kelompok 1

29
Oleh : Kelompok I Mulyadi Iswanto Dede Firmansyah Jarno Septian Allif Yoga Hidayat Ahamd Ramdan Teknik Mesin Angkatan 13 Universitas Muhammadiyah Jakarta 2014 Aspek Penalaran dalam Karangan

description

PPT Tugas Bahasa Indonesia

Transcript of kelompok 1

Aspek Penalaran dalam Karangan

Oleh : Kelompok IMulyadiIswantoDede FirmansyahJarno SeptianAllif Yoga HidayatAhamd RamdanTeknik Mesin Angkatan 13Universitas Muhammadiyah Jakarta 2014Aspek Penalaran dalam Karangan3.1 Menulis Sebagai Proses Penalaran3.1.1 Berpikir dan Bernalar Berpikir merupakan kegiatan mental. Dalam berpikir timbul serangkaian gambar tentang sesuatu yang tidak hadir secara nyata.Terjadi secara sadar atau tidak sadar.Bernalar atau Penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran bias bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.Dari prosesnya penalaran ada yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.3.1.2 Penalaran Induktif ( Khusus-Umum )Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, prosesnya disebut induksi.Penalaran Induktif ada 3 macam yaitu GeneralisasiProses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.

AnalogiMerupakan Kesimpulan tentang kebenaran sesuatu yang ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.

Sebab- AkibatHubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat sebab dan akibat-akibat.3.1.3 Penalaran Deduktif ( Umum-Khusus )Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus. Penalaran deduktif ada 2 yaitu:

Silogisme

Entimen3.2 Penalaran dalam Karangan3.2.1 Urutan LogisSuatu karangan harus merupakan suatu kesatuan dan karangan harus dikembangkan dalam urutan yang sistematik, jelas dan tegas.Urutan harus disusun berdasarkan : Urutan Waktu ( Kronologis )Pengembangan tulisan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul, dan riwayat hidup (biografi).Urutan ini dinyatakanDengan ungkapan seperti: dewasa ini, sekarang, bila, sebelum dsb. Urutan ruang ( spasial )Urutan ini dapat dipergunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang dan sering juga digabungkan dengan urutan waktu. Dinyatakan dengan ungkapan seperti : disana, disini, disitu, dibawah, diatas, dsb.

Urutan Alur PenalaranBerdasarkan alaur penalarannya suatu paragraf dapat dikembangkan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan ini menghasilkan paragraph deduktif dan induktif.

Urutan KepentinganSuatu karangan dapat dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan seperti dari yang paling penting sampai yang paling tidak penting atau sebaliknya.3.2.2 Isi KaranganIsi karangan dapat berupa sajian fakta (benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu dan sebagainya ), pendapat /sikap dan tanggapan, imajinasi , ramalan dan sebagainya.Hal hal yang berhubungan dengan fakta yaitu, Generalisasi dan spesifikasiSpesifikasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar yang diamati yang mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol bukan rincian.Didalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang pembuktian dengan fakta, contoh-contoh , data statistik dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus. KlasifikasiPengelompokan fakta-fakta berdasarkan atas patokan atau kriteria tertentu

Perbandingan dan pertentanganPernyataan mengenai persamaan dan kemiripan disebut perbandingan, dan pernyataan tentang perbedaan dan ketidak miripan disebut pertentanganHubungan sebab-akibatMerupakan hubungan ketergantungan antara dua hal atau lebih dan suatu akibat hanya akan terjadi bila ada sebabnya. AnalogiPada dasarnya analogi adalah perbandingan.RamalanRamalan adalah semacam inferensi yang berisi pernyataan tentang apa yang terjadi pada masa yang akan datang Gabungan3.3 Penalaran IlmiahIlmu ilmiah adalah Bangunan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan di peroleh melalui proses ilmiah yang yang menggunakan penalaran ilmiah . Ciri utama penalaran iniialah logis dan analitis. Logis berarti bahwa penalaran itu di lakukan sesuai dengan alur ataunpola penalaran deduktif yang rasional dan penalaran yang induktif yang empiris, sedangkan analitis berarti di lakukan menurut langkah tertentu sebagai konsekuensi di gunakan nya kedua alur penalaran tadi.

Proses ilmiah yang di kemukakan john dewey mencakup 5 langkah pokok sbb : Mengenali dan merumuskan masalahProses ilmiah selalu di mulai dengan pengamatan terhadap sesuatu yaitu terhadap gejala-gejala atau fakta-fakta. Menyusun kerangka berpikir dalam rangka penarikan hipotesisMasalah yang di hadapi perlu di carikan jawaban nya,karna masalah nya merupakan fakta maka jawaban nya jga harus di cari berdasarkan fakta . Dalam proses ilmiah jawaban itu tidak dapat di berikan secara langsung ,melainkan harus melaului jawaban sementara yang bersifat tentatif,artinya masuh harus di uji kebenaran nya. Merumuskan hipotesis Berdasarkan teori yang di susun maka dapatlah di buat silogisme dengan premis mayor nya berupa proposisi dari teori dan premis minor nya berupa proposisi sehubungan dengan masalah .Kesimpulan dari dua proposisi itulah yang merupakan jawaban sementara untuk masalah yang di hadapi .Proses penarikan kesimpulan tersebut merupakan proses deduktif.

Menguji hipotesisUntuk menguji hipotesis itu dengan data empiris .di perlukan langkah langkah untuk menuntut persyaratan sehubungan dengan metode penelitian ,teknik dan instrumen pengumpulan data ,teknk pengambilan sempel ,teknik analisis dan sebagainya.Menarik kesimpulan Merupakan jawaban masalah yang sejalan / sesuai dengan teori dan korsponden dengan kenyataan empiris. Dengan demikian bahwa jelas lah pula bahwa penalaran ilmiah di mulai dengan fakta dan di akhiri dengan fakta.

3.3.1 Fakta sebagai Unsur Dasar Penalaran IlmiahPenalaran memerlukan fakta sebagai unsur dasar nya . Untuk memahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu,terlebih kita harus mengenali fakta-fakta tersebut secara sendiri-sendiri ,bahwa berarti kita harus mengenali ciri-ciri nya dengan baik.Penggolongan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian pembagian atau pengklasifikasi. Klasifikasi Membuat klasifikasi sebuah fakta berarti memasukan atau menempatkan fakta fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistemSuatu klasifikasi akan berhenti,tidak dapat di teruskan lagi,jika sudah sampai kepada individu yang tidak dapat merupakan spesies atau jenis individu,tidak dapat di klasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat di lanjut kan,meskipun dapat di masukan ke dalam spesies .klasifikasi atau pengelompokan berbeda dengan pembagian ,pembagian lebih bersifat kuantitif ,tanpa suatu kriteria atau ciri penentu.

Jenis Klasifikasiklasifikasi sederhana Di dalam klasifikasi sederhana suatu kelas hanya mempunyai dua kelas bawahan yang berciri positif dan negatif.klasifikasi kompleks Di dalam klasifikasi kompleks suatu kelas mencakup lebih dari dua kelas bawahan Persyaratan KlasifikasiPrinsip nya harus jelasBerupa ciri yang menonjol ,dengan demikian tidak terjadi tmpang tindih .Klasifikasi harus bersifat logis dan ajek(konsisten),Artinya prinsip prinsip itu harus di terapkan secara menyeluruh kepada kelas bawahan nya Klasifikasi harus bersifat lengkap menyeluruhArtinya dasar pengelompokan yang dipergunakan harus di kenakan kepada semua anggota kelompok tanpa kecuali Guna KlasifikasiKlasifikasi membantu kita memahami fakta yang diperlukan sebagai unsur dasar penalaran. Klasifikasi juga diperlukan dalam pengembangan karangan . PengamatanPengamatan ialah kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat indrawi untuk melihat, mendengar, membaui, meraba, dan merasa. Berguna untuk menghitung, menaksir, memberikan ciri-ciri , mengklasifikasikannya, dan menghubung-hubungkan. ProposisiKalimat yang berisi pernyataan tentang hubungan antara fakta-fakta itu di sebut proposisi. Proposisi itu selalu merupakan kalimat pernyataan (berita).3.4 Penalaran Induktif

Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk sampai kepada suatu keputusan , prinsip, atau sikap yang bersifat umum maupun khusus berdasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.Ada tiga macam penalaran induktif :GeneralisasiAnalogiHubungan Sebab Akibat GeneralisasiGeneralisasi ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.Suatu generalisasi mencakup ciri-ciri umum yang menonjol bukanrincian. Didalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang pembuktian dengan fakta, contoh-contoh , data statistik dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus.

AnalogiKita dapat membandingkan sesuatu dengan lainnya bedasarkan atas persamaan yang terdapat diantara keduanya.Perbandingan yang di maksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu yang baru berdasarkan persamaannya dengan sesuatu yang sudah dikenal. Disebut analogi penjelas (deklaratif).Analogi induktif: artinya, suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebeneran gejala khusus lain yang memiliki sifat sifat esensial penting yang bersamaan. Hubungan Sebab AkibatMenurut prinsip umum hubungan sebab akibat, semua peristiwa harus ada penyebabnya. Hubungan sebab akibat peristiwa peristiwa mungkin mengikuti pola dari sebab ke akibat , akibat, sebab,atau akibat ke akibat.Penalaran dari sebab ke akibat, di mulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan pengamatan itu di tarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.Penalaran dari akibat ke sebab, dimulai dari sutu akibat yang diketahui. Berdasarkan akibat tersebut diperkirakan apa yang mungkin menjadi penyebabnya.Penalaran dari akibat ke akibat, berpangkal dari suatu akibat berdasarkan akibat tersebut langsung dipikirkan akibat lain tanpa memikirkan sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.3.5 Penalaran Deduktif Didasarkan atas prinsip, hukum, teori, atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala.Berdasarkan prinsip umum dan ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus.

Menurut bentuk nya penalaran deduktif ada 2 yaitu

3.5.1 SilogismeSilogisme merupakan suatu cara penalaran yang formal. Kalimat pertama (premis mayor) dan kalimat kedua (premis minor) merupkan pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.Premis dan TermProposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah.premis ialah pernyataan yang di gunakan sebagai dasar penarika kesimpulan.term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek (S) atau predikat (P)

Macam-macam Proposisi1) Menurut bentuknya proposisi terbagi 2 :*Proposisi tunggal ialah proposisi yang hanya berisis satu pernyataan saja.*Proposisi majemuk alah gabungan antara dua proposisi tunggal atau lebih. 2) Menurut sifat pembenaran dan pengingkaranJika hubungan itu tanpa syarat, proposisi digolongkan kedalam proposisi kategoris, dan sebaliknya jika disertai syarat , proposisi termasuk ke dalam proposisi kondusional 3) Berdasarkan Kuantitasnya*Proposisi universal ialah predikat membenarkan atau mengingkari seluruh subjek. *Proposisi partikular hanya membenarkan atau mengingkari sebagian saja.4) Menurut kualitas dan kuantitasnyaa. Proposisi universal positif (affirmative), didalam logika diberi simbol b. Proposisi universal negatif : Ec. Proposisi Partikilar positif : Id. Proposisi partikular negatif : ODistribusi TermMenurut kulaitas dan kuantitasn proposisi term mungkin bersifat distributif atau non distributif. Suatu term dikatakan distributif, jika meliputi seluruh denotasiny, dan dikatakan non distributif jika hany ameliputi sebagia sajaPersayaratana. Didalam silogisme hanya mungkin terdapat 3 (tiga) termb. Term tengan tidak boleh terdapat didalam kesimpulan.c. Dari dua premis ingkar tidak dapat di arik kesimpuland. Kalau kedua premisnya positif kesimpulannya harus positife. Term term yang mendukung posisi harus jelas, tidak mengandung pengertian ganda atau menimbulkan keraguan.f. Dari premis mayor partikular dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.g. Premis mayor dan silogisme mungkin berasal dari teori atau diperoleh melalui penelitian ilmiah yang panjang prosesnya3.5.2 EntimenBentuk yang sering digunakan dan dipakai ialah bentuk entimen. Entimen ini pada dasarnya adalah silogisme. Tetapi didalam emtimen salah satu premisnya dibilangkan/tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.Untuk mengubah entimen menjadi silogisme mula-mula cari kesimpulan dan temukan premis yang akan dihilangkan.Untuk mengubah silogisme menjadi entimen yaitu menghilangkan salah satu premisnya.

3.6 Salah NalarMenurut penyebab utamanya salah nalar terbagi 2Kesalahan InformalKesalahan ini terjadi apabila premis-premis tidak mempunyai hubungan dengan kesimpulan.Jenis kesalah ini adalah Argumentum ad HominemArgumentum ad BaculumArgumentum ad Verucundiam/ Argumentum AdictorotatisArgumentum ad PopulumArgumentum ad MisericordiamKesalahan non-clausa pro-causaKesalahan AksidensiPetitio PrincipiiKesalahan Komposisi dan DivisiKesalahan Karena pertanyaan yang kompleksNon Secuitur ( kesalahan kkonsekuen )Ignoratio Elenchi

2. Kesalahan FormalKesalahan ini berhubungan erat dengan materi dan proses penarikan kesimpulan baik deduktif maupun induktif.Kesalahan ini ada 2 macam :Kesalahan InduktifKesalahan yang berhubungan dengan proses induktif. Jenisnya antara lain :Generalisasi terlalu luasHubungan sebab akibat yang tidak memadaiKesalahan analogi

II. Kesalahan DeduktifDalam cara berpikir deduktif kesalahan yang bias terjadi ialah kesalahan premis mayor yang tidak dibatasi.Kesalahan deduktif ialah kesalahan term keempat,dalam term tengah dalam premis minor tidak merupakan bagian dari term mayor.Kesimpulan terlalu luas atau lebih luas dari pada premisnya.Kesalahan kesimpulan dari premis negatif.

TERIMA KASIH