Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

37
COVER Tugas Makalah III MAKALAH TAFSIR TARBAWI Wawasan Al-Qur’an tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi Dosen Pembimbing: Akhmad Supriadi, M.S.I. Di susun oleh: Sofyan Rahmat Ali NIM: 1301140330 i

Transcript of Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

Page 1: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

COVER

Tugas Makalah III

MAKALAH

TAFSIR TARBAWI

Wawasan Al-Qur’an tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pembimbing: Akhmad Supriadi, M.S.I.

Di susun oleh:

Sofyan Rahmat AliNIM: 1301140330

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

2014 M / 1435 H

i

Page 2: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Penciptaan Manusia.....................................................................................................3

1. Asal-Usul Manusia Menurut Al-Qur’an..................................................................3

2. Asal-Usul Manusia Menurut Teori Evolusi.............................................................4

3. Unsur Pembentukan Manusia Menurut Al-Qur’an..................................................5

4. Unsur Pembentuk Manusia secara Ilmiah...............................................................7

5. Perpaduan Al-Qur’an dan Hasil Penelitian Ilmiah tentang Proses Penciptaan Manusia........................................................................................................................8

B. Jender dalam Perspektif Al-Qur’an...........................................................................14

1. Pengertian Jender...................................................................................................14

2. Perbedaan Sex dan Jender......................................................................................15

3. Pandangan Al-Qur’an Terhadap Kesetaraan Jender..............................................15

4. Konsep Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an......................................19

5. Kendala dalam Penyetaraan Jender.......................................................................21

BAB III PENUTUP................................................................................................................22

A. Kesimpulan................................................................................................................22

B. Saran..........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

ii

Page 3: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Al-Qur’an Allah Swt menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk

ciptaan-Nya yang sempurna dari makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia

dilengkapai dengan panca indar yang lengkap, organ tubuh yang lengkap, dan yang

terutama manusia diberikan akal untuk berfikir yang membedakan manusia dengan

hewan dan makhluk-Nya yang lain. Dengan akal ini manusia memiliki potensi menjadi

berprilaku buruk dan baik.

Melihat manusia adalah ciptaan yang Maha Kuasa, maka proses kejadian manusia

itu pun diterangkan pula dalam Kalam-Nya Al-Qur’an. Ada ayat-ayat yang

menerangkan atau menyataka manusia diciptakan dari sari pati tanah, dari tanah liat

kering yang berasal dari tanah hitam, dari tanah kering seperti tembikar, dari tanah

kering yang berasal dari lumpur hitam.

Dalam menunjukkan asal manusia pertama dan asal manusia secara langsung

(setelah Adam). Keduanya berasal dari tanah. Adam diciptakan dari tanah secara

langsung, sedangkan sperma pertama berasal dari Adam, sperma merupakan sari dari

makanan, sedangkan makanan berasal dari tanah. Ditegaskan pula dalam ayat Surah Al-

Mu’min (Dialah yang menciptakan kamu dari tanah) atau menciptakan kamu dari

Adam, sedangkan Adam dari tanah, atau menciptakan kamu dari sperma yang asalnya

dari makanan, dan makanan itu berasal dari tanah.1

Dalam memandang hal di atas, makalah yang berjudul Wawasan Al-Qur’an

Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Gender ini penulis mencoba

memaparkan bagaimana proses penciptaan manusia berdasarkan ayat-ayat yang

menerangkan penciptaan manusia dan ditamabah dengan pemaparan bagaimana

kesetaraan jender dalam pandangan Islam.

1 Muhammad Izzuddin Taufiq, Dalil Anfus Al-Qur’an dan Embriologi (Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia), Solo: Tiga Serangkai, 2006, hlm. 21

1

Page 4: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

2

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiman penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur’an.?

2. Apa yang dimaksud jender dalam perspektif Al-Qur’an.?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui penciptaan manusia dalam perspektif Al-Qur’an.

2. Mengetahui jender dalam perspektif Al-Qur’an.

Page 5: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

BAB IIPEMBAHASAN

A. Penciptaan Manusia

1. Asal-Usul Manusia Menurut Al-Qur’an

Manusia pertama adalah salah satu spesies biologis yang asal-usulnya berasal

dari tanah, sebagaimana disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an berikut:2

Artinya: : “Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.”

(QS. Nuh/71: 17)

Artinya: “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya

ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang dia

sendirilah mengetahuinya), Kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit

itu).” (QS. Al-An’am/6 : 2)

Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami

bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu

kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka

yang bersujud.” (QS. Al-A’raf/7 : 11)

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah

liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr 15 :

26)

2 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 2001, h. 212

3

Page 6: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

4

Menurut ayat-ayat di atas, manusia sebagai makhluk biologis yang berasal dari

jenis tanah tertentu, dan di dalam Al-Qur’an juga mengungkapkan bahwa manusia

pertama adalah Adam yang diciptakan langsung dari tanah.

Di dalam sebuah Hadits Rasulullah Saw bersabda:

“sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari

tanah.” (HR. Bukhari)

Manusia disini adalah salah satu ciptaan Allah Swt disebut sebagai makhluk

terbaik yang diberitugas sebagai khalifah. Komplesitas manusia tersebut tergambar

dari beragam istilah yang digunakan Al-Qur’an ketika menyebut manusia yaitu an-

nas, al-insan, al-basyar, Bani Adam, khalifah, dan abd’Allah.3

2. Asal-Usul Manusia Menurut Teori Evolusi

Asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-

usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotles (384-322

M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori

ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi.

Namun teori ini diragukan oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Italia)

dan Louise Pateur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahwa makhluk hidup tidak

dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang

menyetakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya

(omne vivum ex vivo).

Setelah itu, munculnya teori evolusi dari seorang ahli zoologi bernama Charles

Robert Darwin (1809-1882). Dalam teorinya ia mengatakan “sesuatu benda (bahan)

mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan.”

Pada hakikatnya merupakan kelanjutan saja dari teori omne vivum ex vivo. Kemudian

ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia. Dia

menagatakan bahwa “hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil

perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhan pada awal kehidupan di

bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan denagn modifikasi yang

akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi.”

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia

adalah hewan atau binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain.

Menurut dia manusia sekarang ini adalah hasil paling sempurna dari perkembangan

3 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, hlm. 58

Page 7: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

5

tersebut secara terartur oleh hukum-hukum mekanika seperti halnyatumbuhan dan

hewan. Kemudian lahirlah suatu pengertian bahwa manusia yang ada sekarang ini

merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar (kera berjalan tegak) selama bertahun-

tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna.

Di dalam teori Darwin berpendapata bahwa manusia berasal dari perkembangan

makhluk sejenis kera yang sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera

tingkat tingggi sampai akhirnya menjadi manusia. Makhluk tertua yang ditemukan

dengan bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan berumur

350.000-1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450-1450 cm3.

Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar pengarunya bagi

kecerdasan otak manusia. Australopithecus yng mempunyai volume otak rata-rata

450cm3 berevolusi menjadi manusia kera Neandartal yang mempunyai volume otak

1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun

volume otak itu bertambah 1000 cm3. Tetapi anehnya perkembangan dari Neandartal

ke manusia moderen kurang dari 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang.

Tetapi dalam hal ini Darwin memiliki kelemahan teori yang dikemukakannya,

karena tidak ada titik temu antar teori dengan kenyataan. Seperti ganggang biru,

panchronic, dan komodo yang telah berada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan

hingga kini tetap ada serta tidak mengalami perubahan.

Selain itu juga dari keberada teori evolusi ini membangun sebuah paham

Darwin nisme yang menyatakan adanya hukum alam yaitu yang kuat yang menang

(bertahan). Sehingga lahir lah perang di dunia dan penindasan komonisme di Rusia

dan penindasan-penindasan yang lain di dunia.

3. Unsur Pembentukan Manusia Menurut Al-Qur’an

Dalam firman Allah Swt:

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah” (QS. Al-Mu’minuun: 12)

Artinya: “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah

liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS. Al-Hijr: 26)

Page 8: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

6

Artinya: “Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar” (QS. Ar-

Rahmaan: 14)

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

"Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang

berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (QS. Al-Hajr: 28)

Artinya: “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),

Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah,

Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari

segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami

jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki

sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,

Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di

antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan

umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya

Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami

turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai

macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-Hajj : 5)

Artinya: “Dan dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan

manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa”

(QS. Al-Furqaan: 54)

Page 9: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

7

Berdasarkan ayat-ayat di atas, menunjukkan bahawa manusia berasal dari dua

jenis unsur, yaitu terdiri dari unsur benda padat dan unsur benda cair. Unsur benda

padat di sini berbentuk tanah, tanah liat, dan tembikar, sedangkan unsur benda cair

berbentuk air dan mani. Allah Swt berfirman: “Dan Allah menciptakan kamu dari

tanah, kemudian dari air mani…” (QS Faathir: 11)

4. Unsur Pembentuk Manusia secara Ilmiah

Ayat-ayat Al-Qur’an menyatakan bahwa proses penciptaan manusia

melibatkan tanah (kerak bumi) sebagai bahan dasar. Tanah mengandung berbagai

macam unsur, antara lain Oksigen (O) 46,6%, Silikon (Si) 27,7%, Alumunium (Al)

8,1%, besi (Fe) 5,0%, Kalsium (Ca) 3,6%, Natrium (Na) 2,8%, Kalium (K) 2,6%, dan

Magnesium (Mg) 2,1%. Unsur-unsur inilah yang menciptakan fisik manusia. Selain

itu juga tanah terdiri dari beberapa partikel, antara lain seperti silikat dan alumunium.

Berdasarkan unsur-unsur dan partikel-partikel yang ditemukan di dalam tanah, diduga

bahawa tanah yang dipakai sebagai bahan dasar penciptaan manusia adalah tanah liat.

Tanah liat merupakan partikel berair berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Tanah liat

berbentuk gumpalan keras saat kering dan lengket saat basah terkena air.4

Berdasarkan hasil penelitian dan riset pada abad ke-20 ini juga menegaskan

lagi bahwa tubuh manusia tersusun dari beberapa zat kimia, yaitu senyawa kimia

silikat, oksigen, aluminium, asam karbon, asam amino, karbon, dan air. Zat kimia ini

merupakan unsur kimia yang juga ditemukan di dalam tanah.5

Melihat makna dari QS. Al-Furqaan: 54 yang menegaskan “Dan Dia

menciptakan manusia dari air.....” ini menunjukkan bahwa unsur selanjunya dalam

proses penciptaan manusia adalah air.

Sebagaiman riset yang dilakukan pada abat ke-20 ini menunjukkan bahwa, air

merupakan unsur penting dalam penciptaan manusia. Hal ini terbukti pada tubuh

manusia sebagian besar terdiri dari air. Lebih dari 70% tubuh manusia / makhluk

hidup terdiri dari air. Air berperan dalam membantu melarutkan berbagai nutrien dan

mengalirkannya ke seluruh tubuh. Air juga membantu mengeluarkan pembuangan

akibat proses metabolisme di dalam tubuh.6

4 Kiptiyah, Embriologi dalam Al-Qur’an Kajian pada Proses Penciptan Manusia, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012, hlm. 4-55 Kiptiyah, Embriologi dalam Al-Qur’an Kajian pada Proses Penciptan Manusia, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012, hlm. 166 Kiptiyah, Embriologi dalam Al-Qur’an Kajian pada Proses Penciptan Manusia, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012, hlm. 15

Page 10: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

8

5. Perpaduan Al-Qur’an dan Hasil Penelitian Ilmiah tentang Proses

Penciptaan Manusia

Awal mula penciptaan manusia yaitu dimulai dari rasa cinta kasih yang

membuat laki-laki dan perempuan saling tertarik satu sama lainnya dan masing-

masing cenderung menjadikan pihak lainnya (perempuan dan laki-laki) sebagai teman

hidup.

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu

isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

(QS. Ar-Ruum: 21)

Seandainya perempuan bukan bagian dari jenis laki-laki dan perempuan

berbeda dengan dengan laki-laki karena sifat kewanitaannya, maka rasa cinta kaish itu

pun tak pernah ada dan tidak akan terjadi kehidupan suami isteri yang akan

membuahkan keturunan yang berlanjut setelah mereka tiada. Akan tetapi, Allah Swt

menjadikan suami isteri saling berbeda dari satu sisi, sedangkan dari sisi lain sama.7

Kemudian dalam salah satu Hadits Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin

Mas’ud rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam

telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan

dibenarkan: “Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di

dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani),

kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh

hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu

diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh padanya dan

ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan

nasib celakanya atau keberuntungannya. Maka demi Alloh yang tiada tuhan selain-

Nya, sesungguhnya ada diantara kamu yang melakukan amalan penduduk surga dan

amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang

satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapkan atas dirinya, lalu dia

7 Muhammad Izzuddin Taufiq, Dalil Anfus Al-Qur’an dan Embriologi (Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia), Solo: Tiga Serangkai, 2006, hlm. 41

Page 11: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

9

melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan

sesungguhnya ada seseorang diantara kamu yang melakukan amalan penduduk

neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan

neraka hanya kurang satu hasta, namun karena taqdir yang telah ditetapka atas

dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke

dalamnya.” (HR. Bukhori dan Muslim).

a. Pembentukkan Zigot

Dari rasa cinta kasih yang saling mengisi antara laki-laki dan perempuan ini

membawa mereka kepada keturunan yang akan berlanjut. Melalui hubungan

seksual antar laki-laki dan perempuan.8 Cairan sperma laki-laki berpindah ke

organ-organ reproduksi perempuan dengan dipancarkan dan menyebabkan

pencampuran atau penyerbuan sel-sel spermatozoa terhadap sel telur disebut

dengan nutfah. Sebagaimana firman Allah Swt:

Artinya: “Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang

bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),

Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat.” (QS. Al- Insaan: 2)

Kata “bercampur” di sini berrati pengerumbungan sel spermatozoa terhadap

sel telur dan satu dari ± 250 juta spermatozoa masuk ke dalam inti telur. Setelah

terjadi pencampuran selanjutnya terjadi peleburan di antara keduanya. Pada proses

ini terjadi penetrasi (penembusan) sel spermatozoa yang berhasil mencapi sel telur.

Pencampuran ini disebut dengan proses fertilisasi yang terjadi pada tuba falopii

dan akhirnya menghasilkan Zigot.9

8 Ibid, hlm. 419 Kiptiyah, Embriologi dalam Al-Qur’an Kajian pada Proses Penciptan Manusia, Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2012, hlm. 36

Page 12: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

10

Setelah melalui proses pembuhan sel telur oleh spermatozoa dalam proses

fertilisasi yang manghasilkan Zigot. Zigot tersebut mengalami pembelahan sel dan

pada akhirnya berubah menjadi segumpal daging (sepotong daging) yang disebut

embrio. Embrio menepel pada uterus sama seperti akar yang menempel dengan

kuat ke bumi. Melalui penempelan ini embrio memperoleh zat-zat penting bagi

perkembangannya (embrio / janin) dari tubuh ibunya. Merujuk pada pertumbuhan

embrio dirahim ibu Allah menggunakan kata “alaq” dalam Al-Qur’an.10

Artinya: “1.Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2.Dia

Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3.Bacalah, dan Tuhanmulah

yang Maha pemurah” (QS. Al-Alaq: 1-3)

Arti kata “alaq” di dalam bahsa Arab adalah sesuatu yang menempel pada

suatu tempat. Kata ini secara harfiyah digunakan untuk menggambarkan lintah

yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Penggunaan kata ini bukanlah

sebuah kebetulan untuk menggambar sebuah embrio yang sedang tumbuh dalam

rahim ibu membuktikan bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah Swt Tuhan

semseta alam.11

b. Tahapan Bayi dalam Rahim Ibu

Di dalam Al-Qur’an surah Az-zumar Ayat 6, Allah Swt menggambarkan

proses kejadian manusia:

Artinya: “Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan dari

padanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang

berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu

kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah

Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain Dia;

Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan.”

10 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, h. 6111Film, Keajaiban Al-Qur’an. PT Nada Cipta Raya

Page 13: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

11

Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia diciptakan di dalam Rahim Ibu

dalam tiga tahapan yang berbeda. Biologi moderen telah membukukan bahwa

perkembangan embriologis bayi terjadi pada tiga bagian yang berbeda di dalam

rahim. Kehidupan di dalam uterus mempunyai tiga tahapan yaitu pra embrio,

embrio, dan vetal. Fase-fase ini meruju pada berbagai tahapan perkembangan yang

berbeda pada bayi sama seperti yaang di jelaskan ayat di atas. Tahapan-tahapan

perkembangan ini sebagai berikut:12

1) Pra embrio (Minggu 0-12)

a) Periode Germinal (Minggu 0-3)

(1) Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama

menstruasi terakhir.

(2) Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba follopi dan

menempel ke dinding uterus (endometerium).

b) Periode Embrio (Minggu 3-8)

(1) Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai

terbentuk.

(2) Mata, mulut, dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.

(3) Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan

kepala yang besar.

c) Periode Fetus (Minggu 9-12)

(1) Semua organ penting terus tumbuh dengan cepat dan saling berkait.

(2) Aktivitas otak sangat tinggi.

Dalam Al-Qur’an tahap-tahap pembentukkan manusia dalam rahim ibu

dalam fase pra embrio ini juga di sebutkan secara jelas dalam firman-Nya.

Artinya: “Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan

tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian

kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,

Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minuun: 23 : 14)

12 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, h. 69

Page 14: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

12

Penelitian canggih dalam cabang ilmu embriologi sekarang ini dilakukan

dengan mikroskop yang menggunakan teknologi canggih. Saat ini telah

mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur’an adalah benar kata demi katanya.

Penelitian ditingkat mikroskiopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam

rahim ibu terjadi sama persis dengan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an. Pertama

jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras, kemudian sel-sel otot yang terpilih

dari jaringan yang berada di sekitar tulang bergabung dan membungkus tulang-

tulang tersebut. Seperti rangkaian di bawah ini:13

(1) Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar keseluruh tubuh dan tulang

belulang mencapai bentuknya.

(2) Akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati

posisinya di sekeliling bentukan tulang.

2) Embrio (Minggu 12-24)

a) Pada minggu ke-18 ultrasonografi sudah bisa dilakukan untuk mengecek

kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.

b) Jaringan kuku, kulit, dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke

20-21.

c) Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi, kelopak mata

dapat membuka dan menutup.

d) Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.

3) Vetal (Minggu 24-40)

a) Semua organ tumbuh sempurna.

b) Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (berupa

“tendangan” atau “tonjokan”) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya

jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.

c) Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.

d) Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk

dilahirkan.

e) Berat bayi lahir berkisar antar 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm.

PENCIPTAAN MANUSIA

13 http://blognyasharing.blogspot.com/2014/06/fakta-ilmiah-dalam-al-quran-5.html. Palangka Raya, 19 September 2014, 14.57 WIB

Tanah

RuhMATERI IMMATERI

Page 15: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

13

B. Jender dalam Perspektif Al-Qur’an

1. Pengertian Jender

Kata jender bersala dari bahasa Inggris gender yang berarti jenis kelamin. Dalam

Webster New Word Dictinory, jender diartikasn sebagai perbedaan yang tampak

antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam

Women’s Studies Encyclopedy dijelaskan bahwa jender adalah suatu konsep kultural

yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan

karakteristik emosiaonal antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam

masyarakat.14

Pendapat para ahli dalam mendefinisikan jender yaitu:15

a. Menurut Dr. Nasaruddin Umar, MA mendefinisikan jender adalah suatu yang di

gunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan di lihat dari

segi sosial-budaya.16

b. Istilah gender menurut Oakley (1972) berarti perbedaan atau jenis kelamin yang

bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan.

c. Caplan (1987) menegaskan bahwa gender merupakan perbedaan perilaku antara

laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, sebagian besar justru

terbentuk melalui proses social dan cultural.

d. Hilary M. Lips mengartikan gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-

laki dan perempuan (cultural expectations for women and men).

e. Linda L. Lindsey menganggap bahwa semua ketetapan masyarakat perihal

penentuan seseorang sebagai laki-laki dan perempuan adalah termasuk bidang

kajian gender (What a given society defines as masculine or feminim is a

component of gender).

f. H. T. Wilson mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan perbedaan

sumbangan laki-laki dan perempuan pada kebudayaan dan kehidupan kolektif yang

sebagai akibatnya mereka menjadi laki-laki dan perempuan.

g. Elaine Showalter menyebutkan bahwa gender lebih dari sekedar pembedaan laki-

laki dan perempuan dilihat dari konstruksi sosial-budaya.

14Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, h. 7415 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 2001, h. 3316 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an, Jakarta: Paramadina, 2001, h. 35

Page 16: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

14

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jender adalah suatu istilah

yang menggambarkan kedudukan laki-laki dan perempuan yang setara hak-haknya

sebagai manusia yang ditinjau dari segi sosial dan budaya.

2. Perbedaan Sex dan Jender

Istilah jender digunakan berbeda dengan sex. Jender digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-budaya.

Sementara sex digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan

dari segi anatomi biologis. Istilah sex lebih banyak berkonsentrasi pada aspek biologis

seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi

fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sementara itu, jender lebih

banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non-

biologis lainnya.17

3. Pandangan Al-Qur’an Terhadap Kesetaraan Jender

Sejak 15 abad yang lalu Islam telah menghapuskan diskriminasi berdasarkan jenis

kelamin. Islam memberikan posisi yang tinggi kepada perempuan. Prinsip kesetaraan

dan keadilan gender dalam Islam tertuang dalam Kitab Suci Al-Quran. Dalam ajaran

Islam tidak dikenal adanya isu gender yang berdampak merugikan perempuan. Islam

bahkan menetapkan perempuan pada posisi yang terhormat, mempunyai derajat,

harkat, dan martabat yang sama dan setara dengan laki – laki.

Islam memperkenalkan konsep relasi gender yang mengacu kepada ayat – ayat

Al-Qur’an. Suatu kenyataan, masih banyak masyarakat, tidak terkecuali beberapa

guru agama yang belum memahami makna qodrat, apabila berbicara soal jenis

kelamin perempuan, dikaitkan dengan upaya mewujudkan keadilan dan kesetaraan

gender. Salah satu akibat dari salah memahami alasan untuk mempertahankan

subordinasi, marginalisasi, dan diskriminasi terhadap perempuan.

Al-Qur an sebagai “Hudan linnasi”, petunjuk bagi umat manusia, dan kehadiran

Nabi Muhammad Rasulullah SAW dengan sunnahnya, sebagai “Rahmatan lil

alamin”. Islam datang untuk membebaskan manusia dari berbagai bentuk ketidak-

adilan.

Islam adalah agama ketuhanan sekaligus agama kemanusiaan dan

kemasyarakatan. Dalam pandangan Islam, manusia mempunyai dua kapasitas, yaitu

17 http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/5SZWVGjF1347939803.pdf. Palangka Raya, 20 Sep. 14, 02.35 WIB

Page 17: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

15

sebagai hamba dan sebagai representasi Tuhan (khalifah) tanpa membedakan jenis

kelamin, etnik, dan warna kulit. Islam mengamanatkan manusia untuk memperhatikan

konsep keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan keutuhan, baik sesama manusia

maupun manusia dengan lingkungan alamnya.

Sebagaimana dalam QS. An-Nissa (4) : 1

Artinya: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah

menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya;

dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan

yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-

Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.”

Para ahli tafsir seperti Ibnu Katsier dan M. Quraish Shihab menafsirkan ayat di

atas sebagai berikut:

a. Ibnu Katsier

Allah berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya supaya bertaqwa

kepada-Nya, hanya menyembah-Nya tanpa mensekutukan sesuatu kepada-Nya,

seraya memperingatkan mereka akan kekuasaan-Nya yang telah menciptakan

mereka semua dari seorang diri, ialah Adam a.s, dan menciptakan isterinya ialah

Hawa, dari tulang rusuk kirinya di kala Adam tidur dan sewaktu ia terjaga dari

tidurnya dilihatnyalah Hawa sudah berada di sisinya lalu bercumbu-cumbuanlah

satu dengan yang lain. Dan dari kedua makhluk itu Allah menciptakan manusia

laki dan perempuan yang banyak yang tersebar di seluruh pelosok dunia, menjadi

bangsa-bangsa berbeda warna kulitnya, sifat-sifatnya, dan bahasa-bahasanya.

Selanjutnya Allah berfirman, bertaqwalah kamu kepada Allah yang kamu

mempergunakan nama-Nya dalam percakapan, bertanya, dan meminta satu

kepada yang lain. Dan peliharalah hubungan silaturahmi. Dan sesungguhnya

Allah mengawasi segala perbuatan dan tidak–tandukmu.18

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Qatadah bahwa Ibnu Abbas r.a

berkata: “Perempuan itu diciptakan oleh Allah dari tulang rusuk laki, maka

18 Ibnu Katsier, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid II, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1984, h. 302

Page 18: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

16

keserakaannya tertuju kepada orang laki, sedangkan orang laki diciptakan oleh

Allah dari tanah, maka keserakaannya tertuju kepada tanah. Karenanya

simpanlah perempuan-perempuanmu.”19

Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan “Sesungguhnya perempuan

itu diciptakan daritulang rusuk, Jika engkai hendak meluruskan tulang yang

bengkok akan patahlah ia, tetapi engkau dapat menikmatinya dalam keadaan

bengkok.”20

b. M. Quraish Shihab

M.Quraish Sihab mengungkapakan ayat ini sebagai pendahuluan untuk

mengatur lahirnya persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, serta bantu

membantu dan saling menyayangi karena semua manuisa berasal dari satu

keturunan, tidak ada perbedaan antara lelaki dan perempuan, kecil dan besar,

beragama atau tidak beragama. Semua diatur untu menciptakan kedamaian dan

rasa aman dalam masyarakat serta saling menghormati hak asasi manusia.21

Di sisilain untuk membuktikan adanya hubungan antara manusia dan Tuhan

yang tidak boleh terputus sekaligus menuntut agar senantiasa memlihara

hubungan antara manusia dan sesamanya.22

Dalam konteks Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. M. Quraish Sihab

mengaris bawahi bahwa dalam konteks ini bukan berati bahwa kedudukan

wanita-wanita selain Hawa demikian juga tau lebih rendah dibanding dengan

lelaki. Semua peria dan wanita anak cucu Adam lahir dari gabungan antara pria

dan wanita sebagaiman bunyi surah Al-Hujurat dan sebagaimana penegasan-Nya.

“Sebagian kamu dari sebagaian yang lain” (QS. Ali-Imran (3): 195). Lelaki lahir

dari pasangan pria dan wanita, bagitu juga wanita. Karena itu, tidak ada

perbedaan dari segi kemanusiaan antara keduanya. Kekuatan lelaki dibutuhkan

oleh wanita dan kelemahlembutan wanita didambakan oleh pria. Dengan

berpasangan, akan tercapai pakaian yang indah, serasi, dan nyaman.23

Dalam perspektif Islam, semua yang diciptakan Allah SWT berdasarkan

kudratnya masing-masing.

19 Ibid, h. 30220 Ibid, h. 30321 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 39722 Ibid, h. 39823 Ibid, h. 400

Page 19: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

17

“Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dengan qadar” (QS. Al Qamar:

49).

Para pemikir Islam mengartikan qadar di sini dengan ukuran-ukuran, sifat-sifat

yang ditetapkan Allah SWT bagi segala sesuatu, dan itu dinamakan kudrat. Dengan

demikian, laki-laki dan perempuan sebagai individu dan jenis kelamin memiliki

kudratnya masing-masing. Syeikh Mahmud Syaltut mengatakan bahwa tabiat

kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan berbeda, namun dapat dipastikan bahwa

Allah SWT lebih menganugerahkan potensi dan kemampuan kepada perempuan

sebagaimana telah menganugerahkannya kepada laki-laki.24

Ada ayat yang menegaskan bahwa “Para laki-laki (suami) adalah pemimpin para

perempuan (istri)” (QS. An-Nisa’: 34). Namun kepemimpinan ini tidak boleh

mengantarnya kepada kesewenang-wenangan, karena dari satu sisi Al-Quran

memerintahkan untuk tolong menolong antara laki-laki dan perempuan dan pada sisi

lain Al-Quran memerintahkan pula agar suami dan istri hendaknya mendiskusikan

dan memusyawarahkan persoalan mereka bersama.25

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jender dalam perspektif Al-

Qur’an dapat didefinisikan yaitu keberadaan laki-laki dan perempuan dalam

kehidupan adalah sama statusnya antara lain sebebagi hamba Allah, di lahirkan dari

keturunan yang sama (Adam dan Hawa), sama memiliki kedudukan dan saling

melengkapi satu sama lainnya (kekuatan laki-laki dibutuhkan perempuan dan kelemah

lembutan perempuan dibutuhkan laki-laki).

4. Konsep Kesetaraan Gender dalam Perspektif Al-Qur’an

a. Perempuan sebagai individu

Al-qur’an menyoroti perempuan sebagai individu. Dalam hal ini terdapat

perbedaan antara perempuan dalam kedudukannya sebagai individu dengan

perempuan sebagai anggota masyarakat. Al-qur’an memperlakukan baik individu

perempuan dan laki-laki adalah sama, karena hal ini berhubungan antara Allah dan

24https://docs.google.com/document/d/1S_sPlU0eOMcmx6dOEimZRjAgGAn8NEU1x5mqyG3Fu20/edit? hl=in&pli=1. Palangka Raya, 20 Sep. 14, 02.43 WIB25https://docs.google.com/document/d/1S_sPlU0eOMcmx6dOEimZRjAgGAn8NEU1x5mqyG3Fu20/edit? hl=in&pli=1. Palangka Raya, 20 Sep. 14, 02.58 WIB

Page 20: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

18

individu perempuan dan laki-laki tersebut, sehingga terminology kelamin (sex)

tidak diungkapkan dalam masalah ini. Pernyataan-pernyataaan al-Qur’an tentang

posisi dan kedudukan perempuan dapat dilihat dalam beberapa ayat sebagaimana

berikut:26

1) Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai kewajiban sama

untuk beribadat kepadaNya sebagaimana termuat dalam (Adz-Dzariyat: 56).

2) Perempuan adalah pasangan bagi kaum laki-laki termuat dalam (An-naba’:8)

3) Perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki juga akan mempertanggung

jawabkan secara individu setiap perbuatan dan pilihannya termuat dalam

(Maryam: 93-95).

4) Sama halnya dengan kaum laki-laki Mukmin, para perempuan mukminat yang

beramal saleh dijanjikan Allah untuk dibahagiakan selama hidup di dunia dan

abadi di surga. Sebagaimana termuat dalam (An-Nahl: 97)

5) Sementara itu Rasulullah juga menegaskan bahwa kaum perempuan adalah

saudara kandung kaum laki-laki (HR Ad-Darimy dan Abu Uwanah)

b. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah Swt

Berpijak dari ayat-ayat tentang penciptaan manusia yang menyebutkan

bahwa kejadian laki-laki dan perempuan berbeda dalam kesetaraan, maka dalam

kapasitas manusia sebagai hamba Allah di pentas dunia adalah sama, tidak ada

perbedaan antara laki-laki dan perempuan untuk mencapai derajat taqwa. Dalam

kapsitas sebagai hamba Allah, laki-laki dan perempuan masing-masing akan

mendapatkan penghargaan dari Tuhan sesaui kadar pengabdiannya sebagaimana

disebutkan dalam QS. An-Nahl: 9727

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun

perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan

kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan

kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka

kerjakan.”

c. Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi

26 http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/5SZWVGjF1347939803.pdf. Palangka Raya, 20 Sep. 14, 03.12 WIB27 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, hlm. 76

Page 21: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

19

Dalam Qur’an surah Al-An’am: 165 Allah menegaskan kapasitas manusia

sebagai khalifak di bumi.

Artinya: “Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia

meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat,

untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya

Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.”

Kata khalifah pada ayat di atas tidak menunjuk kepada salah satu jenis

kelamin atau kelompok etnis tertentu. Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi

yang sama sebagai khalifah yang akan mempertanggung jawabkan tugas-tugas

kekhalifahannya di bumi, sebagai mana mereka harus bertanggung jawab sebagai

hamba Allah.28

d. Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi

Artinya: “Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan

berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang

beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu

adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang

diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang

dan yang dibunuh, Pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan

Pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di

bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang

baik."

Ayat di atas mengisyaratkan konsep kesetaraan gender dan memberikan

ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun urusan

karir professional tidak mesti dimonopolikan oleh salah satu jenis kelamin saja.

28 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, hlm. 77-78

Page 22: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

20

laki-laki dan perempuan meperoleh kesempatan yang sama dalam meraih

prestasi.29

5. Kendala dalam Penyetaraan Jender

Teori dan konsep Jender memang mudah nampaknya, namun aplikasinya bukan

perkara gampang, butuh proses dan dukungan penuh serta partisipasi langsung dari

masyarakat dunia, jika jender memang menjadi pilihan utama untuk menyeimbangkan

peran-peran individu dalam masyarakat global.

Ada dua faktor yang menghambat perjuangan jender:

a. Faktor internal yang merupakan faktor dari dalam diri perempuan itu sendiri,

misalnya perempuan selalu mempersepsikan status dirinya berada di bawah status

laki-laki, sehingga tidak mempunyai keberanian dan kepercayaan diri untuk maju

b. Faktor ekternal yaitu faktor yang berada diluar diri perempuan itu sendiri, dan hal

yang paling dominan adalah terdapatnya nilai-nilai budaya patriarki yang

mendominasi segala kehidupan di dalam keluarga masyarakat, sehingga

menomor duakan peran perempuan.

Di samping itu juga masih kuatnya budaya sebagian besar masyarakat yang

menganggap perempuan kurang berkiprah di ruang publik, ditambah dengan adanya

ajaran agama yang dipahami secara keliru, membuat perjuangan perempuan untuk

mencapai keadilan dan kesetaraan jender semakin sulit tercapai.30

29 Akhmad Supriadi & Jumrodah, Tafsir Ayat-Ayat Biologi, Yogyakarta: Kanwa Sekawan, 2013, hlm. 78-7930https://docs.google.com/document/d/1S_sPlU0eOMcmx6dOEimZRjAgGAn8NEU1x5mqyG3Fu20/edit? hl=in&pli=1. Palangka Raya, 20 Sep. 2014, 03.59 WIB

Page 23: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Proses penciptaan manusia dalam Al-Qur’an termulai dari beberapa 3 tahapan:

a. Pra embrio (Minggu 0-12), terdiri dari periode greminal (Minggu ke 0-3),

periode embrio (Minggu ke 3-8), dan periode fetus (Minggu ke 9-12)

b. Embrio (Minggu ke 12-24), pertumbuhan kuku, kulit dan rambut, indera janin

mulai berfungsi, serta nampak sosok manusia.

c. Vetal (Minggu ke 24-40), semua organ sempurna, menunjukkan aktivitas

motorik terkoordinasi, mengambil posisi kepala di bawah, dan bayi siap untuk

dilahirkan.

2. Jender dalam perspektif Al-Qur’an dapat didefinisikan yaitu keberadaan laki-laki

dan perempuan dalam kehidupan adalah sama statusnya antara lain sebebagi hamba

Allah, di lahirkan dari keturunan yang sama (Adam dan Hawa), sama memiliki

kedudukan dan saling melengkapi satu sama lainnya (kekuatan laki-laki dibutuhkan

perempuan dan kelemah lembutan perempuan dibutuhkan laki-laki).

B. Saran

Setelah Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, penyusun harapkan saran

dan kritik dari Bapak pembimbing dan rekan-rekan sekalian demi kesempurnaan

makalah ini dan dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi yang membacanya. Aamiin.

22

Page 24: Kelompok 3_Wawasan Al-Qur'an Tentang Penciptaan Manusia dan Kesetaraan Jender (DNA, Geneologi).docx

DAFTAR PUSTAKA

Katsier, Ibnu. 1984. Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid II. Surabaya: PT Bina Ilmu

Kiptiyah. 2012. Embriologi dalam Al-Qur’an Kajian pada Proses Penciptan Manusia.

Malang: UIN-MALIKI PRESS

Shihab, M.Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati

Supriadi,Akhmad & Jumrodah. 2013. Tafsir Ayat-Ayat Biologi. Yogyakarta: Kanwa Sekawan

Taufiq,Muhammad Izzuddin. 2006. Dalil Anfus Al-Qur’an dan Embriologi (Ayat-Ayat

tentang Penciptaan Manusia). Solo: Tiga Serangkai

Umar,Nasaruddin. 2001. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:

Paramadina

http://blognyasharing.blogspot.com/2014/06/fakta-ilmiah-dalam-al-quran-5.html. Online

Palangka Raya, 19 September 2014, 14.57 WIB

https://docs.google.com/document/d/

1S_sPlU0eOMcmx6dOEimZRjAgGAn8NEU1x5mqyG3Fu20/edit?hl=in&pli=1.

Online Palangka Raya, 20 Sep. 14, 02.43 WIB

http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/5SZWVGjF1347939803.pdf.Online Palangka Raya, 20

Sep. 14, 02.35 WIB

23