kelompok 7

download kelompok 7

of 33

description

yuytruyrtyrtyrtyrtyfgfffg

Transcript of kelompok 7

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sistem Pembayaran di Indonesia dan PerkembangannyaSistem Pembayaran (SP) adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Komponen dari SP adalah harus ada alat pembayaran, ada mekanisme kliring hingga penyelesaian akhir (settlement). Selain itu jugaada komponen lain seperti lembaga yang terlibat dalam menyelenggarakan sistem pembayaran . termasuk dalam hal ini adalah bank, lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank penyelenggara transfer dana, perusahaan switching bahkan hingga bank sentral.

Evolusi Alat PembayaranAlat pembayaran boleh dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Pada awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah kelaziman di era pra moderen. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit, dan Kartu Prabayar).

Alat Pembayaran TunaiAlat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Uang kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil. Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi. Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal. Hal itu belum lagi memperhitungkan inefesiensi dalam waktu pembayaran. Sementara itu, bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan, dan pemalsuan uang. Menyadari ketidaknyamanan dari inefesiensi memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayarn nontunai atau Less Cash Society (LCS).

Alat Pembayaran Non tunaiAlat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai masyarakat. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita bahwa jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun lembaga selain bank (LSB)., baik dalam proses pengiriman dana, penyelenggara kliring maupun sistem penyelesaian akhir (settlement) sudah tesedia dan dapat berlangsung di Indonesia. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai besar diselenggarakan Bank Indonesia melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan Sistem Kliring. Sebagai informasi, sistem BI-RTGS adalah muara seluruh penyelesaian transaksi keuangan di Indonesia.Melihat pentingnya peran BI-RTGS dalam sistem pembayaran nasional, sudah barang tentu harus dijaga kontinuitas dan stabilitasnya. Bila sesaat saja sistem BI-RTGS ini ngadat atau mengalami gangguan jelas akan sangat mengganggu kelancaran dan stabilitas sistem keuangan di dalam negeri. Hal itu belum memperhitungkan dampak material dan non-material dari macetnya sistem BI-RTGS tadi. Untuk itulah BI sangat peduli menjaga stabilitas BI-RTGSyang dikategorikan sebagai Systemically Important Payment System (SIPS). SIPS adalah sistem yang memproses transaksi pembayaran bernilai besar dan bersifat mendesak (urgent). Wajar saja apabila BI sangat pedui menjaga kestabilan SIPS dengan mengelola risiko, desain, kehandalan teknologi, jaringan pendukung, dan aturan main SIPS. Selain SIPS dikenal pula System Wide Important Payment System (SWIPS), yaitu sistem yang digunakan oleh masyarakat luas. Sistem Kliring dan APMK termasuk dalam kategori SWIPS ini. BI juga peduli dengan SWIPS karena sifat sistem yang digunakan secara luas oleh masyarakat.Perlu diketahui bahwa BI bukan semata peduli akan terciptanya efisiensi dalam sistem pembayaran, tapi juga kesetaraan akses hinggan ke urusan perlindungan konsumen. Terciptanya sistem pembayaran artinya memberi kemudahan bagi pengguna untuk memilih metode pembayaran yang dapat diakses ke seluruh wilayah dengan biaya serendah mungkin. Sementara yang dimaksud dengan kesetaraan akses, BI akan memperhatikan penerapan asas kesetaraan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran. Sedangkan aspek perlindungan konsumen dimaksudkan penyelenggara wajib mengadopsi asas-asas perlindungan konsumen secra wajar dalam penyelenggaraan sistemnya.

Perkembangan Sistem Pembayaran di IndonesiaBelakangan ini masyarakat perkootaan di Indonesia mulai terbiasa untuk menggunakan alat pembayaran non tunai untuk berbagai keperluan pembayaran, antara lain kartu kredit, kartu debet, kartu ATM, dan uang elektronik (e-money). Penggunaan uang elektronik diyakini akan menjadi trend mekanisme pembayaran di masa mendatang, misalnya untuk membayarbahan bakar di pompa bensin, tiket tol, pembelian barang, dan berbagai jasa-jasa lainnya.Pemakaian uang elektronik dalam mekanisme transaksi adalah bagian dari evolusi alat pembayaran dari uang tunai sampai ke bentuk-bentuk nontunai. Misalnya alat pembayaran dalam bentuk kertas (paper based) seperti cek, wesel, bilyet giro hingga ke elektronik seperti alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) seperti kartu ATM, debit, dan kredit serta uang elektronik (e-money) hingga ke wujud digital (digital cash). Berikut digambarkan perkembangan terkini dari berbagai jenis sistem pembayaran dan penyelenggaranya.

Tabel 9.1 Perkembangan Sistem PembayaranSistem Tipe Transaksi Penyelenggara Peserta

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS)Transfer KreditBank Indonesia Seluruh bank termasuk unit usaha syariah (186 peserta)

Transaksi menggunakan central bank money2 perusahaan ATM Switching Company

Lebih diutamakan untuk transaksi niai besar dan bersifat penting seperti transaksi pengelolaan moneter, transaksi Pemerintah, transaksi Pasar Uang Antar Bank, transaksi setelmen hasil kliring antarbank dan kliring pasar modal3 Lembaga Selain Bank (LSB)

Setelmen untuk transaksi surat berharga (SBI dan SUN) yang setelmennya dilakukan pada sistem Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

Mekanisme gross settlement dan bersifat no money no game

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Transfer Kredit untuk transaksi ritel dengan nilai di bawah Rp 100 juta Bank IndonesiaSeluruh bank termasuk unit usaha syariah (145 peserta)

Kliring warkat debet (cek, bilyet giro, nota debet lainnya)

Mekanisme net settlement

Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)Berfungsi sebagai sarana setelmen dan pencatatan kepemilikan surat berharga secara elektronisBank Indonesia140 Bank Umum termasuk unit usaha syariah

Setelmen surat berharga yang dilakukan melalui BI-SSSS dilakukan secara DVPSub registry yang terdiri atas 16 bank yang serupa dengan lembaga custodian

Broker yang terdiri atas 13 badan usaha non bankdan 1 lembaga penjamin simpanan

Central Depository and Book Entry Settlement System (C-Best)Setelmen dana untuk penyelesaian sisi dana dari transaksi sekuritas yang diperdagangkan di pasar modalPT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)Seluruh anggota Bursa Efek Indonesia

Setelmen dana dilakukan melaui 4 bank setelmen yang menjadi tempat rekening anggota bursa

Jaringan Prinsipal Kartu ATM (Nasional)Transfer dana elektronik menggunakan kartu ATMPT. Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama)79 bank anggota

PT. Rintis Sejahtera (PRIMA)37 bank anggota

PT. Daya Network Lestari (Valto)14 bank anggota

Internal ATM Bank (Proprietary ATM)Transfer dana elektronik dengan menggunakan kartu ATM untuk pemindahbukuan antar rekening di bank yang samaBeberapa bank yang menyediakan fasilitas tersebut

Jaringan Prinsipal Kartu ATM (Internasional)Transfer dana elektronik menggunakan kartu ATMMastercard International (Cirrus)14 bank umum

Visa International (Plus) 13 bank umum

PT. Daya Network Lestari (ALTO Debet)4 bank anggota

Jaringan Prinsipal Kartu Debet (Internasional)Mastercard International (Maestro)16 bank anggota

Visa International (Elektron)14 bank anggota

Internal Debit Bank (Proprietary Debit)Transfer dana elektronik dengan menggunakankartu debet untuk pemindahbukuan antar rekening di bank yang samaBeberapa bank yang menyediakan fasilitas tersebut

Jaringan Prinsipal Kartu KreditPembayaran secara elektronik menggunakan kartu kreditVisa International18 bank anggota

Mastercard International17 bank umum dan lembaga selain bank

JCB2 bank anggota

American Express1 bank (Bank Permata)

China Unionpay1 bank anggota

Uang ElektronikPembayaran secara elektronik dimana nilai uang tersimpan pada instrumen/device yang digunakanBank dan lembaga non bank5 bank umum

4 perusahaan telekomunikasi

1 perusahaan umum

Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Non BankPengiriman uang ke luar wilayah RI, ke dalam wilayah RI, dan dalam wilayah RI Perusahaan telekomunikasi

Kantor Pos

Pegadaian

Perusahaan jasa titipan yang menyelenggarakan jasa pengiriman uang

Badan usaha

Perorangan

Money Transfer Operator (Penyediaan Sistem Pemrosesan Transfer Dana)Menyediakan sistem atau jaringan dalam kegiatan transfer dana baik ke luar wilayah Repubik Indonesia, ke dalam wilayah Republik Indonesia, maupun dalam wilayah Republik IndonesiaWestern UnionBeberapa bank, PT. Pos Indonesia, dan usaha-badan usaha bukan bank yang menjadi agen Western Union

Money GramBeberapa bank dan badan usaha-badan usaha bukan bank yang menjadi agen Money Gram

Indikator Sistem PembayaranPosisi Uang Kartal yang Diedarkan(Trilliun Rp)

Sumber: www.bi.go.id

2.2 Instrumen Pembayaran TunaiGambar Uang Rupiah

Security Features RupiahI. Ciri- ciri Keaslian RupiahDalam melaksanakan tugas pokok mengedarkan uang, Bank Indonesia berupaya agar uang yang dikeluarkan dan diedarkan memiliki ciri-ciri dan unsur pengaman yang cukup mudah dikenali masyarakat dan dilindungi dari unsur pemalsuan.Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri- ciri bahan (kertas, plastik, atau logam), disain, warna, maupun teknik percetakan uang. Dalam penetapan ciri- ciri uang, dianut prinsip bahwa semakin besar nilai nominal uang, maka semakin banyak security features, sehingga semakin aman dari pemalsuan. Selain berfungsi sebagai pengaman, security features jg berfungsi sebagai.1. Fungsi estetika, agar uang tampak menarik.2. Untuk membedakan antara satu pecahan dengan pecahan lainnya, atau antara satu mata uang dengan mata uang lainnya.

II. Unsur pengaman pada Uang Kertas RupiahUnsur pengaman uang kertas meliputi bahan uang dan teknik cetak. Unsur pengaman pada uang kertas Rupiah dapat dibedakan berdasarkan unsur pengaman yang terbuka (covert security features) dan tidak terbuka (uncover security features). Kebanyakan unsur pengaman adalah yang terbuka dan dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat melalui mata telanjang (kasat mata), perabaan tangan (kasat raba), maupunperalatan sederhana seperti kaca pembesar dan ultra violet. Pendektesian unsur pengaman tidak terbuka hanya dapat dilakukan dengan mesin yang memiliki sensor tertentu. Dalam melakukan pemilihan unsur pengaman uang kertas, umumnya mempertimbangkan 2 hal, yaitu.a. Semakin besar nominal pecahan diperlukan unsur pengaman yang lebih baik, kompleks, dan canggih.b. Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan mempertimbangkan perkembangan teknologi.

III. Karakteristik Uang Logam RupiahKarakteristik yang perlu diperhatikan pada uang logam rupiah, yaitu.a. Setiap pecahan uang logam mudah dikenali secara kasat mata dan kasat raba.b. Menggunakan bahan tahan lama dan tidak mengandung zat berbahaya.c. Dikeluarkan dalam ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan berat.d. Berbentuk bulat, bagian samping bergerigi atau tidak.

2.3 Instrumen Pembayaran Non TunaiSecara umum instrumen pembayaran non tunai adalah alat pembayaran yang diterima oleh masyarakat tertentu. Contohnya kartu kredit, cek, bilyet giro, dan nota debet.

a. Kartu Kredit Kartu kredit (credit card) atau merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya dpat dilakukan oleh pembeli secara sekaligus atau angsuran pada jangka waktu terrtentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.SejarahIde penggunaan kartu kredit diawali pada tahun 1950-an secara kebetulan. Peristiwanya terjadi di kota New York, Amerika Serikat pada sebuah restoran. Seorang pengusaha bernama Frank McNamara mengadakan perjamuan makan bagi rekan usahanya di restoran tersebut. Pada saat akan membayar, ia kebingungan dan malu karena ternyata lupa membawa uang tunai sama sekali. Satu-satunya tindakan yang dapat dilakukannya hanyalah meninggalkan kartu identitas dengan maksud akan membayar kepada restoran tersebut setelah ia pulang untuk mengambil uang tunai dalam jumlah yang cukup.Kejadian yang sangat berkesan bagi Frank tersebut mengilhaminya untuk terus memikirkan suatu sistem pembayaran tanpa penggunaan uang tunai secara langsung. Sistem pembayaran yang baru tersebut menggunakan kartu yang sekarang dikenal dengan Diners Club. Sistem baru ini relatif lebih aman dan praktis. Pengguna kartu sebagai alat pembayaran kemudian semakin luas dan diikuti oleh penerbit kartu yang lain seperti Visa Card dan Master Card. Pada tahun 1887 melalui buku yang berjudul Looking Backward, Edward Bellamy sebenarnya telah meramalkan adanya penggunaan kartu sebagai alat pembayaran. Bellamy meramalkan kartu akan menggantikan pengangguran uang tunai sebagai alat pembayaran pada tahun 2000.Penggunaan kartu untuk transaksi keuangan mulai berkembang di Indonesia pada tahun 1980-an. Sejalan dengan adanya perkembangan luar biasa dari dunia perbankan sebagai akibat adanya deregulasi ekonomi dan perbankan mulai awal tahun 1980-an.Pihak-pihak yang Terkait Penggunaan Kartu KreditPihak-pihak yang terkait dengan penggunaan kartu kredit meliputi.a) Penerbit (Issuer)Issuer adalah pihak atau lembaga yang menerbitkan dan mengelola kartu kredit. lembaga penerbit ini dapat berupa lembaga keuangan bukan bank yang secara khusus bergerak dalam bidang kartu kredit, lembaga keuangan bukan bank lain, bank, atau perusahaan.b) Pengelola (Acquirer)Acquirer adalah pihak yang mewakili kepentingan penerbit kartu untuk menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan pada pemilik kartu, melakukan pembayaran kepada pihak merchant.c) Pemilik kartu (Card Holder)Pemilik kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit untuk kegiatan pembayarannya. Seseorang yang ingin mempunyai kartu kredit belum tentu disetujui apabila mengajukan permohonan kartu kredit kepada acquirer atau issuer. Untuk meminimalkan risiko, issuer dan acquirer melakukan seleksi atau analisis terlebih dahulu sebelum memutuskan seorang layak memegang kartu kredit yang mereka terbitkan. Persyaratan yang seharusnya dipenuhi pada dasarnya adalah. Penghasilan yang jumlahnya cukup dan sesuai dengan fasilitas kredit melalui kartu kredit yang akan diberikan. Kontinuitas penghasilan. Niat baik atau kemauan dari calon pemilik kartu untuk selalu memenuhi kewajibannya.Demi kepentingan pemasaran kartu, penerbit kartu kredit sering kali memberikan kartu tambahan kepada pemilik kartu, sehingga dikenal istilah kartu utama (basic card) dan kartu tambahan (supplementary card). Kartu tambahan diharapkan digunakan oleh saudara atau relasi dari pemegang kartu utama sehingga intesitas pengguna kartu lebih tinggi dan fasilitas yang diberikan cenderung lebih maksimal dimanfaatkan oleh pemilik kartu.

d) Penjual (merchant)Merchant adalah pihak penjual barang dan jasa yang dibeli oleh pemilik kartu kreditnya. Sebelum merchant menerima pembayaran dengan kartu kredit tertentu, merchant tersebut terlebih dahulu mengadakan perjanjian kerja sama dengan issuer dan acquirer.

Perjanjian Kartu KreditDalam penggunaan kartu kredit, perjanjian yang terlebih dahulu harus dibuat meliputi.a) Perjanjian antara issuer dan acquirerPerjanjian ini terutama meliputi hal-hal teknis yang menyangkut tugas dan hak acquirer secara operasional dalam hal menyalurkan kartu kredit, melakukan penagihan dan pembayaran kepada merchant, termasuk persyaratan-persyaratan yang akan diterapkan terhadap pemilik kartu dan merchant.b) Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartuPerjanjian ini meliputi.1) Perjanjian umum Kartu adalah milik issuer dan tidak dapat dipindahtangankan Keadaan yang mewajibkan pengembalian kartu kepada issuer Masa berlaku kartu dan cara perpanjangan Bertanggungjawab terhadap issuer bila merchant menolak pembayaran dengan kartu milik pemilik kartu Tagihan atas kartu suplemen adalah tanggungjawab pemegang kartu utama Hak issuer untuk melakukan pendebitan langsung atas rekening simpanan pemilik kartu Hak pemblokiran kartu oleh issuer atas dasar keadaan tertentu (pemilik kartu melanggar perjanjian, pemilik kartu pailit, pemilik kartu meninggal, dan lain-lain) Hak issuer untuk bertukar informasi dengan lembaga lain tentang pemilik kartu Batas maksimum kredit2) Pembayaran Tagihan Kewajiban pemillik kartu untuk menandatangani slip pembelian pada merchant Saat/ waktu/ periode pengiriman laporan tagihan oleh issuer Kewajiban pemilik kartu melakukan pembayaran minimum pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh issuer Kewajiban pemilik kartu untuk memberitahukan adanya kesalahan tagihan pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh issuer Jumlah pembayaran minimum Hak issuer untuk menggunakan jasa pihak ketiga dalam pengihan3) Bunga Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar Bunga atas pelanggaran limit kredit4) Biaya Uang pangkal Iuran tahunan Biaya administrasi apabila ada keterlambatan pembayaran tagihan5) Transaksi Dalam Valas Mata uang penagihan atas transaksi dalam valuta asing Dasar kurs untuk pengihan atas transaksi dalam valuta asing Biaya administrasi atas kehilangan kartu6) Lain-lain Kewajiban pemilik kartu apabila terjadi kehilangan kartu Jaminan pelunasan dari harta kekayaan pemilik kartu Kewajiban pemilik kartu yang bukan WNI

c) Perjanjian antara issuer dengan merchantHal-hal yang dituangkan dalam perjanjian ini meliputi.1) Hak Issuer Imprinter dan slip adalah millik issuer Jaminan bahwa penjualan dengan kartu tidak lebih besar daripada harga penjualan tunai Slip penolakan yang diserahkan oleh merchant Diskon pembayaran yang diserahkan oleh merchant Pemotongan rekening merchant untuk pajak Pemotongan rekening untuk refund kepada pemilik kartu2) Hak Merchant merchant Hak merchant untuk menerima pembayaran dengan berbagai merek kartu kredit tertentu Jangka waktu penagihan pembayaran oleh merchant kepada issuer Cara pembayaran oleh issuer kepada merchant3) Kewajiban Merchant Kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan kartu yang digunakan untuk pembayaran Kewajiban merchant untuk menggunakan slip penjualan tertentu Kewajiban merchant untuk meminta tandatangan pemilik kartu pada slip Kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan tandatangan pengguna kartu Kewajiban merchant untuk memberikan salinan slip bagi pemilik kartu

ManfaatSecara umum, penggunaan kartu kredit sangat bermanfaat bagi peningkatan efisiensi dan keamanan transaksi jual beli. Manfaat dapat dikelompokkan sebagai berikut.1) Bagi pemilik kartu Risiko kehilangan dan pencurian uang yang lebih rendah, karena kalaupun kartu hilang, pemilik kartu dapat segera menghubungi issuer atau acquirer untuk memblokir kartu. Kartu yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi sebagai alat pembayaran pada merchant Lebih praktis, karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar Mengatasi kebutuhan dana mendesak dalam jangka pendek tanpa harus mengajukan permohonan kredit kepada bank atau lembaga keuangan lain. Fasilitas lain yang ditawarkan oleh issuer pada kartu kredit yang diterbitkan seperti asuransi, informasi dokter, kemudahan pembelian barang dan jasa pada merchant tertentu, dan lain-lain2) Bagi issuerManfaat utama yang dapat diterima oleh issuer adalah adanya penerimaan yang berasal dari. Uang pangkal Iuran tahunan Diskon terhadap pembayaran kepada merchant Bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar Bunga atas pelanggaran batas maksimum kredit Denda atas keterlambatan pembayaran3) Bagi merchant Risiko kehilanagn dan pencurian uang lebih rendah, karena pembayaran oleh pembeli tidak dengan uang tunai Lebih praktis, karena tidak perlu menyimpan uang tunai di kasir dalam jumlah besar Peningkatan penjualan karena pembeli dapat membeli secara kredit melalui issuer4) Bagi acquirer Penerimaan berupa interchange fee Pemilik kartu dapat diisyaratkan untuk memiliki rekening simpanan pada acquirer yang berupa bank Acquirer yang berupa bank berkesempatan untuk menawarkan produk-produknya yang lain pada pemilik kartu

MekanismeMekanisme penggunaan kartu kredit dapat dibedakan antara mekanisme yang melibatkan pihak acquirer dan mekanisme yang tanpa acquirer. Kedua mekanisme penggunaan kartu kredit tersebut akan diuraikan dalam tahap-tahap sejak adanya perjanjian awal, kemudian adanya permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu sampai dengan pembayaran tagihan sebagai berikut.a) Melibatkan Pihak Acquirer1) Penerbitan kartu oleh issuer.2) Perjanjian antara issuer dengan merchant.3) Perjanjian antara issuer dengan acquirer.4) Permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu5) Analisis oleh acquirer atau issuer mengenai kelayakan calon untuk menjadi pemilik kartu.6) Perjanjian antar issuer dengan pemilik kartu melalui atau tanpa bantuan acquirer.7) Pemberian kartu kredit kepada pemilik kartu melalui atau tanpa bantuan acquirer.8) Penggunaan kartu oleh pemilik kartu untuk pembelian pada merchant yang telah ditunjuk dan menjalin kerjasama dengan issuer.9) Merchant melakukan penagihan kepada acquirer dengan menggunakan slip penjualan.10) Acquirer memeriksa keabsahan slip penjualan.11) Acquirer membayar kepada merchant12) Acquirer melakukan penagihan kepada issuer.13) Issuer membayar kepada acquirer.14) Issuer melakukan penagihan kepada pemilik kartu sesuai waktu yang telah diperjanjikan semula, melalui atau tanpa acquirer.15) Pemilik kartu melakukan pembayaran kepada issuer melalui atau tanpa acquirer.

IssuerMerchantCard HolderIssuer

b) Tidak melibatkan pihak Acquirer1) Penerbitan kartu oleh issuer.2) Perjanjian antara issuer dengan merchant.3) Permohonan kartu kredit oleh calon pemilik kartu4) Analisis oleh acquirer atau issuer mengenai kelayakan calon untuk menjadi pemilik kartu.5) Perjanjian antara issuer dengan pemilik kartu.6) Pemberian kartu kredit kepada pemilik kartu.7) Penggunaan kartu oleh pemilik kartu untuk pembelian pada merchant yang telah ditunjuk dan menjalin kerjasama dengan issuer.8) Merchant melakukan penagihan kepada acquirer dengan menggunakan slip penjualan.9) Issuer memeriksa keabsahan slip penjualan.10) Issuer membayar kepada merchant11) Issuer melakukan penagihan kepada pemilik kartu sesuai waktu yang telah diperjanjikan semula, melalui atau tanpa acquirer.12) Pemilik kartu melakukan pembayaran kepada issuer melalui atau tanpa acquirer.

Issuer1,4,9MerchantCard Holder

Karakteristik Kartu Kredit GambarContoh Kartu Kredit (Tampak Depan)

1) Chip pada kartu kredit yang selalu diletakkan di bagian depan sisi kartu, chip ini telah ditambahkan berbagai aplikasi yang dapat mengenkripsi data sehingga data dapat tersimpan lebih aman.2) Nomor kartu yang terdiri dari 16 digit.3) Nama pemegang kartu.4) Nama penerbit kartu kredit.5) Masa berlaku kartu kredit.6) Logo jaringan kartu kredit.

Gambar Contoh Kartu Kredit (Tampak Belakang)

1) Magnetic Stripe yang masih digunakan jika kartu kredit tersebut digunakan untuk bertransaksi di luar negeri.2) Signature Panel adalah tempat pembubuhan tanda tangan pemilik kartu.3) Nomor verifikasi yang terdiri dari tiga digit.4) Alamat Bank penerbit kartu kredit.5) Nama/ logo penerbit kartu kredit.

Mekanisme Penggunaan Kartu Kredit dengan Menggunakan Chip1) Kartu kredit yang Anda serahkan ke kasir akan diproses dengan cara memasukkan kartu ke dalam mesin EDC yang dilengkapi chip atau dikenal dengan istilah di-dip. Pada saat di-dip, kartu mengalami proses enkripsi terlebih dahulu sebelum akhirnya secara online di-link an dan diverifikasi dengan penerbit kartu kredit yang dipakai.2) Setelah proses verifikasi selesai, mesin EDC yang telah dilengkapi chip akan mengeluarkan bukti transaksi yang akan ditandatangani oleh pemegang kartu yang melakukan transaksi.3) Transaksi selesai.

Mekanisme yang sama mudahnya dengan teknologi sebelumnya yaitu magnetic stripe. Yang perlu diingat adalah transaksi tidak lagi digesek, tetapi di-dip. Jika dalam bertransaksi kartu kredit Anda masih digesek, berarti kartu kredit dan mesin EDC belum menggunakan Chip. Segera minta penggantian kartu kredit pada Bank penerbit.

b. Charge CardCharge card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa yang pembayaran pelunasannya harus dilakukan pembeli secara sekaligus pada jangka waktu tertentu setelah kartu digunakan sebagai alat pembayaran.

c. Kartu Debit (Debit Card)Kartu debit (debit card) atau merupakan suatu alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan (issuer) dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi pembelian barang dan jasa dengan cara mendebit atau mengurangi saldo rekening simpanan pemilik kartu (card holder) serta pada saat yang sama mengkredit saldo rekening penjual (merchant) sebesar nilai transaksi barang atau jasa.

d. Giro Giro adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan mengunakan cek,kartu atm, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara memindah bukukan, antara lain bilyet giro. Simpanan pihak ketiga tersebut ditata usahakan oleh bank dalam rekening giro atau pemegang rekening giro. Simpanan giro ini setiap saat dapat diambil atau ditambah.Hal ini mengakibatkan rekening giro berubah-ubah, karena seringnya penyetoran dan penarikan uang pemilik giro.Rekening giro ini disebut rekening Koran.

e. Bilyet giro Bilyet giro ialah surat perintah yang telah distandartkan bentuknya. Bank menerima perintah pemindahbukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada penerima yang disebut namanya, baik pada bank yang sama atau bank lainnya. Pengunaan bilyet giro dalam praktik semula timbul atas kepercayaan untuk melayani amanat nasabah yang mempunyai simpanan giro pada bank yang melakukan penarikan dengan mengunakan warkat apa saja dengan bentuk yang tidak berdasarkan peraturan tertentu. Sifatnya hanya merupakan perintah pembayaran yang berupa suatu kebiasaan (usage). Pembayaran bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai dan tidak dapat dipindah tanggankan melalui endorsemen. Keunggulan mengunakan bilyet giro antara lain, tidak perllu dibubuhi materai danpembatalannya sangat mudah dilakukan oleh si penarik. Pembatalan bilyet giro dapat dilakukan oleh penariknya bila pada waktu bank menerima pemberitahuan tertulis perintah memindah bukukan belum dilaksanakan.

Karakteristik Bilyet Giro yang Diterbitkan PerbankanGambar Contoh Bilyet Giro

f. Cek Cek adalah perintah kepada bank komersial dari orang yang menandatangganinya untuk pembayaran sejumlah uang yang tertera pada lembaran cek tersebut kepada si pembawa atau orang yang namanya disebut di atas cek.Cek merupakan alat pembayaran, tetapi bukan sebagai alat pembayaran yang sah. Dalam transaksi, si penjual barang berhak menolak pembayaran dengan cek jika ia lebih suka menerima uang kartal atau uang tunai.Menurut ketentuan undang-undang, pada cek harus disebutkan.1) Perkataan cek dalam bahasa yang dipergunakan pada cek itu2) Perintah membayar sejumlah uang3) Nama yang kena tarik (bank yang harus membaya), biasanya sudah dicetak pada bank itu sendiri4) Nama tempat pembayarannya5) Nama, tempat, dan tanggal cek itu dikeluarkan, serta6) Tanda tangan yang mengeluarkan cek

a) Persamaan dan perbedaan cek dan uangPersamaan cek dengan uang terletak di bidang tugasnya sebagai alat pembayaran.Perbedaannya, cek pada prinsipnya hanya dipergunakan untuk satu kali pembayaran saja.Meskipun memungkinkan untuk beberapa kali pembayaran, hal ini jarang terjadi karena cek tidak dianggap sebagai alat pembayaran yang sah.Cek hanya berlaku 70 hari sejak tanggal dikeluarkannya, sedangkan uang tetap berlaku selama undang-undang yang melindunginya belum dicabut.b) Jenis cekDilihat dari pihak yang menerima pembayaran, cek dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.1) Cek Atas UnjukBank akan membayarkan kepada siapa saja yang dating untuk menguangkan cek kepadanya.2) Cek Atas NamaBank hanya akan membayar kepada orang yang namanya terteta di atas cek, misalanya supangat, sehingga disebut cek atas nama atau tertujuk. Akan tetapi, bisa terjadi kemungkinan Supangat membayar Sudiro dengan cek tadi, sehingga ia harus memindahkan haknyaatas cek tersebut. Perbuatan ini desebut mengendosir cek.3) Cek Atas Nama atau PembawaBank akan memperlakukan cek semacam ini sebagai cek atas unjuk. Lain halnya apabila sebutan pembawa dicoret, maka cek berlaku atas nama.4) Cek MundurBank memperlakukan cek jenis ini sebagai cek yang tertulis pada hari diuangkan pada bank.5) Cek KosongOrang yang melakukan penarikan cek tanpa dana yang cukup di kualifikasikan sebagai penarik cek kosong. Cek dibayar sesuai dengan permintaan pembayaran (payable on demand atau drawable at sight), maka tertarik wajib menyediakan dana dan atau membayar cek yang diajukan kepada maksimal sebesar dana penarik yang sudah tersedia.6) Cek FiatCek yang difiat oleh bank dimaksudkan agar terjaamin pembayarannya pada saat pengunjukan.Biasanya oleh bank dilakukan dengan jalan mendebit rekening giro penarik dan mengkredit ke dalam rekening khusus yang berfungsi sebagai cadangan atas pembayaran cek yang difiat.Pemberian fiat atas cek oleh bank kepada nasabah penarik hanya dapat diberikan sepanjang dipenuhi tiga syarat yaitu : Saldo harus cukup Bank mendapat kuasa untuk menyisihkan secara administrative dana dari nasabah yang bersangkutan guna disediakan untuk pembayaran cek sewaktu-waktu, dan Nasabah menyetujui pembukuan administrative tersebut.7) Cek SilangKegunaan cek silang hanyalah untuk disetorkan kedalam rekening saja. Cek ini dapat dikliringkan sehingga boleh saja disetor ke bank lain yang mengikuti kliring. Biasanya orang lebih suka menerima cek tanpa silang karena sewaktu-waktu dapat diuangkan.Cek silang tidak dapat diuangkan dan dimaksudkan sebagai lembaran cek yang telah diisi dan sah untuk dipergunakan sebagai alat pembayaran.Umumnya dipojok sebelah kiri atas atau sebelah kanan diberi dua garis sejajar.c) Cek dan bilyet giro kosongApabila kepada bank diajukan cek atau bilyet giro yang kosong, maka bank wajib menolaknya dengan alasan dana yang tersedia tidak cukup (kosong) dan penolakan tersebut harus disertai Surat Keterangan Penolakan (SKP)yang antara lain membuat nama dan alamat lengkap si penarik yang bersangkkutan.Bank komersial wajib melaporkan penolakan tersebut dan menyampaikan tembusan SKP kepada Bank Indonesia.

Karakteristik Cek yang Diterbitkan PerbankanGambar Contoh Cek

g. Wesel Wesel adalah perintah tertulis yang tak bersyarat dari penarik (Drawer) kepada seseorang (yang tertarik atau drawee) untuk membayar sejumlah uang kepada penarik atau kepada order dari penarik pada waktu diperlihatkan wesel itu atau pada tanggal yang ditentukan. Untuk melindungi pihak yang bersangkutan dalam suatu surat wesel, pada abad terakhir ini dibuat ketentuan-ketentuan hokum diberbagai Negara yang berisikan ketetapan tentang cara mengunakannya.Beberapa Perbedaan antara wwesel dengan cek.1) Wesel sebagai surat berharga adalah kertas kredit, sedangkan cek sebagai surat berharga adalah alat pembayar penganti pembayaran dengan uang tunai.2) Cek ditarik pada Ban, sedangkan wesel dapat ditarik pada setiap orang.3) Cek yang dapat digaris disebut cek silang. Cek silang tidak boleh diuangkan, tetapi harus dipindahbukukan pada rekening di bank si penerima. Terhadap wesel syarat-syarat tersebut tidak ditetapkan.4) Cek harus ditunjukkan untuk dibayar dalam tempo 70 hari sesudah penarikannya, sedangkan wesel berlaku untuk setahun sesudah hari jatuh tempo.5) Cek selai atas nam akepada order, dapat juga ditarik atas unjuk, sedangkan wesel menurut hukum dilarang atas unjuk.

a) Peranan wesel Dalam transaksi perdagangan internasional, khususnya yang berkaitan dengan kredit documenter, wesel memegang peranan yang penting sekali. Istilah wesel lazim disebut draft atau bill exchange. Wesel merupakan kunci utama dari seluruh transaksi, sedangkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan di dalam kredit documenter dipergunakan sebagai lampiran dari wesel itu sendiri. Untuk memperoleh pembayaran sebagaimanayang tertera didalam wesel, pemegang wesel haruslah melakukan penarikan pada pihak tertarik (drawee). Karena adanya perbedaan domisili (antar Negara), dengan sendirinya pemegang wesel tidak dapat secara langsung menagihnya pada pihak tertarik karena akan terbentur pada factor biaya dan waktu. Untuk inilah diperlukan pemindahtangganan atau pengoperan wesel tersebut. Selaku perantara bank ditempat kedudukan pemegang wesel penerima kuasa berdasarkan endorsemen dari pemegang pertama.b) Akseptasi weselUntuk menjamin wesel berjangka (time draft,usance draft) akan dibayar oleh pihak tertarik pada saat jatuh tempo, maka sering diminta akseptasi atau wesel. Dengan akseptasi ini dimaksudkan agar pihak tertarik berjanji membayar pada saat jatuh tempo wesel. Aksep dilakukan pada halaman depan wesel secara melintang sebelah kiri.Bilamana wesel berjangka diaksep oleh bank disebut bankers acceptance. Bila aksep dilakukan oleh pedagang disebut trade acceptance.Umumnya bankers acceptance lebih mudah diperdagangkan daripada trade acceptance.

h. Travel Cheque Travel Cheque ialah cek yang dijual (kebanyakan dalam US$ sepuluh dan kelipatannya yang genap) untuk dipakai oleh orang orang yang tidak menghendaki membawa uang tunai atau instrument yang dapat diperdagangkan bilamana mereka bepergian. Pada dasarnya, travel cheque merupakan suatu perintah tak bersyarat dalam bentuk letter of credit yang dijual oleh bank, lembaga keuangan lain, dan pedagang valuta asing yang digunakan oleh pemilik traveler cheque. Cek itu ditandatangani oleh pembeli ketika dibeli dan sekali lagi jika melakukan pembayaran. Jadi hanya pembeli yang semula (pertama) dapat menggunakan cek itu. Jumlah uang pun sesuai dengan kehendak pembeli dan tidak dikenakan bea materai. Bentuk mata uang dalam travel cheque ini tidak hanya dalam US dolar saja, tetapi juga dalam bentuk Canadian dollar, Deutsche mark, French ranc, Japanese yen, Pounds sterling, Swiss franc, Rupiah.Karena travel cheque digunakan untuk melakukan pembayaran, maka kedudukannya berfungsi sebagai pengganti uang tunai. Pembayaran dengan travel cheque ini tidak hanya dilakukan di hotel hotel saja, tetapi juga di took took, restoran, bank, maskapai penerbangan, dan sebagainya. Jangka waktu travel cheque tidak dibatasi, lain halnya dengan cek yang dibatasi waktunya 70 hari. Bentuknya lembaran kertas empat persegi panjang yang di dalamnya terdapat tempat kosong yang digunakan pembeli untuk membubuhkan tanda tangannya pada saat membeli dan pada saat dilakukan pembayaran. Penandatanganan dilakukan di depan petugas bank.

Pihak pihak yang Terlibat dalam Travel Chequea) Penerbit : bank yang menerbitkan travel cheque, contohnya American Express Bank, Citibank, Bank of America.b) Agen Penjual : bank atau pedagang valuta asing yang telah ditunjuk oleh bank penerbit sehingga berwenang menjual travel cheque, contohnya Bank Niaga, Bank Dagang Negara.c) Pembeli : seseorang yang biasanya akan bepergian sehingga membawa travel cheque dalam perjalanan dan membelinya dari bank penerbit atau agen penjual.d) Merchant : badan usaha yang ditunjuk oleh bank penerbit untuk melakukan pembayaran atas penerimaan travel cheque yang diterbitkan oleh bank penerbit, contohnya hotel, restoran, toko biro perjalanan.e) Pengumpul : bank bank yang mengumpulkan travel cheque dari merchant.f) Collecting Bank : bank bank yang mengirimkan travel cheque tersebut kepada bank penerbit untuk diminta pembayaran.Sekembalinya dari perlawatan, cek perjalanan (travel cheque) yang tidak dipergunakan dapat dikembalikan pada bank penjualnya dengan menerima sisa uang. Travel cheque yang diterbitkan bank ialah untuk melayani nasabahnya dalam perjalanan. Di samping itu, untuk menarik dana masyarakat melalui penjualan cek perjalanan, selanjutnya disalurkan dalam bentuk pemberian kredit, sebagai jaminan untuk pembelian valuta asing ataupun jasa bank yang lebih menguntungkan, seperti kliring atau alat likuid.

i. Cash CardCash card merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai alat penarikan uang tunai secara manual melalui teller bank atau melalui ATM. Pihak bank atau pengelola kartu biasany sudah menetapkan batas jumlah penarikan maksimum perhari atau per minggu yang dapat dilakukan dengan menggunakan Cash Card untuk mengantisipasi kemungkinan kerusakan pada perangkat ATM.Berbagai jenis kartu plastik yang diuraikan di atas adalah berdasarkan fungsi atau kegunaan yang dapat diberikan oleh sebuah kartu plastik. Dalam kenyataannya, pihak pengelola atau penerbit kartu biasanya cenderung memberikan lebih dari satu fungsi pada sebuah kartu yang diterbitkan.

j. Nota DebetKarakteristik Nota Debet yang Diterbitkan PerbankanGambar Contoh Nota Debet

Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah adalah tujuan Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan Undang-Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Untuk menjaga stabilitas rupiah itu perlu disokong pengaturan dan pengelolaan akan kelancaran Sistem Pembayaran Nasional (SPN). Kelancaran SPN ini juga perlu didukung oleh infrastruktur yang handal (robust). Jadi, semakin lancar dan hadal SPN, maka akan semakin lancar pula transmisi kebijakan moneter yang bersifat time critical. Bila kebijakan moneter berjalan lancar maka muaranya adalah stabilitas nilai tukar.BI adalah lembaga yang mengatur dan menjaga kelancaran SPN. Sebagai otoritas moneter, bank sentral berhak menetapkan dan memberlakukan kebijakan SPN. Selain itu, BI juga memiliki kewenangan memeberikan persetujuan dan perizinan serta melakukan pengawasan (oversight) atas SPN. Menyadari kelancaran SPN yang bersifat penting secara sistem (systemically important), bank sentral memandang perlu menyelenggarakan sistem settlement antar bank melalui infrastruktur BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).Selain itu masih ada tugas BI dalam SPN, misalnya, peran sebagai penyelenggara sistem kliring antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral juga adalah satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai seperti uang rupiah. BI juga berhak mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tak berlaku dari peredaran.Berbekal kewenangan itu, BI pun menetapkan sejumlah kebijakan dari komponen SPN ini. Misalnya, alat pembayaran apa yang boleh dipergunakan di Indonesia. BI juga menentukan standar alat-alat pembayaran tadi serta pihak-pihak yang dapat menerbitkan dan/atau memproses alat-alat pembayaran tersebut. BI juga berhak menetapkan lembaga-lembaga yang dapat menyelenggarakan sistem pembayaran. Ambil contoh, sistem kliring atau transfer dana, baik suatu sistem utuh atau hanya bagian dari sistem saja. Bank sentral juga memiliki kewenangan menunjuk lembaga yang bisa menyelenggarakan sistem settlement. Pada akhirnya BI juga mesti menetapkan kebijakan terkait pengendalian risiko, efisiensi serta tata kelola (governance) SPN.Di sisi alat pembayaran tunai, Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan uang dari peredaran. Terkait dengan peran BI dalam mengeluarkan dan mengedarkan uang, Bank Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi yang layak edar (clean money policy). Untuk mewujudkan clean money policy tersebut, pengelolaan pengedaran uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang, pengedaran uang, pencabutan dan penarikan uang sampai dengan pemusnahan uang.Sebelum melakukan pengeluaran uang Rupiah, terlebih dahulu dilakukan perencanaan agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Perencanaan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat pemalsuan, nilai intrinsik serta masa edar uang. Selain itu dilakukan pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak selama satu tahun kedepan. Berdasarkan perencanaan tersebut kemudian dilakukan pengadaan uang baik untuk pengeluaran uang emisi baru maupun pencetakan rutin terhadap uang emisi lama yang telah dikeluarkan.Uang Rupiah yang telah dikeluarkan tadi kemudian didistribusikan atau diedarkan di seluruh wilayah melalui Kantor Bank Indonesia. Kebutuhan uang Rupiah di setiap kantor Bank Indonesia didasarkan pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang selama jangka waktu tertentu. Kegitan distribusi dilakukan melalui sarana angkutan darat, laut dan udara. Untuk menjamin keamanan jalur distribusi senantiasa dilakukan baik melalui pengawalan yang memadai maupun dengan peningkatan sarana sistem monitoring.Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang Rupiah. Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung melalui loket-loket penukaran di seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang kecil.Lebih lanjut, kegiatan pengelolaan uang Rupiah yang dilakukan Bank Indonesia adalah pencabutan uang terhadap suatu pecahan dengan tahun emisi tertentu yang tidak lagi berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pencabutan uang dari peredaran dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang Rupiah yang dicabut tersebut dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.Sementara itu untuk menjaga menjaga kualitas uang Rupiah dalam kondisi yang layak edar di masyarakat, Bank Indonesia melakukan kegiatan pemusnahan uang. Uang yang dimusnahkan tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil cetak kurang sempurna dan uang yang sudah tidak layak edar. Kegiatan pemusnahan uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga yang dengan pengawasan oleh tim Bank Indonesia (BI).

4