KELOMPOK 2
-
Upload
sri-kuswatun -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
description
Transcript of KELOMPOK 2
BAB 11
GERAK SELARAS
[ TUGAS SP FISIKA 2 ]
DI SUSUN OLEH :
Kelompok 2
Mutiara Rakhma Putri : 122013006
Iwan Saputra :122013011
Sri Kuswatun : 122013012
KELAS : 3 A
DOSEN PEMBIMBING : Henny
Juniar,S.T.,M.T.
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
BAB 11
GERAK SELARAS
11-1 Pengantar
Bila suatu benda melakukan gerak bolak-balik terhadap suatu titik tetentu , maka
gerak benda itu dikatakan bergetar .gerakan tali dan kolom udara alat-alat music
merupakan gerak harmonik atau superposisi gerak-gerak harmonik . berdasarkan
teori atom modern , orang menduga bahwa molekul-molekul benda padat bergetar
dengan gerak yang hampir harmonik terhadap posisi kisi-kisi (lattice) tetapnya ,
walaupun gerak molekul – molekul itu tentunya tidak dapat kita lihat secara
langsung.
Dalam setiap bentuk gerak gelombang , partikel-partikel medium yang
dilalui oleh gelombang akan bergetar dengan gerak harmonik atau dengan
superposisi gerak harmonic . bahkan hal ini juga berlaku untuk gelombang cahaya
dan gelombang radio dalam ruang hampa ,akan tetapi yang bergetar dalam hal ini
bukanlah partikel materi , melainkan intensitas listrik dan magnet yang
bersangkutan dengan ngelombang tersebut . sebagai contoh terakhir , persamaan –
persamaan yang melukiskan sifat suatu rangkaian listrik dalam man terdapat arus
listrik bolak-balik mempunyai bentuk yang sama dengan persamaan gerak
harmonik untuk benda materi . dengan demikian , jelas kiranya bahwa untuk
banyak bidang ilmu fisika , pengetahuan tentang gerak harmonik ini amat penting
untuk di pelajari .
11-2 Gaya Pemulih
Apabila suatu benda berubah bentuk gaya yang menyebakannya adalah
proposional dengan besar perubaha,asalkan batas proposional elastisitas tidak di
lampaui.perubahan nya mungkin berupa pertambaha panjang,seperti tali karet atau
pegas ulur,atau penyusutan panjang,atau melengkung nya pedas daun.istilah
“gaya”disini diartikan secara luas, dapat berati gaya,atau gaya putar (torque) .jika
gaya yang dimaksud ialah dorongan atau tarikan dalam mana perubahan bentuk
yang terjadi hanya berupa perpindahan titik tangkap gaya,maka gaya dan
perpindahan dihubungkan berdasarkan hokum hooke
Dimana
k = sebuah konstanta proposionalitas yang disebut konstanta gaya k
x = perpindahn dari posisi ksetimbangannya
F = gaya yang harus dikerjakan terhadap suatu benda elastis untuk menghasilkan
perpindahan x
11-3 Beberapa Definisi
Agar lebih jelas , umpamakan sebuah pelat baja tipis , misalnya daun gergaji, di
jepitkan vertical pada sebuah catok , lalu pada ujung atasnya dilekatkan sebuah
benda kecil sepertipada Gambar 11-1 . andaikan pelat itu cukup panjang dan
perpindahan ujungnya cukup kecil , sehingga gerak ujung pelat menuruti sebuah
garis lurus . massa pelat itu dapat diabaikan.
Gambar 11-1. Gerak akibat gaya pemulih elastik
F =k x
Misalkan ujung pelatitu ditarik ke kanan sejauh A, seperti gambar 11-1
lalu dlepaskan. Maka terhadap benda yang terlekat itu akan bekerja gaya pemulih
yang dilakukan oleh pelat baja itu dan mengarah ke posisi kesetimbangan
0.akibatnya benda tersebut beroleh percepatan menurut ara gaya ini , dan menuju
ke pusat dengan kecepatan yang makin besar .
Ketika benda sampai di pusat , gaya pemulih sudah berkurang menjadi
nol,tetapi akibat kecepatan yang sudah diperoleh . benda itu “melewati” posisi
ksetimbangan terlewati gaya pemulih timbul lagi , tetapi sekarang arahnya ke
kanan . akibatnya benda melambat , perlambatan ini bertambah besar sesuai
dengan bertambahnya jarak dari 0 .karena itu benda itu akhirnya akan berhenti
disuatu titik disebelah kiri 0 , lalu mengulangi geraknya kembali ke arah yang
berlawanan.
Sekali mulai , gerak itu akan berlangsung terus – menerus apabila tidak
ada enegi yang hilang akibat gesekan , gerak seperi ini , yaitu yang terjadi sebagai
akibat gaya pemulih elastik dan dalam keadan tiada gesekan sama sekali, disebut
gerak harmonic sederhana (simple harmonic motio , disingkat SHM)
Setiap macam gerak yang terjadi brulang-ulang dalam selang waktu yang
sama , disebut gerak berkala atau gerak periodic , dan jika geraknya pulang-balik
pada lintasan yang sama , disebut pula gerak osilasi.waktu periodik , atau
singkatnya periode gerak , dilambangan dengan T , ialah waktu yang diperlukan
untuk satu kali getaran penuh . frekuensi f , ialah jumlah getaran per satuan waktu.
Jelaslah bahwa frekuensi ialah kebalikan dari periode , atau T = 1/f . satuan
maksimalnya yakni sau daur per sekon , disebut satu hertz (1Hz) . koordinat pada
saat sembarang x ialah jarak lintasan yang dhitung dari posisi kesetimbangan (titik
tengah lintasan) . amplitude A ialah koordinat maksimum , karena itu jarak total
gerak iala 2A.
11-4 Persamaan Gerak Harmonik Sederhana
Perlu di tegaskan bahwa persamaan-persamaan gerak dengan percepatan konstan
tidak dapat diterapkan disini , karena percepatan berubah terus menerus.
Gambar 11-2 melukiskan benda bergetar dalam gambar 11-1 pada saat
koordinatnya x . gaya resultan pada benda itu tidak lain hanyalah gaya pemulih
elastic -kx, dan berdasarkan hukum kedua Newton ,
Oleh karena itu
Yang menghasilkan
Suku pertama diruas kiri ialah energy kinetic (Ek) benda itu dan yang
kedua , energi potensial (Ep) . jadi persamaan (11-2) menyatakan bahwa energi
total sistem itu konstan , dan konstanta integrasi C1 sama dengan energi total E
(hanya hasil ini yang mungkin , karena sistem adalah tertutup :
F = -kx = ma = mv dvdx
mv dvdx + kx = 0
∫mv dv+∫ kx dx=0
12
mv 2+ 12
kx2=c1
Ek+E p=E
Arti penting relasi diatas dapat dijelaska dengan grafik seperti terlukis
dalam gambar 11-3 , dimana energi dilukiskan vertikal dan koordinat x
horizontal . mula-mula , tariklah kurva yang menyatakan energy potensial , Ep = ½
kx 2 . kemudian tarik pula sebuah garis horizontal pada titik ketinggian yang
menunjukan energi total E . segera terlihat bahwa gerak yang terjadi tebatas pada
harga x yang terletak antara titik-titik tempat garis horizontal tadi memotong
parabola , karena jika x berada di luar daerah ini maka energi potensial akan
melampaui energi total dan ini tidaklah mungkin.
Jika sebuah garis vertikal ditarik melalui sembarang harga x dalam daerah
yang memungkinkan , maka panjang segmen antara sumbu x dan parabola akan
menyatakan energi potensial Ep pada harga x tersebut , dan panjang segmen antara
parabola dan garis horizontal pada ketinggian E menyatakan energi kinetic Ek
yang bersesuaikan . karena itu , pada titik-titik ujung semua energi adalah
potensial dan pada titik tengah semua energi adalah kinetik. Kecepatan pada titik
tengah merupakan harga (mutlak) maximumnya Vmaks :
12 mvmaks
2 =E
(11-3)
Tanda v dapat positif dan negatif tergantung kepada arah geraknya
Pada ujung-ujung lintasan , koordinat mempunyai harga (mutlak) maximumnya
Xmaks sama dengan amplitudo A:
(11-4)
Kecepatan v pada sembarang koordinat , berdasarkan pesaman (11-2), ialah
(11-5)
Dengan menggunakan persamaan (11-4), persamaan ini dapat pula ditulis
(11-6)
Rumus untuk koordinat x sebagai fungsi waktu dapat di peroleh sekarang dengan
mengganti v dengan dx/dt, pada persamaan (11-6) , dan di integralkan . hasilnya
ialah
vmaks=±√ 2 Em
12 kxmaks
2 =E ,
vmaks=±√ 2 Em
A = |Xmaks|=√ 2 Em
V = ± √ 2E−kx2
m
V = ± √ km √ A2−x2
(11-7)
Andaikan X0 ialah harga x ketika t = 0 . maka konstanta integrasi C2 ialah
Artinya C2 ialah sudut (dalam radian) yang sinusnya sama dengan Xo / A kalau
sudut ini . maka
(11-8)
Sekarang persamaan (11-7) dapat ditulis
Koordinat x merupakan fungsi sinusoide terhadap waktu t . suku di dalam tanda
kurung ialah sudut yang dinyatakan dalam radian . Sudut ini dinamakan sudut
fase, atau disingkatkan sebagai fase gerak . sudut θonmerupakan sudut fase awal,
dan juga disebut sudut waktu .
∫ dx√ A2−x2 +√ k
m∫ dt
sin−1 xA
=√ km
t +C2
sin−1 xA
=√ km
t +C 2
sinθ0=x0
Aθ0=sin−1 x0
A
sin−1 xA
=√ km
t +θ2
x=A sin(√ km
t+θo)
Periode T ialah waktu yang diperlukan untuk satu kali getara . artinya ,koordinat x
mempunyai harga yang sama pada waktu t dan waktu t + T. dengan lain perkataan
sudut fase (√ km
t+θo) bertambah sebesar 2π radian dalam waktu T :
(11-10)
Oleh karena itu T hanya bergantung pada massa m dan konstanta gaya k ,dan
tidak bergantung pada amplitudo . untuk harga m dan harga k yang diketahui .
Frekuensi f , atau jumlah getaran penuh per satuan waku , ialah kebalikan periode
T :
Frekuensi sudut ω di defenisikan sebagai ¿2πf , dan dinyatakan dalam radian per
sekon. Atas dasar dua persaman di atas ,maka
Dari persamaan (11-9) dan (11-6) dapat ditulis dengan cara lebih ringkas lagi :
(11-11)
(11-12)
Rumus untuk kecepatan dan percepatan sebagai fungsi waktu sekarang dapat
diperoleh dengan dfrensiasi :
(11-13)
(11-14)
Karena A sin (ωt+θ0) = x , maka rumus untuk percepata sebagai fungsi x ialah
(11-15)
T=2 π √ mk
F = 1T
=1
2 π √ km
W = √k /m
X = A sin(ωt+θ0¿
V = ω √A2− x2
V=dxdt
=ωA cos(ωt+θ0)
a=dvdt
=−ω2 Asin (ωt+θ0)
A=-ω2 x
Sebagai akibat dari persamaan (11-13) bahwa jika V0 merupakan kecepatan ketika
t = 0 , maka
(11-16)
Persamaan ini , bersama-sama dengan persamaan (11-8) yaitu θ0=x0
A , secara
lengkap menetukan sudut fase θ0 . artinya sudut θ0berantung baik pada posisi
awal x0 maupu pada kecepatan awal v0.
Gambar 11-4 memperlihatkan bagaimana bergantungnya sudut fase awal paa
posisi awal dan kecepatan awal. Berdasarkan segitiga ini maka
(11-17)
Persamaan-persamaan gerak harmonik sederhana dapat kita padan artinya dengan
memperbandingkannya terhadap persamaan-persamaan yang serupa untuk gerak
lurs dengan percepatan konstan (table 11-1)
Tabel 11-1
Gerak lurus dengan percepatan
konstan
Gerak hamonik sederhana (dalam
artiω danθ0)
a = konstan a= -ω2 x
a= -ω2 A sin(ωt+θ0)
v2 = v02+2a (x−x0)
v=v0+at
v = ± ω√ A2−x2
v = ωA cos(ωt+θ0)
x = x0+v0 t+ 12
at2 x = A sin (ωt+θ0)
Cos θ0=v0
ωA
A = √ x02+( v0
ω )2
ω=2 πT
=2 πf =√ km
sin θ0=x0
A
, A = √ x02+( v0
ω )2
, cos θ0=v0
ωA
Gambar 11-5 memperlihatkan grafik-grafik untuk koordinat , kecepatn v ,
dan percepatan a sebuah benda yang bergetar dengan gerak harmonik sederhana ,
dilukis sebagai fungsi waktu t (atau sudut ωt ¿. Koordinat awalnya x0 kecepatan
awalnya x0 dan
sudut θ0 ditetapkan π /4 rad. Setiap kurva akan berulang kembali dalam selang
waktu yang sama dengan periode T. selama waktu itu, sudut ωt bertambah
sebesar 2 π rad. Ingat, bahwa apabila benda itu berada di salah satu ujung
lintasannya, yaitu apabila koordinat x mempunyai harga positif atau negative yang
maksimum (± A ), kecepatannya nol dan percepatannya mencapai harga negative
atau atau positif maksimumnya (± amax). Ingat pula, bahwa ketika benda itu
melewati posisi kesetimbangannya (x = 0), kecepatannya mempunyai harga
positif atau negative maksimumnya (± V max) dan percepatannya nol.
Persamaan-persamaan gerak akan lebih sederhana bentuknya bila t kita
tetapkan dengan 0 ketika benda itu berada di titik pertengahan atau di salah satu
ujung lintasannya. Misalnya, kalau kita buat t = 0 ketika benda itu mencapai
simpangan positif maksimumnya, maka x0 + A, sin θ0 = 1, θ0 =π /2, dan
X = A sin (ωt+ π /2) = A cos ωt ,
V = -ωA sin ωt ,
A =−ω2 A cos ωt . (11-18)
Ini sama artinya dengan memindahkan titik pangkal koordinat dari titik 0
ke titik 0֨ pada gambar 11-5. Grafik x lawan t akan menjadi kurva cosinus, gravik
v lawan t menjadi kurva sinus negative, dan grafik a menjadi kurva cosinus
negative.
Jika kita buat t = 0 ketika benda berada di titik pertengahannya sedang
bergerak menuju kea rah kanan, maka :
x0 = 0, sin θ0 = 0 θ0 = 0
dan
X = A sin ωt ,
V = ωA cosωt ,
A =−ω2 A sin ωt . (11-19)
Ini sama artinya dengan memindahkan titik pangkal dalam gambar 11-5 ke titik
0’’.
Contoh :
Andaikan massa benda pada gambar 11-2 25 g. konstanta gaya k=400 dyn cm-2,
dan gerak di mulai dengan perpindahan benda itu 10 cm ke sebelah menuju ke
kanan. Hitunglah :
(a) periode T (f) sudut (θ0)
(b) frekuensi (f) (g) kecepatan maksimum (Vmax)
(c) frekuensi sudut (ω) (h) percepatan maksimum (amax)
(d) energy total (E) (i) koordinat, kecepatan, dan percepatannya π /8
(e) amplitudo (A) sek setelah gerak di mulai.
Penyelesaian :
a.) T=2π √ mk
¿2π √ 25 g400 dyncm−1 ¿
π2
s=1,57 s
b.) f = 1T
= 2π
Hz=0,638 Hz
c.) ω=2πf =4 rad s−1
d.) E=12
m v02+ 1
2kx0
2=40,000 erg
e.) A=√ 2 Ek
¿10√2cm
f.) sin θ0=x 0A
=1/√2, θ0=π4
rad
g.) |V max|=√2 E/m ¿40√2cm sek−1=56,6 cm sek−1
Kecepatan maksimum terjadi di titik tengah, dimana x=0. Jadi berdasarkan
persamaan (11-12)
|V max|=ωA ¿40√2cm s−1
h.) Percepatan maksimum terjadi pada ujung-ujung lintasan dimana gaya adalah
maksimum. Berdasarkan persamaan (11-15)
|amax|=ω2 xmax ¿160√2cm s−2
i.) Persamaan-persamaan gerak adalah :
x=10√2sin (4 t+ π4 )
x=40√2 cos (4 t + π4 )
x=−160√2sin(4 t+ π4 )
Waktu t=π8
sek , sudut faseialah
(4 t+ π4 )=3 π
4rad ,
x=10√2sin (3 π4 )=10cm
v=40√2 sin( 3π4 )=−40 cm s−1
a=−160√2sin (3 π4 )=−160 cm s−2
Kurva-kurva pada Gambar 11-5 menyatakan gerak benda di dalam contoh ini,
jika skala-skala x,v,a dan t demikian rupa sehingga
x=10√2 cm, V max=40√2 cm s−1
amax ¿−160√2 cm s−2, dan T = π2
s
persamaan-persamaan grafik harmoni sederhana dapat dijelaskan dengan
interpretasi geometri sebagai berikut. Andaikan segmen garis OQ pada
gambar 11-6 (a), yang panjangnya sama dengan amplitude A, berputar dengan
kecepatan sudut ω terhadap titik O. segmen garis yang berputar itu sering
dinamakan vector yang berputar, padahal bukan merupakan besaran vector.
Artinya, dalam diagram ada arahnya tertentu, tetapi dalam ruang tidak ada
arah tertentu. Vector seperti
Gambar, 11-6, Gerak harmonic sederhana memproyeksi ujung rotor OQ pada
sumbu bertikal
Ini lebih baik disebut rotor. (dalam bahasa Jerman “Zeiger”, yaitu, jarum petunjuk
jam atau pepenunjuk ukuran tekanan). Andaikan waktu t = 0, rotor OQ
membentuk sudut dengan sumbu horizontal yang sama besarnya dengan sudut
fase awal θ0. Titik P ialah proyeksi titik O ke atas sumbu vertical, dan jika OQ
berputar, maka titik P berosila sepanjang sumbu ini.
Sekarang akan dibuktikan bahwa persamaan-persamaan gerak P sama
seperti persamaan-persamaan gerak benda yang berosilasi menurut gerak
harmonic sederhana yang amplitudonya A, frekuensi ω, dan sudut fase awalnya θ0
. Umpamakan x menyatakan panjang OP. pada setiap saat t, sudut antara jari-jari
OQ dan sumbu horizontal sama besar dengan sudut fase ωt+θ0 dan
x=A sin (ωt+θ0 )
Kecepatan titik Q (lihat Gambar 11-6b), ialah ωA, dan komponen verticalnya,
yang sama dengan kecepatan P, ialah :
v=ωA cos (ωt+θ0 )
Percepatan Q ialah percepatan radialnya ω2 A (liat Gambar 11-6 c) dan komponen
vertikalnya, sama dengan percepatan P, ialah :
a=−ω2 A sin (ωt+θ0 )
Tanda negative haruslah dimasukkan, sebab percepatan akan negative bila
sinus fase sudutnya positif, dan sebaliknya. Persamaan-persamaan di atas
merupakan persamaan-persamaan gerak umum gerak harmonic. Dalam kejadian
khusus yang sesuai dengan persamaan (11-18), sudut fase awal ialah 90o dan titik
patokan Q berada didalam puncak lingkaran ketika t = 0. Jika titik patokan itu
berada di ujung sebelah kanan diameter horizontal ketika t = 0, maka θ0=0 dan
gerak dituliskan menurut persamaan (11-19).
11-5 Gerak benda yang tergantung pada pegas sulur
Gambar 11-7(a) memperlihatkan sebuah pegas sulur yang konstanta gayanya k
dan panjangnya tanpa beban ℓ. Apabila sebuah benda bermassa m diikatkan pada
pegas
Seperti dalam bagian (b), benda itu akan menggantung dalam keadaan setimbang
dengan pegas itu, yang akan bertambah panjang sebesar ∆ℓ demikian rupa
sehingga gaya ke atas P yang dilakukan oleh pegas sama dengan berat benda, mg.
karena P=k ∆ l, maka
k ∆l=mg
Sekarang umpamakan benda berada pada jarak x diatas posisi
kesetimbangannya, seperti pada gambar bagian (c). Maka perpanjangan pegas kini
ialah ∆ l−x , gaya keatas yang dilakukan pegas pada benda itu ialah k ( ∆l−x ) , dan
gaya resultan F pada benda ialah
F=k (∆ l−x)−mg=−kx
Oleh karena itu gaya resultan sebanding dengan perpindahan benda dari
posisi kesetimbangnnya, dan jika terjadi gerak vertical, benda itu akan berosilasi
dengna frekuensi sudut ω √ km
.
Terkecuali dalam keadaan ideal, yaitu jika pegas bermassa nol,
bahwasannya pegas itu juga berasosila harus pula diperhitungkan. Akan tetapi,
kita tidak dapat begitu saja menambahkan massa pegas pada massa benda yang
tergantung itu, sebab tidak seluruh bagian pegas itu berosila dengan amplitude
yang sama: amplitude pada ujug bawah sama dengan amplitude benda yang
tergantung itu, sedangkan amplitude ujung atasnya nol. Angka koreksinya dapat
dihitung sebagai berikut.
Andaikan L menyatakan panjang pegas ketika benda berada pada posisi
kesetimbangannya, dan mp massa pegas (spring) itu. Mari kita hitung energy
kinetic pegas pada suuatu saat ketika kecepatan ujung bawahnya v. pandang
elemen pegas yang panjangnya dy, pada jarak y di bawah ujung atas yang tetap.
Massa elemen, dmp ialah
dms=ms
Ldy
Seluruh bagian pegas diumpamakan berosila sama fase dan kecepatan elemen, vp,
proporsional dengan jaraknya dari ujung tetap itu : Vp = (y/L) v.
Energy kinetic total pegas itu ialah :
dEk=¿
12 .dms .vs
2=12 .
ms
L sdy .( y
L )2
¿,
Dan energy kinetic total pegas itu ialah :
Ek=12
.ms
L3.∫
0
1
y2 dy=12 ( 1
3ms)v2.
Ini sama dengan energy kinetic sebuah benda yang massanya sepertiga massa
pegas itu, yang bergerak dengan kecepatan yang sama seperti kecepatan benda
yang tergantungkan itu. Dengan lain perkataan, massa ekivalen system yang
bergetar, sama dengan massa benda yang tergantung di tambah sepertiga massa
pegas.
Contoh :
Sebuah benda bermassa 1 kg digantungkan pada sebuah pegas sulur yang
massanya 0,09 kg dan konstanta gayanya 66 N m-1. Hitunglah frekuensi dan
amplitude gerak yang terjadi jika benda itu turun sejauh 0,03 m di bawah posisi
kesetimbangannya dan memperoleh kecepatan ke baah sebesar 0,4 m s-1.
Frekuensi sudutnya ialah :
ω=√ k
m+ms
3
=¿√ 66 N m−1
1,03 kg=¿8,00 radisek−1¿¿
Amplitudonya dirumuskan dalam bentuk koordinat dan kecepatan awal dengan
menggunakan persamaan (11-17). Jadi,
A=√x02+¿¿ ¿√¿¿ = 0,0582 m.
11-6 Ayunan matematis
Ayunan matematis (disebut juag ayunan sederhana) didefinisikan sebagai sebuah
partikel yang tergantung pada suatu titik tetap dari seutas tali yang tidak
mempunyai berat dan tidak dapat bertambah panjang. Bila ayunan itu bergerak
dari vertical sehingga membuat sudut θ, seperti pada Gambar 11-8, maka gaya
pemuliahnnya ialah mg sin θ, dan simpangan s dari posisi kesetimbangannya sama
dengan Lθ, dimana L ialah panjang tali dan θ di ukur dalan radian. Karena itu
geraknya bukan harmonic, karena gaya pemulihannya itu proporsional dengan sin
θ, sedangkan
Gambar 11-8, Gaya-gaya yang bekerja terhadap bandul ayunan matematis
Simpangannya proporsional dengan θ, dan gaya-gaya akan menjadi
F ≈−mgθ ≈( mgL )s
Karena itu konstanta gaya efektif ialah k = mg/L, dan periodenya :
T ≈ 2 π √m /k ≈ 2 π √ L/g . (11-20)
Dapat dibuktikan bahwa persamaan eksak untuk periode, bila simpangan sudut
maksimum θ, diberikan oleh deret tak terhingga
T ≈ 2 π √ Lg (1+ 12
22 sin2 ∅2
+ 12. 32
22 . 42 sin4 ∅2
+…) (11-21)
Periode dapat dihitung sampai tingkat ketelitian yang diinginkan dengan
mengambil suku secukupnya dalam deret itu. Bila ∅=15o, periode sejati akan
berbeda dari periode berdasarkan persamaan (11-20); bedanya kurang dari 0,5%.
Penetapan ayunan itu untuk pencatat waktu (jam), adalah berdasarkan bahwa
periodenya praktis tidak bergantung pada amplitudonya. Jadi, jika sebuah jam
bandul semakin lambat ayunannya dan jika amplitudonya semakin kecil, jam itu
tetap akan meninjukkan waktu yang sangat hamper tepat.
Ayunan matematis juga merupakan suatu metode yang teliti dan mudah untuk
mengukur percepatan gaya berat,g, tanpa memanfaatkan benda jatuh bebas,
karena L dan T dapat mudah diukur. Ayunan yang dibuat lebih seksama banyak
dipakai dalam bidang geofisika. Endapan bijih besi atau minyak di suatu tempat,
jika kerapatannya berbeda dengan kerapatan bahan-bahan di sekelilingnya,
mempengaruhi harga g di tempat itu, dan hasil pengukuran yang teliti harga g ini
diseluruh daerah yang sedang di selidiki, sering memberikan informasi tentang
sifat endapan itu.
Gambar 11-9 merupakan foto multiflash atas satu kali gerak ayunan matematis
Gambar,11-9. Satu kali gerak ayunan matematis
11-7 Gambar Lissajous
Garis-garis lengkung yang dikenal dengan nama gambar Lissajous merupakan
tempuhan sebuah partikel yang berosilasi sekaligus dalam dua arah yang saling
tegak lurus. Pada umumnya, amplitude dan frekuensi getaran dalam tiap arah
dapat berbeda, dan kedua getaran dapat pula mempunyai beda fase awal.
Gambar, 11-10. Ayunan berganda untuk menghasilkan gambar Lissanjous
Bola ayunan dalam gambar 11-10, yang tergantung pada tiga tali yang
membentuk huruf , melukiskan salah satu cara menghasilkan gerak osilasi
semacam itu, bila bergetar dalam arah x, seperti pada (a), frekuensinya sama
seperti ferkuensi ayunan sederhana yang panjangnya L1. Dalam arah y,
frekuensinya sama seperti frekuensi yang ayunan panjangnya L2. Jika serentak
disimpangkan kea rah x dank e arah y lalu dilepaskan, bola itu akan bergetar
sekaligus dengan kedua frekuensi.
Bintik pada layar tabung sinar-katode, yang terjadi akibat tumbukan arus electron
yang bergerak cepat, juga akan bergerak membentuk gambar Lissanjous bila pelat
penyimpangan horizontal dan vertical sekaligus diberi tegangan bolak-balik
sinusoidal.
Rumus umu untuk koordinat x dan koordinat y partikel yang bergetar itu ialah :
x=A x sin ( ωx t+θ1 ) , y=A y sin (ω y t+θ2 ) ,
Dimana Ax dan Ay ialah amplitudonya, ωx dan ω y ialah frekuensi angular yang
sesuai, dan θ1 dan θ2 adalah sudut awalnya. Ini merupakan persamaan lintasan
dalam bentuk parameter.
Gambar,11-11. Gambar Lissajous dijelaskan secara grafik
Persamaan-persamaan diatas dijelaskan secara grafik oleh diagram rotor pada
Gambar 11-11. Koordinat x ujung rotor pada diagram sebelah bawah memberikan
koordinat x partikel yang sedang bergetar, dan koordinat y ujung rotor diagram
diatas memberikan koordinat y nya. Jadi dengan memproyeksi keatas, dan
menyilang dari ujung-ujung rotor ini, maka posisi partikel itu pada setiap saat
ditentukan. Diagram itu memperlihatkan posisi parrtikel pada saat t = 0 pada suatu
saat t kemudian.
Kurva-kurva pada gambar 11-12 memperlihatkan beberapa gambar
lissajous untuk beberapa perbandingan frekuensi dan perbedaan fase awal ( θ2−θ1
). Amplitudo Ax dan amplitudo A y pada setiap adalah sama. Jika frekuensi-
frekuensi bersepadanan, seperti pada gambar-gambar yang diperlihatkan, maka
partikelnya akan menjalani lintasan tertutup berulang kali. Kalau tidak lintasan
tidak tertutup dan polanya menjadi sangat rumit. Kalau frekuensi-frekuensi sangat
hampir bersepadanan, lintasan akan berubah sangat lambat, dan jika gerak
berlangsung cepat, seperti sering terjadi bila gambar-gambar demikian terbentuk
pada osiloskop, bentuk yang diperoleh ialah bentuk kurva tertutup yang berubah
bentuknya perlahan-lahan. Jadi, jika frekuensi-frekuensi sangat hampir sama (
ωx /ω y ≈ 1 ), lintasan berubah secara lambat dari garis lurus pada 45o , seperti
pada gambar 11-12 (a), menjadi elips seperti pada (b), lalu menjadi lingkaran
seperti (c), kemudian menjadi elips seperti pada (d ) dengan sumbu panjangnya
tegak lurus pada sumbu panjang di ( b ), akhirnya menjadi garis seperti pada ( e )
dan seterusnya.
11-8 gerak harmonik sudut
Gerak haronik sudut tepat sekali analog secara matematik dengan gerak harmonik
linier. Andaikan sebuah benda berputar terhadap sebuah sumbu tetap dan
mengalami gaya putar pemulih yang sebanding dengan perubahan sudut ∅ dari
suatu posisi patokan. Maka
= - k`∅ ,
Di mana faktor k`, atau gaya putar pemulih persatuan perubahan sudut, dinamakan
konstanta gaya puta. Jika gaya gesekan dapat diabaikan, persamaan diferinsial
geraknya ialah :
= - k`∅ , = Iα = Iω dωdθ
Atau
Iω dωdθ + k`∅ = o,
Di mana I ialah momen kelembaman terhadap sumbu tetap. Persamaan ini sama
benar bentuknya seperti persaman ( 11-1 ) : perubahan sudut ∅ bersesuian dengan
perpindahan linier x, momen kelembaman I bersesuian dengan massa m, dan
konstanta gaya putar k` bersesuian dengan konstanta gaya k. Berdasarkan analogi,
persamaan geraknya ialah :
∅ = ∅m sin ( ωt+∅ o ),
Dimana ω = √k /I , dan ∅m ialah perubahan sudut maksimum atau amplitudo
sudut.
Contoh umum mengenai banda yang bergetar dengan gerak harmonik sudut, ialah
roda pengimbang sebuah jam. Pada kejadian yang idial, gerak dianggap isokron
(lamanya sam) dan jam akan “menunjukan waktu tepat”, sekalipun amplitudonya
berkurang akibat mengendornya pegas jam.
11-9 Ayunan fisis
Dalam gambar 11-13, sebuah benda sembarang bentuk berputar terhadap
roda poros tetap melalui o, dan garis yang menghubungkan o dan pusat berat
berpindah sebesar sudut ∅ dari vertikal. Andaikan h ialah jarak dari porosnya ke
pusat berat. Berat mg menimbulkan gaya putar pemulih
Bila dilepaskan, benda itu akan berayun terhadap posisi kesetimbangan
nya, tetapi sama seperti gerak ayuanan matematis, geraknya bukan harmonik
( sudut ), karena gaya putar T tidak propisional dengan∅ melainkan dengan sin ∅ .
Akan tetapi jika ∅ kecil, kita dapat mendekati sin ∅ dengan ∅ , dan geraknya akan
mendekati gerak harmonik. Dengan melakukan pendekatan ini, kita peroleh
≈ - (mgh ) ∅ ,
Dan konstanta gaya putar efektif ialah
k` = - T/∅ = mgh.
Frekuensi sudut ialah
ω≈√k /I ≈√mgh/ I
Dan periode T ialah
T = 1f=2π
ω≈ 2 π √ 1
mgh.
Benda yang berayun seperti itu disebut ayunan fisis, yang berbeda sekali
dengan ayunan matematis sermpurna, yang tidak lain hanyalah sebuah titik massa
yang dilekatkan pada seutas tali tnapa bobot. Sudah tentu setiap ayunan rill adalah
ayunan fisis.
Contoh.
Persamaan (11-23) dapat menentukan momen kelembaman I, yaitu
I = T2 mgh4 π2 .
Besaran-besaran di ruas kanan persamaan itu semuanya dapat diukur
langsung. Jadi, momen kelembaman benda berbentuk sembarang, dapat
ditentukan dengan menggantungkan benda seperti ayunan fisis, lalu mengukur
periode getarnya. Lokasi pusat berat dapat ditentukan dengan cara
mensetimbangkan. Karena T, m, g, dan h diketahui, maka I dapat dihitung.
Sebagai contoh, gambar 11-14 melukiskan batang penghubung yang berayun
terhadap sebuah mata-pisau horizontal. Berat batang penghubung itu 4 lb dan
letak pusat beratnya telah ditemukan dengan cara mensetimbangkan, yaitu 8 in di
bawah mata-pisau. Ketika dibuat berayun, ternyata terjadi 100 ayuanan penuh
dalam 120 sek, sehingga
T = 120/100 = 1,2 sek. Karena itu
I = ¿¿ = 0,097 slug ft2
11-10 pusat osilasi
Adalah selalu mungkin mendapatkan ayuanan sederhana ekuivalen yang
periodenya sama dengan periode suatu ayuanan fisis tertentu. Jika L ialah panjang
ayunan sederhana, maka
T = 2π √ Lg
= 2π √ Imgh
Atau
L = I
mh .
Jadi, sejauh menyangkut periode ayunan, massa ayuanan fisis dapat dianggap
terkonsentrasi suatu titik yang dinamakan pusat osilasi ayunan tersebut.
Contoh.
Sebuah batang langsing uniform yang panjangnya a diberi poros ayunan dekat
salah satu ujungnya dan berayun seperti ayunannya fisis. Tentukan pusat
osilasinya.
Momen kelembaman batang itu terhadap sumbu yang melalui slaah satu
ujungnya ialah jarak dari poros ke pusat beratnya ialah h = a/2. Panjang ayunan
matematis ekuivalen ialah
L = I
mh = 13
ma2
m(a/2) =
23 a,
Dan pusat osilasinya berada pada jarak 2a/3 dari poros.
Gambar 11-15 memperlihatkan sebuah benda yang dapat berayun terhadap
sebuah sumbu melalui 0; pusat osilasinya berada di titik c. Pusat osilasi dan titik
penyangga mempunyai sifat menarik sebagai berikut, yaitu, jika ayunan berayun
terhadap sumbu baru melalui titik c, periodenya tidak berubah dan titik 0 akan
menjadi pusat osilasi yang baru. Titik sangga dan pusat osilasi itu dikatakan
sekawan (conjugate ).
Pusat osilasi mempunyai sifat penting yang lain lagi. Gambar 11-16
memperlihatkan sebuah pemukul bola yang “berengsel” di titik 0. Jika sebuah
bola mengenai
pemukul pada pusat osilasinya, pada “engsel” itu tidak akan timbul gaya implus
dan karena tidak akan terasa “sepakan” kalau pemukul dipegang pada titik
tersebut. Akibat sifatnya demikian, pusat osilasi pemukul itu dinamakan pusat
pukulan.
Dalam gambar 11-17 yang adalah serengtetan hasil foto multiflash, pusat
berat diberi tanda dengan pita hitam. Pada (a), benda dipukul pada pusat
pukulannya relatif terhadap sebuah poros di ujung atas tali, dan dari awalnya
mengayun secara rata terhadap poros ini. Pada (b) benda dipukul dipusat bertanya.
Dapat dilihat bahwa benda samasekali tidak berotasi terhadap poros tersebut,
melainkan beroleh gerak translasi dari mulai geraknya. Artinya, pusat pukulan
tidak berimpit pusat berat. Pada (c), benda dipukul di sebelah atas pusat
pukulannya, sedangkan pada (d) disebelah bawahnya.