Kelompok 11 Sari Belimbing Instan

32
INSTAN SARI BUAH ( Diajukan guna memenuhi tugas Teknologi Pengolahan Buah dan Sayur ) Oleh : Tri Yuli Islamiyah 101710101058 Asri Aprilia Anisa 101710101066 Alfindya Balgies Dardiri 101710101070 Imeilda Nury Prasvita 101710101080 Ikhtiar Rini P. 101710101083 Inna Manikam 101710101098 Nawinda Kasmara 101710101102 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Transcript of Kelompok 11 Sari Belimbing Instan

INSTAN SARI BUAH

( Diajukan guna memenuhi tugas Teknologi Pengolahan Buah dan Sayur )

Oleh :

Tri Yuli Islamiyah 101710101058

Asri Aprilia Anisa 101710101066

Alfindya Balgies Dardiri 101710101070

Imeilda Nury Prasvita 101710101080

Ikhtiar Rini P. 101710101083

Inna Manikam 101710101098

Nawinda Kasmara 101710101102

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah – buahan memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi tubuh,

namun banyak buah memiliki daya simpan yang cukup singkat sehingga

menyebabkan buah tersebut cepat membusuk. Pengawetan terhadap buah- buahan

sangat sering dilakukan oleh masyarakat. Namun , pengawetan dengan

menggunakan bahan alami untuk menghindari efek dari bahan kimia masih sangat

jarang dilakukan oleh masyarakat luas. Peningkatan daya simpan dari buah-

buahan melalui pengawetan alami dapat dikembangkan. Salah satunya dengan

menggunakan buah Belimbing Wuluh (Averrhoa billimbi L).

Belimbing wuluh adalah tanaman buah asli Indonesia yang mudah

ditanam dan tidak memerlukan perawatan khusus. Menurut Tohir (1981), pohon

belimbing wuluh berbunga dan berbuah sepanjang tahun tetapi tidaklah sebanding

dengan pemanfaatannya, sehingga banyak buah segar yang terbuang sia-sia

karena buah ini mudah sekali gugur dan membusuk.

Belimbing wuluh umumnya digunakan oleh masyarakat untuk mengobati

penyakit hipertensi. Menurut Wijayakusuma dan Dalimartha (2005) buah

belimbing wuluh sering digunakan untuk mengobati hipertensi karena

mengandung zat kalium yang dapat melancarkan keluarnya air seni, sehingga

dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Menurut Lingga (1990), kandungan

vitamin C dalam buah belimbing wuluh segar sebesar 25 mg dalam 100 gbuah

segar. Kandungan vitamin C ini mendekati kandungan vitamin C jeruk nipis

sebesar 27.00 mg dalam 100 g buah segar. Kandungan vitamin C yang cukup

tinggi tersebut dapat dijadikan acuan dalam pemanfaatan buah belimbing wuluh

sebagai minuman kesehatan.

Menurut Permana (2008), minuman serbuk adalah produk pangan

berbentuk butiran-butiran (serbuk) yang dalam penggunaanya mudah terlarut

dalam air dingin atau panas. Pengolahan belimbing wuluh menjadi serbuk

minuman instan dilakukan dengan berbagai cara diantaranya sparay dryer, Oven,

Mollen dryer dan Foam-Mat Drying. Sehingga perlu adanya pengkajian tentang

pengolahan serbuk sari buah dari sari buah belimbing wuluh.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang diperoleh adalah :

1. Bagaimana proses pengolahan sari buah belimbing wuluh instant ?

2. Apa saja metode pengeringan pada serbuk sari buah instan ?

3. Bagaimana proses pembuatan sari buah menjadi serbuk?

4. Fungsi penambahan maltodekstrin pada sari buan belimbing serbuk ?

5. Apa saja manfaat belimbing wuluh ?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini adalah :.

1. Unuk mengetahui proses pengolahan sari buah belimbing wuluh instant .

2. Untuk mengetahui metode-motede yang digunakan dalam pengeringan

serbuk sari buah instan.

3. Untuk mengetahui proses pembuatan sari buah menjadi serbuk.

4. Untuk mengetahui manfaat mengkonsumsi belimbing wuluh.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belimbing Wuluh

Belimbing adalah nama melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga

Oxalidaceae, marga Averrho. Belimbing wuluh berbentuk lonjong dengan tinggi

pohon 15 meter. Buahnya jorong, berair, sangat masam, banyak tumbuh pada

batangnya dan biji yang dimiliki berukuran sangat kecil (Lingga, 1990).

Klasifikasi ilmiah untuk belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) adalah :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Oxalidales

Famili :Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : A. bilimbi L. (belimbing wuluh).

Komposisi kimia belimbing wuluh adalah sebagai berikut :

Belimbing wuluh berbentuk lonjong dengan tinggi pohon 15 meter.

Tanaman ini memiliki daun yang berpasangan, lonjong, bulat telur, bunganya

kecil dengan kelopak berwarna kuning dan mahkota ungu. Buahnya jorong,

berair, sangat masam, banyak tumbuh pada batangnya dan biji yang dimiliki

berukuran sangat kecil (Sastrapraja, 1977).

Tanaman belimbing wuluh dapat tumbuh di daerah kering, di dataran

dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan air laut dan banyak tumbuh di

hutan jati. Pohon ini terhitung jarang ditanam apalagi dikebunkan seperti

belimbing manis padahal tanaman ini mudah ditanam dan diperbanyak (Lingga,

1990). Pohon belimbing wuluh berbuah sepanjang tahun. Perbanyakan pohon

belimbing wuluh dilakukan dengan pencangkokan dan okulasi pada jarak tanam

6m × 6m. Pohon ini berbuah setelah 3-4 tahun (Tohir, 1981).

Menurut Herlih (1993), kandungan kimia buah belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi) antara lain adalah flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, fenol,

kumarin, minyak atsiri, flavonoid, asam oksalat, dan pektin. Menurut Herlih

(1993) dan Mulyaningsih (1998), perasan buah belimbing buluh dapat

menurunkan tekanan darah sistemik pada kucing teranestesi, mencegah

peningkatan kadar kolesterol serum darah tikus, dan dari pemeriksaan

histopatologi mampu mencegah terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah

utama tikus.

Hartimin (1994) menyatakan asam oksalat yang terdapat dalam ekstrak

buah belimbing buluh dapat digunakan sebagai bahan pengetsa gigi dengan hasil

yang lebih baik daripada bila digunakan asam fosfat. Menurut penelitian

Hutagalung (1986), ternyata perasan buah Belimbing Wuluh peroral dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam serum darah tikus. Penelitian Herlih (1993),

mengenai pengaruh perasan buah Belimbing Wuluh terhadap kadar kolesterol

serum darah tikus putih. Dari hasil penelitian tersebut ternyata perasan buah

Belimbing wuluh mampu mencegah kenaikan kadar kolesterol serum darah tikus.

Air perasan buah Belimbing wuluh mampu mencegah terjadinya aterosklerosis

pada pembuluh darah utama tikus.

Manfaat belimbing wuluh antara lain :

1. Untuk membantu pengobatan tekanan darah tinggi

2. Obat batuk

3. Pengobatan jerawat

4. Pengobatan rematik

5. Pengobatan diabetes

6. Pengobatan pegal linu

7. Pengobatan panu

(Devita, 2013).

2.2 Sari Buah

Definisi minuman sari buah menurut SNI (1995) adalah minuman ringan

yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau penambahan gula dan

bahan tambahan pangan yang diinginkan. Biasanya sari buah ini keruh karena

mengandung komponen seluler di dalam suspensi koloid dengan jumlah pulp

halus yang bervariasi.

Umumnya tahap-tahap pengolahan sari yaitu pemilihan dan penentuan

kematangan buah, pencucian dan sortasi, ekstraksi, homogenisasi, penyaringan,

deaerasi, penambahan gas CO2, pengawetan dan pembotolan atau pengalengan.

Untuk buah-buahan tertentu dapat dilakukan modifikasi terhadap proses

pengolahan tergantung dari sifat buah dan sari buah yang diinginkan (Makfoeld,

1982).

Penghancuran sari buah dilakukan dengan blender dan ekstraksi dilakukan

dengan cara pengepresan secara manual atau dengan pengepres alat dan kain

saring. Ekstraksi yang baik dapat menghindarkan tercampurnya kotoran dan

jaringan buah sehingga flavornya baik (Muchtadi, 1979)

2.3 Minuman Serbuk

Minuman serbuk instan merupakan produk jenis minuman yang berdaya

tahan lama, cepat saji, praktis, dan mudah dalam pembuatannya. Proses

pembuatan minuman instan secara umum terdiri dari dua tahapan, yaitu proses

ekstraksi dan proses pengeringan. Ekstraksi dilakukan sebagai tahap awal dalam

pembuatan minuman instan untuk mendapatkan sari atau bahan aktif yang

diinginkan sedangkan pengeringan merupakan proses selanjutnya yang bertujuan

untuk menghilangkan kadar air dalam bahan (Oktaviany, 2002).

Syarat mutu minuman serbuk instan tradisional adalah sebagai berikut :

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1.

1.1

1.2

1.3

Keadaan

Bau

Rasa

Warna

Normal, khas rempah-rempah

Normal, khas rempah-rempah

Normal

2. Air

3. Abu

4. Jumlah gula

5.

5.1

5.2

Bahan tambahan makanan

Pemanis buatan

- Sakarin

- Siklamat

Pewarna tambahan

-

-

Tidak boleh ada

Tidak boleh ada

Sesuai SNI 01-0222-1995

6.

6.1

6.2

6.3

6.4

Cemaran logam

Timbal (Pb)

Tembaga (Cu)

Seng (Zn)

Timah (Sn)

mg/kg

mg/kg

mg/kg

mg/kg

maks 0,2

maks 2,0

maks 50

maks 40

7. Cemaran Arsen mg/kg maks 0,1

8.

8.1

8.2

Cemaran mikrobia:

Angka lempeng total

Coliform

Koloni/g

APM/g

3x103

<3

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1Alat

Pisau Ayakan Tepung ukuran 100 mesh Kompor Gas Blender Telenan Panci Sendok Pengaduk Baskom Kain saring

3.1.2 Bahan

Belimbing Wuluh Gula Air matang

3.2 Proses Pembuatan Sari Buah Instan dari Buah Belimbing

Digram alir proses dapat dilihat dibawah ini:

Disortasi

Dicuci dengan air bersih

Dihancurkan dengan blender

Diberi air matang1:1

Dimasak, ditambah gula sedikit demi sedikit setelah mendidih

Disaring dengan kain saring

Pengkristalan (dimasak hingga membentuk kristal) ditambahkan maltodekstrin

Diperas secara manual

Diukur pHnya (pH optimal 6,7)

Ditimbang sari belimbing (gula:sari belimbing wuluh = 1:3)

Bubuk sari belimbing didinginkan

Belimbing Wuluh

Bubuk sari belimbing diayak (100 mesh)

Sari belimbing wuluh dikemas

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan Sari Buah Belimbing Wuluh Instant

Untuk mengetahui lebih banyak mengenai pengolahan produk tersebut dan

produk sejenisnya, maka perlu mempelajar aspek teknologinya. Minuman bubuk

instan diartikan sebagai produk pangan berbentuk butiran-butiran (serbuk/tepung)

yang dalam penggunaannya mudah melarut dalam air dingin atau air panas.

Teknologi yang banyak digunakan di industri untuk memproduksi produk

serbuk instan adalah teknologi spray drying atau pengeringan semprot, dengan

nama alatnya spray drier. Spray dryer dapat menghasilkan produk berbentuk

serbuk/tepung dari suspensi cairan (bahan yang berbentuk larutan Teknologi ini

sudah lama ditemukan dan dalam perkembangnya telah mengalami perubahan

yang semakin canggih untuk berbagai penggunaan. Selain itu, teknologi spray

drying dapat pula digunakan untuk pembuatan obat-obatan, enkapsulasi

(membungkus) vitamin, mineral, asam lemak, protein atau senyawa fitokimia

seperti isoflavon, likopen dan lain-lain, bahkan saat ini sudah ada upaya

mengenkapsulasi bakteri baik (probiotik) menjadi produk berbentuk

serbuk/tepung.

Keuntungan penggunaan spray drier adalah dapat menghasilkan produk

yang bermutu tinggi, tingkat kerusakan gizi rendah serta perubahan warna, bau

dan rasa dapat diminimalisasi. Hal ini dikarenakan suhu output spray drier yang

relatif rendah, biasanya antara 70-90°C, dan waktu tinggal produk (residence

time) dalam alat sangat cepat. Teknologi ini cocok untuk produk yang memiliki

nilai ekonomi tinggi dan mudah mengalami kerusakan akibat panas, seperti susu,

sari buah, dan lain-lain (Oktaviany :2002)

4.2 Metode Pengeringan Pada Serbuk Sari Buah Instan

Adapun beberapa metode pengeringan yang digunakan untuk membuat

serbuk sari buah instan antara lain:

1. Spry Drier

Teknologi yang banyak digunakan di industri untuk memproduksi produk

serbuk instan adalah teknologi spray drying atau pengeringan semprot, dengan

nama alatnya spray drier.  Spray dryer dapat menghasilkan produk berbentuk

serbuk/tepung dari suspensi cairan (bahan yang berbentuk larutan).  Teknologi ini

sudah lama ditemukan dan dalam perkembangnya telah mengalami perubahan

yang semakin canggih untuk berbagai penggunaan.  Selain itu, teknologi spray

drying dapat pula digunakan untuk pembuatan obat-obatan, enkapsulasi

(membungkus) vitamin, mineral, asam lemak, protein atau senyawa fitokimia

seperti isoflavon, likopen dan lain-lain, bahkan saat ini sudah ada upaya

mengenkapsulasi bakteri baik (probiotik) menjadi produk berbentuk

serbuk/tepung.

Keuntungan penggunaan spray drier adalah dapat menghasilkan produk

yang bermutu tinggi, tingkat kerusakan gizi rendah serta perubahan warna, bau

dan rasa dapat diminimalisasi.  Hal ini dikarenakan suhu output spray drier yang

relatif rendah, biasanya antara 70-90°C, dan waktu tinggal produk (residence

time) dalam alat sangat cepat.  Teknologi ini cocok untuk produk yang memiliki

nilai ekonomi tinggi dan mudah mengalami kerusakan akibat panas, seperti susu,

sari buah, dan lain-lain.

Prinsip kerja spray drier  ini adalah sebagai berikut : cairan disemprotkan

melalui atomizer ke dalam aliran gas panas dalam tabung/chamber sehingga air

dalam tetesan (droplet) menguap dengan cepat meninggalkan tepung kering,

selanjutnya  tepung dipisahkan dari udara yang mengangkutnya dengan

menggunakan separator atau kolektor tepung.

Proses optimalisasi spray drier ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah tingkat viskositas larutan bahan (kental/encer), jenis bahan, suhu input dan

output spray drier, dan kecepatan aliran bahan.  Bahan yang mengandung gula

yang tinggi, ukuran partikel bahan besar dan tidak seragam atau larutan terlalu

kental akan menyebabkan mutu produk yang dihasilkan tidak baik. Gambar alat

spray dryer dapat dilihat dibawah ini;

Gambar .4.2.1 Spray Dryer

Kendala dalam penggunaan spray drier adalah harga dan biaya

operasionalnya sangat tinggi sehingga untuk skala usaha menengah dan kecil

tidak layak secara ekonomis. Salah satu teknologi alternatif yang sederhana dan

murah yang dapat menghasilkan produk serbuk instan adalah teknologi

kristalisasi. Teknologi ini didasarkan pada pemanfaatan sifat gula pasir (sukrosa)

yang dapat kembali membentuk kristal setelah dicairkan. Secara umum,

mekanismenya adalah sebagai berikut : sukrosa dipanaskan akan mencair dan

bercampur dengan bahan lainnya, ketika air menguap akan terbentuk kembali

menjadi butiran-butiran padat.  Sifat sukrosa sangat dipengaruhi oleh pH, jika pH

larutan rendah (asam) maka proses kristalisasi tidak akan terbentuk dan larutan

menjadi liat, atau orang Sunda mengenalnya dengan istilah ” gulali” alias gula

liat.  Jadi, semua bahan pangan pada dasarnya dapat dijadikan serbuk instan

asalkan larutannya memiliki pH yang tidak asam.  Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa pH optimum yang dapat menghasilkan produk yang baik

sekitar 6,7-6,8.

2. Oven

Air flow oven yang dimaksud adalah oven yang terdiri dari ruang persegi

panjang berisi nampan yang dapat dipindah-pindahkan. Bahan yang akan

dikeringkan disebar merata diatas nampan setebal 10-30 mm. Udara panas

dialirkan diantara nampan melalui heater oleh kipas dengan kecepatan 3 m/detik.

Sirip-sirip yang dapat diatur (adjustable baffles) akan mendistribusikan udara

diantara nampan secara merata. Udara lembab secara kontinyu keluar sehingga

udara segar dapat masuk melalui inlet.

Suhu pengeringan yang digunakan pada alat pengering diatas adalah 60oC.

Suhu ini dipilih berdasarkan sensitifitas bahan terhadap panas yang berpengaruh

terhadap faktor kritis produk yang dihasilkan. Dengan suhu tersebut diharapkan

kadar volatil blimbing wuluh tidak turun secara signifikan dibandingkan kadar

volatil awal. Buckle et al., (1985) menyatakan, bahwa pengeringan dapat

mengakibatkan hilangnya flavor yang mudah menguap, memucatnya pigmen,

perubahan struktur, dan menimbulkan bau gosong pada kondisi tidak terkendali.

3. mollen dryer

Untuk mengeluarkan kandungan air dari suatu produk, maka digunakan

salah satunya dengan cara memberikan energi panas. Mengenakan energi panas

ini pada produk dapat disebut dengan proses pengeringan, tetapi dapat juga

disebut dengan proses evaporasi/kristalisasi apabila misalnya produk tersebut

berupa likuid. Dalam hal kasus tulisan ini, produk yang dikenakan panas adalah

campuran cairan buah pisang dan gula. Oleh karena itu sebenarnya lebih tepat

disebut sebagai proses evaporasi, tetapi karena peralatan mesin yang digunakan

dinamakan mesin mollen dryer, maka istilah yang digunakan adalah sebagai

proses pengeringan. Laju energi panas yang diberikan pada campuran cairan buah

pisang dan gula, terjadi baik secara konveksi, konduksi maupun radiasi. Udara

panas disemprotkan pada permukaan cairan dalam wadah spherical drum yang

berputar dan berpengaduk

Mekanisme kerja mollen dryer sebagai berikut : Bahan yang akan

dikeringkan dimasukkan ke dalam drum bentuk silinder oval yang dapat berputar

pada porosnya, dimana pada bagian dalam terdapat sirip/sudu tetap

pengaduk/penggerus campuran larutan yang akan dikeringkan serta menggerus

lapisan larutan yang menempel pada dinding dan dari bagian atas di dalam wadah

terdapat semprotan udara panas ke permukaan campuran larutan secara langsung

pada jarak kurang lebih 20 – 25 cm, sehingga larutan menjadi panas dan menguap.

Selain itu juga larutan yang menempel pada dinding drum dan akan terpanaskan

oleh suhu ruang drum.

Gamabar 4.2.2 . mollen dryer

4. Foam-Mat Drying

Prinsipnya adalah mengurangi kadar air bahan pangan dengan 3 alat

pengering, selama pengeringan terjadi perpindahan panas dari alat pengering dan

pindah massa dari bahan dengan metode foam mat drying, pengeringan biasa dan

menghitung laju pengeringan. Foam mat drying merupakan metode pengeringan

bahan cair yang sebelumnya dijadikan buih terlebih dahulu dengan penambahan

zat pembusa dan zat tahan panas. Tujuan dari foam mat drying adalah memperluas

permukaan, menurunkan tegangan permukaan, meningkatkan rongga,

mengembangkan bahan, mempercepat penguapan air, serta menjaga mutu bahan

(Asep :2008).

4.3 Proses Pembuatan Sari Buah Menjadi Serbuk

Proses pembuatan sari buah menjadi serbuk sangat lah mudah. Namun sebaiknya

sebelum membuat sari buah, alangkah baiknya pilihlah buah yang bagus baik dari

segi fisik rasa dan bau serta kesegaran. Setelah belimbing dipilih yang bermutu

bagus, belimbing dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran

yang menempel pada belimbing wuluh. Setelah dirasa sudah cukup bersih ,

belimbing wuluh di blender dengan menambahkan air matang dengan

perbandingan 1:1 (air matang : belimbing wuluh ). Setelah didapat sari buah

belimbing wuluh, sari belimbing wuluh disaring menggunakan kain saring untuk

memisahkan filtrat dan residu sari buah belimbing wuluh. Setelah itu sari

belimbing wuluh diukur pHnya, pH optimal dari sari belimbing wuluh adalah 6,7.

Setelah itu diberi gula dengan perbandingan 1:3. Setelah dicampur dengan gula,

sari buah belimbing memasuki proses pengkristalan dengan cara memanaskan

hingga terbentuk kristal – kristal sari buah belimbing wuluh, selama proses

pengkriostalan sari beloimbing wuluh ditambakan maltodekstrin.penambahan

maltodekstri berfungsi untuk mncegah penggumpalan pada bubuk yang akan

dihasilkan. Setelah proses pengkristalan dilakukan pengayakan untuk

menghasilkan bubuk sari buah belimbing wuluh instan. Setelah jadi bubuk sari

belimbing wuluh instan, bubuk siap dikemas.

5.4 Fungsi Penambahan Maltodekstrin Pada Pembuatansari Buah

Belimbing Instan

Maltodekstrin merupakan produk hidrolisis pati yang mengandung unit

α-D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosidik dengan

DE kurang dari 20.Maltodekstrin dengan DE yang rendah bersifat non-

higroskopis,sedangkan maltodekstrin dengan DE tinggi cenderung menyerap

air. Maltodekstrin merupakan larutan terkonsentrasi dari sakarida yang

diperoleh dari hidrolisa pati dengan penambahan asam atau enzim.

Kebanyakan produk ini ada dalam bentuk kering dan hampir tak berasa

(Barbosa dkk., 2005).

Menurut McDonald (1984), maltodekstrin banyak diaplikasikan sebagai

bahan pengental sekaligus dipakai sebagai emulsifier. Kelebihan maltodekstrin

adalah mudah larut dalam air dingin. Berdasarkan penelitian penambahan dekstrin

sebanyak 6% dapat menahan kandungan vitamin C pada bahan paling baik

dibanding dengan konsentrasi 0%, 2%, dan 4%. Vitamin C ini dapat memberikan

konstribusi pada penurunan berat badan, sehingga pada percobaan ini akan

diberikan konsentrasi maltodekstrin dengan variasi 6%, 10%, dan 14%.

Konsentrasi optimum penambahan maltodekstrin yang optimum dalam

pembuatan minuman serbuk instan adalah sebesar 15 %.Maltodekstrin merupakan

salah satu jenis bahan pengganti lemak berbasis karbohidrat yang dapat

diaplikasikan pada produk frozen dessert seperti es krim, yang berfungsi

membentuk padatan, meningkatkan viskositas, tekstur, dan kekentalan.

Aplikasi maltodekstrin pada produk pangan antara lain pada:

o Produk rerotian, misalnya cake, muffin, dan biskuit, digunakan sebagai

pengganti gula atau lemak.

o Makanan beku, maltodekstrin memiliki kemampuan mengikat air (water

holding capacity) dan berat molekul rendah sehingga dapat

mempertahankan produk beku.

o Makanan rendah kalori, penambahan maltodekstrin dalam jumlah besar

tidak meningkatkan kemanisan produk seperti gula.

Mutu maltodekstrin di Indonesia ditetapkan oleh Dewan Standarisasi

Nasional. Standar mutu maltodekstrin sama dengan standar mutu dekstrin

pada umumnya, kecuali untuk DE maltodekstrin berkisar 19-20.

4. 5 Manfaat belimbing wuluh

Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman tradisional yang banyak

khasiatnya dan sering digunakan untuk berbagai macam campuran masakan

ataupun untuk obat-obatan. Rasa buahnya yang asam membuat buah ini seringkali

dipakai sebagai bahan bumbu dapur guna memperoleh rasa asam yang alami pada

berbagai masakan kuliner tradisional di negeri kita tecinta ini. Akan tetapi,

ternyata manfaat belimbing wuluh tidak cuma sebatas itu saja. Buah yang satu ini

diketahui memiliki kandungan yang bermanfaat untuk tubuh manusia, seperti :

protein, ash, serat atau fiber, fosfor, kalsium, zat besi, thiamine, karoten, niacin,

ascorbic acid, flavon dan masih banyak lagi lainnya. Karena kaya akan nutrisi,

belimbing wuluh juga mempunyai banyak manfaat obat untuk kesehatan dan juga

kecantikan.

Manfaat belimbing wuluh untuk kesehatan tubuh kita:

Manfaat belimbing wuluh yang pertama adalah untuk mengobati batuk.

caranya adalah kita ambil dulu bunga belimbing wuluhnya sebanyak 25

kuntum, satu jari kulit kayu manis, satu jari rimpang temu giring, 1 jari

kencur, seperempat genggam pegagan, 2 siung bawang merah, seperempat

genggam daun saga, seperempat genggam daun sendok, seperempat

genggam daun inggu. Setelah itu seluruh bahan itu kita cuci dan potong

kecil-kecil. Rebuslah dengan sebanyak 5 gelar air putih hingga tersisa

setengahnya saja. Saring, dan minum air rebusan tadi dengan dicampurkan

menggunakan madu sebanyak 3 kali satu hari.

Mengobati batuk rejan. Caranya adalah dengan mengambil 10 buah

belimbing wuluh dan kita cuci hingga bersih, remaslah menggunakan dua

sendok air garam. Saring, dan minumlah air ramuannya sebanyak dua kali

dalam sehari.

Mengobati batuk anak. Ambil 1 genggam bunga belimbing wuluh, gula

secukupnya, adas beberapa butir, dan 1 cangkir air putih. Campuran

seluruh bahan itu ditim beberapa jam. Setelah didinginkan, kita saring

menggunakan kain dan kita bagi untuk 2 kali minum.

Mengobati gondongan. Ambillah 10 ranting belimbing wuluh yang masih

muda disertai dengan daunnya dan ditambahkan dengan 4 siung bawang

merah. Tumbuklah hingga halus, lalu ramuannya kita balurkan di tempat

yang sakit.

Mengatasi rematik. Caranya adalah ambil sebanyak satu ons daun

belimbing wuluh yang masih musa, 15 biji merica, 10 biji cengkeh,

tumbuk sampai halur. Lalu tambahkan juga cuka putih secukupnya sampai

menyerupai bubur dan kita oleskan di tempat yang sakit. 

Mengatasi panu. Ambillah sebanyak 10 buah belimbing wuluh yang masih

segar dan kita haluskan. Campurkan kapur sirih dan oleskan sampai rata di

bagian yang ada panunya. 

Manfaat belimbing wuluh yang terakhir adalah bisa mengobati jerawat

pada wajah. Cara untuk membuat ramuannya adalah kita ambil belimbing

wuluh secukupnya kemudian kita tumbuh sampai halus. Ramuannya

diremas menggunakan garam secukupnya dan dipakai untuk menggosok

wajah kita yang ada jerawatnya (Devita : 2013).

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Buah – buahan memiliki kandungan gizi yang sangat baik bagi tubuh,

namun banyak buah memiliki daya simpan yang cukup singkat sehingga

menyebabkan buah tersebut cepat membusuk, sehingga perlu adanya

penanganan pasca panen seperti pembuatan sari buah instan.

2. Peningkatan daya simpan dari buah-buahan melalui pengawetan alami

dapat dikembangkan. Salah satunya dengan menggunakan buah Belimbing

Wuluh (Averrhoa billimbi L).

3. Pengolahan belimbing wuluh menjadi serbuk minuman instan dilakukan

dengan berbagai cara diantaranya sparay dryer, Oven, Mollen dryer dan

Foam-Mat Drying.

4. Minuman serbuk instan merupakan produk jenis minuman yang berdaya

tahan lama, cepat saji, praktis, dan mudah dalam pembuatannya. Proses

pembuatan minuman instan secara umum terdiri dari dua tahapan, yaitu

proses ekstraksi dan proses pengeringan

5. Teknologi yang banyak digunakan di industri untuk memproduksi produk

serbuk instan adalah teknologi spray drying atau pengeringan semprot,

dengan nama alatnya spray drier.  Spray dryer dapat menghasilkan produk

berbentuk serbuk/tepung dari suspensi cairan (bahan yang berbentuk

larutan). 

6. Pada penggunaan oven suhu pengeringan yang digunakan pada alat

pengering diatas adalah 60oC. Suhu ini dipilih berdasarkan sensitifitas

bahan terhadap panas yang berpengaruh terhadap faktor kritis produk yang

dihasilkan.

7. Mollen dryer untuk mengeluarkan kandungan air dari suatu produk, maka

digunakan salah satunya dengan cara memberikan energi panas.

Mengenakan energi panas ini pada produk dapat disebut dengan proses

pengeringan, tetapi dapat juga disebut dengan proses evaporasi/kristalisasi

apabila misalnya produk tersebut berupa likuid.

8. Foam-Mat Drying prinsipnya adalah mengurangi kadar air bahan pangan

dengan 3 alat pengering, selama pengeringan terjadi perpindahan panas

dari alat pengering dan pindah massa.

9. Manfaat belimbing wuluh antara lain : untuk membantu pengobatan

tekanan darah tinggi obat batuk pengobatan jerawat pengobatan rematik

pengobatan diabetes pengobatan pegal linu pengobatan panu.

5.2 Saran

Makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan adanya

pengkajian tentang proses pengolahan sari buah belimbing instan yang jauh lebih

detail ( mendalam).

DAFTAR PUSTAKA

Asep, W. Permana. 2008. Teknologi Sari Buah Instan.

http://awpress.wordpress.com / 2008/24/02/teknologi_sari_buah_instan.ht

ml. [diakses pada 25 november 2013]

Barbosa, C.G.V., Ortega,R, E., Juliano, P., dan Yan, H., (2005). Food Powders: Physical Properties, Processing, and Functionality: Plenum Publisher. New York.

Devita. 2013. Manfaat Khasiat daun dan Buah Belimbing Wuluh.

http://caraobat.blogspot.com/2013/09/manfaat-khasiat-daun-dan-buah-

belimbing-wuluh.html [diakses pada 25 november 2013]

Herlih, 1993, Pengaruh Air Perasan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Tikus Putih: Skripsi, Fak.

Farmasi,UGM, Yogyakarta.

Hidayati, U.N, 1995, Uji Toksisitas, Uji Khasiat dan Uji Klinik Jus buah

Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus dan Probandus

Hiperlipidemia : Lap. Penelitian, Fak. Kedokteran, UGM, Yogyakarta.

Hutagalung, J.S.1986. Skripsi: Pengaruh Perasan Buah Belimbing Wuluh

Terhadap Kadar Kolesterol Serum Darah Tikus. Biologi FMIPA UNAIR.

Lingga, P. 1990. Bertanam Belimbing : Penebar Swadaya, Jakarta

Mulyaningsih, K., 1998, Pengaruh Perasan Buah Belimbing Wuluh

(Averrhoabilimbi L.) terhadap Tekanan Darah Sistemik Kucing

Teranestesi beserta Skrining Fitokimianya, Skripsi : Fak. Farmasi UGM,

Yogyakarta.

Oktaviany, Y. 2002. Pembuatan Minuman Cinna-Ale dari Rempah Asli

Indonesia. Skripsi : FATETA. IPB, Bogor.