Kelompok 3.pdf
Transcript of Kelompok 3.pdf
TUGAS III FISIKA MODERN
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
1. Imam Syahid 140710120015
2. Bachtiar Rafli 140710120016
3. Rahma Andini Pratiwi 140710120018
4. Tommy Karim Amrullah 140710120019
5. Faris Suhada 140710120020
6. Susi Handayani 140710120021
7. Ihsan Anandya Yunandra 140710110012
1. Deret Lymann, Balmer, Paschen, Brackett, Pfund dengan pemodelan atom bohr
A. Model Atom Bohr
Model atom Bohr dikemukakan oleh Niels Bohr yang berusaha menjelaskan
kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen yang tidak dapat dijelaskan
oleh model atom Rutherford.
Postulat dasar model atom bohr yaitu:
1. Di dalam atom hidrogen, elektron hanya dapat mengelilingi lintasan
tertentu (tidak boleh sembarang lintasan) yang diizinkan tanpa
membebaskan energi. Lintasan ini disebut lintasan stasioner dan memiliki
energi tertentu yang sesuai.
2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain. Energi
dalam bentuk foton cahaya akan dilepaskan jika elektron berpindah ke
lintasan yang lebih dalam, sedangkan energi dalam bentuk foton cahaya
akan diserap supaya elektron berpindah ke lintasan yang lebih luar. Energi
dilepas atau diserap dalam paket sebesar hf sesuai dengan persamaan
konstanta Planck sebagai berikut:
Dimana h adalah konstanta Planck dan f adalah frekuensi cahaya atau
foton yang dilepas atau diserap.
3. Lintasan-lintasan stasioner yang diizinkan untuk ditempati elektron
memiliki momentum sudut yang merupakan kelipatan bulat dari nilai ћ.
Model atom Bohr berhasil menjelaskan kestabilan elektron dengan memasukkan
konsep lintasan atau orbit stasioner dimana elektron dapat berada di dalam
lintasannya tanpa membebaskan energi. Spektrum garis atomik juga merupakan
efek lain dari model atom Bohr. Spektrum garis adalah hasil mekanisme elektron
di dalam atom yang dapat berpindah lintasan dengan menyerap atau melepas
energi dalam bentuk foton cahaya. Dengan demikian, struktur atom berdasarkan
model atom Bohr adalah elektron dapat berada di dalam lintasan-lintasan stasioner
dengan energi tertentu. Lintasan elektron dapat juga dianggap sebagai tingkat
energi elektron.
Elektron yang berada di lintasan tertentu yang stasioner dengan jari-jari
tertentu dikatakan memiliki energi tertentu. Elektron yang berada di lintasan ke-n
berada pada jari-jari lintasan dan energi. Dalam persamaan ini, jari-jari r
dinyatakan dalam satuan nanometer (nm) dan energi E dinyatakan dalam satuan
elektron volt (eV).
Bohr memperbaiki gagasan Rutherford dengan menambahkan bahwa elektron
elektron berada pada orbit orbitnya. Seperti planet planet mengorbit matahari.
Dimana setiap orbit hanya mungkin diisi oleh sejumlah elektron. Pada model
atom bohr ini juga menjelaskan formula Rydberg mengenai garis-garis emisi
spektral atom hidrogen, walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara
eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan landasan teoritis sebelum model
Bohr diperkenalkan.
Gambar 1.1 Model Bohr untuk atom hidrogen
B. Kuantisasi Panjang Orbit Elektron
Panjang gelombang de Broglie untuk elektron yang bergerak pada orbit ke n
yaitu:
Dengan menyatakan kecepatan linier elektron pada orbit ke n yaitu :
√
Jadi, Panjang Gelombang Elektron Orbital sebagai berikut :
√
Dengan adalah jari jari orbit ke n yaitu = 0,529 A ,untuk n = 1 (jari-jari
orbit pertama atau kulit K) maka jari jarinya ( adalah . Panjang
gelombang de Broglie untuk elektron yang berada pada n = 1 yaitu :
√
Panjang keliling elektron pada orbit ke n = 1 atau pada kulit K yaitu :
Jadi untuk elektron yang berada pada keadaan n = 1 , panjang gelombang de
Broglienya sama dengan keliling orbitnya. Untuk elektron yang berada pada
keadaan n = 2 (kulit L), jari jarinya ialah . Panjang
gelombang de Broglienya ialah . Bila kita hitung keliling
orbit elektron pada keadaan n = 2 ialah . Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut ternyata keliling orbit elektron pada n = 2 sama dengan 2 kali
panjang gelombangnya. Dapat disimpulkan bahwa “Keliling orbit elektron sama
dengan kelipatan dari panjang gelombang de Broglienya”
C. Spektrum Atomik dan Tingkat Energi
Jika gas diletakkan di dalam tabung dan tabung tersebut dialiri listrik, maka gas
akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan gas yang ada di dalam tabung. Cahaya ini
dipancarkan dalam bentuk spectrum garis. Contohnya saja pada atom hydrogen
yang memancarkan spectrum atom berupa garis-garis terang yang membentuk
deret dengan 4 panjang gelombang cahaya tampak ( 400 – 800 nm). Menurut
Balmer, panjang gelombang spectrum garis dapat dinyatakan dalam persamaan:
Untuk k=5 dapat diamati pada daerah ultraviolet. Dari persamaan di atas terdapat
hubungan dengan sebuah deret spectral yang dinamakan deret balmer yang
berkonvergensi di a=3647 nm saat k mendekati ∞. Deret ini akan memenuhi
rumus Rydberg berikut:
m dan n adalah bilangan bulat positif, dan R adalah konstanta Rydberg. Rumus
Rydberg ini dapat diaplikasikan tidak hanya pada garis spektra emisi akan tetapi
juga pada spektra serapan (absorpsi), yang diamati sebagai hilangnya intensitas
cahaya setelah melalui sampel.
Tabel 1.1 Deret garis spektral dari atom hidrogen
Berdasarkan teori kuantum, kita dapat mengetahui pentingnya rumus
Rydberg. Hakekat dari proses absorpsi atau emisi gelombang elektromagnetik
adalah sebuah proses yang memberikan atau menerima foton hv, di mana hukum
kekekalan energi selalu harus dipenuhi. Dengan menggunakan hubungan c = vλ,
energi foton hv yang terlibat pada saat penyerapan dan pemancaran cahaya dapat
dinyatakan sebagai perbedaan antara dua suku berikut:
Dalam hubungannya dengan interpretasi efek fotolistrik yaitu bahwa
keseimbangan energi dari sebuah elektron adalah sama dengan hv, setiap suku
baik dikiri maupun dikanan pada persamaan di atas berkaitan dengan energi dari
keadaan elektron sebelum atau sesudah proses penyerapan atau pemancaran
cahaya. Dikarenakan energi sebuah elektron yang ditangkap dalam material
adalah negatif sebuah rumus untuk tingkat energi dari sebuah elektron dalam atom
hidrogen dapat diperoleh sebagai berikut:
Di mana n adalah bilangan bulat positif 1, 2, 3,….
Dengan asumsi bahwa En > Em
Saat penyerapan cahaya sebuah elektron akan terangkat dari tingkat energi
yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi dan pada saat pelepasan
cahaya sebuah elektron akan turun dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat
yang lebih rendah. Persamaan diatas untuk frekuensi v menjadi :
Persamaan ini pertama kali diusulkan oleh Bohr pada tahun 1913 dan disebut
sebagai kondisi frekuensi Bohr. Tingkat keadaan elektron pada n = 1 adalah
tingkat energi terendah dan disebut sebagai keadaan dasar. Tingkat yang lebih
tinggi n ≥ 2 disebut sebagai keadaan tereksitasi. Dalam tingkat n → ∞ energi
elektron menjadi 0, dan elektron akan dilepaskan dari gaya tarik-menarik oleh
inti. Hal ini berkaitan dengan keadaan terionisasi di mana sebuah proton dan
sebuah elektron pada atom dipisahkan pada jarak tak berhingga. Sehingga
keadaan terionisasi sebuah atom hidrogen adalah:
Gambar 1.2 Tingkat energi dan spektra dari atom hidrogen.
Pada tahun 1911, E. Rutherford mengusulkan sebuah model dari struktur
atom yang didasarkan pada studi eksperimen tentang partikel α (aliran atom
helium) yang dihamburkan oleh lembaran tipis logam seperti lembaran tipis emas.
Pada model ini, sebuah atom hidrogen terdiri atas sebuah proton dan sebuah
elektron yang berkeliling di sekitar proton. Bohr berhasil menurunkan persamaan
untuk tingkat energi dari atom hidrogen pada tahun 1913 dengan memperkenalkan
suatu ide baru dalam sistem fisis dari sebuah elektron yang bergerak di sekitar
proton pada jarak yang konstan dengan radius r. Gerak melingkar dari sebuah
elektron dengan kecepatan v di sekitar sebuah proton dengan radius r memberikan
persamaan berikut yang menghubungkan gaya listrik dari hukum Coulomb dan
gaya sentripetal dari gerak melingkar.
Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang meminta sebuah produk
operasi antara momentum (masa x kecepatan) dengan keliling lingkaran (2πr)
sebagai perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.
Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada
kondisi yang stabil. Sehingga radius dari orbit lingkaran dalam keadaan stasioner
adalah :
n = 1,2,3,...
Di sini, aB = ε0 h2 / πme
2 adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada n = 1
dan disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB adalah 5.292 x 10-11
m dan jarak ini
dapat ditinjau sebagai ukuran dari sebuah atom hidrogen. Energi total E dari
sebuah elektron adalah penjumlahan dari energi kinetik mv2/2 dan energi
potensialnya U. Energi potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah pengaruh
gaya Coulomb dalam suku sisi kiri pada persamaan (1.20) dapat diperoleh sebagai
berikut. Energi potensial pada jarak tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0
sebagai energi referensi. Kemudian kerja yang diperlukan untuk memindahkan
elektron dari jarak r ke jarak tak berhingga terhadap gaya tarik-menarik Coulomb
adalah sama dengan U (∞) – U (r )
Sehingga persamaan energi diperoleh menjadi:
=
Persamaan untuk tingkat energi ke-n, En sebagai berikut:
Sehingga diperoleh perhitungan teoritis dari konstanta Rydberg, R.
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret
Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund.
Pola deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan.
Persamaan ini disebut deret spektrum hidrogen.
Substitusikan persamaan konstanta Rdyberg ke dalam persamaan spektrum
hidrogen.
Persamaan diatas menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom
hydrogen yang tereksitasi hanya mengandung panjag gelombang tertentu saja.
Panjang gelombang ini, jatuh pada deret tertentu yag bergantung dari bilangan
kuantum nf dari tingkat akhir electron. Karena bilangan kuantum awal nf harus
selalu lebih besar dari bilangan kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan
energy yang dilepas sebagai foton, rumus perhitungan untuk lima deret yang
pertama ialah
m = 1 :
n = 2 , 3, 4, . . . (Lymann)
m = 2 :
n = 3, 4, 5, . . . (Balmer)
m = 3 :
n = 4, 5, 6, . . . (Paschen)
m = 4 :
n= 5, 6, 7, . . . (Brackett)
m = 5 :
n = 6, 7, 8, 9, . . . (Pfund)
Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah dibicarakan.
Deret Lyman bersesuaian dengan nf =1 ; deret Balmer bersesuaian dengan nf =2;
deret Paschen bersesuaian dengan nf =3 ; deret Brackett bersesuaian dengan nf =4
; dan deret Pfund bersesuaian dengan nf =5
Sampai disini kita belum memperoleh kepastian bahwa spectrum garis hidrogen
berasal dari transisi elektron dari tingkat energi tinggi ketingkat energi rendah.
Langkah terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan diatas
dengan tetapan Rydberg R dari persamaan empiris 4.15 hingga 4.19. Harga
tetaapan ini ialah
( )
= 1,097 x
2. Kesimpulan dari percobaan celah ganda (Double Slit Experiment)
Berikut adalah analogi sebuah percobaan yang bernama “Celah Ganda”. Berawal
dari sebuah celah yang dilewati sebuah partikel. Bagaimana partikel atau bola
kecil bergerak? Jika secara acak kita menembak bola, pada layar dengan 1 celah.
Kita akan melihat bola menembus celah dan membentuk jejak pada layar.
Jika kita menambah 1 celah lagi, kita berharap akan melihat 2 jejak pada
layar. Tapi pada sebuah gelombang, ketika gelombang (contoh disini : air)
melewati celah. Maka gelombang (riak air) tersebut akan diteruskan sejalan dan
menghantam layar. Dan intensitas gelombang yang terjadi setiap celah dilewati
oleh satu riak air. Sama seperti percobaan bola yang sebelumnya hanya
membentuk 1 jejak.
Tapi ketika ditambah menjadi celah, akan terjadi sesuatu yang beda. Dan
riak air yang di melewati celah bertambah menjadi dua. Maka riak air akan
membentuk suatu riak yang lain dan membentuk sebuah interferensi. Ketika celah
ditambah, maka intensitas suatu gelombang bertambah banyak. riak yang akan
membuat gelombang baru dan menciptakan interferensi. Tetapi jika kita
menembakan sebuah bola dengan 2 celah. Maka yang timbul hanyalah 2 jejak
pada layar dan tidak membentuk interferensi.
Dengan foton yang memiliki sifat dualitas yaitu sebagai gelombang dan
partikel. Pada percobaan celah ganda, yang seharusnya terlihat pada layar adalah
seperti gelombang yang membentuk interferensi. Maka dua hal tersebut dapat
terjadi dan terlihat seperti :
Tetapi ada yang terlihat janggal jika pengamat mengamati perilaku dari foton
melalui celah. Yang terlihat jejaknya hanyalah 2 buah saja (seperti bola atau
partikel), tidak seperti gelombang. Secara tidak langsung foton mengubah sifatnya
saat pengamat melakukan pengamatan.
3. Korelasi Model Atom Bohr dengan Percobaan Celah Ganda
Model atom Bohr menjelaskan bahwa elektron dapat mengelilingi lintasan
tertentu tanpa membebaskan energi, tetapi electron juga dapat berpindah dari satu
lintasan ke lintasan lain dengan energi dalam bentuk foton cahaya akan dilepaskan
jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih dalam dan energi akan diserap
apabila elektron berpindah ke lintasan yang lebih luar. Efek lain dari model atom
Bohr adalah adanya spektrum garis atomik. Melalui spectrum garis atomik
tersebut kita dapat mengetahui nilai kuantisasi penjang gelombang orbit elektron.
Diketahui bahwa kuantisasi panjang gelombang orbit elektron ternyata nilainya
berbeda-beda. Hal tersebut dibuktikan dengan deret Lyman atau deret spektral