Kelompok 21, Pemicu 3

download Kelompok 21, Pemicu 3

of 61

description

diare

Transcript of Kelompok 21, Pemicu 3

  • Pemicu 3

    Blok Biomedik IIIFK Universitas TarumanagaraTahun 2009

  • Tutor: dr. Inge FriskaKetua: Demar Berkam 405090264Sekretaris: Christine Loupatty405090210Penulis: Hans Jaya405090207Anggota: Adeline Novaria405090201Robertus H. P.405090202Rima Rizqi405090203Dona Yuliyanti405090204Hadi Hermawan405090205Marni Simbolon405090206Fenny Chandra405090208Fajar Nugraha405090209Nicky Alexandra405090263

  • Akibat GempaDodi mahasiswa kedokteran menjadi sukarelawan pada peristiwa gempa di Padang. Dia melihat banyak sekali masyarakat di daerah penampungan yang menderita diare. Menurut pemikirannya ini disebabkan karena air yang tercemar akibat sanitasi yang hancur dan korban buang air besar di sembarang tempat serta banyaknya lalat yang beterbangan.Dinas Kesehatan telah melakukan penyuluhan namun kasus diare tetap terjadi, termasuk bayi-bayi yang masih diberi ASI juga mengalami diare & demam.Pada pengamatan Dodi, sebagian korban dapat sembuh dengan pengobatan oralit & anti diare biasa, tapi sebagian lagi memerlukan penanganan yang lebih lanjut.Apa yang dapat kita pelajari dari cerita ini?

  • Sanitasi: L.O. Diare: L.O.Oralit: L.O.

  • Mengapa byk org yg menderita diare pasca gempa?Mengapa bayi yg masih diberi ASI juga mengalami diare & demam?Mengapa sebagian korban dpt sembuh dg pemberian oralit sj, sdgkn sebagian lg memerlukan penanganan lbh lanjut?Mengapa stlh dilakukan penyuluhan, kasus diare msh saja terjadi?

  • Air yg tercemar krn sanitasi yg hancur, korban gempa BAB sembarang t4, byk lalat beterbangan. Infeksi: parasit, bakteri, jamur & virus.Krn ibu tdk sehat (diare, makanan, kulit ibu tdk bersih), bayi dihinggapi lalat.Penyebab demam: kekurangan ASI, pngaruh lingkungan, imunitas kurang.Beda tingkat keparahan, imunitas, perilaku, faktor penyebab.Fasilitas tdk memadai & blm adanya kesadaran dr tiap orang.

  • LingkunganInfeksi

  • 3M Unfamiliar Terms3M DiareTanda & GejalaKlasifikasiEtiologiPatogenesis berdasar etiologi & vektorPencegahanPengobatan (simptomatik & kausal)KomplikasiPemeriksaan Lab.

  • Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.

  • Sanitasi berhub langsung dengan:

    Kesehatan. Semua penyakit yang berhub dgn air sebenarnya berkaitan dengan pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. Penggunaan air. Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air, dgn mengganti toilet ini dengan unit baru yang menggunakan sdikit air bisa menghemat 25% dari penggunaan air. Biaya dan pemulihan biayaa.Biaya pengumpulan, pengolahan dan pembuangan limbah meningkat dengan cepat begitu konsumsi meningkat. b.Penggunaan ulang air. Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak. Karena itu peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan air limbah, diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya tersebut supaya penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.

  • Diare:Adl meningktny frek BAB & konsistensi feses mjd cair.Mrpkn slh satu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri, parasit dan sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang encer. Dikatakn diare bila frek BAB > 3X sehari dgn konsistensi cair.

  • OralitOralit adalah larutan untuk merawat diare. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat dan natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama generik oralit dan larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Alphatrolit, Aqualyte, Bioralit dan Corsalit.Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi.

  • Tanda dari diare adalah adanya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi lebih cair sampai seperti air. Adapun tanda lainnya adalah seperti: kehilangan cairan dan elektrolit, badan lesu / lemah, mata cekung, haus, mulut kering, demam, tdk nafsu makan, letargis, dan kadang-kadang disertai muntah. Darah dan lendir dalam kotoranBila berat menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit

  • Bdsrkn lama waktu diareBdsrkn mekanisme patofisiologikBdsrkn berat ringan diareBdsrkn penyebab infeksi atau tidakBdsrkn penyebab organik atau tdk

  • Diare akut-blgs < 15 hari (IPD ed 4)-Mnrt World Gastroenterology Org global guideliness 2005, blgs < 14 hariDiare kronik-blgs > 15 hari-Di dunia dibagi stlh 15 hari, 3 minggu, 1bln, & 3 bln.Diare Persisten -istilah yg dipakai di luar negri yg mnyatakan diare yg blgs 15 30 hari yg mrpkn klanjutan dr diare akut.

  • Diare osmotik Gaya osmotik berlebihan oleh cairan luminal dan berkurang saat puasa. Diare sekretorik Sekresi cairan intestinal yang isotonik dengan plasma dan dapat terjadi saat puasa.

  • Diare kecilidem dgn diare akut

    Diare besaridem dgn diare kronik

  • Diare infektifbila penyebabnya infeksi, Diare non-infektifbila penyebabny tidak ditemukan infeksi pd kasus tsb.

  • Diare Organikbila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik.Diare Fungsionalbila tdk dpt ditemukn penyebab organik.

  • Penyebab diare scr umum:Baru saja bepergian/melancongke ngra bkmbng, tropis, klmpk pdamaian & pekerja sukarela, org yg sering bkemah (dasar bair )Makanan Atau keadaan mkn yg tdk biasamknan laut atau shell fish, tutama yg mtah, restoran & RM cepat saji, banket & piknik.Homoseksual, pekerja seks, pengguna obat IV, resiko peny HIV, sindrom usus homoseks (Gay bowel sindrome), & sindrom defisiensi kekebalan didapat.Br saja mgunakan obat AM pd institusiinstitusi kejiwaan/mental, rumah perawatan, RS.

    Diare (akut) disebabkn o/ bnyk penyebab antara lain infeksi (parasit, bakteri, jamur, virus), keracunan makanan, efek obat2, dll.

  • INFEKSIMalabsorbsiAlergiKeracunanImunisasi DefisensiSebab-sebablainBakteriVirusJamurParasitEscherisia coli,Clostridium botulinum,Vibrio cholerae,Shigella dysentriae, Salmonella typhi,Bacillus cereusClostridium ferfringens, Staphylococcus aureusKeracunan Bahan kimiaKeracunan oleh Racun ygDikandung dan diproduksi Jasad RenikIkanAlgaSayur2anBuah2anEnterovirus, Adenovirus,rotavirus,astrovirus,Coronavirus,Norwalk agent,Echovirus,calicivirusCandida AlbicansNematoda Usus : Ascaris lumbricoides, StrongyloidesStercolaris,Trichuris trichiura.Cestoda : Dipyllobothrium latum, Hymenolepis nana,Taenia solium dan Taenia saginataTrematoda Usus : Fasciolopis buski, Echinostoma,Metagonimus, Haplorchis yokogawaiProtozoa : Balantidium coli, Giardia lamblia, Entamoebahystolica, dan Trichomonas hominis

  • Sanitasi yg buruk hingga menyebabkn air tcemar.Banyak lalat (vektor) yg menghinggapi makanan / minuman & hospes itu sdiri.BAB sembarangan tempat (bhub lgs dgn vektor)Kesadaran akan kebersihan yg krg.

  • Umum:Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.

  • Secara umum, port dentre kuman dapat berupa: Transmisi secara horizontal.Transmisi secara langsung(direct) 1. Feces-oral Semua transmisi ini berhubungan dengan rute gastrointestinal.

    Bakteri: tertelan/terminum makanan yang terkontaminasi bakteri. Tertelan makanan yang mengandung toksin. Toksin dapat berasal dari Staphylococcus aureus, Vibrio spp., dan Clostridium perfrigens, Clostridium botulinum. Tertelan ekostoksin(jenis neurotoksin) Tertelan organisme yang mensekresikan toksin. Organisme ini berproliferasi pada lumen usus dan melepaskan enterotoksin. Tertelan organisme yang bersifat enteroinvasif. Organisme ini berproliferasi, menyerang dan menghancurkan sel epitel mukosa usus. Misalnya, Escherichia coli, Salmonella spp., Bacillus cereus, Clostridium spp, Vibrio cholerae, Campylobacter, Yersinia enterocolitica, Staphylococcus aureus.

  • Virus: tertelan melalui makanan. Misalnya, Echovirus, Rotavirus, Norwalk virus. Protozoa: kista matang yang tertelan/terminum. Misalnya, Entamoeba histolytica, Balantidium coli, Giardia lamblia, Cryptosporodium parvum.Jamur: flora normal pada esofagus, akan menginvasi usus pada pasien yang immunocompromised. Misalnya, Candida albicans. Cacing: tertelan telur matang/larva yang mengkontaminasi makanan/minuman. Misalnya, Ascaris lumbricoides, Strongyloides stercoralis, Trichuris trichiura.

  • 2. Inhalasi/respiratory droplets Penyebaran melalui kuman yang terhirup secara langsung ataupun tidak sengaja terhirup/tertelan kuman yang dibatukkan. Jarang atau bahkan tidak pernah sebagai media transmisi untuk protozoa, cacing dan jamur. Tetapi, sering berperan sebagai media transmisi untuk virus. Misalnya, Adenovirus, Mycobacterium tuberclosis.

  • Transmisi secara tidak langsung(indirect) Arthropoda sebagai vektor, Yaitu arthropoda membawa bentuk infeksius dari kuman. Arthropoda dapat mengkontaminasi makanan atau langsung menginfeksi manusia dengan gigitan. Melalui cairan parenteral, Yaitu biasanya infuse parenteral yang diberikan di rumah sakit. Cairan intra-vena bias saja terkontamintasi bakteri. Contohnya, Clostridium spp.

  • Transmisi secara vertikal Transplasenta Infeksi virus in utero Transmisi melalui kontak seksual/transfusi darah.

  • Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute gastrointestinal. Sesampainya di lambung, bakteri akan dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri yang dapat lolos sampai ke dalam duodenum. Di dalam duodenum,bakteri akan berkembang biak sehingga jumlahnya mencapai 100 juta koloni atau lebih per mililiter cairan usus halus. Dengan memproduksi enzim mucinase, bakteri akan mencairkan lapisan lendir dengan menutupi permukaan sel epitel mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk ke dalam membran sel epitel mukosa. Ada dua cara bergantung pada bakteri apa yang menginfeksi: a. Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel epitel rusak, terbuka, dan lepas. b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan cAMP. cAMP merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan kerusakan sel epitel usus. ATP menyebabkan dinding usus akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar.Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi tersebut. Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan menyebabkan gangguan sehingga kerja usus halus maupun usus besar abnormal.

  • Tiga cara umum penginfeksian bakteri:Kemampuan untuk menempel pada dinding mukosa usus.Untuk dapat menyebabkan penyakit, suatu bakteri harus mempunyai kemampuan untuk melekat pada dinding mukosa usus. Sebab, jika tidak, bakteri akan terbawa bersama aliran darah. Perlekatan ini dibantu oleh adhesins(protein yang diekspresikan pada permukaan organisme).Kemampuan untuk mensekresikan enterotoksin.Organisme yang bersifat enterotoksigenik memproduksi polipeptida yang menyebabkan diare. Polipeptida itu sendiri telah memiliki sifat sekresi sehingga memicu tubuh untuk menyeksresinya. Toksin akan disekresikan tanpa menyerang sel mukosa usus.Misal, Enterotoxigenic Escherichia coli menyebabkan travelers diarrhea, Enterohemorrhagic Escherichia coli yang menyekresikan Shiga toxin. Shiga toxin dalam bentuk sitotoksin menyebabkan nekrosis sel epitel.Kemampuan untuk menginvasi.Contohnya Shigella dysentry yang menyebabkan kerusakan yang fatal pada sel epitel.

  • Port dentre: fecal-oral, inhalasiInvasi setempat pada epitel permukaanMasuk ke dalam sirkulasi darahViraemiInvasi hingga sel sasaranInfeksi sel-sel dalam vili usus halusBerkembang biak dalam sitoplasma enterosit sehingga merusak mekanisme transportnyaSel yang rusak masuk ke lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virusDiareVirus menginfeksi lapisan epitelium di usus halus dan menyerang jonjot-jonjot(vili) usus halus. Hal ini mengakibatkan fungsi absorpsi usus halus terganggu. Sel-sel epitel usus halus yg rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yg belum matang sehingga fungsinya belum baik. Vili mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.Cairan makanan yg tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus.Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yg tidak terserap terdorong keluar usus melalui anus diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.

  • Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista matang dalam feses. Kista masuk melalui rute gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam lambung sehingga bisa sampai ke usus halus. Dalam keadaan lingkungan yang mendukung, kista dapat berubah menjadi bentuk tropozoit yang patogen. Bentuk patogen inilah yang akan menginvasi sel mukosa usus mengeluarkan sistein proteinase(histolisin) Nekrosis dengan lisis sel jaringan sekitarnya.

  • PROTOZOA

  • Bentuk infeksius bisa bermacam-macam bergantung cacing apa yang menginfeksi, bisa dalam bentuk telur matang maupun larva. Infeksi bisa terjadi karena tertelan bersama makanan/minuman, transmisi vektor, inhalasi, autoinfeksi maupun menembus kulit/jaringan subkutan. Bentuk infeksius cacing kemudian akan mengembara dan melalui tahap lung passage terlebih dahulu, kecuali Trichinella spiralis.Melalui bronkus, trakea dan akhirnya sampai di laring. Jika larva tertelan lagi, maka cacing akan mulai menginfeksi melaui rute gastrointestinal. Cacing akan masuk ke usus halus/usus besar dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing akan mulai mengeluarkan toksin dan menginfeksi.

  • Infeksi jamur ini termasuk infeksi opportunistik. Artinya, dalam keadaan normal, jamur ini tidak menimbulkan gejala penyakit. Tetapi, akan menginfeksi pada orang yang immunodepressed. Candida albicans hidup sebagai flora normal pada mukosa usus halus. Bila terdapat faktor predisposisi, bakteri ini dapat menginvasi mukosa usus halus dan menimbulkan gejala diare.

  • Musca domesticaKelas : InsectaOrdo : DipteraDapat berperan sebagaivektor mekanik amebiasis, disentry bacilaris, dan penyakit cacing usus di indonesia. Tempat perindukannya di timbunan sampah sekitar rumah, tinja manusia.

  • Periplaneta americanaKelas : InsectaOrdo : OrthopteraBanyak ditemukan di rumah-rumahdapat menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis, ascariasis, dan isosporiasis di Columbia dan Indonesia

    Parasarcophaga crassipalpis Penyakitnya: disentri , amebiasis

  • Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain) serta kebersihanny dlm pengolahan makanan; Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan imunisasi.

  • lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan elektrolit yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) mencegah terjadinya dehidrasi berat,antibiotika atau obat lain hanya diberikan bila ada indikasi yang jelas.

  • 1. AntidiareLoperamid (Imodium)Bismut subsalisilat (Peptobismol)Attapulgite (Kaopectate) 2. Terapi cairan * Oralit untuk mencegah kematian karena dehidrasi

    * Terapi cairan intravena untuk pasien dehidrasi berat

    3. Antipiretik hanya diberikan pada pasien diare yg disertai demam paracetamol dan acetosal.

    4. Antiemetik: metoklopramid HCl

    5. Spasmolitik : papaverin

  • Antimikroba1. Antibiotik* Tetrasiklin : - Entamoeba hystolityca - Balantidium coli* Kloramfenikol : - Salmonella sp - Shigella sp * Penisilin : - C. perfringens - Vibrio paraheomolyticum* Ampisilin : - Shigella sp - Salmonella sp* Eritromisin : - Helicobacter* Quinolon : - Salmonella sp* Metronidazol : - Giardia lambylia

    -

  • 2. Antijamur* Amfoterisin B: - Candida albicans3. Antidiare: - Loperamide - Difenoksilat-atropin - Tinktur opium4. Antiamuba* Metronidazol: - Giardia lambylia

    5. Antelmintik : piperazin, albendazol , pyrantel pamoate, mebendazole

    6. Antimikotik : cotrimoxazole

  • a. Dehidrasi :Ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik.b. Renjatan hipovolemik : Pd dehidrasi berat menyebabkn volume darah bkurang sehingga tjdi renjatan hipovolemik dg gejala nadi cepat & lemah, pasien sangat lemah & kesadaran menurun.c.Asidosis metabolik :Asidosis metabolik ditandai dengan pernapasan cepat, dalam dan teratur (pernapasan kuszmaull).d.Hipoklemia : Dg gejala meteorismus, hipotoni, otot lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram.e. Hipoglikemia : Gejala hipoglikemia brupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, bkeringat, pucat, kejang ampai koma.f.Intoleransi sekunder Akibat kerusakan villi mukosa usus & defisiensi enzim laktase.g.KejangTjadi pada dehidrasi hipertonik.h. MalnutrisiEnergi protein akibat muntah/diare jika lama/kronik

  • Pemeriksaan fesesMakroskopis dan mikroskopisBiakan kuman untuk mencari kuman penyebabTes resistensi terhadap berbagai antibiotikaPH dan kadar gula jika diduga ada sugar intolerancePemeriksaan darah darah lengkappH, cadangan alkali dan elektrolit umtuk menentukan keseimbangan asam basa kadar ureum untuk mengetahui adaanya gangguan fungsi ginjalc.Pemeriksaan Serologi (virus)d.Enteroskopie.Gastroskopif.Kolonoskopig.BiopsiBila diperlukan

  • Pemeriksaan feses dapat ditinjau bdasarkan:MakroskopikWarna: kuning, putih, hijau, hitamBau: amis atau bau busukAdanya lendir, darah, potongan jaringan, sisa makanan atau sisa pengobatan (minyak, zat besi, magnesium atau barium)Konsistensi: padat, lembek, cairMikroskopikPemeriksaan mikroskopik dilakukan secara wet mounts

  • Secara umumCara pengambilan spesimen:Spesimen berupa feses segar, jk tdk memungkinkan, lakukan usap rektal.Cara pengembilan feses segar:- pasien diminta u/ berkemih tlbh dahulu.- feses segar tdk blh bcampur dg air kloset maupun urin.- feses ditampung pd pot steril bermulut lebar & berpenutup.- feses dikeluarkan & ditampung di atas kertas plastik.- dg lidi, ambil byk feses yg dibutuhkan: feses padat 2 5 g. feses cair 10 15 ml.Cara pengambilan secra usap rektal- diambil dg kapas lidi sintesis steril, putar 360der.pd mukosa dg kedalaman 1-2cm- masukan ke dlm tabung steril, tutup rapat.Cara penyimpanan feses: berbeda-beda u/ masing2 departemen.Cara pengiriman spesimen:baik spesimen yg dikirim dlm pot maupun wadah, hrs disertai dg data mengenai kriteria spesimen maupun pasien.

  • Ada 2 data yg harus disertakan, yaitu:Data 1:botol dilabel dg menempelkan label pd dinding luar pot. Proses direct labelling yg berisi data: nama, umur, jenis spesimen, jenis tes yg diminta & tanggal pengambilan.Data 2:formulir/kertas/buku yg berisi data keterangan klinis: dokter yg mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (min.3hr hrs dihentikan sblm pengambilan spesimen), wkt pngambilan spesimen & keterangan lbh lanjut mengenai biodata pasien

  • Cara pengambilan feses:Feses diambil sesuai dg cara umum.Feses tdk blh difiksasi dg formalin.Cara penyimpanan feses:Feses tahan 1jam gunakan media transport yaitu media Carry and Blair, Stuerts medium, Pepton water.Penyimpanan: 24jam pd suhu 4der.CCara pengiriman feses:Transport:
  • Pengambilan:Sperti cara umumDiperlukan pengawet.Penyimpanan:Feses cair : 30 menitFeses lunak: 1 jamFeses padat, bisa diperikasa setiap saat dlm 24jam.2. Bila trjd keterlambatan, sebaiknya feses di+kan pengawet berupa PVA atw Formalin:Feses = 3:1Pengiriman:Pengiriman
  • Pengambilan:Sperti cara umun & diperlukan pengawetPenyimpanan:Penyimpanan spesimen mungkin disebabkan keterlambatan pemeriksaan di lab, maka pengawetan feses diperlukan.Pengawetan feses adlh u/ mengawetkan morfologi protozoa & mncgh pkmbgn telur & larva cacing.Jenis2 pengawet:- PVA (polivinil-alcohol) u/ mengawetkan protozoa tropozoit, stabil u/ masa yg sgt lama (bulan-thn).- formalin. 5% u/ mengawetkan kista protozoa, 10% telur & larca cacing. Rasio formalin dg feses= 3:1- Merthiolat Iodine-Formalin mrpkn pengawet bwarna yg baik u/ bbagai stad.dr parasit yg ditemukan dlm tinja (terutama digunakan u/ survei lpgn). Protozoa, telur & larva dpt didiagnosis dg sediaan basah sementara tnp pewarnaan lbh lnjt.- Lar.Scaudinn, mengandung 600ml larutan klorida jenuh & 300ml etil alkohol 95%.- SAF (Sodium Acetate Acid Formalin). Mmpunyai klbhn krn tdk mengandung merkuri klorida. Mrpkn fiksatif cair. SAF lbh lunak bbanding dg merkuri klorida.4.Tdk disimpan dlm refrigerator.5.Feses hendaklah dicampur rata dg bahan fiksatif apbl dlm bentuk solid, feses hrs dihancurkan.6.Disimpan dlm wadah yg kering, tdk bocor & bermulut lebar.

  • Pengiriman:feses dikirim dg bbrp prosedur, diantaranya:Cara paket:Hrs menggunakan penambung ganda setiap bhn parasit, kecuali sediaan mikroskop.Penampung: bag.dlm mrpkn silinder aluminium dg penutup ulir. Bag.luar trbuat dr cardboard dg penutup ulir jg.Dlm tabung/botol spesimen hrs dibungkus dg kpas u/ mnjg kelembapan & mengabsorpsi bahan yg mungkin terkeluar jika kebocoran.

  • Setelah spesimen sampai di laboratorium, periksa konsistensi (derajat kelembapan), dan menulis salah satu dari berikut ini di kontainer : F (formed), S (soft), L (loose), atau W (watery)

    Spesimen yang terdapat lendir atau darah harus diperiksa terlebih dahulu.

    Jika ada lendir tulis F. Jika ada darah tulis B

    Spesimen harus diperiksa pada hari pengambilan. Tidak boleh dibiarkan bermalam.

  • Pemeriksaan Mikroskopik dari wet mounts:1.Saline wet mount Hal ini digunakan terutama untuk menunjukkan telur cacing, larva, protozoa trophozoit.

    Iodine wet mounts digunakan terutama untuk noda glikogen

    3.Buffered methylene blue (BMB) wet count hanya untuk spesimen yang segar.

  • WarnaNon-patologikPatologikCoklat, coklat tua, kuning-coklatOksidasi normal pigmen empeduSangat coklat tuaTerpajan lama ke udara/byk makan daging.Hitam Ingesti bismut, besiPendarahan saluran cerna bag.atasAbu-abuIngesti coklatSteatoreaAbu2 sangat mudaMakanan yg byk mengandung produk susu, bariumObstruksi saluran empeduHijau/kuning hijauMakanan yg byk mengandug bayam, sayuran hijau lainWkt transit singkat, mencegah oksidasi pigmen empeduMerahMaknan yg byk mengandung bitPendarahan saluran cerna bag. bawah

  • Pemeriksaan TinjaCacing :- Ascaris lumbricoides :Telur- Trichuris trichiura : Telur- Strongyloides stercoralis : Larva rhabditiform- Fasciolopsis buski :Telur- Echinostoma :Telur- Entagonimus : Telur- Haplorchys yokogawai : Telur- Diphylobothrium latum: Telur- T.Saginata : Proglotid & Telur- T.Solium : Proglotid & Telur- Hymenolepis nana : Telur

    Protozoa :Entamoeba histolitycaBalantidim coli : bentuk vegetatif(tinja encer),Kista(tinja padat)Giardia lamblia:tropozoid (tinja encer),kista (tinja padat)Trichomonas homonisTelur Ascaris lumbricoides

  • Bakteri dibiak :E.coli : cocobasilVibrio cholera : batang bengkokSalmonella typhi :batangSigella : batangStaphylococcus: coccus gram(+)C.bothulinum : batang gram(+) bersporaC.perfringens: batang gram (+)bersporaBacilus Cereus :batang gram (+)berspora

    Jamur :Candida : hifa semu, sel ragi & blastospora

  • Jadi dalam pemicu ini kemungkinan mikroorganisme yang menyebabkan diare adalah :Cacing yaitu Ascaris lumbricoides,Trichuris trichiura,Strongiloides stercoralis,Taenia saginata,Taenia solium,Hymenolepis nana,Diphylobothrium latum,Fasciolopsis buski,Metagonimus & Haplorchis yukogawai).Jamur yaitu candida albicans.Bakteri yaitu E.coli,C.botulinum,Salmonella typhi,Sigella,Vibrio cholera,Staphilococcus aureus,Bacilus cereus,C.perfringens & Camylobakter.Virus yaitu Adenovirus,Coronavirus,Norwalk agent,Echovirus,Astrovirus,Rotavirus,Calicivirus.Protozoa yaitu Entamoeba histolytica,Balantidium coli,Giardia lamblia,Trichomonas homonis.Dan faktor lingkungan (bersih/tidaknya) juga mempengaruhi timbulnya penyakit diare.

  • Di cara pencegahan.

  • *