kelompok 7 antikanker

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan suatu kelompok penyakit neoplastik yang timbul padamanusia dari semua kelompok usia dan ras. Kanker merupakan penyakit sel yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi (pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung terus menerus (sel terus berproliferasi namun tidak berdiferensiasi). Siklus sel adalah suatu proses pertumbuhan sel yang teratur untuk berduplikasi (menggandakan diri) dan menurunkan informasi genetik dari satu generasi sel ke generasi sel yang berikutnya. Selama proses ini berjalan, DNA harus digandakan secara tepat dan salinan kromosom harus dibagikan tepat sama jumlah pada kedua sel anak yang terbentuk. Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis lainnya pada organisme multiseluler. Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor. 1

description

anti kanker

Transcript of kelompok 7 antikanker

Page 1: kelompok 7 antikanker

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kanker merupakan suatu kelompok penyakit neoplastik yang timbul

padamanusia dari semua kelompok usia dan ras. Kanker merupakan penyakit sel

yang dicirikan dengan perubahan mekanisme yang mengatur proliferasi

(pembelahan) dan diferensiasi sel, sehingga sel tersebut mengalami

kelainan kromosom (mutasi) yang menyebabkan siklus sel berlangsung

terus menerus (sel terus berproliferasi namun tidak berdiferensiasi).

Siklus sel adalah suatu proses pertumbuhan sel yang teratur untuk

berduplikasi (menggandakan diri) dan menurunkan informasi genetik dari

satu generasi sel ke generasi sel yang berikutnya. Selama proses ini

berjalan, DNA harus digandakan secara tepat dan salinan kromosom harus

dibagikan tepat sama jumlah pada kedua sel anak yang terbentuk.

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau

kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostatis

lainnya pada organisme multiseluler.

Sifat umum dari kanker ialah sebagai berikut :

1. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor.

2. Gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan sehingga mirip jaringan

mudigah.

3. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya.

4. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan

pertumbuhan baru.

5. Memiliki heriditas bawaan yaitu turunan sel kanker juga dapat

menimbulkan kanker.

6. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari

nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat

untuk energi sel.

Sel kanker mengganggu tuan rumah karena menyebabkan :

1. Desakan akibat pertumbuhan tumor.

1

Page 2: kelompok 7 antikanker

2. Penghancuran jaringan tempat tumor berkembang atau

bermetastasis.

3. Gangguan sistemik lain sebagai akibat sekunder dari pertumbuhan

sel kanker.

Kemoterapi dengan atau tanpa pengobatan lain bersifat kuratif

pada koriokarsinoma pada wanita, limfoma, burkitt, tumor wilms pada

anak, sarkoma ewing, rabdomiosarkoma embrional, dan beberapa

kasus penyakit hodgkin, perlu ditekankan disini bahwa penyembuhan

oleh kemoterapi saja baru dapat tercapai pada tumor-tumor yang jarang

dijumpai. Setelah terjadi metastasis dibutuhkan pendekatan sistemik

melalui kemoterapi kanker, disamping pembedahan, radiasi, dan

kemoterapi ajuvan. Pada keadaan ini, pengobatan tidak

menyembuhkan tetapi hanya bersifat paliatif terhadap gejala,

pencegahan komplikasi, support psikologik, dan perpanjangan hidup

yang berarti.

Anti kanker diharapkan memiliki toksisitas selektif artinya

menghancurkan sel kanker tanpa merusak sel jaringan normal. Pada

umumnya antineoplastik menekan pertumbuhan atau proliferasi sel

dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat pembelahan sel

normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel

germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan

limfosit. Terapi hanya dapat dikatakan berhasil baik, bila dosis yang

digunakan dapat mematikan sel tumor yang ganas dan tidak terlallu

mengganggu sel normal yang berproliferasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja penggolongan obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?

2. Bagaimana mekanisme kerja obat anti kanker dan kemoterapi kanker ?

3. Bagaimana indikasi dari obat anti kanker dan kemoterpai kanker ?

C. Tujuan

2

Page 3: kelompok 7 antikanker

1. Untuk mengetahui penggolongan obat-obat anti kanker dan kemoterapi

kanker.

2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari obat anti kanker dan

kemoterapi kanker.

3. Untuk mengetahui indikasi dari obat anti kanker dan kemoterapi

kanker.

3

Page 4: kelompok 7 antikanker

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kanker

Kanker atau karsinoma (yunani karkinos = kepiting) adalah

pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne).

Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak

diri secara pesat dan terus menerus.

Kanker adalah suatu penyakit sel dengan ciri gangguan atau

kegagalan mekanisme pengatur multiplikasi dan fungsi homeostasis

lainnya pada organisme multiseluler.

Sifat umum dari kanker adalah :

a. Pertumbuhan berlebihan umumnya berbentuk tumor

b. Gangguan diferensiasi dari sel dari jaringan sehingga mirip

jaringan mudigah.

c. Bersifat invasif, mampu tumbuh di jaringan sekitarnya (perbedaan

pokok dengan jaringan nomal)

d. Bersifat metastatik, menyebar ke tempat lain dan menyebabkan

pertumbuhan baru

e. Memiliki hereditas bawaan (acquired heredity) yaitu turunan sel

kanker juga dapat menimbulkan kanker

f. Pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dan

nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme

karbohidrat untuk energi sel.

Akibatnya adalah pembengkakan atau benjolan yang di sebut tumor

atau benjolan yang disebut tumor atau neoplasma (lat.neo = baru, plasma =

bentukan). Sel – sel kanker ini menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan

memusnakannya.

Sel-sel tumor berasal dari sel-sel normal yang proliferasinya tidak

terkontrol baik. Karena sel-sel tumor serupa dengan sel-sel normal, sulit

untuk mengembangkan zat-zat antikanker yang secara selektif membunuh

sel-sel tumor tanpa membahayakan jaringan normal.

4

Page 5: kelompok 7 antikanker

Bentuk-bentuk tumor di namakan menurut jaringan tempat

neoplasma berasala, yaitu :

1. Adenoma, benjolan maligne pada kelenjar, misalnya pada prostat

dan mamma

2. Limfoma, kanker pada kelenjar limfe, misalnya penyakit (non-)

hodgkin dan p.bukitt yang berciri benjolan rahang

3. Sarkoma, neoplasma ganas yang berasal pembuluh darah, jaringan

ikat, otot atau tulang, mislanya sarkoma kaposi, suatu tumor

pembuluh di bawah dengan bercak-bercak merah

4. Leukimia, kanker darah yang berhubungan dengan produksi

leukosit yang abnormal tinggi dan eritrosit sangat berkurang

5. Myeloma, kanker pada sum-sum tulang, misalnya penyakit kahler

(multiple myolema) dengan pertumbuhan liar sel-sel plasma di

sum-sum. Sel plasma termasuk lekosit membentuk antibodies

6. Melanoma, neoplasma kulit yang luar biasa ganasnya, terdiri –

dari sel pigmen, yang dapat menyebar dengan pesat. Neoplasma

dengan kulit lainnya yang dapat terjadi dari sel basal dan sel

“plaveisel”(squamous cell). Berlainan dengan melanoma, kedua

jenis kanker terakhir dapat di sembuhkan.

B. Faktor Penyebab - penyebab kanker

Adapun faktor- faktor penyebab kanker adalah :

a. Berbagai zat atau agen penyakit telah diketahui sebagai pemicu

terjadinya karsinogenesis, yaitu proses terbentuknya kanker seperti

bahan-bahan kimia, mikroorganisme dan radiasi.

b. Zat-zat tersebut dikatakan sebagai karsinogen yaitu zat yang

bersifatkarsinogenik, yang pada umumnya berlangsung secara

kronis dan terus menerus.

c. Berbagai hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar

timbulnya kanker disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat

seperti kebiasaan makan yang tidak seimbang, kebiasaan merokok

5

Page 6: kelompok 7 antikanker

dan minum alkohol, kontak dengan sinar matahari yang berlebihan

dan berganti-ganti pasangan seks.

d. Zat kimia yang bertindak sebagai karsinogen dapat berupa zat yang

bebas dialam, menyerang penderita langsung secara kronis dapat

pula sebagai pencemar bahan makanan misalnya, residu pestisida.

karsinogen dapat terbentuk didalam tubuh setelah melalui

mekanisme rangsangan tertentu yang terus menerus.

e. Makanan dapat mengandung zat karsinogen atau berpotensi

menjadi karsinogenetik baik secara alami akibat pencemaran

maupun karena suatu proses pengolahan. Bahan makanan tersebut

dapat dihindari jika nyata-nyata telah diketahui sebagai karsinogen.

f. Pencemaran bahan makanan dengan karsinogen dapat terjadi akibat

ulah manusia, misalnya residu pestisida ataupun secara alami

misalnya pencemaran dengan aflatoksin B1 yang dihasilkan oleh

semacam kapang Aspergillus Flavus, kapang ini tumbuh dalam

kacang-kacangan dan biji-bijian yang disimpan dalam tempat

lembab dan panas menyebabkan kanker hati (hepatokarsinogen)

g. Pemakaian monosodiumglutamat (MSG)

sampai sekarang masih menjadi hal yang kontrofersial.Yang jelas

FAO / WHO menetapkan asupan maksimum 120mg/kg BB setiap

harinya. Meskipun demikian penggunaan yang terus menerus

terutama pada anak anak sebaiknya dihindari.

h. Berbagai bahan makanan yang diawetkan seperti acar sayuran dan

ikan asin meningkatkan terjadinya kanker lambung. Bahan

makanan ini mengandung garam dapur (Natriumklorida) yang

berlebihan dan dianggap mempercepat mitosis pembelahan sel

kanker demikian pula, minuman beralkohol menyebabkan kanker

hati, mulut, batang tenggorok, dan kerongkongan terutama jika

penderita juga menghisap rokok.

i. Telah lama diketahui hormon-hormon tertentu berperan dalam

karsinogenesis, misalnya pada kanker payu dara,rahim dan prostate

6

Page 7: kelompok 7 antikanker

Meskipun demikian hormon hormon tersebut diyakini tidak

bekerja sendiri melainkandipengaruhi faktor lain timbulnya kanker

endometrium. Stres diduga berperan dalam kejadian penyakit

kanker, melalui mekanisme, hormonal dan kekebalan tubuh,adanya

stres mengakibatkan gangguan fungsi kelenjar timus atau

sistemimun disamping efek misalnya makanan walaupun

mekanismenya tidak diketahui dengan pasti.

j. Obesitas berpengaruh pada metabolisme estrogen, Yaitu sejenis

hormon yang berperan timbulnya kanker vagina, rahim, payudara

dan hati. Asupan lemak juga berperan terhadap hormonal yang

menyertakan hipotalamus, kelenjar pituitari, dankorteks adrenal.

k. Berbagai mikroorganisme,baik virus,bakteri,maupun parasit yang

menyebabkan infeksi dapat bersifat onkogenik,yaitu penyebab

timbulnya tumor, bahkan karsinogenik contohnya : virus hepatitis

B dan non A – non B. merupakan inisiator penyebab terjadinya

kanker hati. Beberapa jenis leukemia juga disebabkan

karenainfeksi virus demikian pula virus papiloma pada manusia

dikenal dapat menimbulkan kanker leher rahim.Bakteri

helikobakter pilori merupakan penyebab kanker lambung.

demikian pula dengan sejenis parasit cacing Sisosohematobium

menyebabkan kanker kandung kencing.

l. Radiasi pada keadaan tertentu dapat bersifat karsinogenetik.Radiasi

dapat merusak susunan kromosom.sumber radiasi ialah X-ray

(sinarRontgen) dan berbagai radio aktif yang yang digunakan

untuk keperluan tes diagnostik .Sinar ultraviolet dari sinar matahari

yang terus menerus juga merupakan penyebab kanker kulit, Namun

kebanyakan ahli berpendapat bahwa radiasi merupakan inisiator.

Proses timbulnya kanker. Tumor ganas terjadi melalui beberapa

tingkat yaitu :

a) Fase inisiasi : DNA di rusak akibat radiasi atau zat

karsinogen (radikal bebas). Zat-zat inisiator ini

7

Page 8: kelompok 7 antikanker

mengganggu proses reparasi normal, sehingga terjadi

mutasi DNA dengan kelainan pada kromosomnya.

Kerusakan DNA di turunkan kepada anak-anak sel dan

seterusnya.

b) Fase promosi : zat karsinogen tambahan (co-carcinogens)

di perlukan sebagai promotor untuk mencetuskan plofirase

sel. Dengan demikian sel-sel rusak menajadi ganas.

c) Fase progresi : gen-gen pertumbuhan yang di aktivasi oleh

kerusakan DNA mengakibatkan mitose di percepat dan

pertumbuhan liar dari sel-sel ganas tumor menjadi manifes.

Asal kanker

Sel kanker yang menimbulkan koloni sel-sel kankerdapat timbul di

setiap tempat di tubuh, pada setiapsaat, dari sel yang dapat

berproliferasi. Sel yang tidakdapat berproliferasi tidak dapat

menimbulkan kanker.Meskipun neoplasma dapat timbul dalam

daerahyang secara histologik tampak normal, biasanya adatanda-tanda

yang menunjukkan kelainan tumbuhsebelumnya, misalnya hipoplasia,

hiperplasia, metaplasiaatau displasia yang berarti perubahan pola,

dandalam hal demikian perubahan neoplastiknya dapatsecara tiba-tiba

atau bertahapan.Diakui bahwa belum banyak yang diketahui

mengenaistadium terdini kanker, tetapi beberapa faktor yangdianggap

sebagai penyebabnya antaranya ialah:

1. Factor kimia

a. Eksogen = - hydrocarbon polisiklik aromatic

- senyawa azo

- amino aromatik

- nitrosamin

- urethane

b. Endogen = - hormon

- terutama estrogen

- kolesterol

8

Page 9: kelompok 7 antikanker

2. Factor fisika = - radiasi ion

- radiasi UV

- terbakar(luka)

3. Genetic = - abnormalitas kromoson

- defek genetic

4. Virus = - leokimia dan limfosarkoma pada mencit,

unggas, dan ternak

- papilomatosis

- tumor mamma pada mencit

- tumor ginjal pada katak

- fibroma pada kelinci

Sifat kanker

Kanker ditandai oleh perubahan fundamentil dalambiologi sel,

khususnya nukleus, dan ciri ini ditransmisikandari sel ke sel melalui

generasi-generasi lanjutnya secara tak terbatas. Sel demikian memiliki

derajat pertumbuhan yang mandiri yang lebih besar daripada yang

dimiliki oleh sel asalnya. Sel neoplastik dapat dikenal dari perubahan-

perubahan dalam strukturnya, metabolismenya, sifat dan pola

pertumbuhannya, dari perubahan dalam fungsi atau dalam hubungan

imunologiknya dengan bagian-bagian lain tubuh. Sebagai halnya

dengan semua sel, demikianjuga sel neoplastik ini bergantung pada

"viability"host. Apabila host mati, kanker juga mati. Maka selkanker

ialah sel yang sangat abnormal dan sifatkanker bergantung pada ciri-

ciri khas sel yang membentuktumor tersebut. Kita mengenal tiga

cirikanker:

1. multiplikasi seluler,

2. sifat invasif,

3. otonomi.

Kanker dapat dianggap sebagai kumpulan (massa)sel yang berbeda

tidak saja dari sel normal, tetapijuga yang satu dengan yang lain dan

dimana terusmenerustimbul bentuk baru sebagai hasil pembelahansel

9

Page 10: kelompok 7 antikanker

yang ireguler. Kecepatan tumbuh massa tumorditentukan oleh

kecepatan tumbuh masing-masingsel, tetapi sel-sel yang tercepat

tumbuhnya itulahyang mendapat keadaan yang menguntungkan.

Makasel-sel yang paling ganas yang terus-menerus

"memimpin"kecepatan tumbuh massa tumor.

C. Diagnosa Kanker

Bila diduga adanya suatu kanker berdasarkan gejala-gejala khusus

(pendarahan abnormal, benjolan, suara parau, perubahan kutil, dan

sebagainya) dan gejala-gejala umum (rasa nyeri hebat, anoreksia,

penurunan berat badan mendadak, rasa amat letih), diagnosa biasanya di

pastikan antara lain foto X-ray, echografi, CT-san, MRI dan atau

penyelidikan mikroskopik dari jaringan bersangkutan (biopt)

D. Pencegahan kanker

Pada dasarnya adanya hubungan erat antara makanan dan kanker.

Susunan diet sehari-hari dapat mempengaruhi resiko akan kanker

khususnya daging, lemak jenuh, sayuran dan buah-buahan serta serat-serat

nabati. Bahkan di tafsirkan bahwa 30-40% dari semua kanker berkaitan

dengan makanan.

1. Protein hewan dan lemak jenuh dalam diet memperlihatkan

hubungan jelas dengan adanya berbagai jenis kanker, misalnya dari

mamma, usus besar, prostat, ovarium dan cervix. Di negara-negara

Barat seperti spanyol, yunani, yang makanan sehari-harinya

mengandung lebih banyak lemak dan daging, terdapat dua kali

lebih banyak jenis kanker tersebut di bandingkan dengan Jepang.

Protein hewan (termasuk daging ayam dan ikan) mengandung

asam arachidonat yang dalam tubuh merupakan bahan pangkal

untuk prostaglandin-E. PgE2 ini di samping bersifat merandang,

juga berdaya menekan sistem imun dan menstimulir pertumbuhan

sel tumor. Oleh karena itu, sebaiknya jangan makan terlalu banyak

daging hewan, juga organ (jeruan, otak, limpa, jantung, lambung)

10

Page 11: kelompok 7 antikanker

dengan pengecualian hati dan kelenjar kacangan (thymus).

Sebaliknya, protein nabati (kedele, kacang-kacangan) tidak

mengandung arachidonat sehingga dapat di makan. Tetapi karena

protein nabati tidak mengandung semua asam amino esensial,

sebaiknya di lengkapi pula dengan produk-produk susu dan protein

telur.

2. Minyak nabati (kembang matahari, jagung, kedele) di anjurkan

untuk di konsumsi tiap hari karena mengandung asam lemak tak

jenuh yang esensial bagi tubuh. Asam lemak tak jenuh ini tidak

dapat di sintesa sendiri.

3. Lemak jenuh (mentega, margarin, dll) sebaiknya di konsumsi

sedikit mungkin, karena mengandung asam lemak-trans yang

mudah di ubah menjadi kolesterol dan tidak dapat di gunakan

untuk pembentukan prostaglandin “baik”.

4. Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak zat alamiah

dengan khasiat antioksidan yang memperkuat sistem imun dan

menghamabat pertumbuhan tumor, misalnya vitamin C, E, karoten,

Lycopen, dan zat-zat indol. Sangat di anjurkan mengonsumsi

sayuran broccoli, kembang kol, wortel, bayem, dll.

5. Serat-serat nabati juga berperan penting, karena kekurangan serat

tumbuhan (dalam sayur-mayur, katul dan tepung) dapat

meningkatkan resiko terjadinya kanker.

E. Penanganan kanker

Ada berbagai cara penanganan kanker antara lain pembedahan,

penyinaran, kemoterapi, hormon terapi, imunoterapi dan hipertermi.

Seringkali cara ini cara-cara ini di kombinasikan yakni penanganan secara

lokal dan sistemis pada saat di deteksi penyakit.Pembedahan dan

radiasidapat mencapai penyembuhan lengkap (kuratif) bila di lakukakn

sedini mungkin dan bila terjadi metastasis.Kemoterapi dengan sitostatika

dapat menyembuhkan hanya sejumlah kecil jenis kanker.

11

Page 12: kelompok 7 antikanker

Obat yang di gunakan terhadp kanker (sitotastika) di dasarkan atas

penghentian mekanisme proliferasi sel, sehingga bersifat toksik bagi sel

tumor maupun sel normal, terutama sel sumsum tulang, epitel saluran

pencernaan dan folikel rambut (rambut rontok). Selektivitas dari

sitotastika berdasarkan kenyataan bahwa sel kanker membelah jauh lebih

intesif daripada sel jaringan normal. Sebagian obat hanya efektif pada fase

tertentu dari siklus pembelahan sel (phase specific drug), seperti zat anti

metabolit, alkaloida vinca dan senyawa taxan). Sebagian lain efektif pada

seluruh siklus pembelahan sel (cycle-specific drug), seperti penghambat

DNA, senyawa alkilasi, antibiotik dan hormon steroid.

1) Pembedahan untuk mengelurkan tumor secara radikal hanya dapat

di lakukan pada tumor tunggal yang belum menyebar, misalnya

pada kanker kulit atau mamma. Resikonya pada penyebaran sel-sel

tumor ke jaringan dan pembuluh sekitarnya akibat pemotongan.

Untuk meringankan hal ini adakalanya preoperatif di lakukan

radiasi guna sekedar merusak sel-sel kanker dan memperlunak

keganasannya. Pasca bedah seringkali di langsungkan radiasi

kemoterapi guna membasmi sisa-sisa sel tumor yang mungkin

masih tertinggal. Di Amerika Serikat pembedahan demikian

merupakan proses standar.

2) Radiasi dengan sinar radio-aktif (radioterapi) dan memusnahkan

sel-sel tumor dan dapat bersifat kuratif (kanker kulit, oropharynx,

cervix, vagina dan prostat) atau paliatif (mengurangi rasa sakit

misalnya pada metastatis tulang, mengurangi sakit kepala akibat

peningkatan tekanan intra-kranial pada metastatis CNS).

3) Kemoterapi denga sitostatika sering kali dilakukan, juga bersama

radoterapi, dengan berbagai tujuan yaitu:

1. Kuratif untuk mencapai penyembuhan penyakit pada tumor-

tumor yang sangat peka bagi sitostatika. Guna meningkatan

efektifitasnya dan memperlambat terjadinya resistensi,

lazimnya digunakan kombiterapi dari tiga onkolitika.

12

Page 13: kelompok 7 antikanker

2. Paliatif untuk mengurangi keluhan dan gejala yang bertalian

dengan stadium lanjut dari kanker tanpa menghambat proses

penyakit. Massa tumor dapat diperkecil untuk sementara. Cara

ini antara lain digunakan pada pasien dengan kanker yang

sudah menyebar ke organ-organ lain (metastasis), misalnya

pada kanker buah dada dan paru (sel kecil), p, kahler dan

leukemia kronis.

4) Terapi hormone hormone dan antihormon tertentu digunakan

pada kanker yang pertumbuhannya tergantung dari hormone,

terutama zat-zat anti-estrogen (tamoksifen) pada kanker mamma

dan endometrium, serta zat anti-androgen (flutamida, nilutamida)

pada kanker prostat.

5) Imunoterapi adalah pengobatan gangguan magline dengan zat-zat

stimulator system-imun, antara lain interferon, interleukine-2 atau

LAK-cells. Zat-zat ini dinamakan Biological Respons Modifiers

(BRM) dan berdaya menstimulir limfosit sitoktosis (natural killer

cells = NKc) dan meningkatan ekspresi antigen-antigen tertentu

pada permukaan sel tumor.

6) Hipertermi adalah penangan tumor dengan kalor sebagai terapi

tambahan memperkuat efek radiasi. Kalor dari 43°-44°C bekerja

mematikan langsungsel-sel tumor, terutama dalam lingkungan

asam dan bila ada kekurangan oksigen, seperti halnya pada daerah

tumor.

7) Genetrapi inaktivasi dari gen-gen tertentu (misalnya gen supresor-

tumor p53) berperan penting pada pertumbuhan liar dari tumor.

Pada binatang percobaan, gen p53 tersebut sudah dapat

dimasukkan kedalam sel-sel tumor dengan efek terhentinya

pertumbuhan. Genterapi dewasa ini tengah dikembangkan

dibanyak Pusat Riset Kanker.

8) Terapi sel batang masih berada dalam tingkat eksperimentil.

Prinsip dari penanganan regenaratif ini terdiri atas menggantikan

13

Page 14: kelompok 7 antikanker

gen-gen cacat yang menyebabkan tumor dengan gen-gen sehat

melalui cara-cara mutakhir

9) Terapi komplementer disebut juga NTTT (non-toxic tumor

theraphy). Penanganan ini dilakukan untuk memusnahkan sel

ganas dan metastatsis mikroskopis yang belum dapat dideteksi

dengan metode lazim. Terapi ini juga untuk meniadakan atau

mengurangi efek samping dari terapi regular. Misalnya sebagai

penanganan tambahan paad terapi dengan sitostatika atau sebagai

follow-up dari pembedahan dan radioterapi untuk mengeliminasi

sisa-sisa sel tumoryang mungkin lolos( mikro metastasis

tersembunyi). Ternyata hal ini amat berguna setelah pembedahan

kanker mamma dan colon.

F. Penggolongan obat

Sebagian besar zat antikanker bekerja dengan menghambat

priloferasi sel. Secara umum hal ini di capai dengan menghancurkan DNA

atau mencegah perbaikan DNA. Pada dasarnya, ada empat cara sebagian

besar obat antikanker menghambat proliferasi :

a. Dengan ikatan silang DNA. Mencegah pemisahan untai DNA

b. Dengan ikatan gugus alkil dengan basa DNA. Menghambat

perbaikan DNA

c. Menyerupai basa DNA, mengakibatkan 1) penggabungan obat

ke dalam DNA atau RNA, tempat obat ini mencegah perbaikan

atau memutuskan rantai atau 2) umpan balik negatif pada

enzim yang mensintesis atau melakukan daur ulang purin

d. Dengan interkalasi antara pasangan basa DNA, yang

menganggap kodon triplikasi atau membuat radikal oksigen

bebas yang menghancurkan DNA

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antitumor pada

umumnya dibagi dalam beberapa golongan yaitu:

1. Zat alkilasi

14

Page 15: kelompok 7 antikanker

Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah. Khasiat

ini berdasarkan gugus alkilnya, yang sangat reaktif dan menyebabkan

cross-lingking (saling mengikat) antara rantai-rantai DNA didalam inti

sel. Dengan demikian pergandaan-DNA terganggu dan pembelahan sel

dirintangi. Efek sitotoksis dan mutagen ini terutama ditunjukkan

terhadap sel yang membelah dengan pesat, sepertii sel-sel kanker

disistem limfe. Namun obat-obat ini juga merugikan sumsum tulang,

mukosa dari saluran lambung-usus, sel-sel kelamin dan janin muda.

Selain itu obat ini pada prinsipnya juga bersifat karsinogen dan dapat

mengakibatkan leukemia akut.

Obat-obat dari golongan ini adalah :

1) Nitrogen Mustard

Nitrogen mustard berikatan dengan residu guanin dari DNA

sehingga terjadilah perubahan afinitas gugus pada DNA (dari

sitosin ke timin), depurinasi akibat kerusakan DNA mungkin juga

terjadi. Senyawa pengalkil yang bifungsional dapat berikatan

secara kovalen dengan 2 gugus (residu guanin) asam nukleat pada

untaian yang berbeda, terjadilah ikatan silang (cross linking)

sehingga terjadi kerusakan pada fungsi DNA. Contohnya :

a. Siklofosfamid

Merupakan pro drug dengan metabolit berupa 4-

hidroksisiklofosfamid dan aldofosfamid yang merupakan obat

aktif. Aldofosfamid selanjutnya mengalami perubahan non

enzimatik menjadi fosfaramid, akrolein, sitoksilamin, dan

sitoksil alcohol. Mekanisme aksi agen sitotoksik mengadakan

alkilasi terhadap rantai DNA yang menyebabkan cross link dan

putusnya rantai.

b. Klorambusil

Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi

cross link DNA. Obat ini merupakan mustar nitrogen yang

paling rendah toksisitasnya dan paling lambat aksinya.

15

Page 16: kelompok 7 antikanker

c. Melfalan

Merupakan  mustar nitrogen dari fenilananin, dikenal juga

sebagai L-sarkolisina.. Mekanisme aksi: mengalkilasi pada

sekuen 5’-GGC yang menyebabkan cross link DNA.

d. Mustine

Mekanisme aksi mengalkilasi rantai DNA sehingga terjadi

cross link DNA.

e. Kloretilamin

Dapat membentuk ion imonium yang bereaksi dengan bagian

aktif asam nukleat, dapat juga terbentuk ion karbonium yang

bereaksi dengan bagian aktif asam nukleat (DNA).

f. Epoksid

Membentuk ion karbonium dengan bagian nukleofilik pada

asam ribonukleat (A-) akan membentuk ikatan kovalen.

g. Etilenimin

Etilenimin memiliki mekanisme aksi seperti mustard nitrogen.

Contoh dari obat kelompok ini adalah trietilenatiofosforamida

(tiotepa). dan trietilenamelamina (TEM/tretamine).

2) Alkil Sulfonat

Mekanisme kerja dari ester asam sulfonat berlangsung disebabkan

oleh hidrolisis yang mengalami terjadi pemisahan O-R dan gugus

alkil (R’ ditransfer ke substrat. Yang termasuk kelompok ini adalah

busulfan (myleran) dan dimetil myleran.

3) Nitrosourea

Lipofilitas tinggi, dapat menembus Blood Brain Barrier, biasa

digunakan untuk tumor otak. Mekanisme aksi membentuk ikatan

silang (cross link) pada DNA.

Contohnya: Karmustin dan Lomustin

4) Metilhidrazin

a. Prokarbazin

16

Page 17: kelompok 7 antikanker

Merupakan turunan metilhidrazin yang bekerja sebagai

antikanker non-spesifik pada siklus sel.

Mekanisme aksi belum jelas diketahui, tetapi diduga

mengalkilasi asam nukleat, namun obat ini dapat

menghambat sintesis DNA, RNA, dan protein, memperlama

interfase, dan menyebabkan kromosom rusak. Metabolisme

oksidatif dari obat ini oleh enzim mikrosomal menghasilkan

azokarbazine dan H2O2 yang menyebabkan terputusnya rantai

DNA.

b. Dakarbazin

Diaktifkan dahulu oleh metabolisme oleh enzim mikrosomal

hati menjadi diazomethane yang memiliki metal karbonium

yang bersifat sitotoksik. Mekanisme aksinya dengan memetilasi

sel kanker. Dakarbazin dapat membunuh sel pada semua fase.

5) Platinum

a. Sisplatin

Merupakan metal inorganic yang mampu membunuh sel pada

semua siklus pertumbuhannya. Mekanisme aksi : menghambat

biosintesis DNA dan berikatan dengan DNA membentuk ikatan

silang (crosslink)

b. Karboplatin

Merupakan analog platinum generasi kedua. Mekanisme aksi :

menghambat bosintesis DNA dan berikatan dengan DNA

membentuk ikatan silang (crosslink)

c. Oksaliplatin

Merupakan analog platinum generasi ketiga. Mekanisme aksi :

mengikat DNA sehinga DNA berubah bentuk

2. Golongan antimetabolit

Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesis DNA

dan RNA melalui penghambatan pembentukan asam nukleat dan

nukleotida. Antipurin dan antipirimidin mengambil tempat purin dan

17

Page 18: kelompok 7 antikanker

pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga mengganggu

berbagai reaksi penting dalam sel kanker. Penggunaannya sebagai obat

antikanker didasarkan pada metabolisme purin dan pirimidin lebih

tinggi pada sel kanker daripada sel normal. Dengan demikian

penghambatan sintesis DNA lebih tinggi daripada terhadap sel kanker.

Antimetabolit untuk antikanker pada siklus sel dibagi menjadi tiga sub

antimetabolit, yaitu :

1) Analog Purin

a. Merkaptopurin

Menghambat sejumlah enzim interkonversi purin.

Merkaptopurin merupakan inhibitor kompetitif dari enzim yang

menggunakan senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternative

lain dari mekanisme kerjanya ialah dengan pembentukan 6-metil

merkaptopurin (MMPR) yang menghambat biosintesis purin,

sehingga sintesis RNA, CoA, ATP, dan DNA dihambat. 6-metil

merkaptopurin (6-MP, puritenol) merupakan substrat dari

hipoxanthin guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di

dalam tubuh akan mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5-

monofosfat (6-tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP

menghambat sintesis basa purin. Pembentukan ribosil-5-

monofosfat dan konversi IMP menjadi adenine juga dihambat

b. Tioguanin.

Menghambat interkonversi nukleotida purin, penurunan sintesis

guanine intraselular, mengganggu pembentukan sintesis DNA

dan RNA. 6-tioguanin merupakan substrat dari hipoxanthin

guanine fosforibosil transferase (HGPRT). Di dalam tubuh akan

mengalami konversi menjadi 6-tioguanin-5-monofosfat (6-

tionosin-5-monofosfat (T-IMP). T-IMP menghambat sintesis

basa purin. Pembentukan ribosil-5-monofosfat dan konversi

IMP menjadi adenine juga dihambat..

c. Fludarabin fosfat

18

Page 19: kelompok 7 antikanker

Mengganggu sintesis DNA dengan menghambat DNA

polymerase dan ribonukleotida reduktase

d. Kladibrin

Menyebabkan perbaikan DNA terganggu, sehingga DNA pecah

2) Analog pirimidin

a. Flourourasil

Merupakan pengganti urasil, dikonversi menjadi metabolit

aktif, yaitu 5-flourodeoksiuridin-5-monofosfat (FdUMP) yang

merupakan substrat palsu bagi enzim timidilat sintetase.

Penghambatan timidilat sintetase tersebut juga mengakibatkan

penghambatan sintesis basa timin yang dapat bergabung dengan

DNA. Selain itu, flourourasil juga diubah menjadi floururidin

monofosfat (FUMP) yang dapat langsung mengganggu sintesis

RNA.

b. Sitarabin

Sitarabin adalah suatu nukleosid sintetik yang merupakan

analog pirimidin (2-deoksisitidin). Mekanismenya adalah

menghambat DNA polymerase sehingga sintesis DNA diblok.

Sitarabin diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi

dengan metabolit normal untuk dikorporasikan ke dalam DNA.

Sehingga akan terjadi ketidakseimbangan sterik yang berakibat

penghambatan peletakan basa pada rantai nukleotida. Obat ini

bersifat cell cycle specific untuk fase S dan tidak berefek pada

sel yang tidak berproliferasi.

c. Gemsitabin

Gemsitabin merupakan analog nukleosida, biasanya

berperan sebagai flourourasil dan analog lain dari pirimidin.

Bekerja dengan mengganti salah satu blok yang membangun

asam nukleat, yaitu sistidin selama proses replikasi DNA.

Gemsitabin difosforilasi agar aktif oleh enxim deoksisitidin

19

Page 20: kelompok 7 antikanker

kinase lalu oleh nukleotida kinase diubah menjadi nukleotida

difosfat dan trifosfat yag dapat menghambat sintesis DNA.

Gemsitabin difosfat menghambat ribonukleotida reduktase

sehingga menurunkan kadar doksiribosnukleotidatrifosfat yang

penting dalam sintesis DNA. Gemsitabin trifosfat secara

langsung dapat berkorporasi  ke dalam DNA dan menyebabkan

terminasi pembentukan rantai DNA.

d. Azacitidine

Azacitidine menhambat orotidilat sintetase sehinga

produksi pirimidin dihambat.

3) Analog asam folat*

Metotreksat ialah analog 4-amino,N10-metil asam folat.

Metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase tergantung-NADH

yaitu enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2) menjadi

tetrahidrofolat (FH4) yang merupakan metabolit aktif dari asam

folat yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi

transfer satu atom karbon pada sintesis protein dan asam nukleat.

Selain itu, metotreksat dapat mencegah regenerasi asam

tetrahidrofolat, koenzimnya dan metilentetrahidrofolat, yang

penting untuk perubahan asam deoksiuridilat menjadi asam

timidilat.

Karena sel-sel yang membelah dengan cepat membutuhkan

banyak sekali asupan deoksi timidilat untuk sintesis DNA maka

metotreksat dapat mencegah pembelahan sel. Analog folat

membasmi sel ke dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan

yang pesat. Namun dengan efek penghambatan terhadap sintesis

RNA dan protein, metotreksat hanya menghambat sel fase S

sehingga bersifat self-limiting terhadap efek farmakologinya.

3. Anti-Biotika

Senyawa antibiotik mampu mengikat rantai DNA sehingga DNA

tidak berfungsi sebagai template pada sintesis RNA dan protein.

20

Page 21: kelompok 7 antikanker

1) Antrasiklin (doxorubicin dan daunorubicin)

Mekanisme aksi :

a. berinterkalasi kuat dengan DNA sehingga memblok sintesis

DNA, RNA, dan protein

b. Berikatan dengan membran sehingga mengubah fluiditas

membrane dan transport ion

c. Menghasilkan radikal bebas semiquinone dan radikal oksigen

melalui proses reduksi oleh enzim sitokrom P-450. Radikal

oksigen tersebut menyebabkan toksisitas yang menyebabkan

kerusakan pada membran

2) Daktinomisin

Mekanisme aksi : berikatan kuat dengan DNA untai ganda dengan

cara berinterkalasi antara pasangan basa guanine-sitosin yang

berdekatan. Akibatnya terjadi hambatan sintesis RNA yang

dependent DNA. Daktinomisin juga dapat menghambat sinresis

mRNA.

3) Aktinomisin

Mekanisme aksi : berikatan dengan DNA membentuk kompleks

yang sangat stabil, namun RNA Polimerase  tidak dapat

beraktivitas pada kompleks DNA-aktinomisin tersebut, sehingga

replikasi DNA tidak terjadi.Aktinomisin juga menyebabkan

transkripsi terhambat. Pada konsentrasi rendah, rRNA secara

selektif dapat dihambat karena adanya degenerasi nucleolus.

4) Bleomisin

Mekanisme aksi: mengikat DNA dan menyebabkan satu atau kedua

rantai pecah setelah pembentukan radikal bebas dan penghambatan

sintesis DNA. Termasuk CCS karena bleomisin menyebabkan sel

terhenti pada fase G2

5) Plikamisin

Mekanisme aksi: mengikat DNA dalam bentuk kompleks

antibiotic-Mg2+, interaksi ini menyebabkan sintesis RNA terhenti.

21

Page 22: kelompok 7 antikanker

6) Mitomisin

Mekanisme aksi : obat ini akan teraktivasi melalui enzim sitokrom

P-450 akan menghasilkan suatu alkilator yang dapat melakukan

ikatan silang dengan DNA. Termasuk CCNS

4. Hormon steroid dan antagoisnya

Golongan hormonal agents

Pemberian inhibitor hormon menimbulkan ketidakseimbangan

hormon-hormon dalam badan. Ternyata hal ini dapat mempengaruhi

pertumbuhan sel-sel kanker dalam jaringan-jaringan yang peka

terhadap hormon. Mekanisme kerja inhibitor hormon ini adalah

hormon akan berikatan dengan reseptor protein (estrogen, progesteron,

kortikosteroid, androgen) pada sel kanker

1) Inhibitor androgen dan estrogen

Mekanisme aksi bekerja sebagai agonis parsial inhibitor

estrogen yang kompetitif dan terikat pada estrogen reseptor dari

jaringan atau tumor yang sensitif pada estrogen. Contoh :

Tamoxifen, Raloxifen, dan Faslodex.

Tamoxifen merupakan modulator reseptor estrogen selektif,

akan berikatan dengan reseptor dan menyebabkan perubahan

konformasi sehingga estrogen tidak dapat berkatan dengan

reseptornya, dan respons terhadap estrogen menurun.

2) Agonis Gondotropin Releasing Hormon

Mekanisme aksi obat ini adalah dengan menghambat Follicle

Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH) yang

selanjutnya berefek pada turunnya androgen testis. Contohnya

adalah: Leuprolide asetat

3) Inhibitor aromatase

Mekanisme aksi menghambat aromatase yang merupakan

enzim yang berfungsi pada konversi androstenedion menjadi

estrone. Aromatisasi dari prekursor androgenk menjadi estrogen

dapat terjadi pada jaringan lemak. Karena estrogen mempercepat

22

Page 23: kelompok 7 antikanker

terjadinya pertumbuhan kanker payudara, sehingga dengan

penghambatan pembentukan estrogen, sel kanker dapat tertahan di

metafase (metastatik). Contohnya adalah Aminoglutethimide

5. Lain-lain

1) Golongan miscellaneous agents

a. Hidroksiurea

Merupakan analog urea yang dapat menghambat sintesis DNA.

Mekanismenya menghambat ribonuklease reduktase pada fase

S, sehingga menyebabkan deplesi (berkurang)

deoksiribonuklease trifosfat, dan menghambat sintesis DNA.

Efek letalnya pada S phase.

b. Mitotane

Menyebabkan regresi (kemunduran) pertumbuhan tumor dan

menghilangkan sekresi steroid adrenal yang berlebihan.

2) Asparaginase

Asparaginase beraksi secara tidak langsung dengan mengkatabolik

asparagin menjadi asam aspartat dan ammonia, juga menurunkan

level glutamine dalam darah. Hal ini menyebabkan penghambatan

sintesis protein karena sel neoplastik membutuhkan asparagin,

sehingga proliferasi sel terhenti.

3) Amsacrine

Menginterkalasi antara pasangan basa DNA, mengubah DNA

double helix, dan memproduksi single dan double strands break

pada DNA dan DNA cross-link. DNA strand break muncul dengan

terikatnya kompleks DNA-topoisomerase dengan amsacrine pada

saat enzim topoisomerase memutus DNA.

4) Mitoxantrone

Berikatan dengan DNA sehingga rantai DNA putus dan sintesis

DNA dan RNA terhambat.

5) Golongan Immunomodullating agents

23

Page 24: kelompok 7 antikanker

Mengatur system imun untuk membantu dalam proses

penghilangan sel tumor, yaitu dengan meningkatkan fungsi T-sel.

Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian antibodi monoklonal,

sitokinase immunodilator (interferon), sel immunokompeten, dan

vaksin.

6) Golongan cellular growth factors

Efek menguntungkan antitumor tergantung pada sel-sel sumsum

tulang yang lebih cepat pulih daripada sel-sel tumor setelah

pemberian obat. Setelah pemulihan sumsum, dapat diberikan lebih

banak obat dan karena sel tumor dengan proporsi tetap dihancurkan

selama setiap pemberian obat, tumor pada suatu saat bisa

dieradikasi. Mekanisme : menstimulasi stem cell di sumsum tulang

untuk mempercepat kesembuhan dari obat-obat sitotoksik. Obat

golongan ini merupakan tambahan untuk untuk obat-obat

antikankernya.

7) Filgrastim (faktor stimulasi koloni granulosit)

Digunakan untuk mempercepat recovery neurofil

8) Sargramastim (faktor stimulasi makrofag-granulosit)

Digunakan untuk mengakselerasi repopulasi sumsum tulang setelah

kemoterapi , radiasi, dan transplantasi sumsum tulang.

9) Lenograstim (faktor stimulasi koloni granulosit rekombinan)

Mengurangi durasi neutropenia yang diinduksi obat.

6. Inhibitor Mikrotubula

Inhibitor Mikrotubulus Gelendong mitotik merupakan bagian

tulang rangka intraseluler yang lebih besar (sitoskeleton) yang perlu

untuk gerakan internal dalam sitoplasma sel-sel eukariotik. Gelendong

ini terdiri dari kromatin dan suatu sistim mikrotubulus dari tubulin

protein. Gelendong mitotik perlu untuk pembelahan DNA menjadi dua

sel anak yang dibentuk ketika sel eukariotik membelah.

a. Vinblastin dan Vinkristin

24

Page 25: kelompok 7 antikanker

Vinkristin (vin KRIS teen) dan vinblastin (vi BLAST teen)

merupakan komponene yang secara struktur berasal dari tanaman

periwirkle, Vinca rosea. Karena itu disebut sebagai alkaloid vinka.

Zat baru yang strukturnya hamper sama .

Mekanisme kerja : vinkristin dan vinblastin keduanya bersifat

siklus spesifik dan fase spesifik karena mmengjambat mitosis pada

metaphase. Obat terikat pada protein mikrotubular, tubulin, yang

tergnatung pada GTP dan menghambat kemampuan tubulin untuk

berpolimerisasi membentuk mikrotubul. Menghancurkan benang

spindle sehingga pembelahan sel terhenti pada metafase (benang

spindel terbentuk dari mikrotubul pada metaphase). Perhentian

pada metafase menyebabkan kematian sel. Selain itu juga dapat

mengganggu inkorporasi uridin menjadi mRNA.

b. Vinorelbin : Dapat mengakibatkan hambatan mitosis.

c. Alkaloid Podofilin

Bekerja dengan menghambat topoisomerase II, sehingga

terjadi kerusakan DNA (DNA terdegradasi), penghambatan

transport nukleotida, dan penghambatan transport elektron di

mitokondrial.. Contoh: Etoposida dan Teniposida. Kedua

senyawa ini memblok sel pada fase akhir S-G2

d. Alkaloid Taksan

Bekerja dengan mekanisme yang sama sengan alkaloid

vinka, merupakan spindle poison. Contohnya adalah paklitaksel

dan dosetaksel.

25

Page 26: kelompok 7 antikanker

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan pengobatan kanker tergantung dari keadaan pasien dan

jenis kanker. Pengobatan bervariasi dari yang sangat intensif sampai tanpa

pengobatan khusus sama sekali, kecuali yang bersifat suportif yaitu dukungan

mental-emosional-spiritual dan perbaikan keadaan umum.

Pasien yang keadaan umumnya masih baik paling mendapat manfaat dari

pengobatan, sedangkan yang keadaan umumnya buruk paling sedikit. Status

imunologik pasien khususnya imunitas seluler berkolerasi baik dengan hasil

pengobatan. Pasien yang imunitas selulernya tidak terganggu memberikan

respons baik terhadap pengobatan, sebaliknya yang imunokompetensinya

rendah menunjukkan respons buruk.

B. Saran

Obat anti kanker merupakan obat spesialistik, batas keamanannya begitu

sempit sehingga untuk penggunaannya sebaiknya dokter yang berpengalaman

di bidang pengobatan ini. Penggunaan yang kurang cermat hanya akan

menambah penderitaan, bersifat fatal dan pemborosan biaya.

26

Page 27: kelompok 7 antikanker

DAFTAR PUSTAKA

Harvey, Ricard. A. and Pamela. 1995. Farmakologi : Ulasan Bergambar

Edisi 2. PT. Widya Medika : Jakarta.

Niel, Michael J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis Edisi 5. Penerbit

Erlangga : Jakarta

Katzung, Bertram. 2002. Pharmacology. EGC : Jakarta.

27