Kelompok 7
-
Upload
ulyy-yuliastini-wiguna -
Category
Documents
-
view
115 -
download
1
Transcript of Kelompok 7
Sistem imun & hematologi 2013
Hal-hal yang perlu dibahas:
1. Pengertian obat tersebut
Pembahasan :
Definisi hemostatik adalah suatu proses yang dapat menghentikan perdarahan pada
pembuluh darah yang cedera. Faktor-faktor yang berperan adalah pembuluh darah, trombosit
dan fibrin. Obat hemostatik adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat hemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas.
Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan. Dimana perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan
darah yang bersifat herideter misalnya defisiensi faktor antihemofilik (faktor VIII) dan dapat
pula akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati
2. Jenis-jenis dan kegunaan obat tersebut
Pembahasan :
1. Hemostatik Lokal
Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan
adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk
mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan
arteri maupun vena. Obat hemostatik yang mekanisme kerjanya yaitu menghentikan
perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-
serat.
Indikasi : mengatasi perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil.
a. Hemostatik serap
Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari
pembuluh darah kecil saja misalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan
perdarahan arteri atau vena yang tekanan intra vaskularnya cukup besar.
b. Astringent
Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang
efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
c. Koagulan
Small Group Discussion 7 Page 1
Sistem imun & hematologi 2013
Salah satu contoh adalah russell’svipervenomn yang sangat efektif sebagai
hemostatik local dan dapat digunakan misalnya untuk alveolus gigi yang berdarah
pada pasien hemofilia.
d. Vasokonstiktor
Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokontriksi, dapat digunakan untuk
menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan.
2. Hemostatik Sistemik
Obat hemostatik yang mekanisme kerjanya mampu mecakup keseluruhan. Tidak pada
satu daerah yang mengalami perdarahan saja, namun bereaksi pada seluruh pembuluh
darah untuk mengkoagulasi perdarahan.
Indikasi : mengatasi perdarahan secara sistemik
a. Aprotinin
Aprotinin sebagai antihemostatik diindikasikan untuk :
- Pengobatan pasien dengan resiko tinggi kehilangan banyak darah selama
bedah buka jantung dengan sirkulasi ekstrakorporal.
- Pengobatan pasien yang konservasi darah optimal selama bedah buka
jantung merupakan prioritas absolut.
Selain itu indikasinya : coronary artery bypass grafting, total hip replacement,
transplantasi liver, operasi prostat, operasi ginekologi
b. Carbazochrome
Merupakan obat hemostatik yang diindikasikan untuk
- Perdarahan karena penurunan resistensi kapiler dan meningkatnya
permeabilitas kapiler.
- Perdarahan dari kulit, membran mukosa dan internal.
- Perdarahan sekitar mata, perdarahan nefrotik dan metroragia.
- Perdarahan abnormal selama dan setelah pembedahan karena menurunnya
resistensi kapiler.
c. Asam traneksamat
Small Group Discussion 7 Page 2
Sistem imun & hematologi 2013
Merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator
plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu
mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan
d. Kompleks faktor IX
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX, X serta sejumlah kecil protein plasma
lain dan digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-
faktor yang terdapat dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan
tetapi ada kemungkinan timbulnya hepatitis.
e. Vitamin K
Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan
efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan
darah lebih dahulu. Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat
defisiensi vitamin K.
f. Faktor anti hemofIlik (faktor VIII) dan crypoprecipitated anti hemophilic factor
Kedua zat ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada
penderita hemofilia A (defisienxi faktor VIII) dan pada penderita yang darahnya
mengandung faktor didapat dari plasma donor tunggal dan kaya akan factor VIII
dalam jumlah baku. Selain itu, pada penderita hemofilia A, crypoprecipitates
antihemofilik faktor juga dapat digunakan untuk pasien dengan penyakit von
Willebrand.
g. Desmopresin
Desmopressin dapat digunakan untuk membantu menurunkan von willebrand
factor (dengan subsequent peningkatan factor VIII untuk mengatasi kompleks
vWF) pada pasien dengan gangguan pembekuan darah seperti penyakit
Willebrand, Haemophilia A ringan (penurunan factor VIII), dan trombositopenia.
h. Asam aminokaproat
Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari
kandung kemih. Prostate atau uretra pada penderita yang mengalami
prostatektomi transurethral atau suprapublik, asam aminokaproat mengurangi
hematuria pasca bedah secara bermakna. Akan tetapi penggunanya harus dibatasi
Small Group Discussion 7 Page 3
Sistem imun & hematologi 2013
pada penderita dengan perdarahan berat dan yang penyebab perdarahannya tidak
dapat diperbaiki. Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum
untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan
activator plasminogen. Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien
homofilia sebelum dan sesudah ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena trauma
didalam mulut.
3. Mekanisme kerja dan efek samping obat
Pembahasan :
3. Hemostatik Lokal
Obat hemostatik yang umumnya beraksi di dinding kapiler. Dengan meningkatkan
adesivitas dari platelet dan mengubah resistensi kapiler, sehingga mampu untuk
mengurangi waktu perdarahan dan kehilangan darah. Tidak efektif untuk pendarahan
arteri maupun vena. Obat hemostatik yang mekanisme kerjanya yaitu menghentikan
perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-
serat.
Indikasi : mengatasi perdarahan yang berasal dari pembuluh darah kecil.e. Hemostatik serap
Mekanisme kerja:
Hemostatik serap (absorbable hemostatik) menghentikan perdarahan dengan
pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-serat yang
mempermudah bila diletakkan langsung pada pembekuan yang berdarah.
Dengan kontak pada permukaan asing trombosit akan pecah dan
membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
Contoh obat:
Antara lain spon, gelatih, oksi sel (seluloisa oksida) dan busa fibrin insani
(kuman fibrin foam). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai
penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena
tidak memerlukan penyingkiran yang memungkinkan perdarahan ulang seperti
yang terjadi pada penggunaaan kain kasa.
Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1-6 jam.
Selulosa oksida dapat memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat
Small Group Discussion 7 Page 4
Sistem imun & hematologi 2013
mengakibatkan pembentukan kista bila digunakan jangka panjang pada patah
tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak
dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang
berbentuk spon, setelah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapat menutup
permukaan yang berdarah.
f. Astringent
Mekanisme kerja:
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga
perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara penggunaannya, zat ini
dinamakan juga styptic.
Contoh Obat:
Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.
g. Koagulan Mekanisme kerja:
Obat kelompok ini pada penggunaan lokal menimbulkan hemostatid dengan 2
cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi thrombin dan
secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Aktifitor protrombin, ekstrak
yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat antara lain dari jaringan
ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberapa racun ular memiliki
pula aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah
satu contoh adalah russell’svipervenomn yang sangat efektif sebagai
hemostatik local dan dapat digunakan misalnya untuk alveolus gigi yang
berdarah pada pasien hemofilia.
Cara pemakaian:
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan
pada alveolus sehabis ekstrasi gigi. Trombin zat ini tersedia dalam bentuk
bubuk atau larutan untuk penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh
disuntikkan IV, sebab segera menimbulkan bahaya emboli.
h. Vasokonstiktor Cara pemakaian:
Small Group Discussion 7 Page 5
Sistem imun & hematologi 2013
Cara penggunaannya ialah dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi
dengan larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yang berdarah. Vasopresin,
yang dihasilkan oleh hipofisis, pernah digunakan untuk mengatasi perdarahan
pasca bedah persalinan. Perkembangan terakhir menunjukkan kemungkinan
kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus uteri untuk
mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi korektif ginekologi.
4. Hemostatik Sistemik
Obat hemostatik yang mekanisme kerjanya mampu mecakup keseluruhan. Tidak pada
satu daerah yang mengalami perdarahan saja, namun bereaksi pada seluruh pembuluh
darah untuk mengkoagulasi perdarahan.
Indikasi : mengatasi perdarahan secara sistemik
i. Aprotinin
Aprotinin adalah suatu penghambat serine protease alami yang digunakan dalam
prosedur medis guna menurunkan respon inflamasi dan mengurangi kehilangan
darah yang berkaitan dengan pembedahan liver dan kardiak. Senyawa ini juga
penting dalam pencegahan degradasi produk-produk protein dalam riset dan
proses manufaktur serta telah diaplikasikan sebagai sejenis pengobatan bagi
penyakit pankreatitis akut. Aprotinin pertama kali diidentifikasi dalam paru-paru
sapi, namun juga diperoleh dari ragi rekombinan. Hasil riset menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan risiko kematian yang lebih tinggi pada kelompok pasien
yang menerima Aprotinin dibandingkan dengan kelompok pasien yang menerima
antifibrinolityc pembanding.
Cara pemberian : Intravena dan external use
Bentuk sediaan obat :
Trasylol produksi Bayer vial : berisi 100 ml dan 200 mL ; 10.000 unit/mL atau 1.4
mg/ml, Beriplast P Combi set
Efek samping : Reaksi-reaksi hipersensitivitas, Asma traneksamat, Mual, muntah,
Diare, Stroke, Gagal ginjal dan jantung, nyeri otot, hipotensi
Kontra indikasi : Alergi terhadap aprotinin, Kehamilan muda, Insuflsiensi ginjal
j. Carbazochrome
Small Group Discussion 7 Page 6
Sistem imun & hematologi 2013
Cara kerja : Menurunkan permiabilitas kapiler, untuk perdarahan kecil – kapiler.
Efektifitas belum terbukti
Kontra indikasi : Pada pasien hipersensitif salisilat.
Dosis :
Carbazochrome salicylate : 5 – 10 mg IM.
Carbazochrome sodium sulfonat (Adona Ac – 17 ) = Carbazochrome salisilat.
Dosis : 10 – 50 mg IV.
k. Asam traneksamat Merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator
plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu
mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan. Obat ini
mempunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokoproat
tetapi 10 kali lebih poten dengan efek samping yang lebih ringan. Asam
traneksamat cepat diabsorsi dari saluran cerna, sampai 40% dari 1 dosis oral dan
90% dari 1 dosis IV diekskresi melalui urin dalam 24 jam.
Dosis : Dosis yang dianjurkan 0,5-1 gram diberikan 2-3 kali sehari secara IV
lambat sekurang-kurangnya dalam waktu 5 menit. Cara pemberian lain peroral 1-
1,5 gram, 2-3 kali/ perhari. Pada pasien gagal ginjal dosis dikurangi.
Cara kerja :
Aktivitas antiplasminik :
Asam Traneksamat menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan
plasmin. Aktivitas plasminik dari Asam Traneksamat telah dibuktikan dengan
berbagai percobaan 'In vitro' penentuan aktivitas plasmin dalam darah dan
aktivitas plasma setempat, setelah diberikan pada tubuh manusia.
Aktivitas hemostatis :
Asam Traneksamat mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, peningkatan
kerapuhan vaskular dan pemecahan faktor koagulasi. Efek ini terlihat secara klinis
dengan berkurangnya jumlah perdarahan, berkurangnya waktu perdarahan dan
lama perdarahan.
Aktivitas anti alergi dan anti peradangan :
Small Group Discussion 7 Page 7
Sistem imun & hematologi 2013
Asam Traneksamat bekerja dengan cara menghambat produksi Kinin dan senyawa
peptida aktif lainnya yang berperan dalam proses inflamasi dan reaksi-reaksi
alergi.
Kontraindikasi
• Penderita subarachnoid hemorrhage dan penderita dengan riwayat
tromboembolik
• Penderita dengan kelainan pada penglihatan warna.
• Penderita yang hipersensitif terhadap Asam Traneksamat.
Efek samping
• Gangguan-gangguan gastrointestinal : mual, muntah-muntah, anorexia,
eksantema dan sakit kepala dapat timbul pada pemberian secara oral. Gejala-
gejala ini menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatannya
• Dengan injeksi intravena yang cepat dapat menyebabkan pusing dan hipotensi.
Untuk menghindari hal tersebut maka pemberian dapat dilakukan dengan
kecepatan tidak lebih dari 1 ml/menit
• Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit kepala, kedinginan,
urtikaria, alopesia, dysesthesia pedis, purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak
erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia, mual, muntah, konstipasi,
hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis, hemoragi adrenal, hemoragi
retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi,
nekrosis kutan yang disebabkan oleh injeksi sub kutan, neuropati perifer,
osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis, hemoragi pulmonari, asma, artritis,
rinitis, bronkospasma, reaksi alergi, reaksi anafilaktik.
l. Kompleks faktor IX Efek samping : Sakit kepala , mual, flushing , sakit dan pembengkakan pada
tempat
suntikan, juga dilaporkan terjadinya peningkatan tekanan darah yang ringan dan
harus hati- hati penggunaanya pada pasien hipertensi dan penyakit ateri
koronarian.
Small Group Discussion 7 Page 8
Sistem imun & hematologi 2013
Kontra indikasi : Antara lain trombosis, demam, menggigil, sakit kepala dan
reaksi hipersensivitas berat (shok anafilaksis).
Dosis
Obat ini sering digunakan IV dengan dosis 0,3 mikrogram secara infuse dalam
waktu 15-30 menit. fibrinogen insani Sediaan ini hanya digunakan bila dapat
ditentukan kadar fibrinogen dalam darah penderita, dan adanya pembekuan yang
sebenarnya
m. Vitamin K Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan
efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan
darah lebih dahulu.
Efek samping :
Pemberian parenteral pada bayi premature kurang dari 2,5 kg resiko terkena
ikterus meningkat. Pemberian preparat vitamin K IV yang terlalu cepat
menyebabkan kemerahan pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit
pada dada sampai kematian.
Kontra indikasi : Neonatus, Bayi, Wanita yang sedang hamil tua
Cara pakai : Diberikan melalui oral, injeksi intramuscular atau IV
Contoh obat : Namageneric : fitomenadion
Nama dagang: kaywan, phytomenadion, phytomenadion injeksi.
n. Faktor anti hemofIlik (faktor VIII) dan crypoprecipitated anti hemophilic factor
Efek samping
Crypoprecipitatefanti hemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma
laindalam jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor VIII,sehingga
kemungkinan terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besarpula. Efek samping lain
yang dapat timbul pada penggunaan kedua jenissediaan ini adalah hepatitis virus,
anemi hemolitik,hiperfibrinogenemia menggigil dan demam.
Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya
digunakan untuk mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya
hemostatik dicapai dengan dosis tunggal 15-20 unit/kg BB.Untuk perdarahan
Small Group Discussion 7 Page 9
Sistem imun & hematologi 2013
ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan dosis tunggal 10 unit/kg BB. Pada
penderita hemofilia sebelum dioperasi diperlukan kadar anti hemofilik sekurang –
kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-25 % dari
normal untuk7-10 hari.
o. Desmopresin Desmopresin (nama dagang : DDAVP, Stimate, Minirin) merupakan obat sintetik
sebagai pengganti untuk vasopressin (hormone yang menurunkan produksi urin).
Desmopressin (1-desamino-8-D-arginine vasopressin) dibuat dari hormone normal
manusia arginine vasopressin, yang merupakan golongan peptida yang terdiri dari
sembilan asam amino. Desmopresin merupakan vasopresin sintetik yang dapat
meningkatkan faktor VIII dan vWf untuk sementara. Peningkatan kadar faktor
pembekuan tersebut paling besar terjadi pada 1-2 jam. Dan menetap sampai
dengan 6 jam. Pemberian lebih sering dari tiap 2 atau 3 hari, dapat menurunkan
respons terapeutik.
Farmakokinetik
Desmopressin bekerja dengan membatasi air yang terbatas dengan sejumlah air
yang dieleminasi dalam urine. Desmopressin merangsang V2 receptors di duktus
pengumpul ginjal, meningkatkan reabsorpsi air. Ini juga menstimulasi factor VIII
dari sel endothelial juga menstimulasi reseptor V1a. Desmopressin diserap dengan
lambat yang kemudian berperan sebagai vasopressin, dan memiliki sedikit efek
pengaturan tekanan darah, dimana vasopressin tersebut dapat menyebabkan
hipertensi arterial.
Kontraindikasi
Tidak baik digunakan bagi pasien yang mengalami gangguan dengan factor IX
atau Haemophilia tipe B.
Efek samping
Sakit kepala, mual, sakit dan pembengkakan pada tempat suntikan, juga
dilaporkan terjadinya peningkatan tekanan darah yang ringan dan harus hati- hati
penggunaanya pada pasien hipertensi dan penyakit ateri koronari.
Cara pakai
Small Group Discussion 7 Page 10
Sistem imun & hematologi 2013
Desmopressin dapat diberikan melalui IV, IM, SC, intranasal maupun oral. Obat
ini sering digunakan IV dengan dosis 0,3 mikrogram secara infuse dalam waktu
15-30 menit.
p. Asam aminokaproat Mekanisme kerja
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen
dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan
fibrinogen/fibrin dan faktor pembekuan darah lain. Oleh karena itu asam amino
kaproat dapat mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolysis yang berlebihan.
Dugaan akan adanya fibrinolisis yang berlebihan dapat didasarkan atas hasil tes
laboratorium berupa waktu trombin dan protombin yang memanjang,
hipofibrinogenemia atau kadar plasminogen yang menurun. Akan tetapi beberapa
dari hasil laboratorium di atas biasanya didapatkan pula pada penderita DIC.
Kontraindikasi
Pemberian asam aminokaproat dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang
mungkin bersifat fatal. Oleh karena itu asam aminokaproat hanya digunakan
untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan yang bukan disebabkan oleh
DIC. Bila terdapat keraguan, criteria untuk membedakan kedua keadaan tersebut
adalah dengan menghitung trombosit, tes para koagulasi protamin dan lisis bekuan
euglobulin. Pada DIC hitung trombosit menurun, tes parakoagulasi protamin
positif danlisis bekuan euglobin normal. Pada fibrinolisis primer hitung trombosit
normal, tes parakoagulasi protamin negatif dan lisis beku aneuglobulin berkurang.
Tetapi fibrinolisis jarang terjadi tersendiri,biasanya terjadi sekunder akibat DIC.
Cara pemakaian : Dapat diberikan secara peroral dan IV
Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius, eriterna konjungtiva, dan hidung
tersumbat. Efek samping yang paling berbahaya ialah trombosisumum, karena itu
penderita yang mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.
Dosis
Dosis dewasa dimulai dengan 5-6 gram per oral atau infuse IV, secara lambat, lalu
1 gram tiap jam atau 6 gram tiap 6 jam bila fungsi ginjal normal, dengan dosis
Small Group Discussion 7 Page 11
Sistem imun & hematologi 2013
tersebut dihasilkan kadar terapi efektif 13 mg/dl plasma. Pada pasien penyakit
ginjal atau oliguri diperlukan dosis lebih kecil. Anak-anak 100 mg/kg BB tiap 6
jam untuk 6 hari. Bila digunakan IV asam aminokaproat harus dilarutkan dengan
ringer laktat. Namun masih diperlukan bukti lebih lanjut mengenai keamanan
penggunaan obat ini untuk jangka panjang dengan dosis diatas.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum, selama dan setelah pemberian obat
Pembahasan :
A. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMBERIAN OBAT
a. Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan
harus tepat, adapun yang harus diperhatikan sebelum dan selama pemberian obat
hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan
prinsip 12 benar, yaitu:
1. Benar Klien
Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa
gelang identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
Membedakan klien dengan dua nama yang sama
2. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan
Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat
minimal tiga kali:
1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat,
2. Sebelum menuang/menghisap obat
3. Setelah menuang/ mengisap obat
Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
Small Group Discussion 7 Page 12
Sistem imun & hematologi 2013
3. Benar Dosis Obat
Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang
akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan
berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus
dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
4. Benar Waktu Pemberian
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya
seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari
sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat
yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan atau bersama makanan
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
5. Benar Cara Pemberian (rute)
Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan
memadai.
Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan
obat-obat peroral
Small Group Discussion 7 Page 13
Sistem imun & hematologi 2013
Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute
parenteral
Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien
sampai obat oral telah ditelan.
rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
1. oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul
2. sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;
3. bukal (diantara gusi dan pipi)
4. topikal ( dipakai pada kulit ) ;
5. inhalasi ( semprot aerosol ) ;
6. instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;
7. parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah
sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat
yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh,
hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi
yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
8. Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar pengkajia dan selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum
pemberian obat.
Small Group Discussion 7 Page 14
Sistem imun & hematologi 2013
10. Benar evaluasi, Perawat selalu melihat maupun memantau efek kerja dari obat
setelah pemberiannya.
11. Benar reaksi terhadap makanan, Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada
waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin,
dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
12. Benar reaksi dengan obat lain, Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol
diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis
B. Adapun hal-hal yang diperhatikan setelah pemberian obat :
- Respon klien terhadap reaksi obat yang diberikan. Perawat hendaknya senantiasa
mengobservasi keadaan klien setelah diberikan obat, apakah tampak tanda-tanda
kemerahan, sesak nafas, gatal ataupun respon alergi lain yang ditunjukkan.
- Reaksi obat yang diberikan pada klien, apakah setelah pemberian obat klien
merasa keadaannya lebih baik dan tubuh merespon obat yang diberikan dengan
baik sehingga proses penyembuhan klien dapat berjalan dengan baik.
- Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan kepada pasien,
misalnya waktu pemberian obat selanjutnya, efek samping obat yang harus
dilaporkan pada tim medis dan lain sebagainya.
5. Diagnosa keperawatan dan NCP dalam pemberian obat tersebut
Analisa data dan diagnosa
Analisa data Diagnosa
Defisiensi Pengetahuan
Small Group Discussion 7 Page 15
Kurang paparan informasi
Kx tidak mengetahui tujuan penggunaan obat,
efeksamping dan informasi lainnya tentang pengobatan
Sistem imun & hematologi 2013
Resiko Respon Alergi
Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Resiko respon
alergi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ....x24
jam tanda-tanda awal
alergi menghilang dengan
kriteria hasil :
NOC Label : Allergic
Response : Localized
Nyeri sinus hilang
(skala 4)
Sakit kepala
teratasi (skala 4)
Sensasi terbakar
pada mata hilang
(skala 4)
Peningkatan suhu
kulit tidak terjadi
(skala 4)
Nyeri lokal tidak
terjadi (skala 4)
NIC Label : Allergy
Management
Identifikasi penyebab
alergi dan reaksinya
Beritahukan pemberi
perawatan dan
penyedia layanan
kesehatan tentang
penyebab alergi
Catat semua alergi
pada catatan medis
Pantau reaksi alergi
klien terhadap
pengobatan, makanan,
lateks
Observasi klien
selama 30 menit
setelah pemberian
obat yg mengandung
agen yg
Untuk mengetahui
pengobatan yg
cocok
Untuk
menghindarkan
pemberian agen
penyebab alergi
Untuk mengetahui
perjalanan alergi
Untuk mengetahui
terapi bisa
dilakukan atau
tidak
Untuk mngetahui
apakah klien alergi
atau tidak terhadap
obat
Small Group Discussion 7 Page 16
Sistem imun bereaksi berlebihan terhadap obat
Muncul tanda dan gejala alergi
Sistem imun & hematologi 2013
NOC Label : Allergic
Response : Systemic
Edema laring tidak
terjadi (skala 4)
Tidak ada eritema
(skala 4)
Tidak ada petechie
(skala 4)
Tidak ada mual
(skala 4)
Tidak ada muntah
(skala 4)
Tidak ada diare
(skala 4)
memungkinkan
timbulnya respon
alergi
Bantu dengan
pengujian alergi
Diskusikan metode
untuk mengontrol
lingkungan
Untuk mengetahui
penyebab alergi
Untuk mencegah
munculnya respon
alergi yg berulang
2. defisit
Pengetahuan
berhubungan
dengan kurangnya
paparan informasi
mengenai obat
ditandai dengan
pasien masih
bertanya tentang
fungsi obat yang
diberikan
Knowledge :
Treatment
Procedure
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….
pasien menunjukkan
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
kriteria hasil:
- Px mengetahui
prosedur pengobatan
yang didapat
- Px mengetahui tujuan
dari pengobatan
- Px mengetahui efek
samping dari
Teaching :
Procedure/Treatment
- Informasikan kepada px
kapan pengobatan
dilakukan
- Informasikan kepada px
sampai kapan
pengobatan dilakukan
- Jelaskan bagaimana
mekanisme pengobatan
- Jelaskan tujuan dari
pengobatan
- Instruksikan px
bagaimana cara
berpartisipasi dalam
pengobatan
- Agar klien
mengetahui waktu
pengobatan
- Agar klien
mengetahui jangka
waktu pengobatan
- Agar klien
mengetahui
mekanismenya
- Agar klien tidak
menolak
Small Group Discussion 7 Page 17
Sistem imun & hematologi 2013
pengobatan
- Px mengetahui kontra
indikasi pemberian
obat
- Sediakan waktu untuk px
untuk berdiskusi tentang
pengobatan yang
diberikan
- Agar klien juga
bisa berperan aktif
dalam pengobatan
- Agar klien bisa
menyampaikan
keluhan saat
pengobatan
dilakukan
6. HE yang diberikan kepada klien yang mendapatkan terapi obat tersebut
Pembahasan :
HE yang diberikan kepada klien yaitu :
a. Menjelaskan manfaat obat secara umum
b. Menjelaskan penggunaan obat yang baik dan benar
c. Menjelaskan alasan pemberian terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh
d. Menjelaskan hasil yang diharapkan setelah pemberian obat
e. Menjelaskan efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat
f. Menjelaskan mengenai interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan
g. Menjelaskan mengenai perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit
7. Diskusikan tentang masalah yang dapat diteliti terkait dengan topik yang didiskusikan
Pembahasan :
Risiko utama obat hemostatik menyebabkan koagulasi berlebihan yang membentuk
trombosis pada system vena dan arteri. Meta-analisis oleh Zufferey et Al tidak menunjukkan
peningkatan statsistik yang signifikan dalam risiko tromboemboli vena baik pada penggunaan
aprotinin, asam traneksamat, atau asam e-aminokaproat. Haas juga tidak menemukan
hubungan antara penggunaan aprotinin dan prevalensi thrombosis vena dalam.
Small Group Discussion 7 Page 18
Sistem imun & hematologi 2013
Aprotinin dapat menyebabkan anafilaksis pada beberapa pasien. Kejadian hipersensitivitas
lebih tinggi (5%) jika terjadi pemaparan ulang dalam waktu 6 bulan dari pemberian aprotinin
sebelumnya, dan mengalami penurunan (menjadi 0,9%) untuk pemberian ulang setelah 6
bulan.
The Perioperative Ischemia Research Group and the Ischemia Research and Education
Foundation melaporkan sebuah studi observasional prospektif multicentered internasional
dari 4.374 pasien yang menyatakan bahwa jika aprotinin diberikan selama operasi bypass
arteri koroner . Kelompok yang sama juga telah mengikuti percobaan ini dan ditemukan
bahwa tingkat kematian dalam 5 tahun dalam kelompok aprotinin secara signifikan lebih
tinggi daripada kelompok kontrol. Kedua studi tidak menemukan adanya kegagalan organ
akhir atau peningkatan kematian untuk asam traneksamat dan asam aminocaproic.
Aprotinin terbukti dapat membeantu dalam keberhasilan operasi bedah jantung
, tetapi dapat menyebabkan efek samping meningkatkan risiko kerusakan ginjal, infark
miokard, atau gagal jantung, dan stroke
8. Carilah salah satu artikel/jurnal terkait peran perawat sesuai dengan topik yang
dibahas kelompok.
Terlampir
Small Group Discussion 7 Page 19
Sistem imun & hematologi 2013
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 8. Jakarta : PT Info Master
Anonim. 2008. ISO Indonesia Volume 43. Jakarta : ISFI
Siregar, C. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta : EGC
Jhonson, Marion., Meridean Maas. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). St.
Louis : Mosby
McCloskey, Joanne C., Bullechek, Gloria M. 1996. Nursing Interventions Classification
(NIC). St. Louis : Mosby
old.pediatrik.com/pkb/20060220-7yrt6j-pkb.pdf
Small Group Discussion 7 Page 20