Kelapa Sawit

34
KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis) Arya Winandar Batara R 1514041008 Pendidikan Biologi/B JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

description

Laporan tentang Kelapa sawit

Transcript of Kelapa Sawit

Page 1: Kelapa Sawit

KELAPA SAWIT

(Elaeis Guineensis)

Arya Winandar Batara R

1514041008

Pendidikan Biologi/B

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2015/2016

KELAPA SAWIT

Page 2: Kelapa Sawit

(Elaeis Guineensis)

1. Botani

a. Habitus

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil

minyak masak, minyak industri, maupun bahan baka (biodiesel).

Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak

hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa

sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di

dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur

Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Kelapa sawit berbentuk pohin. Tingginya dapat mencapai 24

meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan

samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh

mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip.

Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.

Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan

duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti

bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah

yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip

dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon

(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga

sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki

bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar

dan mekar.

Page 3: Kelapa Sawit

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril

sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi

benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga

merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam

tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah.

Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah

melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty

acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalahbijii) merupakan

endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas

tinggi.Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah

sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah

menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).

b. Klasifikasi

Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Embryophyta siphonagama

Kelas : Angiospermae

Ordo : Monocotyledonae

Family : Arecaceae

Subfamili : Cocoideae

Genus : Elaeis

Page 4: Kelapa Sawit

Spesies : 1. E.guineensis jacq

2. E. oleifera (H.B.K ) Cortes

3. E. Odora

c. Organ Vegetatif

1. Akar

Sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar

tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal batang

sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak dengan

bertambahnya umur tanaman. Sistem perkaran kelapa sawit dapat

diuraikan sebagai berikut.

1) Akar primer, yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang

(bulb), tumbuh secara vertikal (radicle) atau mendatar (adventitious

roots), dan berdiameter 5 — 10 mm.

2) Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang

arah tumbuhnya mendatar ataupun ke bawah, dan berdiameter 1 — 4

mm.

3) Akar tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang

arah tumbuhnya mendatar, panjangnya mencapai 15 cm, dan

berdiameter 0,5 — 1,5 mm.

4) Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang

berdiameter 0,2 — 0,5 mm dan panjangnya rata-rata 3 cm.

Akar tertier dan kuarter inilah yang paling aktif mengambil hara

dan air dari dalam tanah. Pada tanaman yang tumbuh di lapangan akar-

akar tersebut terutama berada 2,0 — 2,5 m dari pokok dan terbanyak

dijumpai pada kedalaman 0 — 20 cm dari permukaan tanah serta dapat

tumbuh memanjang ke samping hingga mencapai 6 m dengan pola

penyebaran yang berbeda-beda.

Page 5: Kelapa Sawit

Zone perakaran kebanyakan terletak pada kedalaman 1,5 m dengan

jumlah perakaran terbesar berada pada kedalaman antara 15 — 30 cm.

Pada zone yang lebih dalam, perkembangan akar pada umurnnya

sangat sedikit. Walaupun demikian, karena sistem perakarannya sangat

rapat (lebat), maka pohon kelapa sawit dapat berdiri dengan kokoh dan

kuat, sehingga jarang sekali ditemukan pohon kelapa sawit yang

tumbang, kecuali bila solute tanah sangat dangkal seperti pada lahan

gambut.

2. Batang

Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat

secara diskrit dalam jaringan parenkim. Maristem pucuk terletak dekat

ujung batang, dimana pertumbuhan batang sedikit agak besar.

Penebalan dan pembesaran batang terjadi karena aktivitas “penebalan

maristem primer” yang terletak dibawah maristem pucuk dan ketiak

daun.

Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira

umur 11 – 15 tahun. Setelah itu, bekas pelepah daun mulai rontok

dengan sendirinya mulai dari bagian tengah batang kemudian meluas

ke atas dan ke bawah. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas.

Batang berbentuk silindris dan berdiameter 40 — 60 cm, tetapi pada

pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik turn- buh yang

membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Selama empat

tahun pertama, titik tumbuh membentuk daun- daun yang pelepahnya

membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. Pangkal batang

umumnya membesar memben- tuk bonggol batang (bowl). Kecepatan

tumbuh meninggi tanaman kelapa sawit berbeda-beda tergantung pada

tipe atau varitasnya, tetapi secara umum kecepatan pertumbuhan (per-

tambahan tinggi) sekitar 25 — 40 cm per tahun. Faktor lain yang

mempengaruhi pertumbuhan batang kelapa sawit adalah kon-disi di

Page 6: Kelapa Sawit

sekitar tanaman seperti keadaan iklim, pemeliharaan (terutama

pemupukan), kerapatan tanaman, umur, dan sebagainya.

Batang kelapa sawit untuk beberapa tahun pada umumnya masih

terbungkus oleh pelepah daun, sehingga lingkar batang menjadi lebih

besar. Apabila pelepah (frond) dipangkas secara teratur, bekas kaki-

kaki (pangkal pelepah) daun tampak pada batang yang letaknya teratur

seperti spiral. Pada umumnya, setiap tanaman mempunyai 8 spiral

yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini

merupakan sifat genetis. Pangkal pelepah daun biasanya mulai lepas

(jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah

yang jatuh dapat mulai dari mana saja, tetapi lebih sering dari

pertengahan tinggi batang.

Secara alamiah (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat

mencapai 30 m. tetapi secara komersial (dalam budi daya perkebunan)

jarang sekali tinggi tanaman kelapa sawit melebihi ketinggian 15 — 18

m. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaan panenan buah

dan pemeliharaan lainnya, misalnya pemangkasan daun.

3. Daun

Daun pertama yang keluar pada stadium bibit berbentuk lance-late,

kemudian muncul bifurcate dan akhirnya pinnate. Pangkal pelepah

daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat

duduknya helaian daun dan terdiri atas rachis (basis tangkai daun

(petiolus), duri-duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun

(apex folii), lidi (nervatio), tepi daun (margo folii), dan daging daun

(intervenium).

Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada

pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai

kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada

umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun

adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1,20 m.

Page 7: Kelapa Sawit

Jumlah anal; daun dalam satu pelepah berkisar antara 120 — 160

pasang. Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8.

Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan

yang metingkari batang di many daun ke-1, ke-9, ke-17, dan

seterusnya membentuk garis spiral. Pada tanaman yang tumbuh

normal, 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun berputar ke kanan atau

ke kiri, tetapi kebanyakan berputar ke kanan. Jumlah pelepah daun

yang terbentuk selama saw tahun dapat mencapat 20 — 30 helai, tetapi

kemudian berkurang sesuai dengan bertambahnya umur tanaman

samapai menjadi 18 — 25 helai atau kurang.

Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada

satu batang terdapat 40 — 50 pelepah daun. Apabila tidal dilakukan

pemangkasan sewaktu panen, maka jumlah pelepah dam dapat

melebihi 60 batang. Pada tanaman kelapa sawit dapat ditemukan daun

“songgo dua”, yaitu dua daun yang tumbuh secara bertumpuk. Setelah

tanaman mulai berbunga, pada ketiak pelepah daun akan keluar bunga

betina (tandan buah) atau bunga jantan.

d. Organ Generatif

1. Bunga

Susnan buah terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga

jantan ( Tepung sari ) dan bunga betina ( Putik ). Namun ada juga

tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan saja.

Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah  mulai dewasa dan

mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga tersebut keluar

dari ketiak atau pangkal pelepah daun bagian dalam. bunga jantan

berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.

kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang ( croospollination )

artinya, bunga betina dari pohon yang satu di buahi oleh bunga jantan

Page 8: Kelapa Sawit

dari pohon yang lainya dengan perantaran angin dan atau serangga

penyerbuk.

Masa reseptif ( masa putik menerima tepung sari ) adalah 3 X 24

jam, setelah itu putik akan berwarna hitam dan mengering, jika

selubung bunga ( Spatha ) bunga jantan baru terbuka akan tercium bau

harum, tepung sarinya baru dan masih segar.

Dalam keadaan alami tepung sari hanya dapat hidup ( membuahi

putik ) selama 24 jam saja, tepung sari dapat bertahan 10 minggu

apabila diawetkan dengan cara di oven dengan suhu konstan 600C

selama 24 jam.tepung sari awetan biasanya di gunakan dalam

penyerbukan bantuan ( assisted pollination ).

Perbandingan bunga betina dan bunga jantan  ( sex ratio )  sangat

di pengaruhi oleh pupuk dan air, jika tanaman kekurangan pupuk dan

kekurangan air,bunga jantan akan lebih banyak keluar. produktivitas

tanaman menjadi baik jika unsur hara dan air dapat tercukupi dan

tersedia.dalam jumlah yang cukup dan seimbang. kecukupan unsur

hara dan air didasarkan pada analisis tanah ,air dan daun sesuai dengan

umur tanaman, sex ratio mulai terbentuk 24 bulan sebelum di panen,

artinya, calon bunga ( primordial ) telah terbentuk dua tahun sebelum

panen. karena itu, perencanaan produksi di hitung minimal tiga tahun

sebelumnya, sehingga perencanaan pemupukan dapat di jadwalkan.

2. Buah

Buah kelapa sawit tumbuh di ketiak daun dan membentuk tandan,

semakin tua umur tanaman maka pertumbuhan daun semakin sedikit

dan produksi buahnya akan semakin menurun, tetapi tidak berarti

produksi minyaknya menurun. Berat tandan kelapa sawit pun

bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg.

Tanaman kelapa sawit akan mulai berbuah pada umur 18 bulan

setelah tanam, tetapi kadar minyaknya masih sedikit dan persentase

limbah ( lumpur ) tinggi. Maka dari itulah di perkebunan kelapa sawit

Page 9: Kelapa Sawit

buah yang tumbuh pada tanaman muda harus dibuang ( Kastrasi ) agar

tidak menjadi buah.

Buah muda berwana hijau pucat, semakin tua berubah menjadi

hijau hitam hingga kuning.buah sawit yang masih mentah berwarna

hitam ( nigrescens ), beberap diantaranya yang berwarna hijau

( virescens ), sementara itu, buah matang berwarna merah kuning

( oranye ). Selanjutnya buah matang akan rontok ( buah leles atau

brondol ) keadaan ini menandakan bahwa kelapa sawit sudah layak

panen diberikan bersdasarkan jumlah jatuhnya brondolan ,yakni 1-2

buah per kg tandan.tandan sawit terdir atas sekitar 2000 sawit dan

tingkat kematangannya bervariasi.secara praktis, tandan yang dianggap

matang atau layak panen adalah jika telah berwarna merah jingga yang

memiliki kandungan karotena ( pigmen alami berwarna merah, berada

dibagian kulit buah yang matang) namaun, ada juga buah sawit yang

tidak mengandung karotena di mesocarpnya ( buah albecens ).

3. Biji

Biji kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk

setiap jenisnya. Biji dura afrika memiliki panjang 2 – 3 Cm dan bobot

rata – rata 4 gram, sehingga dalam satu kg terdapat 250 biji. Biji dura

deli memiliki bobot 13 gram per biji, sedangkan biji tenera afrika rata

– rata memiliki berat 2 gram per biji. Umumnya, biji kelapa sawit

memiliki periode dorman, yakni periode istirahat yang tidak segera

dapat berkecambah atau tumbuh. Perkecambahan bias berlangsung

lebih dari 6 bulan, dengan tingkat keberhasilan sekitar 50%.

Page 10: Kelapa Sawit

2. Syarat Tumbuh

a. Ketinggian Dari Permukaan Laut

Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit

antara 1-400 m dpl.

b. Suhu

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27 0C

dengan suhu maksimum 33 0C dan suhu minimum 22 0C sepanjang

tahun.

c. Kelembaban

Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan

temperatur 35ºC

d. Cura Hujan

Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit berkisar

1.250 – 3.000 mm dengan penyebaran merata sepanjang tahun (dengan

jumlah bulan kering kurang dari tiga bulan) dan curah hujan optimal

berkisar 1.750 – 2.500 mm. Curah hujan kurang dari 1.250 mm dan

jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan merupakan faktor pembatas

yang bera

e. Jenis Tanah

Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung

banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Tanah harus berdrainase

baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, tidak

berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial yang meliputi tanah

gambut, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan

kelapa sawit.

f. pH

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada erajat keasaman

(pH) antara 4-6.

Page 11: Kelapa Sawit

3. Perbanyakan Tanaman

Teknologi perbanyakan tanaman yang dapat dilakukan pada tanaman

kelapa sawit adalah dengan kultur jaringan dan pembibitan untuk

perbanyakan secara konvensional. Pada pembiakan secara kultur jaringan,

bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh dalam bentuk bibit atu klon

hasil pembiakan secara kultur jaringan (tissue culture). Pengembangan

kelapa sawit sistem kultur jaringan dimaksudkan untuk mengatasi

kelemahan yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang berasal

dari biji yang umumnya memiliki keragaman dalam produksi, kualitas

minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan terhadap hama – penyakit.

Bibit kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan ini disebut

denga klon kelapa sawit. Pembuatan bibit klon dengan sistem kultur

jaringan menggunakan bahan pembiakan yang berasal dari tanaman hasil

persilangan antara Deli Dura dan Pisifera yang memiliki sifat – sifat

unggul, yakni produksinya tinggi, pertumbuhan vegetatif seragam, kualitas

minyak baik, dan toleran terhadap hama dan penyakit. Keuntungan

pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan di antaranya adalah

sebagai berikut :

a. Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem kultur jaringan

berjalan dengan cepat, tidak terlalu tergantung pada musim dan

dapat dilaksanakan dengan sistem produksi bibit yang terkendali.

b. Pengendalian sistem produk (bibit klon) secara menyeluruh

sehingga produk (bibit) yang dihasilkan seragam.

c. Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi dan bank gen

dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

d. Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa penyakit yang

bersifat genetis dapat dilakukan secara mudah, misalnya penyakit

crown disease, genetic orange spotting, dsb.

e. Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon terpilih dari

hasil pemuliaan langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.

Page 12: Kelapa Sawit

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dapat dilakukan dengan 3 cara:

a. Pengendalian Gulma

Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami

tanah diantara tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang

penutup tanah dan membuat piringan di sekeliling tiap individu tanaman.

Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka berbagai

macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi)

pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor

dan lembab. Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan

dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya saingan terhadap tanaman

pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan, dan mencegah

berkembangnya hama dan penyakit tertentu. Secara garis besar jenis –

jenis gulma yang dijumpai pada perkebunan kelapa sawit dapat

digolongkan menjadi :

Gulma berbahaya, yaitu gulma yang memiliki daya saing

tinggi terhadap tanaman pokok, misalanya lalang (Imperata

cylindrica), sembung rambat (Mikania cordata dan M.

Micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki (Cyperus

rotundus), serta beberapa tumbuhan berkayu

diantaranya.putihani/krinyuh (Eupathorium odoratum syn.

Chromolaena odorata), harendong (Melastoma

malabtrichum), dan tembelekan (Lantana camara).

Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budi

daya tanaman kelapa sawit dapat di toleransi, sebab jenis

gulma ini dapat menahan erosi tanah, kendati demikian

pertumbuhannya harus dikendalikan. Yang termasuk gulma

Page 13: Kelapa Sawit

lunak misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides),

rumput kipahit (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepis

biserata), dan sebagainya.

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain

sebagai berikut :

1. Pengendalian gulma secara manual, yaitu pengendalian gulma

dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara

konvensional, misalnya dibabad, dibongkar dengan cangkul,

digarpu dan sebagainya.

2. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma

dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun

sistemik.

3. Pengendalian Secara kultur teknis,yaitu pengendalian gulma

dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan.

b. Pemupukan

Pemupukan tanaman bertujuan untuk menyediakan unsur – unsur hara

yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga

diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat,

sebaiknya dilaksanakan analisis tanah dan daun terlebih dahulu. Dengan

analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur – unsur hara di dalam

tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang ada

pada tanaman dapat diketahui juga. Berdasarkan hasil analisis dapat

ditentukan kebutuhan tanaman terhadap jenis – jenis unsur hara secara

lebih tepat, sehingga dapat ditetapkan dosis pemupukan yang harus

diaplikasikan.

Page 14: Kelapa Sawit

Tabel Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Unsur Tanaman.

Jenis Pupuk Dosis (Kg/Pokok/Tahun) *)

Umur Tanaman 5 – 5 6 – 12 >12

Sulphate of Amonia (ZA) 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0

Rock Phosphate (RP) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,0

Muriate of Potash (KCl) 0,4 – 1,0 1,5 – 3,0 1,5 – 2,0

Kieserite (MgSO4) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,5

*)Keterangan:

Pupuk N, K, dan Mg diberikan dua kali aplikasi, pupuk P diberikan satu

kali aplikasi, dan pupuk B (bila diperlukan) diberikan dua kali aplikasi per

tahun (salah satu contoh dosis B  adalah 0,05 – 0,1 Kg per pohon per

tahun)

Cara pemberian pupuk diperhatikan secara seksama agar pemupukan dapat

terlaksana secara efisien. Untuk mencapai maksud tersebut, pemberian

pupuk pada Tanaman Menghasilkan (TM) harus dilaksanakan dengan cara

sebagai berikut :

Pupuk N ditaburkan secara merata pada piringan mulai jarak 50 cm

sampia  dipinggir luar piringan.

Pupuk P, K, dan Mg ditabur secara merata dari jari – jari 1,0 m hingga

jarak 3,0 m dari pangkal pokok (0,75 – 1,0 m di luar piringan)

Pupuk B ditaburkan secara merata pada jarak 30 – 50 cm dari tanaman

pokok

Pemberian pupuk pada kelapa sawit diatur dua kali dalam setahun.

Pemberian pupuk yang pertama dilakukan pada akhir musim hujan yaitu

bulan Maret – April dan pemberian pupuk kedua dilakukan pada awal

musim  hujan yaitu bulan September – Oktober.

Page 15: Kelapa Sawit

c. Pemangkasan

Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun –

daun tua atau yang tidak produktif  pada tanaman kelapa sawit, pada

tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan

maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan

dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Adapu tujuan

pemangkasan adalah sebagai berikut :

Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat

membantu proses penyerbukan secara alami

Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan

buah terjepit pada pelepah daun.

Membantu dan memudahkan pada waktu panen

Mengurangi perkembangan epifir

Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses

fotosintesis dan respirasi

5. Pengendalian Hama/Penyakit

Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dan

penyakit tanaman sejak di pembibitan hingga di kebun pertanaman. Hama

dan penyakit dapat merusak bibit, tanaman muda yang belum

menghasilkan (TBM) maupun tanaman yang sudah menghasilkan (TM).

Beberapa jenis hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian yang

besar pada bibit, tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman

menghasilkan (TM). Oleh karena itu, pengendalian terhadap hama dan

penyakit perlu dilaksanakan secara baik dan benar. Pengendalian hama

Page 16: Kelapa Sawit

dan penyakit dapat dilaksanakan secara manual, kimia, atau biologis sesuai

dengan hama dan penyakit yang menyerang. Selain serangan hama yang

tergolong jenis serangga, bibit dan tanaman muda juga sering diserang

oleh hewan besar jenis mamalia terutama bila kebun kelapa sawit dibuka

pada lahan yang sebelumnya berupa hutan, baik hutan primer maupun

hutan sekunder.

a. Hama

Hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit biasanya terbagi

menjadi hama perusak akar, hama perusak daun, hama perusak tandan

buah.

a.1. Hama Perusak Akar.

Hama yang sering merusak akar kelapa sawit adalah nematoda

Rhadinaphelenchus cocophilus. Gangguan nematoda ini dijuluki

red ring disease. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit.

Gejala – gejala umum dari kelapa sawit yang terserang adalah

pusat mahkota mengerdil dan daun – daun baru yang akan

membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Daun berubah

warna menjadi kuning kemudian mengering. Tandan bunga

membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah.

a.2. Hama Perusak Daun

Ada beberapa jenis hama yang merusak daun tanaman kelapa

sawit, di antaranya adalah sebagai berikut :

Kumbang Tanduk (Oryctes rhynoceros)

Kumbang tanduk banyak menimbulkan kerusakan pada

tanaman muda yang baru ditanam hingga berumur 2-3 tahun.

Kumbang dewasa (imago) masuk kedaerah titik tumbuh

Page 17: Kelapa Sawit

( pupus ) dengan membuat lubang pada pangkal pelepah daun

muda yang masih lunak. Pengendalian hama kumbang tanduk

lebih diutamakan pada upaya pencegahan (preventif), yaitu

menghambat perkembangan larva dengan mengurangi

kemungkinan kumbang bertelur pada medium yang tersedia,

yakni dengan cara sebagai berikut : membakar sampah –

sampah dan bagian pohon yang mati, agar larva hama terbakar

dan mati mempercepat tertutupnya tanah dengan tanaman

penutup tanah dengan tanaman penutup tanah agar dapat

menutup bagian – bagian batang hasil tebangan pada saat

pembukan lahan yang membusuk di lokasi kebun. Pemberian

bahan pengusir, misalnya kapur barus yang diletakkan pada

batang kelapa sawit yang mulai membusuk (pada pembukaan

ulangan)

Ulat Setora (Setora nitens)

Ulat setora muda memakan anak – anak daun dari tanaman

muda dan tanaman sudah menghasilkan yang berumur antara 2-

8 tahun. Hama ini kadang – kadang memakan daun kelapa

sawit hingga ke lidinya. Pengendalian Hama ulat setora dapat

dilakukan secara hayati dan secara kimia. Pengendalian secara

hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami

seperti parasit telur yaitu lebah Trichogrammatidae I dan lebah

Ichneumonidae, serta perusak kokoh yaitu lalat Tachinidae.

Ulat Siput (Darna trima Mooore)

Ulat Darna trima menyerang daun kelapa sawit, terutama pada

tanaman muda, meskipun sering pula menyerang daun pada

tanaman dewasa. Serangan yang hebat dapat menimbulkan

kerusakan berat dan dapat dijumpai jumlah ulat yang tinggi

Page 18: Kelapa Sawit

pada setiap pelepah kelapa sawit. Pengendalian ulat Darma

trima dapat dilaksanakan secara kimia dan hayati.

Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menyemprot

tanaman yang terserang dengan insektisida. Pengendalian

secara hayati dapat menggunakan musuh alami seperti parasit

ulat yaitu lebah Broconidae, meskipun hasilnya tidak seefektif

cara kimia.

Serangga Asinga (Sethothosea Asigna)

Ulat dari hama ini menyerang daun kelapa sawit terutama daun

yang menyerang dalam keadaan aktif, yaitu daun nomor 9 – 25.

Hama ini merupakan salah satu hama utama yang menyerang

tanaman kelapa sawit di sentra perkebunan kelapa sawit

Sumatera Utara. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara

kimia dan secara hayati. Pengendalian secara kimia dapat

menggunakan insektisida, pengendalian secara hayati dapat

dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami.

b. Penyakit

1. Penyakit Tajuk (Crown disease)

Biasanya menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur 2-3

tahun. Bagian yang diserang adalah pucuk yang belum membuka.

Penyakit ini tidak bisa diberantas, tetapi hanya bisa dilakukan

pembuangan bagian yang terserang untuk memperbaiki bentuk

tajuk dan mencegah infeksi dari jamur Fusarium sp.

Page 19: Kelapa Sawit

2. Basal Steam Rot

Penyebabnya adalah Ganoderma sp. Gejala pada tingkat serangan

pertama secara visual sukar diamati. Pada tingkat yang lebih lanjut,

cabang daun bagian atas terkulai, selanjutnya pohon akan mati.

Pemberantasan yang efektif sampai sekarang belum ada.

3. Marasmius

Penyakit marasmius dapat menggagalkan atau merusak

pembentukan buah. Pemberantasan dilakukan dengan

membersihkan pohon.

6. Khasiat

Ada beberapa manfaat atau khasiat kelapa sawit, diantaranya:

a. Sebagai minyak goreng

Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan

minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran

merupakan jenis minyak goreng yang berasal dari hasil olahan kelapa

sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng merupakan salah

satu sari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh

berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga

berbagai industri makanan, seperti pembuatan keripik.

Page 20: Kelapa Sawit

b. Sebagai campuran bahan bakar biodiesel

Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan,

terutama untuk kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan

tenaga dalam jumlah torsi yang besar untuk mengangkut hasil kebun,

tambang dan juga pendistribusian komoditas antar daerah. Selain itu,

diesel juga sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Bahan bakar

utama dari diesel dapat diperoleh dengan menggunakan campuran dari

minyak kelapas sawit, yang dinilai rama lingkungan, dibandingkan bahan

bakar diesel biasa.

c. Sebagai pelumas

Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa

sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas

dari minyak kelapa sawit ini digunakan untuk melumasi bagian luar dari

mesin dan juga perangkat lainnya. Bahkan ada beberapa jenis mesin 2 tak,

menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai bahan campuran pada

oli sampingnya.

d. Bahan pembuatan mentega

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bahan yang satu ini. Ya, mentega

merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,

baik itu untuk menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar

pembuatan mentega adalah minyak kelapa sawit

e. Bahan pembuatan pomade

Saat ini, pomade merupkn salah satu bahan kosmetik yang banyak

digunakan, karena sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka,

ternyata pomade juga dibuat dengan menggunakan bahan dasar dari

manfaat kelapa sawit yang dibuat menjadi minyak.

Page 21: Kelapa Sawit

f. Bahan pembuatan lotion dan juga cream kulit

Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita

gunakan pada kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa

sawit, yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai macam bahan

berupa serum dan juga vitamin – vitamin yang baik untuk kesehatan kulit

kita.

g. Membantu mendinginkan kulit yang terkena luka bakar

Anda terkena luka bakar? kalau begitu, anda dapat mencoba mendinginkan

luka bakar anda dengan menggunakan putih telur dan juga minyak kelapa

sawit yang dingin. Manfaat kelapa sawit bagi manusia dapat membantu

mendinginkan kulit yang terbakar.

h. Dapat menetralisir rasa pedas

Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk

menetralisir rasa pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak

kelapa sawit yang dapat menghilangkan rasa pedas.

i. Bahan baku pembuatan cat

Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku

dalam pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang

sering kita gunakan untuk melakukan proses pemolesan pada body mobil.

j. Bahan baku pembuatan pasta gigi

Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu

bahan baku pembuatan pasta gigi.

Page 22: Kelapa Sawit

k. Sebagai Dempul

Minyak kelapa sawit juga merupakan salah satu bahan baku dalam

pembuatan dempul. Dempul sendiri merupakan bentuk pasta yang

berfungsi untuk perbaikan-perbaikan pada patahan tertentu pada bagian

atau permukaan dari besi dan plastik.

l. Dapat membantu proses penyamakan kulit

Minyak kelapa sawit memiliki manfaat lain, yatu dapat membantu proses

penyamakan kulit binatang. Biasanya kulit binatang, seperti sapi dan

kambing akan mengalami proses penyamakan terlebih darhulu, sebelum

akirnya diolah menjadi kulit yang siap untuk dijadikan tas dan dompet.

m. Sebagai makanan hewan

Manfaat kelapa dalam kehidupan sehari-hari juga berguna pada bagian

ampasnyas Ampas dari kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan

pangan pada hewan ternak. Selain itu, buah kelapa sawit juga menjadi

santapan lezat bagi hewan – hewan liar, seperti babi hutan.

n. Sebagai bahan baku dalam industri baja

Kelapa sawit juga beranfaat sebagai ahan baku pada industri baja. Dalam

industri baja, minyak kelapa sawit digunakan untuk memberikan lapisan

pada baja dan besi agar menjadi lebih tahan terhadap karat dan ujga korosi

o. Dapat menjadi kompos

Yang terkhir, kelapa sawit dapat menjadi kompos, alias pupuk. Ya, ampas

dari buah kelapa sawit, dan juga daun kelapa sawit dapat diolah dalam

bentuk pupuk kompos. Pupuk kompos ini dapat membantu menyuburkan

tanah dan dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik,

karena mengandung unsur-unsur hara.

Page 23: Kelapa Sawit

7. Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit

http://daunhijau.com/tag/bagian-dari-kelapa-sawit/

http://budidayakelapasawit.blogspot.co.id/2008/02/syarat-pertumbuhan-

kelapa-sawit.html

http://minyak-sawit.blogspot.co.id/2013/01/syarat-tumbuh-tanaman-

kelapa-sawit.html

http://manfaat.co.id/manfaat-kelapa-sawit

http://bp3kairmanjunto.blogspot.co.id/2012/04/teknik-budidaya-pada-

tanaman-kelapa.html