Kelompok 7

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusia tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan, memberikansaran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang berkaitan dengan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap. Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pua penggunaan bahasa dalam berkomunikasi. Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara langsung yang berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga orang yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan. 1

Transcript of Kelompok 7

Page 1: Kelompok 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peran penting di dalam kehidupan manusia karena bahasa

merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

digunakan oleh manusia pada sebagian besar aktivitasnya, tanpa bahasa manusia

tidak dapat mengungkapkan perasaannya, menyampaikan keinginan,

memberikansaran dan pendapat, bahkan sampai tingkat pemikiran seseorang yang

berkaitan dengan bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat

berupa symbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.

Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa

aktif, kreatif, produktif dan resetif, apresiatif yang mana salah satu unsurnya

adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami

pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Semakin

tinggi tingkat penguasaan bahasa seseorang, semakin tinggi pua penggunaan

bahasa dalam berkomunikasi.

Sedangkan berbicara merupakan proses penyampaian pesan secara

langsung yang berfungsi menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga

orang yang mendengar dapat memahami informasi yang disampaikan. Dengan

demikian keterampilan menyimak dan dan berbicara sangat penting dalam proses

belajar mengajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Hakekat menyimak dan berbicara.

2. Tujuan utama pembelajaran menyimak dan berbicara.

3. metode yang digunakan dalam pembelajaran menyimak dan berbicara.

1

Page 2: Kelompok 7

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui dan memahami hakekat menyimak dan berbicara.

2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan utama dari pembelajaran

menyimak dan berbicara.

3. Untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan pemecahannya dari

pembelajaran menyimak dan berbicara.

4. Untuk mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam

pembelajaran menyimak dan berbicara.

2

Page 3: Kelompok 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Menyimak dan Berbicara

Hakekat menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan

mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterprestasi, menilai dan

merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.

2.1.1 Pengertian Menyimak

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang

disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs.; 1995:

18). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan

mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna

yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).

      Berikut ini terdapat beberapa pengertian menyimak yang dikemukakan oleh

para ahli.

1. Menurut H. G. Tarigan

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-

lambang lisan dengan penuh   perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara

melalui ujaran atau bahasa lisan.

2. Menurut  Anderson

Menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal, serta

menginterpretasikan lambang- lambang lisan.

3. Menurut  Russel&Russel 1959

Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman

dan perhatian serta apresiasi.

4. Menurut  Drs. Hanapi Natasasmita

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada

objek yang disimak.

3

Page 4: Kelompok 7

5. Menurut Djago Tarigan

Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang

mencakup kegiatan mendengar dari  bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.

6. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat

menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka

alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi

tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses

mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan.

Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian,

mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses

menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.

2.1.2 Fungsi Menyimak

Fungsi menyimak antara lain :

Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif,

Memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan

pekerjaan atau profesi,

Dapat memberikan respon yang tepat,

Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang

masuk akal.

2.2 Pengertian Berbicara

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi sebab

didalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses

komunikasi itu dapat digambarkan pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat

lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari komunikator

(pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah seseorang yang

memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu

diubah ke dalam simbel yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbel tersebut

memerlukan saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.

4

Page 5: Kelompok 7

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide,

pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan

sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud,

19843/1985:7). Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para

pakar. Tarigan (1983:15), misalnya, mengemukakan berbicara adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Dalam pembelajaran berbicara ini, supaya dapat dikuasai dengan baik, maka

beberapa cara untuk mempraktikkannya yaitu dengan:

a. Bercerita

Bercerita dapat diartikan menuturkan sesuatu hal misalnya

terjadinya sesuatu, perbuatan, dan kejadian baik yang sesungguhnya

maupun yang rekaan.

b. Berdialog

Dialog atau percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat

mengenai suatu topik antara dua atau lebih pembicara . Dalam setiap

dialog atau percakapan ada dua kegiatan berbahasa yang dilaksanakan

secara simultan yakni berbicara dan menyimak. Pertukaran pembicara

menjadi penyimak atau dari penyimak menjadi pembicara berlangsung

secara wajar, sistematis, dan otomatis.

Dialog atau percakapan yang pesertanya dua orang dapat berwujud

dalam berbagai nama, misalnya, bertelepon, bercakap-cakap, tanya-jawab,

dan wawancara. Sedang percakapan yang pesertanya lebih dari dua orang

dapat berwujud diskusi kelompok kecil. Diskusi panel, kolokium,

simposium, dan debat.

Dialog atau percakapan ini akan berjalan baik, lancar, dan

mengasyikkan manakala partisipan saling memperhatikan. Sikap take and

give, serta saling pengertian perlu dikembangkan. Pokok pembicaraan

berkisar pada persoalan yang relevan dengan kepentingan bersama.

Ucapan yang menyinggung perasaan serta perilaku menonjolkan diri harus

dihindari. Santun dialog perlu dipelihara, dengan menghindari sikap

mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap dipelihara, dengan

5

Page 6: Kelompok 7

menghindari sikap mendikte, ekspresi kekesalan atau kejengkelan, sikap

merendahkan diri yang berlebih-lebihan, dan sikap merasa lebih dari yang

lain.

Dalam pengajaran bahasa di sekolah, terutama di sekolah dasar

dialog perlu diberikan agar mereka dapat bergaul di tengah masyarakat.

Dalam buku pelajaran dikemukakan beberapa contoh percakapan agar

dapat dipraktikkan secara berpasangan seperti (1) melakukan percakapan

sederhana tentang pengalaman atau kegiatan sehari-hari; (2) melakukan

percakapan tentang peristiwa yang terjadi di lingkungannnya; (3)

membaca teks percakapan (dialog) tentang suatu kegiatan dan

memerankan di depan kelas; (4) melakukan percakapan berdasarkan

gambar/benda-benda di sekitar, bacaan, atau cerita guru.

c. Pidato atau ceramah

Pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang suatu hal di

hadapan massa.

d. Berdiskusi

Diskusi atau bertukar pikiran merupakan salah satu bentuk

berbicara dalam kelompok yang banyak digunakan dalam masyarakat.

Macam-macam diskusi:

Diskusi Panel

Diskusi panel pada prinsipnya melibatkan beberapa panelis yang

mempunyai keahlian dalam bidang tertentu dan bersepakat

mengutarakan pendapat dan pandangannya mengenai suatu masalah

untuk kepentingan pendengar, panel ini dipimpin oleh seorang

moderator.

Seminar

Seminar merupakan suatu pertemuan untuk membahas suatu

masalah dengan prasaran & tanggapan melalui diskusi untuk

mendapatkan keputusan bersama mengenai masalah tersebut. Masalah

yang dibahas bersifat terbatas dan tertentu. Tujuan utama adalah untuk

mendapatkan jalan keluar atau pemecahan masalah. Oleh karena itu,

6

Page 7: Kelompok 7

seminar harus diakhiri dengan kesimpulan atau keputusan-keputusan

yang berbentuk usulan, saran, resolusi, atau rekomendasi.

Lokakarya

Istilah lain lokakarya adalah workshop. Topik bahasannya diambil

dari bidang tertentu dan dikaji secara mendalam. Peserta biasanya

orang yang bergerak dalam lingkungan kerja yang sejenis atau

seprofesi.

Tujuan diadakan lokakarya adalah untuk:

1) mengevaluasi suatu proyek yang sudah dilaksanakan,

2) mengadakan pembaharuan sesuai dengan kebutuhan & tuntutan,

dan

3) bertukar pengalaman dengan tujuan lebih meningkatkn

kemampuan kerja masyarakat.

Simposium

Simposium hampir sama dengan panel, tetapi lebih bersifat formal.

Pemrasaran harus menyampaikan makalah mengenai suatu masalah

yang disorot dari sudut keahlian masing-masing. Peranan moderator di

sini tidak seaktif dalam diskusi panel, sebaliknya para

pendengar/pesertalah yang lebih aktif berpartisipasi. Masalah yang

dibahas mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga perlu ditinjau

dari berbagai sudut/aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada

simposium diadakan sanggahan umum terhadap suatu prasaran dan

sanggahan itu disusun secara tertulis. Para peserta dapat

mengemukakan pendapatnya secara langsung kepada pemrasaran

melalui moderator. Dalam simposium tidak diambil suatu keputusan,

tetapi hanya untuk membandingkan suatu masalah.

Brainstorming

Brainstorming ialah kegiatan sekelompok orang yang

mengemukakan gagasan baru sebanyak-banyaknya. Brainstorming

dapat digunakan untuk mendiskusikan segala masalah. Brainstorming

dilaksanakan apabila kita ingin:

7

Page 8: Kelompok 7

1) menentukan informasi macam apa yang diperlukan dan bagaimana

mendapat informasi tersebut,

2) menentukan kriteria yang tepat untuk menguji tepat tidaknya

sebuah gagasan,

3) menentukan gagasan mana yang mungkin dilakukan, dan

4) menentukan pelaksanaan keputusan.

2.3 Tujuan Utama Pembelajaran Menyimak dan Berbicara

2.3.1 Tujuan Menyimak Secara umum

1) Mendapatkan Fakta

Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat

berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi,

penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam

keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja,

sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan

pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta

yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi

dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.

2) Menganalisis Fakta

Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus

jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di

dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan

pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.

3) Mengevaluasi Fakta

Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi

fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak

sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :

Benarkah fakta yang diajukan?

Relevankah fakta yang diajukan?

Akuratkah fakta yang disampaikan?

8

Page 9: Kelompok 7

Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan

kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat

diterima.

4) Mendapatkan Inspirasi

Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah

atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta.

Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan

mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak

memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan,

suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang

mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang

isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang

semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur

perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.

5) Menghibur Diri

Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti

bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini

adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu

penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka

menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun

tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan

percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang

dibawakan Grup Srimulat.

6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara

Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan

keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang

pembicara pada segi:

cara mengorganisasikan bahan pembicaraan

cara penyampaian bahan pembicaraan

cara memikat perhatian pendengar

cara mengarahkan perhatian pendengar

cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.

9

Page 10: Kelompok 7

cara memulai dan mengakhiri pembicaraan

Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian

dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak

untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.

2.3.2 Tujuan Berbicara secara Umum

1) Tujuan dari belajar berbicara adalah menyampaikan buah pikiran, gagasan

dan ide dengan bahasa yang dapat dipahami orang lain dengan tingkat

kebahasaan sesuai dengan karakter umur dan kelompok kelas siswa

bersangkutan. Dengan berbicara maka segala unek-unek, gagasan, ide dan

pendapat akan tersampaikan.

2) Kemudahan dalam berbicara, peserta didik mendapatkan kesempatan yang

besar untuk berlatih berbicara sampai mereka mengembangkan

keterampilan secara wajar, lancar dan menyenangkan, baik di dalam

kelompok maupun di tengah-tengah pendengar yang jumlahnya banyak.

3) Kejelasan, peserta didik berbicara dengan jelas dan tepat, baik artikulasi

maupun diksi kalimat-kalimatnya.

4) Bertanggung jawab, dilatih untuk berbicara dengan bagus untuk tanggung

jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan sungguh-sungguh

mengenai apa yang menjadi topic pembicaraan, tujuan, siapa yang diajak

berbicara, dan bagaimana situasi pembicaraan serta momentumnya.

5) Membentuk pendengaran yang kritis,

6) Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak akan didapatkan tanpa

kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam

bahasa ibu.

2.4 Permasalahan Dalam Menyimak

10

Page 11: Kelompok 7

Berikut akan penulis jelaskan dalam bagian ini mengenai permasalahan-

permasalahan dalam menyimak dan solusi yang telah didapatkan :

1) Konsentrasi

Berikut merupakan solusi masalah dari hasil diskusi :

a) Menjaga pikiran agar tetap focus

b) Memiliki motivasi yang kuat

2) Pendengaran

Jauharoti, dkk. (2008:12) memaparkan bahwa mendengar

merupakan suatu komponen dari mendengarkan, sedang komponen

penting lainnya adalah member makna apa yang didengarnya (Tompkins

& Hoskissons, 1991:108).

Berikut ini solusi masalah dari hasil diskusi :

a) Bersikap tenang dan tidak ribut/gaduh

b) Diam

3) Pemahaman

a) Siapkan kondisi sebaik mungkin

b) Pusatkan perhatian dan pahami

c) Catatlah apabila ada bagian yang dianggap penting

d) Buatlah rangkuman sendiri

4) Daya Ingat

Septi, dkk. (2012:38) menyatakan daya ingat pada dasarnya

berkaitan erat dengan apa yang disebut memori, didalamnya juga

dijelaskan menurut Highbee (2001:2) menyatakan bahwa memori

bukanlah suatu objek atau organ, tetapi ia lebih merupakan suatu konsep

abstrak yang mengacu lebih kepada proses daripada suatu struktur.

Lebih lanjut Septi, dkk. Memaparkan bahwa meng-upgrade atau

meningkatkan kinerja otak menggunakannya dengan baik dan terus

menerus kalau tidak maka memori tersebut akan rusak dan kaku.

Berikut ini solusi yang telah didapatkan dari masalah yang

didiskusikan :

11

Page 12: Kelompok 7

a) Memiliki motivasi dalam diri

b) Membuat catatan kecil

5) Motivasi

Jauharoti, dkk. (2008:16) menyebutkan menurut Cahyono

(1997:14) bahwa keterampilan mendengarkan dapat membantu pebelajar

berpartisipasi dengan baik dalam komunikasi lisan, karena komunikasi

tidak bisa berhasil jika pesan yang disampaikan tidak bisa dipahami.

Lebih lanjut didalamnya dijelaskan pula menurut Anderson dan

Lynch (1988:16) menyatakan bahwa keberhasilan keterampilan berbicara

bergantung pada keberhasilan keterampilan mendengarkan.

Berikut ini solusi dari masalah yang didapat dalam diskusi :

a) Membiasakan mendengarkan berbagai informasi

b) Fokus

c) Melatih pendengaran terhadap bunyi atau suara

d) Biasakanlah mencari makna kata dan kata asing yang belum dimengerti

e) Menjaga semangat

f) Ingatlah selalu tujuan kita

6) Situasi dan Kondisi

Septi, dkk. (2012:40) menyebutkan bahwa De Potter (2009)

memberikan langkah-langkah khusus dalam meningkatkan kemampuan

mengingat, yakni salah satunya dengan duduk di ruangan dengan

pencahayaan yang baik.

a) Perhatikan penerangan ruangan

b) Menjaga ketenangan ruangan

c) Siapkan dan gunakan peralatan yang mendukung

d) Mental harus stabil

7) Bahasa / Kosa Kata

a) Mencari kosakata baru yang belum dipahami

b) Memperbanyak membanca

8) Jenis Menyimak

12

Page 13: Kelompok 7

Abu Zuhayya (2007. http://gumawangcity.blogspot.com) dalam

tulisannya menyebutkan bahwa Tidyman dan Butterfield

mengklasifikasikan menyimak atas dasar tujuan, yakni :

a) Menyimak sederhana adalah menyimak sederhana terjadi dalam

percakapan dengan teman atau bertelepon.

b) Menyimak diskriminatif adalah menyimak untuk membedakan suara,

perubahan suara seperti membedakan suara burung, suara mobil, suara

orang dalam senang, marah, atau kecewa.

c) Menyimak santai adalah menyimak untuk tujuan kesenangan misalnya

pembacaan puisi, cerita pendek, rekaman dagelan atau lawak.

d) Menyimak informatif adalah menyimak untuk mencari informasi

seperti menyimak pengumuman, jawaban pertanyaan, mendaftar ide

dsb.

e) Menyimak literatur adalah menyimak untuk mengorganisasikan ide

seperti penyusunan materi dari berbagai sumber, pembahasan hasil

penemuan, merangkum, membedakan butir-butir dalam pidato, mencari

penjelasan butir tertentu.

f) Menyimak kritis adalah menyimak untuk menganalisis tujuan

pembicara, misalnya dalam diskusi, perdebatan, percakapan, khotbah

atau untuk mengetahui penyimpangan emosi, melebih-lebihkan

propaganda, kejengkelan, kebingungan dan sebagainya.

2.5 Permasalahan Dalam Berbicara

1. Kepercayaan Diri

Rona (2012. http://cafemotivasi.com) mengatakan dalam artikelnya

Berbicara dengan orang yang haus adalah salah satu kunci bagi

keberhasilan Anda berbicara di depan umum. Dengan memenuhi apa yang

audiens butuhkan maka apa yang Anda bicarakan akan tampak luar biasa.

Selain itu Anda juga akan tampil lebih baik dan lebih efisien.

Berikut merupakan solusi dari masalah yang telah didiskusikan :

a) Berdoa, berpikir positif (tenang), yakin dan focus

b) Sering berkumpul dengan orang-orang yang sudah terbiasa berbicara

13

Page 14: Kelompok 7

c) Perhatikan sikap dan penambilan agar terkesan baik

2. Pengetahuan

Solusi dari masalah tersebut ialah :

a) Perbanyaklah mencari informasi

b) Biasakanlah membaca informasi apa saja

3. Penyampaian/Cara Menyajikan

Jauharoti, dkk. (2008:16) pada bagian keterampilan berbicara,

disitu disampaikan teknik penyajian dalam berbicara, yaitu: kemampuan

menggunakan bahasa lisan dengan baik, ekspresi yang menarik,

kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan

intermezzo yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal yang

berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri

atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan.

Solusi permasalahan hasil diskusi :

a) Lakukan persiapan maksimal

b) Biasakan latihan berbicara

c) Melatih kepercayaan diri

4. Topik / Materi

Berikut ini solusi yang telah didapatkan dari hasil diskusi :

a) Persiapkan informasi yang akan kita sampaikan dan pelajari

b) Tentukan materi yang tepat dengan situasi dan kondisi kita

5. Penguasaan Materi

Solusi masalah dari hasil diskusi yaitu :

a) Menguasai materi pembicaraan

b) Perbanyak membaca informasi darimana saja

6. Situasi dan Kondisi

Berikut merupakan solusi masalah dari hasil diskusi, yaitu :

a) Menyesuaikan diri dengan keadaan waktu itu

b) Penampilan yang baik dan sopan

c) Mengatahui kegiatan tersebut formal atau tidak

7. Penampilan

14

Page 15: Kelompok 7

Dibawah ini merupakan solusi dari masalah yang telah

didiskusikan, yakni:

a) Menyesuaikan dengan tema

b) Rapih, sopan dan bersih

c) Usahakan keadaan badan dalam keadaan fit

d) Menggunakan media

8. Diksi/Pilihan Kata

Budyatna (2005:158) menjelaskan bahwa kata adalah lambang

yang telah disepakati untuk menunjukkan suatu makna. Dalam setiap

bahasa, satu kata mungkin menunjukkan beberapa arti pada suatu

penggunan tertentu. Karena itu, pilihan kata/diksi dan penggunaan tata

bahasa yang tepat sangatlah penting. Solusi dari permasalahan ini, yaitu :

Berikut merupakan solusi hasil diskusi, yaitu :

a) Pilihan kata yang tidak mudah dimengerti, kata-kata disesuaikan oleh

kemampuan pendengar.

b) Bahasa yang baik dan benar, terlihat dengan meyakinkan si

pendengar.

c) Kosakata yang tidak dibacakan kepanjangannya, disebutkan arti

singkatannya.

d) Mengatakan sesuatu dengan kosakata yang salah.

2.6 Strategi Pembelajaran Menyimak dan Berbicara

Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dalam mencapai

tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method,

or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R.

David, 1976). Strategi pemebelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

2.7 Strategi Pembelajaran Keterampilan Menyimak

15

Page 16: Kelompok 7

Keterampilan menyimak adalah satu bentuk keterampilan berbahasa yang

bersifat reseptif (menerima).

Beberapa ahli mendefinisikan mendengarkan dan menyimak sebagai sesuatu

proses bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran. Maka, mendengarkan atau

menyimak bahasa adalah suatu jenis mendengarkan dan menyimak yang pada

umumnya biasa dikerjakan oleh peserta didik di dalam kelas belajar, yang

meminta upaya kesadaran mental. Berikut dua belas tahapan kegiatan menyimak:

1. Mendengarkan,

2. Mengenangkan,

3. Memperhatikan,

4. Membentuk imajinasi,

5. Mancari simpanan masa lalu dalam gagasan,

6. Membandingkan,

7. Menguji isyarat-isyarat,

8. Mengodekan kembali,

9. Mendapatkan makna,

10. Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak,

11. Menginterpretasikan sesuatu yang disimak, dan

12. Menirukan dalam pikiran.

Langkah atau tahapan 1 dan 2 diidentifikasikannya sebagai aktivitas

psikologi, langkah 3 sampai 8 sebagai aktivitas memperhatikan dan konsentrasi,

langkah 9 sampai 10 sebagai aktivitas intelektual yang sangat tinggi.

2.8 Strategi Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari

pembicara dalam membentuk sebuah kalimat. Sebuah kalimat, betapapun

kecilnya, memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu

menyajikan sebuah makna. Dalam konteks komunikasi, pembicara berlaku

sebagai pengirim (sender), sedangkan penerima (receiver) adalah penerima warta

(message). Warta terbentuk oleh informasi yang disampaikan sender, dan message

merupakan objek dari komunikasi. Feedback muncul setelah warta diterima, dan

merupakan reaksi dari penerima pesan.

16

Page 17: Kelompok 7

2.9 Metode

Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode,

pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Metode merupakan upaya

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata

agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode ini digunakan

untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjukkan pada

sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang

dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi

dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu:

a) Metode Ceramah, penuturan bahan pelajaran secara lisan.

b) Metode Demonstrasi, metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa

untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data

yang benar, dan merupakan metode penyajian pelajaran dengan

memepragakan dan memeprtunjukkan kepada peserta didik tentang suatu

proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

c) Metode diskusi, suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar

pendapat dan informasi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.

d) Metode Tanya jawab, suatu ara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai

bentuk pertanyaan yang dijawab oleh siswa.

e) Metode penugasan, suatu cara pemberian kesempatan kepada siswa untuk

melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan

guru.

f) Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain seperti metode eksperimen,

widyawisata, bermain peran, pameran, permainan, latihan, cerita dan

simulasi.

BAB III

PENUTUP

17

Page 18: Kelompok 7

3.1 Kesimpulan

Menyimak dan berbicara merupakan ragam komunkasi lisan.

Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Ada yang

berperan sebagai pembicara dan ada yang berperan sebagai penyimak dan ada

juga yng bisa berperan ganda sekalipun. Menyimak adalah suatu aktivitas yang

mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan

mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Sedangkan berbicara

adalah beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan

sesuatu yang dimaksudkan. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam

keterampilan berbahasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi dari permasalahan tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.

Dalam keterampilan berbahasa khususnya pada aspek menyimak dan

berbicara perlu metode yang digunakan untuk bisa terlaksananya rencana

pembelajaran yang telah dibuat dalam suatu strategi, misalnya metode ceramah,

Tanya jawab, penugasan, latihan, dan lain-lain. Maka, dengan metode tersebut

guru atau pendidik akan mudah dalam proses pembelajaran akan tetapi dalam

menggunkan metode harus sesuai dengan tujuan dan materi yang telah ditetapkan

pada satuan-satuan kegiatan belajar.

3.2 Kritik dan SaranPenulis menyadari bahwa dalam karya ilmiah ini banyak

sekali kekurangan yang ada didalamnya. Baik dalam penulisan kata, tanda baca atau yang lainnya.

Sehingga penulis banyak berharap kepada pembaca terutama agar memberikan apresiasinya demi bergunanya karya ilmiah ini.

18

Page 19: Kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dharma, Surya. 2008. Handout Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktur Tenaga

Kependidikan Ditjen PMPTK.

Aqib, Zainal. 2003. Propesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan

Cendikia.

Tarigan, Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Santosa, Puji, dkk. 2010. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

http://Dedah-andini.blogspot.com

http://Fatonipgsd071644221.blogspot.com

http://Teraspembelajaran.blogspot.com

http://Nurmalinamamuju.blogspot.com

19