Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

40
MAKALAH BENTUK LAHAN ASAL PROSES MARINE Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Umum Oleh : SISKA ANGGRAENI (NIM.1207449) NURKHOLILAH ( NIM.1205761) ESTONIA RUS HERIKA (NIM. ) FENNY FEBRIANTI (NIM. 1205764) BRIAN WINANDA (NIM.15511) JURISAN GEOGRAFI-NK

Transcript of Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

Page 1: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

MAKALAH

BENTUK LAHAN ASAL PROSES MARINE

Disusun Untuk Memenuhi

Tugas Mata Kuliah Geomorfologi Umum

Oleh :

SISKA ANGGRAENI (NIM.1207449)

NURKHOLILAH ( NIM.1205761)

ESTONIA RUS HERIKA (NIM. )

FENNY FEBRIANTI (NIM. 1205764)

BRIAN WINANDA (NIM.15511)

JURISAN GEOGRAFI-NK

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012/2013

Page 2: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

KATA PENGANTAR

           Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Bentuk lahan asal

Marine” dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

“Geomorfologi Umum”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, mengenai isi maupun pemakaian bahasanya, sehingga kami

memohon kritikan yang bersifat membangun untuk penulisan lebih lanjut. Mudah

– mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca serta menambah

pengetahuan bagi kita semua, dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia – Nya kepada kita semua.

Padang, Oktober 2012

Penulis,

i

Page 3: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... .ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang .................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................2

1.3. Tujuan ..............................................................................................................3

BAB 2 BENTUK LAHAN ASAL MARINE......................................................... 4

2.1 Definisi Bentuk Lahan Asal Proses Marine.................................... ................ 4

2.2 Perkembangan Daerah Pantai dan Pesisir.........................................................5

2.3 Pantai dan pesisir............................................................................................. .8

2.4 Klasifikasi Pantai

2.4.1 Klasifikasi pantai menurut Jhonson........................................................5

2.4.2 Klasifikasi pantai menurut Shepard.........................................................8

2.4.3 Klasifikasi pantai menurut Sumampouw..............................................14

2.3.4 Klasifikasi pantai menurut Valentin......................................................14

2.5 Jenis bentuk lahan asal proses Marine............................................................14

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................20

Kesimpulan ...........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

ii

Page 4: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geomorfologi adalah mempelajari bentuklahan (landform), proses-proses

yang menyebabkan pembentukan dan perubahan yang dialami oleh setiap

bentuklahan yang dijumpai di permukaan bumi termasuk yang terdapat di dasar

laut/samudera. Geografi fisik mempelajari bentang lahan (landscape), yaitu bagian

ruang dari permukaan bumi yang dibentuk oleh adanya interaksi dan

interdependensi bentuk lahan.

           Istilah bentanglahan berasal dari kata landscape (Inggris), atau landscap

(Belanda) dan landschaft (Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti

pemandangan mengandung 2 (dua) aspek, yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek

estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 / Widiyanto dkk, 2006).

Ada beberapa penulis yang memberikan pengertian mengenai bentanglahan,

antara lain:

1. Bentanglahan merupakan gabungan dari bentuklahan (landform). Bentuklahan

merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai.

Kombinasi dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentanglahan, seperti

daerah perbukitan yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi / berbeda-

beda, dengan aliran air sungai di sela-selanya (Tuttle, 1975).

2. Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-

sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpen-densi antara bentuklahan,

batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi

pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara

keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo, 1982).

3. Bentanglahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh

fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut-atribut

lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).

Berdasarkan pengertian bentanglahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa

terdapat 8 (delapan) unsur penyusun bentanglahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air,

bentuklahan, flora, fauna, dan manusia, dengan segala aktivitasnya. Kedelapan

1

Page 5: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

unsur bentanglahan tersebut merupakan faktor-faktor penentu terbentuknya

bentanglahan, yang terdiri atas: faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E),

klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A).

Dengan demikian, berdasarkan faktor-faktor pembentuknya,

bentanglahan (Ls) dapat dirumuskan :

Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)

Keterangan :

Ls : bentanglahan

G : geomorfik

L : litologik

E : edafik

K : klimatik

H : hidrologik

O : oseanik

B : biotik

A : antropogenik

Pada makalah ini akan dibahas bentuk lahan asal proses marine yang

dihasilkan oleh aktivitas gerakan air laut, baik pada tebing curam, pantai berpasir,

pantai berkarang maupun pantai berlumpur. Aktivitas marine sering dipengaruhi

aktivitas fluvial sehingga sering disebut sebagai fluvio – marine. Proses marine

mempunyai pengaruh yang sangat aktif pada daerah pesisir sepanjang pantai.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian bentuk lahan asal proses marin?

2. Bagaimana proses terjadinya bentuk lahan asal marine?

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan bentang di

daerah pantai?

4. Apa perbedaan pantai dan pesisir?

5. Apa saja klasifikasi pantai menurut para ahli?

6. Apa saja jenis bentuk lahan asal proses Marine?

2

Page 6: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian geomorfologi asal marin khususnya daerah pantai

dan faktor-faktor yang ada di dalamnya.

2. Mengetahui proses terjadinya bentuk lahan marine dan faktor-faktor yang

menyebabkan perkembangan daerah pantai.

3. Mengetahui perbedaan pantai dan pesisir

4. Mengetaui klasifikasi pantai menurut para ahli

5. Mengetahui jenis bentuk lahan asal proses marine.

3

Page 7: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

BAB 2

BENTUK LAHAN ASAL MARINE

2.1 Definisi Bentuk Lahan Asal Proses Marine

Geomorfologi marine adalah bentuk lahan yang dihasilkan olehproses marin

berupa aktivitas/ gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai

berkarang, maupun pantai berlumpur. Gerakan tersebut meliputi :

1. Pasang surut, naik turunnya permukaan laut setiap 6 jam 12,5 menit sehingga

interval naik turun memerlukan waktu 12 jam 25 menit. Pasang surut ini dapat

mengerosi pantai apalagi kalu bersama – sama dengan gelombang / ombak.

2. Arus, aliran air laut yang disebabkan oleh angin, perbedaan suhu air laut dll.

3. Ombak sesuai dengan arah angin dapat mengerosi pantai. (abrasi).

Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah

pantai juga dipengaruhi oleh:

1. Struktur, tekstur, dan komposisi batuan.

2. Keadaan bentang alam atau relief dari daerah pantai atau daerah di daerah

sekitar pantai tersebut.

3. Proses geomorfologi yang terjadi di daerah pantai tersebut yang disebabkan

oleh tenaga dari luar, misalnya yang disebabkan oleh angin, air, es, gelombang,

dan arus laut.

4. Proses geologi yang berasal dari dalam bumi yang mempengaruhi keadaan

bentang alam di permukaan bumi daerah pantai, misalnya tenaga vulkanisme,

diastrofisme, pelipatan, patahan, dan sebagainya.

5. Kegiatan gelombang, arus laut, pasang naik dan pasang surut, serta kegiatan

organisme yang ada di laut.

Di Indonesia, pantai yang ada pada umumnya dialih fungsikan sebagai

tempat wisata yang notabene dapat membantu tingkat pendapatan suatu wilayah.

Apabila masyarakat mengetahui bahwa garis pantai bisa mengalami perubahan,

maka akan muncul pemikiran-pemikiran agar pantai tersebut tetap bisa dinikmati

keindahannya meskipun sudah mengalami perubahan.

4

Page 8: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

2.2 Perkembangan Daerah Pantai dan Pesisir

Pengaruh proses marin berlangsung intensif pada daerah pantai pesisir,

khususnya pada garis pantai di wilayah pesisir tersebut, bahkan ada diantaranya

yang sampai puluhan kilometer masuk ke pedalaman. Selain itu, berbagai proses

lain seperti proses tektonik pada masa lalu, erupsi gunung api, perubahan muka air

laut, dan lain – lain sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi medan pantai dan

pesisir beserta karakteristik lainnya. Adakalanya proses marin di kawasan ini

berkombinasi dengan proses angin (aeolin). Medan yang terbentuk dari kombinasi

dus proses ini bersifat spesifik.

Daerah pantai merupakan daerah yang masih terkena pengaruh dari

aktifitas marin. Menurut Tisnasomantri (1988: 19) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan pantai yaitu : gelombang;

arus; pasang-surut; sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses marin;

perubahan relative ketinggian muka laut; pertumbuhan karang; glister yang

mencapai permukaanlaut; hasil vulkannisme yang mencapai pantai, dan

pembentukan delta.

a. Gelombang

Menurut Darsiharjo (1994: 17) Gelombang adalah ombak air permukaan yang

dihasilkan oleh tiupan angin dipermukaan laut.Selanjutnya Darsiharjo

mengemukakan bentuk gelombang berdasarkan tinggi gelombang dan kedalaman

air, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Airy: Bentuk gelombang airybiasanya sangat rendah dan terdapat

diperairan yang dalam.

2) Stokes: Bentuk gelombang stokes, biasanya tinggi dan terdapat diperairan

yang dalam.

3) Solitary: Bentuk gelombang solitarybiasanya tinggi dan terdapat di

perairan yang dangkal.

Gelombang yang datang ke pantai, biasanya akan pecah, gelombang tersebut

dinamakan breaker(empasan). Ada beberapa tipe breaker menurut Galvin dalam

Darsiharjo (1994: 31) sebagai berikut:

5

Page 9: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

1) Melimpah (spilling breaker): Spilling breaker terdapat sepanjang pantai

yang mempunyai kemiringan dasar landai. Gelombang mulai pecah pada

jarak yang relative jauh dari pantai, pecahnya perlahan-lahan ketika

mencapai perairan dangkal.

2) Menunjam (plunging breaker): Bagian puncak dari gelombang yang

melengkung merupakan ciri dari gelombang ini. Banyak energi yang

dipecahkan dalam turbulensi, sedikit dikembalikan ke laut dan hanya sedikit

gelombang baru yang ditimbulkan di perairanyang lebih dangkal.

3) Meluruh (collapsing).

4) Menggelora (surging): Tipe surging breaker biasanya terdapat pada pantai

dengan kemiringan dasar sangat curam, seperti pantai berbatu.

b. Arus

Gelombang yang datang ke pantai dapat menimbulkan arus pantai yang

berpengaruh terhadap proses sedimentasi dan abrasi di pantai (Dahuri, 1996).

Menurut Hutabarat dan Evans (1985: 87) arus merupakan gerakan air yang sangat

cukup besar yang terjadi pada seluruh lautandi dunia. Menurut Nontji (1987: 68)

arus merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkan oleh

tiupan angin atau karena perbedaan dalam densitas air laut atau dapat pula

disebabkan oleh gerakan bergelombang panjang. Berdasarkan pengertian arus

yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka arus merupakan gerakan masa air

yang luas disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut dan

gelombang.

Arah arus dipengaruhi oleh rotasi bumi dan bentuk serta letak benua-

benua. Menurut Dahuri (1996: 6) pola arus yang datang ke pantai ditentukan oleh

besarnya sudut yang dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai.

Jika sudut datang cukup besar, maka akan terbentuk arus menyusur pantai

(longshore current). Sedangkan jika sudut datang kecil atau sama dengan nol,

maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip current).

Arus memegang peranan penting dalam proses sedimentasi. Dalam proses

sedimentasi di pantai harus dibedakan menjadi dua yaitu longshore drifting dan

beach drifting. Sedimen yang diendapkan di pantai terdiri dari partikel-partikel

6

Page 10: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

yang berasal dari hasil pembongkaran batuan dan potongan kulit-kulit (shell) serta

sisa rangka dari organism laut (Huatabarat dan Evans, 1986: 44). Sedimen di

pantai dapt diklarifikasikan menurut ukuran partikelnya dan menurut asal

terjadinya.

Klarifikasi sedimen menurut ukuran partikelnya dapat diidentifikasi

dengan skala wentworth mulai dari golongan partikel tanah liat dengan ukuran

diameter kurang dari 0,004 mm sampai ukuran boulder(batu yang berukuran besar

yang berasal dari kikisan arus air).

a. Pasang-Surut

Pasang-surut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama

yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari (Nontji, 1987: 92). Dilihat

dari pola gerakan muka lautnya, pasang-surut di Indonesia dapat dibagi menjadi

empat jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal tide), pasang-surut harian

ganda (semidiurnal tide), pasang-surut campuran harian tunggal (mixed

semidiurnal tide).

Berbagai proses berlangsung di daerah pantai dan pesisir, yang tenaganya

berasal dari ombak, arus, pasang surut, tenaga tektonik, menurunnya permukaan

air laut maupun lainnya. Proses ini bekerja secara terus-menerus dan berpengaruh

terhadap medan dan karakteristikya, serta mempengaruhi perkembangan wilayah

pantai maupun pesisir tersebut. Secara garis besar perkembangan pantai atau

pesisir secara alami dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Bersifat menghancurkan (destructive)

2) Bersifat membangun dengan cara pengendapan (konstruktif/deposisional)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi pantai:

a) Gelombang dan arus laut merupakan penyebab utama erosi marine.

b) Influk material dari daratan

c) Macam dan resistensi batuan

d) Kedalaman laut lepas pantai

e) Keterbukaan pantai terhadap serangan ombak

f) Aktifitas manusia dalam melindungi pantai.

7

Page 11: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

2.3 Pantai dan Pesisir

Ada beberapa pengertian pantai yang dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Darsiharjo (1994:2) “pantai (shore) ialah mintakat (zone) antara shore

line (tepi air laut pada saat surut rerata) sampai dengan batas tindakan gelombang

kearah daratan pada saat pasang rerata”. Menurut Hutabarat dan Evans (1985:

132) “pantai laut (seashore) adalah daerah yang terletak antara daratan dan lautan

yang masih dipengaruhi oleh air pasang”.

Dari beberapa pengertian pantai menurut para ahli, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pantai adalah suatu zona yang dimulai dari titik terendah air

laut pada waktu surut hingga kearah daratan sampai batas paling jauh gelombang

ke daratan.

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang

tertinggi dan air surut terendah. (Triatmodjo, 1999). Daerah di sekitar pantai

dibagi dalam beberapa bagian seperti berikut:

1) Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut kecuali

bila terjadi gelombang badai.

2) Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach faceatau muka

pantai pada saat surut terendah hingga uprushpada saat air pasang tinggi.

3) Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,memanjang

dari surut terrendah sampai ke garis gelombang pecah.

4) Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu daerah

dari garis gelombang pecah ke arah laut.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Gambar berikut :

8

Page 12: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

Gambar : batas daerah pantai (Triatmodjo,1999)

Coast atau pesisir adalah daerah mulai dari pantai ke arah darat sampai

batas yang kurang jelas. Sedangkan coastline adalah garis batas antara pesisir

dengan pantai. Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai

dengan luas yang tidak begitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar

merupakan daerah pantai terjal.

Menurut bakosurtanal 1990, pengertian wilayah pesisir (coast) adalah

suatu jalur saling pengaruh antara darat dan laut yang memiliki ciri geosfer yang

khusus, ke arah darat dibatasi oleh pengaruh fisik air laut dan sosial ekonomi

bahari, sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan

manusia terhadap lingkungan di darat. Batas wilayah pesisir arah daratan

ditentukan oleh :

a. Pengaruh sifat fisik air laut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh

pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat

pasang tumbuh dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah

tawar.

b. Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentrasi ekonomi

bahari (desa nelayan) sampai ke arah daratan.

2.4 Klasifikasi Pantai

Antara pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai

perbedaan. Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya

disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut.

9

Page 13: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

2.4.1Menurut Johnson, pantai dapat dibedakan menjadi empat macam

berdasarkan genesanya:

1.Pantai yang Tenggelam (Shoreline of submergence)

Shoreline of submergence merupakan jenis pantai yang terjadi apabila

permukaan air mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang

mengalami penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air

berada jauh di bawah permukaan air yang sekarang. Untuk mengetahui

apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat dari keadaan

pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode glasial pada

jaman pleistosin menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang

sangat besar. Selain itu, penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat

penenggelaman daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah

tertentu dapat mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat

mempengaruhi keadaan permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat di

daerah pantai dan pesisir.

Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai

yang tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari

bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus

laut. Jenis-jenis pantai tersebut antara lain:

a.Lembah sungai yang tenggelam

Pada umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium,

sedangkan pantainya disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami

penenggelaman yang disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan

struktur batuannya.

b. Fjords (lembah glasial yang tenggelam)

Fjords merupakan pantai curam yang berbentuk segitiga atau

berbentuk corong. Fjords atau lembah glasial yang tenggelam ini terjadi

akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang tenggelam ini yaitu

panjang, sempit, tebingnya terjal dan bertingkat-tingkat, lautnya dalam, dan

kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini terbentuk apabila

daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang lahan ini

banyak terdapat di pantai laut di daerah lintang tinggi, dimana daerahnya

10

Page 14: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia, Tanah

Hijau, Alaska, dan sebagainya.

c. Bentuk pengendapan sungai

Bentuk pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam,

yaitu: (1) Delta, yaitu endapan sungai di pantai yang berbentuk segitiga dan

cembung ke arah laut; (2) Dataran banjir, yaitu sungai yang terdapat di kanan

dan kiri sungai yang terjadi setelah sungai mengalami banjir; (3) Kipas

alluvial, yaitu bentuk pengendapan sungai seperti segitiga, biasanya terdapat

di daerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan

delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.

d.Bentuk pengendapan glacial

Bentuk pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.

e.Bentuk permukaan hasil diastrofisme

Bentuk kenampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps

(bidang patahan), fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asli),

graben (terban), dan hocgbacks. Setelah mengalami penenggelaman, fault

scraps, fault line scraps, dan dinding graben akan langsung menjadi pantai.

f. Bentuk permukaan hasil kegiatan gunung api

Jenis pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu: (1) Merupakan hasil kegiatan kerucut

vulkanis (mound), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung ke

luar; (2) Merupakan hasil kegiatan aliran lava (lava flow), yang menyebabkan

terbentuknya pantai yang cekung ke luar.

2. Pantai yang Terangkat (Shoreline of emergence)

Pantai ini terjadi akibat adanya pengangkatan daratan atau adanya

penurunan permukaan air laut. Pengangkatan pantai ini dapat diketahui dari

gejala-gejala yang terdapat di lapangan dengan sifat yang khas, yaitu:

a. Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat

Di daerah ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacks), lengkungan tapak

(arches), pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves).

11

Page 15: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

b. Terdapatnya teras-teras gelombang

Teras gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-

tempat di mana teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas

permukaan air.

c. Terdapatnya gisik (beaches)

Gisik yaitu tepian laut yang terdapat di atas permukaan air laut yang terjadi

karena adanya pengangkatan dasar laut.

d. Terdapatnya laut terbuka

Laut terbuka ini terjadi karena adanya dasar laut yang terangkat.

e. Garis pantai yang lurus (straight shoreline)

Erosi gelombang dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung

menurunkan bentang lahan dan menyebabkan dasar laut dasar laut yang

dangkal menjadi datar. Apabila dasar laut yang dangkal tersebut sekarang

mengalami pengangkatan, maka garis pantai yang terbentuk akan kelihatan

lurus.

3. Pantai yang Netral (Neutral shoreline)

Jenis pantai ini terjadi di luar proses penenggelaman dan pengangkatan,

misalnya pantai yang terjadi pada delta, plain hanyutan, terumbu karang,

gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan jenis pantai yang merupakan hasil dari

sesar (patahan).

4. Pantai Majemuk (Compound shorelines)

Jenis pantai ini terjadi sebagai gabungan dua atau lebih proses di atas.

Berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses penenggelaman, pengangkatan,

pengendapan, dan sebagainya.

2.4.2 Klasifikasi pantai menurut Shepard (1948)

Klasifikasi ini dikaitkan pada bermacam-macam faktor yang berhubungan

dengan pembentukannya dan perbedaan bentuk-bentuk awal (initial) dan bentuk-

bentuk sequential (berikutnya)

1. Pantai Primer

Pantai ini berstadium muda dan dihasilkan oleh proses bukan asal laut

(non marine agencies)

12

Page 16: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

a. Pantai karena erosi dari daratan,erosi oleh sungai maupun glacial sebelum

mengalami pengangkatan,

1) Pantai erosi fluvialyang tenggelam, misal pantai Ria

2) Tengelamnya lembah-lembah glacial (droconet glasial-erotion coast), misal

pantai fyord.

b. Pantai yang terbentuk oleh pengendapan asal daratan

1) Pantai hasil pengendapan fluvial

a) pantai delta

b) pantai daratan alluvial yang turun,misal pantai Semarang

2) Pantai pengendapan glacial

a) Sebagai moena tergelam

b) Sebagai drumline yang tergelam

c) Pantai yang karena pengendapan pasir oleh angina (prograding sand

Dune)

c. Bentuk pantai akibat aktivitas vulkanik

1) Pantai yang dipengaruhi oleh aliran lava masa kini. Cirinya :jika lavanya

basa, bentuk pantai tidak teratur, kalau asam bentuk pantai teratur.

2) Pantai amblesan vulkanik dan pantai kaldera

d. Pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh diatropisma atau tektonik.

1) Pantai yang terbentuk karena patahan

2) Pantai yang terbentuk karena lipatan

2. Pantai Sekunder

Mempunyai stadiunm dewasa dan dihasilkan oleh proses-proses laut

a. Bentuk pantai karena erosi laut yang di cirikan:

1) Pantai yang berliku-liku karena erosi gelombang

2) Pantai terjal yang lurus karena erosi gelombang

b. Bentuk pantai karena pengendapan laut yang di cirikan

1) pantai yang lurus karena pengendapan gosong pasir (bars) yang memotong

teluk

2) Pantai yang maju karena pengendapan laut

3) Pantai dengan gosong pasir lepas pantai (offshore bars dan Offshore spit)

13

Page 17: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

2.4.3 Klasifikasi Pantai menurut Sumampouw

Sumampouw, et al (2000) membagi pantai berdasarkan ukuran butiran

sedimen pantai, bentuk medan, aliran sungai dan gelombang laut

menjadi tiga,yaitu:

a. Pantai Batu

Ukuran butir sedimen kerikil atau campuran, bentuk medan landai

sampai terjal, tidak ada atau sedikit pengendapan dari sungai,

berhadapan dengan gelombang besar secara langsung.

b. Pantai Pasir

Ukuran butir sedimen pasir atau campuran, bentuk medan landai, ada

pengendapan, berhadapan dengan gelombang yang tidak terlalu besar.

c. Pantai Lumpur

Ukuran butiran sedimen adalah debu/lempung atau campuran, bentuk

medan datar, banyak pengendapan, terlindung dari gelombang.

2.4.4 Klasifikasi pantai menurut Valentin, 1952 (Sutikno, 1999)

dasar klasifikasinya adalah perkembangan garis pantai maju atau mundur:

a. Pertambahan daratan

Pantai maju dapat disebabkan oleh pengangkatan pantai atau progradasi

oleh deposisi.

b. Penyusutan daratan

Pantai mundur disebabkan pantai tenggelam atau retrogradasi oleh erosi.

2.5 Jenis Bentuk Lahan Asal Proses Marine

1. Tebing Terjal

Pesisir yang bertebing terjal di daerah tropika basah seperti Indonesia

pada umumnya menunjukkan kenampakan yang mirip dengan lereng dan lembah

pengikisan di daerah yang bertebing terjal di daerah tropika basah seperti

Indonesia pada umumnya menunjukkan kenampakan yang mirip dengan lereng

dan lembah pengikisan di daerah pedalaman. Sebatas daerah di atas ombak, lahan

umumnya tertutup rapat oleh vegetasi, sedangkan bagian bawahnya umumnya

14

Page 18: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut, dan gelombang mengikis bagian

tebing ini sehingga membentuk bekas abstrasi seperti:

a. Tebing terjal (cliff)

b. Bergerak Tebing menggantung

c. Rataan gelombang (platforms) dan bentuk lainnya

Daerah pesisir yang bertebing terjal, pantai biasanya berbatu-batu, berkelok-kelok,

dan terdapat pula banyak longsor lahan. Proses longsor lahan ini juga menjadikan

bentuk tebing bergerak mundur, khususnya pada pantai yang aktif proses

abrasinya. Jika batuan penyusun daerah ini berupa batu gamping atau batuan lain

yang banyak memiliki sistem retakan (joints), air dari daerah pedalaman mengalir

melalui sistem retakan tersebut dan muncul di daerah pesisir. Adakalanya tempat

muncul air tawar ini justru berada di bawah permukaan air laut. Di Indonesia,

pesisir bertebing terjal terutama di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan

Jawa, pantai Sulawesi dan pantai Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara.

Pantai tangsi, Tanjung timur, Lombok Timur

2. Gisik Pantai

Endapan pasir yang berada di daerah pantai umumnya memiliki lereng

landai. Kebanyakan pasirnnya berasal dari daerah pedalaman yang terangkut oleh

aliran sungai kemudian terbawa arus laut sepanjang pantai dan selanjutnya

15

Page 19: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

dihempas gelombang ke darat. Oleh karena material asalnya dari sungai, maka

gisik atau pantai berpasir dapat dijumpai di sekitar muara sungai. Sesuai dengan

tenaga pengangkutnya, maka ukuran butir yang lebih besar berada dekat muara

sungai dan berangsur-angsur semakin menjauhi muara sungai, ukuran butiran

semakin halus. Pasir yang berasal dari bahan-bahan vulkanik pada umumnya

berwarna gelap (hitam atau kelabu) sedangkan yang berasal dari coral atau batu

gamping berwarna kuning atau putih. Pantai berpasir kuarsa juga berwarna cerah,

tetapi tidak banyak terdapat di Indonesia.

Daerah bagian belakang dari pesisir bergisik kebanyakan memiliki

betting (=ridges=gundukan memanjang) yang umumnya terdiri dari beberapa

jalur. Ciri ini menandakan daerah pantai yang tumbuh, dan garis pantainya relatif

lurus. Oleh karena material penyusunnya terutama pasir, daerah pesisir bergisik

bersifat porous, tidak subur, dan kebanyakan berair asin. Hanya jenis tumbuhan

tertentu saja yang dapat tumbuh pada lingkungan semacam ini yaitu jenis

casuarina, pandan, calophylum, Innopphylum, dan Barringtonia. Jenis tumbuhan

16

Page 20: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

ini berakar panajng dan tahan kering. Beberapa kenampakan pantai bergisik akibat

hasil pengendapan (deposisional) seperti :

a) Spit, yaitu endapan pantai dengan satu bagian tergabung dengan dataran dan

bagian yang lain sedikit menjorok ke laut.

b) Tembolo yaitu endapan tipis yang menghubungkan pulau dengan daratan.

c) Bars, hampir sama dengan spit tapi disini bars menghubungkan headland

yang satu dengan yang lain

d) Daratan yang cukup luas, tersusun oleh endapan pasir atau kerikil

3. Rawa payau

Rawa payau juga mencirikan daerah pesisir yang tumbuh (accretion).

proses sedimentasi merupakan penyebab bertambahnya daratan pada medan ini.

Material penyusun umumnya berbutir halus dan medan ini berkembangnya pada

lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang, pada pantai yang relatif dangkal.

Gambar : Rawa Payau

Umumnya rawa payau ditumbuhi bakau (mangrove) dari berbagai

jenis, tetapi ada pula yang diusahakan dengan pembuatan tambak

(kolam) untuk pemeliharaan ikan khususnya jenis bandeng dan udang. tumbuhan

bakau pada rawa payau dapat memecahkan gelombang dan menghalangi

pengikisan,dan pantainya mengalami agresi (tumbuh) pada pantai yng mengalami

agresi,umumnya terdapat urutan (seguence) tumbuhan yang ada yaitu bakau di

17

Page 21: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

paling depan,di belakangnya nipah,tumbuhan rawa air tawar atau hutan lahan

basah.Batas teratas dari Bakau setinggi batas air pasang maksium.

Fungsi hutan bakau adalah:

a) Perlindungan pantai dari abrasi

b) Penahan perembesan air asin ke daratan

c) Tempat perlindungan hewan dan ikan

d) Tempat perkembangbiakan ikan, udang, dan kepiting

e) Penghasil kayu

f) Pariwisata

4. Daerah Terumbu karang

Terumbu karang terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad

renik lainnya.Menurut Bird dan Ongkosongo (1990) karang dapat tumbuh dan

berkembang baik pada kondisi:

a) Air jernih,tanpa sedimen,dasar laut cukup keras,

b) Suhu tidak pernah kurang dari 18ºC

c) Kadar garam antara 27-38 bagian per seribu

d) Laut tenang, gelombang tidak,gelombang besar akan merusak tubuh karang

yang rapuh dan menghambat pertumbuhannya dan

e) Sirkulasi air cukup lancar untuk persediaan oksigen

Gambar : terumbu karang

Bentuk-bentuk terumbu karang

a) Fringing reef (karang pantai) yaitu karang tumbuh langsung melekat

(berimpit)dengan pantai atau genangan laut antara terumbu dengan daratan.

18

Page 22: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

b) Barier reef , (karang tanggul adalah pulau karang seperti tanggul dan letaknya

dimuka pantai yang di pisahkan oleh lagoon.

c) Atol (krang cincin) adalah pulau karang yang terbentuk seperti cincin. Proses

tektonik sering berpengaruh pula terhadap pertumbuhan terumbu karang.

Cincin karang (atol) adalah mrupakan hasil kombinasi proses aktivitas binatang

karang dengan proses tektonik yang berupa “subsidence” (tanah

turun).terumbu karang yang muncul kepermukaanbanyak terdapat di

indonesia.pulau-pulau karang yang terangkat umumnya terdapat endapan

puing dan pasir koral di lepas pantainya.

5 .Gumuk pasir

Gumuk pasir adalah akumulasi pasir lepas,berupa gundukan dimana

Terbentuknya teratur,dihasilkan oleh arah umum angin yang bekerja pada suatu

daerah.Gumuk pasir ini dapat terbentuk di daerah-daerah yang endapannya lepas-

lepas seperti pada daerah gurun,daerah pantai dan sebagainya. Gumuk pasir

merupakan akumulasi dari pasir-pasir yang lepas,yang terendapkn sepanjang

garis-garis pantai oleh pengerjaan angin dan kenampakan endapannya mempunyai

ciri khas baik tingginya maupun pelamparannya.

Gumuk pasir, pantai Parang Ndok Yogyakarta

Dalam suatu pembentukan gumuk pasir harus terpenuhi beberapa

Persyarat yaitu:

a) Adanya dasar pantai yang datar/landai

19

Page 23: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

b) Adanya angin yang berhembus dengan kecepatan tetap

c) Adanya sinar matahari yang kontinyu

d) Adanya akumulasi pasir cukup banyak,ini biasanya berasal dari sedimentasi

sungai yang bermuara ke daerah tersebut

e) Vegetasi pantai dan

f) Terdapatnya bukit penghalang

20

Page 24: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Geomorfologi marine adalah bentuk lahan yang dihasilkan oleh proses marin

berupa aktivitas/ gerakan air laut, baik pada tebing, pantai berpasir, pantai

berkarang, maupun pantai berlumpur.

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan

pantai yaitu : gelombang; arus; pasang-surut; sifat bagian daratan yang

mendapat pengaruh proses marin; perubahan relative ketinggian muka laut;

pertumbuhan karang; glister yang mencapai permukaanlaut; hasil

vulkannisme yang mencapai pantai, dan pembentukan delta.

3. Pantai adalah suatu zona yang dimulai dari titik terendah air laut pada waktu

surut hingga kearah daratan sampai batas paling jauh gelombang ke daratan.

4. Menurut bakosurtanal 1990, pengertian wilayah pesisir (coast) adalah suatu

jalur saling pengaruh antara darat dan laut yang memiliki ciri geosfer yang

khusus, ke arah darat dibatasi oleh pengaruh fisik air laut dan sosial ekonomi

bahari, sedangkan arah ke laut dibatasi oleh proses alami serta akibat kegiatan

manusia terhadap lingkungan di darat.

5. Klasifikasi pantai

1) Menurut Johnson (1919), berdasarkan genesanya

a. Pantai yang tenggelam

b. Pantai yang terangkat

c. Pantai Netral

d. Pantai Majemuk

2) Menurut Shepard (1948):

a. Pantai Primer

b. Pantai Sekunder

3) Menurut Sumampouw berdasarkan ukuran butir sedimen pantai:

a. Pantai batu

b. Pantai pasir

c. Pantai Lumpur

21

Page 25: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

4) Menurut Valentin (1952), berdasarkan perkembangan garis pantai:

a. Pertambahan daratan

b. Penyusutan daratan

6. Jenis Satuan bentuk lahan asal proses Marine (M) secara garis besar :

1) Tebing terjal

Tebing batuan di pinggir laut akibat pengikisan (abrasi)

2) Gisik pantai

Daerah peralhan antaa darat dan laut yang terbentuk oleh atau dipengaruhi

proses marine, baik dari bahan pengikisan tebing maupun dari bahan-

bahan yang dibawa sungai ke laut.

3) Rawa Payau

mencirikan daerah pesisir yang tumbuh (accretion). Proses sedimentasi

merupakan penyebab bertambahnya daratan pada medan ini.

4) Daerah terumbu karang

Terumbu karang terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad

renik lainnya. Proses tektonik sering berpengaruh pula terhadap

pertumbuhan terumbu karang.

5) Gumuk Pasir

Gumuk pasir adalah akumulasi pasir lepas,berupa gundukan dimana

Terbentuknya teratur,dihasilkan oleh arah umum angin yang bekerja pada

suatu daerah

22

Page 26: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

DAFTAR PUSTAKA

1. Damayanti, Astrid. 2001. “Karakteristik beberapa Pantai Potensial di Daerah

Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Geografi, 02(7), hal 8-17, Departemen Geografi UI,

Depok.

2. Karim, Sutarman dan Triyatno. 2012. Geomorfologi Umum. Padang: UNP

3. Triatmodjo,Bsmbsng. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta : Fakultas Teknik UGM

4. http://sekerasbatu.blogspot.com/2009/04/konsep-dasar-dan-pengertian-

bentang.html, diakses 9 Oktober 2012

5. http://enenkq.blogspot.com/2012/06/bentuk-lahan-marine.html , diakses 9 Oktober

2012

6. http://gaulmahageo1g.blogspot.com/2012/01/geomorfologi-dalam-geografi-

fisik.html, diakses 9 Oktober 2012

23

Page 27: Kelompok 2 Bentuk Lahan Marine

24