KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG ... · kelimpahan hama dan musuh alami pada...

33
KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) ADHIKA PRASETYA NUGRAHA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA PERTANAMAN KACANG ... · kelimpahan hama dan musuh alami pada...

KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA

PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

ADHIKA PRASETYA NUGRAHA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SEKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kelimpahan hama dan

musuh alami pada pertanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2013

Adhika prasetya nugraha

NIM A34080087

ABSTRAK

ADHIKA PRASETYA NUGRAHA. Kelimpahan hama dan musuh alami pada

pertanaman kacang hijau (Vigna radiata L.). Dibimbing oleh I WAYAN

WINASA.

Kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan yang banyak

dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah di Indonesia. Salah satu faktor

pembatas dalam produksi kacang hijau adalah adanya serangan hama. Tanaman

kacang hijau berasosiasi dengan 85 spesies hama. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kelimpahan hama utama dan musuh alami pada pertanaman kacang

hijau. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2012. Penelitian

dilaksanakan di pertanaman kacang hijau Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor

Barat, Bogor, Jawa Barat. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Ekologi

Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Hama yang ditemukan selama pengamatan pada pertanaman kacang hijau

adalah Ophiomya phaseoli yang menyerang pada fase bibit (8 HST-21 HST).

Aphis craccivora, Empoasca spp., dan Thrips spp. ditemukan pada pertanaman

sejak fase vegetatif hingga generatif (21 HST-70 HST). Hama pada fase generatif

(35 HST-70 HST) adalah Riptortus linearis, Nezara viridula, dan Maruca

testulalis. Sedangkan musuh alami yang ditemukan adalah Coccinellidae, Sycanus

annulicornis, Syrphidae, laba-laba dan Paederus fuscipes.

Kata kunci: Hama kacang hijau, kacang hijau, musuh alami

ABSTRACT

ADHIKA PRASETYA NUGRAHA. Abundance of pest and natural enemies in

mungbean (Vigna radiata L.) field. Guided by I WAYAN WINASA

Mungbeans are a legume crop widely cultivated after soybeans and peanuts

in Indonesia. One limiting factor in the production of mungbeans is a pest. Mung

bean plants associated with 85 species of pests. This study aims to determine

abundance of pest and natural enemies in mungbean field. The study was

conducted from March to May 2012. The research was conducted in a plantation

of mungbeans at Situgede village, Bogor, West Java. Identification carried out at

the Laboratory of Insect Ecology, Department of Plant Protection, Faculty of

Agriculture, Bogor Agricultural University. Pests are observed during the planting

of mung beans was Ophiomya phaseoli attacking seedlings phase (8-21 day after

planting (DAP)). Aphis craccivora, Empoasca spp., and Thrips spp. were found in

the crop from vegetative to generative phase (21-70 DAP). Pests of the generative

phase (35-70 DAP) were Riptortus linearis, Nezara viridula, and Maruca

testulalis. While natural enemies found were Coccinellidae, Sycanus annulicornis,

Syrphidae, spiders and Paederus fuscipes.

Keywords: mung bean, mung bean pests, natural enemies

KELIMPAHAN HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA

PERTANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

ADHIKA PRASETYA NUGRAHA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Judul Penelitian : Kelimpahan Hama dan Musuh Alami pada Pertanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Nama Mahasiswa : Adhika Prasetya Nugraha NIM : A34080087

Disetujui oleh

Dr Ir I Wayan Winasa, MSi Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Abdjad Asih Nawangsih, MSi Ketua Departemen Proteksi Tanaman

Tanggal lulus :

PRAKATA

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Untaian syukur penulis panjatkan kepada

Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Kelimpahan Hama dan Musuh

Alami pada Pertanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)” teriring shalawat dan

salam kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini ditulis untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret hingga Mei 2012,

pada pertanaman kacang hijau di Desa Situ Gede, Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih dan juga penghargaan yang tulus

kepada Dr. Ir. I Wayan Winasa, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan arahan serta bantuan dalam penelitian dan penulisan skripsi

ini. Dr. Ir. I Gede Suastika, M.Sc. selaku dosen penguji tamu dan Dr. Ir. Kikin H

Muttaqin, M.Sc.Agr. selaku dosen pembimbing akademik selama penulis

menuntut ilmu di IPB. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman

seperjuangan HPT 45.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan pengetahuan khususnya

dibidang pertanian.

Bogor, Februari 2013

Adhika Prasetya Nugraha

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR TABEL Ix

DAFTAR GAMBAR X

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 3

BAHAN 3

Tempat dan Waktu 3

Lahan Pengamatan 3

METODE 3

Pengamatan Hama Bibit 3

Pengamatan Hama Vegetatif dan Generatif 3

Pengamatan Musuh Alami 4

Pengolahan Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Keberagaman Hama pada Tanaman Kacang Hijau 5

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Bibit 5

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Vegetatif dan Generatif 5

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Generatif 8

Musuh Alami pada Tanaman Kacang hijau 9

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

RIWAYAT HIDUP 15

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perkembangan intensitas serangan Ophiomyia phaseoli pada

tanaman kacang hijau 5

Tabel 2 Keragaman jenis hama dan rataan populasinya pada pertanaman

kacang hijau 7

Tabel 3 Keragaman jenis musuh alami dan rataan populasinya pada

pertanaman kacang hijau 7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Intensitas serangan Maruca testulalis pada polong kacang hijau 9

Gambar 2 Perkembangan populasi musuh alami pada pertanaman kacang

hijau 10

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kacang hijau memiliki nama ilmiah Vigna radiata (L.) Wilczek dari Famili

Leguminosae. Tanaman ini merupakan tanaman kacang yang umumnya tumbuh

di Asia Selatan dan Asia Tenggara, namun juga terdapat di belahan dunia lain.

Komoditas pertanian ini umumnya dibudidayakan oleh petani dengan kepemilikan

lahan yang sempit. Tanaman kacang hijau merupakan tanaman kacang-kacangan

ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah (Purwono &

Hartono 2005). Kacang hijau merupakan sumber protein nabati, vitamin (A, B1,

C, dan E) serta beberapa zat lain yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia,

seperti amilum, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium dan

niasin (Purwono dan Hartono 2005).

Produksi kacang hijau dalam negeri menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

tahun 2012, pada tahun 2011 adalah 582 684 ton dan mengalami peningkatan

sebesar 99 274 ton (14.54%) dibandingkan tahun 2010. Peningkatan produksi

kacang hijau terjadi antara lain karena adanya peningkatan luas lahan tanam

sebesar 78 316 ha (13.17%) dan peningkatan produktivitas sebesar 2 kg/ha.

Peningkatan produktivitas yang terjadi pada tahun 2011 masih belum mencukupi

kebutuhan nasional. Hal ini dibuktikan dengan jumlah impor kacang hijau sebesar

29 443 ton pada tahun 2012, dan peningkatan kebutuhan kacang hijau per tahun

diperkirakan 330 000 ton (Ditjen Tanaman Pangan 2012).

Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki

kultur teknis seperti pengairan, pemupukan, pengaturan jarak tanam, pengendalian

hama dan penyakit, sanitasi, menanam varietas-varietas yang produksinya tinggi

dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasca panen (Rukmana 1997).

Produktivitas kacang hijau yang rendah disebabkan oleh perhatian

masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini

diantaranya disebabkan oleh praktek budidaya yang kurang optimal dan adanya

serangan hama dan penyakit (Fauzi dan Muda 2012). Talekar (1998) melaporkan

tanaman kacang hijau berasosiasi dengan 85 spesies hama dan diantaranya

terdapat beberapa hama utama yaitu lalat bibit Ophiomya phaseoli (Tryon.)

(Diptera: Agromyzidae), lalat bibit Melanagromyza sojae (Zehntner) (Diptera:

Agromyzidae), kutu daun Aphis craccivora Koch (Hemiptera: Aphididae),

wereng hijau Empoasca spp. (Hemiptera: Cicadellidae), Thrips spp.

(Thysanoptera: Thripidae), ulat penggerek polong Maruca testulalis (Geyer)

(Lepidoptera: Pyralidae), kepik hijau Nezara viridula L. (Hemiptera:

Pentatomidae), kepik Riptortus linearis L. (Hemiptera: Alydidae). Ostrinia

furnacalis (Guenee) (Lepidoptera: Pyrallidae), Helicoverpa armigera (Huebner)

(Lepidoptera: Noctuidae), dan Etiella zinckenella (Treitschke) (Lepidoptera:

Pyticidae).

Hama yang menyerang kacang hijau dapat diklasifikasikan berdasarkan

kehadirannya di lahan yang berhubungan degan fenologi tanaman kacang hijau.

Pembagian fase hama tersebut adalah hama bibit, hama vegetatif dan hama

generatif. Pembagian ini memudahkan dalam penentuan ambang ekonomi suatu

hama, terutama pengaruhnya terhadap hasil panen dan perencanaan tindakan

pengandalian (Talekar 1998).

Penggunaan pestisida merupakan cara pengendalian hama yang umum

digunakan oleh petani kacang hijau. Namun, penggunaan pestisida tanpa didasari

pengetahuan bioekologi hama dan teknik aplikasi yang benar mengakibatkan

tidak tercapainya tujuan pengendalian dan dapat menyebabkan terjadinya

resistensi hama dan resurjensi hama (Marwoto 1992). Pengendalian yang

dianjurkan untuk diterapkan saat ini adalah pengendalian hama terpadu (PHT).

Pengendalian ini menitikberatkan pada pengendalian hama dengan memanfaatkan

musuh alaminya (Untung 1993). Dalam penerapan PHT dibutuhkan beberapa

pengetahuan dasar, antara lain jenis hama dan musuh alami serta waktu kehadiran

hama di ekosistem pertanaman, sehingga dapat ditentukan keputusan

pengendalian yang lebih tepat.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan hama utama dan

musuh alami pada pertanaman kacang hijau.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang hama utama

yang menyerang tanaman kacang hijau, sehingga dapat digunakan sebagai acuan

untuk menyusun strategi pengendalian hama secara terpadu.

2

BAHAN DAN METODE

BAHAN

Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di pertanaman kacang hijau di Kelurahan

Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat. Identifikasi hama dan

musuh alami dilakukan di Laboratorium Ekologi Serangga, Departemen Proteksi

Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini berlangsung

dari bulan Maret sampai Mei 2012.

Lahan Pengamatan

Pertanaman kacang hijau yang diamati berukuran luas sekitar 200 m2 dan

dibagi ke dalam 5 petak dengan ukuran masing-masing petak 6 m x 5 m dan jarak

antar petak 1 m. Varietas yang digunakan adalah varietas kutilang. Pengolahan

lahan dilakukan dengan membuat guludan dan jarak antar guludan adalah 0.5 m.

Setiap guludan ditanam 2 baris tanaman dengan jarak tanam 30 cm x 25 cm. Tiap

lubang ditanam 2 biji kacang hijau. Penyulaman dilakukan pada umur tanaman 7

hari setelah tanam (HST). Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 14

HST menggunakan pupuk urea sebanyak 45 kg/ha dan NPK 45 kg/ha serta tidak

diberi perlakuan pestisida.

METODE

Pengamatan Hama Bibit

Pengamatan O. phaseoli dilakukan sejak tanaman berumur 8 HST hingga 21

HST. Tanaman yang diamati pada setiap petak berjumlah 36 rumpun yang

ditentukan secara sistematis. Pengamatan O. phaseoli dilakukan dengan

menghitung intensitas serangan berdasarkan gejala serangannya pada daun

tanaman kacang hijau. Intensitas serangan O. phaseoli ditentukan dengan rumus

berikut:

Pengamatan Hama Vegetatif dan Generatif

Jumlah tanaman yang diamati pada setiap petak pengamatan adalah 20

tanaman dari 200 tanaman per petak. Pengamatan dilakukan secara sistematis

dengan alur diagonal sejak tanaman berumur 11 HST hingga 70 HST dengan

selang waktu 7 hari. Nimfa dan imago A. craccivora diamati pada bagian daun

yang baru membuka. Pengamatan populasi Empoasca spp. dilakukan dengan

mengamati permukaan bawah daun kacang hijau. Pengamatan tehadap hama

Thrips spp. dilakukan dengan mengamati nimfa dan imago pada daun trifoliat dan

kuncup bunga. Pengamatan populasi R. linearis dan N. viridula dilakukan dengan

menghitung populasi nimfa dan imago pada seluruh bagian tanaman contoh.

Pengamatan untuk hama penggerek polong Maruca testulalis dilakukan dengan

4

menghitung intensitas serangan larva pada polong kacang hijau. Intensitas

serangan M. testulalis dihitung menggunakan rumus berikut:

Pengamatan Musuh Alami Pengamatan musuh alami dilakukan pada tanaman contoh yang sama

dengan pengamatan hama. Pengamatan dilakukan sejak tanaman berumur 21 HST

hingga 70 HST dengan selang waktu 7 hari. Kelimpahan populasi Coccinellidae

dihitung berdasarkan jumlah larva, pupa dan imago yang ditemukan pada tanaman

contoh. Kelimpahan populasi Syrphidae dilakukan dengan menghitung populasi

larva yang ditemukan pada tajuk tanaman. Populasi laba-laba, kumbang P.

fuscipes dan kepik S. annulicornis dilakukan dengan menghitung populasinya

pada seluruh tajuk tanaman contoh.

Pengolahan Data Data yang diperoleh dari hasil pengamatan setiap minggu di rata-ratakan

dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik menggunakan program MS Excel

2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keragaman Hama pada Pertanaman Kacang Hijau

Hama bibit yang ditemukan pada tanaman kacang hijau adalah O. phaseoli.

Hama ini muncul sejak tanaman berumur 8 HST. Tanaman memasuki fase

vegetatif pada umur 21 HST dan hama yang ditemukan adalah A. craccivora,

Empoasca spp., dan Thrips spp. Fase generatif dimulai pada saat tanaman

memasuki umur 35 HST. Pada fase ini terdapat beberapa hama vegetatif dan

beberapa hama yang menyerang polong antara lain N. viridula, R. linearis, dan M.

testulalis.

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Bibit

Imago O. phaseoli menyerang tanaman kacang hijau pada daun pertamanya.

Jaringan daun ditusuk dengan ovipositor untuk meletakkan telur. Bekas-bekas

tusukan lebih banyak ditemukan berkelompok pada daerah pangkal daun. Larva

muda mengorok daun yang terlihat jelas pada daun bagian bawah. Larva

selanjutnya bergerak ke pangkal batang. Gejala serangan O. phaseoli sudah

terlihat pada saat tanaman berumur 8 HST dengan tingkat serangan 20.31%.

Intensitas serangan terus bertambah dan mencapai puncaknya pada umur tanaman

11 HST, yaitu sebanyak 36.31%, selanjutnya menurun pada umur 14 dan 21 HST

(Tabel 1). Intensitas serangan paling rendah terjadi pada saat tanaman berumur 21

HST, yaitu 4.47%. Penurunan intensitas serangan ini disebabkan oleh kemampuan

tanaman kacang hijau mengompensasi kerusakan yang disebabkan oleh larva O.

phaseoli, sehingga tanaman terserang dapat sehat kembali dan tumbuh normal.

Ketahanan tanaman kacang hijau pada umur yang lebih tua disebabkan oleh jari-

Tabel 1 Perkembangan intensitas serangan O. phaseoli pada pertanaman kacang

hijau

Umur Tanaman (HST) Intensitas serangan (%)

8 20.31

11 36.31

14 27.5

21 4.47

ngan kulit batang yang semakin keras, sistem perakaran yang semakin kuat dan

jumlah daun yang semakin banyak, sehingga pertumbuhan dan perkembangan

tanaman tidak terhambat (Djuwarso dan Tengkano 1983).

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Vegetatif dan Generatif

Kutu daun A. craccivora mulai dijumpai di pertanaman kacang hijau sejak

tanaman berumur 11 HST dengan populasi rata-rata 0.46 ekor/tanaman. Jumlah

kutu daun ini terus meningkat pada umur tanaman 14 HST, 21 HST dan mencapai

puncak populasi pada umur tanaman 28 HST dengan kerapatan populasi 3.12

ekor/tanaman (Tabel 2). Setelah mencapai puncak populasi A. craccivora

menurun pada umur tanaman 35 HST, 42 HST dan mencapai populasi terendah

pada umur tanaman 49 HST dengan populasi 0.11 ekor. Penurunan populasi ini

dapat disebabkan oleh makanan utamanya yaitu tunas muda dan polong muda

tidak tersedia. Selain itu tingginya populasi musuh alami yaitu kumbang

Coccinellidae juga berperan penting dalam menurunkan populasi A. craccivora.

Kalshoven (1981) menyatakan bahwa jumlah kutu daun di alam umumnya

dikendalikan oleh musuh alami seperti Coccinellidae, Harmonia octomaculata

dan Syrphidae. Populasi Coccinellidae mencapai populasi yang cukup tinggi pada

saat tanaman memasuki umur 21 HST, yaitu 0.11 ekor/tanaman. Dan mencapai

populasi tertinggi pada saat tanaman berumur 49 HST, yaitu 0.67 ekor/tanaman

(Tabel 3). Tingginya populasi kumbang Coccinellidae pada saat tanaman berumur

49 HST berkaitan dengan menurunnya jumlah kutu daun A. craccivora pada umur

tanaman yang sama, sehingga Coccinellidae berperan penting dalam menekan

populasi kutu daun A. craccivora.

Thrips spp. merupakan hama yang menyerang tanaman kacang hijau sejak

tanaman memasuki fase vegetatif. Populasi Thrips spp. pada umur tanaman 21

HST 1.23 ekor/tanaman dan mencapai puncaknya pada saat tanaman berumur 28

HST, yaitu 1.76 ekor/tanaman. Populasi Thrips spp. mulai menurun ketika

tanaman berumur 49 HST dan terus menurun hingga umur tanaman 70 HST

(Tabel 2). Populasi musuh alami (Coccinellidae dan P. fuscipes) cukup tinggi

pada saat tanaman berumur 49 HST yaitu 0.67 ekor dan 0.31 ekor/tanaman (Tabel

3), sehingga musuh alami merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

penurunan populasi hama ini. Kalshoven (1981) menyatakan bahwa musuh alami

Thrips spp. berupa tabuhan kecil dari genus Thripoctenus (Eulophidae),

Coccinellidae, Anthocoridae, kumbang Staphylinidae dan larva Chrysopidae.

Hama lain yang ditemukan selama pengamatan adalah Empoasca spp. yang

menyebabkan daun mengalami gejala klorosis. Kerusakan tanaman yang diserang

oleh Empoasca spp. disebabkan oleh racun yang terkandung di dalam saliva yang

diinjeksikan ke tanaman pada saat makan, sehingga terjadi penyumbatan floem

(Backus & Hunter 1989). Empoasca spp. umumnya berada di permukaan bawah

daun dan memiliki kemampuan berpindah dengan cepat ketika mendapat

gangguan. Serangga ini mulai menyerang kacang hijau pada saat tanaman

berumur 21 HST dengan rata-rata populasi mencapai 0.59 ekor/tanaman,

kemudian mencapai puncak populasi pada saat tanaman berumur 28 HST, yaitu

1.01 ekor/tanaman. Populasi serangga ini menurun pada umur tanaman 35 HST

hingga akhir pengamatan (70 HST). Jumlah musuh alami yang cukup tinggi

menyebabkan penurunan jumlah hama. Kalshoven (1981) melaporkan bahwa

Imago P. fuscipes dilaporkan sering menyerang famili Cicadellidae.

6

8

Tabel 2 Keragaman jenis hama dan perkembangan populasinya pada pertanaman kacang hijau

Hama Rataan populasi hama pada umur tanaman (HST

a)

11 14 21 28 35 42 49 56 63 70

Aphis craccivora 0.46 ± 2.31 0.85 ± 3.05 3.12 ± 3.14 4.25 ± 4.7 1.5 ± 2.263 1.66 ± 2.4 0.11 ± 0.51 - - -

Thrips spp. 0 0 1.26 ± 3.22 1.79 ± 3.59 0.74 ± 2.63 1.18 ± 2.62 0.46 ± 1.1 0.30 ± 0.74 0.28 ± 0.63 0.20 ± 0.56

Empoasca spp. 0 0 0.59 ± 1.55 1.01 ± 1.9 0.99 ± 1.71 0.16 ± 0.62 0.26 ± 0.81 0.13 ± 0.36 0. 07 ± 0.25 0.02 ± 0.14

Riportus linearis 0 0 0 0 0.11 ± 0.37 0.61 ± 0.76 0.12 ± 0.36 0.04 ± 0.28 0.14 ± 0.38 0.06 ± 0.24

Nezara viridula 0 0 0 0 0.33 ± 0.71 0.78 ± 0.62 0.78 ± 0.95 0.84 ± 1.52 0.14 ± 0.34 0.15 ± 0.41

Tabel 3 Keragaman jenis musuh alami dan perkembangan populasinya pada pertanaman kacang hijau

Musuh Alami Rataan populasi musuh alami pada umur tanaman (HST

a)

21 28 35 42 49 56 63 70

Laba-laba 0.19 ± 0.39 0.48 ± 0.76 0.47 ± 0.83 0.73 ± 0.92 0.39 ± 0.57 0.17 ± 0.43 0.21 ± 0.48 0.21 ± 0.43

Coccinellidae 0.11 ± 0.31 0.12 ± 0.43 0.32 ± 0.72 0.59 ± 0.87 0.67 ± 0.74 0.50 ± 0.67 0.43 ± 0.57 0.33 ± 0.47

P. fuscipes 0.14 ± 0.35 0.27 ± 0.47 0.31 ± 0.54 0.73 ± 1.21 0.31 ± 0.58 0.26 ± 0.54 0.30 ± 0.66 0.42 ± 0.49

S. annulicornis 0.03 ± 0.17 0.02 ± 0.14 0.01 ± 0.10 0.02 ± 0.14 0.02 ± 0.14 0.04 ± 0.19 0.07 ± 0.26 0.05 ± 0.22

Syrphidae 0.01 ± 0.10 0.02 ± 0.14 0.04 ± 0.24 0.05 ± 0.26 0.01 ± 0.10 0.01 ± 0.10 0.01 ± 0.10 0.02 ± 0.20 aHST=Hari setelah tanam

22

2

2

22

2

2

22

8

7

Hama pada Tanaman Kacang Hijau Fase Generatif

R. linearis mulai menyerang tanaman sejak tanaman memasuki fase

generatif awal atau tanaman mulai membentuk bunga (35 HST) dengan jumlah

populasi hama 0.11 ekor/tanaman. Hama ini mencapai populasi tertinggi pada saat

tanaman berumur 42 HST, yaitu 0.61 ekor/tanaman (Tabel 1). Serangan R.

linearis menyebabkan polong menjadi kempis dan terdapat bercak coklat bekas

tusukan pada kulit polong kacang hijau. Intensitas serangan berat menyebabkan

polong menjadi kempis, kerdil dan berwarna hitam. Menurut Mudjiono et al.

(2001), nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan polong dan biji. Serangan pada

polong yang bijinya telah berkembang sempurna menyebabkan kualitas biji

menurun karena adanya bintik-bintik hitam pada biji dan menjadi keriput.

Penurunan populasi R. linearis dapat disebabkan oleh adanya musuh alami yang

berada pada tanaman kacang hijau. Salah satu musuh alami tersebut adalah

Oxyopes javanus. Jenis mangsa O. javanus sangat luas, antara lain Spodoptera

litura, Piezodorus hybneri, R. linearis, N. viridula, Helicoverpa armigera, Etiella

zinckenella, dan O. phaseoli. Kemampuan predasi O. javanus terhadap hama

utama kedelai khususnya R. linearis sangat tinggi, mencapai 3 ekor/hari

(Tengkano dan Bedjo 2002).

N. viridula merupakan serangga dari famili Pentatomidae. Hama ini

menyerang kacang hijau sejak tanaman berumur 35 HST, pada umur ini tanaman

memasuki fase generatif awal yang ditandai dengan pembentukan bunga. Populasi

N. viridula mencapai 0.33 ekor/tanaman pada saat tanaman berumur 35 HST.

Populasi hama ini terus meningkat hingga mencapai puncak pada umur tanaman

56 HST dengan jumlah 0.84 ekor/tanaman. Populasi N. viridula menurun pada

pengamatan minggu selanjutnya yaitu pada saat umur tanaman 63 HST dan 70

HST. Penurunan populasi hama ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

menurunnya jumlah polong karena telah dipanen, dan terjadi penurunan

kemampuan tanaman dalam menghasilkan polong yang dikarenakan umur

tanaman yang telah menua.

M. testulalis merupakan hama yang menyerang tanaman pada bagian

polong, sehingga berpengaruh langsung terhadap produksi biji. Gejala serangan

hama ini mulai ditemukan pada saat tanaman berumur 49 HST. Intensitas

serangan pada saat tanaman berumur 49 HST adalah 35.31%, kemudian intensitas

serangan tertinggi terjadi pada saat tanaman berumur 63 HST yaitu 37.02%

(Gambar 1). Intensitas serangan yang terus meningkat dapat disebabkan oleh

polong yang terserang tidak semuanya dipanen oleh petani, sehingga polong

tersebut dapat menjadi sumber hama. Larva pada polong terserang dapat

berpindah menyerang polong yang sehat (Johan 2011). Gejala serangan yang

ditimbulkan adalah polong menjadi berlubang dan pada lubang tersebut keluar

kotoran berwarna coklat yang merupakan bekas gerekan dan kotoran hama

tersebut. Intensitas serangan M. testulalis pada polong terus meningkat setiap

minggunya. Intensitas serangan M. testulalis menurun menjadi 34.05% pada

pengamatan terakhir (70 HST).

8

32.5

33

33.5

34

34.5

35

35.5

36

36.5

37

37.5

49 56 63 70

Inte

nsi

tas

sera

ngan

(%

)

Umur tanaman (hst)

Maruca testulalis

Gambar 1 Intensitas serangan Maruca testulalis pada polong kacang hijau.

Musuh Alami pada Tanaman Kacang Hijau

Salah satu cara untuk mengendalikan hama adalah dengan memanfaatkan

musuh alami. Musuh alami yang ditemukan selama pengamatan di pertanaman

kacang hijau adalah laba-laba, kumbang Coccinellidae (Coleoptera:

Coccinellidae), Paederus fuscipes (Coleoptera: Staphylinidae), Sycanus

annulicornis (Hemiptera: Reduviidae) dan larva Syrphidae (Diptera: Syrphidae).

Populasi musuh alami yang dominan pada pertanaman kacang hijau adalah laba-

laba, Coccinellidae, dan P. fuscipes, sedangkan populasi Syrphidae dan S.

annulicornis cenderung rendah (Gambar 2).

Salah satu predator penting yang dapat menurunkan populasi hama kacang-

kacangan adalah laba-laba dari famili Oxyopidae (Shepard et al. 1983) dan

spesies yang ditemukan pada saat pengamatan di lahan adalah O. javanus.

Predator ini ditemukan dilahan sejak tanaman berumur 21 HST dengan jumlah

0.19 ekor/tanaman, kemudian populasi predator ini terus naik pada pengamatan-

pengamatan berikutnya hingga mencapai puncak populasi pada saat tanaman

berumur 42 HST, yaitu 0.73 ekor/tanaman. O. javanus terus berada di pertanaman

hingga pengamatan terakhir (70 HST) (Gambar 2). Spesies ini merupakan

predator beberapa hama kacang-kacangan, antara lain R. linearis, N. viridula, P.

hybneri, dan O. phaseoli (Tengkano dan Bedjo 2002). Kemampuan predasi yang

luas dan tinggi membuat keberadaan O. javanus sangat penting di lahan budidaya

kacang hijau. O. javanus berperan dalam pengatur dan pengendali hama pada

tingkat kepadatan yang optimal (Doutt 1973).

Predator lain yang memiliki jumlah populasi tinggi pada tanaman kacang

hijau adalah kumbang Coccinellidae. Beberapa spesies yang ditemukan selama

pengamatan adalah Menochilus sexmaculatus (Fabr.), Micraspis lineata

(Thunberg) dan Harmonia octomaculata (Fabr.). Populasi kumbang Coccinellidae

cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya umur tanaman hingga

mencapai puncak populasi pada umur tanaman 49 HST, yaitu 0.67 ekor/tanaman.

Kemudian pada pengamatan berikutnya, populasi Coccinellidae menurun hingga

minggu terakhir pengamatan (Gambar 2). Menurut Shepard et al. (1999), larva

dan imago Coccinellidae memangsa kutu daun. Larva Harmonia sp. lebih rakus

9

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

21 28 35 42 49 56 63 70

Popula

si r

ata-

rata

(ek

or/

tanam

an)

Waktu Pengamatan (HST)

Laba-laba

Coccinellidae

P. fuscipes

Sycanus annulicornis

Syrphidae

daripada imagonya dengan kemampuan memangsa 5-10 nimfa dan imago kutu

daun serta wereng setiap hari.

Gambar 2 Perkembangan populasi musuh alami pada pertanaman kacang hijau

Kumbang P. fuscipes adalah salah satu jenis predator yang cukup penting

pada beberapa tanaman. Kumbang ini merupakan predator dari beberapa jenis

hama, antara lain wereng hijau Cicadellidae (Herwenita & Susanti 2011). P.

fuscipes bersifat polifag (Kalshoven 1981). Winasa et al. (2006) melaporkan

bahwa, kumbang P. fuscipes adalah pemangsa telur dan larva H. armigera. Selain

itu, kumbang ini juga memangsa E. zinckenella dan S. litura di pertanaman

kedelai. Kemampuan memangsa oleh sepasang kumbang mencapai 12-14 butir

telur atau 12 ekor larva per 24 jam, namun kemampuan memancar dalam

pencarian mangsanya relatif lambat. Populasi kumbang P. fuscipes tertinggi

ditemukan pada saat tanaman berumur 42 HST, yaitu 0.73 ekor/tanaman,

kemudian pada minggu berikutnya populasi predator ini menurun (Tabel 3).

Populasi serangga P. fuscipes yang menurun ini dapat disebabkan oleh kondisi

lingkungan pada ekosistem yang tidak mendukung. Kondisi lingkungan tersebut

antara lain tempat bernaungnya predator, jumlah mangsa dan jumlah pesaing pada

ekosistem tersebut (Herlinda 2000).

Syphidae adalah jenis predator lain yang juga ditemukan pada pertanaman

kacang hijau. Larva Syrphidae yang ditemukan berwarna hijau. Larva lalat ini

merupakan salah satu predator kutu daun A. craccivora (Kalshoven 1981). Larva

Syrphidae umumnya ditemukan di dekat koloni kutu daun karena imagonya

meletakkan telur di tempat-tempat yang terdapat koloni kutu daun. Populasi larva

Syrphidae sangat rendah. Serangga ini mencapai puncak populasi pada saat

tanaman berumur 42 HST, yaitu 0.05 larva/tanaman. Pada pengamatan

selanjutnya (49 HST, 56 HST dan 63 HST), populasi larva sangat rendah yaitu

0.01 larva/tanaman.

S. annulicornis merupakan salah satu predator yang cukup penting

keberadaannya pada beberapa jenis tanaman. Serangga ini menyerang larva hama

Lepidoptera (Kalshoven 1981). Populasi serangga ini sangat rendah pada tanaman

10

kacang hijau yang diamati. Serangga ini ditemukan pada tanaman kacang hijau

sejak tanaman berumur 21 HST dengan jumlah populasi 0.03 ekor/tanaman.

Populasi serangga ini sangat rendah dan mencapai puncak populasi pada saat

tanaman berumur 63 HST, yaitu 0.07 ekor/tanaman.

11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hama yang ditemukan selama pengamatan pada pertanaman kacang hijau

adalah lalat bibit O. phaseoli, kutu daun A. craccivora, Empoasca sp., Thrips sp.,

N. viridula, R. linearis dan ulat penggerek polong M. testulalis. Hama dominan

yang ditemukan selama pengamatan adalah A. craccivora. Hama ini menyerang

sejak umur tanaman 11 HST hingga 49 HST. Hama yang populasinya dominan

pada fase generatif adalah N. viridula yang menyebabkan polong kempis dan

tidak berisi.

Musuh alami yang ditemukan pada pertanaman selama pengamatan adalah

kumbang Coccinellidae (M. sexmaculatus, M. lineata dan H. octomaculata),

kumbang P. fuscipes, kepik (S. annulicornis), laba-laba (O. javanus), dan larva

Syrphidae. Predator dominan pada kacang hijau adalah Coccinellidae.

Saran Perlu dilakukan penelitian pada kondisi lahan dan pada waktu yang

berbeda sehingga didapatkan data yang lebih akurat mengenai hama dominan

yang menyerang serta keberadaan musuh alami pada pertanaman kacang hijau.

DAFTAR PUSTAKA

Backus EA, Hunter WB. 1989. Comparison of feeding behavior of the potato

leafhopper Empoasca fabae (Homoptera: Cicadellidae) on alfalfa and broad

bean leaves. Environ Entomol. 18: 473-480

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi tanaman kacang hijau di Indonesia

[internet]. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Di unduh

2012 Agustus 06. Tersedia pada:http://www.bps.go.id/tab_sub/ view.php

[Balitan] Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 2012. Daftar

Varietas Unggul Kacang Hijau. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan

pengembangan Tanaman Pangan. Diunduh 2012 Oktober 31. Tersedia pada:

http://puslittan.bogor.net/index.php?bawaan=varietas.

[Ditjen Tanaman Pangan] Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian

Pertanian. 2012. Road map Peningkatan Produksi Kacang Tanah & Kacang

Hijau Tahun 2010-2014. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian

Djuwarso T, Tengkano W. 1983. Fase kepekaan kacang hijau terhadap serangan

lalat kacang (Ophiomyia phaseoli) pada: Prosiding Seminar Hasil Penelitian

Tanaman Pangan, Puslitbangtan (Central Research Institute for Food

Crops). Palawija Vol. 1: 196-199.

Doutt RL. 1973. Biological characteristics of entomophagous adult. pp: 145 –

167. In DeBach, P. (ed) Biological Control of Insect Pest and Weeds.

London (GB): Chapman and Hall Ltd.

Fauzi E, Muda AA. 2012. Ketersedian Teknologi dalam Peningkatan Produksi

Kacang Hijau. Aceh (ID): Balai Pengkajian Tanaman Pangan Aceh.

Herlinda S. 2000. Analisis komunitas artropoda predator penghuni lanskap

persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat [disertasi]. Bogor (ID) : Sekolah

Pasca Sarjana, IPB Bogor.

Herwenita, Susanti EA. 2011. Potensi pemanfaatan Musuh Alami dalam

Pengendalian Hama Wereng Coklat (Nilapravata lugens) pada Padi.

Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan Entomologi Indonesia.(17): 230-

240

Johan. 2011. Kelimpahan hama dan musuh alami serta pengaruh perlakuan

insektisida pada tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) fase generatif

[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Van der Laan PA,

Penerjemah. Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve. Terjemahan dari De Plagen

van the culturgewassen in Indonesia.

Marwoto. 1992. Masalah efektifitas pengendalian hama kedelai di tingkat petani.

Risalah Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai. Malang

(ID): Balittan. hal. 37-43.

Mudjiono GBT, Rahardjo T, Himawan. 2001. Hama-Hama Penting Tanaman

Pangan. Malang (ID): Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Purwono, Hartono R. 2005. Kacang Hijau Teknik Budidaya di Berbagai Kondisi

Lahan dan Musim. Bogor (ID): Penebar Swadaya.

Rukmana R. 1997. Kacang Hijau Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta (ID):

Kanisisus

Shepard MB, Lawu RJ, Schneider MA. 1983. Insect on Grain Legumes in

Northern Australia: A survey of Potential Pest and Their Enemies.

Quensland (AU): Univ of Quensland Press.

Shepard MB, Carner RG, Barion AT, Ooi CAP, Van den Berg H. 1999. Insect

and Their Natural Enemies Associated with Vegetables and Soybean in

Southeast Asia. Orangeburg (US): Quality Printing Company.

Talekar NS. 1998. Insect pests of mungbean and their control. In: Multilocation

Testing on Mungbean Germplasm Training Course: Lecture Handout.

Nakhon Pathom (TH): Kasetsart University. p.100-187.

Tengkano W, Bedjo. 2002. Potensi Oxyopes javanus Thorell (Oxyopidae :

Aranae) memangsa hama utama kedelai. Seminar Nasional Perkembangan

Teknis Pengendalian Hayati di Bidang Pertanian dan Kesehatan. Bogor

(ID): IPB. 12p.

Untung K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Yogyakarta (ID): Gajah

Mada University Press.

Winasa IW, Hindayana D, Santoso S. 2006. Potensi dan pemanfaatan kumbang

jelajah (Paederus fuscipes Curt) (Coleoptera: Staphylinidae) sebagai agens

pengendalian hayati pada pertanaman kedelai. Jurnal Ilmu Pertanian

Indonesia 12(3): 147-153.

14

Riwayat Hidup

Penulis lahir pada tanggal 09 Februari 1990 di Surabaya, Jawa Timur

sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, keluarga M. Sholeh dan Hestiyati

Utami. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Jati 2

Waru, Surabaya dan lulus pada tahun 2001. Penulis melanjutkan sekolah ke SMP

N 1 Banyuwangi dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan sekolah ke

SMA N 1 Giri Banyuwangi hingga kelas 2 SMA. Kemudian pada saat kenaikan

kelas, penulis melanjutkan sekolah di SMA Budi Mulia Utama, Pondok Kopi,

Jakarta Timur. Penulis lulus dari SMA pada tahun 2007 dan melanjutkan kuliah di

Akademi Bina Sarana Informatika D1 (BSI) Salemba, Jakarta Pusat. Tahun 2008,

penulis mengikuti SPMB di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan diterima sebagai

mahasiswa Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Selama menjadi mahasiswa IPB, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan

Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMASITA) pada masa jabatan 2010-2011