Keleboihan Binet

22
Stanford-Binet test Jumat, Desember 12, 2008 Latar Belakang Sejarah Binet dilahirkan di Nice Francis pada tahun 1857. Ayahnya adalah seorang dokter, dan ibunya adalah seorang pelukis. Kedua orang tuanya bercerai ketika ia masih muda, dan Binet pindah ke Paris dengan ibunya. Dia masuk sekolah hukum, dia mendapatkan gelarnya tahun 1878. Dia telah merencanakan melanjutkan sekolahnya ke kedokteran, tapi dia memutuskan untuk di Psikologi yang ia anggap lebih penting. Binet banyak mendapatkan pengetahuan psikolgi dari membaca buku-buku karya Charles Darwin, Alexander Bain, dan lain- lain. Dalam sebuah konfrensi di Roma, April 1905, dr Henri Beaunis membaca tulisan yang dipaparkan oleh Alfred binet dan Theodore Simon tentang perkembangan kemampuan objektif untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami retardasi mental. Bentuk asli tes ini telah di revisi, dan versi barunya dibuat tahun 1908 dan 1911 , yang diberi nama Chelle matrique de I’nteligence atau skala pengukur Intelegensi. Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak- anak lain di usia yang berbeda. (http://www.e-psikologi.com/lain- lain/tokoh.htm ) Pada tahun 1881, pemerintah Perancis mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua anak masuk sekolah. Sebelum nya, anak yang lambat belajar biasanya tetap berada di rumah; sekarang guru

description

kele

Transcript of Keleboihan Binet

Page 1: Keleboihan Binet

Stanford-Binet test

Jumat, Desember 12, 2008    

Latar Belakang Sejarah

Binet dilahirkan di Nice Francis pada tahun 1857. Ayahnya adalah seorang dokter, dan ibunya adalah seorang pelukis. Kedua orang tuanya bercerai ketika ia masih muda, dan Binet pindah ke Paris dengan ibunya. Dia masuk sekolah hukum, dia mendapatkan gelarnya tahun 1878. Dia telah merencanakan melanjutkan sekolahnya ke kedokteran, tapi dia memutuskan untuk di Psikologi yang ia anggap lebih penting. Binet banyak mendapatkan pengetahuan psikolgi dari membaca buku-buku karya Charles Darwin, Alexander Bain, dan lain-lain.

Dalam sebuah konfrensi di Roma, April 1905, dr Henri Beaunis membaca tulisan yang dipaparkan oleh Alfred binet dan Theodore Simon tentang perkembangan kemampuan objektif untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami retardasi mental. Bentuk asli tes ini telah di revisi, dan versi barunya dibuat tahun 1908 dan 1911 , yang diberi nama Chelle matrique de I’nteligence atau skala pengukur Intelegensi.

Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. (http://www.e-psikologi.com/lain-lain/tokoh.htm)

Pada tahun 1881, pemerintah Perancis mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua anak masuk sekolah. Sebelum nya, anak yang lambat belajar biasanya tetap berada di rumah; sekarang guru harus mengahadapi berbagai perbedaan individual. Pemerintah meminta Binet untuk membuat sebuah tes yang dapat mendeteksi anak mana yang terlalu lambat secara intelektualnya, dan anak mana yang akan mendapat manfaat dari kurikulum seperti biasa. (Atkinson: tanpa tahun)

Dalam membentuk teorinya ia dibantu teman sejawatnya, Theodore Simon, sehingga tesnya terkenal dengan nama Test Binet-Simon. (Alex Sobur:2003). Alfred Binet dan Theodor Simon, mulai merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (kemampuan di bawah rata-rata).

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika membuat banyak perbaikan dari tes Binet-Simon dengan karangannya The Measurement of Intelligence: An Explanation of and a

Page 2: Keleboihan Binet

Complete Guide for the Use of the Stanford Revision and Extension of the Binet-Simon Intelligence Scale. (Becker 2003). Ia mengembangkan tes Binet untuk diadaptasi pada anak sekolah Amerika. Ia membakukan pemberian tes dan mengembangkan norma tingkat usia dengan memberikan tes kepada ribuan anak. Ia menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara usia mental (mental age) dengan usia kronologis (chronological age). Hasil perbaikan ini disebut tes Stanford-Binet.

Setelah 2 dekade mempublikasikan Stanford-Binet, Terman meneruskan risetnya dan mengembangkannya. Ia bekerja dengan Maud Merril, murid pertamanya yang belakangan jadi professor di Stanford University. Terman membuat 2 bentuk parallel dari tes Stanford Binet, yang bentuknya terdiri dari bentuk revisi originalnya Stanford dan di tambah dengan item baru. Terman dan Merrill menulis "provided two scales instead of one, have extended them so as to afford a more adequate sampling of abilities at the upper and lower levels, have defined still more meticulously the procedures for administration and scoring, and have based the standardization upon larger and more representative populations" (Pemberian 2 skala lebih baik dari pada satu karena dengan hal itu skala tersebut mampu memberikan berbagai macam contoh kemampuan, dari level yang lebih tinggi sampai yang lebih rendah, kemudian memberikan definisi yang lebih teliti tentang bagaimana cara dalam pengolahan, dan scoring, dan memilki standarisasi yang lebih luas dan lebih refresentatif (mewakili) populasi). Hasilnya telah dipublikasikan dengan bentuk form L (for Lewis) dan form M (for Merril) of Stanford-Binet. (Becker 2003)

Pada tahun 1950, Merrill merevisi tes Stanford Binet, dengan menyeleksi bentuk item terbaik dari bentuk L dan M untuk dimasukan dalam versi tes terbaru the form L-M. Kedua kombinasi bentuk itu telah dipublikasikan pada tahun 1960, dan belakangan di tahun 1973 telah di norma ulang (renormed). Bentuk ini telah ditambah pilihan pengganti pada semua level, tapi sebaliknya, bentuk formatnya telah menyisakan kesamaan dengan bentuk 1937.

Tes Stanford Binet ini mengalami beberapa revisi tahun 1937, 1960/1972, 1986, dan terbaru 2003.

Metode Binet: skala Mental-Usia

Binet berpendapat bahwa anak yang lambat atau bodoh sama seperti anak normal yang mengalami keterbelakangan dalam perkembangan mentalnya. Pada pemeriksaan, anak lambat akan bertindak seperti anak normal dengan usia yang lebih muda, sedangkan kemampuan mental anak cerdas adalah karakteristik untuk yang lebih tua.

Sistem penilaian untuk menghitung rasio usia mental (MA) telah di tetapkan, sehingga MA rata-rata untuk sekelompok besar anak-anak usia kronologis (CA) tertentu, dalam faktanya, sama

Page 3: Keleboihan Binet

dengan CA. sebagai contoh, rata-rata MA untuk sampai anak 10 tahun sama dengan CA 10 tahun; tetapi, untuk anak 10 tahun tertentu, MA nya dapat di bawah, sama, atau di atas CA 10 tahun. Jad MA anak cerdas di atas CA nya; MA anak bodoh di bawah CA nya. Jelas skala usia-mental ini mudah diinterpretasikan oleh guru dan orang lain yang menghadapi anak-anak dengan kemampuan mental yang berbeda-beda.

Tiap butir tes disesuaikan dengan usia pada tingkat dimana sebagian anak menempuhnya. Usia mental anak didapatkan dengan menjumlahkan banyaknya butir soal yang dijawab secara tepat pada tingkat usia. Selain itu, terman menerapkan indeks intelegensia yang disarankan oleh ahli psikologi Jerman, Wiliam Stern. Indeks ini adalah Inteligence Quotient, yang umum dikenal sebagai IQ. Indeks ini mengekspresikan Intelegensia sebagai rasio usia mental (MA )terhadapa usia kronologis (CA).

IQ= MA/CAx100

100 digunakan sebagai pengali, sehingga IQ memilki nilai 100 jika MA sama dengan CA. Jika MA lebih rendah dari CA, maka IQ lebih kecil dari 100; dan sebaliknya jika MA lebih tinggi dari CA, maka IQ lebih tinggi dari 100.

Bagaimana Ia merancang tes tersebut?

Ia memperhatikan anak-anak memecahkan berbagai persoalan yang berbeda, dan membentuk serangkaian pertanyaan atau item yang tipikal dari prestasi anak-anak yang usianya berbeda-beda, dan membedakan pula anak-anak cemerlang dan bodoh.

Berikut merupakan contoh item skala asli yang diterbitkan tahun 1908, yang menunujukan jenis-jenis kemampuan yang dianggap rata-rata bagi anak-anak umur tiga dan tujuh tahun (Mahmud, dalam alex sobur:2003). Conto kemampuan anak :

Umur 3 tahun :

Kemampuan menunjuk hidung, mata dan mulut Mengulang-ulang dua angka Kemampuan menyebut nama akhir Memberi nama-nama objek pada sebuah gambar Mengulang-ulang kalimat yang terdiri atas enam suku kata

Umur 8 tahun :

Page 4: Keleboihan Binet

Kemampuan memeberi nama pada sesuatu yng hilang dalam gambar-gambar yang sudah dikenal tapi belum selesai

Mengetahui jumlah jari tangan kanan dan kiri tanpa menghitungnya Kemampuan mencontoh jajaran genjang Mengulang lima angka Menghitung tiga belas sen Mengetahui nama empat macam uang logam

Binet seperti tampak pada contoh diatas, mengeluarkan skala soal tes dengan kesulitan yang meningkat, yang mengukur jenis-jenis perubahan intelegensia, yang biasanya berkaitan dengan peningkatan usia. Semakin tinggi anak di dalam skala itu dengan menjawab soal secara tepat, semakin tinggi usia mental anak itu.

Stanford-binet menggunakan campuran dari berbagai jenis soal untuk menguji intelegensi. Sampai revisi tahun 1986, semua soal berperan sama besar terhadap besar IQ total. Seorang anak mungkin mengerjakan secara sangat baik tes perbendaharaan kata (vocabulary test), namun tidak baik pada tes yang memerlukan penggambaran benuk-bentuk geometrik. Kelebihan dan kelemahan itu mungkin diketaui oleh pemeriksa, tetapi tidak tercermin dalam nilai IQ.

Kemudian sejalan dengan pandangan sekarang menganai intelegensi sebagai komposit dari kemampuan yang berbeda, revisi 1986 mengelompokan tesnya menjadi empat bidang luas kemampuan intelektual, yakni : penelaran verbal, penalaran abstarak/visual, penalaran kuantitatif, dan memori jangka pendek. Nilai yang berbeda didapatkan untuk setiap bidang.Berikut adalah contoh tipikal soal dari Stanford-binet intelligence scale, revisi 1986, untuk anak usia 6 sampai 8 tahun yang di kelompokan menurut bidangnya, bagaiman dikutip rita l. Atkinson dan kawan-kawan, dalam buku mereka, introduction to psychology:

Penalaran verbal

Perbendaharaan kata (vocabulary):Mengidentifikasi kata, seperti "uang" dan "amplop"

Pemahaman (Comprehension)Menjawab pertanyaan, seperti "kemana orang membeli makanan?" dan "mengapa orang menyisir rambutnya?"

Keganjilan (absurdities):Mengenali bagian "lucu" dari sebuah gambar, seperti; anak perempuan mengendarai sepeda di atas danau" atau "pria botak menyisir rambutnya".

Hubungan verbal (verbal relation):Mengatakan bagaiman tiga kata pertama di dalam urutan adalah mirip satu sama lain, dan bagaimana mereka berbeda dari kata keempat; syal, dasi, selendang, baju.

Page 5: Keleboihan Binet

Penalaran Kuantitatif

KuantitatifMelakukan hitungan aritmatika sederhana, seperti memilih mata dadu dengan enam bintik, karena jumlah bintik sama dengan kombinasi mata dadu dua bintik dan empat bintik.

Urutan angkaMengisi dua angka selanjutnya dalam urutan, seperi 20 16 12 8….

Membentuk persamaan (equation building)Bentuklah suatu persamaan dari susunan berikut:3 5 + = jawaban yang benar adalah 2+3=5

Penalaran Abstrak/visual

Analisi polaMencontoh bangun sederhana dengan balok.

Mencontoh gambarMencontoh gambar geometris yang ditunjukan oleh penguji, seperti persegi yang di potong oleh dua diagonal.

Memori jangka pendek

Mengingat bentukTunjukan gambar beberapa bentuk manic-manik yang berbeda yang disusun di sebuah kayu. Buatlah urutan yang sama dengan berdasarkan ingatan saja.

Mengingat kalimatUlangi kalimat yang di ucapkan oleh penguji, seperti "sekarang waktunya tidur" dan "ken membuat gambar untuk hadiah ulang tahun ibunya".

Mengingat angkaUlangi urutan angka yang di ucapkan oleh penguji, seperti; 5 – 7 – 8 – 3, maju atau mundur.

Mengingat bendaTunjukkan gambar suatu benda, seperi jam dan dajah, satu persatu. Kenali benda tersebut dalam urutan penampilannya yang tepat dan gambar yang juga mencakup benda lain; sebagai contohnya; bis, badut, gajah, telur, jam.

Interpretasi IQ

Bagaimana IQ diinterpretasikan? Distribusi IQ kira-kira membentuk kurva yang ditemukan pada banyak perbedaan individual, seperti perbedaan tingi badan, berbentuk lonceng; kurva berbentuk lonceng ini dinamakan dengan kurva disribusi normal.

Page 6: Keleboihan Binet

Deskripsi Verbal0-19 = Idiot20-49 =Embicile50-69 = Moron70-79 = Inferior80-89 = Bodoh90-109 = Normal110-119 = pandai120-129 = Superior130-139 = Sangat Superior140-179 = Gifted180 ke atas = Genius

Ciri-ciri tiap Intelegensi hasil pengukuran

Cacat Mental (Mentally Deficient/Feeble Minded)

Mereka yang IQ-nya dibawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran (feeble minded). Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk dalam kategori cacat mental atau lemah pikiran adalah tingkat-tingkat : idiot, embisil, dan moron (debil).

Ciri-ciri umum dari orang yang cacat mental adalah :

1. Tidak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri;2. kelambatan mental sejak lahir;3. kelambatan dalam kematangan;4. pada dasarnya tidak dapat diobati.

Idiot (IQ 0-19)

Idiot (idiocy) adalah suatu istilah yuridis dan paedagogis, yang diperuntukkan bagi mereka yang lemah pikiran tingkat paling rendah.

Menurut para ahli, kira-kira sekali pada dua ribu kelahiran, terjadi idiocy. Semua bentuk idiocy perlu dilembagakan , dirawat oleh para dokter dan pekerja-pekerja sosial, sebab, apabila dipelihara dirumah ia merupakan beban yang tidak ringan, baik bagi orang tuanya maupun bagi para anggota keluarga yang lain. Ciri-ciri idiocy antara lain:

Page 7: Keleboihan Binet

Fisiknya lemah tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya; karena itu orang-orang seperti ini umurnya tidak panjang.

Beberapa idiot dapat belajar berjalan tetapi pada umumnya mereka tidak mampu dan harus tetap tinggal berbaring selama hidupnya.

Tidak mengenal rasa senang dan sakit. Tidak bisa berbicara dan hanya mengenal beberapa kata saja. Ada yang garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap

sekelilingnya.

c. Embicile (IQ 20-49)

seperi halnya idiot, merka yang embicile juga perlu ditempatkan dalam lembaga. Sebab, di lembaga inilah mereka akan belajar berbicara, makan sendiri, Dn berpakaian sendiri, menyapu memelihara kebun serta keterampilan sederhana lainnya. Sebagian terbesar dari mereka ditempatkan di lembaga lewat pengadilan. Itulah sebabnya para psikolog berpendapat bahwa anak-anak semacam itu sebaiknya tidak ditempatkan di sekolah-sekolah, tetapi di lembaga-lembaga, sebelum potensi kejahatannya berkembang. Ciri-ciri embicile antara lain:

Tidak dapat di didik di sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak normal. Walaupun dapat mengurus dirinya sendiri mereka masih memerlukan pengawasan yang

teliti dan memerlukan kesabaran. Pada waktu bayi, mereka sangat tidak responsif dan apatis sekali. Mereka umumnya baru bisa berjalan pada usia tiga atau empat tahun, dan pada umur lima

tahun mereka berbicara. Kebiasaan makan dan keberhasilannya terbelakang tiga sampai empat tahun. Mereka dapat diajari mengenal bahaya, seperti bahaya api, bahaya tenggelan di air yang

dalam dan sebagainya.

d. Moron (IQ 50-69)

Moron merupakan problem terbesar masyarakat. Pada masa dewasa, moron dianggap memiliki kecerdasan yang sederajat dengan kecerdasan anak-anak yang berusia 7-10 tahun. Tingkat intelegensinya bergerak antara 50-70. Ciri-cirinya:

Di sekolah, mereka jarang bisa mencapai lebih dari kelas lima. Sampai pada tingkat tertentu, mereka dapat belajar membaca menulis, dan berhitung

dalam perhitungan-perhitungan yang sederhana Mereka dpat mempelajari pekerjaan rutin dan bisa terus menerus melakukan pekerjaan

itu selama tidak mengalami perubahan yang berarti. Angka pelanggaran hukum adalah tertinggi diantara gadis-gadis yang moron : para

pencuri dan pelacur sering berasal dari golongan moron ini. Mereka juga memiliki dorongan, keinginan dan emosi yang normal , tetapi tidak

mempunyai kecerdasan untuk mengontrol atau meramalkan akibat perbuatannya.

Page 8: Keleboihan Binet

e. Inferior ( IQ 70-79)

Ini merupakan kelompok tersendiri dari individu terbelakang. Kecakapan pada umumnya hampir sama dengan kelompok embicile, namun kelompok ini mempunyai kecakapan tertentu yang melabihi kecerdasannya ; misalnya dalam bidang musik.

Mereka yang termasuk kelompok inferior memiliki tingkat kecerdasan di bawah kelompok normal dan bodoh serta di atas kelompok terbelakang. Kelompok ini bisa memelihara dirinya sendiri dan dengan susah payah mereka dapat mengerjakan sejumlah kecil pekerjaan atau pelajaran sekolah lanjutan pertama, tetapi jarang atau sukar untuk menyelesaikan kelas terakhir SLTP.

f. Bodoh (IQ 80-89)

Pada umumnya kelompok mini ini agak lambat dalam mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun demikian mereka dapat menyelesaikan pendidikannya pada tingkat SLTP,namun agak sulit untuk menyelesaikan pendidikan SLTA.

g. Normal/Rata-rata (IQ 90-109)

Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar persentasenya diantara populasi. Mereka mempunyai IQ yang sedang, normal, atau rata-rata.

h. Pandai (IQ 110-119)

Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan pendidikan tingkat unuversitas atau perguruan tinggi. Jika bersatu dengan kelompok normal, mereka biasanya merupakan "repid learner" atau "giveted", yaitu pemimpin dalm kelasnya.

i.superior (IQ 120-129)

Ciri-ciri kelompok superior ini, antara lain: lebih cakap dalam membaca, berhitung; pembendaharaan bahasanya luas, cepat memahami pengertian yang abstrak, dan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan orang – orang yang termasuk kelompok pandai. Demikian pula dengan kesehatannya dan ketahanannya lebih baik dari pada orang-orang normal.

Page 9: Keleboihan Binet

j. sangat superior (IQ 130-139)

kelompok ini termasuk kelompok superior yang berbeda pada tinggkat tertinggi dalam kelompok tersebut. Umumnya, tidak ada perbedaan yang mencolok dengan kelompok superior.

k. gifted (IQ 140-179)

yang termasuk dalm golongan ini adalah mereka yang tidak genius, tetapi menonjol dan terkenal. Bakatnya sudak nampak sejak kecil dan prestasinya, biasanya, melebihi teman sekelasnya. Jika dibandingkan dengan orang normal,adjustment-nya terhadap berbagai problem hidup lebih baik. Sekitar 80 persen diantara mereka dapat menyelesaikan study di perguruan tinggi dengan prestasi yang memuaskan. Jabatan yang di pegangnya pun banyak, dan jarang sakit atau meninggal pada usia muda.

l. Genius (IQ 180 keatas)

pada kelompok ini bakat dan keistimewaanya telah tampak sejak kecil. Misalnya usia 2 tahun mulai belajar membaca, dan pada umur 4 tahun belajar bahasa asing. Kelompok ini mempunyai kecerdasan yang sangat luar biasa. Walaupun tidak sekolah, mereka mampu menemukan dan memecahkan suatu masalah. Jumlahnya sangat sedikit, namun terdapat pada pada semua ras bangsa dan bangsa,semua jenis kelamin , serta dalam semua tingkatan ekonomi. Contoh orang –orang jenius, antara lain: Jhon mill (IQ 200), Francis Galton (IQ 200), dan Goethe (IQ 185). Para psikolog klinis umumnya berpendapat bahwa mereka akan mengalami problem-problem khusus dalam perkambangan sosial dan emosinya.

DAFTAR PUSTAKA

Becker, K. A. 2003. History of the Stanford-Binet intelligence scales: Content and sychometrics.

(Stanford-Binet Intelligence Scales, Fifth Edition Assessment Service Bulletin No. 1). Itasca, IL:Riverside Publishing.

Atkinson, Rita L.,et al., Pengantar Psikologi, jilid 2, Edisi Kesebelas, penerjemah Widjaja Kusuma, Batam: Interaksara

Page 10: Keleboihan Binet

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

TES STANFORD BINET

SEJARAH TES STANFORD BINET • Dipelopori oleh seseorang berkebangsaan Inggris yang bernama Francis Galton (1822-1911). Hasil penelitiannnya menemukan batterey tes pertama yang mengukur tentang perbedaan sensorik dan motorik.• seorang psikolog amerika James Mc Keen Cattell (1860-1944) bersama Galton terus mempelajari tentang kemampuan mental (kecerdasan tersebut, yang kemudian pada tahun 1890 diterbitkan tentang jurnal tes modern. Dalam jurnal tersebut Cattell menulis tentang tes mental dan pengukurannya.• Pengukuran perbedaan individual dimulai oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh Francis Galton didalam laboratorium anthropometrik. Didalam laboratorium ini Galton mengukur kemampuan individual dari segi fisiologis. • Apabila indra seseorang memiliki daya tampung yang tinggi atau peka artinya memiliki taraf kecerdasan tinggi.Galton dan Cattel membuat 10 macam alat tes yang mengukur aspek-aspek fisiologis, pengindraan dan kecepatan reaksi1. Tekanan tangan.2. Kecepatan gerakan tangan.3. Luas daerah sensasi atau pengindraan pada kulit.4. Kepekaan terhadap rasa sakit.

Page 11: Keleboihan Binet

5. Kepekaan membedakan berat.6. Mengukur kecepatan reaksi terhadap suara.7. Kecepatan mengenal perbedaan warna.8. Kecermatan untuk membagi panjang benda menjadi bagian yang sama.9. Menilai jarak paku sepuluh detik.10. Mengukur pemusatan perhatian dengan cara mengulang huruf yang satu kali diperdengarkan.• Di Eropa sudah ada usaha pengukuran intelligensi yang sudah mengarah ke fungsi psikologis, disamping fisiologis, seperti yang dilakukan oleh Kraeplin.

• Dinegara Jerman pengukuran inteligensi dipelopori oleh Dehrn, yang mulai membuat tes ingatan dengan simbol-simbol juga melengkapi kalimat-kalimat.Adapun prinsip-prinsip yang mendasari penyusunan tes Binet adalah :• Fungsi inteligensi yang utam ada 3 ; a. untuk menilai, b. untuk memakai, c. untuk menalar. Menurut Binet anak yang embisil atau moron kurangdidalam menilai, tetapi untuk tuna rungu & tuna netra tidak.• Kecerdasan meningkat sesuai prkmbngn usia.• Kecerdasan dapat diketahui atau diukur dengan menggunakan bbrp macam tugas.Berangkat dari berbagai konsep Dehrn, Binet membuat skala yang pertama pada tahun 1905, dan diberi nama Binet Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem selain mengukur kemampuan mental juga mengukur aspek fisiologi, seperti : • tes koordinasi antara penglihatan dengan gerakan kepala, • tes mengenai pegangan tangan membawa suatu benda lalu dimasukan kedalam mulut.,• Tes membedakan objek yang dimakan dan tidak dimakan,• kemampuan untuk mengikuti instruksi-instruksi yang sederhana dalam bentuk gambar,• Membandingkan panjang garis,• Tes mengulang tiga angka,• kemampuan untuk membuat kalimat dengan kata-kata abstrak,• menyebut nama-nama benda dalam bentuk gambar.REVISI BINET • Pada tahun 1908 tes Binet direvisi lagi. Aitem-aitem ditambah dan rentang usia 3 tahun sampai 13 tahun atau mulai dilakukan penggolongan.• Kemudian pada tahun 1911 dilakukan revisi lagi, dan mulai digunakan MA, skoring tetap dengan memberi bobot 0 sampai 2 untuk tiap-tiap soal.REVISI 1916Setelah dipakai selama lima tahun dilakukan revisi lagi. Revisi 1916 revisi yang paling terkenal yang dilakukan di Univeristas Stanford, sehingga sering disebut Stanford Binet Test, yang dilakukan oleh Lewis Terman dan kawan-kawan. Yang dirubah adalah aitem-aitemnya ditambah 1/3 baru, tes lalu dialih bahasa dari bahasa Perancis ke bahasa Inggris. Sudah dimulai dengan metode-metode cermat, karena dikembangkan aspek psikologis secara cermat.Didalam tes sudah mulai menggunakan IQ yang diperkenalkan oleh William Stern dengan rumus MA/CA. Sudah ada 90 aitem didalam pendekatan mengukur inteligensi, tidak digunakan lagi cara lama (yang meng-gunakan pengukuran secara terpisah-pisah), tetapi dilakukan terhadap kombinasi dngn sejumlah fungsi-fungsi mental dlm hal penyajian dan skoring sudah dirubah sehingga penyajian sudah secara obyektif. Standardisasi dengan menggunakan sampel yang

Page 12: Keleboihan Binet

diambil hati-hati supaya populasinya bisa mewakili. Adapun revisi 1916 masih mempunyai kelemahan yaitu:• Validitas pengukuran inteligensi untuk tingkat menengah sangat memuaskan, tetapi untuk tingkat yang rendah yaitu MA 4 tahun dan tingkat dewasa kurang memuaskan.• Tes Binet terlalu banyak mengukur kemampuan verbalRevisi thn 1937 oleh Terman dan Meril• menempatkan satu aitem dalam kelompok tertentu berdasarkan proses tes yang dijawab.• Hasil tes Binet banyak mengukur kemampuan verbal.• Pada skala 37 diciptakan tes yang paralel antara lain bentuk L dan bentuk M atau form L and form M. hal itu dilakukan dngn tujuan utk mengurangi familiar aitem-aitem tes tersebut. Jmlh masing-masing bentuk adlh 129 aitem termasuk aitem pengganti. Mulai ada dewasa rata-rata, dewasa superior I & dewasa superior II. Mulai umur 2 thn, krn sebelum 2 thn anak cepat berubah.Revisi tahun 1960-sekarang• Perubahan materi yang nampak digabung menjadi satu antara form L&M. aitem-aitem dalam tes Binet dari L&M dapat digunakan dengan baik atau praktis dan objektif.• ciri-ciri revisi1960 adalah sebagai berikut: – Mempersoalkan bentuk L&M. prosedur ini dilakukan dengan cara menghindari pengulangan aitem-aitem yg digunakan dngn mengamati jmlh aitem pd setiap usia.– Digunakan bentuk-bentuk alternatif yang lebih sedikit dibanding skala 1937.Perubahan-perubahan yang pokok menyangkut : Perubahan-perubahan yang pokok menyangkut : • Isi: menghapus aitem-aitem yg kurang memuaskan, menempatkan aitem-aitem yg baik menurut kesulitan menyesuaikan skoring pd penempatan.• STRUKTUR, diketahui bhw kelemahan tes 1937 adl pd struktur yg sedemikian rupa shg rerata pd setiap IQ bervariasi diatas 100, pdhl setiap rerata hrs 100. Krn hal tsbt disebabkan krn tingkat kesulitan aitem ditentukan bardasarkan persentasi subjek dpt menjawab aitem tsbt.Akan tetapi kenyataannya tdk, krn variasi persen pd aitem-aitem soal pd usia rendah cenderung lbh tinggi. Tetapi pd usia tinggi aitem cenderung lbh rendah. Pd skala 1960 lbh baik dr skala 1937.• ISI TABEL, direvisi dgn diperluas hingga usia 17 & 18 thn. Nampaknya perubahan berdasarkan pd penelitian bhw perkembangan kemampuan mental IQ yg diukur dgn standar Binet msh mengalami kenaikan 1 thn stlh 16 thn. Agar IQ yg diperoleh pd tingkat usia dpt dibandingkan dgn tkt IQ pd usia lain dr perubahan tabel IQ Perubahan Tabel IQ • IQ pada setiap tingkat usia dapat dibandingkan satu dengan yang lain.• IQ seseorang tanpa memperhatikan kesalahan pengukuran disa dianggap, tetapi kecerdasan ada perubahan.• Selisih IQ pada setiap tingkat usia mempunyai arti yang sama apabila jarak atau selisih angka samaProsedur testing individual • seorang tester dituntut mahir, trampil dalam menggunakan alat tes dlm penyajian dan penyekoran (krn rumit) maka seorang tester hrs pengalaman dgn alat tes. Apabila ragu-ragu akan mempengaruhi hasil tes terutama rapport (hubungan baik antara tester & testee), shg testee mau berusaha semaksimal mungkin dlm mengerjakan tes.• harus disesuaikan dengan buku petunjuk atau manual alat tes, yg biasa dsbt buku pegangan.

Page 13: Keleboihan Binet

Sedikit perubahan akan mempengaruhi hsl tes.Tugas Tester • Mengevaluasi apa yang dilakukan subjek tertentu pada kondisi yang telah ditentukan. • penyekoran tes Stnford Binet harus diskor selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan kunci penyekoran setelah selesai penyekoran.Mempertahankan validitas dalam penyajian tes ini ada 3 hal penting yang harus diperhatikan : 1. Prosedur baku harus diikuti.2. Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik agar testee mengusahakan semaksimal mungkin.3. Penyekoranresponyang tepat. Agar mampu bekerja efisien dan spontan harus banyak latihan. Apabila salah satu tipe soal terjadi penolakan dilewati, setelah selesai diulangi.prinsip umum dalam pelaksanaan tes, yaitu : • Seorang tester boleh mengulangi pertanyaan lebih dari satu kali,tapi sedapat mungkin pertanyaan tersebut jangan diulangi.• Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, maka tester bisa menjelaskan bagian terpenting dari pertanyaan tersebut.• Untuk tes ingatan tidak perlu diulang.• Suatu perkecualian apabila jwbn subjek salah mengerti yg disebabkan oleh ucapan testee kurang jelas atau pendengaran subjek kurang baik, maka pertanyaan bisa diulang.• Apabila jwbn yg diberikan meragukan dlm penyajian tes, mk perlu dilakukan inquiry atau meminta penjelasan lbh lnjt dr jwbn yg diberikan olh testee.• Skor (+) hny apabila subjek tahu arti standard atau baku, walaupun jwbn lain mgkn betul.RAPPORCARA MEMELIHARA RAPPOR• Seorang tester diharapkan mencurahkan sebgaian besar perhatian pada testee, agar tstee merasa enak. Tanpa kerjasama dari testee sulit mendapatkan hasil yang valid• Untuk mendapatkan rappor yang baik tergantung pada anak. Tegur-sapa yang baik, tidak canggung melihat orang yang 1 kali dikenal. Ada beberpa cara yang halus dan baik:– Dengan senyum dan pengertian.– Ucapan penghargaan setelah testing selesai.– Seorang tester tidak boleh menunjukan rasa ketidak-puasan terhadap testee.– Jangan dibiasakan seorang tester mendapat jawaban yang mendorong-dorong.APA FUNGSI BASAL & CEILING• Untuk mendapatkan perhitungan MA harus diketahui basal & ceiling dulu.• BASAL > Suatu tingkat umur dimana semua tingkat tes itu lulus tepat sebelum umur dimana kegagalan pertama terjadi.• CEILING > Suatu tingkat umur dimana testee tidak bisa mengerjakan semua tes yang diberikan. PENGHITUNGAN MA • Didapatkan dengan dengan menghitung umur basal ditambah kredit bulan yang diperoleh tingkat-tingkat umur diatasnya termasuk kredit bulan pada dimana tes itu gagal - tingkat umur gagal.• Dalam pemberian kredit bulan yaitu pada tingkat dibawah 5 tahun dikelompokan menjadi interval setengah tahunan, jadi untuk 5 tahun kebawahkredit bulan1 bulan, untuk 5 tahun keatas diberi kredit bulan, 2 bulan.• Jika tidak ketemu basal diganti dengan tes lain.

Page 14: Keleboihan Binet

Perkembangan Teori Inteligensi (4)

diposting oleh tommy_firmanda-fpsi09 pada 22 March 2012di Tugas - 0 komentar

4. Teori Inteligennsi Binet (Single Factor Theory)

Alfred Binet (1857-1911) merupakan salah satu pelopor dalam pengukuran inteligensi, seorang ahli psikologi berkebangsaan Perancis yang berpendapat bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum (g) (Azwar, 2006). Sejak tahun 1904, Binet dan Henri telah memikirkan untuk mengembangkan metode obyektif guna menyeleksi anak-anak yang lambat mental, karena mereka dianggap memerlukan bantuan khusus dalam proses pendidikan. Keduanya menulis serangkaian karangan dalam L’Annee Psychologique.

Binet tidak memiliki teori inteligensi tertentu, tetapi ia bekerja di bidang tes-tes yang menunjukkan sampel tingkah laku anak dan membedakan kemampuan dari tingkat umur yang berbeda beda. Binet menemukan fakta bahwa pada setiap tingkat umur beberapa anak lebih baik dari anak lainnya. Anak yang paling pandai dalam tes disebut bright (pandai, cemerlang), sedangkan anak yang paling rendah dalam tes disebutnya miskin. Menurut Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berrkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang (Azwar, 2006).

Binet mendasarkan tesnya pada perbandingan anak tertentu dengan kelompok umur anak tersebut. Seorang anak yang berada di atas rata-rata dalam hal inteligensi dapat menjawab pertanyaan lebih banyak dari rata-rata anak dari kelompok umurnya. Apabila ia dapat mengerjakan/menjawab pertanyaan sama dengan kelompok umurnya maka ia dianggap memiliki inteligensi rata-rata. Anak yang performancenya di bawah rata rata dari kelompok umurnya maka ia dianggap memiliki inteligensi di bawah rata rata.

Dari paparan di atas nampak bahwa Binet menggunakan umur mental sebagai dasar untuk menentukan tingkat berfungsinya mental seorang anak. Seorang anak dapat memiliki umur 10 tahun, tetapi ia memiliki umur mental 11 tahun jika ia dapat menjawab pertanyaan yang dapat dijawab oleh kelompok anak yang berumur 11 tahun.

Di Amerika, tes Binet ini telah dikembangkan oleh Lewis Terman dari Universitas Stanford dan diberi nama Tes Stanford Binet. Tes ini dapat digunakan untuk semua anak yang mempunyai latar belakang berbeda beda. Tes ini biasa disebut kemampuan untuk memikirkan hal hal abstrak. Definisinya digunakan untuk dasar penyusunan item item tes.

Page 15: Keleboihan Binet

Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford-binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak samapai usia 13 tahun.

 

Kelebihan dan Kelemahan Teori Binet

Salah satu reaksi atas teori yang dikembangkan oleh Binet adalah bahwa aspek yang diukur dalam tes yang berbasis teori Binet itu terlalu umum. Seorang ahli psikologi dan psikometri, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (General factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut teori dua faktor (Two Factor Theory of Intelligence) yang telah dibahas pada artikel sebelumnya (Perkembangan Teori Inteligensi (1)). Alat tes yang kemmudian dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.

Sejarah menuliskan bahwa Binet merupakan seorang pemancang tonggak awal perkembangan tes-tes inteligensi modern di seluruh dunia. Binet membuat alat yang dirancang untuk mengukur ketajaman bayanganm ketahanan, kualitas perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, serta kecakapan menemukan kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat yang termasuk dalam komponen-komponen umum berupa Arah, Adaptasi, dan Kritik dalam definisi inteligensi. Temuanya inilah yang menjadi dasar teori yang berkembang hingga menjadi faktor ganda.

 

Daftar Pustaka

Azwar, Saifuddin, 2006. Pengantar Psikologi Inteligensi. Edisi I, Cetakan V. Yogyakarta: Pustaka Pelajar