Kelompok 2

18
KAITAN DIABETES MELLITUS DENGAN MASALAH GIZI, INTERAKSI OBAT DAN ZAT GIZI PENDERITA Kelompok 2

Transcript of Kelompok 2

KAITAN DIABETES MELLITUS DENGAN MASALAH GIZI,

INTERAKSI OBAT DAN ZAT GIZI PENDERITA

Kelompok 2

Diabetes mellitusDiabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme karbohidrat.

Gangguan metabolisme ini juga menyebabkan gangguan metabolisme zat gizi lain yang saling berinteraksi. Oleh karena itu, DM merupakan salah satu dari “Nutrition Related Disease” dimana gangguan salah satu metabolisme zat gizi dapat menimbulkan penyakit.

Glukosa tidak bisa diubah menjadi glukogen secara sempurna karena defisiensi insulin. Glukosa juga akan melalui ginjal, sehingga urinenya mengandung glukosa. Ini yang sering disebut orang sebagai kencing manis.

Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian

Pada hipoglikemia, kadar glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl

Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Dari hasil survei yang pernah dilakukan di Inggris diperkirakan 2 – 4% kematian pada penderita diabetes tipe 1 disebabkan oleh serangan hipoglikemia.

Hipoglikemia

HipoglikemikaSerangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi

apabila penderita:

1. Lupa atau sengaja meninggalkan makan

2. Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi

3. Berolah raga terlalu berat

4. Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis besar

5. Minum alkohol, Stress

6. Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia

Disamping penyebab di atas hal yang perlu diperhatikan apabila penderita mengalami hipoglikemik, penyebabnya adalah:

7. Dosis insulin yang berlebihan

8. Saat pemberian yang tidak tepat

9. Penggunaan glukosa yang berlebihan misalnya olahraga anaerobic berlebihan

Kaitan DM-Masalah GiziPenderita diabetes memiliki risiko dua kali lebih besar terkena

serangan jantung dan stroke daripada orang-orang yang tidak menderita diabetes.

Penelitian yang dilakukan oleh America  Hearth Association telah mengindikasi bahwa orang-orang yang mengalami obesitas berisiko terkena serangan jantung, karena kelebihan berat badan di sekitar pinggang

Berbicara tentang kolesterol, orang-orang dengan diabetes harus dengan ekstra hati-hati mengawasi kadar kolesterolnya, karena vesel darah telah melemah oleh glukosa yang berlebihan di tingkat darah

Penderita diabetes harus sangat berhati-hati dengan tingkat kolesterol di arteri yang dapat memblok lebih mudah daripada orang yang tidak menderita diabetes. Pengawasan kolesterol menjadi penting bagi siapa saja, namun lebih penting bagi penderita diabetes.

Terapi Gizi DMTerapi Gizi pada DM Tipe 1

Perlu ditetapkan perencanaan makan berdasarkan asupan makan sehari-hari, digunakan sebagai dasar mengintegrasikan terapi insulin dengan pola makan dan latihan jasmani yang biasanya dilakukan.

Individu yang menggunakan terapi insulin dianjurkan makan pada waktu yang konsisten dan sinkron dengan waktu kerja insulin yang digunakan. Selanjutnya individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis insulin dan jumlah makanan yang biasa dimakan.

Terapi Gizi DMTerapi Gizi Pada DM Tipe 2

Tujuan terapi gizi medis pada diabetes tipe 2 ditekankan pada pengendalian glukosa, lipid, dan hipertensi.

Perencanaan makan dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Pengaturan porsi makanan sedemikian rupa sehingga asupan zat gizi tersebar sepanjang hari.

Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10kg) sudah terbukti dapat meningkatkan control diabetes.

Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari

Zat Gizi yang DianjurkanZat Gizi Makro

1. Protein 10-20% energi

2. Karbohidrat 45-65 % energi

3. Lemak jenuh <7% asupan energi sehari, sedangkan kolesterol <300 mg per hari

Zat Gizi yang Dianjurkan1. Sukrosa

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk control glukossa darah pada individu dengan diabetes tipe 1 dan 2.

Sukrosa dan makanan yang mengandung sukrosa harus diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat makanan lain

2. Pemanis

Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil daripada sukrosa dan kebanyakan karbohidrat jenis tepung-tepungan. Dalam hal ini fruktosa dapat memberikan keuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes.

Fruktosa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes. Penderita disiplemia hendaknya menghindari mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah besar,

3. Serat

Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari.

4. Natrium

Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan penduduk biasa yaitu tidak lebih dari 3000 mgr, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, dianjurkan 2400 mgr natrium perhari.

Zat Gizi yang Dianjurkan

Hipoglikemika5. Mikronutrien : Vitamin dan Mineral

Apabila asupan gizi cukup, biasanya tidak perlu menambah suplementasi vitamin dan mineral.

Kekurangan magnesium dapat berperan pada resistansi insulin, intoleransi karbohidrat dan hipertensi, data yang ada menyarankan bahwa evaluasi rutin kadar magnesium serum dianjurkan pada pasien yang mempunyai resiko tinggi untuk menderita defisiensi magnesium.

Suplementasi kalium mungkin diperlukan bagi pasien yang kehilangan kalium kerena menggunakan diuretik.

Hiperkalimea dapat terjadi pada pasien dengan insufiensi ginjal atau hipoaldosteronisme hiporeninemik atau pasien rawat inap yang minum angiotensin converting enzyim inhibitor, dalam hal ini dapat dilakukan pembatasan kalium dalam diet pasien.

Zat Gizi yang Dianjurkan

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:

1. Pemicu sekresi insulin : sulfonylurea dan glinid

2. Peningkat sensivitas terhadap insulin : metformin dan tiazolidindion

3. Penghambat glukoneogenesis : metformin

4. Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase alfa

5. dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor

Suntikan

6. Insulin

7. Agonis GLB-1/incretin mimetic

Interaksi Obat

Interaksi obat anti diabetes oral (ADO)

1. Sulfonilurea vs akarbose meningkatkan efek hipoglikemi

Sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan insulin yang selanjutnya akan merubah glukosa menjadi glikogen.

Dengan adanya akarbose akan memperlambat absorbsi & penguraian disakarida menjadi monosakarida insulin >> daripada glukosa hipoglikema meningkat.

2. ADO vs Diuretik Tiazid meningkatkan kadar gula darah berdasarkan penghambatan pelepasan insulin oleh pankreas.

3. ADO vs Ca channel bloker hiperglikemia menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, kadar glukosa dalam darah meningkat mengikuti pengeluaran katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi, dan perubahan metabolisme pada glukosa.

Interaksi Obat

4. Sulfonilurea vs Klofibrate efek sulfonilurea meningkat dengan adanya klofibrate. berdasarkan pemindahan sulfonilurea dari ikatan protein plasma, perubahan ekskresi ginjal dan penurunan resistensi insulin.

5. Antidiabetika vs Sulfonamida peningkatan efek hipoglikemia.

Sulfonamida dapat menggantikan posisi dari sulfonilurea dalam hal pengikatan pada protein dan plasma sehingga sulfonilurea dalam darah meningkat.

Interaksi Obat

WHO, 2010: Diabetes mellitus sauk kategori enam penyakit tak menular penyebab kemaitian, dengan 1.3 juta kematian

Refleksi

Novo Nordisk (Perusahaan Kesehatan Global dari Denmark, 2011): Penderita Diabetes mellitus Indonesia sekitar 7.6 juta.

Indonesia merupakan negara urutan ketujuh dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah Cina, India, Amerika serikat, Brasil, Rusia, dan Meksiko.

Mari Wujudkan Indonesia Sehat!

Indonesia Maju Tanpa Diabetes mellitus dan

Masalah Gizi

1Obatan baru yang diharapkan dapatmengatasi hiperglikemia pada

penderita DM tipe 2.Pada manusia terdapat dua jenis hormon incretin utama, yaitu glucagon-like peptide-1 (GLP-1) dan glucose-dependent insulinotropic polypeptide (GIP). Keduanya merupakan hormon yang bersifat insulinotropik kuat dan sekresinya akan meningkat setelah pemberian glukosa oral. Peningkatan aktivitas GLP-1 dan GIP saat ini telah menjadi target terapi pada penderita DM tipe 2. 

Mekanisme kerja golongan obat ini menyerupai kerja dari GLP-1 endogen (incretin mimetic). Exenatide (Byetta) pada awalnya diisolasi dari air liur binatang melata gila monster adalah suatu peptida yang 50% homolog dengan GLP-1, merupakan aktivator kuat dari reseptor GLP-1 dan resistan terhadap enzim DPP-4 sehingga dapat menyebabkan waktu paruh dari GLP-1 menjadi lebih panjang. 

2Peran DPP4 Inhibitor terhadap Perbaikan Sekresi Insulin dan

Perbaikan Biomarker Resiko Komplikasi pada DM tipe 2

Mekanisme kerja dari golongan DPP-4 inhibitor adalah meningkatkan kadar dan aksi dari GLP-1 dan GIP (GLP-1 reseptor agonis), meningkatkan sekresi insulin sesuai dengan kadar glukosa darah, dan menekan sekresi glukagon dari sel alfa pankreas. Sitagliptin (obat oral pertama dari golongan DPP-4