KELAYAKAN LIMBAH PLASTIK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN …lib.unnes.ac.id/31617/1/5402412023.pdf ·...

62
i KELAYAKAN LIMBAH PLASTIK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN AKSESORIS BALI SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan Oleh Diyah Ayu Normala 5402412023 JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of KELAYAKAN LIMBAH PLASTIK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN …lib.unnes.ac.id/31617/1/5402412023.pdf ·...

i

KELAYAKAN LIMBAH PLASTIK ALUMUNIUM SEBAGAI

BAHAN DASAR PEMBUATAN AKSESORIS BALI

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan

Oleh Diyah Ayu Normala

5402412023

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

ii

5 April 2017

iii

5 April 2017

iv

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tak selamanya sampah menjadi bekas, diperlukan pemikiran, imajinasi dan

kreasi. Dengan ketiga hal itu, sesuatu yang tidak berharga dapat menjadi barang

yang bernilai tinggi. (Diyah Ayu Normala)

PERSEMBAHAN

� Kepada kedua orangtua, Bapak Sarwadi dan Ibu Siti

Munjayanah terimakasih atas segala do’a dan

motivasinya, cinta dan kasih sayang, serta nasihat

yang beliau sesalu berikan.

� Kedua kakak Titik Ernawati dan Dwi Novita Sari

serta adik Rizka Nanda Safitri yang selalu

memberikan do’a, dukungan dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan

inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul“Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai Bahan Dasar

Pembuatan Aksesoris Bali”ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin

dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri

Semarang yang telah memberi petunjuk dan saran.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan Universitas Negeri

Semarang.

4. Dr. Trisnani Widowati, M.Sidan Dra. Marwiyah, M.Pd,Dosen pembimbing

yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, arahan, dan saran kepada

peneliti selama penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Erna Setyowati, M.Si Dosen penguji yang telah memberikan arahan dan

saran kepada peneliti.

6. Khoirun Nisa responden yang telah bersedia menjadi model pada saat

penelitian.

vi

7. Teman teman satu jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga angkatan

tahun 2012 yang ikut membantu penelitian ini, khususnya sahabat sahabat

mahasiswi Program Studi Pendidikan Tata Kecantikan angkatan 2012.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

terselesainya skripsi ini.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah Yang

Maha Pengasih. Skripsi ini masih perlu kesempurnaan dan masukan yang bersifat

membangun sangat diharapkan agar dapat bermanfaat bagi pembaca.

5 April 2017

vii

ABSTRAK Diyah Ayu Normala, 2017, Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai

Bahan Dasar Pembuatan Aksesoris Bali, Dra. Erna Setyowati, M.Si, Dr. Trisnani

Widowati, M.Si,Dra. Marwiyah, M.Pd, Prodi Pendidikan Tata Kecantikan,

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Semarang.

Limbah plastik alumunium yang sering terbuang dengan sia-sia dapat

dimanfaatkan kembali kedalam produk yang lebih bernilai salah satunya untuk

produk aksesoris Bali. Aksesoris Bali merupakan bagian dari busana yang

menjadi pelengkap untuk kebutuhan adat maupun pentas seperti tarian Bali agar

tampil lebih sempurna. Akan tetapi aksesoris Bali yang ada di masyarakat dan di

pasaran hanya terbuat dari bahan baku lempengan, tembaga, dan logam

alumunium. Aksesoris Bali yang terbuat dari limbah plastik alumunium tersebut

akan memiliki nilai keunikan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui teknik pembuatan serta kelayakan dari aksesoris Bali dari limbah

plastik alumunium.

Metode penelitian ini adalah metode eksperimen. Objek dari penelitian ini

adalah limbah plastik alumunium sedangkan subjek dari penelitian ini adalah 14

responden wanita untuk mengukur kelayakan pakai. Sampel produk berjumlah 6

sampel.validitas instrumen menggunakan expert judgment. Teknik analisis data

menggunakan deskriptif persentase.

Hasil penelitian diperoleh bahwa semua sampel produk dinyatakan layak

dan produk AB5 (ikat pinggang/pending) memperoleh kriteria kelayakan tertinggi

karena bentuk sangat menyeruai aksesoris asli. Simpulan dari penelitian ini adalah

1) Teknik pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik alumunium

melalui proses penyortiran (dipotong menjadi lembaran), dicuci dan dijemur

kemudian diolah dengan membuat desain, pemberian tekstur (embrossing) dan

kemudian dilubangi (punching) 2) Limbah plastik alumunium dapat dinyatakan

layak untuk bahan baku pembuatan aksesoris Bali jika pengolahan dan

pemanfaatannya benar dan sesuai prosedur.Saran dalam penelitian iniadalah1)

Penelitian yang dihasilkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang

kecantikan kepada seluruh masyarakat tentang limbah plastik alumunium yang

dapat dimanfaatkan untuk produk aksesoris, terutama aksesoris Bali.2) Serta dapat

memberi informasi dan wawasan kepada masyarakat yang berkecimpung dibidang

kecantikan sebagai alternatif pengembangan bahan baku untuk pembuatan

aksesoris Bali.

Kata Kunci : kelayakan aksesoris Bali, limbah Plastik alumunium

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN ........................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN ........................................................................................ iv

MOTTO dan PERSEMBAHAN ............................................................... v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 3

1.3 Pembatasan Masalah ........................................................... 4

1.4Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1.6 Manfaat Penelitian .............................................................. 4

1.7 Penegasan Istilah............................................................... .. 5

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8

2.1Limbah/Sampah ................................................................... 8

2.2 Pengolahan Limbah Plastik ................................................ 13

2.3Aksesoris ............................................................................. 18

2.4 Pembuatan Produk ............................................................. 27

2.5Kerangka Berfikir ................................................................ 43

BAB3 METODE PENELITIAN.............................................................. 45

ix

3.1Jenis dan Desain Penelitian .................................................... 45

3.1.1 Jenis Penelitian ........................................................... 45

3.1.2 Desain Eksperimen ..................................................... 46

3.2Objek dan Subjek Penelitian ................................................. 48

3.2.1 Objek Penelitian ......................................................... 48

3.2.2 Subjek Penelitian ....................................................... 48

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................. 50

3.4 Sumber Data ........................................................................... 51

3.5 Variabel Penelitian ................................................................. 51

3.5.1 Variabel Bebas ........................................................... 51

3.5.2 Variabel Terikat .......................................................... 51

3.5.3 Variabel Kontrol ........................................................ 51

3.6 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 52

3.6.1 Dokumentasi ............................................................... 52

3.6.2 Angket ......................................................................... 52

3.6.3 Instrumen Penelitian .................................................. 53

3.6.1.1 Uji Indrawi .................................................... 53

3.6.1.2 Uji Kesukaan ................................................. 54

3.7 Validitas .................................................................................. 55

3.8Metode Analisis Data ............................................................... 56

3.8.1Skala Likert ............................................................. 56

3.8.2 Analisis Deskriptif Persentase................................ 56

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 62

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 62

4.1.1Hasil Penelitian Inderawi ....................................... 62

4.1.2 Hasil Penelitian Kesukaan ..................................... 68

4.2 Pembahasan........................................................................... 72

4.2.1 Penilaian Kelayakan Produk .................................. 72

4.2.2 Penilaian Kesukaan Produk .................................. 75

4.3 Keterbatasan Penelitian . ....................................................... 76

x

BAB V PENUTUP ................................................................................ 77

5.1 Simpulan ............................................................................... 77

5.2 Saran ..................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 79

LAMPIRAN .............................................................................................. 81

xi

DAFTAR TABEL Tabel Halaman

2.1 Proses pembersihan kemasan plastik .............................................. 14

2.2 Proses penyortiran limbah plastik alumunium ............................... 15

2.3 Pembuatan Produk .......................................................................... 28

3.1 Sampel . .......................................................................................... 48

3.2 Kisi-kisi uji kelayakan..................................................................... 54

3.3 Kisi-kisi uji kesukaan ...................................................................... 55

3.4 Interval Kriteria Uji Indrawi .......................................................... 58

3.5 Interval Kriteria Uji Indrawi aksesoris ........................................... 59

3.6 Interval Kriteria Uji Kesukaan ....................................................... 61

4.1 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi oleh Dosen Kecantikan ............. 62

4.2 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi oleh Pimpinan Sanggar Tari ..... 63

4.3 Data Hasil Penelitian Uji Indrawi Indrawi oleh Penjual aksesoris

Tradisional dan Modern ........................................................................ 63

4.4 Data Hasil Uji Kelayakan Produk Aksesoris Bali secara

keseluruhan ........................................................................................... 60

4.5 Data Hasil Penelitian Uji Kelayakan Produk Aksesoris

Bali secara keseluruhan ......................................................................... 67

4.6 Hasil Penelitian Uji Kesukaan ........................................................ 69

4.7 Data Hasil Penelitian Uji Kesukaan Produk Aksesoris Bali ........... 71

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

2.1 Macam-macam ukuran plastik kemasan susu bubuk ...................... 15

2.2 Proses Memberi Tanda . .................................................................. 16

2.3 Proses cutting .................................................................................. 16

2.4 Proses Melubangi ............................................................................ 17

2.5 Proses embrossing ........................................................................... 17

2.6 Penari Bali ....................................................................................... 25

2.7 Sunting ............................................................................................ 25

2.8 Mahkota .......................................................................................... 26

2.9Kalung/badong ................................................................................. 26

2.10Gelang kana 1 pasang..................................................................... 26

2.11Ikat Pinggang//Pending/bekeng ..................................................... 27

2.12Bunga Kompyeng .......................................................................... 27

2.13 Skema kerangka Berfikir............................................................... 44

3.1 Prosedur Penelitian.......................................................................... 47

4.1 Hasil kelayakan produk aksesoris Bali berdasarkan kriteria .......... 65

4.2 Tingkat kelayakan produk aksesoris Bali secara keseluruhan ....... 67

4.3 Hasil kesukaan produk aksesoris Bali berdasarkan kriteria ............ 69

4.4 Tingkat kesukaan produk aksesoris Bali secara keseluruhan ......... 71

xiii

DAFTAT LAMPIRAN Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Uji Inderawi ....................................................................... 82

2. Kisi-Kisi Uji Kesukaan ...................................................................... 83

3. Instrumen Uji Inderawi ..................................................................... 84

4. Instrumen Uji Kesukaan .................................................................... 85

5. Rubrik Uji Inderawi .......................................................................... 86

6. Rubrik Uji Kesukaan .......................................................................... 89

7. DataUji Inderawi ............................................................................... 92

8. Data Uji Kesukaan ............................................................................. 93

9. Formulir Usulan Topik Skripsi ......................................................... 95

10. Formulir Usulan Pembimbing ........................................................... 96

11. SK Dosen Pembimbing ..................................................................... 97

12. Surat Permohonan Ijin Validator ...................................................... 98

13. Surat Keterangan Validator Instrumen .............................................. 99

14. Surat Penilaian Validator Instrumen ................................................. 100

15. Surat Keterangan Validator Produk ................................................... 102

16. Surat Keterangan Validator Produk ................................................... 103

17. Surat Permohonan Panelis 1 .............................................................. 104

18. Surat Pernyataan Panelis 1 ................................................................. 105

19. Surat Permohonan Panelis 2 .............................................................. 106

20. Surat Pernyataan Panelis 2 ................................................................. 107

21. Surat Permohonan Panelis 3 .............................................................. 108

22. Surat Pernyataan Panelis 3 ................................................................. 109

23. Data Validator dan Panelis Ahli ........................................................ 110

24. Data Responden ................................................................................. 111

25. Dokumentasi ...................................................................................... 112

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin banyaknya jumlah penduduk mempengaruhi jumlah limbah yang

dihasilkan. Limbah merupakan barang sisa yang sudah tidak terpakai dan berakhir

pada pembuangan dan pemusnahan. Ada beberapa jenis limbah yang

dihasilkandan dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu limbah organik dan

anorganik. Limbah organik merupakan limbah yang dapat terurai dengan

pelapukan tanah seperti limbah sayuran, buah-buahan, daun-daunan dan lain-lain.

Jenis limbah ini apabila tidak diatasi dengan baik, maka akan menyebabkan

pencemaran lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Karena sifatnya

yang mudah terurai, maka jenis limbah ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pangan ternak atau juga dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Limbah

anorganik merupakan limbah yang sulit terurai dengan pelapukan tanah, seperti

sampah plastik, botol plastik, kaleng, kramik, kaca dan lain-lain. Karena sifatnya

yang sulit terurai, maka jenis limbah ini sangat berdampak buruk untuk

lingkungan apabila tidak diatasi dengan benar dan bahkan jumlahnya semakin

lama semakin meningkat.

Jenis limbah anorganik hanya bisa diatasi dengan peleburan dan juga dapat

dimanfaatkan menjadi barang kerajinan yang dapat bermanfaat dan mempunyai

nilai ekonomis. Seperti halnya sampah plastik yang dijadikan sebagai bahan dasar

pembuatan barang kerajinan seperti tas, dompet, aksesoris dan lain-lain. Limbah

kemasan detergen dan plastik-plastik lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar

2

pembuatan barang-barang kerajinan baik menggunakan sisi kemasan yang

bergambar maupun bagian dalam kemasan yang berwarna silver yang seperti

alumunium. Kemasan plastik bagian luar dapat dijadikan sebagai motif yang unik,

sedangkan kemasan plastik bagian dalam (alumunium) dapat dimanfaatkan

sebagai barang kerajinan yang polos dan menghasilkan kesan yang mengkilat dan

berwarna silver, lain halnya dengan limbah plastik kemasan makanan ringan atau

minuman sachet, jika dibuat aksesoris hasilnya kurang bagus karena kemasan

bagian luar bergambar dan mempengaruhi bentuk aksesoris.

Kemasan plastik berlapis alumunium dapat dijadikan sebagai bahan dasar

untuk membuat aksesoris bali, karena kemasan bagian dalam yang berwarna

silver apabila dilihat dengan kasat mata hampir menyerupai logam/tembaga yang

sesuai dengan bahan dasar pembuatan aksesoris Bali. Hal ini sebagai bentuk

recyle(daur ulang) limbah menjadi produk aksesoris yang memiliki nilai jual

tinggi sebagai wujud dari konservasi.

Pembuatan aksesoris bali memerlukan kemasan yang mempunyai lapisan

alumunium pada sisi bagian dalam dan sisi bagian luar kemasan. Dalam hal ini,

kemasan susu formula dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aksesoris

bali, karena kemasan plastik susu formula mempunyai lapisan alumunium yang

berwarna silver pada bagian dalam dan luar kemasan, sehingga aksesoris yang

dihasilkan lebih indah. Selain kemasan susu formula, kemasan teh celup dan

kemasan sereal juga bisa dibentuk menyerupai bunga, karena kemasan teh celup

dan kemasan sereal lebih tipis dan lebih mengkilat dibandingkan dengan kemasan

susu formula. Kemasan susu formula, teh celup dan sereal sangat mudah

3

didapatkan dari limbah rumah tangga dan dari rumah-rumah yang mempunyai

anak, balita, ibu hamil dan menyusui. Selain bahannya yang mudah didapatkan,

aksesoris bali dari limbah plastik alumunium juga lebih ringan dalam

pemakaiannya dan dapat menjadi alternatif yang mudah untuk mengganti

aksesoris Bali asli yang biasanya terbuat dari logam/tembaga yang dibentuk

menjadi berbagai macam bentuk aksesoris dan mempunyai berbagai macam

ukuran dan berat dalam pemakaiannya serta harganya yang sangat mahal.

Aksesoris Bali terdiri dari aksesoris kepala (mahkota, sunting, anting dan

gonjreng) akseesoris badan (kalung dan sabuk) dan aksesoris tangan (gelang kana).

Aksesoris bali mempunyai ciri khas warna kuning keemasan. Akan tetapi

banyak aksesoris yang sudah dimodifikasi menggunakan warna silver dan apabila

dilihat dengan kasat mata aksesoris bali yang berwarna silver hampir menyerupai

plastik alumunium kemasan susu formula, kemasn teh celup dan kemasan sereal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui kelayakan

limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan aksesoris Bali dengan

mengambil judul skripsi “Kelayakan Limbah Plastik Alumunium Sebagai

Bahan Dasar Pembuatan Aksesoris Bali”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Penelitian ini menggunakan bahan dasar limbah plastik alumunium yang biasanya

tidak terpakai.

1.2.2 Masyarakat memandang sebelah mata aksesoris dari limbah.

1.2.3 Semakin bertambahnya jumlah limbah plastik yang dihasilkan.

4

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu :

1.3.1 Validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dengan bahan dasar limbah plastik

alumunium.

1.3.2 Kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan 6 macam

bentuk aksesoris Bali (sunting, mahkota, badhong, gelang kana, pendhing, bunga

kompyeng).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimana validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar limbah

plastik alumunium?

1.4.2 Bagaimana kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan

aksesoris Bali?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian antara lain :

1.5.1 Untuk mengetahui validitas teknik pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar

limbah plastik alumunium.

1.5.2 Untuk mengetahui kelayakan limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar

pembuatan aksesoris Bali.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat. Manfaat yang ingin dicapai

oleh peneliti adalah :

5

1.6.1 Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan tentang pembuatan Aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik

alumunium serta memberikan masukan sebagai penelitian lanjutan khususnya

pada mahasiswa prodi tata kecantikan

1.6.2 Bagi jurusan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai arsip jurusan untuk referensi

penelitian lanjutan.

1.6.3 Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan masyarakat untuk memanfaatkan limbah sebagai barang yang

bernilai ekonomi.

1.8.1 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap konsep yang dibahas dalam

penelitian ini, berikut peneliti jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan

judul penelitian yang peneliti ajukan, antara lain:

1.8.2.1 Kelayakan

Kelayakan menurut Kamus Besar Bhasa Indonesia (2011:797) merupakan suatu

kelaikan, kapepantasan, kepatutan suatu objek untuk diteliti. Dalam penelitian ini

uji kelayakan mempunyai definisi sebagai penelitian yang mengkaji suatu

kelayakan atau kepantasan suatu objek untuk dijadikan sesuatu yang mempunyai

kepantasan untuk pemakaian.

Kelayakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan

aksesoris bali apakah aksesoris ini layak dan nyaman dikenakan dan apakah

aksesoris ini sesuai dengan bentuk dan ciri khas yang dimiliki aksesoris bali.

6

1.8.2.3 L imbah Plastik Alumunium

Limbah adalah sisa yang tidak digunakan dan biasanya berakhir pada

pembuangan. Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari

sumber hasil dari aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai

ekonomis. (Yolanda Meiliza,2013). Penelitian ini menggunakan limbah plsatik

yang mempunyai lapisan alumunium. Limbah plastik alumunium merupakan

limbah plastik yeng mempunyai lapisan alumunium berwarna perak. Hampir

semua kemasan menggunakan lapisan alumunium pada bagian dalamnya, seperti

yang terdapat pada kemasan-kemasan seperti makanan ringan, minuman sachet

dan lain-lain. Akan tetapi dalam penelitian ini memerlukan kemasan alumunium

pada bagian dalam dan luar kemasan seperti kemsan susu bubuk, teh celup, dan

kemasan sereal. Karena dalam pembuatan aksesoris bali memerlukan bahan yang

polos dan tidak memiliki corak seperti dalam plastik alumunium pada kemmasan

susu bubuk, teh celup dan kemasan sereal. Sehingga aksesoris yang dihasilkan

menyerupai aksesoris bali asli.

1.8.3.3 Aksesoris Bali

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:31) aksesori merupakan

barang pelengkap atau tambahan yang digunakan sebagai hiasan dan biasanya

dikenakan wanita. Aksesoris yang tergolong modern yaitu aksesoris yang dibuat

dari berbagai macam bahan, banyak di pasaran, dan pemakainya tidak terikat

waktu serta kesempatan. Bahan yang dipergunakan untuk membuat aksesoris

pelengkap busana beraneka ragam, seperti kain, plastik, gelas, kerang, kulit, kayu

dan lain sebagainya. (Etin Solihatin dkk, 2015)

7

Penelitian ini menjadikan akseesoris Bali sebagai inspirasi dalam

pembuatan aksesoris dari limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar

pembuatannya. Aksesoris Bali yang dimaksut adalah aksesoris yang biasa

digunakan masyarakat bali seperti aksesoris yang kenakan pada saat acara adat,

tari, maupun pengantin. Aksesoris Bali mempunyai ciri khas warna kuning

keemasan. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan warna perak yang

sesuai dengan limbah plastik alumunium.

Aksesoris Bali yang akan dibuat antara lain :

1. Aksesoris Kepala (mahkota, gonjreng, giwang)

2. Aksesoris sanggul ( bunga kompyeng, bunga puspo lembo)

3. Aksesoris leher (kalung/badong)

4. Aksesoris tangan (gelang kana, gelang naga sastra.)

5. Aksesoris badan (ikat pinggang/bekeng/pending emas)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Limbah/ Sampah

Limbah/sampah adalah sisa yang tidak digunakan setelah berakhirnya

suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya

aktivitas manusia. Di dalam proses alam tidak bergerak, sampah bagi setiap orang

memang memiliki pengertian relatif berbeda dan subjektif. (Yolanda,2013).

Menurut Ulli (2009:v), sampah merupakan barang yang sudah tidak

terpakai lagi dan bisa berupa limbah basah dan limbah kering, karena setiap

rumah tangga menghasilkan limbah setiap harinya seperti sisa sayuran, sisa nasi

dan sisa makanan yang termasuk jenis limbah basah dan biasanya dimanfaatkan

sebagai pupuk organik. Sementara itu, limbah kering seperti bekas kemasan

detergen, botol kecap dan pembungkus lain bisa didaur ulang menjadi barang lain

yang bernilai.

Berdasarkan sumbernya, limbah dikelompokkan menjadi 4 sumber antara

lain :

1) Limbah Pertanian merupakaan limbah yang berasal dari sisa-sisa pertanian seperti

jerami padi, buah-buahan dan lain-lain.

2) Limbah Pertambangan merupakan limbah yang berasal dari sisa-sisa

pertambangan seperti pertambangan emas, batu bara dan lain-lain.

3) Limbah Industri merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri-industri atau

pabrik-pabrik seperti limbah kain-limbah plastik dan lain-lain.

9

4) Limbah Domestik merupakan limbah yang berasal dari pemukiman penduduk,

rumah tangga, restoran, pasar dan lain-lain.(Agustiana, 2016:52)

Berdasarkan jenisnya, sampah dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu

sampah organik, sampah non organik dan sampah berbahaya beracun (B3).

1) Sampah Organik

Sampah organik merupakan sampah yang mudah hancur dan mudah membusuk,

misalnya : sisa sayuran dan buah yang dibuang, sisa makanan, daun-daun kering,

dan sebagainya.

2) Sampah Non Organik

Sampah non organik merupakan sampah yang berasal dari pabrik dan sifatnya

yang tidak mudah hancur, misalnya : kemasan plastik, kertas, kaleng minuman,

botol-botol plastik, logam, putung rokok, dan sebagainya.

3) Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Sampah bahan berbahaya beracun merupakan sampah yang tidak bisa hancur dan

tidak bisa hancur dan tidak bisa diolah kembali serta bersifat sangat berbahaya

bagi lingkungan seperti : pembalut wanita, pembalut bayi, batu baterai bekas, dan

styrofoam. (Endah, 2015:8)

Limbahplastik alumunium merupakan bagian dari limbah padat Non

organik yaitu sampah yang tidak dapat diuraikan oleh proses biologis. Sampah

non organik dapat berakibat buruk apabila tidak ditangani dengan baik dan benar,

karena sampah non organik memerlukan waktu yang lebih lama untuk hancur

misalnya : kertas memerlukan waktu sekitar 2-5 bulan agar dapat hancur, putung

rokok memerlukan waktu 1-12 tahun untuk hancur, kaleng minum memerlukan

10

waktu200-500 tahun untuk hancur, sedangkan tas kresek, sedotan plastik, botol

plastik mineral memerlukan waktu yang paling lama yaitu lebih dari 1.000 tahun

untuk hancur. (Endah, 2015:9). Oleh karena itu sampah jenis non organik

memerlukan perlakuan khusus agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan dan

kesehatan serta dapat dimanfaatkan sebagai barang-barang yang berguna serta

memiliki nilai tinggi.

Menurut Endah (2015:10) Plastik pertama kali diperkenalkan pada

masyarakat pada tahun 1975 oleh Montgomerry Ward, Sears, J.C. Penny dan

Jodan Mars, plastik memiliki sifat yang tidak dapat membusuk, tidak terurai

secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak berkarat sehingga pada akhirnya

merusak lingkungan.Menurut Etin (2005:313-314) menyatakan jenis plastik yang

ditemui dalam sampah perkotaan sebagai berikut :

Low Desity Poly ethylene (LDPE), Poly Propylene (PP) High Desity Poly Ethylene (HDPE), Poly Vinyl Chloride (PVC), Poly Ethylene Terephtalate (PET) Styrofoam, dll. Sampah

plastik dari jenis PP dan HDPE paling banyak ditemui. HDPE

banyak digunakan untuk produk plastik yang memerlukan

kekuatan dan tahan bahan kimia seperti ember, jerigen dan

botol plastik, sedangkan PP digunakan untuk produk plastik

yang mempunyai daya regang yang tinggi seperti kantung

plastik, blister (bungkus snack), dll. Beberapa jenis plastik

tersebut mempunyai nilai pasar akan tetapi kebanyakan plastik

yang terdirri dari bungkus snack tidak memiliki nilai pasar.

Kemasan plastik sebuah produk didesain oleh produsen dengan kondisi

tebal, licin dan kuat agar produk didalamnya tidak bocor, kemasan tahan lama dan

tidak mudah rusak serta dirancang sedemikian rupa seperti paduan warna, huruf

dan gambar yang menjadikan kemasan tersebut menarik. karena karakter kemasan

yang memiliki paduan warna, huruf serta gambar yang menarik, maka bahan

11

plastik ini sering digunakan sebagai bahan kerajinan seperti dompet, tas, taplak

meja dan lain-lain. ( Ulli, 2009:3) Dalam kemasan plastik pada bagian dalam

memiliki warna perak yang biasa disebut sebagai alumunium foil.

Alumunium foil pertama kali digunakan pada tahun 1910 sebagai

pembungkus tanaman. Penggunaan alumunium foil untuk pembungkus makanan

pertama kali dilakukan di Amerika Serikat tahun 1913, yaitu untuk membungkus

permen karet. (Alfred,2013) Alumunium foil (alufo) seperti halnya kaleng

alumunium merupakan jenis kemasan berbahan dasar alumunium. Jika kaleng

alumunium digunakan dalam industri minuman, maka alumunium foil banyak

digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong yang dilaminasi dengan

berbagai jenis plastik, misalnya : retort pouch untuk susu UHT, sari buah dan

banyak digunakan industri makanan ringan, susu bubuk dan sebagainya.

(Elvira,2008)

Plastik alumunium mempunyai ciri fisik berwarna perak dan mengkilat

seperti bahan metal atau logam. Plastik alumunium banyak terdapat pada lapisan

bagian dalam kemasan-kemasan makanan ringan, kemasan kopi instan, dan

kemasan-kemasan lain. Selain kemasan bagian luar yang menarik, kemasan

bagian dalam yang seperti logam berwarna perak mengkilat juga dapat dijadikan

berbagai macam kerajinan yang menarik seperti aksessoris. Seperti aksesoris yang

sering digunakan dalam adat-adat bali (gonjer). Karena sifat plastik yang tidak

dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, tidak

berkarat maka dari itu plastik sering dijadikan sebagai bahan dasar daur ulang

menjadi barang-barang yang bermanfaat dan memiliki nilai seni serta memiliki

12

nilai jual. Plastik alumunium akan menjadi barang yang bernilai tinggi apabila

diolah kembali menjadi barang-barang kerajinan yang dapat dimanfaatkan

kembali daan mempunyai nilai yang tinggi. Dalam pengolahannya, memerlukan

kreatifitas yang tinggi dan memerlukan beberapa proses dan teknik dalam

pengolahannya.

Pengolahan limbah atau sampah dapat dilakukan dalam 3 prinsip, antara

lain :

1) Reduce

Reduce merupakan upaya mengurangi barang yang digunakan, semakin banyak

material yang digunakan, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Misalnya : mengganti pemakaian kantong plastik saat belanja dengan kantong

ramah lingkungan seperti tas.

2) Reuse

Reuse merupakan upaya menggunakan kembali barang-barang yang bissa

digunakan, hindari pemakaian barang-barang disposable (sekali pakai), misalnya :

menggunakan botol plastik yang bisa diisi ulang.

3) Recycle

Recyclemerupakan upaya mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai

lagi dan diolah kembali menjadi barang atau sesuatu yang lebih bermanfaat,

misalnya : kemasan kopi diubah menjadi tas, dompet, karpet, aksesori, dan lain-

lain. (Endah, 2015:8-9).

Proses mendaur ulang sampah yang sering dilakukan adalah mendaur

ulang sampah jenis plastik, karena hampir setiap hari pabrik-pabrik menghasilkan

13

produk-produk yang berbahan plastik sehingga jumlah plastik semakin banyak.

Limbah plastik alumunium tidak dapat diuraikan oleh alam dengan sendiri.

Ketika dibiarkan terus menerus maka akan menimbulkan penumpukan sampah.

Pemanfaatan limbah plastik alumunium dapat dilakukan dengan cara daur ulang

(recycle). Dalam penelitian ini limbah plastik alumunium didaur ulang menjadi

aksesoris Bali. Limbah plastik alumunium digunakan sebagai bahan dalam

pembuatan aksesoris karena memiliki warna yang mengkilat seperti bahan yang

digunakan aksesoris asli dan mudah diproses.

2.2 Pengolahan Limbah Plastik

Pengolahan limbah Plastik alumunium memerlukan beberapa proses yang

harus dilakukan sebelum diolah menjadi barang-barang yang bermanfaat dan

bernilai tinggi, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih jenis plastik

yang akan digunakan kemudian bersihkan plastik dari sisa-sisa produk yang ada

didalammya dengan cara mencuci menggunakan air mengalir dan sabun agar sisa

produk dan aroma pada plastik hilang. Setelah pencucian, keringkan plastik

dengan cara menjemur atau keringkan dengan lap supaya kering kemudian

kumpulkan sesuai jenis ukuran kemasan (disortir). (Ulli, 2009:7).

Ukuran dan jenis yang digunakan dalam pembuatan aksesoris Bali

berbeda-beda. Untuk aksesris jenis kalung (badhong) menggunakan jenis kemasan

plastik yang memiliki ukuran lebar dan tebal seperti kemasan plastik susu formula

yang memiliki berat 1000 gr (57 cm x 42 cm) sampai 500 gr (42 cm x 29,7 cm).

Untuk aksesoris jenis sunting, mahkta, gelang kana dan ikat pinggang (pending)

menggunakan jenis kemasan plastik yang memiliki ukuran yang sedang dan tebal

14

seperti kemasan plastik susu formula yang memiliki berat 400 gr (25,5 cm x 17

cm) sampai 150 gr (21 cm x 15 cm), sedangkan untuk aksesoris jenis bungan

menggunakan kemasan plastik dengan semua ukuran dan tipis seperti pada

kemasan sereal dan teh celup (box).

Proses pembersihandan penyortiran limbah plastik alumunium disesuaikan

dengan ukuran dan ketebalan pada kemasan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Proses pembersihan kemasan plastik

Gambar Keterangan

Sortir/ pilih plastik alumunium yang akan

digunakan lalu potong bagian tepi plastik sampai

plastik membentuk lembaran

Cuci plastik menggunakan air sabun supaya bau

dan kotoran pada plastik hilang

Jemur plastik sampai kering

15

Tabel 2.2 Proses penyortiran limbah plastik alumunium berdasarkan ukuran dan

ketebalan pada kemasan

Jenis Kemasan Ukuran Ketebalan Kegunaan

Susu formula

(box)

1000 gr (57 cm x 42

cm)-500 gr(42 cm x

29,7 cm).

Tebal

Untuk jenis aksesoris

seperti kalung/badhong

400 gr (25,5 cm x 17

cm) - 150 gr (21 cm

x 15 cm).

Untuk jenis aksesoris

sunting, ikat pinggang,

mahkota, setra gelang

kana.

Sereal dan

kemasan teh

celup (box)

Semua ukuran Tipis

Untuk jenis aksesoris

bunga

Gambar 2.1 Macam-macam ukuran plastik kemasan susu bubuk

Sumber : Peneliti, 2016

16

Setelah plastik bersih dan membentuk lembaran, langkah selanjutnya

adalah proses pembuatan menjadi suatu produk yang bermanfaat. Dalam proses

pembuatannya, memerlukan beberapa teknik dalam pengolahan lembaran

alumunium/logam.Adapun berbagai macam teknik pengolahan lembaran logam,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Mengukur dan memberikan tanda (measuring and marking)

Gambar 2.2 Proses memberi tanda

Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007

Mengukur dan memberi tanda merupakan langkah yang paling awal dalam

membuat apapun. Dalam memberikan tanda bisa menggunakan spidol permanen.

2) Memotong (Cutting)

Gambar 2.3 Proses cutting

Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007

Cutting atau pemotongan dilakukan setelah proses penandaan atau dengan

memotong pola yang sudah ditentukan. Dalam pemotongan ini dapat

menggunakan gunting.

17

3) Melubangi (Punching)

Gambar 2.4 Proses Melubangi

Sumber : Nurul Wulan Sari, 2007

Dalam proses melubangi memerlukan dasaran yang empuk seperti kayu

pada saat proses melubangi. Dalam proses melubangi ini dapat menggunakan

kater maupun solder panas agar tercipta lubang yang diinginkan.

4) Pemberian Tekstur (Embrossing)

Gambar 2.5 Proses Embrossing

Sumber : penelitian

Embrosing merupakan proses yang hanya dapat diaplikasikan pada lembaran

logam seperti plastik alumunium. Embrosing merupakan proses pemberian tekstur

berdasarkan pola atau motif tertentu sehingga menghasilkan kesan timbul pada

permukaan yang diinginkan. Dalam proses embrosing ini juga dapat dilakukan

mengikuti atau meniru pola dan tekstur material lain. Dalam proses embrossing

pada plastik alumunium menggunakan sesuatu yang agak runcing akan tetapi

tidak tajam. Proses embrossing dapat menggunakan ujung bolpoint atau ujung

pensil.

18

5) Menjahit, menjahit dilakukan denagn benang sulam maupun kawat.(Nurul Wulan

Sari, 2007:9)

Teknik pengolahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan bahan

dasar dari limbah lastik alumunium seperti limbah plastik kemasan susu formula

dan kemasan-kemasan lain yang berwarna silver. Bahan tersebut dapat

dimanfaatkan menjadi aksesoris-aksesoris yang memiliki warna dan ciri khas

seperti plastik alumunium, yaitu aksesoris-aksesoris seperti yang digunakan dalam

tari-tarian Bali ataupun daerah lainnya.

2.3 Aksesoris

Aksesoris merupakan segala sesuatu yang dikenakan seseorang dan lebih

banyak pada kalangan wanita yang terbuat dari emas, tembaga, perak, kain, tanah

liat, plastik, kayu dan lain lain untuk menujang penampilan dan menyempurnakan

penataan pada rambut. (Vika Leoni Putri,2015:48). Menurut Rifa’tul Khustiyana

(2016:9) aksesoris merupakan benda-benda yang digunakan seseorang untuk

menambah keindahan bagi seseorang dan tidak untuk menutupi kecantikan yang

sudah ada.aksesoris juga memiliki bentuk yang bermacam-macam yang sesuai

dengan fungsi dan peranan, dan gender, sedangkan menurut Zahral, et al.,

(2015:14) dalam dunia busana, aksesori (atau aksesoris) adalah benda-benda yang

dikenakan seseorang untuk mendukung atau menjadi pengganti pakaian.

Berdasarkan pendapat di atas, aksesoris merupakan benda penghias dan

pelengkap busana yang berfungsi untuk menambah keindahan dan mendukung

penampilan penggunanya.

19

Menurut Wasia Rusbani (1984:193) dalam Etin Solihatin (2015:4)

menyatakan pelengkap busana berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua macam

yaitu:

Pelengkap busana praktis dinamakan millineries dan pelengkap

busana estetis yang dinamakan aksesoris. Millineries adalah

pelengkap busana yang memiliki fungsi yaitu sebagai penambah

keindahan dan fungsi lain yang berguna bagi si pemakai.

Aksesoris adalah pelengkap busana yang berfungsi sebagai

penambah keindahan si pemakai dalam berbusana. Aksesoris ada

yang tergolong tradisional dan ada yang tergolong modern atau

populer.

(Etin Solihatin, Desfriana, Adi Wijanarko, 2015:4)

Aksesoris yang tergolong modern yaitu yang dibuat dari bermacam-

macam bahan,banyak terdapat di pasaran, dan pemakainya dalam mengenakan

tidak terikat waktu sertakesempatan. Bahan yang dipergunakan untuk membuat

aksesoris pelengkap busana beranekaragam, seperti kain, plastik, gelas, kerang,

kulit, kayu dan lain sebagainya. Aksesoris selalu digunakan dari berbagai

kalangan, baik wanita maupun laki-laki, tua ataupun muda. Pada kalangan wanita

aksesoris merupakan hal yang paling penting dalam menunjang penampilan agar

terlihan menarik. Adapun macam-macam aksesoris yang sering digunakan antara

lain :

1) Cincin (rings), cincin merupakan jenis perhiasan yang dikenakan pada jari-jari

tangan. Cincin juga sering digunakan saat proses pernikahan sebagai tanda sebuah

ikatan.

2) Anting (earrings), anting merupakan jenis perhiasan yang dipakai pada bagian

telinga. Anting juga mempunyai beberapa macam jenis, yaitu jenis anting-anting

dan giwang. Anting-anting merupakan hiasan telinga yang apabila dipakai dapat

20

bergerak atau terayun-ayun, sedangkan giwang merupakan jenis perhiasan yang

dipakai langsung menancap pada telinga dan apabila dipakai tidak bergerak atau

berayun-ayun.

3) Gelang (bracelets), gelang merupakan perhiasan yang dipakai pada pergelangan

tangan ataupun kaki.

4) Kalung (necklace), merupakan perhiasan yang dipakai pada leher. Kalung

mempunyai beberapa jenis yang dikelompokkan dari berbagai macam ukuran.

Kalung yang langsung menempel pada leher disebut chocker, kalung yang

berukuran pendek disebut beads, kalung yang ukurannya sedang disebut chain,

sedangkan kalung yang berukuran panjang disebut opera lenghth.

5) Jam tangan atau arlogi (watch), merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada

pergelangan tangan dan bisa digunakan sebagai petunjuk waktu.

6) Kaca mata (glasses) merupakan aksesoris yang berbentuk lensa tipis yang

digunakan untuk melindungi bagian mata dan digunakan untuk menormalkan atau

mempertajam penglihatan. Akan tetapi, saat ini kaca mata tidak hanya digunakan

sebagai alat bantu penglihatan. Kacamata juga digunakan sebagai pelengkan

fashion dan bahkan digunakan sebagai alat bantu untuk menikmati hiburan seperti

kacamata 3 dimensi.

7) Jepit rambut/ikat rambut/hiasan kerudung, merupakan aksesoris yang dikenakan

kalangan wanita yang memakai jilbab maupun tidak.

8) Bando, merupakan aksesoris yang digunakan sebagai penyangga rambut.(E.

Lutfia Zahra 2015:14-15)

21

Menurut Leoni Putri (2015:48) hal yang perlu diperhatikan dalam memilih

aksesoris adalah bentuk, warna, ukuran dan bahan yang disesuaikan dengan

trendpenataan rambut yang di gunakan.Adapun hal yang harus diperhatikan pada

saat proses pembuatan aksesoris antara lain :

1. Bentuk

Bentuk dalam pengertian dua dimensi akan berupa gambar yang tidak

bervolume, sedangkan dalam pengertian tiga dimensi adalah unsur rupa yang

berbentuk karena ruang dan volume.Bentuk ada dua macam, bentuk dengan

struktur beraturanan dan teratur (bentuk geometris), serta bentuk yang tidak

beraturan (bentuk organis). (Warsidi, 2008:27).

Menurut Ernawati ( 2008:206-207) berdasarkan jenisnya bentuk

terdiri dari 4 (empat) jenis yaitu:

(1)Bentuk naturalis adalah bentuk yang berasal dari bentuk-

bentuk alam seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bentuk-bentuk

alam lainnya. (2)Bentuk geometris adalah bentuk yang dapat

diukur dengan alat pegukur dan mempunyai bentuk yang teratur,

contohnya bentuk segi empat, segi tiga, bujur sangkar, kerucut,

lingkaran dan lain sebagainya.(3) sedangkan bentuk dekoratif

merupakan bentuk yang sudah dirobah dari bentuk asli melalui

proses stilasi atau stilir yang masih ada ciri khas bentuk aslinya.

Bentuk-bentuk ini dapat berupa ragam hias pada sulaman atau

hiasan lainnya yang mana bentuknya sudah tidak seperti bentuk

sebenarnya. Bentuk ini lebih banyak di pakai untuk menghias

bidang atau benda tertentu. (4)Bentuk abstak merupakan bentuk

yang tidak terikat pada bentuk apapun tetapi tetap

mempertimbangkan prinsip-prinsip desain.

Bentuk aksesoris dalam penelitian ini menggunakan bentuk dekoratif yaitu

bentuk yang sudah dirubah dari bentuk asli seperti halnya pembuatan produk

aksesoris yang menyerupai sunting, mahkota, kalung/badhong, gelang kana, ikat

pinggang/pending serta bunga kompyeng. Menurut Sachri (2006:69) proporsi

22

adalah unsur kesebandingan ideal yang dapat dicercap oleh persepsi pengamat

sehingga terjadi keseimbangan harmonis objek gambar.

2. Warna

Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh pantulan cahaya pada mata.

Secara garis besar warna dibedakan menjadi 3 macam yakni warna primer,

sekunder, dan tersier.(Febrianto, 2014:148). Menurut Sachari (2006:68) warna

dapat mencapai tingkat harmoni jika diperimbangkan aspek keseimbangannya,

keteraturannya serta kekontrasan antara dua atau lebih jenis warna yang

didekatkan satu sama lain.

Menurut Ernawati (2008:207) Warna merupakan unsur desain yang paling

menonjol. Dengan adanya warna menjadikan suatu benda dapat dilihat. Selain itu

warna juga dapat mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang

dirancang. Warna dapat menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan

mempunyai variasi yang sangat banyak yaitu warna muda, warna tua, warna

terang, warna gelap, warna redup, dan warna cemerlang, sedangkan dilihat dari

sumbernya, ada warna merah, biru, kuning, hijau, orange dan lain sebagainya.

Tetapi jika disebut warna panas, warna dingin, warna lembut, warna ringan,

warna sedih, warna gembira dan sebagainya maka ini disebut juga dengan watak

warna.

Warna aksesoris dalam penelitian ini menggunaan warna asli dari limbah

plastik alumunium yaitu warna silver/perak dan menggunakan warna merah untuk

23

dasaran aksesoris serta kuning, hijau dan merah untuk penambahan manik-

maniknya.

3. Ukuran

Ukuran adalah bilangan yang menunjukan besar kecilnya satuan ukuran

atau satuan benda. (Sachari, 2006:68). Menurut Ernawati (2008:207) ukuran

merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi desain pakaian ataupun benda

lainnya. Unsur-unsur yang dipergunakan dalam suatu desain hendaklah diatur

ukurannya dengan baik agar desain tersebut memperlihatkan keseimbangan.

Apabila ukurannya tidak seimbang maka desain yang dihasilkannya akan

kelihatan kurang baik. Penggunaan aksesoris menyesuaikan dengan ukuran

aksesoris Bali asli yang di kenakan agar bentuknya seimbang.

4. Bahan

Bahan berdasarkan pegangannya dapat dibedakan menjadi bahan tebal,

tipis, lembut, kaku, licin, dan kasar. Berdasarkan penglihatannya dibedakan

menjadi bahan kusam, berkilau, tembus pandang, tidak tembus pandang, jarang,

rapat, polos dan bermotif. (Rostamailis, 2005:149). Bahan aksesoris Bali biasanya

terbuat dari logam, perak, emas dll.

Menurut Etin (2015: 4) ada 2 golongan aksesoris :

1. Aksesoris non tradisional atau modern

Aksesoris non tradisional merupakan aksesoris yang biasa dikenakan

sehari-hari maupun pesta, seperti : Perhiasan (anting-anting,kalung, gelang dan

bros), selendang, sabuk, dasi, syal, sarung tangaan, tas, topi, arlogi, kacamata dan

pin.

24

2. Aksesoris tradisional

Aksesoris tradisional merupakan bagian dari busana tradisional sebagai

pelengkap yang menjadi ciri khas dan biasanya digunakan sebagai pelambang

tertentu baik untuk keperluan adat, tari, maupun pengantin, seperti : sindur,

kembang goyang, usuk konde, keris, gonjer dan lain-lain.Aksesoris tradisional

banyak digunakan pada acara-acara adat seperti pernikahan daerah, tari-tarian

tradisional, serta upacara adat. Pada umumnya, aksesoris-aksesoris tersebut

terbuat dari berbagai macam bahan seperti : emas, perak, tembaga, logam, dan

lain-lain.

Indonesia memiliki banyak budaya, adat dan istiadat yang merupakan

warisan turun temurun yang harus dilestarikan dan dijaga, diantaranya adalah :

makanan, tarian, upacara adat, bahkan busana adat. Salah satu yang menjadi ciri

khas dari indonesia adalah adat-adat tradisional daerah Bali. Bali meliliki berbagai

macam upacara adat dan tarian yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi

indonesia.Selain upacara adat dan tariannya, busana dan aksesoris yang dikenakan

juga meliliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Busana dan aksesoris pengantin

Bali meliki ciri khas berwarna kuning keemasan dan merah. Menurut Mila

Karmila (2010:13) aksesoris bali terdiri dari badong, gelang kana, gelang naga,

mawar merah, bunga cempaka putih dan kuning, sandat perak, bunga sasak, puspa

lembo, dan gonjer.Seiring perkembangan jaman, banyak aksesoris maupun busana

Bali yang mengalami perubahan dan perkembangan akan tetapi tetap

mengutamakan sentuhan etnik dan budaya yang dimiliki daerah Bali yang disebut

sebagai modifikasi. (Mila, 2010:12). Berikut adalah gambar dari penari Bali :

25

Gambar 2.6 Penari Bali

Sumber: httpigps-pekenbali.blogspot.co.id201201tarian-bali-klasik-oleg-

tamulilingan.html

Adapun macam-macam bentuk aksesoris yang akan digunakan dalam

sebagai acuan dalam pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar plastik

alumunium adalah sebagai berikut :

1. Sunting

Sunting merupakan bentuk aksesoris yang dikenakan pada bagian kepala

berbentuk runcing.

Gambar 2.7 Sunting

Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html

26

2. Mahkota

Mahkota merupakan bentuk aksesoris yang dikenakan di kepala dan terletak di

depan sunting.

Gambar 2.8 Mahkota

Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html

3. Kalung/ Badong

Kalung/badhong merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada bagian leher.

Gambar 2.9 Kalung/Badong

Sumber: https://www.oleh2bali.com/shop/badong-aksesoris-pakaian-tari-bali

4. Gelang kana 1 pasang

Gelang kana sepasang merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada kedua

lengan bagian atas kanan dan kiri.

Gambar 2.10 Gelang Kana

Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html

27

5. Ikat pinggang/pending emas/bekeng

Ikat pinggang/pending emas/bekeng merupakan jenis aksesoris yang dikenakan

pada bagian perut sebagai ikat pinggang.

Gambar 2.11 Pending/Bekeng

Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html

6. Bunga kompyeng

Bunga kompyeng merupakan jenis aksesoris yang dikenakan pada bagian sanggul

sebagai penghias sanggul.

Gambar 2.12 Bunga Kompyeng

Sumber: http://agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html

Penelitian ini melakukan eksperimen dengan membuat akssesoris Balidari

limbah plastik alumunium yang memberikan nilai ekonomis dan mempunyai efek

mengkilap.

2.4 Pembuatan Produk

Proses pemembuatan aksesoris dari limbah plastik alumunium meliputi 3

tahap yaitu Persiapan bahan dasar, perencanaan dan pembuatan produk. Dalam

pengloahan limbah ini meliputi penyortiran, pembersihan serta pengeringan.

28

perencanaan meliputi pembuatan desain, persiapan alat dan bahan proses

selanjutnya adalah pembuatan produk. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 2.3 Pembuatan Produk

No Keterangan

1 Persiapan Bahan Dasar (limbah plastik alumunium)

Dalam proses persiapan bahan, hal yang perlu dilakukan antara lain :

Penyortiran (berdasarkan ukuran dan ketebalan)

Pembersihan

Pengeringan

2 Perencanaan

Pembuatan Desain dan Pola

Gambar Desain AB1

(Sunting)

Hasil Jadi AB1

(Sunting)

Pola bawah

Pola atas

29

Gambar Desain (Mahkota) Pola AB2Mahkota

Hasil Jadi AB2(Mahkota)

Gambar Desain AB3(kalung/badhong) Pola AB3 (kalung/badhong)

Hasil Jadi AB3(kalung/badhong)

13 cm

30

Gambar Desain AB4(Gelang Kana) Pola AB4(Gelang Kana)

Hasil Jadi AB4(Gelang Kana)

Gambar Desain AB5(Ikat Pinggang/pending)

Pola ikat pinggang Pola tengah

Hasil Jadi AB5(Ikat Pinggang/pending)

15 cm

8cm

31

Gambar desain AB6(Bunga Kompyeng)

Pola bunga

Hasil Jadi AB6(Bunga Kompyeng)

Persiapan Alat dan bahan

Alat Gunting Besar/ gunting kawat

Untuk memotong kawat

Gunting Biasa

Untuk memotong plastik alumunium dan benang

Pensil /bolpoint tidak terpakai

10 cm

10 cm

10 cm 8 cm

7 cm 6 cm

32

Untuk membuat desain atau pola timbul pada plastik alumunium

Pisau Kater

Untuk memotong/ melubangi plastik alumunium

Tembakan Lem

Untuk melelehkan lem

Penggaris

Untuk membuat pola lurus saat memotong

Jarum Jahit

Untuk menjahit bagian yang harus dijahit

Penjepit

Untuk mengambil dan menaruh manik-manik

Mesin jahit Untuk menjahit dasaran aksesoris

Bahan Plastik Alumunium

33

Sebagai bahan dasar pembuat aksesoris

Benang

Untuk mengaitkan pola-pola yang akan dibentuk

Lem

Untuk menyatukan bentuk aksesoris

Double Tape

Untuk menyatukan bentuk aksesoris

Rangka Bando

Untuk kerangka aksesoris berbentuk bando

Manik-manik

Sebagai bahan pelengkap /hiasan

Jepit Rambut

34

Penjepit yang dipasang pada aksesoris

Kawat

Untuk kerangka aksesoris

Kain

Untuk dasaran aksesoris

Kain kapas tebal

Untuk lapisan dasaran aksesoris agar kaku

3 Pembuatan Produk (sunting) AB1

Potong plastik berbentuk persegi dengan ukuran panjang 8cm lebar 6cm.

Lipat menjadi dua bagian

35

Potong zig-zag seperti gambar dibawah

Lipat bagian bawah lalu ikat menggunakan benang.

Siapkan kerangka aksesoris dengan menggunakan kawat dan bando

Tempel lipatan-lipatan plastik pada kerangka sampai membentuk kerucut

Buat desain menyerupai sunting sebanyak 2 bagian (untuk bagian depan

dan belakang

Buat sunting lapisan kedua

Siapkan 14 potong kawat tipis.

Potong plastik alumunium berbentuk runcing.

Beri serat dengan cara memberi garis-garis dengan pensil.

36

Lilitkan plastik pada bagian bawah pada kawat.

Buat sebanyak 14 kawat

Lilitkan 2 kawat menjadi 1 sepanjang 2 cm

Satukan 7 lilitan kawat sampai pada bagian bawah dan lapisi kawat dengan

menggunakan plastik alumunium yang dililitkan pada kawat.

Tempelkan bentuk kedua pada bagian samping sampai membentuk kerucut

Tempelkan sunting bagian depan dan belakang

AB2 (mahkota)

Potong plastik berbentuk tengah mahkota dan gambar bentuk ukiran

sesuai desain pada plastik bagian dalam.

37

Lubangi plastik dengan menggunakan silat tajam sesuai desain.

Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika

Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain

kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1

garis tanpa jahitan untuk membalik kain.

Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.

Bentuk kawat meruncing menjadi 3 bagian

Tempel kawat pada kain di bagian tepi dan tengah dengan cara menjelujur

Tutupi kawat yang dijelujur dengan kain agar terlihat rapi.

38

Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di

bentuk

Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.

AB3 (kalung/badhong)

Buatlah desain bentuk dengan menggunakan kertas manila

Cetak desain pada plastik alumunium.

Gambar motif pada plastik alumunium.

Setelah motif selesai, potong pinggiran plastik sesuai desain.

Beri lubang pada motif dengan menggunakan silet lancip.

39

Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika

Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain

kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1

garis tanpa jahitan untuk membalik kain.

Jelujur kawat sesuai pola dengan menggunakan benang.

Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.

Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di

bentuk

Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.

AB4 (gelang kana)

Potong plastik sesuai pola dan gambar bentuk ukiran sesuai desain pada

plastik bagian dalam.

40

Lubangi plastik dengan menggunakan silat tajam sesuai desain.

Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika

Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain

kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1

garis tanpa jahitan untuk membalik kain.

Jelujur kawat sesuai pola dengan menggunakan benang.

Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.

Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di

bentuk

41

Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.

AB5 (ikat pinggang/pending)

Jait kain panjang untuk sabuk

Potong plastik sesuai pola dan gambar bentuk ukiran sesuai desain pada

plastik bagian dalam.

Tempelkan 2 kain kapas pada kain merah dengan cara menyetrika

Satukan 2 kain kapas yang sudah tertempel dengan kain dengan posisi kain

kapas berada diluar, lalu jahit bagian tepi sesuai pola dengan menyisakan 1

garis tanpa jahitan untuk membalik kain.

Balik kain lalu jahit rapi bagian yang belum dijahit.

Beri tempat sabuk pada bagian belakang.

Tempelkan kain yang sudah jadi dengan plastik alumunium yang sudah di

bentuk

Tempelkan manik-manik pada aksesoris yang sudah jadi.

Potong plastik bebentuk persegi panjang dengan ukuran 6cm x 9cm

sebanyak 10 lembar lalu beri motif sesuai desain.

42

Tempel lembaran yang sudah diberi mtif pada ikat pinggang yang sudah

disediakan yang berukuran 100 cm, kemudian masukkan ikat pinggang

pada bagian belakang aksesoris

AB6 (bunga kompyeng pada sanggul)

Potong beberapa plastik alumunium berbentuk persegi panjang sesuai

ukuran bunga (bunga besar 8cm x10cm, bunga sedang 7cm x 10cm, bunga

kecil 6cm x 10cm)

.

Tumpuk 5 lembar plastik alumunium yang sudah dipotong persegi

panjang.

Lipat seperti melipat kipas.

Ikat tengah lipatan dengan benang berwarna silver lalu buka (dilebarkan

seperti kipas).

Tarik satu per satu lembaran plastik alumunium kearah atas hingga

membentuk bunga.

Beri manik-manik pada tengah-tengah bunga sebagai putik agar lebih

indah.

Potong plastik alumunium berbentuk runcing.

Beri serat dengan cara memberi garis-garis dengan pensil.

Rangkai dan lem bunga dan gonjreng pada jepit rambut

43

2.5 Kerangka Berfikir

Limbah plastik alumunium sangat mencemari lingkungan karena sifatnya

yang tidak dapat terurai. Limbah plastik alumunium dapat memberikan

keuntungan bagi kehidupan masyarakatdengan cara daur ulang (recycle). Selain

mengurangi pembuangan limbah juga dapat meningkatkan nilai jual limbah

plastik alumunium. Dalam penelitian ini plastik alumunium jenis kemasan susu

bubuk, sereal serta teh celup dipilih sebagai bahan baku aksesoris, karena sifatnya

yang kuat, mudah diproses, dibentuk dan berwarna silverserta mengkilat yang

apabila dilihat kasat mata menyerupai bahan yang digunakan aksesoris Bali.

Produk aksesoris kemudian diuji kelayakannya sehingga aksesoris layak

digunakan. Kelayakan produk diuji oleh 3 panelis yaitu dosen kecantikan

Universitas Negeri Semarang, pimpinan sanggar tari serta penjual aksesoris

tradisional dan modern, dan didukung dengan uji kesukaan kepada 14 responden

yaitu 2 dosen kecantikan dan 2 busana Universitas Negeri Semarang serta 10

mahasiswa seni tari Universitas Negeri Semarang.

44

Gambar 2.13 Skema Kerangka Berfifkir

Analisis

Hasil

3 Panelis Ahli :

1. Dosen Kecantikan

2. Pemilik Sanggar Tari

3. Penjual Aksesoris

Modern dan Tradisional

Masalah: Limbah Plastik Alumunium

Limbah plastik alumunium sebagai bahan dasar pembuatan

Aksesoris Bali.

Pembuatan aksesoris dari limbah plastik

alumunium

Produk aksesoris limbah plastik alumunium

Uji kelayakan

Penilaian

Uji kesukaan

14 responden :

� 4 Responden Terlatih (2 Dosen

Kecantikan, 2Dosen Busana)

� 10 Responden Agak Terlatih

(Mahasiswa Seni Tari)

77

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan:

5.1.1 Validitas teknik pembuatan aksesoris Bali dari bahan dasar limbah plastik

alumunium melalui proses sebagai berikut :

Limbah plastik alumunium, disortir (dipotong menjadi lembaran), dicuci dan

dijemur agar kering kemudian diolah menjadi produk aksesoris Bali yang sesuai

prosedur dengan langkah pertama yaitu membuat desain atau pola pada lembaran

plastik alumunium, kemudian diberi tekstur dengan menggunakan teknik memberi

gambar atau memberi tekstur (embrossing) dan kemudian dilubangi (punching) .

5.2.1 Produk aksesoris Bali dari limbah plastik alumunium dinyatakan layak

oleh ahli. Semua sampel produk dinyatakan layak dengan hasil penelitian

diperoleh bahwa produk AB5 (ikat pinggang/pending) memperoleh kriteria

kelayakan tertinggi karena bentuk sangat menyerupai aksesoris asli

78

5.2 Saran

Saran yang diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu

sebagai berikut :

5.2.1 Penelitian yang dihasilkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

dibidang kecantikan kepada seluruh masyarakat tentang limbah plastik

alumunium yang dapat dimanfaatkan untuk produk aksesoris, terutama

aksesoris Bali.

5.2.2 Penelitian yang dihasilkan ini dapat memberi informasi dan wawasan

kepada masyarakat yang berkecimpung dibidang kecantikan sebagai

alternatif pengembangan bahan baku untuk pembuatan aksesoris Bali.

79

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbitan Angkasa.

Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Darmaja, A. 2015. Pakaian Pengantin dan Tari Bali Online at

http//agungbalishop.blogspot.co.id/2015/06/pakean-pengantin-dan-tari-

bali.html [access 11/01/2017]

Endah, R.A. 2015. Kreasi dari Limbah Plastik. Surabaya : Tiara Aksara.

Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2. Jakarta :DirektoratPembinaanSekolah

Febrianto, M.F.M. 2014. Penerapan Media Dalam Bentuk Pop Up Book pada

Pembelajaran Unsur-Unsur Rupa untuk Siswa Kelas 2 SD NU Kanjeng

Sepuh Sidayu Gresik. Jurnal Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya.2 (3) :146-153.

Hermono, U. 2009. Inspirasi dari Limbah Plastik. Jakarta : PT Kawan Pustaka.

Karmila, M. 2010. Bahan Perkuliahan Busana Pengantin (Bu 474) Busana Pengantin Bali. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Kartika,Bambang. 1998. Pedoman Uji Indrawi Bahan Pangan Pau Pangan dan Gizi.Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi UGM.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta : Rajawali Pers

Khustiyana, R. 2016. Pelatihan Keterampilan Membuat Aksesoris dari Bahan Dasar Kain Perca dan Manik-manik Bagi Eks Wanita Tuna Susila Pasca Penutupan Lokalisasi Jarak Surabaya.

Meiliza, Y. 2013.Usaha Daur Ulang Limbah Plastik di Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru

Prihandayani, A. 2016. Jurnal : Pelatihan Keterampilan Membuat Aksesoris

Rambut (hair piece) dari Limbah Sisik Ikan bagi PKK Kutisari Indah

Barat Surabaya. Vol 05 No 03 (51-58)

Putri, V.L. 2015. Jurnal Pemanfaatan Limbah Rambut Sebagai Aksesoris Hair

Piece Untuk Penataan Sanggul Modern. Fakultas Teknik, Universitas

Negeri Surabaya. 4 (1) : 47 – 51.

80

Rostamailis,dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Kejuruan.

Sachri, Agus. 2007. Seni Rupa dan Desain.Bandung : Erlangga

Sahwan, F.L. Djoko H.M. Sri W. Lies A. Wisoyodharmo. 2005. Jurnal : Sistem

Pengolahan Limbah Plastik Di Indonesia. (1):311-318

Sari, N.W. 2007. Serial Rumah Pernik Interior. Jakarta : PT Gramedia

Setyahadi, A. 2013. Alumunium Foil dan Penggunaannya. Online at

http://alumunium-dan-penggunaannya-alfredsetyahadi.html [access

24/02/2016 pukul 16:22 WIB]

Solihatin, E. Desfriana. Andi W. 2015. Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat :

Training of Trainer bagi Mahasiswa KKN tentang Pemanfaatan

Limbah Kain dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat.Vol 12 No 1 (3-

6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syamsir, Elvira. 2008. Ilmu Pangan. Online at http://IlmuPangan-

Bahayadankeuntungankemasanprimer.html [access 24/02/2016 pukul

16:22 WIB]

Warsidi Edi. 2008. Pengolahan Limbah Kertas Dan Plastik. Bandung : PT.Puri

Delco.

Zahra, E.L. Melly P. Vera U.GP. 2015. Jurnal Pengabdian Masyarakat :

Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK Kelurahan Rawamangun dalam Pelatihan

Pemanfaatan Limbah Kertas Menjadi Aksesoris dengan Basis Industri

Kreatif .Vol 12 No 1 (13-20)