Kelompok 1 - Teknologi Farmasi Padat

download Kelompok 1 - Teknologi Farmasi Padat

of 3

Transcript of Kelompok 1 - Teknologi Farmasi Padat

Dwi Sefrianty

08111006001

Alifa Syafira Putri08111006049

Debie Yolanda08111006059

Redho Rizki Pratama08111006054

Okta Hafsy

08111006044

Marta Yustitia

08111006039

Senyawa Model BCS kelas II yang mempunyai permeabilitas membran yang tinggi dan kelarutan rendah (absorpsi dapat mencapai 100 %), sehingga laju disolusi menjadi tahap penentu kecepatan pada proses absorpsi obat dalam saluran cerna jika diberikan melalui rute peroral. Penetrasi obat dalam membran biologi tergantung pada kelarutan obat dalam lipid. Makin mudah larut dalam lipid, obat tersebut makin mudah menembus membran dan makin banyak yang diabsorpsi. Hal ini disebabkan sebagian besar membran biologi tersusun oleh lipid. Obat supaya mudah larut dalam lipid harus bersifat non polar atau lipofilik. Colon targetted drug delivery system (CDDS) merupakan metode pengobatan penyakit yang ditujukan atau disampaikan langsung ke lokal usus. Pada sistem penghantaran ini telah dibuat berbagai macam sediaan, salah satunya adalah tablet dengan variasi penyalutan yang berbeda-beda seperti kombinasi polisakarida, polimer dan lain-lain. Penargetan kolon difokuskan pada pengembangan sistem pengiriman kolon berdasarkan sistem time dependent dan pH dependent serta sistem pemanfaatan bakteri yang berkolonisasi di usus besar atau enzim yang diproduksi oleh bakteri untuk mempengaruhi pelepasan obat.Secara konvensional, polisakarida digunakan dalam formulasi tablet untuk menghambat pelepasan obat. Hal ini telah digunakan baik sebagai matriks atau sebagai bahan penyalut. Pada matriks, diperlukan konsentrasi polimer yang tinggi atau dapat digunakan sebagai pengikat dalam tablet. Dengan demikian, berbagai polisakarida dan konsentrasinya mempengaruhi pelepasan obat dari tablet.Salah satu polisakarida alami yang digunakan adalah kondroitin sulfat (CHS). CSH memiliki kemampuan sebagai polimer untuk penargetan obat pada kolon. CSH mudah larut dalam air sehingga terdapat kemungkinan CSH tidak dapat melindungi zat aktif sepenuhnya. Tetapi bila dicampurkan dengan sweallable polymer seperti HPMC kemungkinan akan menjadi lebih sweallable. CHS yang dikombinasikan dengan kitosan dapat membantu meningkatkan pemberian obat pada usus besar, kompleks mengikis secara perlahan saat buffer fosfat pada nilai pH diatas 6,5 dan pada perlakuan ini menyebabkan penekanan pelepasan obat awal di segmen GIT atas dan pelepasan kontrol diusus besar dimana nilai pH antara 6,5-7,0 (pH kolon berkisar antara 5,5-7).Tablet yang diformulasikan menggunakan kitosan (Chi) tidak menunjukkan pengembangan disekitar permukaan, sehingga pelepasan obat karena pengembangan ini menyebabkan polimer erosi diperkecil menghasilkan pelepasan obat lebih baik bila dibandingkan dengan polisakarida saja yang menunjukkan terjadinya degradasi oleh spesies bakteri kolon. Dengan demikian, formulasi dirumuskan dengan menggunakan kitosan sebagai pengikat dapat melindungi pelepasan obat di GIT dengan waktu transit yang biasanya di atas 5 jam. Dimana kitosan dan CHS ketika mencapai usus besarseharusnya pecah oleh mikroflora usus besar, dan sejumlah zat lepas dari sediaannya. Tablet ini juga dapat mentolerir variasi pada waktu transit GIT atas, laju pelepasan obat sebelum sampai ke usus tetap terlambat. Dari hasil tersebut cross-linked Chi-CHS lebih rentan terhadap degradasi bakteri dan dapat melepaskan obat sepenuhnya dalam usus besar jika dibandingkan dengan pelepasan obat tanpa mikro flora usus.Kemampuan dari polimer yang digunakan dalam formulasi ini untuk mempertahankan integritas tablet di saluran pencernaan bagian atas dinilai dengan melakukan studi pelepasan obat dalam 0,1 N HCl selama 2 jam dan buffer fosfat pH 7,4 selama 3 jam (kondisi meniru mulut ke transit usus). Penurunan laju pelepasan pada peningkatan konsentrasi Chi dan CHS dapat dijelaskan bahwa konsentrasi pengikat dalam sistem ini meningkat, kekerasan, porositas, dan ukuran kapiler berkurang. Hal ini mengurangi disintegrasi dan proses pelarutan. Dengan demikian, Chitosan-Chondroitin yang menggunakan metode cross-linked lebih baik dalam penghantaran obat ke kolon karena kombinasi keduanya lebih rentan terhadap degradasi bakteri serta pelepasan obatnya juga dapat melewati GI atas, sehingga mampu melepaskan obat sepenuhnya dalam usus besar.

Ketebalan tablet memiliki peranan yang penting apabila tablet terlalu tipis maka tablet mudah rusak sebelum sampai ke usus halus. Tablet yang dilepaskan di kolon disalut dengan salut film enterik dengan tujuan terlindung dari asam lambung. Kekerasan tablet berkurang dengan meningkatnya konsentrasi chondroitin sulphate dimana ketebalan meningkat yang diikuti dengan peningkatan area permukaan. Dengan demikian, berbagai konsentrasi chondroitin sulphate tidak mempengaruhi karakteristik fisik dari tablet, akan tetapi index pembekakan dan persentase erosi terjadi tergantung pada konsentrasinya.Berbagai macam strategi yang digunakan dalam pembuatan obat oral yang ditujukan untuk pelepasan dan absorpsi di kolon antara lain ikatan kovalen antara obat dengan carrier, melapisi dengan polimer yang sensitive terhadap pH, formulasi sistem release, penggunaan carrier yang terdegradasi khususnya oleh bakteri yang ada di kolon, sistem bioadhesive dan sistem penghantaran obat yang dikontrol oleh daya osmotik.