KELOMPOK 1 PEMICU 1 ETIKA

download KELOMPOK 1 PEMICU 1 ETIKA

of 111

Transcript of KELOMPOK 1 PEMICU 1 ETIKA

PEMICU 1 (ETIKA)

KELOMPOK 1Ketua Sekretaris Penulis Anggota : : : : Nathania KW Marwin Tjandra Evaline Pasak Dewi Gotama Marlene Sutanto Johan Winata Melissa Santoso Liliana Kencana Ledy Diana Muliyaman Linda Kartanegara (405070005) (405070006) (405070157) (405070008) (405070035) (405070036) (405070077) (405070084) (405070091) (405070103) (405070124)

Tutor : dr. Enny Irawaty

Kelakuan si calon dokterSeorang mahasiswi kedokteran Universitas swasta di Jakarta diyudisium 1 minggu yang lalu setelah menyelesaikan Kepaniteraan klinik. Sebelum pelantikan dan pengambilan Sumpah Dokter, ia harus mengikuti UKDI ( u adenujian kepaniteraan dokter indonesia) nakan diselenggarakan 1 bulan mendatang. Sambil menunggu UKDI, ia mengisi waktu dengan menjalankan praktk kedokteran di sebuah Balai Pengobatan Umum. Dalam praktiknya sehari-hari, ia sering memberikan perlakuan yang berbeda anrtara pasien yang mampu dengan yang kurang mampu secara finansial. Ia cenderung bersikap kurang ramah terhadap pasien yang kurang mampu sedangkan,untuk pasien yang mampu, ia akan memasang tarif pengobatan yang cukup mahal. Karena niat awalnya menjadi seorang dokter untuk mendapatkan penghidupan yang berkelimpahan,maka ia tidak segan membujuk pasiennya untuk menyetujui tindakan medis yang seharusnya tidak perlu dilakukan, misalnya menyuntik pasien tanpa indikasi yang jelas. Bila pasien menolak tindakan medis yang dianjurkannya, ia akan menakut-nakuti pasien tersebut dengan mengatakan penyakitnya akan sukar sembuh. Ia juga sering memuji-muji dirinya sebagai dokter yang kompeten dan sering menjelek-jelekkan dokter lain di depan pasiennya. Hubungannya dengan dokter lain yang juga bekerja di balai pengobatan tersebut kurang harmonis. Bahkan karena suatu hal yang dianggapnya benar, ia pernah menghardik dokter tersebut dengan kata-kata kasar yang tidak pantas diucapkan oleh seorang dokter, dan menganggap rekannya itu tidak kompeten menjadi seorang dokter. Apa yang anda dapat pelajari dari pemicu ini?

LEARNING OBJECTIVES1. Memahami dan menjelaskan tntang syarat dan ketentuan seorang dokter yang praktek (SIP, STR, dll) 2. Memahami dan menjelaskan UU praktek dokter 3. Memahami dan menjelaskan kompetensi dokter 4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien 5. Memahami dan menjelaskan Sumpah Dokter 6. Memahami dan menjelaskan KODEKI 7. Memahami dan menjelaskan pelanggaran KODEKI

SURAT TANDA REGISTRASI

Surat Tanda Registrasi (STR) Untuk memperoleh STR, dokter dan dokter gigi wajib mengajukan permohonan kepada KKI dengan melampirkan: 1. Fotokopi ijasah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis. 2. Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter atau dokter gigi. 3. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang telah memiliki SIP. 4. Fotokopi sertifikasi kompetensi. 5. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi

PRINSIP REGISTRASI DOKTER/DOKTER GIGI (pasal 29) Dr/drg yg praktik harus memiliki S.T.R. S.T.R. Diterbitkan K.K.I Syarat memperoleh S.T.R.: Ijazah Surat bukti sumpah/janji Keterangan sehat fisik & mental Sertifikat kompetensi Pernyataan akan mematuhi etika profesi

Re-registrasi : 5 tahun, Pertimbangan: div registrasi & div pembinaan

Surat Tanda Registrasi (STR) STR ini akan berlaku selama 5 tahun dan harus melakukan registrasi ulang 6 bulan sebelum masa STR yang digunakan habis. Sebelum STR diperpanjang, dokter harus melakukan uji kompetensi untuk mengetahui apakah mengalami penurunan kompetensi atau tidak. Jika ada dokter yang berpraktik tapi tidak memiliki STR, maka akan dikenakan sanksi 5 tahun penjara

Alur permohonan STRdokter/ dokter/ dokter gigi (kelengkapan persyaratan STR) FK/ FKG/KPS -Ijasah -bukti sumpah

KOLEGIUM (Uji kompetensi &sertifikat kompetensi) kompetensi) Tembusan: Tembusan: IDI/PGDI, Dinkes Kirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos KKI (proses registrasi) registrasi)

Alur Proses Permhonan STR Duplikatdokter/ dokter/ dokter gigi (STR rusak dan persyaratan ) Kelurahan

Dokter /dokter gigi (STR hilang) hilang)

POLISI

KKI (proses registrasi) registrasi)

Tembusan: Tembusan: IDI/PGDI, Dinkes

STR

Kirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos

Alur permohonan STR Peningkatan KompetensiDokter spesilis/ dokter spesilis/ gigi spesialis (kelengkapan persyaratan STR) FK/ FKG/KPS -Ijasah spesialis

KOLEGIUM SPESIALIS Tembusan: IDI/PGDI, Dinkes Kirim ke pihak yang bersangkutan melalui pos

STR

KKI (proses registrasi)

SURAT IJIN PRAKTEK

Surat Izin Praktek (SIP) Surat Izin Praktik selanjutnya disebut SIP adaiah bukti tertulis yang diberikan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada dokter dan dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktik kedokteran. Syarat- syarat yang diminta: 1. SIP lama 2. STR yang dilegalisir 3. Fotocopy ijazah 4.REKOMENDASI IDI 5.Pas foto 4x6 = 4 lbr 2x3 = 1 lbr 6.Mengisi formulir permohonan. 7.Biaya administrasi.

Registrasi Baru Dokter dan Dokter Gigi

Ket : 1a,b alur surat masuk 2 alur surat keluar 3a,b,c,d tembusan

Alur Permohonan Pemohon mengajukan permohonan ke KKI melalui FK/FKG/Kolegium/Langsung dengan melengkapi persyaratanyang diperlukan; FK/FKG/Kolegium mengirimkan berkas pemohon ke KKI dengan melampirkan semua persyaratan KKI meneliti seluruh berkas persyaratan dan apabila disetujui diterbitkan STR selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah permohonan diterima oleh KKI; STR asli dan 3 (tiga) lembar fotokopi STR yang dilegalisir oleh KKI dikirimkan ke pemohon, dengan tembusan ke Biro Kepegawaian Depkes RI, Dinkes Propinsi dan PB IDI atau PB PDGI; Permohonan STR yang tidak disetujui, akan dikembalikan kepada pemohon selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima KKI;

Persyaratan Mengisi surat permohonan untuk memperoleh STR sebagaimana terlampir pada formulir 1a; Melampirkan persyaratan sebagai berikut : Fotokopi Ijazah dokter/dokter gigi yang dilegalisir oleh Dekan/Wadek I Institusi Pendidikan yang bersangkutan; Fotokopi sertifikat kompetensi yang dilegalisir oleh Kolegium terkait; Surat keterangan sehat fisik dan mental (asli) dari dokter yang memiliki SIP (dengan mencantumkan nomor SIPnya); Fotokopi bukti sumpah/janji dokter/dokter gigi; Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi (bermaterai), formulir 1b; Pas foto terbaru berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 4 (empat) lembar dan ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; Bukti bayar registrasi dari Bank

ALURSERTIFIKASI KOMPETENSI (dikeluarkan o/ Kolegium setempat)

STR

REKOMENDASI IDI

SIP

SERTIFIKASI KOMPETENSI

SURAT IZIN PRAKTIK Adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter atau dokter gigi yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratanPasal 1 butir 7

Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki SIPPasal 36

SIP dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di Kabupaten/Kota tempat praktik kedokteran atau kedokteran gigi dilaksanakanPasal 37 ayat 1

SURAT IZIN PRAKTIK SIP dokter atau dokter gigi hanya diberikan untuk paling banyak tiga tempatPasal 37 ayat 2

Satu SIP hanya berlaku untuk satu tempat praktikPasal 37 ayat 3

Syarat mendapatkan SIP STR dokter atau dokter gigi yang masih berlaku Mempunyai tempat praktik Memiliki rekomendasi dari organisasi profesiPasal 38 ayat 1

SURAT IZIN PRAKTIK SIP masih berlaku sepanjang Surat tanda registrasi dokter atau dokter gigi masih berlaku Tempat prakti masih sesuai dengan yang tercantum dalam SIPPasal 38 ayat 2

PRAKTEK DOKTER

UU 29 / 2004 PRAKTIK KEDOKTERAN Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan

Mengatur tentang Azas dan Tujuan Konsil Kedokteran Indonesia Standar Pendidikan Profesi Registrasi Penyelenggaraan Praktik Disiplin (MKDKI) Pembinaan dan Pengawasan Ketentuan Pidana Ketentuan Peralihan

DASAR PEMIKIRAN Agar upaya kesehatan dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yg ditingkatkan melalui pendidikan, sertifikasi, registrasi, lisensi, pembinaan, pengawasan, pemantauan Perlindungan & kepastian hukum buat pemberi & penerima layanan

TUJUAN UU PRADOK Memberikan perlindungan kepada pasien Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Kepastian hukum bagi pemberi layanan dan kepada penerima layanan

SISTEMATIKA UU PRADOK Konsil kedokteran Penyelenggaraan praktik Disiplin profesi Persyaratan praktik + Pendidikan + Registrasi

Penyelenggaraan praktik Mkdki + disiplin profesi Ketentuan pidana

PERSYARATAN PRAKTIK Konsil kolegium org.Profesi Pendidikan Registrasi

PERSYARATAN PRAKTIK Bertujuan: menjaga dan meningkatkan akuntabilitas profesi Bahwa setiap dokter memiliki kompetensi & memiliki kewenangan (papan praktik: nama + STR + SIP) Bahwa orang yg bukan dokter tidak akan memiliki STR + SIP

PERSYARATAN DOKTER Standar pendidikan Disusun oleh aipki, irspi, kolegium Ditetapkan oleh konsil

Standar kompetensi Kurikulum standar Ujian kompetensi Sertifikat kompetensi Kompetensi berjenjang & dik-lat berkelanjutan

PELAKSANAAN PRAKTIK Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkaan pada kesepakatan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatanPasal 39

Dokter atau dokter gigi yang berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter atau dokter gigi penggantiPasal 40 ayat 1

Dokter atau dokter gigi pengganti harus mempunyai SIPPasal 40 ayat 2

PELAKSANAAN PRAKTIK Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mengizinkan dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki SIP untuk melakukan praktik kedokteran di sarana tersebutPasal 42

Dokter atau dokter gigi yang telah mempunyai SIP dan menyelenggarakan praktik kedokteran sesuai dengan ketentuan yang berlaku wajib memasang papan nama praktik kedokteranPasal 41 ayat 1

Pimpinan sarana pelayanan wajib membuat daftar dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteranPasal 41 ayat 2

PENYELENGGARAAN PRAKTIK Pasal 36-38 Pasal 39-43 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46-47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50-53 : ijin praktik : pelaksanaan praktik : standar pelayanan : persetujuan tindakan : rekam medis : rahasia kedokteran : kendali mutu & biaya : hak & kewajiban pasien dan dokter

UU no. 29 thn 2004 tentang praktik kedokteran Praktik kedokteran Rangkaian kegiatan yang dilakukan o/ dokter/dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan (pasal 1,butir 1) Asas: praktik kedokteran dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan disasarkan pada nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien (pasal 2) Tujuan: pengaturan praktik kedokteran bertujuan (pasal 3) a. Memberikan perlindungan kepada pasien b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan o/ dokter/dokter gigi c. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi

KETENTUAN PIDANANO 1 PELANGGARAN Dr/drg praktik tanpa surat tanda registrasi Dr/drg praktik tanpa SIP PIDANA Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 3 th Denda maks 100 jt rupiah Penjara maks 1 th Denda maks 50 jt rupiah s.d.a s.d.a UU 29/2004 Pasal 75 ayat 1

2

Pasal 76

3

Dr/drg WNA praktik tanpa STR sementara atau bersyarat Dr/drg yang tidak memasang: Papan praktik

Pasal 75 ayat 2 dan 3

4

Pasal 79

Tidak membuat rekam medis yang baik Tidak memenuhi kewajiban (pasal 51)

s.d.a s.d.a

KETENTUAN PIDANANO 5 PELANGGARAN Identitas dan gelar palsu, tanpa STR dan SIP Mempekerjakan dr/drg tanpa SIP PIDANA UU 29/2004 Penjara maks 5 th Pasal 77 Denda maks 150 jt rupiah Penjara maks 10 Pasal 80 th Denda maks 300 jt rupiah

6

KOMPETENSI DOKTER

KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21A/KKI/KEP/IX/2006 TENTANG PENGESAHAN STANDAR KOMPETENSI DOKTER

Pengertian Standar Kompetensi Dokter Menurut SK Mendiknas No. 045/U/2002 Kompetensi adalah 'seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- tugas di bidang pekerjaan tertentu'.

Elemen-elemen kompetensiLandasan kepribadian Penguasaan ilmu dan keterampilan Kemampuan berkarya Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.

Epstein and Hundert (2002) memberikan definisi : Professional competence is the habitual and judicious use of communication, knowledge, technical skills, clinical reasoning, emotions, values, and reflection in daily practice to improve the health of the individual patient and community .

Carraccio, et.al. (2002) : Competency is a complex set of behaviorsbehaviours built on the components of knowledge, skills, attitude and competence as personal ability .

Kemampuan seorang profesi dokter mengerjakan tugas atau pekerjaan profesinya mengorganisasikan tugasnya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan Segera tanggap dan tahu apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda

Manfaat Standar Kompetensi Dokter Bagi institusi pendidikan kedokteran Bagi Pengguna Bagi orang tua murid dan penyandang dana Bagi mahasiswa Bagi Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional Bagi Kolegium Dokter Indonesia Bagi Kolegium-Kolegium Spesialis Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri

Institusi pendidikan kedokteran kerangka acuan utama bagi institusi pendidikan kedokteran dalam mengembangkan kurikulumnya

Pengguna kerangka acuan utama bagi Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi ataupun Kabupaten dalam pengembangan sumber daya manusia kesehatan, dalam hal ini dokter dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik.

Orang tua murid dan penyandang dana dapat mengetahui secara jelas kompetensi yang akan dikuasai oleh mahasiswa. Hal ini sebagai bentuk akuntabilitas publik

Mahasiswa mengarahkan proses belajarnya

Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Akreditasi Nasional kriteria pada akreditasi program studi pendidikan dokter.

Bagi Kolegium Dokter Indonesia dijadikan acuan dalam menyelenggarakan program pengembangan profesi secara berkelanjutan

Bagi Kolegium-Kolegium Spesialis dijadikan acuan dalam merumuskan kompetensi dokter spesialis yang merupakan kelanjutan dari pendidikan dokter.

Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri digunakan sebagai acuan untuk menilai kompetensi dokter lulusan luar negeri.

STANDAR KOMPETENSI DOKTER1. Komunikasi efektif 2. Keterampilan Klinis 3. Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 4. Pengelolaan Masalah Kesehatan 5. Pengelolaan Informasi 6. Mawas Diri dan Pengembangan Diri 7. Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Komunikasi Efektif 1. Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya 2. Berkomunikasi dengan sejawat 3. Berkomunikasi dengan masyarakat 4. Berkomunikasi dengan profesi lain

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Keterampilan Klinis 5. Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan keluarganya 6. Melakukan prosedur klinik dan laboratorium 7. Melakukan prosedur kedaruratan klinis

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran 8. Menerapkan konsep-konsep dan prinsipprinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan tingkat primer

STANDAR KOMPETENSI DOKTER9. Merangkum dari interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur yang sesuai 10. Menentukan efektivitas suatu tindakan

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Pengelolaan Masalah Kesehatan 11. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh, bagian dari keluarga dan masyarakat 12. Melakukan Pencegahan Penyakit dan Keadaan Sakit 13. Melaksanakan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan penyakit

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Pengelolaan Masalah Kesehatan 14. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan 15. Mengelola sumber daya manusia serta sarana dan prasarana secara efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Pengelolaan Informasi 16. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta penjagaan, dan pemantauan status kesehatan pasien 17. Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi 18. Memanfaatkan informasi kesehatan

STANDAR KOMPETENSI DOKTERArea Mawas Diri dan Pengembangan Diri 19. Menerapkan mawas diri 20. Mempraktikkan belajar sepanjang hayat 21. Mengembangkan pengetahuan baru

STANDAR KOMPETENSI DOKTER Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien 22. Memiliki Sikap profesional 23. Berperilaku profesional dalam bekerja sama 24. Sebagai anggota Tim Pelayanan Kesehatan yang profesional

STANDAR KOMPETENSI DOKTER Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien 25. Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia 26. Memenuhi aspek medikolegal dalam praktik kedokteran 27. Menerapkan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

HAK DAN KEWAJIBAN

Hak-hak Pasien Hak untuk menerima pengobatan dan perawatan Hak untuk menolak pengobatan dan perawatan Hak untuk memilih pengobatan dan perawatan Hak untuk memilih dokter dan sarana pelayanan kesehatan Hak untuk mendapatkan informasi yang jelas perihal penyakit yang diderita

Hak atas rahasia kedokteran yang meliputi: Segala rahasia yang oleh pasien secara sadar atau tidak disampaikan kepada dokter Segala sesuatu yang diketahui oleh dokter yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaannya dalam bidang kedokteran dan dalam hubungannya sebagai dokter yang mengobati pasiennya Hak untuk mendapat bantuan medis Hak untuk mendapatkan perawatan yang baik dan berkesinambungan Hak untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan yang layak (= Hak atas itikad baik dari dokter)

Hak pasienHAK PASIEN UU No. 23 Th 1992 ttg Kesehatan psl 53 (2) 1. Hak atas informasi 2. Hak memberikan persetujuan 3. Hak atas rahasia kedokteran 4. Hak atas pendapat ke 2 ( second opinion)

UU Pradoks psl 52 1. Mendapat penjelasan secara lengkap ttg tindakan medis 2. Meminta pendapat dr/drg lain 3. Mendapat pelayanan sesuai dng kebutuhan medis 4. Mendapat isi rekam medis

Kewajiban pasienUU No.29 Th 2004 (PRADOKS) Pasal 53 1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur ttg masalah kesehatannya 2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter gigi 3. Mematuhi ketentuan yg berlaku di sarana pelayanan kesehatan 4. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yg diterima

Hak Dokter Hak untuk bekerja sesuai standar profesi medis Hak untuk menolak melaksanakan tindakan medis yang bertentangan dengan suara hatinya Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien jika ia menilai kerjasamanya dengan pasien tidak ada gunanya lagi Hak atas privacy Hak atas itikad baik pasien Hak atas imbalan jasa yang layak

Hak dokterMenurut psl 50 UU No.29 Th 2004 memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi medis dan standar prosedur operasional; memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional; memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya ; menerima imbalan jasa

Diluar Undang undang 1. Hak melakukan praktik dokter setelah memperoleh Surat Tanda Registrasi(STR)dan Surat Ijin Praktik (SIP) 2. Hak menolak melakukan tindakan medisyang bertentangan dengan etika hukum,agama dan hati nuraninya . 3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan seorang pasien,jika menurut penilaiannya kerjasama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan gawat darurat. 4. Hak menolak pasien yang bukan bidangmspesialisnya,kecuali dalam keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu menanganinya

5. Hak atas privasi dokter 6. Hak atas ketentraman bekerja 7.Hak menjadi anggota himpunan profesi 8. Hak mengeluarkan surat surat keterangan dokter 9. Hak menjadi anggota himpunan profesi 10. Hak membela diri Hak untuk menolak memberi kesaksian mengenai pasiennya dipengadilan KUHP psl 170

Kewajiban Dokter Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemulihan kesehatan Kewajiban yang berhubungan dengan standar profesi medis Kewajiban yang berhubungan dengan tujuan ilmu kedokteran, yaitu: Penyembuhan dan pencegahan penyakit Meringankan penderitaan orang sakit

Kewajiban yang berhubungan dengan hak pasien

KEWAJIBAN DOKTERAEGROTI SALUS LOX SUPREME keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi ( utama ) . Menurut Leenen : 1. Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek kedokterannya secara lege artis 2. Kewajiban untuk menghormati hak hak pasien yang bersumber dari hak - hak asasi dalam bidang kesehatan 3. Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan

MENURUT Uu No.29 Th 2004 pasal 51 1. memberikan pelayanan medis sesuai dengan dengan standar profesi profesi standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; 2. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan ; 3. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia; 4. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan ; 5. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Kewajiban dokter untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan profesinya. Harus mempergunakan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dengan hati hati, proporsional dan teliti . Dokter harus mempunyai pertimbangan yang terbaik (to exercise the best judgment), walapun sebagai manusia biasa tak pernah lepas dari kesalahan , asalkan tidak tergolong kesalahan yang kasar (gross negligence ) .

UU KESEHATAN No.23 Th 2003 Pasal 50 dan 51 Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan keahlian dan kewenangannya Mematuhi standar profesi medis dan menghormati hak pasien

SUMPAH DOKTER

Pengambilan Sumpah Dokter Pengambilan sumpah dokter merupakan saat yang sangat penting artinya bagi seorang dokter berikrar bahwa dalam mengamalkan profesinya, ia akan selalu mendasarkannya dengan kesanggupan yang telah diucapkannya sebagai sumpah. Suasana hikmat dapat diwujudkan bila upacara pengambilan sumpah dilaksanakan secara khusus, mendahului acara pelantikan dokter. Untuk yang beragama Islam, "Demi Allah saya bersumpah". Untuk penganut agama lain mengucapkan lafal yang diharuskan sesuai yang ditentukan oleh agama masing-masing. Sesudah itu lafal sumpah di ucapkan secara bersama-sama oleh semua peserta pengambilan sumpah. Bagi mereka yang tidak mengucapkan sumpah, perkataan sumpah di ganti dengan janji.

Yang wajib mengambil sumpah Semua dokter Indonesia lulusan pendidikan dalam negeri maupun luar negeri wajib mengambil sumpah dokter. Mahasiswa asing yang belajar di Perguruan Tinggi Kedokteran Indonesia juga diharuskan mengambil sumpah dokter Indonesia. Dokter asing tidak harus diambil sumpahnya karena tamu, ia menjadi tanggung jawab instansi yang memperkerjakannya. Dokter asing yang memberi pelayanan langsung kepada masyarakat Indonesia, harus tunduk pada KODEKI.

Sumpah Dokter Pernyataan yang di ucapkan secara resmi oleh seorang dokter baru dengan bersaksi kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci, bahwa ia bertekad teguh akan menjalankan profesi dokter sebaik-baiknya sesuai dengan hakikat, martabat, dan tujuan luhur profesi itu

Sumpah Hippokrates Naskah sumpah Hippokrates : Bagian pertama Sumpah demi dewa-dewa dan dewi dewi dari mitologi yunani kuno tentang kewajiban seorang(mantan) murid terhadap guru (yang dianggap orang tua sendiri) dan keluarga gurunya. Seta kewajiban seorang (mantan) murid tentang pengalihan ilmu pengobatan tanpa bayaran atau janji apapun jika mereka kehendaki kepada pitera-putera gurunya dan putera-puteranya sendiri, serta kepada muridmurid laki laki yang sudah menandatangani perjanjian dan telah mengucapkan sumpah, dan tidak kepada siapapun juga diluar itu

Bagian kedua Tentang etika medisnya sendiri

NASKAH SUMPAH HIPPOKRATES Saya akan menetapkan peraturan diet untuk orang yang sakit sesuai dengan dan penilaian saya; saya akan menjaga mereka terhadap cidera dan ketidakadilan

ASAS ETIKA MEDIS Asas berbuat baik (beneficence) - Asas tidak menimbulkan mudharat (non maleficence)

Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapapun jika diminta, saya juga tidak akan mengajukan saran tentang itu. Demikian juga sya tidak akan memberikan kepada perempuan obat untuk terjadinya keguguran. Dalam kemurnian dan kesucian saya akan menjaga hidup dan seni saya Saya tidak akan menggunakan pisau, juga tidak pada penderita batu, tapi saya menarik diri dan menyerahkan pekerjaan kepada orang orang yang memang biasa melakukannya Dirumah manapun saya berkunjung, saya datang untuk kebaikan yang sakit, menjauhkan diri dari semua ketidakadilan yang disengaja, dari semua perbuatan jahat dan khusus hubungan kelamin dengan perempuan maupun laki laki, apakah mereka orang orang bebas atau budak belian Apapun yang saya lihat atau dengar selama menjalankan pengobatan malahan di itu berhubungan dengan hidup orang yang dengan alasan apapun tidak boleh diumumkan, akan saya simpan untuk saya sendiri karena hal-hal seperti itum memalukan untuk dibicarakan

Asas menghormati hidup manusia

Asas menyadari keterbatasan diri sendiri

Asas beneficence, berakhlak dan berbudi luhur

Asas menjaga kerahasiaan pasien (asas konfidensialitas)

Sumpah dokter (Indonesia) Sumpah dokter di Indonesia telah diakui dalam PP No. 26 Tahun 1960. Lafal ini terus disempurnakan sesuai dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal profesi kedokteran baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Penyempurnaan dilakukan pada Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran II, tahun l98l, pada Rapat Kerja Nasional Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) dan Majelis Pembinaan dan Pembelaan Anggota (MP2A), tahun 1993, dan pada Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran III, tahun 2001. diputuskan tetap memakai lafal sumpah sebagaimana yang tertera dibawah ini:

Sumpah dokter (Indonesia)DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH BAHWA: 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter. 3. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteran. 4. Saya akan merahasiakan segala sessuatu yang saya ketahui karena keprofesiaan saya. 5. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan dokter saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam. 6. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.

7.

Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. 8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien. 9. Saya akan memberi kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya. 10. Saya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandung. 11. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 12. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya..

KODE ETIK KEDOKTERAN

Etik Kedokteran Tata perilaku kelompok profesional dibidang medis ( para dokter ) , yang mengandung studi nilai nilai , moral para dokter , serta sesuai dengan prinsip dan pokok prilaku profesi seorang dokter .

Tujuan Mengutamakan keselamatan dan kepentingan penderita Melindungi profesi dokter itu sendiri

KODEKI Kewajiban Umum ( Pasal 1 9) Kewajiban Dokter terhadap teman pasien( pasal 10 13 ) Kewajiban Dokter terhadap teman sejawat (Pasal 14 15 ) Kewajiban Dokter terhadap diri sendiri( Pasal 16 17 )

KEWAJIBAN UMUMPasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien Pasal 7d Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIENPasal 10 Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut. Pasal 11 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATPasal 14Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 15Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRIPasal 16Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 17Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

PELANGGARAN ETIK KEDOKTERAN

Pelanggaran Etika Kedokteran Pelanggaran di bidang etik kedokteran yang serius sering disebut Serious Professional Misconduct . Kasus-kasus di bidang ini tidak selalu merupakan pelanggaran terhadap hukum, karena itu lazimnya ditangani oleh badan khusus seperti MKEK IDI ataupun lebih tinggi lagi misalnya Konsil Kedokteran Indonesia.

Yang termasuk dalam Serious Professional Misconduct Akibat kelalaian atau ketidakpedulian dokter yang menyangkut tanggung jawabnya terhadap pasien dalam melakukan pengobatan. Dokter menyalahgunakan kewenangan atau kepandaian. Sikap tindak dokter yang mendiskreditkan reputasi profesi medik. Dokter yang mengiklankan diri, mempengaruhi pasien, atau merendahkan kepandaian dokter lain. Pelanggaran profesi lainnya.

Beberapa perbuatan yang sering dilakukan oleh dokter dan termasuk pelanggaran etik: Menentukan tarif yang tidak wajar dan tidak melihat kemampuan pasien, termasuk di sini ialah menarik imbalan jasa dari sejawat dokter. Memberi resep kepada pasien berdasar sponsor atau semacamnya dari perusahaan farmasi, baik langsung maupun representatifnya. Melakukan tindakan medik yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien ataupun tidak perlu, termasuk untuk diagnostik maupun terapeutik. Menganjurkan atau meminta pasien untuk datang berulang-ulang tanpa indikasi yang jelas.

Merujuk pasien ke Dokter Ahli tertentu atau klinik / RS tertentu karena mendapat imbalan jasa dari tempat merujuk. Langsung mengambil alih pasien tanpa permintaan atau persetujuan sejawatnya. Memuji diri sendiri di hadapan pasien. Menjelekkan atau mencela sejawat yang lain di depan pasien, termasuk memberikan second opinion tanpa memperhatikan sejawatnya. Menceritakan dan membuka rahasia keadaan penyakit pasien, walaupun sudah meninggal sekalipun, kepada orang lain yang tidak berhak, termasuk kepada sejawat yang tidak menangani pasien tersebut, tanpa persetujuan pasien.

Berusaha menyingkirkan sejawat dengan berbagai cara maupun intimidasi karena khawatir akan mengurangi jumlah pasien yang berobat kepadanya. Mengabaikan kesehatan sendiri, misalnya dengan sehari menerima pasien di luar batas kewajaran dan melakukan sejumlah operasi yang menyita seluruh waktu dan tenaga sepanjang hari.

Jenis Pelanggaran Etik Pelanggaran etik murni Menarik imbalan yang tidak wajar Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawat Memuji diri sendiri di hadapan pasien Bekerja di luar batas kewajaran

Pelanggaran etika sekaligus pelanggaran hukum (pelanggaran etikolegal) Pelayanan dokter di bawah standar Menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak sesuai Membuka rahasia jabatan Pelecehan seksual terhadap pasien Melakukan abortus provokatus atau pengguguran kandungan

Pasal 378 KUHP Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memakai nama/ keadaan palsu dengan tipu muslihat agar memberikan barang membuat utang atau menghapus utang diancam karena penipuan dengan pidana penjara maksimum 4 tahun.

KESIMPULANJika, ia sudah menjadi dokter, maka apa yang dia lakukan bertentangan dengan ketentuan sbb:

Praktek tanpa ijin Diskriminasi pasien Tindakan tidak perlu dan Menakut2i pasien Memuji diri sendiri Menjelek2an teman sejawat

dikenai pidana yang di atur dalam Pasal 75, 76, 77, 78, 79, dan 80 dalam UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran.

Sumpah dokter Pasal 1, 7a , 7c KODEKI

Melakukan penipuan (KUHP pasal 378) Pasal 5 KODEKI

Pasal 4 KODEKI

Kewajiban dokter terhadap teman sejawat (KODEKI pasal 14-15) Pasal 7c, 9 KODEKI

SARAN1. Beri peringatan awal 2. Bila masih melanggar, berikan sanksi sesuai UU yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA1. Jacobalis Samsi. Pengantar Tentang Perkembangan Ilmu Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika. Jakarta : Sagung Seto, 2005 2. Budianto Heru, editor. Panduan Praktis Etika Profesi Dokter. Jakarta : Sagung Seto, 2009