Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

47
Opissen Yudisyus Rina Nufrika sari Didin Wahyudin Lylya Kusuma Astuti Restika Cahya Ningsih Arini Dian Rukmana

description

syarat-syarat ekonomi sukses

Transcript of Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Page 1: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Opissen Yudisyus

• Rina Nufrika sari

• Didin Wahyudin

• Lylya Kusuma Astuti

• Restika Cahya Ningsih

• Arini Dian Rukmana

Page 2: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Syarat-Syarat Ekonomi Sukses

Tafsir dan Hadits Ekonomi dan Bisnis

Page 3: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Syarat-Syarat Ekonomi Sukses

Kerja Keras

Aman Sentosa

Penggunaan Sumber Daya yang Efisien

Kehendak Bersama

Tidak Menyalahgunaka

n Waktu

Faktor Ilahi

Page 4: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kerja Keras

Definisi Kerja Keras

Kerja keras itu adalah bekerja dengan waktu yang cukup lama dan menggunakan energi sebesar mungkin. Bagaimana kita bisa bekerja keras? Kuncinya ialah, harus memiliki motivasi tinggi.

Definisi Kerja Cerdas

Kerja cerdas itu adalah bagaimana kita bekerja sebaik mungkin dengan hasil yang lebih besar untuk usaha yang sama. Atau hasil yang sama dengan usaha yang lebih sedikit. Bagaimana caranya? Banyak sekali, kuncinya ialah dengan menggunakan apa yang disebut daya ungkit

Contoh pesawat sederhana yang menggunakan daya ungkit adalah dongkrak mobil. Kita tidak akan kuat untuk mengangkat dan menahan mobil dengan tenaga tangan kita, tetapi dengan bantuan dongkrak, kita menjadi mampu mengangkat dan menahan mobil kita tanpa energi yang lebih besar

Page 5: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa bekerja merupakan sebuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah. Orang yang bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah. Lantaran manusia yang mau bekerja dan berusaha keras untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, akan dengan sendirinya hidup tentram dan damai dalam masyarakat

Page 6: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Sedangkan dalam pandangan Allah SWT, seorang pekerja keras (di jalan yang diridhai Allah tentu lebih utama ketimbang orang yang hanya melakukan ibadah (berdo’a saja misalnya), tanpa mau bekerja dan berusaha, sehingga hidupnya melarat penuh kemiskinan.

• Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah SAW amat prihatin terhadap para pemalas

Page 7: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Jika kita bekerja dengan maksud untuk menghindarkan diri dari pengangguran misalnya, maka pekerjaan itu baik dan halal. Namun jika tujuan kita bekerja hanya untuk mencari harta serta memperkaya diri sendiri, maka pekerjaan yang kita lakukan itu merupakan pekerjaan hina dan haram, sehingga wajib dijauhi.

Page 8: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Dalam hadits riwayat Bukhari “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari susah dan sedih, lemah dan malas, takut dan kikir, serta tertekan hutang dan penindasan orang lain”. (HR. Bukhari)

• Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Page 9: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Hadits yang disebutkan di atas bermakna memotivasi, memberi dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin untuk giat bekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya, agar tidak menjadi hina lantaran membebani orang lain dengan menjadi parasit.

Page 10: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat Makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka Mengapakah mereka tidak bersyukur? ( QS. Yaasin : 34-35 )

• ”Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramnal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik”. (Q.S Al-Kahfi(18): 30)

Page 11: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Menyimak ayat di atas, bahwa setiap Muslim sesungguhnya dituntut untuk bekerja keras, dan disarankan untuk menjelajahi bumi Allah yang maha luas ini, dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, mencari rejeki, menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan agar dapat mencapai kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Page 12: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Aman Sentosa

• Sabda Rasulullah ( � aman:"Maknanya adalah tidak takut/( آمنًاdari musuh." 

• Menurut kamus besar bahasa Indonesia,sentosa berarti bebas dari segala kesukaran dan bencana; aman dan tenteram; sejahtera: dengan penghasilan yang cukup dan lingkungan yang aman, ia hidup dengan -- bersama keluarganya di kampung;

Page 13: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam. Dan tidak akan merasakan kenikmatan hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang-orang yang hidup di suatu Negara yang kehilangan rasa aman di dalamnya. Atau seperti orang-orang yang yang hidup di tengah-tengah peperangan yang merusak harta benda dan menghilangkan nyawa

Page 14: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Aman Sentosa

• ” Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nuur: 55) 

Page 15: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• ” Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An`aam:82) 

Page 16: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Aman Sentosa

• Dalam konteks pembangunan perekonomian Indonesia,kita menyadari bahwa sekarang Indonesia berada dalam keadaan yang tidak seimbang atau dalam keadaan krisis,maka dari itu keamanan di Indonesia juga sedang mengalami goncangan. Hal ini dapat dikatakan jika pembangunan perekonomian melemah,maka aman dan sentosa dari negara juga ikut melemah .

Page 17: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman, apabila mereka merealisasikan tauhid, mengikhlashkan (memurnikan) keimanan, dan melakukan amal shalih.

Page 18: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Jika suatu keadaan perekonomian dalam suatu negara mengalami kemajuan yang pesat, maka keadaan tersebut juga akan mempengaruhi keamanan dan kesejahteraan negara tersebut. Sebagai buktinya Amerika Serikat sebagai negara adidaya dan adi kuasa yang terkenal perekonomiannya yang bagus, maka kesejahteraan penduduknya terpenuhi. Sebaliknya, Zimbabwe yang terkenal sebagai negara yang miskin,kesejahteraan penduduknya sangat memprihatinkan.

Page 19: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Dari penjelasan tersebut,jelaslah bahwa siapa saja yang terkumpul di dalam dirinya ketiga hal ini,yaitu kesehatan jasmaninya, keamanan dalam hatinya, kecukupan dalam makanannya, dan keselamatan keluarganya maka pada hari itu seolah-olah dia memiliki dunia seluruhnya. Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan dengan yang disebutkan, namun demikian mereka mengingkarinya dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan.

Page 20: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Penggunaan Sumber Daya yang Efisien

• Konsep ekonomi Islam berdasarkan Kemaha-kayaan Allah dan Keluasan IlmuNya. Allah menyediakan kebutuhan kita secara cukup sampai hari kiamat, tugas kita-lah untuk mencari karuniaNya tersebut. Untuk mencari karuniaNya tersebut, kita tidak boleh berhenti mencari ilmu dan terus membaca ayat-ayatNya baik yang qauliyah maupun yang qauniyah. Keterbatasan ilmu-lah yang membuat para ekonom konvensional mengkambing hitamkan kelangkaan dalam menjelaskan fenomena kenaikan harga-harga. Ilmu seluruh profesor ekonomi ditambah ilmuwan dari seluruh bidang - hanya setitik air dilautan bila dibandingkan ilmu Allah.

Page 21: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". ( Al-Kahfi : 109)

 

Page 22: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Adapun realitas yang menyatakan terjadi kelangkaan sumberdaya, hal tersebut diakibatkan karena adanya distribusi yang tidak adil dan merata sebagai akibat sistem ekonomi yang membolehkan eksploitasi pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah. Yang kuat memiliki akses terhadap sumberdaya sehingga menjadi sangat kaya, sementara yang lemah tidak memiliki akses terhadap sumberdaya sehingga menjadi sangat miskin. Karena itu masalah ekonomi sebenarnya muncul bukan karena sumberdaya yang terbatas, tetapi karena keserakahan manusia yang tidak terbatas. Kalau masalah distribusi merupakan salah satu permasalahan utama dalam ilmu ekonomi, Al-Qur’an telah memerintahkan agar sumber daya tdak hanya dikuasai oleh segelintir orang saja, yaitu orang yang kaya dan pemilik modal.

Page 23: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Persoalan lain dari munculnya kelangkaan sumberdaya di dunia juga bisa diakibatkan oleh ketidakmampuan manusia dalam mengelola asset sumberdaya tersebut. Untuk itu Allah Swt. memerintahkan untuk mencari, menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya yang ada, sebagaimana disebutkan dalam ayat Al-Qur’an :

• “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi , maka jelajahilah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya –lah kamu ( kembali setelah ) dibangkitkan. ( Al Mulk : 15)

Page 24: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Disamping itu, kelangkaan bisa  juga terjadi karena ulah dan perbuatan manusia yang serakah dalam mengekploitasi sumberdaya serta sikap moral yang rusak dari manusia, seperti penimbunan barang, peperangan serta fenomena korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dalam hal ini Allah Swt. memperingatkan kembali bahwa segala kerusakan (dalam kelangkaan) yang terjadi dibumi bukan karena karunia Allah Swt. yang sedikit, namun karena rusaknya perilaku manisia sendiri

Page 25: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Allah Swt. berfirman:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar). (QS. Al-Rum: 41)

 

Page 26: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kehendak bersama

• kata musyawarah adalah bentuk mashdar dari kata kerja syawara yang dari segi jenisnya termasuk kata kerja mufa’alah (perbuatan yang dilakukan timbal balik), maka musyawarah haruslah bersifat dialogis, bukan monologis. Semua anggota musyawarah bebas mengemukakan pendapatnya. Dengan kebebasan berdialog itulah diharapkan dapat diketahui kelemahan pendapat yang dikemukakan, sehingga keputusan yang dihasilkan tidak lagi mengandung kelemahan.

Musyawarah atau syura adalah sesuatu yang sangat penting guna menciptakan peraturan di dalam masyarakat mana pun. Setiap negara maju yang menginginkan keamanan, ketentraman, kebahagiaan dan kesuksesan bagi rakyatnya, tetap memegang prinsip musyawarah ini. Tidak aneh jika Islam sangat memperhatikan dasar musyawarah ini.

Page 27: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Dalam surat Ali 'Imran (3): 159

 

• Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

ayat ini juga merupakan petunjuk kepada setiap Muslim, khususnya kepada setiap pemimpin, agar bermusyawarah dengan anggota-anggotanya.

 

Page 28: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kebijakan fiskal dalam konvensional

Kemampuan pemerintah dalam masalah menghasilkan pendapatan untuk menutupi kebutuhannya dan kemudian mengalokasikannya, mendistribusikannya agar tercapai efisiensi anggaran

Instrumen yang di gunakan :Pajak, transfer dan anggaran

Pada sistem ekonomi konvensional tingkat kesejahteraan hidup ini di batasi untuk memaksimalkan keuntungan maksimum bagi individu di dunia dan tidak adanya sesuatu yang di berikan kepada masyarakat dalam pemenuhan spiritual kebutuhan

Page 29: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kebijakan fiskal dalam pandangan islam

• Pendapatan dan anggaran adalah merupakan alat yang efektif dalam mencapai tujuan ekonomi

Instrumen yang di gunakan zakat

Tingkat kesejahteraan dalam islam itu luas meliputi kehidupan di dunia dan di akhirat

Page 30: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Komponen kebijakan fiskal

1. Penerimaan negara

• Zakat,

• ghanimah(harta bergerak yang bisa di pindah, di dapat dari peperangan melawan musuh),

• Fai ( harta rampasan)

• Kharaj ( pajak tanah)

• Jizyah ( pembayaran dari non muslim karena tinggal di daerah muslim dan di jamin oleh pemerintahannya)

Page 31: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

2. Pengeluaran negara

Menggunakan keuangan tersebut dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.

Pengeluaran semuanya di tujukan untuk kemakmuran masyarakat,

Page 32: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

3. Utang negara

di dalam islam penerimaan seharusnya bebas bunga,

Pinjaman dari negara lain yang menggunakan sistem bunga pada hakikatnya susah untuk di dapatkan oleh karenanya suatu negara tertentu mungkin akan mendapatkan dari negara lain yang sepaham,

Page 33: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Isu

• Berkembangnya lembaga-lembaga pembiayaan yang bertujuan untuk mengelola dana zakat, infak dan sedekah di Indonesia, terkesan masih terkotak-kotak dan pengelolaannya hanya menjadi bagian dari sebuah institusi lain, sehingga sifat charity-nya lebih mengedepan dibandingkan fungsi manfaatnya dalam jangka panjang

Page 34: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kesimpulan

• Sektor Fiskal merupakan salah satu sektor penting dalam pengelolaan negara terutama yang berkenaan dengan barang dan hukum publik.

• Dalam tahap implementasi, perkembangan sistem fiskal konvensional jauh lebih cepat daripada Islam hal ini diakibatkan oleh :– Tidak semua negara dibelahan dunia ini menerapkan konsep Islam secara

kaffah .– Zakat hampir tidak dijadikan sebagai instrumen penting dalam pendanaan

negara saat ini– Masih diperlukan penyesuaian-penyesuaian untuk negara-negara yang

dulunya berpaham kapitalis maupun komunis untuk mentransfer sistem fiskalnya menurut Islam.

Page 35: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Time Value of Money

Ekonomi Islam memiliki prinsip yang berasal dari sumber hukum baik al-Qur'an, hadis maupun pemikiran cendikiawan muslim.

Fungsi uang ada dua menurut ekonomi islam yaitu:

1. sebagai alat pengukur harga 2. alat pembayaran.

Fungsi uang sebagai alat penyimpan nilai tidak diakui karena dianggap sesuatu yang mendekati

riba. Fungsi uang yang dilarang inilah yang sebenarnya melahirkan teori time value of

money. Konsekuensi logisnya, Ekonom muslim sendiri tidak sependapat dengan konsep ini.

Page 36: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

ISU :

Teori keuangan konvensional mendasarkan argumen pembenaran adanya bunga (interest) melalui konsep time

value of money (nilai waktu dari uang). Sedangkan, dalam Ekonomi Islam, validitas konsep ini dibantah dengan

adanya pelarangan riba dalam Islam. Sebagai gantinya, aktivitas bisnis dalam Ekonomi Islam selalu menekankan

kepada mekanisme sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Konsep kemitraan ini dirasa lebih tepat dan sesuai

dengan prinsip keadilan yang realistis.

Page 37: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

ada dua hal yang menjadi pondasi konsep time value of money, yaitu:

1. Presence of InflationDapat dimisalkan: katakanlah tingkat inflasi 10% per tahun. Seseorang dapat

membeli 10 pisang goreng hari ini dengan membayar Rp.10.000 Namun bila ia membelinya tahun depan, dengan sejumlah uang yang sama Rp.10.000 ia hanya dapat membeli 9 pisang goreng. Oleh karena itu, ia akan meminta kompensasi

untuk hilangnya daya beli uangnya akibat inflasi.

2. Preference present consumption to future consumptionDiandaikan tingkat inflasi nol, sehingga dengan Rp.10.000 seseorang tetap dapat membeli 10 pisang goreng hari ini maupun tahun depan. Bagi kebanyakan orang,

mengkonsumsi 10 pisang goreng sekarang lebih disenangi daripada mengkonsumsi 10 pisang goreng tahun depan. Dengan alasan ini, walaupun tingkat inflasi nihil, Rp.10.000 lebih disukai dan dikonsumsi hari ini. Oleh sebab itu, untuk menunda

konsumsi, ia mensyaratkan kompensasi.

Page 38: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Argumen pertama disanggah karena tidak lengkap kondisinya. Dalam setiap perekonomian selalu ada keadaan inflasi dan deflasi. Seharusnya keadaan deflasi menjadi alasan adanya negative time value of money.

Ekonomi Konvensional sebenarnya juga memasukkan unsur ketidakpastian return dan menyebut kompensasinya sebagai discount rate yang lebih bersifat umum dibandingkan istilah interest rate. Ketidakpastian return dikonversi menjadi suatu kepastian melalui premium for uncertainty. Investasi tentu selalu ada kemungkinan mendapat positif return, negative return, dan no return. Inilah yang menimbulkan ketidakpastian (uncertainty), tetapi probabilitas negative return dan no return dipertukarkan dengan sesuatu yang pasti, premium for uncertainty.

Keadaan inilah yang ditolak dalam Ekonomi Islam, yaitu keadaan al- ghunmu bi la ghurmi (gaining return without responsible for any risk) dan al- kharaj bi la dhaman (gaining income without responsible for any expense). Sebenarnya keadaan ini juga ditolak oleh teori keuangan yang menjelaskan adanya hubungan searah antara risk dan return.

Page 39: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kesimpulan

dalam islam faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara),

maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efisien akan mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksanakannya. Oleh karena itu, siapa pun pelakunya, secara sunnatullah akan mendapatkan

keuntungan di dunia.

Lebih dari itu, dalam Islam keuntungan yang dicari bukan saja keuntungan di dunia tetapi juga di akhirat. Oleh karenanya pemanfaatan waktu bukan saja

harus efektif dan efisien, tapi ia juga harus didasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang akan mendatangkan keuntungan di akhirat. Sebaliknya, jika keimanan tidak mampu mendatangkan keuntungan di dunia, berarti ada

faktor-faktor yang belum diamalkan.

Page 40: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Faktor Ilahi• Teori Invisible Hand

Teori invisible hands dikenalkan oleh Adam Smith (1723-1790) di dalam bukunya The Wealth of Nation(1776).

Menurut teori ini, pasar akan diatur oleh tangan-tangan tidak kelihatan (invisible hands).Pandangan tersebut mengatakan bahwa pasar yang baik adalah pasar yang dibentuk oleh kompetisi antara penawaran dan permintaan. Dan Negara tidak boleh mengintervensi pasar dalam bentuk apapun

Page 41: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Tangan Tersembunyi atau Invisible Hand.

• Atau istilah yang melambangkan bahwa aktifitas ekonomi dalam sistem keuangan pasar dikendalikan dan dipelihara oleh keseimbangan kepentingan, tanpa pengaturan sebelumnya atau tanpa koordinasi antara pelaku di pasar. Semuanya berjalan begitu saja di bawah satu motif yaitu merealisasikan kepentingan (pribadi atau kelompok.). Tidak ada motif lain.

• Contoh : Pembuat roti tidak memproduksi roti dengan motif memberi makan orang miskin, melainkan untuk kepentingan sendiri. Pembeli roti juga tidak membeli roti dengan motif memberi keuntungan kepada pembuatnya, tetapi didasari oleh keinginan memenuhi hajatnya.

Page 42: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Invisible Hand dalam Islam

• Tangan Tersembunyi, dalam islam adalah taqwa atau kesalehan yang dapat menyelamatkan dari krisis dan bencana.

Ia adalah sumber rizqi kita meskipun kita tidak mengetahui bagaimana Allah mengatur mekanismenya

• tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). ( QS Ar Rahman : 60 )

Page 43: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Hadits

•  “Harga melambung pada zaman Rasulullah SAW. Orang-orang ketika itu mengajukan saran kepada Rasulullah dengan berkata: “ya Rasulullah hendaklah engkau menentukan harga”. Rasulullah SAW. berkata:”Sesungguhnya Allah-lah yang menentukan harga, yang menahan dan melapangkan dan memberi rezeki. Sangat aku harapkan bahwa kelak aku menemui Allah dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntutku tentang kezaliman dalam darah maupun harta.”

Page 44: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

• Hadits ini terlihat dengan jelas bahwa Islam jauh lebih dahulu (lebih 1160 tahun) mengajarkan konsep invisible hand atau mekanisme pasar dari pada Adam Smith. Inilah yang mendasari teori ekonomi Islam mengenai harga. Rasulullah mengatakan bahwa harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya.

• Namun demikian, ekonomi Islam masih memberikan peluang pada kondisi tertentu untuk melakukan intervensi harga (price intervention) bila para pedagang melakukan monopoli dan kecurangan yang menekan dan merugikan konsumen.

• Menurut Ibnu taymiyah, penetapan harga diperlukan untuk mencegah pedagang menjual makanan atau barang dengan harga sesuka hati dan hanya menjual kepada kelompok tertentu saja.

Page 45: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Isu

• Ide invisible hands secara langsung mendorong tuntutan kebebasan berekonomi termasuk diantaranya adalah kebebasan berproduksi

Page 46: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

Kesimpulan

• bahwa ketentuan harga itu diserahkan kepada mekanisme pasar yang alamiah impersonal. Dan harga di pasar tidak boleh ditetapkan, karena Allah-lah yang menentukannya

Page 47: Kelompok 4 tafsir hadits ekonomi

THANKS YOU