Kelir Zine Edisi 1

63
kelir share and inspire Edisi I | AGUSTUS 2012

description

Edisi pertama yang memang baru memulainya ini menyuguhkanberagam karya teman-teman yang sudah andil besar hingga ‘kelir’ iniada. GALERIcerita yang merupakan cerita dan sharing dari teman-teman kontributor yang beragam isinya mulai dari; kamera ponsel, tempatwisata alam dan sejarah, ada juga inspirasi kegiatan lingkungan dengan tema sampah. GALERIfoto menampilkan karya foto teman-temankontributor. ULASANkisah yang berkisah tentang perjalanan seorangpejalan. serta ULASANkhusus belajar fotograf

Transcript of Kelir Zine Edisi 1

  • 1Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    kelirshare and inspireEdisi I | AGUSTUS 2012

  • Edisi I | AGUSTUS 20122 kelir

    Adam Ghifari Nuskara | Agung Widi | Bayu Emde Winata | Ewaldus Sham Am-brosius Tukan | Joan Prahara Bumi | Maufiroh Isnainto | Ngaliman | Tirta Hadi Frans Pranata | Wawies Wisnu Wisdantio | Zani Noviansyah

    Kontributor

    Era digital cukup ramai saat ini, berbagai hal telah mengalami digitalisasi terutama media, dari portal berita,e-papper,e-book,e-mag-azine dan banyak lagi. Bukan baru mengawalinya tapi memang baru memulainya, memang begitu kiranya kelir ini ada dan menjadi benar-benar bisa sesuai dengan harapan tagline share and inspire yang dalam makna Indonesia bermaksud untuk berbagi dan mencoba menginspirasi.

    Edisi pertama yang memang baru memulainya ini menyuguhkan beragam karya teman-teman yang sudah andil besar hingga kelir ini ada. GALERIcerita yang merupakan cerita dan sharing dari teman-te-man kontributor yang beragam isinya mulai dari; kamera ponsel, tempat wisata alam dan sejarah, ada juga inspirasi kegiatan lingkungan den-gan tema sampah. GALERIfoto menampilkan karya foto teman-teman kontributor. ULASANkisah yang berkisah tentang perjalanan seorang pejalan. serta ULASANkhusus belajar fotografi. Di edisi yang Bukan baru mengawalinya tapi memang baru me-mulainya ini semoga niat berbagi dan menginspirasi bisa selalu meng-hadirkan kemanfaatan, terima kasih buat teman-teman kontributor, karya teman-teman sudah ada dan harapanya bisa tetap ada dengan keberlanju-tanya.

    Redaksi

    Bukan baru mengawalinya tapi memang baru memulainya

    Editorial

    Diterbitkan Oleh:

    share and inspire

    Karya foto dan tulisan dalam kelir ini merupakan hasil karya fotografer dan atau penulis yang bersangkutan, penggunaan hasil karya dalam bentuk apapun harus dengan seizin dan sepengetahuan fotografer dan penulis

    Konten dan Isi

    Nggak Masalah Kok.

    Pakai kamera handphone?

    AIR TERJUNSRI GETHUK

    SAMPAH PENGHIAS SUNGAIKU

    Gua Rancang Kencono

    Brillian nyaDigital SLR

    Debu-debu Perjalanan Si Pejalan

    GALERIcerita

    GALERIfoto

    ULASANkisah

    ULASANkhusus

    @Zanij

    @bayuwinata

    @ShamAmbrosius

    @isnanvillage

    @ngalimanBT

    @ZaFranKenarok

    8-13

    14-20

    21-27

    28-30

    31-34

    35-39

    40-44

    45-47

    48-53

    54 -57

    58 -62

    COVER

    Foto: Wawies Wisnu Wisdiantio

    Judul: Si Pejalan

    kelirshare and inspireEdisi I | AGUSTUS 2012

    3-7

    keliremail : [email protected]

  • 3Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Adam Ghifari Nuskara

    @adamghifn

  • Edisi I | AGUSTUS 20124 kelir

    Kamera ponsel tetap bisa meng-hasilkan foto yang bagus, meskipun tidak di semua situasi. Sudah pasti, jika kondisi pencahayaan obyek cukup maka hasil foto bagus. Jika pencahayaan kurang, biasanya gam-bar yang dihasilkan agak kasar karena noise. Dan banyak lagi kekurangan lainnya jika dibandingkan dengan kamera yang benar-benar kamera. Dari sejumlah kekurangan yang ada, kamera ponsel ini tetap mempu-nyai nilai plus tersendiri; praktis dan simpel. Kecenderungan masa kini, kemanapun seseorang pergi ia selalu membawa ponselnya. Dari mulai

    bangun tidur hingga akan tidur lagi, ponsel selalu ada di dekatnya. Bah-kan, ketika nongkrong di WC pun ponsel bisa menjadi teman.

    Sadarilah, jika ponsel kita berkamera, kita selalu membawa kamera kemana-mana. Artinya, kita mempunyai kesempatan untuk me-motret kapanpun dimanapun. Mari tetap belajar. Memotret dengan alat apapun, hendaknya kita bisa mengop-timalkannya.

    Nggak Masalah Kok.

    Teks & Foto Oleh : Adam Ghifari Nuskara

    Mode Panorama | Sony Ericsson-G502

    Pakai kamera handphone?

    GALERIcerita GALERIcerita

    kamera ponsel tetap mempunyai nilai plus tersendiri; praktis dan simpel

  • 5Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

    di Terminal Purwokerto | Sony Ericsson-W302

    Coba Analog | Samsung-GT S5670

  • Edisi I | AGUSTUS 20126 kelir

    Panggung |Sony Ericsson-G502

    GALERIcerita GALERIcerita

  • 7Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Pantai Drini | Sony Ericsson-

    W302

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 20128 kelir

    AGUNG WIDI

    @thuban07

  • 9Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita

    AIR TERJUN

    Air Terjun Sri Gethuk berada di Dusun Menggoran, Desa Ble-beran, Kecamatan Playen, Gunung Kidul sekirat kurang lebih 40km dari kota Yogyakarta. Untuk sampai ke air terjun ini, kita bisa melewati jalan Jogja-Wonosari. Dari parkiran kita bisa memilih rute sendiri untuk menuju air terjun ini, mau naik perahu apa jalan kaki? yah, aku memilih naik perahu. Dengan semangat 45, aku menuruni jalan setapak menuju dermaga perahunya.

    Tak sabar di tepian sungai, Akhirnya perahupun datang. setelah naik perahu kita mulai menyelusuri sungai Oya dan lagi-lagi peman-dangan indah membuat saya kagum sambil mengabadikan pemandan-gan yang aku lewati. Keindahan sisi-sisi bukit yang berada ditepian oya mengeluarkan aliran air yang jatuh kesungai Oya.. Tidak di sangka, dibalik daerah batuan karst dan gersang terdapat tempat yang indah ini. Berikut foto air terjunnya, silakan menikmati dan jangan lupa mampir kesini ya :) saat akan pulang penjaga kapal menawarkan rafting untuk menuju dermaga, lebih asyik rafting daripada naik perahu mas tambahnya. Dengan rasa penasaran dan sok-sokan berani ( berhubung aku g bisa berenang ) aku ikuti saja tawaran mas-mas tersebut. Dan ternyata me-mang benar rafting lebih asik dari pada naik perahu.

    SRI GETHUKlebih asyik rafting daripada naik perahu mas

    Teks & Foto Oleh : Agung Widi

    GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201210 kelir

    GALERIcerita

    Biaya:Tiket Rp. 3.000 / orangTarif naik rakit Rp 5.000 / orang (pulang pergi)Sewa ban Rp. 2.000 / orangRafting Rp 15.000 / orang (beserta pemandu)

    Tambahan jika mau berkunjung kesini dan ingin airnya ber-warna hijau bukan kopi susu datanglah saat musih kemarau atau jika musim penghujan datanglah setelah 4 hari tidak hujan.Bawalah pakaian ganti, serta uang yang cukup.Pastikan kendaraan anda dalam kondisi prima, karena jalan menu-ju Sri Getuk lumayan ancur.Jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan setiap momen anda, bisa juga buat pamer kepada teman :) JANGAN KOTORI TEMPAT INDAH INI DENGAN SAMPAH!

    ENJOY YOUR TRIP!!!

    GALERIcerita

  • 11Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201212 kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

  • 13Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201214 kelir

    JOAN PRAHARA BUMI

    @joanprahara

  • 15Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita

    Salah satu kegiatan saya selain akademik saat ini yaitu iku-tan beberapa kegiatan dengan teman-teman dari LIFEPATCH. Salah satunya adalah susur sungai yang bertemakan Jogja River Project. Saya telah mengikuti kegiatan JRP di dua sun-gai, yaitu Sungai Winongo dan Sungai Gajahwong. Kegiatan ini sebenarnya untuk jalan-jalan tetapi memiliki konten yang seru dan asik. Sembari menyusuri sungai juga mengambil sampel air untuk meneliti bakteri E.Coli, mapping area Daerah Aliran Sungai (DAS), analisa vegetasi yang ada dipinggiran sungai, dan pendokumentasian Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Pada kegiatan ini saya lebih fokus untuk mendokumenta-sikan kondisi dipinggiran sungai yang penuh dengan sampah-sampah baik organic atau non organic. Sebenarnya secara kondisi alam, dua sungai ini sangat menyenangkan untuk keg-iatan susur sungai. Banyaknya pohon besar dipinggiran sungai, macam-macam tanaman yang saya sendiri agak kaget masih bisa menemukannya ditengah kota seperti sekarang ini. Tetapi banyaknya sampah yang ada disepanjang pingiran sungai membuat pemandangan menjadi tidak enak. Himbauan atau slogan-slogan dari pemerintah maupun swasta tentang jangan membuang sampah sembarangan sudah banyak terpampang dipinggir sungai, namun sepertinya kesadaran masyarakat masih kurang.

    SAMPAH PENGHIAS SUNGAIKUTeks & Foto Oleh : Joan Prahara Bumi

    Banyaknya sampah dapat mempengaruhi sulitnya menda-pat air bersih, kar-ena resapan air dari sungai sudah tercemar oleh sampah

    GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201216 kelir

    GALERIcerita

    Bahaya banjir juga mengancam masyarakat di DAS Winongo dan Gajahwong. Sisa luapan banjir cukup tinggi, hal ini dapat dilihat dari sampah-sampah yang tersangkut pada pohon-pohon dipinggi-ran sungai. Sampah juga menjadi penyebab banjir, karena dapat me-nyumbat aliran air. Banyaknya sampah dapat mempengaruhi sulitnya mendapat air bersih, karena resapan air dari sungai sudah tercemar oleh sampah. Selain masyarakat, beberapa hewan yang sebenarnya bermain dikebun yang hijau oleh tumbuhan, sekarang dikebun yang penuh dengan sampah.

    Beberapa kali masih terlihat warga membuang bungkusan sampah ke sungai. Sepintas saya membayangkan kondisi sungai yang bersih dari sampah, airnya jernih, dan bebek berenang di sungai, sangat me-nyenangkan. Lebih menyenangkan lagi ketika sungai-sungai di Jogja bersih dari sampah. Sungai-sungai tersebut dapat menjadi salah satu wahana untuk jelajah alam, susur sungai maupun area hijau ditengah kota. Semoga Jogja (masih) Berhati Nyaman.

    GALERIcerita

  • 17Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201218 kelir

  • 19Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201220 kelir

  • 21Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    TIRTA HADI FRANS PRANATA

    @ZaFranKenarok

  • Edisi I | AGUSTUS 201222 kelir

    Gua Rancang KenconoBesar

    Pohon Klumpit Raksasa, pohon ini telah berumur sekitar 300 tahun. Dan Gua Rancang sendiri menurutnya telah ada sejak 3000 an tahun lalu.

    Teks & Foto Oleh : Tirta Hadi Frans Pranata

  • 23Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Gua Rancang Kencono Poto-poto Pemandangan Gua Rancang jika di lihat dari Luar. Gua Rancang ada 3 bagian, pertama, ruang yang luasnya bisa untuk main badminton, kedua agak kecil dan ketiga itu ruang tertutup, dan di ruang ke tiga ini gak ada jalan masuk kecuali lubang yang berdiameter sekitar 1 meter lah.

    Tumbuh itu ke atas Pohon Klumpit yang Tumbih di mulut Gua Rancang jika di lihat dari luar gua.

    Gua Rancang KenconoAlamat: Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia Koordinat GPS: S75657.4 E1102934.4 Dinamakan Gua Rancang Kencono, karena gua ini dulu digunakan untuk menyusun atau merencanakan strategi perang antara laskar Mataram dengan penjajahan Belanda pada tahun 1720-an. Laskar Mataram tersebut adalam Kyai Soreng Pati, Kyai Putut Linggo Bowo, dan Kyai Kromo Wongso. Bahkan dari buku mozaik pusaka budaya, tempat ini juga sebagai pertemuan Pangeran Diponegoro dengan Sentot Prawirodirdjo serta petinggi Kerajaan Mataram pada waktu itu.

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201224 kelir

    Sempit Lorong yang digunakan sebagi jalan memasuki ruang ke 2 dari Gua rancang kencono. Diameter lubang dari meter sehingga

    pengunjung harus merangkak untuk melewatinya.

    Bukti Kesetiaan Prasasti ini merupakan pernyataan kesetiaan laskar mataram kepada Sri Sultan Hamengkubowono

    GALERIcerita GALERIcerita

  • 25Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Sempit Lorong yang digunakan sebagi jalan memasuki ruang ke 2 dari Gua rancang kencono. Diameter lubang dari meter sehingga

    pengunjung harus merangkak untuk melewatinya.

    GALERIcerita

    Muat gak yaa Seorang pengujung mencoba melewati celah untuk menuju ke ruang ke tiga di gua rancang.

    Poto-poto lagi Ruang pertama Gua Ran-cang Kencono, ruang ini

    cukup besar hingga cukup untuk di buat lapangan

    Batminton.

    Gelap satu-satunya jalan menuju bagian dalam Gua, lorongnya cukup sempit dan sangat gelap, tidak ada penerangan sama sekali.gua.

    GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201226 kelir

    Menawarkan senter Anak ini Umurnya sekitaran sekolah dasar yang menjajakan jasa penyewaan

    senter, ketika ditanya harga sewanya Mereka menjawab seiklasnya aja mas

    Anak Gua Kadang setelah pulang sekolah atau pada saat libur sekolah mereka dating ke Gua untuk menawarkan jas penyewaan senter, namun mereka tidak pernah mematok harga pasti, tapi seiklas pengunjung aja memberi mereka beraoa untuk jasa penyewaan senter mereka.

    GALERIcerita GALERIcerita

  • 27Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    BecekSebagai tempat wisata yang memiliki prospek ekonomi menjanjikan, akses jalan menuju ke Gua rancang sangat memprihatinkan, jalannya ber-lubang dan masih belum di aspal, sehingga jika turun hujan jalan menjadi becek.

    GALERIcerita GALERIcerita

  • Edisi I | AGUSTUS 201228 kelir

    Bayu Emde Winata

    @bayuwinata

  • 29Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Ih.. Bau.. | Bayu Amde Winata

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201230 kelir

    Dua | Bayu Amde

    Winata

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 31Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Ewaldus SHAM Ambrosius Tukan

    @ShamAmbrosius

  • Edisi I | AGUSTUS 201232 kelir

    Untukmu IndonesiakuIr. Soekarno pada peringatan Kota Yogyakarta seba-gai Ibukota Republik IndonesiaYogyakarta, 04 Januari 2012

    Canon EOS 1000D | 1/100 | f/7.1 | ISO 200

    BumikuBumi Imogiri yang indah dengan jembatan yang mem-

    belah sungai dengan material pasir nan indahImogiri, 01 Maret 2012

    Canon EOS 1000D | 1/250 | f/5.6 | ISO 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 33Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIfoto

    Yogyakarta and SunsetKota Yogyakarta dari salah satu sudut yang tinggi di dalam kota, berpadu dengan keindahan langit di senja hariYogyakarta, 09 Februari 2012

    Canon EOS 1000D | 1/40 | f/5.6 | ISO 400

    GALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201234 kelir

    GALERIfoto

    SunsetSiluet Gedung Agung ketika matahari hendak kembali ke peraduannya

    Yogyakarta, 19 Januari 2012

    Canon EOS 1000D | 1/80 | f/6.3 | ISO | 100

    GALERIfoto

  • 35Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Maufiroh Isnainto

    @isnanvillage

  • Edisi I | AGUSTUS 201236 kelir

    80 Meter Deep

    Rays Of Light yang indah dari gua jomblang gunung kidul, kedalaman 80 meter, dan hanya bergelantung dengan seutas tali untuk menuruninya

    Kamera Nikon FM 3A | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |

    F 5.6 | 1/125 | ISO 100 ilford film

    Ring

    Wedding ring dengan gelembung gelem-bung udara menyelimutinya.

    Kamera Nikon D300s | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |

    F 1.8 | 1/125 | ISO 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 37Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Bug n Flower

    Makro dengan sistem crop, seekor lalat dieng yang hing-gap di sebuah bunga kuning. Dengan tone yang kontras

    Kamera Nikon D300s | Lensa Nikon 50 mm f1.8 |F 1.8 | 1/200 | ISO 320

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201238 kelir

    Aura Ratu Boko

    Juara pada lomba indosat touring photography : Heritage .. dan dijadikan

    sebagai cover isi ulang IM3 100.000

    Kamera Nikon D300s | Lensa Tokina 12-24mm f4 | F 20 | 1/400 | ISO 320

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 39Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201240 kelir

    NGALIMAN

    @ngalimanBT

  • 41Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    PanoramaPemandangan nan indah dari POS 3 Kergo Pasar Jalur Chuntel Pendakian Gunung Merbabu

    Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201242 kelir

    Pohon Tinggidari POS 4 Jalur Chun-tel Pendakian Gunung

    Merbabu

    Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus

    200

    ElokMasih dari POS 3 Kergo Pasar Jalur Chun-tel Pendakian Gunung Merbabu

    Kamera FUJICA M1 | Film Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 43Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIfotoGALERIfoto

    Pasukan Lombok Abang

    Pada Upacara Per-siapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

    Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

  • Edisi I | AGUSTUS 201244 kelir

    Beriringan melangkah

    Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

    Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

    GALERIfotoGALERIfoto

    Masang Bendero

    Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

    Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

  • 45Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Masang Bendero

    Pada Upacara Persiapan Grebeg,yang diselenggarakan oleh Kraton Yogyokarto, 5 Februari 2012 .

    Kamera Canon 550D, Lensa Kit 18-55.

    TIRTA HADI FRANS PRANATA

    @ZaFranKenarok

  • Edisi I | AGUSTUS 201246 kelir

    MiripPerbukitan menuju puncak gunung Merbabu jika di lihat dari puncak Sarif Gn. Merbabu, Mirip dengan tembok besar

    Cina.

    Tirta Hadi Frans PranataCanon 550D | ISO 200 | 1/25 | f/6.3

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 47Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    GALERIfoto

    PerjalananPerjalanan panjang untuk menikmati terang.

    Tirta Hadi Frans Pranata Canon 550D | ISO 100 | 1/40 | f/11

    BayanganBayangan teman di antara bayangan pohon dan pohon.

    Tirta Hadi Frans PranataCanon 550D | ISO 800 | 1/6 | f/8

    GALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201248 kelir

    Zani Noviansyah

    @zanij

  • 49Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Hempasan Ombak Pantai Klayar Pacitan 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201250 kelir

    Candi Sambisari Sleman, Yogyakarta 2011

    Nikon f55 | Lucky BW 100

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 51Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Death Vomit (Yogyakarta)Hammersonic Metal Festival

    Jakarta 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    Death Vomit (Yogyakarta)Hammersonic Metal Festival Jakarta 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201252 kelir

    Something Wrong (Yogyakarta)Bandung Berisik 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    Suffocation (US)Hammersonic Metal FestivalJakarta 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • 53Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Chthonic (Taiwan)Hammersonic Metal

    FestivalJakarta 2012

    Ricoh F50s | Kodak Colorplus 200

    GALERIfotoGALERIfoto

  • Edisi I | AGUSTUS 201254 kelir

    wawies Wisnu Wisdianto

    @wawieswisnu

  • 55Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    ULASANkisah

    Rasa ingin tahu adalah sifat dasar siapapun. Ketika rasa itu membesar, akan berubah layaknya bahan bakar ramah lingkungan pendorong setiap utas otot tubuh untuk selalu menjela-jah dan menggelembungkan rak-rak wawasan dengan segudang pengala-man tak ternilai.

    Menelusuri temaram jalanan kota lama Jakarta, menikmati rebusan biji-biji kopi sambil berbincang hangat di warung kopi tak seberapa jauh dari

    pelabu-han Belitung, terhanyut alunan sutra para biksu sambil menahan pedih di mata terpanggang asap wangi dupa doa, atau menikmati senja di teras rumah sederhana berdinding kayu di lereng perbukitan Manokwari hanyalah sedikit fragmen dari tumpukan kisah menapaki jalanan yang terkadang malah lebih mencandu daripada destinasi atau ujung perjalanan itu sendiri.

    Bagi si pejalan, perjalanan bukan sekedar traveling untuk me-rengkuh sebanyak mungkin destinasi. Sebentuk pemuas rasa haus akan hal baru ketika satuan waktu dan nominal dana dirasa sebagai dinding

    pembatas. Perjalanan juga bukan melulu membekukan segalanya dalam frame-frame foto untuk mengurung kenangan, pengalaman dan pengetahuan agar tak hilang termakan waktu. Namun, perjalan-an adalah pertemuan dengan budaya dan kehidupan. Tak ada budaya dan kehidu-pan yang sama persis. Serpih-serpih masa lalu dalam rangkuman kisah sejarah, gurat-gurat alam sebagai tempat hidup, hingga geliat dan cara hidup penghuninya perlahan namun pasti menjadi pembentuk budaya dan kehidupan yang memiliki tutur maupun wajah saling berbeda.

    Ketika kaki-kaki si pejalan menapaki tangga bukit Panan-jakan untuk menikmati sunrise mem-belai Bromo, Semeru, Bathok dan beberapa puncak lainnya. Keindahan itu terasa hanyalah bait pendek bagian dari puisi panjang Kal-dera purba dan kehidupan suku Tengger. Puisi kehidupan reli-

    Teks & Foto Oleh : Wawies Wisnu Wisdantio

    Debu-debu PerjalananSi Pejalan

    ULASANkisah

  • Edisi I | AGUSTUS 201256 kelir

    ULASANkisah

    gius suku Tengger ketika mengagungkan gunung Bromo yang berdiri bagai padma ditengah lautan pasir. Sekaligus lirih menceritakan geliat mereka memeras segala upaya untuk mengelola tanah di tebing-tebing terjal vulkanis yang malah kurang subur karena tingginya intensitas ke-aktif-an Bromo dan Semeru .

    Lain halnya ketika si pejalan terbuai pelukan kedahsyatan alam Papua yang dapat disejajarkan dengan Hutan Tropis Amazone dan Hutan Tropis Kongo dalam daftar The Global Tropical Wilderness Areas. Rindang dedaunan hutan tropis me-nyembunyikan sisi lain tak kalah dahsyat. Alam dan penghuninya menjadi jalinan sederhana yang hidup apa adanya dan saling menghidupi. Alam adalah ibu yang menghidupi anak-anaknya bagai nilai-nilai religius nan agung, kental terbuncah di tiap geliat keseharian hingga pekat filosofi tersimpan dibalik kesederhanaan pakaian adat para penghuninya. Terkadang perlu membuang ego pribadi untuk bisa menjadi bagian dari kehidupan setempat. Sekerat gigitan memecah keras buah pinang bergemelutuk di dalam mulut tetap dilakukan. Meski wajah memerah tak biasa diterjang rasa sepat dan pahit nan pekat hingga hadirkan tawa beberapa

    teman, mengunyah pinang, kapur dan sirih sudah layaknya simbol kepercayaan dan persaudaraan. Tawaran mencicipinya ambil berbincang adalah tanda bila si pejalan tak lagi dianggap sekedar pendatang, menjadikannya bagai menemukan rumah kedua penuh rasa persaudaraan.

    Semakin jauh ayunan langkah, si pejalan seakan mera-sa terperosok dalam kegelapan ketidak tahuan yang semakin pekat dan kelam.

    Kurikulum singkat dari pemuda tanggung berdarah suku Serui Ambay ketika mengajar-kan salah satu cara sebagian masyarakat Papua membedakan asal sukunya masing-masing melalui mengenali perbedaan dialek bahasa dan melihat perbe-

    daan ciri fisik yang tentu saja tetap sulit dimengerti si pejalan, hanyalah sebagian kecil hal yang membuatnya merasa semakin tercekik rasa haus untuk menjelajahi setiap lekuk indah negeri kelahirannya dan mencecap kearifan lokal setiap suku bangsa penghuninya. Terlebih lagi ketika memandangi hamparan peta negeri kelahirannya yang membentang seluas 1,9 juta km2 dan dihuni 1.128 lebih suku bangsa yang tersebar di 13 ribu pulau, semua terpapar bagai sumber pemuas da-haga yang tak terbatas.

    Si pejalan tetap sosok pemuja mimpi yang kebetulan terlahir suka jalan-jalan ketika transportasi, telekomunikasi, dan arus informasi sudah maju pesat. Era yang memungkinkan siapapun menapakkan jejak ke sudut-sudut bumi. Era ketika emisi mesin mekanis mengganas, perlahan mencekik bumi meneriakkan kisah lirih clean

    ULASANkisah

  • 57Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    energi. Era ketika wajah alam mulai tergerus tumbuhnya hutan beton bagai cendawan di musim penghujan. Bahkan, era ketika perjalanan dan pariwisata seringkali dituding lukai alam akibat tebaran sisa-sisa industri perjalanan dan pariwisata yang semakin menum-puk.

    Akankah keindahan tertangkap mata ini akan tetap seperti apa adanya dalam beber-apa tahun mendatang? sering kali mencuat hadirkan rasa gamang. Meski tak bisa dipung-kiri, keingi-nan hadirnya rasa nyaman dan sebentuk kesenangan tanpa sadar menjadi tun-tutan bawaan para pejalan yang perlah-an memantik perubahan wajah set-iap tempat persinggahan perjalanan.

    Pada akhirnya, sikap, cara berperilaku, serta kemauan beradaptasi untuk lebur menjadi bagian dari alam dan budaya setempat adalah pilihan bagi para pejalan. Seperti halnya pilihan untuk memilih cara menempuh perjalanannya masing-masing, menelusuri jalanan gelap meng-gelandang bak backpacker, menikmati peluk kenyamanan kemasan pariwisata, ataupun menggabungkan keduanya untuk menciptakan sensasi tersendiri pada perjalanan yang dilakukannya.

    Bagi si pejalan, perjalanan adalah bentuk pencarian berbagai hal tersurat maupun hanya lirih tersirat hingga menggelembungkan rak-rak memory bernama pengalaman, hingga terkadang mencuatkan sensasi religius di setiap utas jejaring pemahaman dalam benak.

    ULASANkisah

  • Edisi I | AGUSTUS 201258 kelir

    ULASAN KHUSUS

    Brillian nya Digital SLR

  • 59Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Brillian nya

    Kamera digital adalah alat yang sangat cerdas. Dia dapat mendeteksi dan membaca cahaya, memutuskan berapa nilai eksposur, menyesuaikan white balance, mendeteksi kontras untuk mencapai fokus, dan seluruh hal-hal lain yang berlangsung di balik layar dimana kita tidak pernah menyadarinya. DSLR begitu pintar, sehingga banyak fotografer pro membuat argumen bahwa tidak ada alasan untuk tidak otomatis!

    Saat Anda memotret manual, pada dasarnya anda meninggalkan sebagian besar sistem kamera Anda. Anda masih memiliki pengukur cahaya, tetapi Anda harus memutuskan apakah meter yang akan menjadi benar atau tidak. Untuk melakukan ini, Anda harus menyesuaikan baik aperture dan shutter speed un-tuk mendapatkan eksposur yang tepat, dan juga waktu yang lebih lama.

    Sementara semua fotografer berbeda, saya sering menempatkan aperture lebih utama sebelum kecepatan rana. Yang saya maksud disini adalah bahwa saya jarang menggunakan kecepatan rana sebagai fungsi kreatif. ketika saya memotret dalam manual saya biasanya hanya menyesuaikan kecepatan rana untuk membuat meteran menunjukkan eksposur yang tepat. atau kata lain aper-ture sudah diputuskan kemudian kecepatan rana berfungsi hanya untuk mem-peroleh eksposur yang tepat.

    Dengan Exposure compensation memungkinkan fotografer membidik Nilai Aperture dengan pola pikir manual. Karena kamera saat ini begitu pintar maka eksposur yang dihasilkan biasanya tepat, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk setting.

    Figure Av Button

    Ketika menggunakan mode Av, jangan lupa untuk melihat kecepatan rana yang dihasilkan oleh kamera dan memastikan itu cukup cepat untuk mendapatkan gambar yang tajam. Jika terlalu lambat, pertama kali yang dilakukan adalah menyesuaikan ISO sampai untuk mendapatkan kecepatan rana yang lebih cepat. Jika saya mendor-ong ISO terlalu tinggi, baru kemudian mempertimbangkan perubahan aperture

    Saat menggunakan Mode Av inilah Exposure Compensation berguna. Sebelum mengetahui apa itu exposure compensation mari kita kembali lagi ke pengenalan alat yang sangat berpengaruh terhadap metering kita

    1. Overall Metering (Multi Segment/Zone/Matrix Metering)

    Dalam mode ini kamera mencoba untuk memperhitungkan semua pertimbangan exposure value dalam viewfinder. Kebanyakan kamera memiliki zona metering ban-yak di sekitar frame (misalnya Canon EOS 5D memiliki 35 poin yang dibutuhkan ke dalam pertimbangan).

    Digital SLRTeks & Foto Oleh : Maufiroh Isnainto

    ULASANkhusus ULASANkhusus

  • Edisi I | AGUSTUS 201260 kelir

    3. Spot Metering

    Mode ini berfungsi untuk melakukan metering pada tempat yang sangat kecil da-lam frame. mode ini yang sangat berguna untuk kondisi pencahayaan yang rumit di mana seluruh frame memiliki exposure value yang sangat berbeda dari titik yang akan diekspose exposurenya secara benar.Figure penggunaan spot metering dalam pengukuran exposure gitar sebagai contoh jika dalam situasi mengambil potret seseorang yang wajah-nya sedikit terlalu gelap karena adanya backlight.Tanpa pengukuran spot dalam situasi ini mungkin akan mendapati hasil siluet/gelap.

    Spotmetering memberikan fungsi yang sangat tepat ketika membutuhkan ekposure yang tepat dan spesifik dari suatu titik atau daerah tertentu dalam frame.

    4. Partial Metering

    Figure penggunakan matrix dalam landscape dan keseharianPencahayaan ini menghitung secara keseluruhan dari semua zona dan mengambil perkiraan terbaik dengan merata-rata nya. Mode ini sering saya gunakan sebagian besar pada kamera saya dan itu memberikan hasil yang bagus. Namun, kadang kala perhitungan kamera kadang salah disebabkan karena adanya perbedaan exposure cahaya yang besar dalam frame. Contoh foto dengan backlight atau background frame yang sangat terang.

    2. Center Weighted Metering

    Center-weighted adalah sistem metering pada kamera digital poket yang tidak menawarkan mode metering lainnya. Itu adalah sistem metering yang paling umum. Exposure Metering itu menghitung rata rata exposure seluruh frame dengan penekanan keutamaan ketepatan exposure berada di daerah pusat.

    Figure penggunaan Center weight untuk subjek ditengah maupun model

    ULASANkhusus ULASANkhusus

  • 61Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    Figure subject di kelilingi dengan area terang.

    Partial Metering parsial spot metering namun meliputi area yang lebih be-sar pada viewfinder, sekitar 13,5 persen. Hal ini berguna untuk mengambil foto potret ketika subyek berada pada cahaya back light. Partial Metering juga sering digunakan ketika scene memiliki area terang atau gelap di sekitar tepi subjek. Underexposure akan otomatis diminimalkan den-gan metering pada subjek utama tadi. Kedua nya, baik Spot maupun Partial metering adalah advance setting, kar-ena memberikan fotografer kontrol atas eksposur daripada matriks dan center weight metering.

    What is Exposure Compensation and when do I use it?

    Figure yang terlihat dalam view finder

    Exposure compensation adalah cara mudah untuk mengoreksi eksposure yang kurang tepat. Ini adalah skala geser yang ada pada kebanyakan kamera digi-tal, biasanya ditunjukkan dengan tandaplus/minus dan skala geser, biasanya mulai dari -2 di kiri, ke +2 di sebelah kanan. Hal ini memaksa kamera un-tuk menyesuaikan perhitungan exposurenya lagi sesuai dengan kompensasi yang diinginkan.

    dan mengapa -2 sampai +2 ..? ini adalah batas editing dari post processing lanjut pada computer, yang jika dinaikan exposure valuenya +2 atau diturunkan hingga -2, tidak akan mengurangi kualitas detil gambar secara signifikan. Seh-ingga dalam pengambilan gambar dengan menggunakan raw files kita tidak usah khawatir jika over atau under selama masih dalam batasan 2 ,sehingga akan mengurangi jumlah pemakaian hutter kamera, dikarenakan selalu ingin menge-jar hasil yang pas eksposurenya

    Figure batas exposure value yang masih bisa di benahi dalam post processing di komputer

    Dan exposure value ini lah yang sering dinamakan dengan Stop

    What is Stop / Exposure ValueDi era digital sekarang kadang kita sering meninggalkan pengetahuan dasar ten-tang Stop / Exposure Value. Exposure Value adalah suatu ukuran pencahayaan dalam kamera, dimana semua aspek baik ISO, Aperture, dan shutter speed, berpengaruh dalam besarnya exposure value yang dihasilkan sehingga menjadi seperti gambar yang kita lihat, dan bias kita nilai bahwa itu under exposure atau over exposure.Dan berikut adalah step +1 stop nya

    Aperture f/stop: dalam setiap angka dibawah ini akan berpengaruh terhadap +1 stop cahaya yang dihasilkan

    | f/32 | f/22 | f/16 | f/11 | f/8 | f/5.6 | f/4 | f/2.8 | f/1.8 | f/1.4 |

    ULASANkhusus ULASANkhusus

  • Edisi I | AGUSTUS 201262 kelir

    Shuter speed : rumus mudahnya adalah dikali (x) 2 atau di bagi (:) 2 akan meng-hasilkan +1 stop

    | :2.. | 1/500 | 1/250 | 1/125 | 1/60 | 1/30 | 1/15 1/8 | 1/4 | 1/2 | 1 | ..x2 | Iso: rumus mudahnya adalah dikali (x) 2 atau di bagi (:) 2 akan menghasilkan +1 stop

    |:2..|100|200|400|800|1600|3200|6400|12800|25600|51200|..x2|

    Dan hal inilah yang bekerja dalam kamera jika kita memutar tombol kecepatan ataupun Aperture dan Iso.

    Exposure yang dihasilkan oleh f/1.8 , 1/250 dan iso 200 akan sama Dengan: f/1.8 = tidak dirubah 1/250 = digeser kekanan 1 stop Figure same exposure with different camera setting Iso 100 = digeser kekiri 1 stop ( untuk mengimbangi kenaikan EV saat ke-

    cepatannya dirubah ke 1/250)

    Dan inilah yang memungkinkan kita untuk mengembangkan teknik fotografi kita, sebagai contoh untuk pembuatan night scape yang membutuhkan bukaan rana yang lama tentu kita tidak akan memakai system coba-coba.Contoh :Testing pertama dengan light meter kamera dihasilkan iso 6400, f/1.8 dan kece-patan 1/30Maka untuk slow speed dan detil yang baik maka setting diatas dapat dirubah menjadi :

    Iso 200, f/11 , dan kecepatan 32 detik.

    Figure thanks to widhi bek for this photo

    By: Maufiroh IsnaintoPhotographer and Savannah Photography & Video Imaging ManagerWeb: www.savannahfotografi.com

    ULASANkhusus ULASANkhusus

  • 63Edisi I | AGUSTUS 2012kelir

    kelirshare and inspireemail : [email protected]