Kelapa Sawit
-
Upload
arya-winandar-batara-randa -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Kelapa Sawit
KELAPA SAWIT
(Elaeis Guineensis)
Arya Winandar Batara R
1514041008
Pendidikan Biologi/B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015/2016
KELAPA SAWIT
(Elaeis Guineensis)
1. Botani
a. Habitus
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan baka (biodiesel).
Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak
hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa
sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di
dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kelapa sawit berbentuk pohin. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh
mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip.
Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.
Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan
duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti
bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah
yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip
dengan kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga
sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki
bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar
dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril
sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi
benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam
tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah
melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty
acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
Mesoskarp, serabut buah
Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalahbijii) merupakan
endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas
tinggi.Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah
sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah
menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
b. Klasifikasi
Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Embryophyta siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Family : Arecaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : 1. E.guineensis jacq
2. E. oleifera (H.B.K ) Cortes
3. E. Odora
c. Organ Vegetatif
1. Akar
Sebagai tanaman jenis palma, kelapa sawit tidak memiliki akar
tunggang dan akar cabang. Akar yang keluar dari pangkal batang
sangat besar jumlahnya dan terus bertambah banyak dengan
bertambahnya umur tanaman. Sistem perkaran kelapa sawit dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Akar primer, yaitu akar yang keluar dari bagian bawah batang
(bulb), tumbuh secara vertikal (radicle) atau mendatar (adventitious
roots), dan berdiameter 5 — 10 mm.
2) Akar sekunder, yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, yang
arah tumbuhnya mendatar ataupun ke bawah, dan berdiameter 1 — 4
mm.
3) Akar tertier, yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, yang
arah tumbuhnya mendatar, panjangnya mencapai 15 cm, dan
berdiameter 0,5 — 1,5 mm.
4) Akar kuarter, yaitu akar-akar cabang dari akar tertier yang
berdiameter 0,2 — 0,5 mm dan panjangnya rata-rata 3 cm.
Akar tertier dan kuarter inilah yang paling aktif mengambil hara
dan air dari dalam tanah. Pada tanaman yang tumbuh di lapangan akar-
akar tersebut terutama berada 2,0 — 2,5 m dari pokok dan terbanyak
dijumpai pada kedalaman 0 — 20 cm dari permukaan tanah serta dapat
tumbuh memanjang ke samping hingga mencapai 6 m dengan pola
penyebaran yang berbeda-beda.
Zone perakaran kebanyakan terletak pada kedalaman 1,5 m dengan
jumlah perakaran terbesar berada pada kedalaman antara 15 — 30 cm.
Pada zone yang lebih dalam, perkembangan akar pada umurnnya
sangat sedikit. Walaupun demikian, karena sistem perakarannya sangat
rapat (lebat), maka pohon kelapa sawit dapat berdiri dengan kokoh dan
kuat, sehingga jarang sekali ditemukan pohon kelapa sawit yang
tumbang, kecuali bila solute tanah sangat dangkal seperti pada lahan
gambut.
2. Batang
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat
secara diskrit dalam jaringan parenkim. Maristem pucuk terletak dekat
ujung batang, dimana pertumbuhan batang sedikit agak besar.
Penebalan dan pembesaran batang terjadi karena aktivitas “penebalan
maristem primer” yang terletak dibawah maristem pucuk dan ketiak
daun.
Batang diselimuti oleh pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira
umur 11 – 15 tahun. Setelah itu, bekas pelepah daun mulai rontok
dengan sendirinya mulai dari bagian tengah batang kemudian meluas
ke atas dan ke bawah. Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke atas.
Batang berbentuk silindris dan berdiameter 40 — 60 cm, tetapi pada
pangkalnya membesar. Pada ujung batang terdapat titik turn- buh yang
membentuk daun-daun dan memanjangkan batang. Selama empat
tahun pertama, titik tumbuh membentuk daun- daun yang pelepahnya
membungkus batang sehingga batang tidak terlihat. Pangkal batang
umumnya membesar memben- tuk bonggol batang (bowl). Kecepatan
tumbuh meninggi tanaman kelapa sawit berbeda-beda tergantung pada
tipe atau varitasnya, tetapi secara umum kecepatan pertumbuhan (per-
tambahan tinggi) sekitar 25 — 40 cm per tahun. Faktor lain yang
mempengaruhi pertumbuhan batang kelapa sawit adalah kon-disi di
sekitar tanaman seperti keadaan iklim, pemeliharaan (terutama
pemupukan), kerapatan tanaman, umur, dan sebagainya.
Batang kelapa sawit untuk beberapa tahun pada umumnya masih
terbungkus oleh pelepah daun, sehingga lingkar batang menjadi lebih
besar. Apabila pelepah (frond) dipangkas secara teratur, bekas kaki-
kaki (pangkal pelepah) daun tampak pada batang yang letaknya teratur
seperti spiral. Pada umumnya, setiap tanaman mempunyai 8 spiral
yang letaknya agak tegak dan mengarah ke kanan atau ke kiri. Sifat ini
merupakan sifat genetis. Pangkal pelepah daun biasanya mulai lepas
(jatuh) setelah tanaman berumur 10 tahun atau lebih. Pangkal pelepah
yang jatuh dapat mulai dari mana saja, tetapi lebih sering dari
pertengahan tinggi batang.
Secara alamiah (pertumbuhan liar di hutan), tinggi batang dapat
mencapai 30 m. tetapi secara komersial (dalam budi daya perkebunan)
jarang sekali tinggi tanaman kelapa sawit melebihi ketinggian 15 — 18
m. Hal ini berhubungan dengan kemudahan pelaksanaan panenan buah
dan pemeliharaan lainnya, misalnya pemangkasan daun.
3. Daun
Daun pertama yang keluar pada stadium bibit berbentuk lance-late,
kemudian muncul bifurcate dan akhirnya pinnate. Pangkal pelepah
daun atau petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat
duduknya helaian daun dan terdiri atas rachis (basis tangkai daun
(petiolus), duri-duri (spine), helai anak daun (lamina), ujung daun
(apex folii), lidi (nervatio), tepi daun (margo folii), dan daging daun
(intervenium).
Daun kelapa sawit bersirip genap dan bertulang sejajar. Pada
pangkal pelepah daun terdapat duri-duri atau bulu-bulu halus sampai
kasar. Panjang pelepah daun dapat mencapai 9 m, tergantung pada
umur tanaman. Helai anak daun yang terletak di tengah pelepah daun
adalah yang terpanjang dan panjangnya dapat mencapai 1,20 m.
Jumlah anal; daun dalam satu pelepah berkisar antara 120 — 160
pasang. Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8.
Duduk pelepah daun pada batang tersusun dalam satu susunan
yang metingkari batang di many daun ke-1, ke-9, ke-17, dan
seterusnya membentuk garis spiral. Pada tanaman yang tumbuh
normal, 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun berputar ke kanan atau
ke kiri, tetapi kebanyakan berputar ke kanan. Jumlah pelepah daun
yang terbentuk selama saw tahun dapat mencapat 20 — 30 helai, tetapi
kemudian berkurang sesuai dengan bertambahnya umur tanaman
samapai menjadi 18 — 25 helai atau kurang.
Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada
satu batang terdapat 40 — 50 pelepah daun. Apabila tidal dilakukan
pemangkasan sewaktu panen, maka jumlah pelepah dam dapat
melebihi 60 batang. Pada tanaman kelapa sawit dapat ditemukan daun
“songgo dua”, yaitu dua daun yang tumbuh secara bertumpuk. Setelah
tanaman mulai berbunga, pada ketiak pelepah daun akan keluar bunga
betina (tandan buah) atau bunga jantan.
d. Organ Generatif
1. Bunga
Susnan buah terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga
jantan ( Tepung sari ) dan bunga betina ( Putik ). Namun ada juga
tanaman kelapa sawit yang hanya memproduksi bunga jantan saja.
Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan
mengeluarkan bunga jantan atau bunga betina. Bunga tersebut keluar
dari ketiak atau pangkal pelepah daun bagian dalam. bunga jantan
berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat.
kelapa sawit mengadakan penyerbukan bersilang ( croospollination )
artinya, bunga betina dari pohon yang satu di buahi oleh bunga jantan
dari pohon yang lainya dengan perantaran angin dan atau serangga
penyerbuk.
Masa reseptif ( masa putik menerima tepung sari ) adalah 3 X 24
jam, setelah itu putik akan berwarna hitam dan mengering, jika
selubung bunga ( Spatha ) bunga jantan baru terbuka akan tercium bau
harum, tepung sarinya baru dan masih segar.
Dalam keadaan alami tepung sari hanya dapat hidup ( membuahi
putik ) selama 24 jam saja, tepung sari dapat bertahan 10 minggu
apabila diawetkan dengan cara di oven dengan suhu konstan 600C
selama 24 jam.tepung sari awetan biasanya di gunakan dalam
penyerbukan bantuan ( assisted pollination ).
Perbandingan bunga betina dan bunga jantan ( sex ratio ) sangat
di pengaruhi oleh pupuk dan air, jika tanaman kekurangan pupuk dan
kekurangan air,bunga jantan akan lebih banyak keluar. produktivitas
tanaman menjadi baik jika unsur hara dan air dapat tercukupi dan
tersedia.dalam jumlah yang cukup dan seimbang. kecukupan unsur
hara dan air didasarkan pada analisis tanah ,air dan daun sesuai dengan
umur tanaman, sex ratio mulai terbentuk 24 bulan sebelum di panen,
artinya, calon bunga ( primordial ) telah terbentuk dua tahun sebelum
panen. karena itu, perencanaan produksi di hitung minimal tiga tahun
sebelumnya, sehingga perencanaan pemupukan dapat di jadwalkan.
2. Buah
Buah kelapa sawit tumbuh di ketiak daun dan membentuk tandan,
semakin tua umur tanaman maka pertumbuhan daun semakin sedikit
dan produksi buahnya akan semakin menurun, tetapi tidak berarti
produksi minyaknya menurun. Berat tandan kelapa sawit pun
bervariasi, dari beberapa ons hingga 30 kg.
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbuah pada umur 18 bulan
setelah tanam, tetapi kadar minyaknya masih sedikit dan persentase
limbah ( lumpur ) tinggi. Maka dari itulah di perkebunan kelapa sawit
buah yang tumbuh pada tanaman muda harus dibuang ( Kastrasi ) agar
tidak menjadi buah.
Buah muda berwana hijau pucat, semakin tua berubah menjadi
hijau hitam hingga kuning.buah sawit yang masih mentah berwarna
hitam ( nigrescens ), beberap diantaranya yang berwarna hijau
( virescens ), sementara itu, buah matang berwarna merah kuning
( oranye ). Selanjutnya buah matang akan rontok ( buah leles atau
brondol ) keadaan ini menandakan bahwa kelapa sawit sudah layak
panen diberikan bersdasarkan jumlah jatuhnya brondolan ,yakni 1-2
buah per kg tandan.tandan sawit terdir atas sekitar 2000 sawit dan
tingkat kematangannya bervariasi.secara praktis, tandan yang dianggap
matang atau layak panen adalah jika telah berwarna merah jingga yang
memiliki kandungan karotena ( pigmen alami berwarna merah, berada
dibagian kulit buah yang matang) namaun, ada juga buah sawit yang
tidak mengandung karotena di mesocarpnya ( buah albecens ).
3. Biji
Biji kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot yang berbeda untuk
setiap jenisnya. Biji dura afrika memiliki panjang 2 – 3 Cm dan bobot
rata – rata 4 gram, sehingga dalam satu kg terdapat 250 biji. Biji dura
deli memiliki bobot 13 gram per biji, sedangkan biji tenera afrika rata
– rata memiliki berat 2 gram per biji. Umumnya, biji kelapa sawit
memiliki periode dorman, yakni periode istirahat yang tidak segera
dapat berkecambah atau tumbuh. Perkecambahan bias berlangsung
lebih dari 6 bulan, dengan tingkat keberhasilan sekitar 50%.
2. Syarat Tumbuh
a. Ketinggian Dari Permukaan Laut
Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit
antara 1-400 m dpl.
b. Suhu
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu 27 0C
dengan suhu maksimum 33 0C dan suhu minimum 22 0C sepanjang
tahun.
c. Kelembaban
Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan
temperatur 35ºC
d. Cura Hujan
Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan kelapa sawit berkisar
1.250 – 3.000 mm dengan penyebaran merata sepanjang tahun (dengan
jumlah bulan kering kurang dari tiga bulan) dan curah hujan optimal
berkisar 1.750 – 2.500 mm. Curah hujan kurang dari 1.250 mm dan
jumlah bulan kering lebih dari 3 bulan merupakan faktor pembatas
yang bera
e. Jenis Tanah
Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung
banyak lempung, beraerasi baik dan subur. Tanah harus berdrainase
baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam, tidak
berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial yang meliputi tanah
gambut, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan
kelapa sawit.
f. pH
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada erajat keasaman
(pH) antara 4-6.
3. Perbanyakan Tanaman
Teknologi perbanyakan tanaman yang dapat dilakukan pada tanaman
kelapa sawit adalah dengan kultur jaringan dan pembibitan untuk
perbanyakan secara konvensional. Pada pembiakan secara kultur jaringan,
bahan tanaman kelapa sawit dapat diperoleh dalam bentuk bibit atu klon
hasil pembiakan secara kultur jaringan (tissue culture). Pengembangan
kelapa sawit sistem kultur jaringan dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan yang terdapat pada bahan tanaman kelapa sawit yang berasal
dari biji yang umumnya memiliki keragaman dalam produksi, kualitas
minyak, pertumbuhan vegatatif, dan ketahanan terhadap hama – penyakit.
Bibit kelapa sawit yang diperoleh dengan sistem kultur jaringan ini disebut
denga klon kelapa sawit. Pembuatan bibit klon dengan sistem kultur
jaringan menggunakan bahan pembiakan yang berasal dari tanaman hasil
persilangan antara Deli Dura dan Pisifera yang memiliki sifat – sifat
unggul, yakni produksinya tinggi, pertumbuhan vegetatif seragam, kualitas
minyak baik, dan toleran terhadap hama dan penyakit. Keuntungan
pembiakan kelapa sawit dengan sistem kultur jaringan di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Pembiakan suatu varietas unggul melalui sistem kultur jaringan
berjalan dengan cepat, tidak terlalu tergantung pada musim dan
dapat dilaksanakan dengan sistem produksi bibit yang terkendali.
b. Pengendalian sistem produk (bibit klon) secara menyeluruh
sehingga produk (bibit) yang dihasilkan seragam.
c. Penyimpanan plasma nutfah untuk tujuan produksi dan bank gen
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
d. Perbanyakan pohon yang toleran terhadap beberapa penyakit yang
bersifat genetis dapat dilakukan secara mudah, misalnya penyakit
crown disease, genetic orange spotting, dsb.
e. Program pemuliaan dapat dipersingkat karena pohon terpilih dari
hasil pemuliaan langsung dapat diperbanyak secara vegetatif.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dapat dilakukan dengan 3 cara:
a. Pengendalian Gulma
Upaya pengendalian gulma telah dilaksanakan dengan menanami
tanah diantara tanaman kelapa sawit (gawangan) dengan tanaman kacang
penutup tanah dan membuat piringan di sekeliling tiap individu tanaman.
Bila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan dengan baik, maka berbagai
macam gulma dapat tumbuh dengan subur dan mengganggu (menyaingi)
pertumbuhan tanaman pokok, menyebabkan keadaan kebun menjadi kotor
dan lembab. Pengendalian gulma pada tanaman menghasilkan
dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya saingan terhadap tanaman
pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan, dan mencegah
berkembangnya hama dan penyakit tertentu. Secara garis besar jenis –
jenis gulma yang dijumpai pada perkebunan kelapa sawit dapat
digolongkan menjadi :
Gulma berbahaya, yaitu gulma yang memiliki daya saing
tinggi terhadap tanaman pokok, misalanya lalang (Imperata
cylindrica), sembung rambat (Mikania cordata dan M.
Micrantha), lempuyangan (Panicum repens), teki (Cyperus
rotundus), serta beberapa tumbuhan berkayu
diantaranya.putihani/krinyuh (Eupathorium odoratum syn.
Chromolaena odorata), harendong (Melastoma
malabtrichum), dan tembelekan (Lantana camara).
Gulma lunak, yaitu gulma yang keberadaannya dalam budi
daya tanaman kelapa sawit dapat di toleransi, sebab jenis
gulma ini dapat menahan erosi tanah, kendati demikian
pertumbuhannya harus dikendalikan. Yang termasuk gulma
lunak misalnya babadotan/wedusan (Ageratum conyzoides),
rumput kipahit (Paspalum conjugatum), pakis (Nephrolepis
biserata), dan sebagainya.
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
sebagai berikut :
1. Pengendalian gulma secara manual, yaitu pengendalian gulma
dengan menggunakan peralatan dan upaya pengendalian secara
konvensional, misalnya dibabad, dibongkar dengan cangkul,
digarpu dan sebagainya.
2. Pengendalian gulma secara kimia, yaitu pengendalian gulma
dengan menggunakan herbisida, baik yang bersifat kontak maupun
sistemik.
3. Pengendalian Secara kultur teknis,yaitu pengendalian gulma
dengan menggunakan tanaman penutup tanah jenis kacangan.
b. Pemupukan
Pemupukan tanaman bertujuan untuk menyediakan unsur – unsur hara
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga
diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat,
sebaiknya dilaksanakan analisis tanah dan daun terlebih dahulu. Dengan
analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur – unsur hara di dalam
tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang ada
pada tanaman dapat diketahui juga. Berdasarkan hasil analisis dapat
ditentukan kebutuhan tanaman terhadap jenis – jenis unsur hara secara
lebih tepat, sehingga dapat ditetapkan dosis pemupukan yang harus
diaplikasikan.
Tabel Dosis Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Unsur Tanaman.
Jenis Pupuk Dosis (Kg/Pokok/Tahun) *)
Umur Tanaman 5 – 5 6 – 12 >12
Sulphate of Amonia (ZA) 1,0 – 2,0 2,0 – 3,0 1,5 – 3,0
Rock Phosphate (RP) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,0
Muriate of Potash (KCl) 0,4 – 1,0 1,5 – 3,0 1,5 – 2,0
Kieserite (MgSO4) 0,5 – 1,0 1,0 – 2,0 0,5 – 1,5
*)Keterangan:
Pupuk N, K, dan Mg diberikan dua kali aplikasi, pupuk P diberikan satu
kali aplikasi, dan pupuk B (bila diperlukan) diberikan dua kali aplikasi per
tahun (salah satu contoh dosis B adalah 0,05 – 0,1 Kg per pohon per
tahun)
Cara pemberian pupuk diperhatikan secara seksama agar pemupukan dapat
terlaksana secara efisien. Untuk mencapai maksud tersebut, pemberian
pupuk pada Tanaman Menghasilkan (TM) harus dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
Pupuk N ditaburkan secara merata pada piringan mulai jarak 50 cm
sampia dipinggir luar piringan.
Pupuk P, K, dan Mg ditabur secara merata dari jari – jari 1,0 m hingga
jarak 3,0 m dari pangkal pokok (0,75 – 1,0 m di luar piringan)
Pupuk B ditaburkan secara merata pada jarak 30 – 50 cm dari tanaman
pokok
Pemberian pupuk pada kelapa sawit diatur dua kali dalam setahun.
Pemberian pupuk yang pertama dilakukan pada akhir musim hujan yaitu
bulan Maret – April dan pemberian pupuk kedua dilakukan pada awal
musim hujan yaitu bulan September – Oktober.
c. Pemangkasan
Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun –
daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit, pada
tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan
maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat tanaman akan
dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Adapu tujuan
pemangkasan adalah sebagai berikut :
Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat
membantu proses penyerbukan secara alami
Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan
buah terjepit pada pelepah daun.
Membantu dan memudahkan pada waktu panen
Mengurangi perkembangan epifir
Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses
fotosintesis dan respirasi
5. Pengendalian Hama/Penyakit
Tanaman kelapa sawit dapat diserang oleh berbagai hama dan
penyakit tanaman sejak di pembibitan hingga di kebun pertanaman. Hama
dan penyakit dapat merusak bibit, tanaman muda yang belum
menghasilkan (TBM) maupun tanaman yang sudah menghasilkan (TM).
Beberapa jenis hama dan penyakit dapat menimbulkan kerugian yang
besar pada bibit, tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman
menghasilkan (TM). Oleh karena itu, pengendalian terhadap hama dan
penyakit perlu dilaksanakan secara baik dan benar. Pengendalian hama
dan penyakit dapat dilaksanakan secara manual, kimia, atau biologis sesuai
dengan hama dan penyakit yang menyerang. Selain serangan hama yang
tergolong jenis serangga, bibit dan tanaman muda juga sering diserang
oleh hewan besar jenis mamalia terutama bila kebun kelapa sawit dibuka
pada lahan yang sebelumnya berupa hutan, baik hutan primer maupun
hutan sekunder.
a. Hama
Hama yang biasa menyerang tanaman kelapa sawit biasanya terbagi
menjadi hama perusak akar, hama perusak daun, hama perusak tandan
buah.
a.1. Hama Perusak Akar.
Hama yang sering merusak akar kelapa sawit adalah nematoda
Rhadinaphelenchus cocophilus. Gangguan nematoda ini dijuluki
red ring disease. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit.
Gejala – gejala umum dari kelapa sawit yang terserang adalah
pusat mahkota mengerdil dan daun – daun baru yang akan
membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Daun berubah
warna menjadi kuning kemudian mengering. Tandan bunga
membusuk dan tidak membuka sehingga tidak menghasilkan buah.
a.2. Hama Perusak Daun
Ada beberapa jenis hama yang merusak daun tanaman kelapa
sawit, di antaranya adalah sebagai berikut :
Kumbang Tanduk (Oryctes rhynoceros)
Kumbang tanduk banyak menimbulkan kerusakan pada
tanaman muda yang baru ditanam hingga berumur 2-3 tahun.
Kumbang dewasa (imago) masuk kedaerah titik tumbuh
( pupus ) dengan membuat lubang pada pangkal pelepah daun
muda yang masih lunak. Pengendalian hama kumbang tanduk
lebih diutamakan pada upaya pencegahan (preventif), yaitu
menghambat perkembangan larva dengan mengurangi
kemungkinan kumbang bertelur pada medium yang tersedia,
yakni dengan cara sebagai berikut : membakar sampah –
sampah dan bagian pohon yang mati, agar larva hama terbakar
dan mati mempercepat tertutupnya tanah dengan tanaman
penutup tanah dengan tanaman penutup tanah agar dapat
menutup bagian – bagian batang hasil tebangan pada saat
pembukan lahan yang membusuk di lokasi kebun. Pemberian
bahan pengusir, misalnya kapur barus yang diletakkan pada
batang kelapa sawit yang mulai membusuk (pada pembukaan
ulangan)
Ulat Setora (Setora nitens)
Ulat setora muda memakan anak – anak daun dari tanaman
muda dan tanaman sudah menghasilkan yang berumur antara 2-
8 tahun. Hama ini kadang – kadang memakan daun kelapa
sawit hingga ke lidinya. Pengendalian Hama ulat setora dapat
dilakukan secara hayati dan secara kimia. Pengendalian secara
hayati dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami
seperti parasit telur yaitu lebah Trichogrammatidae I dan lebah
Ichneumonidae, serta perusak kokoh yaitu lalat Tachinidae.
Ulat Siput (Darna trima Mooore)
Ulat Darna trima menyerang daun kelapa sawit, terutama pada
tanaman muda, meskipun sering pula menyerang daun pada
tanaman dewasa. Serangan yang hebat dapat menimbulkan
kerusakan berat dan dapat dijumpai jumlah ulat yang tinggi
pada setiap pelepah kelapa sawit. Pengendalian ulat Darma
trima dapat dilaksanakan secara kimia dan hayati.
Pengendalian secara kimia dilakukan dengan menyemprot
tanaman yang terserang dengan insektisida. Pengendalian
secara hayati dapat menggunakan musuh alami seperti parasit
ulat yaitu lebah Broconidae, meskipun hasilnya tidak seefektif
cara kimia.
Serangga Asinga (Sethothosea Asigna)
Ulat dari hama ini menyerang daun kelapa sawit terutama daun
yang menyerang dalam keadaan aktif, yaitu daun nomor 9 – 25.
Hama ini merupakan salah satu hama utama yang menyerang
tanaman kelapa sawit di sentra perkebunan kelapa sawit
Sumatera Utara. Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara
kimia dan secara hayati. Pengendalian secara kimia dapat
menggunakan insektisida, pengendalian secara hayati dapat
dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami.
b. Penyakit
1. Penyakit Tajuk (Crown disease)
Biasanya menyerang tanaman kelapa sawit yang berumur 2-3
tahun. Bagian yang diserang adalah pucuk yang belum membuka.
Penyakit ini tidak bisa diberantas, tetapi hanya bisa dilakukan
pembuangan bagian yang terserang untuk memperbaiki bentuk
tajuk dan mencegah infeksi dari jamur Fusarium sp.
2. Basal Steam Rot
Penyebabnya adalah Ganoderma sp. Gejala pada tingkat serangan
pertama secara visual sukar diamati. Pada tingkat yang lebih lanjut,
cabang daun bagian atas terkulai, selanjutnya pohon akan mati.
Pemberantasan yang efektif sampai sekarang belum ada.
3. Marasmius
Penyakit marasmius dapat menggagalkan atau merusak
pembentukan buah. Pemberantasan dilakukan dengan
membersihkan pohon.
6. Khasiat
Ada beberapa manfaat atau khasiat kelapa sawit, diantaranya:
a. Sebagai minyak goreng
Manfaat kelapa sawit yang pertama adalah sebagai bahan baku pembuatan
minyak goreng. Minyak goreng yang saaat ini beredar di pasaran
merupakan jenis minyak goreng yang berasal dari hasil olahan kelapa
sawit. Tidak dapat dipungkiri memang, minyak goreng merupakan salah
satu sari sembilan bahan pokok yang paling banyak digunakan oleh
berbagai kalangan, baik itu kalangan rumah tangga, restoran, dan juga
berbagai industri makanan, seperti pembuatan keripik.
b. Sebagai campuran bahan bakar biodiesel
Diesel merupakan salah satu jenis mesin yang memiliki keunggulan,
terutama untuk kendaraan niaga dan pertambangan, yang membutuhkan
tenaga dalam jumlah torsi yang besar untuk mengangkut hasil kebun,
tambang dan juga pendistribusian komoditas antar daerah. Selain itu,
diesel juga sering dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Bahan bakar
utama dari diesel dapat diperoleh dengan menggunakan campuran dari
minyak kelapas sawit, yang dinilai rama lingkungan, dibandingkan bahan
bakar diesel biasa.
c. Sebagai pelumas
Minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu hasil olahan dari kelapa
sawit juga dapat dimanfaatkan sebagai pelumas. Kebanyakan, pelumas
dari minyak kelapa sawit ini digunakan untuk melumasi bagian luar dari
mesin dan juga perangkat lainnya. Bahkan ada beberapa jenis mesin 2 tak,
menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai bahan campuran pada
oli sampingnya.
d. Bahan pembuatan mentega
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bahan yang satu ini. Ya, mentega
merupakan bahan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai keperluan,
baik itu untuk menumis hingga membuat kue. Salah satu bahan utama dar
pembuatan mentega adalah minyak kelapa sawit
e. Bahan pembuatan pomade
Saat ini, pomade merupkn salah satu bahan kosmetik yang banyak
digunakan, karena sesuai dengan trend gaya rambut. Siapa sangka,
ternyata pomade juga dibuat dengan menggunakan bahan dasar dari
manfaat kelapa sawit yang dibuat menjadi minyak.
f. Bahan pembuatan lotion dan juga cream kulit
Selain pomade, berbagai macam krim dan juga lotion yang biasa kita
gunakan pada kulit kita juga terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa
sawit, yang diformulasikan dengan menggunakan berbagai macam bahan
berupa serum dan juga vitamin – vitamin yang baik untuk kesehatan kulit
kita.
g. Membantu mendinginkan kulit yang terkena luka bakar
Anda terkena luka bakar? kalau begitu, anda dapat mencoba mendinginkan
luka bakar anda dengan menggunakan putih telur dan juga minyak kelapa
sawit yang dingin. Manfaat kelapa sawit bagi manusia dapat membantu
mendinginkan kulit yang terbakar.
h. Dapat menetralisir rasa pedas
Berbagai macam gorengan, memilki kemampuan yang baik untuk
menetralisir rasa pedas. Hal ini disebabkan oleh kandungan dari minyak
kelapa sawit yang dapat menghilangkan rasa pedas.
i. Bahan baku pembuatan cat
Minyak kelapa sawit juga dapat dibuat menjadi salah satu bahan baku
dalam pembuatan cat tembok, cat mobil, vernis dan juga compound yang
sering kita gunakan untuk melakukan proses pemolesan pada body mobil.
j. Bahan baku pembuatan pasta gigi
Manfaat lainnya dari minyak kelapa sawit adalah dapat menjadi salah satu
bahan baku pembuatan pasta gigi.
k. Sebagai Dempul
Minyak kelapa sawit juga merupakan salah satu bahan baku dalam
pembuatan dempul. Dempul sendiri merupakan bentuk pasta yang
berfungsi untuk perbaikan-perbaikan pada patahan tertentu pada bagian
atau permukaan dari besi dan plastik.
l. Dapat membantu proses penyamakan kulit
Minyak kelapa sawit memiliki manfaat lain, yatu dapat membantu proses
penyamakan kulit binatang. Biasanya kulit binatang, seperti sapi dan
kambing akan mengalami proses penyamakan terlebih darhulu, sebelum
akirnya diolah menjadi kulit yang siap untuk dijadikan tas dan dompet.
m. Sebagai makanan hewan
Manfaat kelapa dalam kehidupan sehari-hari juga berguna pada bagian
ampasnyas Ampas dari kelapa sawit sering dimanfaatkan sebagai bahan
pangan pada hewan ternak. Selain itu, buah kelapa sawit juga menjadi
santapan lezat bagi hewan – hewan liar, seperti babi hutan.
n. Sebagai bahan baku dalam industri baja
Kelapa sawit juga beranfaat sebagai ahan baku pada industri baja. Dalam
industri baja, minyak kelapa sawit digunakan untuk memberikan lapisan
pada baja dan besi agar menjadi lebih tahan terhadap karat dan ujga korosi
o. Dapat menjadi kompos
Yang terkhir, kelapa sawit dapat menjadi kompos, alias pupuk. Ya, ampas
dari buah kelapa sawit, dan juga daun kelapa sawit dapat diolah dalam
bentuk pupuk kompos. Pupuk kompos ini dapat membantu menyuburkan
tanah dan dapat membantu pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik,
karena mengandung unsur-unsur hara.
7. Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
http://daunhijau.com/tag/bagian-dari-kelapa-sawit/
http://budidayakelapasawit.blogspot.co.id/2008/02/syarat-pertumbuhan-
kelapa-sawit.html
http://minyak-sawit.blogspot.co.id/2013/01/syarat-tumbuh-tanaman-
kelapa-sawit.html
http://manfaat.co.id/manfaat-kelapa-sawit
http://bp3kairmanjunto.blogspot.co.id/2012/04/teknik-budidaya-pada-
tanaman-kelapa.html