KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

21
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) NON PNEUMONIA

description

dfbdfvc

Transcript of KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

Page 1: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

NON PNEUMONIA

Page 2: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

DEFINISI

• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpai dengan manifestasi ringan sampai berat.

• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah

• ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atau ISPA berat, dapat menjadi pneumonia.

Page 3: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

SISTEM RESPIRASI

Page 4: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

ANATOMI TENGGOROKAN

(THROAT ANATOMY)

Page 5: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PARU-PARU

Page 6: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

Non Pneumonia

jenis ispa yang di tandai dengan batuk dan pilek penyakit yang disebabkan oleh virus.

Sehingga di masyarakat di kenal dengan penyakit batuk pilek.

Beberapa jenis penyakit dari non pneumonia yaitu common cold (selesma) dan tonsillitis.

Page 7: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

Common Cold

Pilek atau selesma adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus.

Berupa iritasi atau peradangan dari selaput lendir hidung akibat masuk angin dan atau infeksi dengan suatu virus atau bakteri.

Selaput lendir meradang memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang, sehingga hidung tersumbat dan pernafasan amat dipersulit.

Lendir yang terbentuk dapat mengakibatkan batuk dan bersin.

Gejala utama common cold adalah pilek baik hidung tersembat maupun hidung meler.

Page 8: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

Tonisilitis

Suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar lima hari dengan disertai disfagia dan demam

Disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

Page 9: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

EPIDEMIOLOGI

• Penyakit common cold (selesma) terdapat di seluruh dunia. Di daerah beriklim sedang, serangan lebih banyak pada musim gugur awal dan musim dingin, berkurang di musim semi. Anak-anak akan bisa mengalami selesma sebanyak 6 hingga 10 kali dalam waktu 1 tahun. Anak yang sudah sekolah atau di tempat penitipan anak bisa mengalami selesma hingga 12 kali dalam 1 tahun. Anak yang sudah lebih besar bisa mengalami selesma 5 kali dalam satu tahun. Orang dewasa bisa mengalami 2 – 3 kali selesma dalam satu tahun.

Page 10: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

EPIDEMIOLOGI

• Di Amerika Serikat sekitar 30 juta penduduk menderita penyakit tonsilitis tiap tahunnya. Dan 1 dari 10 anak yang berkunjung ke dokter menderita tonsilitis setiap tahunnya.

• Di Indonesia infeksi saluran napas atas akut (ISPA) masih merupakan penyebab tersering morbiditas dan mortalitas pada anak. Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak berusia 5 sampai 10 tahun dan anak remaja berusia 15 hingga 25 tahun. Dalam suatu penelitian didapatkan penderita karier asimtomatik streptococcus grup A didapatkan: 10,9% untuk usia 14 tahun atau kurang, 2,3 % untuk usia 15 sampai 44 tahun, dan 0,6 % untuk umur 45 ke atas.

Page 11: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

ETIOLOGI

• Berbagai virus yang berbeda menyebabkan terjadinya common cold: Rhinovirus, Virus influenza A, B, C, Virus Parainfluenza, Virus sinsisial pernafasan. Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh penderita. Namun, belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek pada suatu saat dibandingkan waktu lain.

• Tonsilitis paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A. Pneumococcus, Staphilococcus, Haemalphilus influenza, Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Page 12: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PATOFISIOLOGI

Selesma, Virus masuk melalui saluran napas bagian atas. Virus bertiter tinggi yang ditemukan dalam sekresi hidung dapat ditemukan 2-4 hari setelah kontak menunjukkan penyakit sedang menginfeksi optimum. Perubahan histopatologik terbatas pada submukosa dan epitelium permukaan.Ini trmasuk pelebaran pembuluh darah, edema, infiltrasi sel jaringan dan deskuamasi epitelium permukaan, yang berakhir pada hari ketiga. Sekresi hidung bertambah jumlahnya dan bertambah kadar

Page 13: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PATOFISIOLOGI

Tonsilitis, yaitu: Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran), Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.

Page 14: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

MANIFESTASI KLINIK

common cold (selesma), Masa inkubasi singkat, sekitar 2-4 hari, dan penyakit akut biasanya berlangsung 7 hari meskipun batuk yang tidak produktif dapat bertahan 2-3 minggu. Orangdewasa rata-rata mendapat serangan virus ini 1-2 kali setahun. Gejala biasapada orang dewasa meliputi iritasi saluran napas bagian atas, beringus, sakitkepala, batuk ringan, lesu dan menggigil. Demam kadang jarang, bahkankadang tidak muncul. Terdapat kemerahan dan pembengkakan selaput lendirhidung dan nasofaring dan kemampuan mencium berkurang. Kadang timbulsedikit serak. respon imun spesifik timbul ataumeningkat pada tiap infeksi

Page 15: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi Tonsilitis Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama). Gejala lain : Demam, Tidak enak badan, Sakit kepala, Muntah.

Gejala pada tonsillitis akut : Rasa gatal / kering di tenggorokan, Lesu, Nyeri sendi, Odinafagia, Anoreksia, Otalgia, Suara serak (bila laring terkena), Tonsil membengkak.

Page 16: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Penyakit ini merupakan self-limited illness, yang akan sembuh sendiri, dapat ditangani oleh sistem kekebalan tubuh. Penderita penyakit selesma disarankan untuk banyak istirahat dan banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Obat-obat yang dapat digunakan antara lain tablet lozenges untuk meredakan nyeri tenggorokan, kombinasi dekongestan (misal. Pseudoefedrin, efedrin, fenilpropanolamin) dengan antihistamin (klorfeniramin, difenhidramin) untuk mengurangi hidung tersumbat. Asetaminofen atau ibuprofen (analgesik-antipiretik) dapat digunakan jika timbul gejala demam, sakit kepala, atau pegal-pegal.

Page 17: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Penatalaksanaan tonsilitis secara umum: •a) Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. •b) Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika : 1. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun. 2. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun. 3. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun. 4. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Page 18: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN

Penatalaksanaan tonsilitis secara umum: •a) Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan. •b) Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika : 1. Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun. 2. Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun. 3. Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun. 4. Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Page 19: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

Komunikasi Edukasi Informasi

Menghindari kontak langsung dengan orang yang terkena selesma, rajin mencuci tangan dengan antiseptik untuk membunuh virus yang mungkin diperoleh dari tempat yang terkontaminasi, hindari pemakaian alat makan yang sama dengan orang-orang yang terkena selesma. Pola hidup yang baik, seperti berhenti merokok dan manajemen stress diketahui dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi virus. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada tempatnya serta membersihkan permukaan barang-barang.

Page 20: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

DIAGNOSA

Diagnosis common cold (selesma) ditegakkan berdasarkan gejala dan tandanya. Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih 10 hari atau dengan demam > 37,8°C.

Faktor risiko

Udara yang kering, kepadatan populasi manusia, paparan asap rokok, sumber infeksi yang tidak menjaga kebersihan dengan baik. Selesma meningkat kejadiannya saat musim hujan atau jika di negara empat musim disaat musim dingin.

Page 21: KELOMPOK 1 ISPA Non Pneumonia

TERIMA KASIH…