kelompok 3

29
MAKALAH “TULI PADA ANAK” Oleh Kelompok 3 : 1. Lya Hidayah (130801072) 2. Moch. Reza T (130801073) 3. Mochamad Yasa (130801074) 4. M. Fadhil H (130801075) 5. Nana Angriana Y (130801076) 6. NikoAndi W (130801077) 7. Novi Wulandari (130801078) 8. Nur Azzah (130801079) 9. Oktopiya Dwi A (130801080) 10. Pangestutik (130801081) 11. Poppy Alif N (130801082) 12. Purindra Darma S (130801084) PRODI S1 KEPERAWATAN / 2B SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

description

kelompok 2

Transcript of kelompok 3

MAKALAH

TULI PADA ANAK

Oleh Kelompok 3 :

1. Lya Hidayah(130801072)

2. Moch. Reza T(130801073)

3. Mochamad Yasa(130801074)

4. M. Fadhil H(130801075)

5. Nana Angriana Y(130801076)

6. NikoAndi W(130801077)

7. Novi Wulandari(130801078)

8. Nur Azzah(130801079)

9. Oktopiya Dwi A(130801080)

10. Pangestutik(130801081)

11. Poppy Alif N(130801082)

12. Purindra Darma S(130801084)

PRODI S1 KEPERAWATAN / 2B

SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan, rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Persepsi Sensori ini dengan membahas Tuli pada Anakdalam bentuk makalah. Dengan selesainya makalah ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ketua STIKES PEMKAB JOMBANG, drg.BudiNugroho, MPPM

2. Ketua program studi S1 Keperawatan STIKES PEMKAB JOMBANG, Sestu Retno D.A.S.Kp,M.Kes

3. Dosen pembimbing matakuliah Sistem Persepsi Sensori, Pepin Nahariani, S.Kep. M.Kes.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih ada kekurangan maupun kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Jombang, 5 April 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1

1.2 Rumusan Masalah1

1.3 Tujuan dan Manfaat 1

BAB II KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian .2

2.2 Etiologi .2

2.3 Patofisiologi4

2.4 Manifestasi Klinis5

2.5 Komplikasi7

2.6 Penatalaksanaan / Pengobatan .8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian .9

3.2 Diagnosa Keperawatan .16

TREND PERKEMBANGAN ISU DILEMA ETIK TULI PADA ANAK

RINGKASAN JURNAL

BAB VI PENUTUP

4.1 Kesimpulan .21

4.2 Saran .21

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan).Indera pendengaran berperan peting pada partisipasi seseorang dakam aktifitas kehidupan sehari-hari.Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.

Jadi jika terjadi gangguan pada indra pendengaran maka dapat menyebabkan seseorang mengalami ketulian dalam berbicara,khususnya pada anak-anak.Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan serius untuk masalah ini.Dalam pembahasan ini kami mengangkat masalah ketulian yang terjadi pada anak usia PRA SEKOLAH.

Tuli pediatric umumnya terjadi pada anak usia :

1. Usia 3-6 tahun karena gangguan pernafasan

2. Usia anak prasekolah karena faktor kecerobah sat bermain

3. Usia remaja tanpa disengaja

4. Namun 70% pada usia balita

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan kami bahas dalam pembahasan kami adalah :

1. Definisi tuli pada anak (pediatric)

2. Etiologi penyakit tuli

3. Pantofisiologi ketulian

4. Manifestasi klinisnya

5. Komplikasinya

6. Penatalaksanaan/pengobatan

7. Konsep keperawatannya

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dari pembahasan tentang masalah ketulian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara penanganan dari penyakit tuli,khususnya anak-anak

2. Untuk mengetahui penyebab dari terjadinya peyakit tuli

3. Untuk mengetahui gejala gejala dari penyakit tuli

4. Untuk mengetahui perjalanan penyakit tuli tersebut

BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 Pengertian

Tuli pada pediatrik (anak) adaalah terganggunya sistem pendengaran pada anak, yang didsebabkan oleh beberapa faktor misal masuknya benda asing ke dalam telinga, faktor genetik,dsb.

2.2 Etiologi

Gangguan pada sistem pendengaran sering disebabkan oleh beberap faktor antara lain yaitu :

1. Ketulian disebabkan oleh virus Toxoplasma Rubella atau campak, herper, dan sipilis.

2. Lahir prematur

3. Masuknya benda asing kedalam telinga

4. Ketulian juga disebabkan oleh karena sang ibu saat hamil ingin menggugurkan kandungannya.

5. Anak baru lahir yang kekurangan oksigenpun bias menjadi tuli

6. Anak terlahir dengan disedot, vakum, caesar juga bisa merusak saraf pendengaran.

7. Faktor genetik

2.3 Patofisisologi

Faktor penyebab ketulian yang umum kita jumpai pada anak-anak usia pra sekolah adalah karena masuknya benda asing pada telinga anak baik karena disengaja atau tidak disengaja, dan proses masuknya benda asing tersebut adalah sebagai berikut :

1. Benda asing masuk kedalam telinga

2. Masuk ke kananlis audiotorius eksternus, dan menyebabkan terjadinya penyumbatan

3. Masuk ke tulang kanalis eksternus dan menyebabkan laserasi kulit dan melukai membran timpani

4. Karena laserasi kulit dan terlukanya membran timpani tersebut akana menyebabkan gangguan pendengaran, rasa nyeri telinga/otalgia dan kemungkinan adanya resiko infeksi.

2.4 Manifestasi Klinis

Adapun gejala dari ketulian adalah :

1. Terasa tidak enak ditelinga bagaian tengah

2. Telinga terasa tersumbat

3. Pendengaran terganggu

4. Rasa nyeri telinga/otalgia

5. Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing

6. Sering berhalusinasi atau pendengaran sesuatu yang kadang tidak nyata-nyata

2.5 Komplikasi

Dapat terjadi kesulitan berbicara

1. Pemeriksaan Diagnosis

2. Pemeriksaan yang dilakukan sebagai berikut :

3. Pemeriksaan dengan ostokopik

4. Pemeriksaan ketajaman

5. Uji ketajaman dengan garpu tala

6. Uji rine

2.6 Penatalaksanaan/Pengobatan

Adapun upaya pengobatan untuk mengatasi terjadinya ketulian adalah :

1. Ekstrasi benda asing dengan mengunakan pengait atau pinset atau alligator (khususnya gabah)

2. Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup,harus dimatikan dulu dengan meneteskan patokin,xylokain,minyak atau revanol,alcohol kemudian dijepit dengan pinset

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1 Pengkajian

Anamnesa

1. Identitas Klien

Nama :

Umur : Anak usia prasekolah

Alamat :

Pendidikan :

Agama :

Suku/bangsa:

MRS :

Tanggal Pengkajian :

Identitas Orangtua

Nama Ayah :Nama Ibu :

Umur :Umur :

Alamat :Alamat :

Pendidikan :Pendidikan :

Pekerjaan :Pekerjaan :

Agama :Agama :

2. Keluhan utama

Biasanya anak mengeluh nyeri yang terasa pada telinga, apalagi jika daun telnga disentuh.

3. Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Sekarang

Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri hebat pada telinga.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Pernah mengalami trauma terbuka pada liang telinga akibat terkena benturan sebelumnya

Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horisontal memiliki penyakit yang serupa.

4. Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi

Inspeksi keadaan umum telinga, pembengkakan pada MEE (Meatus Auditorius Eksterna) perhatikan adanya cairan atau bau, warna kulit telinga, penumpukan seruman, tonjolan yang nyeri dan berbentuk halus serta adanya peradangan.

2. Palpasi

Lakukan penekanan ringan pada daun telinga, jika terjadi respon nyeri dari klien, maka dipastikan klien menderita otitis eksterna sirkumskripta(furunkel).

Pengumpulan data

1. Anak mengeluh sakit pada telinga

2. Anak tampak menangis

3. Anak tampak merintih kesakitan

4. Anak tampak gelisah

5. Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya sering berhalusinasi

6. Klien mengalami perubahan pola komunikasi

7. Klien mengalami perubahan respon terhadap stimulus

8. Ibu bertanya tentang penyakit yang diderita anaknya

9. Ibu tampak bingung

10. Ibu tampak linglung

Klasifikasi data

No

DS

No

DO

1

2

3

Anak mengeluh sakit pada telinga

Orang tua klien mengatkan bahwa anaknya sering berhalusinasi

Ibu bertanya tentang penyakit yang diderita anaknya

1

2

3

4

5

6

7

Anak tampak menangis

Anak tampak gelisah

Anak tampak merintih kesakitan

Klien mengalami perubahan pola komunikasi

Klien mengalami perubahan respon terhadap stimulus

Ibu tampak bingung

Ibu tampak linglung

3.2 Diagnosa yang Mungkin Muncul

1. Nyeri berhubungan dengan laserasi kulit

2. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya laserasi pada kulit membran timpani

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan sensori persepsi

Diagnosa 1

NS. DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Nyeri Akut (00132)

Domain 12 : Kenyamanan

Kelas 1 : Kenyamanan Fisik

DEFINITION:

Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.

DEFINING CHARACTERISTICS

1. Perubahan selera makan

1. Perubahan tekanan darah

1. Perubahan frekuensi jantung

1. Perubahan frekuensi pernapasan

1. Laporan isyarat

1. Diaforesis

1. Perilaku distraksi(mis.berjalan mondar mandir,mencari orang lain dan atau aktivitas lain)

1. Mengekspresikan perilaku(mis.gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah)

1. Masker wajah(mis.mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)

1. Sikap melindungi area nyeri

1. Fokus menyempit(mis.gangguan persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan intereaksi dengan orang dan lingkungan)

1. Indikasi nyeri yang dapat diamati

1. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

1. Sikap tubuh melindungi

1. Dilatasi pupil

1. Melaporkan secara verbal

1. Fokus pada disri sendiri

1. Gangguan tidur

RELATED FACTORS:

1. Agens cedera(mis., biologis, zat kimia, fisik, psikologis)

ASSESSMENT

Subjective data entry

.Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38oCb.Sering keringat malam.c.Cepat merasa lelahd.Badan Lemahe.Mengeluh nyeri pada benjolanf.Nafsu makan berkurang

Objective data entry

a.Timbul benjolan yang kenyal,mudah digerakkan pada leher,ketiak atau pangkal paha.b.Wajahpucat

DIAGNOSIS

Client

Diagnostic

Statement:

Ns. Diagnosis (Specify):

Nyeri akut

Related to:

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis

Intervensi 1

NIC

NOC

INTERVENSI

AKTIVITAS

OUTCOME

INDICATOR

Manajemen Nyeri

Def:

Mengurangi nyeri dan menurunkan tingkat nyeri yang dirasakan pasien.

NURSING OBSERVATION :

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, kekuatan nyeri dan faktor presipitasi.

1. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.

1. kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

1. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau meliputi individu atau riwayat keluarga mengenai nyeri kronis atau menghasilkan ketidaknyamanan, seperti kesesuaian.

1. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau.

1. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

1. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, terutama dalam ketidakmampuan komunikasi secara efektif.

NURSING EDUCATION :

1. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien dan menyampaikan penerimaan dari respon pasien terhadap nyeri.

1. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

1. Kurangi faktor presipitasi atau peningkatan pengalaman nyeri seperti ( ketakutan, kelelahan, sifat membosankan, dan ketiadaan pengetahuan ).

1. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal) untuk memudahkan menghilangkan nyeri seperti kesesuaian.

1. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

1. Tingkatkan pola istirahat

NURSING COLABORATION :

1. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Kontrol nyeri

Def :

Tindakan untuk mengontrol nyeri.

Rentang

1. Tidak pernah di tunjukkan

2. Jarang di tunjukkan

3. Kadang kadang di tunjukkan

4. Sering (kali) di tunjukkan

5. Secara konsisten di tunjukkan.

Mengenali serangan sakit : 4

Menguraikan faktor penyebab : 4

Menggunakan obat penghilang sakit saat direkomendasikan :5

Melaporkan gejala nyeri ke tenaga kesehatan : 4

Melaporkan gejala tak terkendalikan ke tenaga kesehatan : 5

Menggunakan sumber yang tersedia : 5

Melaporkan kontrol nyeri : 5

Diagnosa 2

NS. DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Resiko infeksi

DEFINITION:

Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

DEFINING CHARACTERISTICS

RELATED FACTORS:

Prosedur Invasif

- Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen

- Trauma

- Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan

- Ruptur membran amnion

- Agen farmasi (imunosupresan)

- Malnutrisi

- Peningkatan paparan lingkungan patogen

- Imonusupresi

- Ketidakadekuatan imum buatan

- Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)

- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)

- Penyakit kronik

ASSESSMENT

Subjective data entry

Objective data entry

DIAGNOSIS

Client

Diagnostic

Statement:

Ns. Diagnosis (Specify):

Risiko infeksi

Related to:

Risiko terjadi infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit

Intervensi 2

NIC

NOC

INTERVENSI

AKTIVITAS

OUTCOME

INDICATOR

Kontrol Infeksi

Definisi : Meminimalkan mendapatkan infeksi dan trasmisi agen infeksi

Bersikan lingkungan secara tepat setelah digunakan oleh klien

-Ganti peralatan klien setiap selesai tindakan

-Batasi jumlah pengunjung

-Anjurkan klien untuk cuci tangan dengan tepat

-Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan

-Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan sebelum dan setelah meninggalkan ruangan klien

-Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien

-Lakukan universal precautions

-Gunakan sarung tangan steril

-Lakukan perawatan aseptic pada semua jalur IV

-Lakukan teknik perawatan luka yang tepat

-Tingkatkan asupan nutrisi

-Anjurkan asupan cairan

-Anjurkan istirahat

-Berikan terapi antibiotik

-Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala dari infeksi

-Ajarkan klien dan anggota keluarga bagaimana mencegah infeksi

kontrol infeksi meningkat

Definisi : Tindakan untuk mengurangi ancaman kesehatan secara aktual dan potensial

Menerangkan cara-cara penyebaran

Menerangkan factor-faktor yang berkontribusi dengan penyebaran

Menjelaskan tanda-tanda dan gejala

Menjelaskan aktivitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap infeksi

Diagnosa 3

NS. DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Gangguan rasa nyaman

DEFINITION:

Merasa kurang senang, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial.

DEFINING CHARACTERISTICS

Ansietas

Menangis

Gangguan pola tidur

Takut

Ketidakmampuan untuk rileks

Iritabilitas

Merintih

Melaporkan merasa dingin

Melaporkan merasa panas

Melaporkan perasaan tidak nyaman

Melaporkan gejala distres

Melaporkan rasa lapar

Melaporkan rasa gatal

Melaporkan kurang puas dengan keadaan

Melaporkan kurang senang dengan situasi tersebut

Gelisah

Berkeluh kesah

RELATED FACTORS:

Gejala terkait penyakit

Sumber yang tidak adekuat (mis : dukungan finansial dan sosial)

Kurang pengendalian lingkungan

Kurang privasi

Kurang kontrol situasional

Stimuli lingkungan yang mengganggu

Efek samping terkait terapi (mis : medikasi, radiasi)

ASSESSMENT

Subjective data entry

Objective data entry

DIAGNOSIS

Client

Diagnostic

Statement:

Ns. Diagnosis (Specify):

Gangguan rasa nyaman

Related to:

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses infeksi

Intervensi 3

NIC

NOC

INTERVENSI

AKTIVITAS

OUTCOME

INDICATOR

Manajemen lingkungan : kenyamanan

Definisi : memanipulasi lingkungan untuk kepentingan terapeutik

-Pilihlah ruangan dengan lingkungan yang tepat

-Batasi pengunjung

-Tentukan hal-hal yang menyebabkan ketidaknyamanan seperti pakaian lembab

-Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih

-Tentukan temperatur ruangan yang paling nyaman

-Sediakan lingkungan yang tenang

-Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan

-Atur posisi pasien yang membuat nyaman.

Mengontol nyeri

Definisi : tindakan seseorang untuk mengontrol nyeri

Mengenal faktor-faktor penyebab

Mengenal onset/waktu kejadian nyeri

tindakan pertolongan non-analgetik

Menggunakan analgetik

melaporkan gejala-gejala kepada tim kesehatan (dokter, perawat)

nyeri terkontrol

Trend Perkembangan Isu Dilema Etik Tuli pada Anak

Bagaimana Kondisi Tuli pada Anak

Tuli, baik sebagian atau total, biasanya merupakan hasil dari cacat bawaan -yaitu, hadir pada saat kelahira atau disebabkan oleh penyakit pada saat 6 minggu pertama sejak kelahiran bayi. Bila anak Anda terkena tuli, mungkin masih dapat sedikit mendengar, sehingga bila dilakukan diagnosis dini, penggunaan alat bantu dengar kan membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak.

Seorang anak juga mungkin dapat menderita kehilangan pendengaran non-permanen akibat terkena infeksi, seperti otitis serosa atau otitis media, atau penumpukan lilin di lubang bagian luar telinga. Masalah bagi orang tua adalah untuk mengenali apakah anak mereka menderita tuli atau tidak. Mengenali ketulian pada anak bukan hal yang terutama pada bayi baru lahir. Tapi kadang-kadang bayi yang baru lahir dengan keadaan tuli tidak akan memiliki reflek kejut terhadap suara keras. Semua bayi membuat suara bergumam hingga mereka berusia 6 bulan, dan suara keras tampaknya tidak mengganggu bayi yang baru lahir. Namun, setelah sekitar usia 4 sampai 6 bulan, bayi tuli dapat menjadi tenang karena ia belum dirangsang oleh suaranya sendiri atau suara dari sumber lain.

Apakah ini serius?

Jika bayi tidak dapat mendengar dengan baik, maka dia akan kesulitan untuk belajar berbicara. Anak banyak belajar bahasa sebelum ia sendiri mulai berbicara. Oleh karena itu, semakin lama seorang anak tidak dapat mendengar, semakin besar kemungkinan ia akan mengalami keterlambatan dalam berkomunikasi. Bahkan tuli sebagian juga akan mengganggu perkembangan bicara.

Apa yang harus orang tua lakukan untuk mengetahui keadaan tuli pada anak?

Lakukan tes pendengaran pada anak Anda dengan membuat suara cukup keras ketika kepalanya berpaling dari Anda. Lihat apakah ia berbalik. Pastikan dia tidak melihat Anda. Jika dia berpaling kembali kearah Anda, buat suara yang semakin lama semakin pelan volumenya secara bertahap dan perhatikan tingkat dimana ia berhenti untuk mendengar.

Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda jika Anda menduga adanya masalah pendengaran pada anak Anda. Dan lakukan juga konsultasi dengan dokter Anda segera jika anak Anda memiliki infeksi telinga dan mendeteksi adanya kehilangan pendengaran.

Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, dokter akan melakukan tes pendengaran rutin dan memeriksa telinganya. Jika kesulitan pendengaran terdiagnosis, dokter bahkan merujuk anak Anda kedokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) untuk tes audio metri untuk menentukan tingkat ketulian. Dalam kebanyakan kasus, alat bantu dengar akan dipasang. Seorang bayi bisa memakai alat bantu dengar sejak berumur 6 bulan. Anak Anda mungkin akan memiliki alat bantu yang dipasang ke kedua telinga bahkan jika kesulitan pendengaran hanya pada 1 telinga. Anda akan diberikan saran tentang cara untuk berbicara dengan anak Anda.

Jika tuli adalah hasil dari serangan berulang otitis media, mungkin diperlukan operasi untuk memasukkan tabung dan mengeringkan cairan yang menyebabkan tuli.

Apa yang bisa orang tua lakukan untuk membantu?

Jangan khawatir jika anak Anda tetap diam selama beberapa bulan setelah alat bantu dengar dipasang. Memang memerlukan waktu baginya untuk mulai menggunakan apa yang dengar dengan cara mengucapkan kata-kata. Berkomunikasilah dengan anak Anda sejelas mungkin. Pastikan orang lain berbicara kepadanya dengan jelas tetapi tidak pernah berteriak.Jika anak Anda pergi ke sekolah, tanyakan apakah anak Anda dapat duduk di bagian depan kelas sehingga pekerjaan sekolahnya tidak akan kesulitan akibat kekurangan pendengaran.

RINGKASAN JURNAL

HASIL IMPLANTASI KOKLEA PADA ANAK TULI DARI ORANGTUA TULI : STUDI BANDING

Pengenalan

Perkembangan implantasi koklea (CI) untuk mengembalikan rangsangan ke telinga bagian dalam telah merevolusi pengobatan untuk sebagian besar anak-anak tuna rungu. Faktor yang mempengaruhi hasil CI anak telah menjadi subyek dari banyak penelitian. Membedakan faktor tersebut berharga karena memungkinkan peneliti untuk mengembangkan lebih canggih.

Kriteria pencalonan CI, dan juga untuk mengembangkan lebih efektif program intervensi untuk memfasilitasi pendengaran, perkembangan bicara dan bahasa implantees. Generasi kedua anak tuli juga terkena di anak usia dini untuk bahasa visual, yang beberapa penulis percaya untuk meningkatkan aspek visual

Pengolahan

Perbandingan fitur kognitif anak-anak tuna rungu dibesarkan dalam keluarga tuli dibandingkan mereka yang dibesarkan di keluarga mendengar telah diterbitkan. Namun, CI hasil dalam dua kelompok anak-anak tuli memiliki belum dibandingkan.

Bahan dan metode

Kelompok studi terdiri dari tujuh koklea-ditanamkan anak tuli dengan orang tua tuli. Kelompok ini memiliki kesempatan untuk memperoleh bahasa isyarat Persia dari orang tua mereka. Jumlah yang sama anak-anak tuli dengan orang tua yang normal-sidang dipilih oleh dicocokkan sampel sebagai kelompok referensi. Peserta cocok berdasarkan onset dan keparahan ketulian, durasi ketulian, usia di CI, durasi CI, jenis kelamin, dan Model implan. Semua peserta dengan tuli sindrom dan cacat tambahan dikeluarkan dari studi.

Pidato kejelasan Penilaian skala mengkuantifikasi kemampuan produksi ujaran anak-anak tuna rungu. Ini adalah sebuah fivepoint skala mulai dari kata-kata pra-dikenal di bahasa lisan untuk terhubung pidato dimengerti semua pendengar. Keandalan skala ini telah dievaluasi, dan tingkat tinggi perjanjian ditemukan antara pengamat menggunakan skala untuk menilai kejelasan suara anak-anak tuli setelah CI. Sebuah terapi bicara dinilai kinerja masing-masing anak sesuai dengan skala, seperti yang diarahkan oleh pedoman yang telah ditetapkan, dan seperti yang disarankan oleh penulis skala.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gangguan sistem pendengaran merupakan penyakit yang harus mendapatkan penanganan yang serius. Karena gangguan sistem pendengaran bisa menyebabkan terjadinya ganggua fungsi bicara. Gangguan sistem pendengaran banyak disebabkan oleh masuknya benda asing kedalam telinga. Khususnya pada anak-anak yang masih usia prasekolah, yang masih belum bisa mengontrol alat mainnya.

4.2 Saran

Penyusunan asuhan keperawatan ini masih belum sempurna. Jadi kritik dan saran dari teman-teman sangat kami butuhkan, khususnya kepada dosen pembimbing. Demi kesempurnaan asuhan keperawatan ini dimasa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Nanda, Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006, NANDA Internasional, Philedelphia, 2005.

Balitapedia.com/3-penyebab-gangguan-pendengaran-akut-dan-ketulian-pada-anak/801 diaksespada 5 Mei 1995 padapukul 09.48 WIB

Brunner &Suddarth(2002), Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8.EGC. Jakarta.

Drs.H.Syaifuddi,AMK. AnatomiFisiologi. Edisi 3.EGC. Jakarta.

www.asuhankeperawatanpadagangguanpendengaran.com//diaksespada 5 Mei 1995 padapukul10.03 WIB