Kelompok 3
Transcript of Kelompok 3
Kelompok 3
Lupus eritematosus sistemik (LES)
Lupus eritematosus sistemik (LES)
Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan penyakit sistemik evolutif yang mengenai satu atau beberapa organ tubuh, seperti ginjal, kulit, sel darah dan bersifat episodic yang diselingi oleh periode remisi, dan ditandai oleh adanya autoantibodi, khususnya antibody antinuclear (Akip, Arwin.Ap, dkk. 2010)
Jenis Lupusa. Discoid lupus (DL)
Jenis ini menyerang organ bagian kulit. Biasanya terdapat ruam yang muncul di wajah, leher, kulit kepala, dan ruam di sekujur tubuh. Umumnya, bewarna kemerahan, bersisik, dan kadang gatal.
b. Drug induced lupus (DIL)Lupus ini timbul akibat efek samping obat. Umumnya, pasien yang masuk dalam golongan ini menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka panjang. Yakni penggunaan obat-obatan hidralazine (untuk mengobati darah tinggi) dan prokainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur).
c. Sistemik lupus erythematosus (SLE)Jenis ini dikenal merupakan jenjang paling berat dalam tingkatan penyakit lupus karena menyerang banyak organ tubuh atau system tubuh pasien.Gejala lupus sistemik bias satu periode membaik (remisi), tetapi di lain waktu dapat menjadi lebih aktif (flare up).
Etiologi
1. Faktor Lingkungan : infeksi, stress, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penicilin), cahaya ultraviolet (matahari)
2. Faktor genetik : sekitar 10% kemungkinan pada lupus yang diturunkan oleh keluarga
3. Faktor Hormon : sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan, yaitu hormon estrogen
4. Faktor sinar matahari : sinar ultraviolet yang dpat merangsang peningkatan hormon estrogen yang cukup banyak sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimun.
faktor genetik
Obat-obatan tidak cocok
Gen membawa SLE pada keturunan selanjutnya
Keterlibatan gen
infeksiMerangsang system
imun
Gangguan kulitHormon proklatin
Factor lingkungan (sinar ultraviolet)
faktor hormonal
Faktor pemicu (mengikat komplemen)
Stres berlebihan
Pembentukan kompleks imun
Aktivasi komplemen
Obat-obatan(Hidration)
Obat terakumulasi dalam tubuh
Obat berikatan dengan kompleks anti bodi
Imun kompleks
Perubahan reaksi imun
(reaksi Hipersensitivitas dan Autoimun)
Lupus Eritematosus Sistemik
Kulit akut
Ruam kulit berbentuk kupu-kupu
Eritema dan purpura
Gangguan mobilitas
MK : gg. Integritas kulit
artritis
Sendi interfalngeal
proksimal
Efusi sendi
pembekakan
nyeri
Mk :nyeri kronik
Efusi pleura
Pneumonitis lupus
Kompleks imun pada alveolus
sesak
nyeri
kelelahann
Meningkatnya beban kerja
Merangsang system imun
Pembentukan komples antibodi
MK : intoleransi aktivitas
Anemia
Reaksi inflamasi nyeri
Manifestasi KlinisGEJALA/SIMPTOM PERSENTASE
Sakitpadasendi (arthralgia) 95%
Demam di atas 38 90%
Bengkakpadasendi (arthtritis) 90%
Penderitaseringmerasalemah, kelelahan (fatigue)
berkepanjangan 81%
Ruampadakulit 74%
Anemia (kurangdarah) 71%
Gangguanginjal 50%
Sakit di dada jikamenghirupnapasdalam (pleurisy)
45%
Ruamberbentukkupu-kupumelintangpadapipidanhidung
42%
Sensitive terhadapcahayasinarmatahari (photosensitivity)
30%
Rambutrontok 27%
Gangguan abnormal pembekuan (clotting) darah 20%
Jarimenjadiputih/birusaatdingin (fenomenaraynaud’s)
17%
Stroke 15%
Sariawan (ulcers) padaronggamulutdantenggorokan
12%
Seleramakanhilang>60%
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laba. Tes Anti ds-DNABatas normal : 70 – 200 IU/mLNegatif : < 70 IU/mLPositif : > 200 IU/mL
b. Tes Antinuclear antibodies (ANA)ANA adalah sekelompok antibodi protein yang bereaksi menyerang inti dari suatu
sel.
2. Tes Laboratorium yang lainantiribosomal P, antikardiolipin, lupus antikoagulan, Coombs test, anti-histon, marker reaksi inflamasi (Erythrocyte Sedimentation Rate/ESR atau C-Reactive Protein/CRP), kadar komplemen (C3 dan C4), Complete Blood Count (CBC), urinalisis, serum kreatinin, tes fungsi hepar, kreatinin kinase (Pagana and Pagana, 2002).
3. Pemeriksaan Penunjang• Ruam kulit atau lesi yang khas.• Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.• Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan
adanya gesekan pleura atau jantung.• Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein
lebih dari 0,5 mg/hari atau +++.• Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan
beberapa jenis sel darah.• Biopsi ginjal.• Pemeriksaan saraf.
Organ tubuh yang diserang Lupus
a. Serangan pada ginjalb. Serangan pada jantung dan paruc. Serangan pada sarafd. Serangan pada kulite. Serangan pada sendi dan ototf. Serangan pada matag. Serangan pada hati
Perubahan yang terjadi pada Lupus
• Diserang rasa letih• Berubahnya penampilan• Depresi• Masalah-masalah keluarga; pasangan, anak2
Penatalaksanaan Medis
a. Terapi nonfarmakologiGejala yang sering muncul pada penderita SLE adalah lemah sehingga diperlukan keseimbangan antara istirahat dan kerja, dan hindari kerja yang terlalu berlebihan.Penggunaan sunblock (SPF 15) dan menggunakan pakaian tertutup untuk penderita SLE sangat disarankan untuk mengurangi paparan sinar UV yang terdapat pada sinar matahari ketika akan beraktivitas di luar rumah (Delafuente, 2002).
b. Terapi FarmakologiTerapi farmakologi untuk SLE ditujukan untuk menekan sistem imun dan mengatasi inflamasi. Umumnya pengobatan SLE tergantung dari tingkat keparahan dan lamanya pasien menderita SLE serta manifestasi yang timbul pada setiap pasien.
c. AntimalariaAntimalaria efektif digunakan untuk manifestasi ringan atau sedang (demam, atralgia, lemas atau serositis) yang tidak menyebabkan kerusakan organ-organ penting.
d. KortikosteroidTujuan pemberian kortikosteroid pada SLE adalah untuk antiinflamasi, imunomodulator, menghilangkan gejala, memperbaiki parameter laboratorium yang abnormal, dan memperbaiki manifestasi klinik yang timbul.efek imunomodulator dari kortikosteroid dilakukan dengan mengganggu siklus sel pada tahap aktivasi sel limfosit, menghambat fungsi dari makrofag jaringan dan APCs lain sehingga mengurangi kemampuan sel tersebut dalam merespon antigen, membunuh mikroorganisme, dan memproduksi interleukin-1, TNF-α, metaloproteinase, dan aktivator plasminogen (Katzung, 2002).
e. SiklofosfamidDigunakan untuk pengobatan penyakit yang berat dan merupakan obat sitotoksik bahan pengalkilasi. Obat ini bekerja dengan mengganggu proliferasi sel, aktivitas mitotik, diferensiasi dan fungsi sel.
ASKEP