Kelompok 1_Campak.ppt
-
Upload
dessy-andiningtyas -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
description
Transcript of Kelompok 1_Campak.ppt
Program Imunisasi Campak Kelas C-2011
Anggota Kelompok :
Dessy Andiningtyas 25010111130152
Febriana Rahayuningsih 25010111130168
Kusnia Wati Rahayu 25010111130187
Dian Islamiari Q. 25010111130206
Lia Achmad 25010111130221
Iin Prehatanti E2A008178
Kelompok 1
ETIOLOGI
Penyakit Campak disebabkan virus Campak (Measles Virus) Termasuk dalam Family Paramyxoviridae dan genus
Morbilivirus
Karakteristik :
1. Sensitif terhadap temperatur
2. Virus RNA berantai tunggal
3. Memiliki 1 tipe antigen
4. Berdiameter 150-300 μm
5. Punya simetris kapsid helix
6. dan berisi asam ribonukleat.
Masa Inkubasi dan Penularan
Masa inkubasi
Masa inkubasi penyakit Campak berkisar antara 8 –
13 hari atau rata-rata 10 hari.
Penularan
Penularan terjadi melalui udara, kontak langsung
dengan sekresi hidung atau tenggorokan dan jarang terjadi
oleh kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi
dengan sekresi hidung dan tenggorokan.
Tanda, Gejala, dan Diagnosa Penyakit Campak
1. Tanda
Tanda yang khas adalah adanya koplik spots, yaitu bercak putih keabuan dengan dasar merah di selaput lendir pipi bagian dalam, muncul 1-2 hari sebelum timbulnya rash, menyebar dari kepala ke anggota badan.
2. Gejala Klinis
* Stadium masa inkubasi :10 – 12 hari
Con’t
* Stadium masa prodormal :
demam, batuk, hidung beringus, peradangan mata,
bekas koplik yg khas
* Stadium akhir : Demam tinggi, ruam di seluruh
tubuh. Bercak kemerahan dapat menjadi hitam dan
kulit bersisik
* Komplikasi yang dapat terjadi konjugtivitis,
bronkopneumonia, radang telinga tengah, dan
peradangan otak
Con’t
Diagnosa Klinis
Mudah dilakukan karena
melihat pada gejala yang
ditunjukkan :
gejala batuk
Korisa
bercak Koplik dan ruam
makulopapular yang dimulai
dari wajah- seluruh tubuh
Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan Antigen
Pemeriksaan respon imun
serologis virus campak
- fiksasi komplemen
- ELISA (enzyme-linked immunoosorbent assay)
- Hemaglutination inhibition (HI)
Transmisi Campak
Reservoir dari penyakit campak adalah
manusia
Cara penularan dari penyakit ini adalah melalui
udara dengan penyebaran droplet, kontak
langsung, melalui sekret hidung atau
tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi.
Virus hidup dalam lendir di hidung dan
tenggorokan dari orang yang terinfeksi
Con’t . . .
Penularan campak dapat terjadi ketika
seseorang bersin atau batuk droplet
menyemprot ke udara masuk ke hidung atau
tenggorokan orang lain ketika mereka menghirup
atau meletakkan jari-jari mereka di mulut atau
hidung mereka setelah menyentuh permukaan
yang terinfeksi.
Virus ini dapat hidup di permukaan yang
terinfeksi sampai 2 jam.
Con’t
Masa penularan
empat hari sebelum bercak
kemerahan/rash sampai 4
hari setelah timbul bercak
kemerahan/rash, puncak
penularan pada saat gejala
awal (fase prodromal), yaitu
1-3 hari pertama sakit
(Depkes RI, 2008).
• Campak sangat menular dengan >90% tingkat serangan sekunder dikalangan orang yang rentan satu orang terinfeksi, maka 90% dari orang yang dekat dengan orang tersebut yang tidak kebal juga akan menjadi terinfeksi dengan virus campak
Pengobatan
Pengobatan yang spesifik untuk
penyakit campak hingga sekarang belum
ditemukan. Ketika seseorang didiagnosis
terkena infeksi campak maka dengan segera
diberikan suplemen vitamin A yang berguna
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
penderita.
Jadwal Pemberian Vitamin A
Usia Pemberian awal Pemberian hari berikutnya
<6 bulan 50.000 IU 50.000 IU
6-11 bulan 100.000 IU 100.000 IU
≥12 bulan 200.000 IU 200.000 IU
Dosis ketiga vitamin A diberikan pada 2-4 minggu
kemudian apabila terdapat tanda-tanda defisiensi vitamin A
(buta senja, bitot spots, konjungtiva dan kornea tampak kering,
ulkus kornea berkabut)
Pengobatan untuk Komplikasi1. Otitis media akut antibiotik kotrimoksazol-
sulfametokzasol.
2. Ensefalitis mereduksi jumlah pemberian cairan ¾
kebutuhan, kortikosteroid, koreksi elektrolit dan
ganguan gas darah
3. Bronchopneumonia antibiotik ampisilin 100
mg/kgBB/hari dalam 4 dosis
4. Enteritis, pada keadaan berat anak mudah dehidrasi
sehingga perlu pemberian cairan intravena.
Riwayat Alamiah Penyakit1. Tahap Prepatogenesis
a. Tahap Rentan (Susceptability)
Host memiliki status gizi buruk, imunitas turun, intensitas dengan penderita campak atau agent tinggi.
b. Tahap subklinis (pre-symptomatic)
Virus campak mengembangkan daya infektifnya dan siap menyerang ketika host lengah.
Con’t2. Tahap Patogenesis
Virus campak memperbanyak diri dan menimbulkan manifestasi
klinis seperti : demam, konjungtivitis, koplik spot, batuk yang dapat
bertambah parah atau menyebar ke seluruh tubuh komplikasi
3. Tahap Akhir
Sembuh total atau sbg carier, sembuh namun masih ada bekas
ruam kulit
Perkembangan Campak di Indonesia
Di Indonesia, program imunisasi
campak dimulai tahun 1982 dan
masuk dalam pengembangan
program imunisasi.
Tahun 1991, Indonesia
dinyatakan telah mencapai UCI
(Universal Child Immunization)
yang berdampak positif
terhadap penurunan insidensi
campak pada balita
Selama periode 1992 – 1997
terjadi penurunan dari 20,08
per 10.000 orang menjadi 3,4
per 10.000
Walaupun imunisasi campak
telah mencapai UCI, tetapi di
beberapa daerah masih
mengalami KLB Campak,
terutama daerah katong
dengan cakupan imunisasi
rendah (Depkes RI, 2006).
Con’t
Sidang WHO 1996 : Eradikasi
campak memungkinkan untuk
dilakukan, yang akan tercapai
10-15 tahun setelah di
eliminasi
Sidang WHA 1998 : Reduksi
campak dilakukan dengan
cara mengurangi angka
kesakitan sebesar 90% dan
angka kematian sebesar 95%
Indonesia termasuk salah satu
dari 47 negara penyumbang
kasus campak terbesar di
dunia (Depkes RI, 2008).
Tahun 2008, angka absolut
campak 15.369 kasus
(WHO).
Prevalensi nasional campak
adalah 1,8% (Riskesdas 2007)
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Campak
a. Host (Penjamu)
1. Status imunitas atau kekebalan
2. Usia Host
3. Jenis Kelamin
4. Umur Pemberian Imunisasi
5. Pekerjaan
6. Pendidikan
7. Pemberian Imunisasi
8. Status Gizi
9. ASI Eksklusif
Con’tb. Environment (Lingkungan)
1. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Desa terpencil, pedalaman, daerah yang tidak terjangkau
pelayanan kesehatan, khususnya imunisasi merupakan daerah rawan
terhadap penularan penyakit Campak.
• Status imunitas populasi
Merupakan faktor yang menentukan penyakit berkembang
pesat dalam suatu populasi jika terdapat akumulasi anak-anak yang
rentan. Ketika penyakit ini masuk ke dalam komunitas tertutup yang
belum pernah mengalami endemi, suatu epidemi akan terjadi dengan
cepat.
PENCEGAHAN
A. Tingkat Awal (Priemordial) : masa prepatogenesis
Memantapkan status kesehatan balita dengan
memberikan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan
tubuh.
B. Tingkat Pertama (Primary)
Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.
Imunisasi virus campak hidup yang dilemahkan, diberikan pada
semua anak berumur 9 bulan
Imunisasi MMR (Meales Mump Rubella) pada usia 15 bulan.
C. Tingkat Kedua (Secondary)
Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui
pemeriksaan fisik atau darah.
Mencegah perluasan infeksi.
Pengobatan simtomatik untuk mengurangi keluhan penderita
yakni antipiretik, antibiotika (diberikan bila terjadi infeksi
sekunder untuk mencegah komplikasi)
Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh mengurangi terjadinya
komplikasi campak
Con’t
D. Tingkat Ketiga (Tertiary)
Bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian.
Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak.
Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun
secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan
imunitas mereka
Secara keseluruhan, pencegahan penyakit campak yang
paling utama imunisasi / vaksinasi campak.
Con’t
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI UMUM
Distribusi dan Frekuensi Penyakit
a. Menurut OrangSangat menular dan menginfeksi anak usia < 15 bln,
anak usia sekolah, remaja & dewasaEndemis di masy. Metropolitan endemi tiap 2-4 th
(bila 30-40% anak rentan tidak divaksinasi)
b. Menurut TempatKasus dapat terjadi dimana sajaAfrika & Asia menginfeksi 30 juta
orang/tahunAfghanistan 1.141 kasus (2007)Myanmar 735 kasus (2006)
c. Menurut WaktuVirus stabil pada suhu dengan kelembaban dibawah
40%4 Musim meningkat pada akhir musim dingin &
awal musim semiTropis meningkat pada musim panas
Con’t
Distribusi dan Frekuensi Penyakit
d. Menurut UmurNegara industri , sebelum imunisasi
disosialisasikan secara luas kebanyakan pada usia 4-6 tahun setelah cakupan imunisasi luas, peningkatan kasus bergeser pada usia lebih tua, remaja dan dewasa muda
b. Menurut Jenis KelaminTidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan
antara laki-laki dan perempuan
Tahun 2005 terjadi 345.000 kematian di dunia dengan 311.000 kasus terjadi pada anak usia < 5 th
Tahun 2006 terjadi 242.000 kematian = 27 kematian tiap jamnya
Tahun 2007 terjadi 197.000 kematian> 95% kematian campak terjadi di negara berkembang
Distribusi Angka Kematian Campak
Con’t
Cakupan imunisasi campak
WHO terapkan strategi 4 komponen :1. Melakukan imunisasi campak 1 dosis untuk semua
bayi2. Kesempatan ke-2 imunisasi campak bagi anak-
anak3. Surveilans yang efektif4. Meningkatkan perawatan termasuk
suplementasi vitamin AHasil penerapan :1. Peningkatan cakupan imunisasi campak dosis
pertamana di dunia dari 71% (1999) 77% (2005)
2. Meningkatnya cakupan imunisasi campak di Asia Tenggara dari 61% (2000) 79% (2011)
Gambaran Epidemiologi di Indonesia
a. Distribusi Frekuensi Orang
Menular dan menginfeksi anak-anak pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja
Tempat
Di perkotaan (2-4 tahun sekali), di pedesaan jarang terjadi tetapi bisa menjadi wabah
Waktu
Peningkatan kasus terjadi pada bulan Maret dan mencapai puncak pada bulan Mei, Agustus, September dan Oktober
Cont’b. Faktor Determinan
Host
- Status Imunisasi
Balita yang tidak mendapat imunisasi campak kemungkinan kena penyakit campak sangat besar
- Status Gizi
Balita dengan status gizi kurang mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit campak
Environment
Keterjangkauan pelayanan kesehatan mempengaruhi kerentanan dalam penyebaran penyakit
Tujuan Program Imunisasi Campak (2004)
Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat campak, sebagai penyakit yang termasuk ke dalam Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Con’tTujuan Khusus
Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada
bayi di 100% desa Kelurahan
Tercapainya RECAM (Reduksi Campak) tahun 2006
Mencegah penderitaan anak akibat penyakit dan kemungkinan
cacat atau kematian
Menghilangkan kecemasan keluarga mengenai biaya
pengobatan dan kenyamanan hidup anak
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berpendidikan untuk melanjutkan pembangunan negara
Strategi P3MWHO mencanangkan beberapa dengan tekanan strategi
yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu :
1.Tahap Reduksi : Tahap pengendalian campak dan Tahap pencegahan KLB
2. Tahap Eliminasi
Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan harus diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
3. Tahap Eradikasi.
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus campak sudah terputus dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.
Strategi reduksi campak di Indonesia
1. Imunisasi rutin pada bayi 9-11 bulan (UCI desa > 80%)
2. Imunisasi tambahan (suplemen)
3. Surveilans (Surveilans rutin,SKD-respon KLB &
Penyelidikan KLB).
4. Tata laksana kasus (case management)
5. Pemeriksaan Laboratorium
6. Penanggulangan KLB.
Strategi surveilans campak
1. Surveilans Rutin
2. SKD dan Respon KLB campak
3. Penyelidikan dan penanggulangan setiap KLB campak
4. Pemeriksaan laboratorium pada kondisi tertentu
5. Studi epidemiologi
Kegiatan Surveilans Campak dalam Program Eradikasi Campak
Surveilans Rutin
Surveilans rutin dilaksanakan terutama oleh surveilans
puskesmas serta surveilans kabupaten/kota.
Sistem Kewaspadaan Dini KLB Campak
Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB perlu
dilaksanakan kegiatan kewaspadaan dini KLB.
Con’t
Strategi penanggulangan KLB
Campak
a. Penyelidikan Epidemiologi
KLB campak
b. Penanggulangan KLB
campak
c. Pemeriksaan Laboratorium
Strategi Operasional Tingkat Puskesmas untuk Mencapai
Reduksi Campak
a. Imunisasi rutin pada bayi 9 – 11 bulan (UCI Desa ≥ 80%)
b. Imunisasi tambahan (suplemen)
c. Surveilans (surveilan rutin, sistem kewaspadaan dini dan respon KLB)
d. Penyelidikan & penanggulangan KLB
e. Pemeriksaan laboratorium
Ukuran Epidemiologi Campak
1. Incidence Rate
Dari profil kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 dilaporkan Incidence Rate campak di Indonesia sebesar 0,73 per 10.000 penduduk.
Dari profil kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 dilaporkan Incidence Rate campak di Indonesia sebesar 0,73 per 10.000 penduduk.
Con’t. . .
2. Insidence Cumulative
Insiden kumulatif di kota Cirebon pada tahun 2010 yaitu 11,38 per 10.000 penduduk dan menurun pada tahun 2011 menjadi 4.79 per 10.000 penduduk
Insiden kumulatif di kota Cirebon pada tahun 2010 yaitu 11,38 per 10.000 penduduk dan menurun pada tahun 2011 menjadi 4.79 per 10.000 penduduk
Con’t. . .3. Case Fatality Rate (CFR)
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahunyang sama.
K = Konstanta
CFR = (P/T) kCFR = (P/T) k
Con’t. . .Selama tahun 2005 di Provinsi Jawa Barat dilaporkan KLB
campak sebanyak 43 kali dengan jumlah kasus sebanyak 646
(CFR = 1,24%) terjadi di 11 Kabupaten dan 3 Kota di Jawa Barat.
Dari profil kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010
dilaporkan CFR pada KLB campak pada tahun 2010 adalah 0,233
%.
Con’t. . .4. Prevalensi
- Menurut hasil Riskesdas tahun 2007 di Sulawesi Selatan.
prevalensi campak klinis sebesar 1,32%, tertinggi di Kabupaten Tana Toraja (7,1%) dan terendah di beberapa kabupaten dengan prevalensi 0,1%.
- Prevalensi campak klinis 12 bulan terakhir di Indonesia adalah 1,2%, tertinggi di provinsi Gorantalo (3,2%) dan terendah di provinsi Lampung dan Bali (0,4%).
Pemantauan populasi rentan
Pemantauan populasi rentan (susceptible) atau tak terlindungi imunisasi campak dapat dihitung dengan rumus :
Batas nilai populasi rentan adalah = 5%
Prc = Jumlah populasi rentan campak pada tahun (x)Px = Jumlah populasi bayi pada tahun (x)Ci.x = % cakupan imunisasi tahun (x)BS = Jumlah Bayi sakit campak selama periode thn xAM = Jurnlah Bayi meninggal selama periode tahun (x)