KELOMPOK 5

16
KELOMPOK 5 KETUA : AGUNG DWI NUGRAHA ANGGOTA : ANANDA SURYA PUTRI NIKE DWI EVRILIANI LUPITA SARI DENA DESTRIANI FICKY ZULFIKAR IKBAL NURDIANSYAH M. RIFALDY

description

KELOMPOK 5. KETUA: AGUNG DWI NUGRAHA ANGGOTA: ANANDA SURYA PUTRI NIKE DWI EVRILIANI LUPITA SARI DENA DESTRIANI FICKY ZULFIKAR IKBAL NURDIANSYAH M. RIFALDY. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KELOMPOK 5

Page 1: KELOMPOK  5

KELOMPOK 5

KETUA : AGUNG DWI NUGRAHAANGGOTA : ANANDA SURYA PUTRI

NIKE DWI EVRILIANI LUPITA SARI DENA DESTRIANI FICKY ZULFIKAR IKBAL NURDIANSYAH M. RIFALDY

Page 2: KELOMPOK  5

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Page 3: KELOMPOK  5

A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasia. Kehidupan kota yang lebih modernb. Sarana dan prasarana kota lebih lengkapc. Banyak lapangan pekerjaan di kotad. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas

Page 4: KELOMPOK  5

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi

a. Lahan pertanian semakin sempitb.Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnyac. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desad. Terbatasnya sarana dan prasarana di desaDiusir dari desa asale. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Page 5: KELOMPOK  5

C. Keuntungan Urbanisasi

a. Memoderenisasikan warga desab. Menambah pengetahuan warga desac. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerahd. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa

Page 6: KELOMPOK  5

D. Akibat urabnisasi

a. Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kotab. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)c. Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatand. Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

Page 7: KELOMPOK  5

Dampak urbanisasi

Dampak urbanisasi yang biasanya menjadi perhatian adalah masalah kemiskinan kota. Potret ini umumnya terekam melalui wajah perkotaan, dengan sudut-sudut pemukiman kumuh. Hal ini, dikarenakan sebagian besar kaum urban adalah tenaga tak terdidik yang biasanya menjadi buruh kasar dan memperoleh penghasilan minim. Akibatnya, mereka hanya mampu tinggal di kawasan kumuh dengan segala permasalahannya.

Page 8: KELOMPOK  5

Akhirnya urbanisasi adalah masalah bersama. Beberapa dampak positif, khususnya dalam konteks ekonomi dapat terus dioptimalisasikan. Namun, dampak-dampak negatif yang muncul mestinya menjadi perhatian serius. Bukan saja menjadi tanggung jawab kementerian terkait di tingkat pusat, tetapi juga memerlukan dukungan dan kapasitas pemerintahan di daerah. Apalagi, jika menyangkut masalah kaum miskin kota. Pemerintah daerah dituntut untuk lebih responsif dalam menangani

masalah ini tanpa diskriminasi.

Page 9: KELOMPOK  5

Perkembangan urbanisasi

Di masa mendatang, para ahli kependudukan memperkirakan bahwa proses urbanisasi di Indonesia akan lebih banyak disebabkan migrasi desa-kota. Perkiraan ini didasarkan pada makin rendahnya pertumbuhan alamiah penduduk di daerah perkotaan, relatif lambannya perubahan status dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, serta relatif kuatnya kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan yang “urban bias”, sehingga memperbesar daya tarik daerah perkotaan bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan . Itulah sebabnya di masa mendatang, isu urbanisasi dan mobilitas atau migrasi penduduk menjadi sulit untuk dipisahkan dan akan menjadi isu yang penting dalam kebijaksanaan kependudukan di Indonesia.

Page 10: KELOMPOK  5

Jika di masa lalu dan dewasa ini, isu kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas) masih mendominasi kebijaksanaan kependudukan, di masa mendatang manakala tingkat kelahiran dan kematian sudah menjadi rendah, ukuran keluarga menjadi kecil, dan sebaliknya kesejahteraan keluarga dan masyarakat meningkat, maka keinginan untuk melakukan mobilitas bagi sebagian besar penduduk akan semakin meningkat dan terutama yang menuju daerah perkotaan.Jika pada tahun 1980 migran di Indonesia berjumlah 3,7 juta jiwa, maka angka tersebut meningkat menjadi 5,2 juta jiwa pada tahun 1990 dan sedikit menurun menjadi 4,3 juta jiwa pada periode 1990-1995. Secara kumulatif diketahui bahwa sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia yang pernah melakukan migrasi adalah 11,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 1990 angka tersebut meningkat menjadi 17,8 juta jiwa.

Page 11: KELOMPOK  5

Lebih lanjut, data survei penduduk antarsensus (Supas) 1995 memperlihatkan bahwa tingkat urbanisasi di Indonesia pada tahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yang lalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.

Page 12: KELOMPOK  5

Kebijaksanaan urbanisasi di Indonesia

Ada dua kelompok besar kebijaksanaan pengarahan urbanisasi di Indonesia yang saat ini sedang dikembangkan.Pertama, mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar memiliki ciri-ciri sebagai daerah perkotaan. Upaya tersebut sekarang ini dikenal dengan istilah “urbanisasi pedesaan “.Kedua, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, atau dikenal dengan istilah “daerah penyangga pusat pertumbuhan”.Kelompok kebijaksanaan pertama merupakan upaya untuk “mempercepat” tingkat urbanisasi tanpa menunggu pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melakukan beberapa terobosan yang bersifat “non-ekonomi”. Bahkan perubahan tingkat urbanisasi tersebut diharapkan memacu tingkat pertumbuhan ekonomi. Untuk itu perlu didorong pertumbuhan daerah pedesaan agar memiliki ciri-ciri perkotaan, namun tetap “dikenal” pada nuansa pedesaan. Dengan demikian, penduduk daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai “orang kota” walaupun sebenarnya mereka masih tinggal di suatu daerah yang memiliki nuansa pedesaan .

Page 13: KELOMPOK  5

Dampak negatif urbanisasi bagi desa yang ditinggalkan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1}. Terhambatnya pembangunan desa karena desa kekurangan tenaga kerja. Biasanya, orang-orang muda yang pindah ke kota merupakan orang-orang muda yang berpendidikan dan sangat dibutuhkan potensinya untuk membangun desa. 2}. Akibat dari yang pertama di atas akan berdampak lebih lanjutterhadap menurunnya produktifitas sector pertanian yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat desa.3}. Masuknya budaya kota yang kurang baik ke desa, seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, dan lain-lain. 

Page 14: KELOMPOK  5

Faktor-faktor yang menyebabkan urbanisasi

Urbanisasi dapat disebabkan oleh dua factor yaitu factor yang mendukung (push factor) penduduk desa yang meninggalkan desanya dan factor yang menarik (pull factors) penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota.Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa meninggalkan desa adalaha. Di desa-desa, lapangan pekerjaan umumnya relative terbatas. Hal ini mengakibatkan timbulnya pengangguran (disguised unemployment).b. Penduduk desa terutama muda mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang ketat yang mengakibatkan cara hidup yang monoton.c. Di desa-desa tidak banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan.

Page 15: KELOMPOK  5

#. Dampak negatif urbanisasi bagi kota yang didatangi, di antaranya adalah sebagai berikut: 1}. Meningkatnya kerawanan keamanan di kota karena semakin merajalelanya kejahatan, seperti pencopetan, penodongan, pencurian, dan lain-lain. Hal ini bisa saja disebabkan karena penduduk desa yang pindah ke kota gagal mencari pekerjaan di kota sehingga menjadi penggangguran. Orang pengangguran biasanya cukup mudah tergoda untuk berbuat kejahatan. 2}. Terjadinya kemacetan lalu lintas, ketidak seimbangan antara pengguna jasa angkutan dengan jumlah angkutan, dan meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya ketidak seimbangan antara pertambahan penduduk dengan pertambahan sarana dan prasarana transportasi. Pertambahan penduduk sebagai akibat dari transportasi. Pertambahan pendududk sebagai akibat dari urbanisasi, jauh lebih cepat daripada pertumbuhan sarana dan prasarana transportasi.

Page 16: KELOMPOK  5

3}. Meningkatnya kerawanan social disebabkan karena meningkatnya jumlah pengemis, gelandangan, para pengamen jalanan, wanita para pekerja seks komersial, dan lain-lain. Hal ini bisa diakibatkan oleh banyaknya penduduk desa yang pindah ke kota dan tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak di kota. 4}. Meningkatnya permasalahan lingkungan karena banyaknya gubuk-gubuk liar dan daerah pemukiman kumuh yang sangat menganggu keindahan, kenyamanan, dan kebersihan kota. 5}. Semakin meningkatnya penganguran di kota dan semakin tingginya tingkat kepadatan di kota.