Kelompok 3

19
Kelompok 3 Lupus eritematosus sistemik (LES)

Transcript of Kelompok 3

Page 1: Kelompok 3

Kelompok 3

Lupus eritematosus sistemik (LES)

Page 2: Kelompok 3

Lupus eritematosus sistemik (LES)

Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan penyakit sistemik evolutif yang mengenai satu atau beberapa organ tubuh, seperti ginjal, kulit, sel darah dan bersifat episodic yang diselingi oleh periode remisi, dan ditandai oleh adanya autoantibodi, khususnya antibody antinuclear (Akip, Arwin.Ap, dkk. 2010)

Page 3: Kelompok 3

Jenis Lupusa. Discoid lupus (DL)

Jenis ini menyerang organ bagian kulit. Biasanya terdapat ruam yang muncul di wajah, leher, kulit kepala, dan ruam di sekujur tubuh. Umumnya, bewarna kemerahan, bersisik, dan kadang gatal.

Page 4: Kelompok 3

b. Drug induced lupus (DIL)Lupus ini timbul akibat efek samping obat. Umumnya, pasien yang masuk dalam golongan ini menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka panjang. Yakni penggunaan obat-obatan hidralazine (untuk mengobati darah tinggi) dan prokainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur).

Page 5: Kelompok 3

c. Sistemik lupus erythematosus (SLE)Jenis ini dikenal merupakan jenjang paling berat dalam tingkatan penyakit lupus karena menyerang banyak organ tubuh atau system tubuh pasien.Gejala lupus sistemik bias satu periode membaik (remisi), tetapi di lain waktu dapat menjadi lebih aktif (flare up).

Page 6: Kelompok 3

Etiologi

1. Faktor Lingkungan : infeksi, stress, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penicilin), cahaya ultraviolet (matahari)

2. Faktor genetik : sekitar 10% kemungkinan pada lupus yang diturunkan oleh keluarga

3. Faktor Hormon : sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan, yaitu hormon estrogen

4. Faktor sinar matahari : sinar ultraviolet yang dpat merangsang peningkatan hormon estrogen yang cukup banyak sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimun.

Page 7: Kelompok 3

faktor genetik

Obat-obatan tidak cocok

Gen membawa SLE pada keturunan selanjutnya

Keterlibatan gen

infeksiMerangsang system

imun

Gangguan kulitHormon proklatin

Factor lingkungan (sinar ultraviolet)

faktor hormonal

Faktor pemicu (mengikat komplemen)

Stres berlebihan

Pembentukan kompleks imun

Aktivasi komplemen

Obat-obatan(Hidration)

Obat terakumulasi dalam tubuh

Obat berikatan dengan kompleks anti bodi

Imun kompleks

Perubahan reaksi imun

(reaksi Hipersensitivitas dan Autoimun)

Lupus Eritematosus Sistemik

Kulit akut

Ruam kulit berbentuk kupu-kupu

Eritema dan purpura

Gangguan mobilitas

MK : gg. Integritas kulit

artritis

Sendi interfalngeal

proksimal

Efusi sendi

pembekakan

nyeri

Mk :nyeri kronik

Efusi pleura

Pneumonitis lupus

Kompleks imun pada alveolus

sesak

nyeri

kelelahann

Meningkatnya beban kerja

Merangsang system imun

Pembentukan komples antibodi

MK : intoleransi aktivitas

Anemia

Reaksi inflamasi nyeri

Page 8: Kelompok 3

Manifestasi KlinisGEJALA/SIMPTOM PERSENTASE

Sakitpadasendi (arthralgia) 95%

Demam di atas 38 90%

Bengkakpadasendi (arthtritis) 90%

Penderitaseringmerasalemah, kelelahan (fatigue)

berkepanjangan 81%

Ruampadakulit 74%

Anemia (kurangdarah) 71%

Gangguanginjal 50%

Sakit di dada jikamenghirupnapasdalam (pleurisy)

45%

Ruamberbentukkupu-kupumelintangpadapipidanhidung

42%

Sensitive terhadapcahayasinarmatahari (photosensitivity)

30%

Rambutrontok 27%

Gangguan abnormal pembekuan (clotting) darah 20%

Jarimenjadiputih/birusaatdingin (fenomenaraynaud’s)

17%

Stroke 15%

Sariawan (ulcers) padaronggamulutdantenggorokan

12%

Seleramakanhilang>60%

Page 9: Kelompok 3

Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Laba. Tes Anti ds-DNABatas normal : 70 – 200 IU/mLNegatif : < 70 IU/mLPositif : > 200 IU/mL

b. Tes Antinuclear antibodies (ANA)ANA adalah sekelompok antibodi protein yang bereaksi menyerang inti dari suatu

sel.

Page 10: Kelompok 3

2. Tes Laboratorium yang lainantiribosomal P, antikardiolipin, lupus antikoagulan, Coombs test, anti-histon, marker reaksi inflamasi (Erythrocyte Sedimentation Rate/ESR atau C-Reactive Protein/CRP), kadar komplemen (C3 dan C4), Complete Blood Count (CBC), urinalisis, serum kreatinin, tes fungsi hepar, kreatinin kinase (Pagana and Pagana, 2002).

Page 11: Kelompok 3

3. Pemeriksaan Penunjang• Ruam kulit atau lesi yang khas.• Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.• Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan

adanya gesekan pleura atau jantung.• Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein

lebih dari 0,5 mg/hari atau +++.• Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan

beberapa jenis sel darah.• Biopsi ginjal.• Pemeriksaan saraf.

Page 12: Kelompok 3

Organ tubuh yang diserang Lupus

a. Serangan pada ginjalb. Serangan pada jantung dan paruc. Serangan pada sarafd. Serangan pada kulite. Serangan pada sendi dan ototf. Serangan pada matag. Serangan pada hati

Page 13: Kelompok 3

Perubahan yang terjadi pada Lupus

• Diserang rasa letih• Berubahnya penampilan• Depresi• Masalah-masalah keluarga; pasangan, anak2

Page 14: Kelompok 3

Penatalaksanaan Medis

a. Terapi nonfarmakologiGejala yang sering muncul pada penderita SLE adalah lemah sehingga diperlukan keseimbangan antara istirahat dan kerja, dan hindari kerja yang terlalu berlebihan.Penggunaan sunblock (SPF 15) dan menggunakan pakaian tertutup untuk penderita SLE sangat disarankan untuk mengurangi paparan sinar UV yang terdapat pada sinar matahari ketika akan beraktivitas di luar rumah (Delafuente, 2002).

Page 15: Kelompok 3

b. Terapi FarmakologiTerapi farmakologi untuk SLE ditujukan untuk menekan sistem imun dan mengatasi inflamasi. Umumnya pengobatan SLE tergantung dari tingkat keparahan dan lamanya pasien menderita SLE serta manifestasi yang timbul pada setiap pasien.

Page 16: Kelompok 3

c. AntimalariaAntimalaria efektif digunakan untuk manifestasi ringan atau sedang (demam, atralgia, lemas atau serositis) yang tidak menyebabkan kerusakan organ-organ penting.

Page 17: Kelompok 3

d. KortikosteroidTujuan pemberian kortikosteroid pada SLE adalah untuk antiinflamasi, imunomodulator, menghilangkan gejala, memperbaiki parameter laboratorium yang abnormal, dan memperbaiki manifestasi klinik yang timbul.efek imunomodulator dari kortikosteroid dilakukan dengan mengganggu siklus sel pada tahap aktivasi sel limfosit, menghambat fungsi dari makrofag jaringan dan APCs lain sehingga mengurangi kemampuan sel tersebut dalam merespon antigen, membunuh mikroorganisme, dan memproduksi interleukin-1, TNF-α, metaloproteinase, dan aktivator plasminogen (Katzung, 2002).

Page 18: Kelompok 3

e. SiklofosfamidDigunakan untuk pengobatan penyakit yang berat dan merupakan obat sitotoksik bahan pengalkilasi. Obat ini bekerja dengan mengganggu proliferasi sel, aktivitas mitotik, diferensiasi dan fungsi sel.

Page 19: Kelompok 3

ASKEP