KELOMPOK 5 Pancasila Era Reformasi

33
TUGAS PANCASILA PANCASILA ERA REFORMASI Oleh : FANHAR SAPUTRA (03111005064) FIRTHON MICHAEL (03111005093) ASEP IRWANTO (03111005059) ERIK A SIMANUNGKALIT (03111005016) DYAH PUJI ASTUTI (03111005066) RIFQI JAUHARI (03111005003) ILHAM RUKHIYAT (03111005079) WALUYO TRI WANDES M (03111005001) BENNI BRESTON P G (03111005045) Dosen Pembimbing : RUDY KURNIAWAN S.TH.I. M.SI. 1

description

pancasila

Transcript of KELOMPOK 5 Pancasila Era Reformasi

TUGAS PANCASILA

PANCASILA ERA REFORMASI

Oleh :

FANHAR SAPUTRA (03111005064)FIRTHON MICHAEL (03111005093)

ASEP IRWANTO (03111005059)ERIK A SIMANUNGKALIT (03111005016)

DYAH PUJI ASTUTI (03111005066)RIFQI JAUHARI (03111005003)

ILHAM RUKHIYAT (03111005079)WALUYO TRI WANDES M (03111005001)

BENNI BRESTON P G (03111005045)

Dosen Pembimbing : RUDY KURNIAWAN S.TH.I. M.SI.

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

1

TUGAS PANCASILA

PANCASILA ERA REFORMASI

PAPER

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila

Oleh :

FANHAR SAPUTRA (03111005064)FIRTHON MICHAEL (03111005093)

ASEP IRWANTO (03111005059)ERIK A SIMANUNGKALIT (03111005016)

DYAH PUJI ASTUTI (03111005066)RIFQI JAUHARI (03111005003)

ILHAM RUKHIYAT (03111005079)WALUYO TRI WANDES M (03111005001)

BENNI BRESTON P G (03111005045)

Dosen Pembimbing : RUDY KURNIAWAN S.TH.I. M.SI.

JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara

Kesatuan Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang

tergali dari jati diri dan nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh

bangsa lain. Dengan berbagai kajian ternyata didapat beberapa kandungan dan

keterkaitan antara sila tersebut sebagai sebuah satu kesatuan yang tidak bisa di

pisahkan dikarenakan antar sila tersebut saling menjiwai satu dengan yang lain.

Ini dengan sendirinya menjadi ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas desah

nafas dan jatuh bangunnya perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-

masa sulit dari jaman penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan.

Ironisnya bahwa ternyata banyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan

sudah asing dengan pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi tanda tanya besar

kenapa dan ada apa dengan kita sebagai anak bangsa yang justru besar dan

mengalami pasang surut masalah negara ini belum bisa mengoptimalkan tentang

pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut. Terlebih lagi saat ini dengan jaman

yang disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk

mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan sebelumnya.

Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan

menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus-menerus krisis

yang berkepanjangan di segala bidang kehidupan, serta menata kembali ke arah

kondisi yang lebih baik atas system ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah

hancur, menuju Indonesia baru. Pada masa sekarang arah tujuan reformasi kini

tidak jelas untungnya walaupun secara birokratis, rezim orde baru telah tumbang

namun, mentalitas orde baru masih nampak disana-sini. Sedangkan pancasila

adalah sebagai ideologi bangsa Indonesia yang merupakan hasil dari

penggabungan dari nilai-nilai luhur yang berasal dari akar budaya masyarakat

Indonesia. Sebagai sebuah ideologi politik, Pancasila bisa bertahan dalam

menghadapi perubahan masyarakat, tetapi bisa pula pudar dan ditinggalkan oleh

3

pendukungnya. Hal itu tergantung pada daya tahan ideologi tersebut. Ideologi

akan mampu bertahan dalam menghadapi perubahan masyarakat bila mempunyai

tiga dimensi. Ketiga dimensi antara lain sebagai berikut meliputi : Idealisme,

Realita, Fleksibilitas. Maka dari itu pancasila sebagai ideologi haruslah

mempunyai dimensibilitas agar substansi-substansi pokok yang dikandungnya

tidak lekang dimakan waktu. Pada masa reformasi yang dimulai dari tahun 1998

hingga masa sekarang, orang-orang mulai menanyakan revelansi dari pancasila

untuk menjawab segala tantangan zaman terlebih lagi di era globalisasi seperti

sekarang ini. Maka Pancaila menurut saya mutlak masih diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti Pancasila sebagai paradigm reformasi?

2. Bagaimana Pancasila dapat berperan sebagai paradigma reformasi dalam

bidang hokum, politik, dan ekonomi?

1.3Tujuan

1. Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi

2. Mengetahui peran Pancasila sebagai paradigma reformasi dalam bidang

hokum, politik, dan ekonomi.

1.4 Manfaat

Menambah wawasan pembaca mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek

peran Pancasila sebagai paradigma reformasi dalam bidang hokum, politik,

dan ekonomi.

4

BAB II

GAMBARAN UMUM

Kondisi objektif Indonesia sesungguhnya amat rentan. Memang Indonesia

adalah negara besar, berbeda dengan negara lain yang mana pun. Ini perlu

dicamkan, bukan untuk menggalang rasa chauvinistis atau kesombongan, tetapi

justru untuk membangun kesadaran bertanggungjawab yang rendah hati bagi

seluruh rakyatnya. Apabila kita melihat negeri ini “cuma” seperti Singapura,

Taiwan, atau Korea Selatan, tanpa maksud mengecilkan keberhasilan mereka,

akibatnya bangsa ini bisa salah jalan dalam usaha mencari terapi krisis multi

dimensi yang melilitnya. Indonesia besar bukan hanya dalam angka-angka

statistik, seperti jumlah penduduk. Atau luas negara yang meliputi hampir seluruh

Eropa, atau pantai terpanjang di dunia, dan seterusnya. Tetapi, ia juga besar di

dalam skala jumlah permasalahan mendasar yang harus dihadapi setiap saat.

Artinya, sewaktu-waktu bisa muncul, bahkan meletup dalam besaran yang sulit

diduga, yang mengancam persatuan-kesatuan bangsa.

Sejalan dengan paham kebangsaan, kita juga menentang segala macam bentuk

eksploitasi, penindasan oleh satu bangsa terhadap bangsa lainnya, oleh satu

golongan terhadap golongan lain, dan oleh manusia terhadap manusia lain, bahkan

oleh penguasa terhadap rakyatnya. Sebab Sila Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab mengajarkan untuk menghormati harkat dan martabat manusia dan

menjamin hak-hak azasi manusia. Semangat persatuan- kesatuan kita menentang

segala bentuk separatisme, baik atas dasar kedaerahan, agama maupun suku,

sebab Sila Persatuan Indonesia memberikan tempat pada kemajemukan dan sama

sekali tidak menghilangkan perbedaan alamiah dan keragaman budaya etnik. Oleh

sebab itu, bangsa ini harus menentang perilaku membakar, menjarah, menganiaya,

memperkosa dan tindak kebrutalan lainnya yang mengarah ke anarkisme, serta

berdiri di depan memberantas KKN tanpa membeda- bedakan partai, golongan,

agama, ras, atau pun etnik.

5

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi

Reformasi bergulir di Indonesia dengan di motori oleh mahasiswa dan tokoh-

tokoh bangsa ini yang merasa bahwa krisis yang melanda negara ini di awali dari

krisis ekonomi ternyata telah membawa kita pada krisis yang lebih besar seperti

krisis politik, kepemimpinan dan akhirnya pada suksesi atau pergantian

kepemimpinan secara nasional. Tentu telah banyak korban yang berguguran

dalam proses reformasi tersebut semisal contoh mahasiswa trisakti yang menjadi

korban dalam tragedi semanggi I-II, kerusuhan masa yang anakis dan rutal

dengan melakukan penjarahan, pemerkosaan, pengerusakan fasilitas-fasilitas

umum di Jakarta, Solo, Medan, dan kota-kota lain di Indonesia. Semangat dan

jiwa reformasi yang digulirkan menjadi kacau dan tidak tentu arah dan justru

malah menodai nilai dan tujuannya sendiri. Tentu ini menjadi tanda tanya besar

ketika semangat untuk meluruskan dan mengembalikan tatanan negara ini menjadi

lebih baik justru di lapangan kita temui hal yang kontraproduktif.

Salah satu tujuan reformasi dibidang politik dan hukum adalah

mengembalikan UUD 1945 dan pancasila sebagai falsafah dasar kehidupan

bangsa dan negara. Kita dapat mengetahui dengan seksama bahwa dalam

pelaksanaan UUD 1945 dan pancasila dalam masa orma dan orba terjadi deviasia/

penyimpangan oleh oknum-oknum penyelenggara pemerintah. Sehingga dalam

pelaksanaan berpolitik dan berpemerintahan hanya menjadi senjata dan dalil

pembenaran dari semua tujuan penguasa untuk melanggengkan dan menikmati

kekuasaan sehingga muncul pemerintahan yang lalu seperti otoliter obsolud,

terpimpin dan kolusi untuk korupsi dan nepotisme dalam kekuasaan.

Kekuasaan penuh dan perilaku birokrasi yang sistematis membuat apa yang

mereka lakukan seolah selalu benar dan tidak ada penyimpangan dari nilai dan

norma yang terkandung dalam pancasila. Butuh waktu dan sebuah generasi yang

solid untuk dapat menempatkan kembali roh dan semangat pancasilaisme

terutama pada generasi yang sekarang ini. Lebih lagi jumlah materi dan pedoman

6

tentang pancasila sudah sangat jauh terkurang baik dimasyarakat umum maupun

lembaga – lembaga pendidikan yang sebenarnya mempunyai peranan penting dan

vital dalam menanamkan doktrin ideologi pancasila serta nilai – nilai yang

terkandung untuk dapat di amalkan dalam kehidupan sehari – hari.

Satu kata kunci yang sekarang menjadi asing sudah luntur dari kita sebagai

bangsa adalah pancasila sebagai ideologi NKRI. Dapat kita ketahui bersama dari

uraian dan penjabaran Pancasila dalam strategi Politik Nasional, Ali Murtopo.

CSIS, 1947 Hal 173 dapat kita ambil garis besar sebagai berikut :

1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa , mengandung pengertian bahwa

negara adalah berdasar dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa dengan

kewajiban setiap warganya mengakui adanya Tuhan.

2. Sila kedua, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, mengandung pengertian

dan pengakuan akan penghargaan terhadap sesama manusia lepas dari asal

usul, keyakinan, ras, serta pandangan politik adalah sama.

3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia, mengandung arti sesuai dengan

pernyataan kemerdekaan bangsa di maknakan sebagai pengertian kesatuan

dan bangsa ini adalah satu dengan mengatasi paham perseorangan dan

golongan dalam satu NKRI.

4. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin olah Hikmah Kebijaksanaan

dalam Permusyawaratan / Perwakilan, mengandung arti bahwa demokrasi

bangsa Indonesia bukan demokrasi yang menitikberatkan pada

kepentingan individu, namun pada pelaksanaan demokrasi pancasila yang

mengikutsertakan semua golongan dengan jalan musyawarah untuk

mufakat.

5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung

arti bahwa golongan kemasyarakatan harus disusun sedemikian rupa

sehingga tidak ada golongan yang menekan golongan lain dan mendapat

perlakuan yangadidalam bekerja, hidup tertib, tentram dan layak.

Bila kita bangga sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai jati diri sebagai

bangsa maka kita harus berpedoman pada nilai – nilai dasar yang harus kita

7

pegang teguh bersama. Terlebih lagi pada saat ini kita hidup di jaman reformasi

yang seharusnya justru kita mengembalikan nilai–nilai dasar negara kita.

Nilai – nilai dasar tersebut adalah :

a. Pancasila sebagai landasan dan falsafah hidup bangsa yang tumbuh dari

dasar bumi indonesia.

b. Tujuan NKRI, tentu negara ini punya tujuan yang tidak boleh digoyah dan

wajib untuk tetap diamankan sebagaimana dapat kita lihat dalam

pembukaan UUD 45 yaitu melindungi segenap bangsa indonesia dan

seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

c. Bineka tunggal ika, adalah semangat untuk mengakomodasi peredaan dan

kemajemukan bangsa tetap dalam kerangka NKRI dan justru sebagai

sebuah khasanah serta aset nasional memperkukuh integrasi bangsa.

d. Reformasi, semangat untuk tetap mereformasi dengan sifat untuk

menyempurnakan dari kekurangan bangsa serta dengan konsep, agenda

yang jelas didukung kerja keras semua komponen bangsa untuk

memajukan dan memberikan sumbangsih serta semangat untuk rela

berkorban demi bangsa ini.

Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi adalah Indonesia ingin

mengadakan suatu perubahan, yaitu menata kembali kehidupan berbangsa dan

bernegara demi terwujudnya masyarakat madani yang sejahtera, masyarakat yang

bermartabat kemanusiaan yang menghargai hak-hak asasi manusia, masyarakat

yang demokratis yang bermoral religius serta masyarakat yang bermoral

kemanusiaan dan beradab.

Pada hakikatnya reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah

sumber nilai yang merupakan platform kehidupan bersama bangsa Indonesia,

yang selama ini diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada

masa orde lama maupun orde baru. Proses reformasi walaupun dalam lingkup

pengertian reformasi total harus memiliki platform dan sumber nilai yang jelas

8

dan merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila. Reformasi itu harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita serta platform

yang jelas dan bagi bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila itulah yang merupakan

paradigma reformasi total tersebut.

Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila Arti Reformasi secara etimologis

berasal dari katar efor m ation dengan akar katar eform yang artinya “make or

become better by removing or putting right what is bad or wrong”. Secara harfiah

reformasi memiliki arti suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau

menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau

bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat.

Oleh karena itu suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu

penyimpanganpenyimpangan.

2. Suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas

(landasan ideologis) tertentu.

3. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasarkan pada suatu

kerangka structural tertentu (dalam hal ini UUD) sebagai kerangka acuan

reformasi.

4. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang

lebih baik dalam segala aspek antara lain bidang politik, ekonomi, sosial,

budaya, serta kehidupan keagamaan.

Pancasila sebagai sumber nilai memiliki sifat yang reformatif artinya memiliki

aspek pelaksanaan yang senantiasa mampu menyesuaikan dengan dinamika

aspirasi rakyat. Dalam mengantisipasi perkembangan jaman yaitu dengan jalan

menata kembali kebijaksanaan- kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan aspirasi

rakyat.

9

3.2 Mengetahui peran Pancasila sebagai paradigma reformasi

dalam bidang hukum, politik, dan ekonomi

3.2.1 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum.

Setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan orde baru,

salah satu subsistem yang mengalami kerusakan parah adalah bidang hukum.

Produk hukum baik materi maupun penegaknya dirasakan semakin menjauh

dari nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan serta keadilan.Kerusakan atas

subsistem hukum yang sangat menentukan dalam berbagai bidang misalnya,

politik, ekonomi dan bidang lainnya maka bangsa Indonesia ingin melakukan

suatu reformasi, menata kembali subsistem yang mengalami kerusakan

tersebut.

Pancasila sebagai sumber nilai perubahan hokum karena fungsi

regulative Pancasila menentukan apakah suatu hukum positif sebagai produk

yang adil ataukah tidak adil. Sebagaistaatfundamentalnorm, Pancasila

merupakan pangkal tolak derivasi (sumber penjabaran) dari tertib hukum di

Indonesia termasuk UUD 1945. Dalam pengertian inilah menurut istilah ilmu

hukum disebut sebagai sumber dari segala peraturan perundang-undangan di

Indonesia.

Dasar Yuridis Reformasi Hukum di Indonesia adalah UUD 1945 yang

beberapa pasalnya dalam praktek penyelenggaraan Negara bersifat multi

interpretable (penafsiran ganda), dan memberikan porsi kekuasaan yang

sangat besar kepada presiden (executive heavy). Akibatnya memberikan

kontribusi atas terjadinya krisis politik serta mandulnya fungsi hukum dalam

negara RI. Berdasarkan isi yang terkandung dalam Penjelasan UUD 1945,

Pembukaan UUD 1945 menciptakan pokok-pokok pikiran yang dijabarkan

dalam pasal-pasal UUD 1945 secara normatif. Pokok-pokok pikiran tersebut

merupakan suasana kebatinan dari UUD dan merupakan cita-cita hukum

yang menguasai baik hukum dasar tertulis (UUD 1945) maupun hukum dasar

tidak tertulis (Convensi).

10

Dalam era reformasi pelaksanaan hukum harus didasarkan pada suatu

nilai sebagai landasan operasionalnya. Reformasi pada dasarnya untuk

mengembalikan hakikat dan fungsi negara pada tujuan semula yaitu

melindungi seluruh bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Negara pada

hakikatnya secara formal harus melindungi hak-hak warganya terutama hak

kodrat sebagai suatu hak asasi yang merupakan karunia Tuhan YME. Oleh

karena itu pelanggaran terhadap hak asasi manusia adalah sebagai

pengingkaran terhadap dasar filosofis negara misalnya pembungkaman

demokrasi, penculikan, pembatasan berpendapat berserikat, berunjuk rasa

dan lain sebagainya.

Pelaksanaan hukum pada masa reformasi harus benar-benar dapat

mewujudkan negara demokrasi dengan suatu supremasi hukum. Artinya

pelaksanaan hukum harus mampu mewujudkan jaminan atas terwujudnya

keadilan (sila V) dalam suatu negara yaitu keseimbangan antara hak dan

kewajiban bagi setiap warga negara tidak memandang pangkat, jabatan,

golongan, etnisitas maupun agama. Setiap warga negara bersamaan

kedudukannya di muka hukum dan pemerintah (pasal 27 UUD 1945).

Jaminan atas terwujudnya keadilan bagi setiap warga negara dalam hidup

bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh unsur keadilan baik

keadilan distributif, keadilan komulatif, serta keadilan legal.

3.2.2 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik.

Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa cakrawala

baru dalam system politik dan pemerintahan di Indonesia yang cenderung

bersifat stagnan. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi dipandang sebagai

suatu langkah baru menuju terciptanya Indonesia baru di masa depan dengan

dasar - dasar efisiensi dan demokratisasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan. Secara internal, tuntutan reformasi muncul akibat terjadinya

peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ditandai oleh

meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, terbukanya berbagai isolasi

serta akses informasi yang mudah diperoleh. Kondisi ini telah menyebabkan

11

masyarakat semakin kritis dalam mencermati pengelolaan kekuasaan Negara

yang dianggap telah menyimpang.

Landasan aksiologis (sumber nilai) sistem politik Indonesia adalah dalam

Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi “……maka disusunlah

kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar

Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik

Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan

yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia

dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan

social bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Jika dikaitkan dengan makna alinea II tentang cita-cita negara dan

kemerdekaan yaitu demokrasi (bebas, bersatu, berdaulat, adil dan makmur).

Dasar politik ini menunjukkan kepada kita bahwa bentuk dan bangunan

kehidupan masyarakat yang bersatu (sila III), demokrasi (sila IV),

berkeadilan dan berkemakmuran (sila V) serta negara yang memiliki dasar-

dasar moral ketuhanan dan kemanusiaan. Nilai demokrasi politik

sebagaimana terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi bangunan negara

yang dikehendaki oleh para pendiri negara kita dalam kenyataannya tidak

dilaksanakan berdasarkan suasana kerokhanian berdasarkan nilai-nilai

tersebut.

Prinsip-prinsip demokrasi tersebut jika kita kembalikan pada nilai

esensial yang terkandung dalam Pancasila maka kedaulatan tertinggi Negara

adalah di tangan rakyat. Rakyat adalah asal mula kekuasaan negara, oleh

karena itu paradigma ini harus merupakan dasar pijakan dalam reformasi.

Atas dasar inilah maka pertimbangan realistik sebagai unsur yang sangat

penting yaitu dinamika kehidupan masyarakat, aspirasi serta tuntutan

masyarakat yang senantiasa berkembang untuk menjamin tumbuh

berkembangnya demokrasi di Negara Indonesia. Dengan sendirinya

kesemuanya ini harus diletakkan dalam kerangka nilai- nilai yang dimiliki

12

oleh masyarakat itu sendiri sebagai filsafat hidupnya yaitu nilai-nilai

Pancasila.

3.2.3 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi.

Kebijaksanaan yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada

pertumbuhan dan mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersama seluruh

bangsa, dalam kenyataannya hanya menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil

orang bahkan penguasa. Pada era ekonomi global dewasa ini dalam kenyataannya

tidak mampu bertahan. Krisis ekonomi yang terjadi di dunia dan melanda

Indonesia mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga kepailitan yang

diderita oleh para pengusaha harus ditanggung oleh rakyat.

Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada

masa krisis dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis

pada usaha rakyat. Oleh karena itu subsidi yang luar biasa banyaknya pada

kebijaksanaan masa orde baru hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang yaitu

sekelompok konglomerat, sedangkan bilamana mengalami kebangkrutan seperti

saat ini rakyatlah yang banyak dirugikan. Oleh karena itu rekapitalisasi pengusaha

pada masa krisis dewasa ini sama halnya dengan rakyat banyak membantu

pengusaha yang sedang terpuruk. Sementara untuk mengembalikan kepercayaan

rakyat terhadap pemerintah, maka pemerintah harus secara konsisten

menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru

yang melakukan pelanggaran.

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang

berbasis pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang

mengutamakan kesejahteraan seluruh bangsa adalah sebagai berikut:

1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan,

yaitu dilakukan dengan program“social safety net” yang popular

dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS).Sementara untuk

mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka

pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta

mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru yang melakukan

13

pelanggaran. Hal ini akan memberikan kepercayaan dan kepastian

usaha.

2. Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi.

Upaya ini dilakukan dengan menciptakan kondisi kepastian usaha,

yaitu dengan diwujudkan perlindungan hukum serta undang-undang

persaingan yang sehat. Untuk itu pembenahan dan penyehatan dalam

sektor perbankan menjadi prioritas utama, karena perbankan

merupakan jantung perekonomian.

3. Transformasi struktur,

yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu diciptakan sistem

untuk mendorong percepatan perubahan structural (structural

transformation). Transformasi struktural ini meliputi proses perubahan

dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke

ekonomi yang tangguh, dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar, dari

ketergantungan kepada kemandirian, dari orientasi dalam negeri ke

orientasi ekspor.

Dengan sendirinya intervensi birokrat pemerintahan yang ikut dalam

proses ekonomi melalui monopoli demi kepentingan pribadi harus segera diakhiri.

Dengan sistem ekonomi yang mendasarkan nilai pada upaya terwujudnya

kesejahteraan seluruh bangsa maka peningkatan kesejahteraan akan dirasakan

oleh sebagian besar rakyat, sehingga dapat mengurangi kesenjangan ekonomi.

14

BAB IV

Simpulan

4.1 Simpulan

1. Bahwa pancasila sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup serta sumber

dari semua sumber hukum adalah warisan hukum yang digali dari nilai

budaya, adat serta kepribadian bangsa.

2. Tidak ada yang salah dalam pancasila hanya saja penjabaran pelaksanaan

pada masa pemerintahan sebelumnya hanya menjadi topeng dan kedok

pembenaran kekuasaan saja.

3. Pada masa reformasi ini sesuai dengan maknanya maka tidak salah dan

tepat bila kita harus kembali pada nlai-nilai pancasila yang telah sekian

lama menjadi asing dan jauh dari kehidupan kita sebagai bangsa.

4. Pengamalan nilai pancasila harus seiring dengan semangat reformasi

dalam perubahan menuju tatanan masyarakat yang madani adalah menjadi

tonggak sejarah dimana keberhasilan reformasi justru pada keberhasilan

mengembalikan kemurnian dan keutuhan serta kekuatan pancasilaisme

disetiap warga negara Indonesia.

4.2 Saran

1. Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap komponen

bangsa diperlukan perhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara

integrative. Untuk itu, perlu diwujudkan adanya suatu wadah atau lembaga

yang akan menangani masalah Wawasan Kebangsaan serta perlunya buku

pedoman nasional yang dapat digunakan baik melalui pendidikan formal

maupun nonformal.

2. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat LSM serta

media massa sangat diperlukan untuk meningkatkan Wawasan

Kebangsaan. Untuk itu para tokoh tersebut harus mempunyai komitmen

untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran

sempit yang menguntungkan hanya sekelompok orang.

15

3. Perlunya pengamalan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari

melalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan

Pancasila (P4), di seluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun

nonformal, agar lebih tertanam rasa cinta tanah air, bangsa dan negara

bahkan selalu siap dalam usaha bela negara.

4. Perlunya penyelengaran di seluruh elemen masyarakat tentang pembinaan

dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi

paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan, di setiap

Kabupaten atau Kota dengan melibatkan instansi terkait secara bertahap

dan berlanjut.

16

Daftar Pustaka

Samad Riyanto , Bibit. Orasi Ilmiah. Optimalisasi Upaya Pencegahan

Korupsi Dalam Praktek Administrasi Negara. (Naskah dalam wisuda Program

Magister ke-7 dan Program Sarjana S1 ke-46 STIA LAN RI). Jakarta : 2009.

Buku Kewarganegaraan. Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara.

Penerbit Yudhistira. Jakarta. 2005.

Joko , Siswanto. 2006. ABC PANCASILA. Yogyakarta: Badan Penerbitan

Filsafat UGM

P. J. Suwarno, 2008, Pancasila budaya bangsa Indonesia, penerbit Kanisius.

Hisyam, Muhammad, 2003, Krisis masa kini dan orde Baru, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta.

17

LAMPIRAN

POWER POINT

18

19

20

21

22

23

24

25