasukkannya translation gain dan loss (yang notabene unrealized) ke rugi

laba memicu keluarnya SFAS 52 yang akhirnya memasukkannya ke neraca.

Dari perjelasan di atas terlihat jelas bahwa manajemen perusahaan

multinasional melakukan intervensi terhadap badan penyusun standar. Reaksi

manajemen Massey-Ferguson merupakan suatu contoh konsekuensi ekonomi

seperti yang digambarkan oleh Zeff. Intervensi tersebut terlihat kuat sehingga

dikeluarkannya SFAS 52 untuk mengubah sebagian SFAS 8.

Hal inilah yang disebut Zeff sebagai “delicately balanced,” walaupun teori

ekonomi lebih mendukung SFAS 8 dibandingkan SFAS 52. Sama seperti SFAS 8,

RRA juga gagal karena opini manajemen. Manajemen mengkritik bahwa RRA

merupakan pengukuran yang tidak memadai.

Telah dijelaskan di atas bahwa volatilitas net income dengan SFAS 8 akan

menaikkan decision usefulness apabila hal ini menggambarkan volatilitas operasi

Page 6: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

luar negeri. Namun apabila volatilitas tersebut hanya sekedar menghasilkan “noise”

dalam net income, maka hal ini akan mengurangi decision usefulness. Hal ini akan

menjadi contoh lain tradeoff antara relevansi dan reliabilitas.

Dalam konteks sistem informasi, semakin besar relevansi akan

mengakibatkan probabilitas main diagonal meningkat, dan berdampak pada revisi

keyakinan yang lebih besar dengan adanya pengumuman earning. Namun, noise

akan mengurangi probabilitas tersebut dan berdampak pada revisi keyakinan

rendah. Pengaruh mana yang paling dominan akan menjadi pertanyaan empiris.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Collins dan Salatka (CS), 1993

menguji ERC 27 perusahaan multinasional US selama penggunaan SFAS 8 (1976-

1980) dan SFAS 52 (1983-1987). Selain itu, CS juga menggunakan control group

sebanyak 27 bukan perusahaan multinasional. Hasil riset ini menunjukkan bahwa

SFAS 8 lebih noise daripada SFAS 52 karena ERC perusahaan dengan SFAS 52

lebih tinggi. Hasil selengkapnya adalah:

Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional lebih rendah dalam SFAS 8

daripada rata-rata ERC perusahaan yang sama dalam SFAS 52.

Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan lebih rendah dalam SFAS 8 daripada

rata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalam SFAS

yang sama.

Rata-rata ERC sampel 27 perusahaan multinasional sama dalam SFAS 52

dengan rata-rata ERC 27 control group perusahaan bukan multinasional dalam

SFAS yang sama.

Rata-rata ERC control group 27 perusahaan bukan multinasional sam dalam

SFAS 8 dengan rata-rata ERC perusahaan yang sama dengan SFAS 52.

FASB mengkaji kembali SFAS 8 dan mengeluarkan SFAS 52 “Foreign

Currency Translation” tahun 1981. Berikut ini dijelaskan berbagai hal yang berkaitan

dengan SFAS 52.

Functional currency. Sebelum dijabarkan ke dollar sebagai mata uang

perusahaan induk, laporan keuangan perusahaan anak yang bersifat self-sustaining

(perusahaan yang secara keuangan dan operasional independen) harus ditentukan

dengan mata uang fungsional perusahaan anak tersebut. Akan tetapi, bagi anak

Page 7: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

perusahaan yang bersifat integrated foreign operation (misalnya perusahaan anak di

Inggeris (di Inggeris pound) menjual kembali barang produksinya ke AS (di AS

dollar), maka laporan keuangan perusahaan anak harus ditentukan dengan

menggunakan mata uang perusahaan induk, yaitu dollar. Perusahaan anak harus

ditentukan dengan menggunakan mata uang perusahaan induk, yaitu dollar.

Current rate translation method. Setelah digunakan mata uang fungsional,

maka laporan keuangan perusahaan anak harus dijabarkan ke mata uang induk

(dollar), kecuali mata uang fungsional perusahaan anak adalah dollar, dengan

menggunakan current rate method. Hal ini dilakukan dengan mengalikan semua

unsur (kecuali ekuitas) dengan nilai tukar (ingat bahwa dalam SFAS 8 hanya unsur

moneter saja yang dijabarkan dengan current rate). Perbedaan hasil penjabaran

antara SFAS 8 dan SFAS 52 disebut sebagai konsep exposure.

Integrated foreign operations. Pengecualian penggunaan current method

berdasarkan SFAS 52 adalah bagi anak perusahaan dengan operasi luar negeri

yang terintegrasi. Karena itu, bagi perusahaan dengan operasi luar negeri yang

terintegrasi dinyatakan masih berlaku SFAS 8 dengan temporal method.

Highly inflationary economies. Pengecualian lain penggunaan SFAS 52

adalah perusahaan beroperasi di negara dengan kondisi ekonomi inflasi yang tinggi.

Temporal method masih digunakan bagi anak perusahaan tersebut dan tidak

menggunakan SFAS 52. Kalau SFAS 52 digunakan, maka nilai neraca perusahaan

anak akan tidak rasional (disappearing asset phenomenon).

Treatment of translation adjustments. Hal yang paling signifikan dalam

SFAS 52 adalah berkaitan dengan perlakuan untung dan rugi penjabaran valas.

Berdasarkan SFAS 8 hal ini akan dihapus segera, namun hal ini tidak disukai oleh

manajemen seperti dalam kasus Massey-Ferguson. SFAS 52 menghindari masalah

ini dengan memasukkan penyesuaian penjabaran valas dalam other comprehensive

income.

Translation gain dan loss dimasukkan ke modal, bukan ke rugi laba, kecuali

anak perusahaan di luar negeri.

HUBUNGAN ECONOMIC CONSEQUENCES DAN PASAR MODAL EFISIEN

Page 8: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

Teori pasar modal efisien tidak mampu menjelaskan perubahan kebijakan

akuntansi terhadap reaksi pasar, pada tidak ada pengaruh perubahan akuntansi

tersebut terhadap arus kas. Karena itu, economic consequences dikategorikan

sebagai anomali pasar modal efisien.

Ada lagi anomali pasar modal efisien. Teori pasar modal efisien

memprediksi tidak ada reaksi pasar terhadap perubahan kebijakan akuntansi yang

tidak berdampak terhadap profitabilitas dan arus kas. Apabila tidak ada reaksi pasar

(terlihat dari tidak berubahnya cost of capital), hal ini menjadi tidak jelas mengapa

manajemen dan pemerintah harus konsen terhadap kebijakan akuntansi yang

digunakan perusahaan. Dengan kata lain, teori pasar modal efisien mendukung

pengungkapan penuh, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Namun,

sekalipun kebijakan akuntansi diungkapkan, pasar tidak bereaksi karena pasar tidak

mempermasalahkan perubahan nilai perusahaan hanya karena terjadi perubahan

metode akuntansi.

Terlihat bahwa tiga kontituen laporan keuangan, manajemen, pemerintah,

dan investor bereaksi terhadap artikel tentang kebijakan akuntansi. Namun reaksi

manajemen mengejutkan sampai pada intervensi badan penyusun standar.

Perbedaan reaksi ini merupakan bagian dari konsekuensi ekonomi, yaitu bahwa

pilihan kebijakan akuntansi dapat menjadi masalah walaupun tidak ada pengaruhnya

terhadap arus kas.

REKONSILIASI ECONOMIC CONSEQUENCES DAN PASAR MODAL EFISIEN

Konsekuensi ekonomi merupakan anomali bagi pasar modal efisien. Hal ini

terjadi karena perubahan kebijakan akuntansi yang tidak berpengaruh terhadap arus

kas memiliki konsekuensi ekonomi tetapi tidak direaksi oleh pasar. Bagi manajer,

kebijakan akuntansi adalah suatu masalah (matter) karena dua hal.

1. Pertama, bonus manajer seringkali ditentukan berdasarkan variabel akuntansi.

2. Kedua, kontrak dengan kreditor seringkali terkait dengan variabel akuntansi.

Walaupun memiliki konsekuensi ekonomi, namun kebijakan akuntansi tersebut

Page 9: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

tidak sesuai dengan efisiensi pasar modal. Memang, konsekuensi ekonomi dan

efisiensi pasar modal tidak sejalan.

Konsekuensi ekonomi dan efisiensi pasar modal dapat direkonsiliasi melalui

teori akuntansi positif yang didukung oleh teori keagenan. Teori ini menjelaskan

mengapa perusahaan terlibat dengan kontrak yang variabelnya adalah angka

akuntansi.

Penjelasan lain selain teori keagenan adalah karena manajer tidak percaya

terhadap teori pasar modal efisien. Manajer yakin bahwa reaksi investor dan biaya

modal perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi apapun dampaknya

terhadap arus kas.

Page 10: Kelompok 9 - Konsekuensi Ekonomi & Teori Ekonomi Positif

KESIMPULAN

1. TAP (Teori Akuntansi Positif) berusaha memahami dan memprediksikan pilihan ke-

bijakan akuntansi perusahaan.

2. Secara umum, TAP (Teori Akuntansi Positif) menilai bahwa pilihan kebijakan akun-

tansi adalah bagian dari kebutuhan perusahaan secara menyeluruh untuk memini-

malkan biaya modal dan biaya kontrak.

3. TAP (Teori Akuntansi Positif) tidak menyiratkan bahwa pilihan kebijakan akuntansi

perusahaan harus dijelaskan dengan khusus. Justru biasanya akan lebih efisien

jika ada sekumpulan kebijakan akuntansi yang dapat dipilih oleh manajemen.

4. Memberi keleluasaan kepada manajemen dalam pilihan kebijakan akuntansi akan

memberi respon fleksibel dalam lingkungan perusahaan dan terhadap hasil kontrak

yang tidak dapat diramalkan. Namun demikian, ini juga memberi peluang terjadinya

perilaku manajemen yang oportunistis dalam pilihan kebijakan akuntansi.

5. Dari perspektif TAP (Teori Akuntansi Positif), tidak sulit memahami mengapa kebi-

jakan akuntansi dapat memiliki konsekuensi ekonomi. Dari perspektif efisiensi,

kumpulan kebijakan yang tersedia mempengaruhi fleksibilitas perusahaan. Dari per-

spektif opportunis, kemampuan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi un-

tuk keuntungannya sendiri pun terpengaruhi.