Kelompok 2
-
Upload
husnultyuthu -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Kelompok 2
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda. Hal
ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di negara kita,
akibatnya banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri karena menganggap
bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern dibanding budaya bangsa
sendiri. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa banyak diabaikan hampir terjadi
disebagian besar generasi muda. Globalisasi merupakan proses tatanan masyarakat
yang tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara baik secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi
tidak hanya menjadi tantangan, tetapi juga sekaligus merupakan peluang untuk lebih
mengetahui kehidupan lain di berbagai belahan dunia.
Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan negatif di
berbagai bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang akan
berpengaruh pada semangat mewujudkan nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa
Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional terutama
globalisasi. Disadari atau tidak, nasionalisme bangsa memberikan pengaruh yang
besar bagi kemajauan suatu bangsa tersebut.
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan hasil kesepakatan bapak
pendiri bangsa ketika negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era
globalisasi, negara Indonesia tetap berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar
negara. Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi acuan negara dalam
menghadapi berbagai tantangan global dunia yang terus berkembang.
Di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga
eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan-
batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
masuk dengan mudah ke masyarakat.
Pancasila 1
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Sehubungan hal tersebut, generasi muda sebagai pilar bangsa diharapkan memiliki
jiwa patriotisme dan nasionalisme dengan tetap bertahan pada nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia meskipun banyak budaya asing masuk di negara Indonesia. Dengan
berlandaskan Pancasila diharapkan pengaruh budaya asing bisa disaring sehingga
generasi muda bisa menjadi generasi yang benar-benar cinta pada tanah air Indonesia
apapun keadaanya.
Untuk memahami kaitan antara globalisasi dan nasionalisme bangsa, maka makalah
ini berusaha menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian nasionalisme,
gambaran nasionalisme bangsa Indonesia saat ini, pengaruh globalisasi serta peranan
Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme di kalangan generasi muda
Indonesia di era globalisasi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nasionalisme?
2. Apa yang dimaksud dengan Nasonalisme Pancasila ?
3. Bagaimana wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini?
4. Bagaimana pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa
Indonesia?
5. Bagaimana peranan pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dikalangan
generasi muda?
6. Bagaimana cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme ?
1.3. Tujuan
1. Untuk menjabarkan pengertian dari nasionalisme.
2. Untuk mengetahui pengertian dan prinsip-prinsip dalam Nasionalisme Pancasila.
3. Untuk menggambarkan wujud nasionalisme Bangsa Indonesia saat ini.
4. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap nasionalisme Bangsa
Indonesia.
5. Untuk mengetahui peranan pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme
dikalangan generasi muda.
6. Untuk mengetahui cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme.
Pancasila 2
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri serta
kesadaran anggota dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas,
kemakmuran, dan kekuatan bangsa.
Nasionalisme menurut pendapat para ahli adalah sebagai berikut :
1. Joseph Ernest Renan mengatakan bahwa nasionalisme adalah sekelompok
individu yang ingin bersatu dengan individu-individu lain dengan dorongan
kemauan dan kebutuhan psikis. Sebagai contoh adalah bangsa Swiss yang terdiri
dari berbagai bangsa dan budaya dapat menjadi satu bangsa dan memiliki negara.
2. Otto Bauer mengatakan bahwa nasionalisme adalah kesatuan perasaan dan
perangai yang timbul karena persamaan nasib, contohnya nasionalisme negara-
negara Asia.
3. Hans Kohn nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan
tertinggi inividu harus diserahkan kepada negara kebangsaan dan bangsa.
4. Louis Snyder mengemukakan nasionalisme adalah hasil dari faktor-faktor politis,
ekonomi, sosial dan intelektual pada suatu taraf tertentu dalam sejarah. Sebagai
contoh adalah timbulnya nasionalisne di Jepang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasionalisme adalah kecintaan alamiah
terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan
kesepakatan untuk membentuk negara berdasar kebangsaan yang disepakati dan
dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan
dan ekonomi.
2.2. Nasionalisme Pancasila
Pancasila 3
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Pada prinsipnya Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila.
Prinsip Nasionalisme Bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa :
1. Menempatkan persatuan–kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan.
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara.
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri.
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia
dan sesama bangsa.
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia.
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
7. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
9. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
10. Berani membela kebenaran dan keadilan.
11. Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.
12. Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti
yang dinyatakan di bawah.
Pancasila 4
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada
nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan
(bukan negara) yang popular berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya,
keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori
nasionalisme mencampur adukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
1. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis
nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan
aktif rakyatnya, “kehendak rakyat”; “perwakilan politik”.
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh
Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman
untuk “rakyat”).
3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas)
adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran
politik secara semula jadi (“organik”) hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat
romantisme.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya “sifat keturunan” seperti
warna kulit, ras dan sebagainya.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat
sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh
legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme
etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan.
2.3. Nasionalisme Bangsa Indonesia Saat Ini
Menurut James G.Kellas (1998: 4), nasionalisme merupakan suatu bentuk ideologi.
Seseorang yang memiliki jiwa nasionalisme akan merasa menjadi bagian dari suatu
Pancasila 5
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
bangsa. Walaupun orang tersebut sedang berada di luar wilayah, namun akan tetap
memiliki ikatan yang kuat pada daerah asalnya. Begitu pula dengan bangsa Indonesia.
Walaupun orang tersebut sedang berada di luar negeri, tentu akan ada rasa memiliki
terhadap Negara Indonesia.
Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan
yang dilakukan oleh Jepang dan Belanda dan penderitaan yang harus dirasakan akibat
terjajah telah mampu melahirkan semangat kebersamaan sebagai satu kesatuan yang
harus bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka. Diakui atau tidak saat ini semangat
nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. Semangat nasionalisme yang dulu
pernah berkobar di dalam jiwa bangsa Indonesia ketika melawan penjajah, nampaknya
kini telah sirna bersama jasad para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia pada masa sekarang
ini. Tidak ada lagi jiwa nasionalis yang dapat ditunjukan, kita seakan malah
menganggap remeh mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Hal ini dapat
kita lihat dari perhatian pemrintah terhadap nasib para veteran. Kita terlalu sibuk
dengan kehidupan diri kita sendiri tanpa memikirkan nasib orang lain di sekitar kita.
Semangat nasionalisme merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki bangsa
Indonesia dalam menghadapi ancaman-ancaman ketahanan nasional sebagai dampak
negatif globalisasi. Tanpa adanya semangat nasionalisme, maka akan timbul
perpecahan dan disintegrasi bangsa Indonesia. Tanpa adanya semangat nasionalisme
dalam setiap jiwa bangsa Indonesia, maka akan dengan mudah bangsa lain
mengobrak-abrik bahkan menjajah kembali Indonesia. Tentu saja ini semua tidak kita
inginkan terjadi, walaupun sebenarnya kini sudah mulai muncul tanda-tanda akan hal
itu. Hal terbaik yang perlu kita lakukan adalah memunculkan kembali semangat
nasionalisme untuk bersatu melawan segala ancaman yang akan mengancam integritas
kita sebagai bangsa Indonesia.
2.4. Pengaruh Globalisasi terhadap Nasionalisme Bangsa Indonesia
Salah satu faktor kuat yang terus mengikis nasionalisme bangsa Indonesia adalah
globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
Pancasila 6
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Edison A. Jamli dkk. Kewarganegaraan. 2005).
Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh negatif, dimana
pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme.
Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka pandangan
masyarakat secara global.
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
o Bidang Politik, Dari segi politik, globalisasi akan memberikan pengaruh
positif pada pemerintahan sehingga dapat dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan merupakan bagian terpenting dari suatu
negara, maka apabila pemerintahan dijalankan secara baik tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Wujud tanggapan tersebut dapat
berupa semangat nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
o Bidang Ekonomi, Dari aspek ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
o Bidang sosial budaya, Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola
berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari
bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang
pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme
kita terhadap bangsa.
Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Nasionalisme
o Globalisasi dapat memberikan pandangan pada masyarakat bahwa liberalisme
dapat membawa perubahan yang baik pada mereka. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
Pancasila 7
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
o Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
o Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya yang cenderung meniru
budaya barat.
o Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Apabila
dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal tersebut
dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa.
o Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain
dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk
sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap
nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka
pandangan masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi
aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka
akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak
dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga
mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
2.5. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Dikalangan Generasi
Muda
Pancasila 8
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang
cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan
gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi
orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh
manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk
membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib
mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena
mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun
dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan
yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
2.6. Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Dikalangan
Generasi Muda
Pancasila 9
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap sebelah mata oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah
dan telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan yang paling
sulit untuk dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah yang
seolah-olah sudah menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini. KKN dilakukan
karena kurang adanya rasa nasionalisme dalam bangsa Indonesia tersebut, dan tidak
mengamalkan Pancasila dengan baik dan benar.
Sebagai bangsa yang baik harus dapat menentukan mana sesuatu yang baik dan mana
yang buruk. Dalam kata lain, tidak boleh melanggar nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila. Bangsa yang baik juga harus dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan
golongan, dengan kepentingan bersama yakni kepentingan bersama harus didahulukan.
Tetapi dalam keseharian, sikap mengutamakan kepentingan bersama sangat susah dan
hampir dikatakan mustahil untuk dihapuskan karena masalah pribadi, hubungan
pertemanan, relasi, dan hubungan darah merupakan hubungan yang erat dan bahkan dapat
mengalahkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan sudah sejak nenek
moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan pedoman
bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.
Demikian juga bagi generasi muda, Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di
kalangan generasi muda diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda
mulai sadar dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai menurun. Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap bahwa budaya barat lebih
modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi muda terutama di kalangan
mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa
dilihat dari cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung meniru
budaya asing dari pada budayanya sendiri.
Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme
melalui tiga proses yaitu :
1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan
membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk
menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan
nyata.
Pancasila 10
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model
dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif
membangun kesadaran kolektif dengan kohesivitas tinggi, misalnya
menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan
berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses
pembelajaran dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan
perkembangan zaman.
Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotism di
kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang dilakukan harus selalu
didasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang memiliki lima sila yang antara sila
satu yang lain saling menjiwai dan dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh,
memiliki makna yang sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan
bertingkah laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk
menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita bahwa Pancasila
yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi sejati di negara Indonesia.
Pancasila dijadikan acuan para generasi muda dalam bersikap bertindak dan bertutur
kata yang sesuai dengan norma Pancasila.
Seringkali kita mendengar demonstrasi-demonstrasi yang anarkis dilakukan
mahasiswa mengatasnamakan perjuangan atas nama rakyat yang ujung-ujungnya
pengrusakan fasilitas-fasilitas pemerintah, membakar mobil dan lain-lain. Juga
terjadinya kerusuhan-kerusuhan pertandingan sepak bola yang dilakukan oleh suporter
masing-masing kesebelasan yang merasa tidak puas akan kekalahan timnya. Dan juga
tawuran pelajar masih juga terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia.
2.7. Cara Menyikapi Dampak Negatif Globalisasi
Pancasila 11
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
Globalisasi merupakan suatu proses yang tak terelakkan. Kita tidak mungkin
mengabaikan serta menghentikan proses globalisasi. Agar dampak globalisasi tidak
merusak kehidupan masyarakat maka kita harus mengetahui sisi positifnya, sehingga
kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak negatif globalisasi dapat mempengaruhi tingkah laku kita dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itu kita harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi
globalisasi, khususnya dari pengaruh negatif.
Beberapa contoh sikap untuk menghadapi dampak negatif dari globalisasi misalnya :
1. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya
terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
3. Belajar tekun agar menjadi manusia yang berguna dan dapat membedakan
perilaku yang benar dan salah.
4. Memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
6. Mempertimbangkan setiap perbuatan agar tidak merugikan diri sendiri dan
orang lain.
7. Menggunakan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
8. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak baik dan tidak terpengaruh
terhadap lingkungan dan pergaulan buruk.
9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis
pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III
Pancasila 12
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap tanah air, kesadaran yang mendorong
seseorang untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan membentuk negara berdasar
kebangsaan dan dijadikan sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani
kegiatan kebudayaan dan ekonomi.
Nasionalisme Indonesia muncul karena adanya kolonialisme. Penjajahan dan
penderitaan yang dialami memunculkan semangat untuk bersatu melawan segala
bentuk pejajahan. Berdirinya Boedi Oetomo (1908) menjadi tanda kebangkitan
nasionalisme Indonesia yang kemudian diikuti organisasi-organisasi nasional lainnya.
Pada kurun waktu 1945-1950, jiwa nasionalisme diperteguh oleh semangat
mempertahankan kemerdekaan, serta persatuan dan kesatuan Indonesia.
Hal itu sangat bertolak belakang dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Semangat
nasionalisme bangsa Indonesia semakin berkurang. Kita terlalu menganggap remeh
mereka para pejuang yang telah berjasa kepada kita. Bangsa Indonesia sedang
mengalami masa-masa keterpurukan dalam dunia internasional.
Globalisasi berasal dari kata global yang artinya universal. Globalisasi adalah suatu
proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Ada
sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara berada
dalam ikatan yang semakin kuat untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga pengaruh
negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh terhadap
nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme
terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang.
Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu
memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga masyarakatnya.Sikap
mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk konkrit yang dibutuhkan
bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus bangkit kembali dengan
semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk menghadapi globalisasi. Kita juga
Pancasila 13
Nasionalisme dalam Prespektif Pancasila
perlu menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya,
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa, selektif terhadap pengaruh
globalisasi di segala bidang.
Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan sikap
nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar. Karena jika sikap
nasionalisme terlambat diimplementasikan kepada bangsa Indonesia, bangsa
Indonesia telah kehilangan generasi muda yang rendah akan sikap nasionalisme. Maka
untuk menanggulangi masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme
bangsa Indonesia adalah dengan dilatih tentang sikap-sikap yang baik sesuai dengan
nilai-nilai dari Pancasila, tidak mengajarkan hal-hal yang melanggar nilai-nilai
Pancasila, menanamkan rasa cinta tanah air sejak dini, dan memberi penyuluhan
kepada seluruh bangsa Indonesia akan pentingnya nasionalisme terhadap masa depan
bangsa Indonesia.
3.2. Saran
Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi
manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh globalisasi.
Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana yang
memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan kepribadian
yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan dampak negatif
globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-
baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi.
Pancasila 14