Kelompok 1Tugas 2 PTK.docx

15
MAKALAH DISKUSI TENTANG “WAWASAN LINK AND MATCH” Oleh : Ketua : Akhmad Anjawandana 5201413085 Anggota : M. Khozin Hidayat 5201413005 Akhmad Khoirul Mubarok 5201413010 Afrizal Megadana 5201413032 Andi Winarto 5201413017 Andhika Rizky K 5201413049 Aditya Bayu S. 5201414057 Ahmad Wahyu P. 5201412018 Aji Anjang M 5201413037 Andi Fepri R. 5201414020 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

description

ptk

Transcript of Kelompok 1Tugas 2 PTK.docx

MAKALAH DISKUSI TENTANG

“WAWASAN LINK AND MATCH”Oleh :

Ketua :

Akhmad Anjawandana 5201413085

Anggota :

M. Khozin Hidayat 5201413005

Akhmad Khoirul Mubarok 5201413010

Afrizal Megadana 5201413032

Andi Winarto 5201413017

Andhika Rizky K 5201413049

Aditya Bayu S. 5201414057

Ahmad Wahyu P. 5201412018

Aji Anjang M 5201413037

Andi Fepri R. 5201414020

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Link and match adalah kebijakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia

industri khususnya. Beberapa prinsip yang akan dipakai sebagai strategi dalam

kebijakan Link and Match diantaranya adalah model penyelenggaraan. Pendidikan

Sistem Ganda (PSG).

PSG pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan

keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program

pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui

kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, untuk mencapai suatu tingkat keahlian

profesional tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang

mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan ini adalah strategi proaktif yang

menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK,

masyarakat dan dunia usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut.

(Sugihartono dalam Dias 2009:12) mengungkapkan “Pendidikan Sistem Ganda

pada dasarnya merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian

profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di

sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja

langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional

tertentu”. “Sistem ganda (dual system) merupakan model penyelenggaraan pendidikan

kejuruan dimana perencanaan dan pelaksanaan pendidikan diwujudkan dalam

bentuk kemitraan dunia kerja dengan sekolah, sehingga penyelenggaraan

pendidikan berlangsung sebagian di sekolah dan sebagian lagi di dunia usaha atau

dunia industri”. (Pakpaham dalam Dias, 2011 : 12)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan sistem ganda

adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian yang dilaksanakan dalam

Sekolah Menengah Kejuruan dengan cara menerapkan keahlian

kejuruan/keahliannya secara langsung di dunia usaha/dunia industri dalam kurun

waktu tertentu untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

Pendidikan sisitem ganda ini juga bertujuan untuk membentuk disiplin,

mental kerja dan sikap kerja siswa yang positif, terbentuknya sikap kerja positif

siswa bermanfaat ketika siswa sudah terjun ke dunia industri sepenuhnya.

Terjalinnya kerjasama antara

pihak sekolah dengan pihak industri dapat memberi tempat bagi siswa lulusan dan

industri pasangan tidak khawatir dengan kompetensi yang dimiliki siswa.

Praktik kerja industry adalah bagian dari pendidikan sistem ganda sebagai

program bersama antara SMK dan Industri yang dilaksanakan di dunia usaha

maupun dunia industri. Pengalaman praktik kerja industri memberikan wawasan dan

tambahan ilmu pengetahuan kepada peserta didik untuk siap bekerja setelah ia lulus dari

SMK. Hal ini, karena peserta didik telah melihat dan terbiasa dengan keadaan

dunia kerja yang sebenarnya. Selain itu, dengan adanya praktik kerja industri peserta

didik dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di

sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari

SMK.

Pada saat peserta didik melaksanakan praktik kerja industri, peserta didik

dituntut untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar

mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika peserta

didik tersebut tidak bersungguh-sungguh, peserta didik tidak akan terbiasa dengan

keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan peserta didik menjadi

kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja

setelah lulus dari SMK.

Selama tiga tahun kegiatan pembelajaran disekolah, seharusnya setiap siswa

pernah mengalami kegiatan praktik kerja industry. Dalam kegiatan ini siswa dituntut

dapat menggabungkan kemampuan kognitif yang mereka miliki ke dalam suatu kegiatan

yang bersifat psikomotor.“kegiatan pratikum bukan hanya membantu siswa untuk

memahami konsep, tetapi dapat mendorong siswa untuk belajar, membuat siswa

mengerjakan sesuatu dan belajar mengerjakan sesuatu”(Widodo dalam Dias 2011:17).

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana konsep dasar link and match dalam pendidikan

2. Mengapa link and match dibutuhkan dalam dunia pendidikan

3. Pendekatan apa saja yang digunakan untuk mewujudkan link and match dalam dunia

pendidikan

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar link and match dalam pendidikan

2. Mengetahuiperlunya link and match dalam dunia pendidikan

3. Mengetahui pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan link and

match dalam dunia pendidikan

BAB II

ISI

A. Konsep Link and Match.

Konsep keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara dunia pendidikan

dan dunia kerja yang dicetuskan mantan Mendiknas Prof. Dr. Wardiman perlu

dihidupkan lagi. Konsep itu bisa menekan jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi

yang dari ke hari makin bertambah.

Selanjutnya Soemarso, Ketua Dewan Pembina Politeknik dan juga dosen UI

mengatakan bahwa konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja

dianggap ideal. Jadi, ada keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan penggunanya.

Menurut Soemarso, dengan adanya hubungan timbal balik membuat perguruan tinggi

dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan kerja. Contoh nyata Link and

Match dengan program magang. Perbaikan magang, dimaksudkan agar industri juga

mendapatkan manfaat. Selama ini ada kesan yang mendapatkan manfaat dari magang

adalah perguruan tinggi dan mahasiswa, sedangkan industri kebagian repotnya.

Di sisi lain, produk dari Perguruan Tinggi menghasilkan sesuatu yang amat

berharga dan bukan hanya sekedar kertas tanpa makna, yaitu produk kepakaran, produk

pemikiran dan kerja laboratorium. Produk-produk ini masih sangat jarang dilirik oleh

industri di Indonesia. Produk kepakaran yang sering dipakai adalah yang bersifat

konsultatif. Tetapi produk hasil laboratorium belum di akomodasi dengan baik.

B. Perlunya Link and Match dalam Dunia Pendidikan

Menjalankan Link and Match bukanlah hal yang sederhana. Karena itu, idealnya,

ada tiga komponen yang harus bergerak simultan untuk menyukseskan program Link and

Match yaitu perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah. Dari ketiga

komponen tersebut, peran perguruan tinggi merupakan keharusan dan syarat terpenting.

Kreativitas dan kecerdasan pengelola perguruan tinggi menjadi faktor penentu bagi

sukses tidaknya program tersebut.

Ada beberapa langkah penting yang harus dilakukan suatu perguruan tinggi untuk

menyukseskan program Link and Match. Perguruan tinggi harus mau melakukan riset ke

dunia kerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui kompentensi (keahlian) apa yang paling

dibutuhkan dunia kerja dan kompetensi apa yang paling banyak dibutuhkan dunia kerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan salah satu perguruan tinggi di Indonesia

diketahui, keahlian (kompentensi) yang paling banyak dibutuhkan dunia kerja adalah

kemampuan komputasi (komputer), berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan

kemampuan akuntansi. Selain itu, perguruan tinggi juga harus mampu memprediksi dan

mengantisipasi keahlian (kompetensi) apa yang diperlukan dunia kerja dan teknologi

sepuluh tahun ke depan.

Jika program Link and Match berjalan baik, pemerintah juga diuntungkan dengan

berkurangnya beban pengangguran (terdidik). Karena itu, seyogianya pemerintah secara

serius menjaga iklim keterkaitan dan mekanisme implementasi ilmu dari perguruan

tinggi ke dunia kerja sehingga diharapkan program Link and Match ini berjalan semakin

baik dan semakin mampu membawa manfaat bagi semua pihak.

Manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan Link and Match sangat besar.

Karena itu, diharapkan semua stake holders dunia pendidikan bersedia membuka mata

dan diri dan mulai bersungguh-sungguh menjalankannya. Perguruan tinggi harus lapang

dada menerima bidang keahlian (kompentensi) yang dibutuhkan dunia kerja sebagai

materi kuliah utama. Perusahaan juga harus membuka pintu selebar-lebarnya bagi

mahasiswa perguruan tinggi yang ingin magang (bekerja) di perusahaan tersebut.

Sedangkan Pemerintah harus serius dan tidak semata memandang program Link and

Match (keterkaitan dan kesepadanan) sebagai proyek belaka.

C. Pendekatan dalam Mewujudkan Link and Match

1. Pendekatan Sosial

Pendekatan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan

masyarakat pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan

dan pada pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan (Husaini Usman,

2006: 56). Menurut A.W. Gurugen pendekatan sosial merupakan pendekatan

tradisional bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga

dan fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta

memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas

(Djumberansyah Indar, 1995: 30). Sebagai contoh penerapan pendekatan ini adalah

diterapkannya sistem ganda melalui kebijakan Link and Match.

Selanjutnya dalam pendekatan ini ada beberapa kelemahan dalam pendekatan

ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pendekatan ini mengabaiakan masalah alokasi dalam skala nasional, dan secara

samar tidak mempermasalahkan besarnya sumber daya pendidikan yang

dibutuhkan arena beranggapan bahwa penggunaan sumberdaya pendidikan yang

terbaik adalah untuk segenap rakyat Indonesia.

b. Pendekatan ini mengabaikan kebutuhan ketenagakerjaan yang diperlukan

dimasyarakat sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sebenarnya kurang

dibutuhkan masyarakat.

c. Pendekatan ini cenderung hanya menjawab pemerataan pendidikan saja sehingga

kuantitas lebih diutamakan dari pada kualitanya (Syaefudin Sa’ud, 2006: 236).

2. Pendekatan Ketenagakerjaan

Di dalam pendekatan ketenagakerjaan ini kegiatan-kegitan pendidikan

diarahkan kepada usaha untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga kerja pada

tahap permulaan pembangunan tentu saja memerlukan banyak tenaga kerja dari

segala tingkatan dan dalam berbagai jenis keahlian. Dalam keadaan ini kebanyakan

negara mengharapkan supaya pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga

kerja yang terampil untuk pembangunan, baik dalam sektor pertanian, perdagangan,

industri dan sebagainya (Jusuf Enoch, 1992: 90). Untuk itu perencana pendidikan

harus mencoba membuat perkiraan jumlah dan kualitas tenaga kerja dibutuhkan oleh

setiap kegiatan pembangunan nasional.

Dalam teorinya pendekatan ini lebih mengutamakan keterkaitan lulusan sistem

pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja, didalam pendekatan ini

juga mempunyai kelemahan, dimana ada tiga kelemahan yang paling utama, yaitu;

a. Mempunyai peranan yang terbatas dalam perencanaan pendidikan, karena

pendekatan ini mengabaikan keberadaaan sekolah umum karena hanya akan

menghasilkan pengangguran saja, pendekatan ini lebih mengutamakan sekolah

menengah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan kerja.

b. Menggunakan klasifikasi rasio permintaan dan persediaan

c. Tujuan dari pada pendekatan ini hanyalah untuk memenuhan kebutuhan tenaga

kerja, disisi lain tuntutan dunia kerja berubah ubah sesuai dengan cepatnya

perubahan zaman (Husaini Usman, 2006: 59).

BAB III

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Konsep Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan) merupakan konsep keterkaitan

antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja, atau dengan kata lain Link and Match

ini adalah keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan penggunanya. Dengan

adanya keterkaitan ini maka pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja dapat

mengadakan hubungan-hubungan dengan dunia usaha/industri secara baik karena

sekolah mempunyai peran aktif dalam mencetak siswa yang unggul dan kompeten

terhadap bidangnya, salah satunya dengan cara bekerjasama dengan perusahaan-

perusahaan dan para praktisi bisnis yang sudah mapan.

2. Dengan link dan match ini suatu lembaga khususnya sekolah bisa mengadakan kerja

sama dengan pihak lain khususnya dengan perusahaan atau industri agar siswa bisa

magang di perusahaan tersebut. Sekolah harus mau melakukan riset ke dunia kerja.

Dengan adanya Link and Match tersebut sekolah dapat mengetahui kompentensi

(keahlian) apa yang paling dibutuhkan dunia kerja dan kompetensi apa yang paling

banyak dibutuhkan dunia kerja. Selain itu, Sekolah juga akan dapat memprediksi dan

mengantisipasi keahlian (kompetensi) apa yang diperlukan dunia kerja dan teknologi

sepuluh tahun ke depan. Dan yang lebih penting sekolah harus menjalin relasi dan

menciptakan link dengan banyak perusahaan agar bersedia menjadi arena belajar kerja

(magang) bagi siswa yang akan lulus. Dengan magang langsung (on the spot) ke

dunia kerja seperti itu, lulusan tidak hanya siap secara teori tetapi juga siap secara

praktik.

3. Adapun pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan Link and Match adalah

pendekatan social dan pendekatan ketenagakerjaan. Pendekatan sosial merupakan

pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat yang mana pendekatan ini

menitik beratkan pada tujuan pendidikan dan pemerataan kesempatan dalam

mendapatkan pendidikan. pendekatan sosial merupakan pendekatan tradisional bagi

pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi

memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan

pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas.

Pendekatan ketenagakerjaan merupakan pendekatan yang mengutamakan kepada

keterkaitan luusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada

berbagai sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa

pendidikan itu diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja

yang lebih baik sehingga tingkat kehidupannyadapat diperbaiki.

SARAN

Setelah mengetahui banyaknya pengangguran terdidik yang belum mendapatkan

pekerjaan beberapa saran yang dapat disampaikan melalui karya tulis ini, yaitu sebagai

berikut:

1. Sebaiknya pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan Link and Match adalah

pendekatan social dan pendekatan ketenagakerjaan. Pendekatan sosial merupakan

pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat yang mana pendekatan ini

menitik beratkan pada tujuan pendidikan dan pemerataan kesempatan dalam

mendapatkan pendidikan. pendekatan sosial merupakan pendekatan tradisional

bagi pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan

fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta

memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas.

2. Sekolah meningkatkan kerjasama dengan perusahaan untuk membuat suatu

program yang bisa mencetak mahasiswa handal tidak hanya akademik tetapi juga

skill.

3. Siswa wajib mengikuti seluruh program yang di tetapkan dan selalu di pantau

perkembangannya baik oleh Sekolah ataupun Perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Cammings, Williams. Studi Pendidikan dan Tenaga Kerja pada Beberapa Industri

Besar di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian BP3K

Enoch, Jusuf. 1992. Dasar-Dasar Perencanaan. Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Sayuti. 1987. Changing Manpower Requirements in The Face of Non-Oil

Growth, Labor Force Growth and Fast Tehnological Change. Jakarta: Bappenas

Indar, Djumberansyah. 1995. Perencanaan Pendidikan Strategi dan

Implementasinya. Surabaya: Karya Aditama

Limongan, Andreas. Masalah Pengangguran di Indonesia. Diakses Tanggal 07

Januari 2008

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, 2006. Perencanaan

Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif . Bandung: Remaja Rosdakarya.

Cet II

Sindhunata (ed). 2000. Menggegas Paradigma Baru Pendidikan: Demokrasi,

Otonomi, Civil Society, Globalisasi. Yogyakarta: Kanisius

Sindhunata (ed), 2001. Pendidikan Kegelisahan Sepanjang Zaman.

Yogyakarta:Kanisius

Soeharto, Bohar. 1991. Perencanaan Sosial Kasus Pendekatan. Bandung: Armico

Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu

Pengantar Bandung: Rosdakarya

Tilaar, H.A.R. 1999. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya. Cet

IV

Usman, Husaini. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara