Kelompok 10

39
TUGAS JARINGAN KOMPUTER Sub-Lapisan Medium Access & Network layer Nama Dosen: Nahot Frastian, M.Kom Disusun Oleh: 1. Kukuh Widyantoro : 2012 4350 1474 2. Indra Maulana : 2012 4350 14 3. Aidil Armi Muhamad : 2012 4350 14 4. Fifi Fitri Lusubun : 2012 4350 1498 Fakultas Teknik, Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI

Transcript of Kelompok 10

Page 1: Kelompok 10

TUGAS JARINGAN KOMPUTER

Sub-Lapisan Medium Access & Network layer

Nama Dosen:

Nahot Frastian, M.Kom

Disusun Oleh:

1. Kukuh Widyantoro : 2012 4350 1474

2. Indra Maulana : 2012 4350 14

3. Aidil Armi Muhamad : 2012 4350 14

4. Fifi Fitri Lusubun : 2012 4350 1498

Fakultas Teknik, Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indraprasta PGRI

Page 2: Kelompok 10

1. SUB-LAPISAN MEDIUM ACCESS SUBLAYER

1. Jaringan dibagi 2 kategori, yaitu koneksi point to-point

& saluran broadcast.

Masalah jaringan broadcast adalah siapa yang

mendapatkan kesempatan memakai saluran bila terdapat

persaingan untuk memperoleh saluran tersebut.

2. Masalah Alokasi Saluran Statik Pada LAN dan MAN

Cara tradisional dalam mengalokasikan sebuah saluran

dengan banyak pengguna yang berkompetisi adalah dengan

menggunakan Frequency Division Multiplexing (FDM). Bila

terdapat N pengguna, maka bandwidth dibagi menjadi N buah

bagian yang berukuran sama. Bila pengguna banyak dan secara

kontinu berubah-ubah, atau lalu lintasnya tidak tetap, maka

FDM akan mendapatkan kesulitan.

Page 3: Kelompok 10

1.1. Bridge

Bridge adalah jenis perangkat antara yang

menghubungkan dua jaringan yang protocol lapisan fisiknya

berbeda. Hal ini berarti komunikasi terjadi pada level MAC

(lapisan data link bagian bawah) yang serupa.Bridge memiliki

sifat yang tidak mengubah sesuai isi maupun bentuk frame yang

diterimanaya, disamping itu bridge memiliki buffer yang cukup

untuk menghadapi ketidak sesuaian kecepatan pengiriman dan

penerimaan data.Cara Kerja Bridge:

Bridge memetakan alamat Ethernet dari

setiap node atau titik yang ada pada

masing-masing segmen jaringan dan

hanya memperbolehkan lalulintas data yang diperlukan

melintasi bridge. Ketika menerima sebuah paket, bridge

menentukan segmen tujuan dan sumber.

Page 4: Kelompok 10

Alasan penggunaan bridge

Beberapa alasan mengapa bridge digunakan untuk

menghubungkan beberapa LAN adalah sebagai berikut :

1. Keterbatasan LAN, hal ini berkaitan erat dengan:

a. Jumlah maksimum stasiun

b. Panjang maksimun segmen

c. Bentang jaringan ( Network span)

2. Kehandalan dan keamanan lalu lintas data.

Bridge dapat menyaring lalu lintas data antar dua segmen

jaringan.

3. Unjuk kerja.

Semakin besar LAN (jumlah stasiun maupun jarak), unjuk

kerja semakin menurun.

4. Keterpisahan geografis.

Page 5: Kelompok 10

Penggolongan Bridge

Dari sudut kelengkapan fungsi, perangkat ini dapat digolongkan

dalam 3 macam:

1. Bridge sederhana

Bila suatu simpul jaringan mengirimkan data

kesimpul jaringan lain, maka bridge sederhana akan

menyebarkan data tersebut kesemua jaringan. Bridge

sederhana, memiliki urutan kerja sebagai berikut :

a. Baca semua paket data yang datang dari suatu

jaringan.

b. Sebarkan kesemua simpul jaringan yang lain.

2. Bridge belajar

Jenis ini memiliki kemanpuan memilih paket mana

yang ditunjukan pada segmen lain jaringan, dan

meneruskam paket tersebut pada jaringan yang sesuai

tersebut.

Page 6: Kelompok 10

3. Bridge dengan kempuan pencarian jalan (routing).

Jenis ini juga memiliki kemampuan jenis

sebelumnya, ditambah dengan kemapuan pencarian jalan.

Dari sudut jangkauan, perangkat ini dapat dikelompokan menjadi

dua bagian. Yaitu, sebagai berikut :

1. Bridge tempat (local bridge)

Jenis ini tersambung langsung pada 2 jaringan yang

dihubungkan.

2. Bridge jarak jauh

Bridge jenis ini terdapat pada 2 buah segmen jaringan.

Kedua bridge jenis ini dihubungkan dengan saluran

komunikasi tertentu. Dengan demikian bridge jenis ini

selalu bekerja berpasangan.

Page 7: Kelompok 10

1.2. LAN berkecepatan tinggi

A. FDDI(Fiber Distrubuted Data Interface)

FDDI merupakan LAN token ring beroperasi pada

kecepatan 100 Mbps, jarak sampai 200 km dengan 1000 stasiun

yang berhubungan. Tidak akan terjadi eror melebihi 1 eror dalam

2.5 x 10 10 bit. Pengkabelan FDDI terdiri dari dua serat yaitu :

1. Transmisi searah jarum jam

2. Berlawanan jarum jam

Digunakan sebagai cadangan apabila salah satu ring putus.

Bila putus dititik yang sama maka akan digabungkan menjadi

sebuah ring tunggal.

B. Physical layer

Menggunakan pola 4 dari 5 yaitu masing-masing

kelompok 4 simbol MAC di-encode sebagai kelompok 5 bit pada

medium. 32 bit terdiri dari :

Page 8: Kelompok 10

1. 16 bit : untuk data

2. 3 bit : untuk delimeter

3. 3 bit : untuk kontrol

4. 3 bit : untuk persignalan hardware

5. 8 bit : tidak dipakai (untuk cadangan versi protocol)

Keuntungan pola adalah penghematan lebar pita.

Sedangkan kerugian pola yaitu hilangnya sifat self-clocking

Manchester encoding.

GambGambar 2. FDDI

RingGambar 2. FDDI Ring

Page 9: Kelompok 10

C. Fast Ethernet

Fast Ethernet merupakan sebuah sebutan untuk teknologi

jaringan Ethernet yang menawarkan kecepatan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan standar Ethernet biasa.

1. Kabel yang digunakan dalam pada Fast Ethernet

a. Copper

1. 100Base-T2 :Data dikirimkan melalui 2

pasang kabel tembaga

2. 100Base-T4 : Jaringan ethernet dengan

kecepatan hingga 100 (fast ethernet).

3. 100Base-Tx : Jaringan ehternet berkecepatan

tinggi 100Mbps.

b. Fiber

1. 100Base-FX : Jaringan ehternet berkecepatan

tinggi 100Mbps.

Page 10: Kelompok 10

2. 100Base-SX : Jaringan ethernet menggunakan 2 kabel

fiber optik untuk transmit dan receive dengan jarak

maksimum 300m.

3. 100Base-BX : Jaringan ethernet menggunakan 1 kabel

fiber optik dengan tipe singlemode.

D.100VG-ANYLAN

100VG-AnyLAN merupakan jawaban Hewlett-Packard

dan IBM tentang teknologi 100 Base-X (Fast Ethernet). Ini

merupakan jaringan berbasis 100 Mb/s yang menggunakan kabel

4-pair UTP. 100VG-AnyLAN kompatibel dengan tipe jaringan

Ethernet dan Toke Ring, dimana fitur 100VG-AnyLAN memang

dirancang untuk dengan mudah bermigrasi dari tipe network lain

ke 100VG-AnyLAN. IEEE menyetujui standar dari 100VG-

AnyLAN, dan dijelaskan secara lengkap pada standar 802.12.

Page 11: Kelompok 10

Topologi dari 100VG-AnyLAN adalah tree (pohon).

Semua hub 100VG-AnyLAN mempunyai port “Uplink” spesial

yang digunakan untuk dihubungkan ke port hub dengan posisi

lebih tinggi dalam jaringan. Berikut ini terdapat ilustrasi dari

topologi 100VG-AnyLAN, perlu dicatat bahwa setiap hub dapat

dihubungkan ke jaringan lain atau hub lain.

Gambar 4. 10Gambar 3.

100VG-AnyLAN Network Topology

Page 12: Kelompok 10

Cara kerja 100VG-AnyLAN menggunakan metode akses

yang disebut “Demand Priority Access” (Akses Prioritas

Permintaan) dan berikut cara kerjanya. Hub merupakan alat

pintar yang berfungsi sebagai “polisi lalu lintas” untuk alat

yang akan melakukan transfer data ke jaringan. Jika jaringan

siap, hub akan mengirimkan sinyal “go” ke alat yang akan

melakukan transmisi dan alat tersebut akan mulai

mengirimkan datanya.

Penggunaan 100VG-AnyLAN adalah pilihan yang

tepat untuk jaringan dimana kecepatan yang menjadi pokok

utama, sekarang server dan workstation dibangun dengan

dasar prosesor berkecepatan tinggi seperti Intel Pentium yang

dapat menciptakan jumlah lalu lintas jaringan yang lebar.

Page 13: Kelompok 10

Juga, tren sekarang mulai merambah dunia multimedia,

dimana video dan suara dengan ukuran besar berusaha

ditampilkan ke komputer pengguna untuk keperluan video

conference, ini memerlukan bandwith yang lebar dan cepat

daripada jaringan 10 Mb/s Ethernet.

Fungsi lain dari 100VG-

ANyLAN yang lebih

unggul adalah dapat

menjadi tulang punggung

dari jaringan Switched Ethernet. Pada penggunaan ini terdiri

dari banyak switch Ethernet, yang masing-masing melayani

jaringan kecil, yang terhubung melalui jaringan 100VG-

AnyLAN.

Gambar 4. 1Gambar 4.

100VG-AnyLAN & Switched

Page 14: Kelompok 10

Gambar 4. 1Gambar 5.

Jaringan Switch Ethernet

Topologi jaringan seperti ini

sangat sesuai untuk penggunaan jaringan

pribadi dimana tidak begitu

memerlukan bandwith yang Akan

tetapi pembagian jaringan tetap

diperlukan untuk mencegah

terlalu padatnya user. Biasanya, server

jaringan juga dipasang 100VG-AnyLAN

sebagai tulang punggung jaringan. Seperti gambar ….

Keunggulan dari jaringan tipe ini adalah mudah untuk

bermigrasi ke jaringan model 100VG-AnyLAN, hanya dengan

mengganti Switch Ethernet dengan Hub 100VG-AnyLAN, dan

mengganti NIC 10 Base-T dengan Card 100VG-AnyLAN. Ini

tidak mengharuskan customer melakukan rekonstruksi jaringan

ulang dimana memerlukan biaya yang sangat mahal.

Page 15: Kelompok 10

E. HIPPI (High Performace Parallel Interface)

HIPPI merupakan protocol transfer data berkecepatan

tinggi, Awalnya dirancang sebagai saluran data point to point

bukan LAN.

Dengan bermacam fungsi, keunggulan dan batasan, antara lain :

a. Kecepatan Transfer Data 800 atau 1600 Mb/s.

b. Menggunakan 50 atau 100 pasang kabel koneksi (50

pasang untuk 800 Mb/s, 100pasang untuk 1600 Mb/s).

c. Mempu menjangkau hingga jarak 25 km.

d. Trasfer parallel data hingga 32 bit (untuk 800 Mb/s)

atau 64 bit (untuk 1600 Mb/s).

e. Protokol berbasis koneksi.

f. Koneksi point to point.

g. Metode komunikasi simplex.

Page 16: Kelompok 10

F. Standard HIPPI

Mencakup physical layer dan data link layer. Untuk

layer-layer diatasnya tergantung pengguna. Protocol dasarnya

untuk berkomunikasi.

Gambar 4. 1Gambar 7.

100VG-AnyLAN & Switched

Gambar 4. 1Gambar 6.

100VG-AnyLAN & Switched

Page 17: Kelompok 10

G. HIPPI Switch Control

HIPPI Phisical Layer, hanya melayani koneksi point-to-

point, dankoneksi antar dua alat saja, kondisi ini sangat tidak

menarik untuk sebagian besar instalasi jaringan. Untuk

memungkinkan adanya koneksi yang sangat banyak maka

HIPPI Switch Control berfungsi untuk mengatur semua koneksi

antar alat di dalam jaringan sehingga dapat berjalan bersama-

sama.

Gambar 8.

a). HIPPI Swich Control dengan satu Swichtu switch.

b). HIPPI Swich Control dengan lebih dari satu Swich.

Page 18: Kelompok 10

H. HIPPI Framing Protokol (HIPPI-FP)

Standar ini berisi format dan isi ( termasuk header) setiap

paket dari informasi user.

Gambar 9.

HIPPI Packet Format

Page 19: Kelompok 10

I. Standar HIPPI Lainnya

Terdapat tiga standar HIPPI lainnya yang dibangun diatas

standar layer HIPPI-FP.

J. Fibre Channel

Fibre Channel atau FC, merupakan teknologi Jaringan

dengan kecepatan hingga Gigabit.

K. Topologi

Fibre Channel dapat diimplementaiskan ke dalam tiga

bentuk topologi untuk menghubungkan berbagai macam alat,

dalam istilah Fibre Channel disebut Node, setiap node terdiri

dari satu atau lebih port seperti I/O adapter.

1. Point-to-Point, (FC-P2P). Dua alat saling terhubung,

merupakan topologi paling sederhana, dengan

konektivitas yang terbatas.

Page 20: Kelompok 10

2. Arbitrated Loop, (FC-AL). Dalam topologi ini, semua

alat terhubung secara melingkar, hampir sama dengan

topologi jaringan token ring.

3. Switched fabric, (FC-SW). Semua alat saling

terhubung menggunakan Swicth Fibre Channel,

hampir sama dengan konsep Ethernet

Gam Gambar 10.

a). Dua alat terhubung secara point to point

b). Topologi Fibre point to pointbre Channel point-to-point

Page 21: Kelompok 10

Gambar 11 14.

Topologi Fibre Channel Albritated

loop a). Private loop b). Public

loop

Gamber 13P

Topologi SwitchedoFabricp. (b) Public loop

Gambar 12

Konfigurasi Topologi Albritated loop pada kantor. Topologi Fibre Channel

Page 22: Kelompok 10

L. Layer

Struktur dari Fibre Channel tersusun dari lima level layer.

Gambar 14

Layer Fibre Channel ChannelG

Page 23: Kelompok 10

1.3. Jaringan Satelit

Satellite merupakan alat dalam orbit bumi yang khusus untuk

menerima atau menghantarkan data secara nirkabel (tanpa

kabel).

a. Cara Kerja Satelit

1. Cara kerja satelit sistem konvensional yaitu:

dengan mengirimkan sinyal dari komputer dan direlai

oleh satelit tanpa dilakukan pemrosesan dalam satelit.

2. Cara kerja transmisi data melalui dengan

memperhatikan komponen-komponen tersebut, yaitu

satelit menerima sinyal dari stasiun bumi (up-link)

kemudian memperkuat sinyal, mengubah frekuensi

dan mentransmisikan kembali data ke stasiun bumi

penerima yang lain (down-link).

Page 24: Kelompok 10

b. Kelebihan Penggunaan komunikasi satelit:

1. Cakupan yang luas, satu Negara, region,

ataupun satu benua

2. Bandwidth yang tersedia cukup lebar

3. Independen dan infrastuktur terrestial

4. Instalasi jaringan segmen Bumi yang

sangat cepat

5. Biaya relatif rendah per site

6. Karakteristik layanan yang seragam

7. Layanan total hanya dari satu provider

8. Layanan mobile/wireless yang

independen terhadap lokasi

Page 25: Kelompok 10

b. Kekurangan Pengunaan Komunikasi Satelit:

1. Keamanan data kurang terjamin

2. Peralatan yang sangat mahal

Page 26: Kelompok 10

2. Netwrok layer

1. Pengertian Network Layer

Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan

ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI.

2. Fungsi Network Layer

Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP,

membuat header untuk paket-paket, dan kemudian

melakukan routing melalui internetworking dengan

menggunakan router dan switch layer3.

Tugas utama dari layer network adalah menyediakan

fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari

segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada

suatu network lain.

Page 27: Kelompok 10

Secara umum fungsi dari network layer adalah:

1. Membagi aliran data biner ke paket

diskrit dengan panjang tertentu.

2. Mendeteksi Error.

3. Memperbaiki error dengan

mengirim ulang paket yang rusak.

4. Mengendalikan aliran.

5. Mengangkut lalu lintas antar

peralatan yang tidak terhubung

secara local.

6. Paket diterima oleh interface router.

7. Router akan mencek alamat IP tujuan.

8. Melakukan routing tabel.

Page 28: Kelompok 10

B-Router:

Network layer berfungsi untuk pengendalian operasisubnet. Masalah desain yang penting adalah bagaimana caranyamenentukan route pengiriman paket dari sumber ke tujuannya.

Page 29: Kelompok 10

2.1. Masalah-masalah dalam rancangan network layer:

1. Transport layer

2. Rancangan internal subnet

3. Rangkaian viritual dan diagram

Layanan – layanan yang disediakan bagi transport layer:

layanan harus independent terhadap tekhnologi

subnet transport layer harus disekat dari jumlah,

jenis, dan topologi subnet yang ada alamat jaringan

yang biasa digunakan oleh transport layer harus

menggunakan penomoran yang seragam, bahkan

untuk LAN maupun WAN menyediakan connection

oriented atau connectionless.

Page 30: Kelompok 10

1. Organisasi internal network layer

Ada dua filosofi dalam mengelola subnet, yang satu

menggunakan koneksi, sedangkan yang lain tidak

menggunakan koneksi.

2. Rangkain virtual eksternal dan internal

Rangkaian virtual pada dasarnya adalah suatu

hubungan secara logika yang dibentuk untuk menyambungkan

dua stasiun.

3. Datagram internal dan eksternal

Dalam bentuk datagram, setiap paket dikirim secara

independent. Setiap paket diberi label alamat tujuan.

Routing

Salah satu fungsi dari network layer adalah mencari

rute untuk jalur transmisi paket data dari komputer sumber ke

komputer tujuan.

Page 31: Kelompok 10

2.2. Algoritma Routing

Alogaritma routing adalah bagian alogaritma dari

perangkat lunak network layer yang bertanggung jawab untuk

menentukan jalur mana yang menjadi jalur transmisi paket.

Algoritma routing dapat dibagi menjadi dua kelas:

a. Algoritma nonadaptive tidak mendasarkan

keputusan routing pada keadaan lalu lintas data dan

topologi jaringan saat ini.

b. Algoritma adaptive menentukan jalur komunikasi

berdasar kondisi jaringan saat ini, seperti topologi

yang digunakan dan juga kondisilalu lintas data.

Page 32: Kelompok 10

Algoritma Routing terdiri dari dua metode:

1. Forward Search Algrithm

Forward search algorithm dinyatakan sebagai menentukan

jarak terpendek dari node awal yang ditentukan ke setiap node

yang ada. Algoritma diungkapkan dalam stage.

2. Backward Search Algortihm

Menentukan biaya terkecil yang diberikan node tujuan dari

semua node yang ada. Algoritma ini juga diproses tiap stage.

Backtracking adalah algoritma yang berbasis pada

algoritma DFS (Depth-First Search) yang dapat mencari solusi

sebuah persoalan dengan lebih mangkus. Algoritma ini dapat

menemukan solusi sebuah persoalan tanpa perlu memeriksa

semua kemungkinan solusi dan hanya mempertimbangkan

pencarian yang mengarah kesolusi.

Page 33: Kelompok 10

Strategi Routing

Dalam mencari rute bagi paket yang dikirim dari

komputer sumber ke komputer tujuan ada beberapa strategi

yang dipakai. Strategi itu melipiti fixed routing, flooding,

random routing dan adaptive routing.

Proses pengisian tabel routing dilakukan dengan

menggunakan algoritam routing. Prinsip umum dari routing

adalah bagaimana paket dapat sampai di tujuan dengan

melewati lintasan terpendek dan utilisasi rendah. Banyak jenis

algoritma routing yang dikembangkan untuk berbagai jenis

kebutuhan. Beberapa macam algoritma routing adalah :

Page 34: Kelompok 10

a. Distance Vector Algorithm adalah algoritma routing

dengan menggunakan algoritma Bellman Ford untuk

memilih rute terbaik. Pada algoritm ini setiap router

memiliki distance table yang berisi alamat router berikutnya

(next hop) dan cost dari link ke router tersebut.

b. Link State Algorithm adalah algoritma routing dengan

menggunakan algoritma Djikstra untuk mencari rute

terbaik. . Pada algoritma ini masing-maing router

membangun topologi network dalam bentuk map/graph

berdasarkan informasi yang dikirim oleh node-node lain.

c. Path Vector Protocol adalah protokol yang dipakai sebagai

inter domain routing yaitu routing antar domain yang

berbeda. Hal ini berbeda dengan protokol sebelumnya yang

hanya bisa dipakai pada domain yang sama.

Page 35: Kelompok 10

2.3. Algoritma Pengendalian Kemacetan

Dalam jaringan data dan teori queueing, kemacetan

jaringan terjadi ketika link atau node membawa begitu banyak

data yang kualitas layanan memburuk. Efek khas termasuk

antrian delay, packet loss atau pemblokiran sambungan baru.

Jaringan modern menggunakan kontrol kongesti dan

teknik menghindari kemacetan untuk mencoba untuk

menghindari runtuhnya kemacetan. Ini termasuk: backoff

eksponensial dalam protokol seperti 802.11 's CSMA / CA dan

asli Ethernet, pengurangan jendela di TCP, dan antrian adil

dalam perangkat seperti router.

Page 36: Kelompok 10

a. Keruntuhan Kongestif

Keruntuhan kongestif (atau runtuh kemacetan) adalah

suatu kondisi yang paket switched jaringan komputer bisa

mencapai, ketika sedikit atau tidak ada komunikasi yang

berguna yang terjadi akibat kemacetan. Kemacetan

runtuhnya umumnya terjadi pada titik akhir dalam jaringan,

di mana total lalu lintas masuk ke node melebihi bandwidth

keluar. Titik koneksi antara jaringan area lokal dan wide area

network adalah titik akhir yang paling mungkin.

Bila jaringan dalam kondisi seperti itu, telah menetap

(di bawah berlebihan) ke dalam keadaan yang stabil di mana

permintaan lalu lintas yang tinggi tetapi sedikit throughput

yang berguna tersedia, dan ada tingkat tinggi delay dan loss

(yang disebabkan oleh router membuang paket karena

mereka Output antrian terlalu penuh) dan kualitas layanan

umum sangat miskin.

Page 37: Kelompok 10

KESIMPULAN

1. Jaringan dibagi 2 kategori, yaitu koneksi point to-point

& saluran broadcast.

2. Bridge adalah jenis perangkat antara yang

menghubungkan dua jaringan yang protocol lapisan

fisiknya berbeda.

3. Lan Berkecepatan tinggi, FDDI(Fiber Distrubuted Data

Interface). FDDI merupakan LAN token ring beroperasi

pada kecepatan 100 Mbps, jarak sampai 200 km dengan

1000 stasiun yang berhubungan.

4. Satellite merupakan alat dalam orbit bumi yang khusus

untuk menerima atau menghantarkan data secara

nirkabel (tanpa kabel).

Page 38: Kelompok 10

5. Network Layer adalah Lapisan jaringan atau Network

layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model

referensi jaringan OSI.

6. Masalah-masalah dalam rancangan network layer:

a. transport layer

b. rancangan internal subnet

c. rangkaian viritual dan diagram

7. Alogaritma routing adalah bagian alogaritma dari

perangkat lunak network layer yang bertanggung jawab

untuk menentukan jalur mana yang menjadi jalur

transmisi paket.

8. Algoritma Pengendalian Kemacetan: Dalam jaringan

data dan teori queueing, kemacetan jaringan terjadi

ketika link atau node membawa begitu banyak data yang

kualitas layanan memburuk.

Page 39: Kelompok 10

SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Wasalamu Alaikum Wr.Wb!!!