Kelas B Man

18
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN FARMASI AKUNTANSI KEUANGAN Oleh: Nama : Nor Hamidah NPM : 260112120014 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

description

jhjg

Transcript of Kelas B Man

Page 1: Kelas B Man

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN FARMASI

AKUNTANSI KEUANGAN

Oleh:

Nama : Nor Hamidah

NPM : 260112120014

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2012

Page 2: Kelas B Man

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN

Transaksi Apotek “Kimia Farma 2” selama tahun 2011 yang mulai beroperasi

tepat pada tanggal 01 Januari 2011 adalah sebagai berikut :

1. Penjualan Tunai (incl. PPN) Rp. 478.121.000

2. Penjualan Kredit (excl. PPN) Rp. 216.202.000

3. Pembelian Kredit (excl. PPN) Rp. 582.814.000

4. Biaya Usaha selama tahun 2011, sebagai berikut :

Biaya Pegawai Rp. 101.277.000

Biaya Tidak Langsung Rp. 7.160.000

Biaya Asuransi Rp. 255.000

Biaya Pajak Rp. 50.000

Biaya Pemeliharaan Rp. 4.144.000

Biaya Umum Rp. 12.858.000

Biaya Serba-serbi Rp. 951.000

Biaya Penjualan Rp. 16.641.000

2. Pendapatan Lain-lain Apotek “Kimia Farma 2” adalah sebesar Rp. 497.000

Anggaran Perusahaan untuk tahun 2011 terlampir

Informasi tambahan :

− Opname fisik atas persediaan barang dagangan per 31 Desember 2011 adalah

sebesar Rp. 97.248.000

− Perhitungan atas biaya penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban tahun

2011 adalah sebesar Rp. 15.000.000, yaitu terdiri atas :

Inventaris golongan I sebesar Rp. 10.000.000

Inventaris golongan II sebesar Rp. 5.000.000

Pimpinan dan karyawan belum mendapatkan kendaraan dinas baik roda empat

maupun roda dua

− Biaya Penjualan diatas belum termasuk biaya atas sewa dan renovasi gedung

apotek yaitu sebesar Rp. 100.000.000 untuk selama 4 (empat) tahun

Page 3: Kelas B Man

− Di apotek “Kimia Farma 2” belum ada satupun dokter yang melakukan

praktek walaupun telah disiapkan 3 ruang praktek dokter

Dari data diatas, buat Laporan Kinerja Apotek “Kimia Farma 2” untuk periode

yang berakhir per 31 Desember 2011, tentukan asumsi-asumsi untuk memperkuat

analisa kinerja apotek kedepan.

Page 4: Kelas B Man

APOTEK “KIMIA FARMA 2”

KINERJA TAHUN 2011

No

.Uraian

AP Realisasi + / -

Rp. % Rp. % %

I. PENJUALAN

Tunai 411.000.000 69.83 434.655.455 66.78 -3.04

Kredit 177.600.000 30.17 216.202.000 33.22 3.04

Total Penjualan 588.600.000 100.00 650.857.455 100.00 0.00

II. HARGA POKOK

PENJUALAN :

Stok Awal - 0.00 - 0.00 0.00

Pembelian 538.500.000 91.49 582.814.000 89.55 -1.94

Stok Akhir 90.000.000 15.29 97.248.000 14.94 -0.35

Harga Pokok Penjualan 448.500.000 76.20 485.566.000 74.60 -1.59

LABA KOTOR 140.100.000 23.80 165.291.455 25.40 1.59

III. BIAYA USAHA

Biaya Pegawai 107.000.000 18.18 101.277.000 15.56 -2.62

Biaya Tak Langsung 4.500.000 0.76 7.160.000 1.10 0.34

Biaya Asuransi 300.000 0.05 255.000 0.04 -0.01

Biaya Pajak-pajak 800.000 0.14 50.000 0.01 -0.13

Biaya Pemeliharaan 4.600.000 0.78 4.144.000 0.64 -0.14

Biaya Umum 6.300.000 1.07 12.858.000 1.98 0.91

Biaya Serba-serbi 1.900.000 0.32 951.000 0.15 -0,18

Penyusutan 15.000.000 2.55 15.000.000 2.30 -0.24

Biaya Penjualan 35.000.000 5.95 41.641.000 6.40 -0.45

TOTAL BIAYA USAHA 175.400.000 29.80 183.336.000 28.17 -1.63

IV. LABA USAHA (35.300.000) -6.00 (18.044.545) -2.77 3.22

Pendapatan Lain-lain - 497.000

Baban Lain-lain -

V. LABA SEBELUM

PAJAK (35.300.000) -6.00 (17.547.545) -2.70 3.30

Page 5: Kelas B Man

Keterangan :

Penjualan Tunai = Rp . 478.121 .000

1,1

= Rp. 434.655.455

Stok Akhir = Opname fisik sebesar Rp. 97.248.000

HPP = (Stok awal + Pembelian) – (Stok akhir)

= (0 + Rp 582.814.000) – (Rp 97.248.000)

= Rp 582.814.000– Rp 97.248.000

= Rp 485.566.000

Biaya Penjualan = Biaya Sewa dan Renovasi per tahun + Biaya Penjualan

= Rp. 100.000.000/4 + Rp. 16.641.000

= Rp. 41.641.000

Laba kotor = Total penjualan – Harga pokok penjualan

= Rp 650.857.455 – Rp 485.566.000

= Rp 165.291.455

Laba usaha = Laba kotor – Total biaya usaha

= Rp 165.291.455 – Rp 183.336.000

= (Rp 18.044.545) (Rugi)

Laba sebelum pajak = (Laba usaha + Pendapatan lain-lain) – Beban lain-lain

= (- Rp 18.044.545 + 497.000) – 0

= (Rp 17.547.545) (Rugi)

Page 6: Kelas B Man

1. Pemanfaatan Ruang Dokter Yang Belum Terpakai.

Di apotek ada 3 ruangan untuk praktek dokter dan belum ada yang terpakai.

Beberapa dokter yang akan praktek di apotek “Kimia Farma 2“ (Dengan hari

kerja dokter sebanyak 6 hari/minggu atau 24 hari per bulan) adalah :

1. Dokter umum

Penjualan yang berasal dari dokter umum diasumsikan 5R/hari dengan

rata-rata Rp 100.000 per R/, maka pada tahun 2012 :

5 xRp 100.000 x24 harix 12 bulan1,1

=Rp 130.909 .091

2. Dokter spesialis syaraf

Penjualan yang berasal dari dokter spesialis penyakit syaraf diasumsikan

6R/hari dengan rata-rata Rp 100.000 per R/, maka pada tahun 2012 :

6 xRp100.000 x 24 harix 12 bulan1,1

=Rp 196.363 .636

3. Dokter spesialis anak

Penjualan yang berasal dari dokter anak diasumsikan 5R/hari dengan rata-

rata Rp 75.000 per R/, maka pada tahun 2012 :

5 xRp 75.000 x24 harix 12 bulan1,1

=Rp 98.181 .818

Jadi melalui pemanfaatan ketiga ruangan praktek dokter pada tahun 2012

ditargetkan terjadi penambahan penjualan tunai untuk resep sebesar Rp

425.454.545.

2. Penjualan OTC

Penjualan OTC diasumsikan harga satuan rata-rata produk OTC sebesar Rp 5.000,

dimana dalam 1 hari diasumsikan sebanyak 100 produk OTC terjual, maka pada

tahun 2012 :

Penjualan OTC = 100 x Rp 5.000 x 30 × 12 = Rp 180.000.000

Sehingga :

Berdasarkan uraian di atas maka pada tahun 2012 diperkirakan terjadi

peningkatan penjualan tunai (praktek dokter dan OTC) sebesar Rp 605.454.545.

Page 7: Kelas B Man

3. Sharing profit dari kunjungan pasien.

Diasumsikan dengan pembagian keuntungan sebesar 80:20 untuk dokter

dan apotek:

Dokter dokter umum

20 % x 50.000 x 5 x 24 x 12 = Rp. 14.400.000

Dokter spesialis syaraf

20 % x 100.000 x 6 x 24 x 12 = Rp. 34.560.000

Dokter spesialis anak

20 % x 100.000 x 5 x 24 x 12 = Rp. 28.800.000

Jadi, dengan adanya praktek dokter di apotek, ditargetkan ada pendapatan

lain-lain sebesar Rp 77.760.000 pada tahun 2012

4. Pengendalian Biaya Usaha

Biaya usaha sebaiknya diminimalisir untuk memperkecil resiko kerugian. Bila

tidak memungkinkan untuk menekan biaya usaha atau mereduksi biaya usaha

maka paling tidak dapat dilakukan pengendalian biaya usaha.

Asumsi : Tahun 2012 biaya usaha naik 10% kecuali biaya asuransi, pegawai

dan penyusutan.

Biaya Pegawai (sama dengan biaya thn 2011) =Rp 101.277.000

Biaya Tak Langsung ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 7.876.000

Biaya Asuransi (sama dengan biaya thn 2011) =Rp 255.000

Biaya Pajak-pajak ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 55.000

Biaya Pemeliharaan ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 4.558.400

Biaya Umum ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 14.143.800

Biaya serba serbi ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 1.046.100

Penyusutan (sama dengan biaya thn 2011) =Rp 15.000.000

Biaya penjualan ( naik 10% dari biaya thn 2011) =Rp 45.805.100

Total biaya usaha yang diperkirakan adalah Rp 190.016.400

Page 8: Kelas B Man

PENYUSUNAN PROYEKSI ANGGARAN 2012

Asumsi yang digunakan dalam penyusunan proyeksi anggaran tahun 2012 adalah

sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

Pertimbangan yang digunakan adalah data realisasi anggaran Desember 2011,

dimana:

HPP tahun 2011 = HargaPokok Penjualan

Total Penjualan x 100%

= 485.566 .000650.857 .00

x 100%

= 74,60 %

HPP tahun 2011 = (100%) – (100 % xFaktor Harga Jual−1

Faktor Harga Jual )74,60 % = (100%) – (100 % x

Faktor Harga Jual−1Faktor Harga Jual )

25,4 % = 100% (Faktor Harga Jual-1)/Faktor Harga Jual

0,7460Faktor harga jual = 1

Faktor harga jual = 1,34

Profit margin = 100% -74,60% = 25,4 %

Dalam penyusunan proyeksi anggaran tahun 2012 faktor harga jual yang

diterapkan dinaikkan sedikit dari tahun 2011 yaitu 1,4

HPP 2012 = 100% - (100% x Faktor Harga Jual−1

Faktor Harga Jual)

= 100% - (100% x 1,4−1

1,4)

= 100% - 28,57% = 71,42 %

Page 9: Kelas B Man

Apotek “KIMIA FARMA 2”Rencana Kinerja Tahun 2012

No

.Uraian

Realisasi 2011 Proyeksi AP 2012

Rp. % Rp. %

I. PENJUALAN

Tunai 434.655.455 66.78 605.454.545 70.78

Kredit 216.202.000 33.22 250.000.000 29.22

Total Penjualan 650.857.455

100.0

0 855.454.545 100.00

II. HARGA POKOK

PENJUALAN :

Stok Awal - 0.00 97.248.000 11.37

Pembelian 582.814.000 89.55 600.000.000 70.14

Stok Akhir 97.248.000 14.94 82.282.364 10.09

Harga Pokok Penjualan 485.566.000 74.60 610.965.636 71.42

LABA KOTOR 165.291.455 25.40 244.488.909 28.58

III. BIAYA USAHA

Biaya Pegawai 101.277.000 15.56 101.277.000 11.84

Biaya Tak Langsung 7.160.000 1.10 7.876.000 0.92

Biaya Asuransi 255.000 0.04 255.000 0.03

Biaya Pajak-pajak 50.000 0.01 55.000 0.01

Biaya Pemeliharaan 4.144.000 0.64 4.558.400 0.53

Biaya Umum 12.858.000 1.98 14.143.800 1.65

Biaya Serba-serbi 951.000 0.15 1.046.100 0.12

Penyusutan 15.000.000 2.30 15.000.000 1.75

Biaya Penjualan 41.641.000 6.40 45.805.100 5.35

TOTAL BIAYA USAHA 183.336.000 28.17 190.016.400 22.21

IV. LABA USAHA (18.044.545) -2.77 54.472.509 6.37

Pendapatan Lain-lain 497.000 0.08 500.000 0.06

Baban Lain-lain

V. LABA SEBELUM

PAJAK (17.547.545) -2.70 54.972.509 6.43

Page 10: Kelas B Man

Jika diasumsikan diperlukan dana untuk modal kerja (investasi)

sebesar Rp 70.000.000, dengan proyeksi laporan Laba/Rugi pada tahun 2012

sebagai berikut:

Penjualan Rp 855.454.545

Harga Pokok Penjualan Rp 610.965.636

Biaya Usaha Rp 190.016.400

Laba Usaha Rp 54.472.509

Pendapatan Lain Rp 500.000

Laba Sebelum Pajak Rp 54.972.509

Pajak penghasilan (10%) Rp 5. 497.251

Laba Sesudah Pajak Rp 49.475.258

Jika diasumsikan bahwa dana yang digunakan adalah milik pribadi dan proyeksi

laporan Laba/Rugi pada tahun berikutnya (selama 5 tahun) dianggap sama maka

dilakukan analisis:

1. Analisis Payback Periode (PP)

Analisis Payback Periode (PP) adalah pengukuran periode yang

diperlukan dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash investment)

dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.

PP = Jumlah nilai investasi x 1 tahun

Jumlah kas yang masuk per tahun

= Rp 70.000.000 x 1 tahun

Rp 49.475.258

= 1,415 tahun

Hal ini berarti biaya investasi dapat ditutup dalam jangka waktu 1

tahun, 5 bulan 2 hari.

Indikatornya adalah :

Bila PP yang diperoleh waktunya < maksimum PP yang ditetapkan.

maka proyek tersebut layak dilaksanakan.

Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum PP yang

ditetapkan. maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan.

Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum PP yang ditetapkan.

maka proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Page 11: Kelas B Man

Kesimpulan :

Proyek layak dilaksanakan. karena PP dapat tercapai dalam waktu yang

relatif singkat yaitu sekitar 1 tahun.

2. Analisis Return On Investment (ROI)

Analisis Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran

tingkat return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara

membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai investasi.

Asumsi kredit investasi adalah 28,5 % pertahun.

ROI = Nilai laba bersih x 100%

Nilai investasi

= Rp 49.475.258 x 100%

Rp 70.000.000

= 70,68%

Indikatornya adalah :

Bila ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman. maka proyek layak

dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman. maka proyek tidak

layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh = dari bunga pinjaman. maka proyek boleh

dilaksanakan dan boleh juga tidak.

Kesimpulan :

Proyek layak dilaksanakan. karena tidak bergantung dari bunga

pinjaman (modal pribadi).

3. Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa

keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan

dan tidak juga mengalami kerugian. Posisi keadaan kinerja apotek seperti ini

disebut sebagai posisi titik pulang pokok atau titik impas.

TR = TC atau TR – TC = 0

Page 12: Kelas B Man

Asumsi harga rata-rata obat yang dibeli konsumen Rp 50.000, dan

variable cost nya 71,42 %. Berikut tahapan dalam menghitung BEP sebagai

berikut:

TR adalah Total Revenue (total pendapatan)

Persamaan TR :

TR = P x Q

= (Rp 50.000) x Q

= Rp 50.000 Q

TC adalah Total Cost (total biaya)

TC = FC + (VC setiap konsumen x Q )

= Rp 190.016.400 + (71,42 % x Rp 50.000 Q)

= Rp 190.016.400 + 35.710 Q

BEP

TR = TC

Rp 50.000 Q = Rp 190.016.400 + 35.710 Q

Rp 14.290 Q = Rp 190.016.400

Q = 13.297,16 ~ 13298 konsumen

Jadi. BEP terjadi pada jumlah penjualan 13298 konsumen dengan

nilai (13298 x Rp 50.000) = Rp 664.900.000