KELOMPOK 2
-
Upload
yetty-oktavianita -
Category
Documents
-
view
5 -
download
3
description
Transcript of KELOMPOK 2
Sejarah Perkembangan Beton Prategang
Penerapan pertama dari beton prategang dimulai oleh P.H. Jackson dari California, Amerika
Serikat. Pada tahun 1886 telah dibuat hak paten dari kontruksi beton prategang yang dipakai
untuk pelat dan atap. Pada waktu yang hampir bersamaan yaitu pada tahun 1888, C.E.W.
Doehting dari Jerman memperoleh hak paten untuk memprategang pelat beton dari kawat baja.
Tetapi gaya prategang yang diterapkan dalam waktu yang singkat menjadi hilang karena
rendahnya mutu dan kekuatan baja. Untuk mengatasi hal tersebut oleh G.R. Steiner dari Amerika
Serikat pada tahun 1908 mengusulkan dilakukannya penegangan kembali. Sedangkan J. Mandl
dan M. Koenen dari Jerman menyelidiki identitas dan besar kehilangan gaya prategang. Eugen
Freyssonet dari Perancis yang pertama-tama menemukan pentingnya kehilangan gaya prategang
dan usaha untuk mengatasinya. Berdasarkan pengalamannya membangun jembatan pelengkung
pada tahun 1907 dan 1927, maka disarankan untuk memakai baja dengan kekuataan yang sangat
tinggi dan perpanjangan yang besar. Kemudian pada tahun 1940 diperkenalkan sistem prategang
yang pertama dengan bentang 47 meter di Philadelphia (Walnut Lane Bridge) seperti gambar
dibawah ini :
Setelah Fresyssinnet para sarjana lain juga menemukan metode-metide prategang. Mereka adalah
G.Magnel (Belgia), Y.Guyon (Perancis), P. Abeles (Inggris), F. Leonhardt (Jerman), V.V.
Mikhailov (Rusia), dan T.Y. Lin (Amerika Serikat). Sekarang telah dikembangkan banyak sistim
dan teknik prategang. Dan beton prategangan sekarang telah diterima dan banyak dipakai,
setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap elemen beton prategang, misalnya
pada jembatan, komponen bangunan seperti balok, pelat dan kolom, pipa dan tiang panjang,
terowongan dan lain sebagainya. Dengan beton prategang dapat dibuat betang yang besar tetapi
langsing.
Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
2. Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
3. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan
akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
4. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara
efektif.
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
6. Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan
bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur
berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila
struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
BETON PRATEGANG (PRESTRESSED CONCRETE)
BETON PRATEGANG
1 1. Sejarah
Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi
sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik.Beton tidak selamanya
bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian
tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak
bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang
menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan
bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif.
Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan
tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya
baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti
diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton secara
lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau
biasa disebut beton pratekan. Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet
seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,relaksasi dan slip
pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi.
Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang
baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet.
Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai
tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh
beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-
struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang. Beton pratekan untuk pertama kalinya
dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime
pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya
oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:
a). Yves Gunyon
Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku Masterpiecenya
“ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan kesulitan dalam segi
perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan
oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon
dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
b). T.Y. Lin
T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di California
University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan gaya-gaya parasit yang
tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963 tentang “ Load Balancing”.
Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga
sebagian dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban
seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja momen lentur
apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur bekerja merata. Beban-beban lain
diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya
pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan
akhir dalam penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat “balanced” dan
tegangan lentur akibat “unbalanced load”. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan
mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping
baja prategang, yaitu dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat
dari inbalanced load.
Teori “inbalanced load” telah mengakibatkan perkembangan yang sangat pesat dalam
menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi. Struktur flat slab,
struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini boleh dikatakan tidak ada gedung
bertingkat yang tidak menggunakan beton pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman
dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai
bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan
dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan
baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.
c). P.W. Abeles
P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran ”full
prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton bertulang biasa
dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan full prestressing ini tidak ekonomis,
menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan full prestressing dapat
sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa
dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan demikian timbullah gagasan baru yang
dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip
penulangan penampang atau dikenal dengan nama “partial prestressing”. Yang mana didalam
penampang diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik.
“Partial prestressing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s Departement untuk digunakan
pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi sampai 45
kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan biasa. Freyssinet
sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa “partial prestressing” mengembangkan
struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “load balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong
dipakainya “partial prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi
praktisnya bagi perencanaan.
2. Aplikasi
Penggunaan sistem prategang pada elemen struktural linier adalah dengan memberikan
gaya konsentris atau eksentris dalam arah longitudinal. Gaya ini mencegah berkembangnya retak
dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah
kritis pada kondisi beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut.
Selain itu, pemberian tegangan (stressing) juga digunakan pada cerobong reaktor nuklir,
pipa, dan tangki cairan, yang pada dasarnya mengikuti prinsip-prinsip dasar yang sama dengan
pemberian prategang linier. Tegangan melingkar pada struktur silindris atau kubah menetralisir
tegangan tarik di serat terluar dari permukaan kurvilinier yang disebabkan oleh tekanan kandungan
internal.
Struktur beton prategang mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
a) Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif.
b) Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki.
c) Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang.
d) Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif.
e) Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa.
f) Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
Adapun kekurangan dari penggunaan beton prategang adalah :
a) Dengan ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah, maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan natural frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah.
b) Penggunaan bahan-bahan bermutu tinggi mengakibatkan harga satuan pekerjaan menjadi lebih tinggi.
c) Pengerjaan membutuhkan menuntut ketelitian yang lebih tinggi dan pengawasan yang lebih ketat dari pelaksana ahli.
3. Sifat-Sifat Bahan
a) Beton
Untuk beton pratekan diperlukan mutu beton yang tinggi (min K-300) karena mempunyai
sifat penyusutan dan rangkak yang rendah mempunyai modulus elastisitas dan modulus tekan yang
tinggi serta dapat menerima tegangan yang lebih besar dibandingkan beton mutu rendah,. Sifat-sifat
ini sangat penting untuk menghindarkan kehilangan tegangan yang cukup besar akibat sifat-sifat
beton tersebut.
b) Baja Prategang
Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum dipakai pada struktur beton prategang. Baja untuk beton prategang terdiri dari:
Kawat baja
Kawat baja disediakan dalam bentuk gulungan, kawat dipotong dengan panjang tertentu dan dipasang di pabrik atau lapangan. Baja harus bebas dari lemak untuk menjamin rekatan antara beton dengan baja prategang.
Untaian kawat (strand)
Kekuatan batas strand ada 2 jenis yaitu 1720 MPa dan 1860 MPa, yang lazim dipakai adalah strand dengan 7 kawat.