KELOMPOK 1

43
KEPERAWATAN KELUARGA KONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN” OLEH : KELOMPOK 1 D-IV KEPERAWATAN TK.2, SEMESTER 3 1. Ni Made Desi Sugiani (P07120214017) 2. Ni Putu Soniya Darmayanti (P07120214040)

description

keluarga

Transcript of KELOMPOK 1

KEPERAWATAN KELUARGAKONSEP DASAR PENDIDIKAN KESEHATAN

OLEH :

KELOMPOK 1D-IV KEPERAWATAN TK.2, SEMESTER 3

1. Ni Made Desi Sugiani

(P07120214017)

2. Ni Putu Soniya Darmayanti

(P07120214040)

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2014/2015BAB IA. PENDAHULUANDi era globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami perkembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu banyak pula masalah-masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga mengalami degradasi.

Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu. Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.Keberhasilan program pendidikan kesehatan sangat besar perananya guna mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri. Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan dan perilaku kesehatan.Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarat , maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya ditujukan pada masyarakat. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk membuat laporan yang berjudul Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan agar kita dapat lebih memahami apa itu pendidikan kesehatan dan betapa pentingnya pendidikan kesehatan itu. 1. Konsep Kunci

a. Pengertian pendidikan kesehatan

b. Tujuan pendidikan kesehatan

c. Sasaran pendidikan kesehatan

d. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

e. Metode pendidikan kesehatan

f. Alat bantu (peraga) pendidikan kesehatan

g. Media pendidikan kesehatan

h. Pengertian adopsi dan inovasi dalan pendidikan kesehatan

i. Strategi adopsi inovasi

j. Tipe-tipe putusan inovasi

k. Elemen pokok dan tahapan prose adopsi inovasi

l. Peranan penyuluh dalam proses adopsi inovasi

2. Petunjuk

a. Pelajari materi dengan tekun dan disiplin!b. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep konsep kunci, petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban.

c. Dalam uraian materi terdapat test sambil jalan. Test isi dapat menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi bagian.

d. Kerjakan soal soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!

e. Bacalah sumber sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda.

f. Ikuti turutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!

g. Selamat belajar, semoga sukses

3. Tujuan

a. Tujuan Umum PembelajaranMahasiswa mampu memahami mengenai konsep dasar pendidikan kesehatan keluarga.b. Tujuan Khusus PembelajaranMahasiswa mampu memahami ::a. Menjelaskan pengertian pendidikan kesehatanb. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatanc. Menjelaskan sasaran pendidikan kesehatand. Menjelaskan ruang lingkup pendidikan kesehatane. Menjelaskan metode dalam pendidikan kesehatanf. Menjelaskan alat bantu (peraga) dalam pendidikan kesehatang. Menjelaskan media dalam pendidikan kesehatanh. Menjelaskan pengertian adopsi dan inovasi i. Menjelaskan strategi adopsi inovasij. Menjelaskan tipe-tipe putusan inovasik. Menjelaskan elemen pokok dan tahapan proses adopsi inovasil. Menjelaskan peranan penyuluh dalam proses adopsi inovasiB. PENYAJIAN MATERI

1.1 Definisi Pendidikan KesehatanPendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan karena keduanya berorientasi pada perubahan perilaku yang diharapkan yaitu perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan kesehatannya.Beberapa pengertian pendidikan kesehatan antara lain :1. Menurut Asrul Azwar, pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Azwar, 1996).2. Menurut Departemen Kesehatan, pendidikan kesehatan adalah gabungan dari sebagian kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).3. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).Jadi, kesimpulannya pendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belajar untuk memperbaiki kesalahan serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan demi kepentingan kesehatannya.1.2 Tujuan Pendidikan KesehatanTujuan pendidikan kesehatan menurut Effendy (2002) sebagai berikut :1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan (Effendy, 1998).

1.3 Sasaran Pendidikan Kesehatan1. IndividuIndividu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.

2. Keluarga

Keluarga binaan yang memiliki masalah kesehatan, dan keperawatan yang tergolong dalam keluarga resiko tinggi, diantaranya adalah anggota keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan kondisi social ekonomi dan pendidikan yang rendah, keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang buruk, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan jumlah keluarga yang banyak diluar kemampuan kapasitas keluarga.

3. Kelompok

Kelompok-kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah kelompok ibu hamil, kelompok yang memiliki balita, kelompok yang memiliki pasangan usia subur dengan resiko tinggi kebidanan, kelompok rawan (poksila, wanita tunasila, remaja terlibat narkoba)

4. Masyarakat

Masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan dan pedesaan

1.4 Ruang Lingkup Pendidikan KesehatanRuang lingkup pendidkan kesehatan dilihat dari berbagai dimensi antara lain :

1. Dimensi sasaran Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu

Pendidikan kesehatan kelompok, dengan sasaran kelompok

Pendidikan kesehatan masyarakat, dengan sasaran masyarakat luas

2. Dimensi tempat pelaksanaannya

Pendidikan kesehatan sekolah, dilaksanakan di sekolah dengan sasaran murid

Pendidikan kesehatan di rumah sakit dilakukan di rumah sakit, dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas dan sebagainya.

Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja, dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan.3. Dimensi tingkat pelayanan

Pendidikan kesehtan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari level and Clark sebagai berikut :

Promasi kesehatan(Health Promotion)Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan hygiene perseorangan dsb.

Perlindungan khususu(Specific Protection)Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan di negara-negara berkembang.

Diagnosis dini dan pengobatan segera(Early Diagnosis and Prompt Treatment)Dikerenakan rendahnya pengetahuan dan kesedaran masyarakat tenteng kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Pengobatan yang tidak layak dansempurna dapat menyebabkan orang tersebut cacat atau ketidak mampuan.

Pembatasan cacat(Disability Limitation) Rehabilitasi(Rehabilitation)(Notoatmodjo,2003)1.5 Metode Pendidikan Kesehatan1. Metode pendidikan individual (Perorangan)Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

Bentuk pendekatan ini adalah : Bimbingan dan penyuluhan (guidance and concling)

Interview (wawancara)

2. Metode pendidikan kelompok

Bentuk pendekatan ini adalah :

a. Kelompok besarYang dimaksud kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain :

1) Ceramah

PersiapanCeramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :

Mempelajari materi dengan sistematik yang baik, lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.

Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya : makalah singkat, slide, transparan, sound sistem dan lain-lain.

PelaksanaanKunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), pencerakah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersika ragu-ragu dan gelisah.

Suara hendaknya cukup jelas dan keras.

Pandangan harus tertuju keseluruh peserta ceramah.

Berdiri didepan (dipertengahan), tidak boleh duduk.

Menggunakan alat-alat Bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin2) SeminarMetode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari suatu ahli atau beberapa ahli. Tentang suatu topik yang dianggap pentimg dan biasanya dianggap hangat dimasyarakat.

b. Kelompok kecilApabila peserta kagiatan Kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :1) Diskusi kelompokDalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi. Maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.2) Curah pendapat (Brain Storming)Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsip sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pimpinan kelompok memancing dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaan atau tanggapan (cara pendapat).3) Bola salju (Snow Balling)Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (satu pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah Kurang dari 5 menit tiap oang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 orang pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.4) Kelompok kecil-kecil (Bruzz group)Kelompok dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama atau tidak dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok mendisklarasikan masalah tersebut.. selanjutnya kesimpulan dari setiap kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya5) Role play (Mainkan Peranan)Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditujnjuk sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskemas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi atau komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.6) Permainan simulasi (Simulasi Game)Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.3. Metode Pendidikan Massa (Public)Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk menglomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugahawarenessatau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan perubahan perilaku. Pada umumnya bentuk pendapatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, anatara lain :

a. Ceramah umum (public speaking)Pada acara-acara tertentu, misalnya pada HariKesehatan Nasional.b. Diskusi tentang kesehatan melalui media elktronik baik TV maupun radioc. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio

d. Sinetron kesehatan

e. Tulisan-tulisan dimajalah atau dikoran baik dalam bentuk artikel atau Tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan.f. Bill Board, yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster dan lain sebagainya.1.6 Alat Bantu (Peraga) Pendidikan Kesehatan1. PengertianYang dimaksud alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidikan dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat abntu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. (N0t0atmodjo, 2003).

Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam : Kata-kata

Tulisan

Rekaman, radio

Film

Televisi

Pameran

Fiel trip

Demonstrasi

Sandiwara

Benda tiruan

Benda asli

2. Tujuan alat bantu pendidikan

Secara terperinci tujuan alat bantu pendidikan antara lain :

Menimbulkan minat sasaran pendidikan.

Mencapai sasaran yang lebih banyak

Membantu mengatasi hambatan bahasa.

Merangsang sasran pendidikan untuk melaksakan pesan-pesan kesehatan

Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pasan-pasan yang diterima kepada orang lain.

Mempermudah penyampaian bahan pendidikan atau informasi oleh para pendidik atau pelaku pendidik.

Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalai dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.

Membantu menegakan pengertian yang diperoleh.

3. Macam-macam Alat Bantu Pendidikan

Pada garis besarnya, hanya ada dua macam alat Bantu pendidikan (alat peraga) :

a. Alat Bantu lihat (Visual Aids)Latihan ini berguna dalam membantu menstimulasi indra mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada dua bentuk.

Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dsb.

Alat-alat yangtidak diproyeksikan :

Dua dimensi, gambar peta, bagan dsb.

Tiga dimensi misalnya : bola dunia, boneka dsb.b. Alat Bantu Dengar (Audio Aids)Adalah alat yang membantu menstimulasi indra pendengar, pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan atau pengajaran. Misalnya : piringan hitam, radia, pita suara, dsb.

c. Alat Bantu Liha-Dengar (Audio Visual Aids)Misalnya : televisi dan video cassette.

Disamping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua macam menurut pembuatannya dan penggunannya ada dua macam :

1) Alat peraga yangComplicated (rumit)2) alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri, dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti : bamboo, karto, kaleng dsb.

Beberapa contoh alat peraga yang sederhana :

1) Dirumah tangga seperti : leaflet, model buku bergambar, benda-benda yang nyata seperti : buh-buhan, sayur-sayuran.

2) Dikantor-kantor dan disekolah seperti papan tulis, flpchart, poster, leaflet, buku cerita bergambar, kotak gambar gulung, boneka dsb.

3) Dimasyarakat misalnya poster, spanduk, leaflet, flannel graph, boneka, wayang dsb.

Ciri-ciri alat peraga yang sederhana :

1) Mudah dibuat

2) Bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan local.

3) Mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat

4) Ditulis (digambar) dengan sederhana.

5) Bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat.

6) Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.

1.7 Media Pendidikan KesehatanYang dimaksud dengan mesia penidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat Bantu pendidikan (AVA). Media pendidikan kesehatan merupakan saluran (channe) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Media CetakMedia cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan sangat bervariasi antara lain :a. BookletAdalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b. LeafletAdalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

c. Flyer (Selebaran)Adalah seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip Chart (lembaran balik)Adalah media penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi gambaran peragaan dan baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

e. RubrikAtau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

f. PosterAdalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan, yang biasanya ditempelkan ditembaok-tembok, ditempat-tempat umum atau dikendaraan umum.

g. FotoSesuatu yang menggungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2. Media Elektronik

Media elektronika sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara lain :

Televisi

Radio

Video

Slide

Film Strip

3. Media Papan (Bill Board)Papan (Bill Borard) yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan. Media papan ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus dan taksi).

1.8 Konsep Adopsi Dan Inovasi Dalam Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Inovasi Dan Adopsi InovasiInovasi merupakan istilah yang telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang, baik industry,jasa, pemasaran maupun pertanian. Secara sederhana Adams (1988) menyatakan, an innovation is an idea or object perceived as new by an individual. Dalam perspektif pemasaran, Simamora (2003) menyatakan bahwa innovasi adalah suatu ide, praktek, atau produk yang dianggap baru oleh individu atau grup yang relevan. Sedangkan Kotler (2003) mengartikan innovasi sebagai barang, jasa, ide yang dianggap baru oleh seseorang.Dari berbagai defenisi diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam suatu innovasi, terdapat 3 unsur yang terkandung didalamnya; yang pertama adalah idea tau gagasan, kedua metode atau praktek, dan yang ketiga produk (barang atau jasa). Untuk dapat dikatakan dengan sebuah innovasi, maka ketiga unsure tersebut harus mengandung sifat baru. Sifat baru tersebut tidak mesti dari hasil penelitian yang mutakhir. Namun baru disini dinilai dari sudut pandang penilaian individu yang menggunakannya yakni masyarakat sebagai adopternya.Salah satu factor yang memepengaruhi percepatan adopsi adalah sifat dari inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan di introduksikan harus memepunyai kesesuaian (daya adaptif) terhadap kondisi biofisik, social, ekonomi, dan budaya yang ada dalam masyarakat penerima (adopter) tersebut. Jadi inovasi yang ditawarkan tersebut hendaknya inovasi yang tepat guna.Adopsi inovasi merupakan suatu proses mental atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun keterampilan (psycomotor) pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi (rogers and Shoemaker, 1971).

Proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaan/mental yang terjadi pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan suatu ide baru sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru tersebut

Berdasarkan penjelasan tersebut, terlihat bahwa proses adopsi didahului oleh pengenalan suatu inovasi (introduksi) kepada masyarakat, selanjutnya terjadi proses mental untuk menerima atau menolak inovasi tersebut. Jika hasil dari proses mental tersebut adalah keputusan untuk menerima suatu inovasi maka terjadilah adopsi.

Setelah suatu inovasi di adopsi oleh pengguna, maka proses selanjutnya yang diharapkan adalah terjadinya difusi inovasi. Difusi adalah proses dimana inovasi disebarkan pada individu atau kelompok dalam suatu system social tertentu (Soekartawi: 1988). Sementara Adyana et. Al (1999), mengartikan difusi sebagai perembesan adopsi inovasi dari suatu individu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam system social masyarakat yang sama.

2. Strategi Adopsi Inovasi Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut:1) Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter.Banyak innovasi yang ditawarkan kepada masyarakat, namun dapat kita lihat bahwa tidak semua inovasi tersebut menyantuh kedalam masyarakat. Karena innovasi-innovasi tersebut hanya dibuat atas keinginan-keinginan pihak luar dari masyarakat tersebut, bukan dari kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian terjadilah ketidak addopsian innovasi tersebut oleh masyarakat. Kalau mengharapkan masyarakat akan mengadopsi inovasi tersebut, para warga masyarakat harus menyakini bahwa hal itu merupakan kebutuhan yang benar-benar diingikan oleh mereka. Suatu inovasi akan menjadi kebutuhan apabila inovasi tersebut dapat memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga identifikasi dari persoalan tersebut dapat kta lihat; bahwa sesuatu yang kita anggap masalah, belum tentu menjadi masalah pula bagi orang lain, kemudian jikapun permasalahan itu benar adanya yang dirasakan oleh masyarakat, belum tentu penyelesaian yang ditawarkan seseuai dengan kondisi masyarakat penerimanya.2) Inovasi harus memeberikan keuntungan bagi adopternya.Soekartawi (1988) mengatakan bhwa jika benar teknologi baru yang ditawarkan akan memberikan keuntungan yang relative lebih besar, dari nilai yang dihasilkan oleh teknologi lama, maka kecepatan adopsi innovasi akan berjalan lebih cepat. Untuk menemukn innovasi kriteri seperti ini dapat dilakukan dengan cara; bandingkan teknologi interoduksi dengan teknologi yang sudah ada, kemudian identifikasi teknologi dengan biaya rendah atau teknologi yang produksinya tinggi.3) Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasan.Beberapa pakar berbeda dalam memaknai kompatibilitas innovasi (teknologi), dimana:a. Bila teknologi merupakan kelanjutan dari teknologi lama yang telah dilaksanakan, maka kecepatan proses adopsi innovasi akan berjlan lebih cepat.

b. Teknologi harus sesuai dengan penggunaannya.c. Kompatibilitas disini dimaksud mempunyai keterkaitan dengan sosilal budya, kepercayaan dan gagasan yang dikenalkan sebelumnya dan keperluan yang dirasakan oleh adopter.4) Inovasi harus mendayagunakan sumber daya yang sudah ada.Maksudnya disini adalah ketika adopter menggunakan inovasi tersebut, maka sumberdaya yang ada disekitar mereka mendukung penggunaan inovasi tersebut. Misalnya ketika adanya penyuluhan kesekolah-sekolah di daerah-daerah mengenai penggunaan internet, maka disekolah tersebut harus memiliki setdaknya computer dan jaringan listrik agar inovasi mengenai penggunaan internet tersebut dapat terlaksana.5) Inovasi tersebut terjangkau oleh financial, sederhana, tidak rumit dan mudah diperagakan. Jadi, semakin mudah teknologi tersebut di praktekkan, maka semakin cepat pula proses adopsi inovasi yang dilakukan.6) Inovasi harus mudah untuk diamati. Jika inovasi tersebut mudah diamati maka banayak adopter yang mampu menggunakannya dengan meniru tata pelaksanaannya tanpa bertanya kepada para ahlinya. Dengan demikian akan terjadi proses difusi, sehingga jumlah adopter akan meningkat.3. Tipe-tipe Putusan Inovasi Keputusan otoritas ( Authority Decision) Keputusan ini dibuat oleh atasan atau suatu lembaga, pemerintah, pabrik, sekolah dan sebagainya

Keputusan Individu ( Individual Decision) Keputusan ini dilaksanakan oleh individu/ seseorang terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh masyarakat (collective) dalam sistem sosial

Keputusan bersama (Collective Decision) Keputusan ini disepakati dan dilaksanakan secara bersama atau melalui consensus masyarakat dalam sistem sosial

4. Elemen Pokok dan Tahapan Proses Adopsi Inovasi

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:

1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi

2) Saluran komunikasi; alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama

Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995) memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup (1) atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions), (3) saluran komunikasi (communication channels), (4) kondisi sistem sosial (nature of social system), dan (5) peran agen perubah (change agents). Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:

1) Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi.

2) Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik .

3) Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

4) Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

5) Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Dari sumber lain, tahapan-tahapan Adopsi Inovasi dijabarkan sebagai berikut:

Awareness/kesadaran: sasaran mulai tau dan sadar tentang inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh

Interest/tumbuhnya minat: keinginan untuk mengatahui lebih jauh sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan

Evaluation/evaluasi: penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yeng telah diketahui informasinya secara lebih lengkap

Trial/mencoba: melakukan percobaan dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya

Adoption/adopsi: menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri

5. Peranan Penyuluh Dalam Proses Adopsi Inovasi

Penyuluh menurut Everett M. Rogers adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi (penemuan) (Ninik Sri Rejeki dan Anita Herawati, 1999:21).Dalam proses penyebaran inovasi pada masyarakat, penyuluh berfungsi sebagai pemrakarsa yang tugas utamanya membawa gagasan-gagasan baru. Perana penyuluh dalam proses adopsi inovasi adalah Menumbuhkan kebutuhan untuk berubah, Membangun hubungan untuk perubahan, memberikan informasi yang mereka perlukan , dan Diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh masyarakat . Bebrapa alasan yang mnyebabkan pentingnya ada penyuluhan:

1) Penyuluhan sebagai proses penyebaran invormasi.

2) Penyuluhan sebagai proses penerangan. Maksudnya adalah bahwa seorang penyuluh merupakan orang yang memberikan pencerahan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang tidak tahu sebisa mungkin dibuat tahu terhadap pesan yang disampaikan.

3) Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku.

4) Penyuluhan sebagai proses pendidikan.

5) Penyuluhan sebagai proses rekayasa social.

Petugas penyuluh mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap keberhasilan suatu program. Menurut Bunch(2001), rancangan terbaik didunia pun tidak akan menjadi program yang berhasil kalau petugasnya tidak berkemampuan dan kemauan untuk menjadikannya berhasil. Menurut Wahyuni (2000) pemberdayaan berarti memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar menggali potensi yang ada untuk ditingkatkan kualitasnya.Setelah motivasi tepat guna diperoleh, metode penyuluhan yang efektif di ketahui, selanjutnya adalah memilih agen penyuluh yang baik pula. Dengan kata lain, produk atau inovasi yang akan disampaikan bermutu, cara penyampaiannya bermutu dan orang yang menyampaikannya juga bermutu.Agen penyuluh merupakan individu atau institusi yang mempunyai tugas pokok memberikan pendidikan informal kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi terbaru, dengan maksud agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya untuk meningkatkan kesejahteraannya.

C. TUGAS DAN LATIHAN1) Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan merupakan pengertian pendidikan kesehatan menurut .....a. WHOb. Depkesc. Asrul Azward. Effendie. Notoatmodjo2) Berikut yang merupakan tujuan menurut WHO adalah .....

a. Untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatanb. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehatc. Masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.d. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial e. Menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan memberikan pendidikan kesehatan3) Kelompok-kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah

a. Kelompok ibu hamil

b. Kelompok yang memiliki balita

c. Kelompok wanita tunasila

d. Kelompok remaja terlibat narkoba

e. Kelompok yang hidup di lingkungan yang buruk

4) Berikut merupakan tingkat pencegahan menurut Level and Clark, kecuali :

a. Health Promotionb. Specific Protectionc. Early Diagnosis and Prompt Treatmentd. Ability Limitatione. Rehabilitation5) Berikut yang bukan merupakan metode pendidikan kesehatan yang digunakan dalam kelompok kecil adalah .....

a. Curah pendapat b. Bola salju c. Ceramah d. Role play e. Permainan simulasi 6) Berikut merupakan tujuan penggunaan alat bantu (peraga) dalam pendidikan kesehatan kecuali .....

a. Membantu pendidik apabila lupa materi

b. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

c. Mencapai sasaran yang lebih banyak

d. Membantu mengatasi hambatan bahasa

e. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan atau informasi oleh para pendidik atau pelaku pendidik

7) Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut kecuali .....

a. Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopterb. Inovasi tidak harus memberikan keuntungan bagi adopternyac. Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasand. Inovasi tersebut terjangkau oleh financiale. Inovasi harus mudah untuk diamati8) Tipe-tipe keputusan inovasi adalah

a. Keputusan pemerintah

b. Keputusan publik

c. Keputusan instansi

d. Keputusan massa

e. Keputusan otoritas

9) Menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri merupakan tahapan adopsi inovasi disebut .....

a. Awareness

b. Interest

c. Evaluation

d. Trial

e. Adoption

10) Berikut merupakan pentingnya pendidikan kesehatan kecuali .....

a. Penyuluhan sebagai proses penyebaran invormasi

b. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku

c. Penyuluhan sebagai program pemerintah

d. Penyuluhan sebagai proses pendidikan

e. Penyuluhan sebagai proses rekayasa social

BAB IIID. PENUTUP

1. RANGKUMANPendidikan kesehatan adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk menciptakan peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belajar untuk memperbaiki kesalahan serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan demi kepentingan kesehatannya. Sasaran pendidikan kesehatan yaitu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Ruang lingkup pendidikan kesehatan dilihat dari berbagai dimensi antara lain dimensi sasaran, dimensi tempat pelaksanaannya, dan dimensi tingkat pelayanan. Metode pendidikan kesehatan yaitu metode pendidikan individual (perorangan), metode pendidikan kelompok, dan metode pendidikan massa (publik).Proses adopsi inovasi merupakan proses kejiwaan/mental yang terjadi pada saat menghadapi suatu inovasi, dimana terjadi proses penerapan suatu ide baru sejak diketahui atau didengar sampai diterapkannya ide baru tersebut. Peranan penyuluh dalam proses adopsi inovasi adalah menumbuhkan kebutuhan untuk berubah, membangun hubungan untuk perubahan, memberikan informasi yang mereka perlukan , dan diagnosa dan penjelasan masalah yang dihadapi oleh masyarakat . 2. TES AKHIR BABSOAL :

1) Pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan merupakan pengertian pendidikan kesehatan menurut .....a. WHOb. Depkesc. Asrul Azward. Effendie. Notoatmodjo2) Berikut yang merupakan tujuan menurut WHO adalah .....a. Untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatanb. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehatc. Masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.d. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial e. Menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan memberikan pendidikan kesehatan3) Kelompok-kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan adalah a. Kelompok ibu hamil

b. Kelompok yang memiliki balitac. Kelompok wanita tunasila

d. Kelompok remaja terlibat narkobae. Kelompok yang hidup di lingkungan yang buruk

4) Berikut merupakan tingkat pencegahan menurut Level and Clark, kecuali :

a. Health Promotionb. Specific Protectionc. Early Diagnosis and Prompt Treatmentd. Ability Limitatione. Rehabilitation5) Berikut yang bukan merupakan metode pendidikan kesehatan yang digunakan dalam kelompok kecil adalah .....a. Curah pendapat b. Bola salju c. Ceramah d. Role play e. Permainan simulasi 6) Berikut merupakan tujuan penggunaan alat bantu (peraga) dalam pendidikan kesehatan kecuali .....

a. Membantu pendidik apabila lupa materib. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

c. Mencapai sasaran yang lebih banyak

d. Membantu mengatasi hambatan bahasa

e. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan atau informasi oleh para pendidik atau pelaku pendidik

7) Strategi untuk memilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut kecuali .....

a. Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopterb. Inovasi tidak harus memberikan keuntungan bagi adopternyac. Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasand. Inovasi tersebut terjangkau oleh financiale. Inovasi harus mudah untuk diamati8) Tipe-tipe keputusan inovasi adalah

a. Keputusan pemerintah

b. Keputusan publik

c. Keputusan instansi

d. Keputusan massa

e. Keputusan otoritas

9) Menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan dan diamatinya sendiri merupakan tahapan adopsi inovasi disebut .....

a. Awareness

b. Interest

c. Evaluation

d. Trial

e. Adoption

10) Berikut merupakan pentingnya pendidikan kesehatan kecuali .....a. Penyuluhan sebagai proses penyebaran invormasib. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilakuc. Penyuluhan sebagai program pemerintah

d. Penyuluhan sebagai proses pendidikane. Penyuluhan sebagai proses rekayasa socialKUNCI JAWABAN1) C

2) A

3) E

4) D

5) C

6) A

7) B

8) E

9) E

10) CE. DAFTAR PUSTAKA

Azrul, Azwar. 1996.Administrasi Kesehatan. Jakarta : PT. Binarupa AksaraBudioro. 2002,Pengantar Pendidikan (Penyuluhan)Kesehatan

Masyarakat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGCHerawani, dkk. 2001.Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Bineka Cipta

Abdul Rachman ,dkk. 2009. Komunikasi Inovasi. Pekanbaru : Unri pers Junaeidi, Fajar. 2007. Komunikasi Massa pengantar Teoritis. Yogyakarta : SantustaNurudin. 2007. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : RajaGrafindo Persada