Kelapa dalam

123
aya sangat tertarik dengan artikel berjudul "Dari Tempurung Kelapa Lahir Uang" , berikut ini adalah artikel yang saya kutip dari bisnisukm.com mengenai potensi turunan dari kelapa yang konon katanya sangat banyak " ha'le ri silajara". Semoga artikel ini bisa memotivasi teman-teman yang ada diselayar untuk memaksimalkan peluang yang bisa kita peroleh dari "anjoro". Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan dari proses nilai tambah kelapa. Dari buah murah yang berlimpah di Indonesia ini, pasar Eropa “melahap” minyak masak berkualitas terbaik, pengisi jok Mercedes, briket termahal untuk barbeque, hingga sabun dan parfum. Filipina saat ini merajai pasar ekspor dengan 125 jenis produk olahan kelapa. Sebaliknya, baru 25 jenis produk olahan diproduksi di Indonesia. Tahun 2005, Filipina mengantungi keuntungan ekspor kelapa senilai 757,3 juta dollar AS dari perkebunan seluas 3,1 juta ha. Pada saat yang sama, dengan perkebunan seluas 3,8 juta ha, nilai ekspor kelapa Indonesia hanya 228,7 juta dollar AS. Beberapa anggota Fokpi merupakan industri pengolahan kelapa skala kecil dan menengah dengan beragam variasi produk. Produsen anggota Fokpi di Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, mengekspor sabut kelapa untuk isian jok mobil ke Eropa, yakni sebanyak 120 ton per bulan. Dengan total lahan yang ditanami kelapa hampir satu juta hektar pulau jawa menyimpan potensi untuk pengembangan agribisnis kelapa di masa mendatang. Daya saing produk kelapa terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer. Produk akhir yang sudah berkembang baik adalah Dessicated coconut (DC), coconut milk(CM), coconut charcoal(CCL), actived carbon (AC), Brown Sugar (BS), coconut fiber, coco peat, nata de coco dan Virgin coconut oil (VCO),coconut wood. Produk-produk seperti DC,CCL,AC,BS,CF sudah masuk pasar ekspor dengan perkembangan yang sanagat pesat. Permintaan pasar ekspor untuk produk olahan kelapa menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh pasar DC indonesia untuk ekspor mempunyai kecenderungan yang meningkat dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh arang aktif. Sebagai contoh adalah Roeswan seorang pengusaha coco fiber. Seluruh produksi berupa serat sabut dari petani ia tampung untuk me menuhi pasar ekspor. Di pasar internasional, harga cocofiber alias serat sabut US$200-US$205 per ton setara Rp2-  juta pada kurs Rp10.000. Pendapatannya Rp44-juta. Shengyang, produsen kasur pegas dan mebel, meminta pasokan 700 ton serat sabut untuk masa kontrak 12 bulan. Artinya, ia mesti menyiapkan rata-rata 58 ton tiap bulan selama setahun. Ia lebih berkonsentrasi untuk memenuhi permintaan Shengyang Xudong ket imbang importir lain. Di luar permintaan Korea dan Belgia, „Sebetulnya saya masih dapat menjual 5-10 kontainer per bulan,ujar Roeswan, pemilik PT Roesmetrix.  Pasar karbon dan arang aktif tak kalah besar. Ari Hardono, contohnya, memasarkan 20 ton arang aktif per bulan. Satu kg arang aktif hasil pembakaran 9-10 tempurung kelapa. Konsumennya rumah makan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka menggunakan arang aktif sebagai bahan bakar. Dengan harga Rp1.200 per kg omzetnya Rp24- juta. Menurut produsen di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu biaya produksi sekilo arang aktif Rp600 sehingga laba bersihnya Rp12-juta tiap bulan.

description

pengenalan kelapa

Transcript of Kelapa dalam

aya sangat tertarik dengan artikel berjudul "Dari Tempurung Kelapa Lahir Uang", berikut ini adalah artikel yang saya kutip dari bisnisukm.com mengenai potensi turunan dari kelapa yang konon katanya sangat banyak "ha'le ri silajara". Semoga artikel ini bisa memotivasi teman-teman yang ada diselayar untuk memaksimalkan peluang yang bisa kita peroleh dari "anjoro".Baru segelintir produsen Indonesia mencetak keuntungan dari proses nilai tambah kelapa. Dari buah murah yang berlimpah di Indonesia ini, pasar Eropa melahap minyak masak berkualitas terbaik, pengisi jok Mercedes, briket termahal untuk barbeque, hingga sabun dan parfum.Filipina saat ini merajai pasar ekspor dengan 125 jenis produk olahan kelapa. Sebaliknya, baru 25 jenis produk olahan diproduksi di Indonesia.Tahun 2005, Filipina mengantungi keuntungan ekspor kelapa senilai 757,3 juta dollar AS dari perkebunan seluas 3,1 juta ha. Pada saat yang sama, dengan perkebunan seluas 3,8 juta ha, nilai ekspor kelapa Indonesia hanya 228,7 juta dollar AS.Beberapa anggota Fokpi merupakan industri pengolahan kelapa skala kecil dan menengah dengan beragam variasi produk. Produsen anggota Fokpi di Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, mengekspor sabut kelapa untuk isian jok mobil ke Eropa, yakni sebanyak 120 ton per bulan. Dengan total lahan yang ditanami kelapa hampir satu juta hektar pulau jawa menyimpan potensi untuk pengembangan agribisnis kelapa di masa mendatang.Daya saing produk kelapa terletak pada industri hilirnya, tidak lagi pada produk primer. Produk akhir yang sudah berkembang baik adalahDessicated coconut(DC),coconut milk(CM),coconut charcoal(CCL),actived carbon(AC),Brown Sugar(BS),coconut fiber,coco peat,nata de cocodanVirgin coconut oil(VCO),coconut wood.Produk-produk seperti DC,CCL,AC,BS,CF sudah masuk pasar ekspor dengan perkembangan yang sanagat pesat. Permintaan pasar ekspor untuk produk olahan kelapa menunjukkan trend yang meningkat. Sebagai contoh pasar DC indonesia untuk ekspor mempunyai kecenderungan yang meningkat dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh arang aktif.Sebagai contoh adalahRoeswanseorang pengusaha coco fiber. Seluruh produksi berupa serat sabut dari petani ia tampung untuk memenuhi pasar ekspor. Di pasar internasional, harga cocofiber alias serat sabut US$200-US$205 per ton setara Rp2-juta pada kurs Rp10.000. Pendapatannya Rp44-juta.Shengyang, produsen kasur pegas dan mebel, meminta pasokan 700 ton serat sabut untuk masa kontrak 12 bulan. Artinya, ia mesti menyiapkan rata-rata 58 ton tiap bulan selama setahun. Ia lebih berkonsentrasi untuk memenuhi permintaan Shengyang Xudong ketimbang importir lain. Di luar permintaan Korea dan Belgia, Sebetulnya saya masih dapat menjual 5-10 kontainer per bulan, ujar Roeswan, pemilik PT Roesmetrix.Pasar karbon dan arang aktif tak kalah besar. Ari Hardono, contohnya, memasarkan 20 ton arang aktif per bulan. Satu kg arang aktif hasil pembakaran 9-10 tempurung kelapa. Konsumennya rumah makan di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Mereka menggunakan arang aktif sebagai bahan bakar. Dengan harga Rp1.200 per kg omzetnya Rp24- juta. Menurut produsen di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, itu biaya produksi sekilo arang aktif Rp600 sehingga laba bersihnya Rp12-juta tiap bulan.Pasar cocofiber alias serat sabut kelapa tak kalah empuk. Serat sabut juga multiguna antara lain sebagai pengisi jok mobil, jok kursi, kasur pegas, papan partikel, dan filter air. Dibanding busa, cocofiber lebih kuat melindungi per dan tidak mengundang kutu.Pelaku bisnis serat sabut di berbagai kota kewalahan memenuhi tingginya permintaan.Asli Malin, salah satu contoh. Produsen serat sabut di Pariaman, Sumatera Barat, itu memproduksi 1,2 ton serat hasil olahan 18.000 sabut per hari. Jangankan memenuhi permintaan importir di Korea Selatan mencapai 10.000 ton per tahun, order eksportir di Jakarta saja belum ia layani sepenuhnya. Setiap pekan, eksportir di Jakarta memborong serat Rp1.800 per kg.Pria kelahiran 17 April 1946 itu, memetik laba bersih Rp300 per kg. Kecil? Tunggu dulu. Dengan produksi 8,4 ton per pekan, laba bersihnya Rp2,5- juta atau Rp10-juta per bulan. Itu baru dari cocofiber. Produsen serat sabut berarti juga produsen cocopeat alias serbuk. Sebab, 70% dari kulit kelapa terdiri atas serbuk; 30% serat. Asli Malin menuai 90 ton cocopeat yang memberikan laba bersih Rp27-juta sebulan.Artinya total jenderal laba bersih Malin dari pengolahan sabut mencapai Rp37-juta sebulan. Siapa tak tergiur laba menjulang? Mungkin karena itulah Zulhaidir Rawawi berhenti bekerja di perusahaan asing di Jakarta meski bergaji besar, fasilitas memadai, dan jabatan tinggi. Ia memilih menekuni bisnis cocopeat. Semua bermula dari tugas Zulhaidir sebagai general manager yang kerap memaparkan laporan keuangan kepada pemegang saham di Seoul, Korea Selatan.Saat bertugas ke sana, ia menyempatkan diri mengunjungi sentra tanaman hias di Inchon, mirip Rawabelong, Jakarta Barat. Di sanalah ia melihat cocopeat bikinan Sri Lanka. Ia menawarkan diri untuk memasok dan diluluskan. Pada 1999 Zul memutuskan berhenti bekerja setelah rutin mengekspor cocopeat selama setahun. Kini ia rutin mengirimkan 22 ton cocopeat per bulan memenuhi permintaan seorang importir di Inchon, Korea Selatan.Balok cocopeat yang ia ekspor berukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm berbobot 5 kg. Satu kg cocopeat berasal dari 2,5 kg sabut kelapa. Menurut dia biaya produksi 1 kg cocofibre dan 2 kg cocopeat-dari 5 kg sabut-Rp1.600. Itu total biaya karena cocopeat dan cocofibre dihasilkan dari satu kesatuan bahan. Bila memproduksi cocopeat, pasti menghasilkan cocofiber atau sebaliknya. Harga jual cocopeat di pasar ekspor mencapai Rp2.600 per kg sehingga omzetnya Rp57,2-juta.Zulhaidirmemperoleh 17 ton cocofiber per bulan. Serat sabut itu ludes terserap produsen kasur pegas di pasar domestik. Dengan harga jual Rp2.200 per kg, ia menangguk omzet Rp37,4-juta saban bulan. Laba bersih penjualan cocopeat dan cocofiber mencapai Rp22-juta sebulan. Zul sebetulnya masih mampu memasarkan hingga 3 kontainer cocopeat lagi. Sayang, produksinya masih terbatas. Ia bisa memasarkan produk cocopeat milik produsen lain asal sesuai standar mutu. Apalagi sejak Desember 2008 ia juga mesti memenuhi order Garden Landscape. Importir di Singapura itu meminta pasokan rutin papan tempat tumbuh anggrek berbahan baku cocopeat.Garden Landscape meminta kiriman 10.000 papan berukuran 50 cm x 20 cm x 2 cm per bulan. Soal peluang bisnis cocopeat menurut Zul pasar terbuka luas. Zul yang menginvestasikan Rp200-juta ketika memulai bisnis. Sebagai gambaran, sebuah produsen springbed memerlukan 20 ton cocofiber per bulan. Belum lagi produsen springbed asing yang mengajak bekerja sama. Setidaknya ada 4 produsen asal China dan 2 asal Vietnam yang minta pasokan rutin cocofiber kepada Zul.Olahan limbah kelapa lain adalah arang aktif. Idealnya pengolahan arang aktif terpadu dengan asap cair. Namun, beberapa produsen hanya mengolah arang aktif. Boleh jadi lantaran teknologi produksi asap cair terbilang baru di Indonesia.Djaya Suryanasejak 2002 memasok arang aktif ke sebuah perusahaan di Tanjungbintang, Provinsi Lampung.Ia membersihkan arang hasil pembakaran tempurung kelapa di mesin diesel 30 PK. Melalui ban berjalan arang lolos sortir masuk ke mesin penghancur. Ketika keluar arang melewati saringan baja sehingga hasilnya seragam. Djaya memasarkan 3.000 ton arang aktif per bulan. Masih ada 5.000 ton permintaan rutin per bulan yang belum dapat Djaya penuhi. Sayang, ia merahasiakan harga jual ke produsen karbon aktif.Lima puluh rupiah tak bisa dibilang kecil karena secara akumulasi laba bersihnya Rp150-juta. Memang dibanding labaDoddy SuparnodanOka Bagus Panuntun, keuntungan Djaya lebih kecil. Doddy mengutip laba Rp1.500 per kg arang aktif. Harga jual saat ini Rp4.500 per kg. Menurut Doddy biaya produksi per kg briket Rp3.000. Dari pembakaran 15 ton tempurung ia memperoleh 5 ton arang aktif per bulan.Mereka lalu menghancurkan arang dan mengolahnya menjadi briket. Margin perniagaan barang gosong itu Rp7,5-juta sebulan. Mestinya laba Doddy lebih besar jika saja setiap bulan mampu memenuhi permintaan rutin dari Yunani dan Timur Tengah masing-masing 22 ton dan 88 ton.Di luar olahan limbah kelapa itu sebetulnya masih ada produk turunan lagi seperti tepung tempurung seperti digeluti olehAgus Setiawan. Pria kelahiran 11 Agustus 1971 itu menggiling tempurung kelapa menjadi tepung. Rendemen 90%-10 kg tempurung menjadi 9 kg tepung.Volume produksi baru 50 ton sebulan terserap sebuah pabrik obat nyamuk. Tepung batok bahan baku obat nyamuk bakar. Dengan harga jual Rp2.500 dan biaya produksi Rp1.000, laba bersihnya Rp75- juta. Menurut Agus pasar tepung terbentang luas. Ia belum sanggup melayani order rutin 1.350 ton tepung per bulan.Sabut dan tempurung kelapa yang selama ini dipandang sebelah mata ternyata komoditas prospektif yang menjanjikan laba besar.Demikianlah, mudah2an ada stake holder (masyarakat UKM, dinas2 terkait, entrepreneur, dll) yg melihat peluang & memanfaatkannya.

Usaha Produk Berbahan Dasar Kelapa Makin BersinarPopulasi tanaman kelapa Indonesia adalah yang terbesar di dunia, pohon kelapa tumbuh sekitar 3 juta hektar di Indonesia atau 31% dari total pohon kelapa dunia. Dari sini seharusnya Indonesia bisa menguasai produk berbahan dasar kelapa, misalnya produk minyak kelapa ,sabut, tempurung, dll.

Saat ini untuk produksi sabut kelapa, Indonesia masih kalah dari India dan Filipina. Efisiensi produksi sabut India mencapai 50% lebih ,sementara Indonesia baru 10%. Untuk sabut kelapa, India dan Srilangka lah yang mengasai pasar dunia, sedangkan minyak kelapa masih didominasi oleh Filipina. Semua produk dan bahan baku kelapa sebenarnya sangat berpotensi besar, baik di pasar lokal maupun Internasional. Hampir semua bagian buah dan pohon kelapa bisa dimanfaatkan .Beberapa bagian dari tanaman kelapa yang bisa dimanfaatkan untuk produk bernilai ekonomi sbb :1.Batang Pohon KelapaBatang pohon kelapa selain dimanfaatkan sebagai kayu ,bisa pula dijadikan sebagai handikraft ,seperti misalnya pembuatan bahan cover Laptop ,notebook, dan bisa pula untuk bahan kerajinan seperti misalnya sendok, sumpit , nampan dan beberapa perkakas rumah lainnya .2. Batang Lidi kelapaLidi dan daun kelapa bisa dijadikan sapu,tempat tisu dan tas etnik dll.3. Daun kelapa:Daun kelapa bisa digunakan untuk pembungkus ketupat dan bahan kerajinan, serta untuk atap rumah.4. Tempurung KelapaTempurung kelapa bisa dijadikan berbagai produk ,seperti misalnya : arang untuk membuat karbon aktif (berguna untuk mengoperasikan kipas, filter air, briket, asap cair dan lainnya. Briket termpurung kelapa memiliki kalor yang tinggi dan menghasilkan panas yang bagus, sehingga briket cocok untuk industri makanan, dan industri-industri lainnya yang memerlukan pemanasan pada proses produksinya. Sedangkan tempurung yang digunakan untuk menghasilkan asap cair bisa digunakan untuk penqawetan makanan, ikan dan desinfektan.Beberapa pengrajin mam;pu menyulap tempurung atau batok kelapa menjadi barang bermanfaat, seperti misalnya centong, dompet,sendok,mainan anak-anak, dll.5. Sabut KelapaProduk berbahan sabut kelapa yang disebut cocopeat bisa digunakan sebagai media tanam dan media ternak cacing karena bisa menahan serapan air. Limbah cocopeat berupa serbuk kasar juga bisa digunakan sebagai bahan bakar Industri pembuatan batu bata dan tahu. Selain untuk cocopeat, serabut kelapa juga bisa digunakan sebagai bahan baku cocofiber yang digunakan untuk bahan pembuat matras, pengisi jok pesawat, jok mobil, kasur pegas, sikat, tali , filter, sebagai penahan erosi pada lereng pegunungan ataupun daerah pantai, untuk peredam suara . Cocofiber dapat digunakan juga untuk membuat cocopot yaitu pot berbahan sabut kelapa yang bisa digunakan sebagai media tanam alami . Sabut Kelapa juga dijadikan salah satu komponen dalam pembuatan briket6. Daging buah kelapaPada bagian daging buah kelapa bisa untuk minyak kelapa, nata de coco, santan dan juga sebagai bahan minuman dan Iain-lainnya. Produk berupa minyak kelapa, yang diisukan sebagai minyak jahat atau minyak kampung, ternyata hanya propaganda pasar barat yang notabene mereka ingin melindungi pasar minyak kedelainya . Banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa minyak Kelapa jauh Lebih sehat dari minyak manapun , baik untuk kosmetik maupun konsumsi.Demikianlah tulisan tentangPemanfaatan tanaman kelapa sebagai sumber peluang usahaini saya sampaikan, semoga bermanfaat.

BUDIDAYA KELAPAA. PENDAHULUANMenurunnya minat petani untuk membudidayakan komoditi kelapa sebenarnya merugikan secara nasional, karena tanaman kelapa mempunyai kesesuaian syarat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya memberikan pedoman teknis budidaya kelapa dengan aspek K- 3 yaitu kuantitas, kualitas dan kelestarian lingkungan , sehingga mampu meningkatkan taraf penghasilan petani.B. SYARAT PERTUMBUHAN Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik. Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah. Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman kurang produktif. Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur. Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.C. PENGOLAHAN LAHANPengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.D. PEMBIBITAN Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air +HORMONIKdengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air. Bibit dipelihara dengan pemberian pupukPOC NASAhingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :Umur Bibit (bulan)Kebutuhan Pupuk (gr/tanman)

N (Urea/ZA)P (TSP)K (KCl/MOP)Mg (Kies)

15/105075100

25/1075125150

35/10100150200

410/15200400400

510/15300600500

610/15400800750

715/2050010001000

815/2060012502000

915/2070015002500

Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanahCatatan :Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambahSUPERNASA1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk 400 bibit. 1 botolSUPERNASAdiencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.

E. PENANAMANUmur TanamanDosis Pupuk (gr/pokok)

Urea(TSP)RPKClKiesBorak

Saat tanam------

1 bln setelah tanam100100100100100100

2 tahun

- apl I200200200200200200

- apl II200200200200200200

3 tahun

- apl I350350350350350350

- apl II350350350350350350

4 tahun

- apl I500500500500500500

- apl II500500500500500500

5 tahun

- apl I500500500500500500

- apl II500500500500500500

Catatan : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret April). Kocorkan atau siramSUPERNASAdosis 1 sendok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali. PenyemprotanPOC NASA3 4 tutup +HORMONIK1-2 tutup per tangki setiap 2-4 minggu sekali.Tambahan:Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakanPOWER NUTRITIONguna meningkatkan pembuahan. Pupuk organikPOWER NUTRITIONadalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal.POWER NUTRITIONdibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.Cara pemakaian adalah : 3 sendok makanPOWER NUTRITIONdilarutkan ke dalam air di campurkan 1/2 tutupAERO 810untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.

F.PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT1. Golongan ColeopteraHama golongan ini yang paling banyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberianNatural BVRatau jika sudah menjadi uret denganPESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.2. Golongan LepidopteraSpecies yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakanPENTANA+AERO 810ataupunNatural BVRsifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan .3. Golongan HemipteraJenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan denganPENTANA+AERO 810danPESTONAsecara bergantian.4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena serangan.Catatan :Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternatif terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata PembasahAERO 810dosis 0,5 tutup botol per tangkiG. PEMANENAN Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak. Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.H. PASCA PENENPengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.Gula kelapa :kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.Nata de coco :Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.Asam cuka :dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.Produk minuman:Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah (tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).Substrat :Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

BUDIDAYA TANAMAN KELAPA DAN CARA PENGENDALIAN HAMA PENYAKITNYA22:23BUDIDAYA,HAMA,PERKEBUNAN,TANAMAN1 commentSejak zaman dahulu kala kelapa telah ditanam dan merupakan bahan makanan yang tumbuh sebagai tanaman pekarangan. Di Indonesaia tanaman kelapa terdapat diseluruh propinsi. Di daerah padat penduduknya seperti di Pulau Jawa dan Pulau Bali, kelapa lebih banyak ditanam sebagai tanaman pekarangan, akan tetapi di daerah luar Pulau Jawa dan Bali tanaman kelapa ditanam secara monokultur pada perkebunan kelapa. Selain itu tanaman kelapa ditanam di daerah pasang surut seperti di Propinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat. Di Indonesia kelapa merupakan sumber lemak nabati yang utama yaitu berkisar antara 50-70 % dari seluruh kebutuhan konsumsi lemak. Diperkirakan lebih dari satu juta penduduk Indonesia mempunyai nafkah secara langsung dari usaha kelapa. Karena penyebarannya yang merata di seluruh tanah air, maka dapat dikatakan bahwa peranan sosialnya menempati urutan kedua sesudah tanaman padi. Sumbangan komoditas kelapa terhadap Gross National Produk ( GNP ) sebesar 2 %. ( Anonim 1985). Konsumsi kelapa di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat sebesar 4,9 %. Peningkatan ini sesuai dengan pertambahan penduduk dan konsumsi perkapita penduduk Indonesia. Dilain pihak tingkat produksi kelapa setiap tahunnya hanya 3,9 % sehingga untuk menutupi kekurangannya sejak tahun 1980 konsumsi minyak gorerng perlu ditambah dari minyak kelapa sawit sebesar 750.000 ton pertahun ( Anonim 1985). Budidaya tanaman kelapa pada lahan pekarangan bertujuan untuk memperoleh tanaman kelapa yang berpotensi produk tinggi dan cepat menghasilkan, juga untuk merangsang dan menggerakkan petani menanam kelapa di pekarangan. TEKNIK BUDIDAYA Syarat tumbuh tanaman kelapa adalah sebagai berikut : Curah hujan minimal 1500 mm/tahun, tersebar merata dan musim kering tidak lebih dari 5 bulan. Suhu rata-rata optimum berkisar 27 -28 derajat celcius. Kebutuhan sinar matahari Kebutuhan sinar matahari dala setahun + 200 jam penyinaran , atau Sekurangnya 120 jam penyinaran sebulan. Tinggi tempat tidak lebih dari 400 meter dari permukaan laut dengan kelembaban berkisar 80 % - 90 % . Keadaan angin yang bertiup tidak boleh terlampau keras Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai macam tekstur tanah asalkan mempunyai draenase dan aerasi baik dengan pH tanah berkisar antara 5-8 Adapun teknik budidaya kelapa umumnya melalui 3 tahapan yaitu pesemaian , pembibitan , penanaman dan pemeliharaan PESEMAIAN. Pesemaian dapat dilakukan pada tanah pekarangan. Pada bedeng pesemaian seluas 1 meter persegi dapat disemai sebanyak 30 butir kelapa. Agar benih yang disemaikan dapat tumbuh dengan baik, diperlukan beberapa persyaratan teknis yaitu : 1. Lokasi Pesemaian. Lokasi harus dekat dengan sumber air, agar memudahkan penyiraman terutama pada musim kemarau. Tanah diolah dengan garpu atau cangkul sedalam 30cm -40 cm kemudian dibuat bedengan. 2. Seleksi benih dan pelaksanaannya Seleksi benih, Sebelum disemaikan benih kelapa harus diseleksi yang didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk benih bulat atau bulat lonjong Benih berasal dari buah yang masak, berwarna coklat dan kandungan air cukup. Buah mempunyai bobot yang berat. Keadaan kulit buah , licin serta tidak ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit. Sebaiknya benih yang akan disemaikan telah mengalami penyimpanan selama 1 bulan dihitung setelah tanggal petiknya. Pelaksanaan. Penyayatan( cutting) Sebelum benih disemaikan, lakukan penyayatan pada tonjolan didepan/ berseberangan dengan sisi terlebar. Lebar sayatan + 5 cm, jangan terlalu lebar dan terlalu dalam serta jangan melewati kelopak atau mengenai tempurungnya Tujuan dari penyayatan adalah : - Memudahkan masuknya air kedalam sabut - Memudahkan pemeriksaan kejenuhan air yang diserap sabut pada waktu penyiraman - Memudahkan dan menyeragamkan pertumbuhan tunas. Pengecambahan/ Pendederan Tanah tempat pengecambahan digemburkan. Bila di inginkan, benih sebelum didederkan dapat dicelupkan kedalam larutan insektisida Azodrin 60 EC dengan konsentrasi 0,1 % selama 2 menit. Buah kelapa ditanam agak miring ( 15 %) berderet saling bersinggungan. Bidang sayatan menghadap keatas dengan arah yang sama. bagian yang tertimbun tanah 2/3 bagian buah. Bagian sayatan, sabut serta lembaga tidak boleh tertimbun tanah. Ruangan diantara bibit harus ditimbun dengan tanah sampai padat. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pengaturan draenase dan penyiraman. Penyiraman selama musim kemarau dilakukan pagi dan sore sebanyak 4-6 liter permeter persegi setiap hari. Seleksi bibit di Pesemaian. Bibit atau cikal dapat dipindahkan ke pembibitan bila tunas sudah keluar dan mencapai panjang 3-5 cm (berumur kurang lebih 2 minggu ). Sebelum dipindahkan bibit harus diseleksi dahulu untuk memperoleh bibit yang baik dan bermutu. Pembibitan. 1) Untuk memperoleh hasil pembibitan yang baik, digunakan polybag berkuran panjang 40 cm, lebar 50 cm, tebal 0,2 mm. sebelum digunakan polybag diberi lubang dengan diameter 0,5- 1 cm dengan jumlah lubang 36 -48 buah. 2) Tanah untuk mengisi polybag adalah tanah lapisan atas ( top soil ) yang telah digemburkan. Bentuk kantong setelah diisi tanah harus silindris dan bila diletakkan datas tanah harus berdiri tegak lurus. Pengisis polybag, sampai leher kecambah berada dalam satu garis dengan permukaan tanah. 3) Jarak tanam bibit dihitung dari jarak kecambah dalam kantong polybag dengan kecambah dalam polybag berikutnya, adapun jarak antar polybag disesuakan dengan keadaan, dijaga agar antar daun tidak saling bersingungan. 4) Pemeliharaan bibit. a. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari sebanyak 1 liter air per polybag b. Pemupukan dilakukan 1 bulan sekali dengan dosis Urea : 10 Gram, TSP: 10 gram KCl 15 dan Kiserit 10 Gram. Penanaman dan Pemeliharaan. 1. Lokasi penanaman. Lokasi penanaman harus pada tempat yang terbuka ( cukup sinar matahari) dan jarak dari tanaman tahunan lainnya minimal 9 meter dari pokok tanaman. Tanah harus bersih dari sisa tanaman, rumput dan alang-alang. 2. Pembuatan lubang tanaman. - Digali lubang tanaman dengan ukuran 60x60x60 cm - Tanah galian bagian atas ( top soil ) diletakkan disebelah kanan lubang dan tanah galian bagian bawah diletakkan disebelah kiri lubang. - Lubang tanaman dibuat sekurang-kurangnya 1 bulan sebelum penanaman - Jarak tanam sebaiknya 9x9 meter - Pada tanah miring sebaiknya menggunakan sisitim kontur dan daerah pasang surut disesuaikan dengan kondisi tempat . 3. Penanaman. Penanaman dilakukan pada saat awal musim hujan dan curah hujan mencapai 150 mm pada bulan sebelum penanaman . Pengangkutan bibit dalam kantong polybag harus hati-hati, agar kantong plastic tidak sobek atau pecah. Dasar lubang ditimun dengan tanah galian, bagian atas yang sudah dicampur 250 gram TSP dan pupuk kandang secukupnya. Tinggi timbunan tanah dasar lubang, adalah dalamnya lubang tanaman dikurangi tinggi tanah dalam kantong palstik ditambah 10 cm. Dasar kantong plastic dipotong dengan pisau dari samping dan dibuka. tanaman dimasukkan kedalam lubang tanamn dengan posisi tepat dan tegak lurus pada waktu memasukkan bibit, telapak tangan memegang dasar kantong plastic. Bagian lubang sekitar tanaman diisi dengan tanah bagian atas 2/3 tinggi kantong. Polybag dibuka pada dua tempat dengan pisau panjang, kemudian ditarik keluar. Selanjutnya lubang ditutup dengan tanah bagian atas dan tanah disekitar lubang tanaman. Tanah di sekelilingnya selebar 100 cm dari lubang tanaman dibuat melandai kearah permukaan tanah sekitar lubang. Dibuat bedengan tanaman kelapa dengan jarak 100 cm untuk mencegah air hujan masuk kedaerah leher batang. 4. Pemeliharaan a) Bobokor/ merumput Tanah disekeliling pangkal batang dibersihkan/ disiangi baik secara manual maupun kimiawi dengan lebar piringan pohon tergantung kapada lebar tajuk dan atau menurut umur tanaman. b) Pemupukan. Pada saat penanaman, setiap lubang tanam diberi 250 pupuk NPK Setelah tanaman berumur 1 bulan diberi 100 gram Urea secara menyebar pada jarak kurang lebih 15 cm dari pangkal batang. Untuk tanaman yang belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM) pemakaian pupuk dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pertama pada saat akhir musim hujan dan yang kedua pada awal musim hujan. c) Pembumbunan. Tanaman kelapa yang telah menghasilkan sewaktu-waktu perlu dibumbun. Tujuannya untuk merangsang pertumbuhan akar pada daerah pembumbunan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik. Pengendalian Hama Penyakit. Kerusakan tanaman kelapa yang disebabkan oleh hama kumbang nyiur ( oryctes rhinoceros.L ) cukup besar, hal ini menimbulkan kerugian yang sangat besar, namun ada kalanya petani tidak menyadari dampak dari serangan ini. Padahal kerugian yang ditimbulkan bukan hanya dirasakan oleh petani saja, akan tetapi dirasakan juga oleh Pemerintah. Kumbang nyiur atau wangwung ini ternyata tidak hanya menyerang tanaman kelapa di daerah Kabupaten Rembang saja, akan tetapi merupakan hama tanaman kelapa yang banyak merugikan di daerah-daerah seluruh Jawa Tengah. Hama ini merupakan hama yang selalu ada sepanjang tahun dan dapat menurunkan produksi kelapa, dan pada tingkatan yang drastis dapat menimbulkan kematian pada tanaman kelapa. Gejala serangan Bekas serangan hama kumbang nyiur pada tanaman kelapa dapat dilihat dari adanya daun-daun yang terpotongpotong berbentuk segitiga atau berbentuk kipas. Bagian yang terserang adalah pucuk pohon atau pangkal daun muda, yaitu bagian pohon yang banyak mengandung cairan bergizi dan apabila tanaman kelapa terserang pada titik tumbuhnya tanaman bisa mati. Selama hidupnya kumbang nyiur mengalami empat fase yaitu : - Telur kurang lebih 12 hari - Larva 8-16 minggu - Pupa atau kepompong 2-4 minggu - Imago atau dewasa 6-10 minggu. Umumnya setelah berumur 28 hari, kumbang nyiur baru bisa terbang untuk mencari makanan, sehingga siklus hidup kumbang nyiur dari telur hingga dewasa memerlukan waktu selama 4-6 bulan. Kalau kita menengok kebelakang kira-kira pada tahun delapan puluhan, terlihat bahwa disepanjang pantai utara Kabupaten Rembang masih nampak adanya pohon nyiur yang melambai-lambai. Namun pada millennium ketiga ini, nampaknya lambaian nyiur itu sudah tak nampak lagi, kemanakah gerangan perginya nyiur yang selalu melambai-lambai itu ? Dengan melihat kondisi semacam ini kita merasa prihatin dan terdorong untuk peduli terhadap upaya peningkatan produksi tanaman kelapa di Kabupaten Rembang dengan cara membudidayakan Tanaman kelapa serta upaya Pengendalian Hama Penyakitnya atau yangt dikenal dengan istilah pengendalian Hama Terpadu. I. Tujuan Pengendalian Hama terpadu. Pengendalian hama terpadu tanaman kelapa adalah upaya pengendalian yang dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip yang berwawasan lingkungan, sehingga diperoleh kesimbangan antara hama dan musuh alami. Dengan cara ini kelestarian lingkungan baik biotik maupun abiotik dapat terpelihara dengan baik dan produksi kelapa pun diharapkan dapat meningkat. II. Kegiatan Utama Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kelapa. Pelaksanaan pengendalian Hama Terpadu tanaman kelapa adalah merupakan kombinasi dari pengendalian hama yang sudah berjalan selama ini, hanya penekanannya yaitu bahwa pengendalian hama terpadu harus menyangkut beberapa aspek antara lain : 1. Berwawasan lingkungan 2. Menjaga keseimbangan antara hama dan musuh alami. 3. Penggunaan pestisida merupakan alteranif terakhir. Jadi pelaksanaan pengendalian hama terpadu pada prinsipnya mengutamakan pencegahan dan pengamatan dini sebelum terjadi adanya serangan hama. Kegiatan Utama Pengendalian hama terpadu. 1. Membersihkan Mahkota daun. Membersihkan mahkota daun merupakan kegiatan pokok, pada kegiatan ini seluruh kotoran yang berupa sisa seludang, bekas guguran bunga maupun ijuk yang ada harus dibersihkan, sehingga mahkota daun menjadi bersih yang dapat mencegah antara lain : a. Bebas hama tupai atau bajing, tikus serta hama lainnya. b. Bebas dari penyakit rontok buah dan penyakit busuk pucuk, karena kelembaban mahkota daun dapat terkendali. 2. Sanitasi Lingkungan. Rumput-rumput yang tumbuh disekitar pohon atau kebun harus dibersihkan, begitu pula sissa-sisa penggilingan tebu, tumpukan jerami, tumpukan pupuk kandang harus juga dibersihkan, Karena tempat inilah yang banyak digunakan sebagai sarang bagi kumbang nyiur untuk meletakkan telurnya dan berkembang biak disana hingga dewasa. 3.. Pengendalian secara Hayati atau Biologis. Pengendalian secara hayati atau biologis yaitu pengendalian hama dengan menggunakan mahluk hidup, baik berupa predator maupun parasit. Contoh pengendalian dengan predator misalnya dengan menggunakan burung hantu yang dapat memakan hama tikus maupun tupai yang sering merusak tanaman kelapa. 4. Pemeliharaan tanaman Hal ini untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan kuat, yaitu dengan perawatan secara rutin dan intensif, diadakan pemupukan berimbang serta harus memperhatikan prinsip lima tepat dalam pemupukan yaitu; Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat cara dan tepat tempat. 5. Pengendalian secara kimiawi Pengendalian secara kimiawi adalah merupakan alternative terakhir atau pamungkas hal ini dilakukan apabila pengendalian dengan cara lain sudah diupayakan, akan tetapi belum berhasil, maka pengendalian secara kimiawi inilah baru diterapkan, inipun harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Adapun dalam pengendalian secara kimiawi jenis pestisida yang dipergunakan ada tiga jenis yaitu ; 1. Pestisida berbentuk Cairan ( EC ) 2. Pestisida yang berbentuk butiran ( G ) 3. Pestisida Berbentuk Puder ( SP ) Contoh pengendalian hama tanaman kelapa dengan pestisida untuk hama yang sifatnya ekplosif misalnya hama Artona Xatoksanta yaitu dengan jalan menyuntikkan pestisida sistemik kedalam batang tanaman kelapa dengan konsentrasi 100 %. caranya batang pohon kelapa dibor terlebih dahulu sedalam 10-15 cm dengan kemiringan tertentudan kemudian masukkan larutan insektisida tersebut sebanyak 10 cc/ pohon. kemudian lubang tersebut ditutup dengan lilin atau kayu. Dalam waktu sekitar 24 jam insektisida tersebut sudah menyebar kesluruh jaringan tanaman. Selanjutnya insektisida tersebut akan akan aktif sampai dengan waktu satu bulan kedepan. Adapun untuk pestisida yang berbentuk Granuler atau butiran caranya diberikan pada mahkota daun mulai dari daun yang teratas sampai dengan tujuh pelepah daun dibawahnya. Dengan dosis 5-10 gram/ pohon. Perlakuan ini untuk pengendalian hama kumbang nyiur atau wangwung Sedangkan untuk pestisida dalam bentuk tepung atau puder, caranya pestisida dilarutkan terlebih dahulu dengan air dengan dosis dan konsentrasi tertentu, barulah setelah itu disemprotkan dengan menggunakan Hand sprayer kebagian tajuk kelapa yang terserang hama/ penyakit. Pestisida jenis ini biasanya untuk pengendalian Hama Brontespha yang banyak menyerang pada seludang kelapa, sehingga terjadi kegagalan dalam pembuahan kelapa yang mengakibatkan kerugian pada petani. Demikian teknik Budidaya tanaman kelapa di Tanah Pekarangan serta upaya pengendalian hama penyakitnya, semoga tulisan dapat bermanfaat bagi masyarakat membutuhkannya.(M.Syah)Menyeruput segarnya laba budidaya kelapa hijau (1)Rabu, 29 Mei 2013 | 18:18 WIB

Telah dibaca sebanyak 4472 kaliKomentar

Air kelapa hijau termasuk minuman favorit di Indonesia. Selain menyegarkan, air kepala hijau juga dipercaya memiliki manfaat kesehatan, seperti melancarkan pencernaan, menyembuhkan panas dalam, dan menangkal keracunan.Beragam manfaat tersebut membuat kegemaran masyarakat meminum air kelapa hijau terus meningkat. Di tengah tingginya permintaan, budidaya tanaman ini menguntungkan jika digarap dengan serius.Bob Arifin, salah satu petani kelapa hijau asal Yogyakarta bilang, permintaan kelapa hijau di pasar terus meningkat. "Saya jual grosir dan retail. Untuk grosir ada yang ke resto dan supermarket," ujarnya.Bob sendiri memiliki lahan budidaya kelapa hijau seluas 5 hektar di daerah Yogyakarta. Lahan seluas itu bisa menghasilkan hingga 50.000 butir buah kelapa hijau untuk setiap bulannya. "Tapi itu tergantung panen sedang banyak atau tidak, kata Bob yang memulai usaha budidaya kelapa hijau sejak tahun 2006.Hasil panen kelapa ini sangat tergantung kepada cuaca. Menurut Bob, panen di musim hujan tidak akan sebanyak musim panas. Namun, harga jualnya lebih tinggi pas musim hujan karena pasokannya sedikit.Terlebih ia langsung memasok restoran dan supermarket, sehingga kelapa hijaunya dihargai lebih tinggi ketimbang dijual lewat pedagang pengumpul (pengepul).Untuk kelapa hijau kualitas satu dijual ke restoran dengan harga Rp 8000 per buah. Sedangkan kelapa hijau kelas dua dihargai Rp 6000 per buah. Dengan harga di kisaran itu, Bob bisa mengantongi omzet mulai Rp 70 juta hingga ratusan juta per bulan.Laba bersihnya sekitar Rp 1.200 - Rp 1.400 per butir. Hayyu Ace, petani kelapa hijau asal Mojokerto, Jawa Timur juga merasakan tingginya permintaan kelapa hijau di pasar. "Sementara belakangan ini produksinya semakin turun," kata Hayyu.Hayyu sudah mulai membudidayakan kelapa hijau sejak tahun 2009. Ia memiliki sekitar 50 pohon kelapa yang mampu menghasillkan 700 - 1.000 butir buah kelapa hijau per bulan.Hayyu menjualnya kepada pengepul dengan kisaran harga Rp 2.000 hingga Rp 2.500 per butir. "Omzet per bulan saya sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta," terangnya. Bila bulan Ramadhan, harga buah kelapa di tingkat pengepul bisa meningkat Rp 3.500 - Rp 4.000 per butir. "Ini dikarenakan permintaan yang melonjak," katanya.Permintaan datang dari sejumlah daerah, seperti Surabaya, Jember, Lumajang, Bali dan Lombok. Selain dijual buahnya, jika akan melakukan peremajaan, batang kelapa yang sudah tua juga bisa dijual. Setiap batang dengan ketinggian 50 meter dihargai Rp 800.000.

Kelapa hibrida persilangan antara kelapa genjah dan kelapa dalamPosted bydewi asriJumat, 21 Februari 20140komentar

Kelapa Hibrida adalah hasil persilangan untuk mendapatkan varietas unggul yaitu dari varietaskelapa dalamdankelapa genjahsehingga menghasilkan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis kelapa asal. Berikut adalah tabel karakteristik antara kelapa dalam, kelapa genjah dankelapa hibrida;Karakteristik kelapa dalam, genyah dan hibrida.

KarakteristikJenis Kelapa

DalamGenyahHibrida

Produksi kopra pada umur tahun (ton/ha/tahun)1,00,56,0~7,0

Produksi buah (butir/pohon/tahun)90140140

Daging buahTebal dan kerasTebal dan kerasTebal dan keras

Kadar minyak daging buahTinggiRendahTinggi

Ketahanan terhadap penyakitKurang pekaPekaKurang peka

Umur berbuah (tahun)6 ~ 73 ~ 43 ~ 4

Habitus pohonTinggiPendekSedang

Budidaya kelapa hibridaitu sangat mudah, kelapa hanya perlu ditanam kedalam tanah. Tanah yang cocok untuk menanam bibit kelapa hibrida adatal tanah berpasir, berabu gunung dan bertanah liat dengan PH tanah 5,2 sampai 8. Sebaiknya di tanaman di daerah yang lapang yang cukup terkena sinar matahari supaya produksikelapa hibridaakan baik. Curah hujan antara 1300-23mm/th. Apabila terjadi kekeringan maka produksi buah akan berkurang 50% sedangkan kelembaban tinggi akan menyebabkan serangan penyakit jamur. Tanaman Kelapamempunyai manfaat dari semua bagian pohonnya, mulai dari akar sampai dengan daging kelapanya. Tidak perlu saya sebutkan karena tanaman ini memang kaya manfaat yang semua oraang pasti sudah mengetahuinya.

BudidayaBibit Kelapa Hibrida, disinijual bibit kelapa hibridaCV. Wahyu Tani Putra

- See more at: http://tanibuah.blogspot.com/2014/02/kelapa-hibrida-persilangan-antara.html#sthash.DbU9BzSx.dpuf

BUDIDAYA KELAPA DAN CARA PENANAMANNYAFRIDAY, FEBRUARY 22, 2013RONY WAHYUDI2 COMMENTS

Budidaya kelapa dan cara penanamannyaI.

Untuk meningkatkan produktivitas kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang relative muda direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus mempertimbangkan kesesuaian lingkungan, dan meningkatkan nilai tambah dari produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman sela yang ditanam diantara pohon kelapa.Peremejaan adalah mengganti tanaman tua yang produksinya rendah dengan tanaman baru yang berproduksi tinggi.Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kelapa di areal baru yang lingkungannya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa, sehingga produktivitas kelapa dalam sebesar 2,0 3,0 kopra atau kelapa hibrida 4,0 5,0 ton kopra per hekatar per tahun dapat diperoleh.II.PeremajaanKriteriaUmur tanaman kelapa lebih 50 tahun.Tinggi batang kelapa lebih 15 meterBuah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun

Benih/BibitBenih unggul berasal dari Blok Penghasil Tinggi (BPT)Benih disiapkan 10 12 bulan sebelum tanam.Umur bibit 8 10 bulan.

Pembuatan LubangDiantara barisan kelapa tua dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 8,5 x 8,5 m atau 9 x 9 x 9 m segitiga.Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan.

Penanaman2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan 20 kg pupuk kandang dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.Bibvit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penebangan kelapa tuaPeremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur dengan jarak tanam tertaur ditebang separoh pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman pengganti dan sisanya pada tahun keeenam atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak tanamnya tidak teratur danberdekatan dengan tanaman pengganti ditebang sebelum bibit ditanam.Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak teratur, semua tanaman yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa pengganti selebar 4 m ditebang seluruhnya.

PemeliharaanPengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 0,7 kg ura, 0,1 0,4 kg TSP, dan 0,6 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.Kumbang penggerek pucukOryctes rhinocerosdan cendawanPhytophthora palmivorapenyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama. Hamaoryctesdikendalikan secara hayati dengan cendawanMethariziumdanBaculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisidaAllietemelalui infis akar

III.RehabilitasiKriteriaTanaman kelapa relative muda, umur kurang 40tahun.Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak berfungsi (pasang surut).Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan berimbang berdasarkananalisis status hara daun dan tanah.IV.PerluasanKesesuaian lahan dan iklim adalah syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan tanaman kelapa agar produktivitas potensial dapat dicapai, di samping pengguinaan bibit unggulCara yang dilakukan di masa lalau tanpa mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk pucuk atau kekeringan.Lahan bermasalah seperti daerah pasang surut merupakan sumber daya lahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan perluasan di masa datang. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah status bermasalah menjadi potensial. Usaha TaniKebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi produk (lihat diversifikasi usaha tani) dalam bentuk suatu system usaha yang komersial.Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan secara terpadu.V. Diversifikasi usahataniUsaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan 0,5 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup layak.Reformasi ke polikultur penanamn tanaman sela semusim atau tahunan sangatlah berpeluang untuk dilakukan. Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam bentuk kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi hasilI.Era mendatang selera konsumen beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alamiyang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat berpeluang untuk dihasilkan.Apa saja yang dapat dilakukan dalam mendiversifikasikan usahatani kelapa? Berbagai tanaman sela yang dapat ditanam pada lahan di bawah pohon kelapa maupun produk-produk yang dapat dihasilkan oleh pohon kehidupan ini, disajikan pada tebel berikut :

Berbagai jenis tanaman sela yang dapat diusahakan diantara tanaman kelapa

Tanaman TahunanBuah-BuahanTanaman Setahun Semusim

CengkehKopiMelinjoJengkolPetaiSukunBambooKayu jatiDurianNangkaPisangJerukManggaDukuJambuSirsakRambutanAvokatPapayaNenasSawoBelimbing

KedondongSingkongKetimunKacang panjangPadiJagungKacang tanahTalasKentangKacang hijauSemangkaUbi jalarKacang buncisTerongEmpon-empon(Jahe, kencur, dll)tembakau

Makalah Budidaya KelapaPosted: Februari 11, 2012 inUncategorized 0KATA PENGANTARPuji dan syukur dilimpahkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia yang telah dilimpahkan. Makalah ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas tugas yang telah kami dilaksanakan. Data yang ditampilkan dalam makalah ini berupa data dari hasil pengamatan di lapangan.Makalah ini kami susun dengan sesungguhnya berdasarkan hasil data sesungguhnya, dan tetap mengacu pada hasil pengamatan yang telah ditetapkan oleh Dosen. Koreksi dan saran saya harapkan sebagai masukan dan perbaikan untuk penyusunan makalah yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa yang mempunyai pemahaman tentang mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan masih sangat kurang, Sehingga kami juga menyadari karena kekurangan waktu dan kesempatan sehingga keingintahuan sangat terbatas. Dan sebagai saran saya dalam mata kuliah ini, antara teori dan praktek dapat disinkronkan.Benteng, 30 Januari 2012PENULIS,ADE PUTRADaftar IsiKata Pengantar iDaftar Isi .. iiBab I PendahuluanA. Latar Belakang 1B. Tujuan .. 1Bab II PembahasanA. Syarat Pertumbuhan . 2B. Pengolahan Lahan . 2C. Pembibitan .. 3D. Penanaman .. 4E. Pemeliharaan Tanaman .. 5F. Pengendalian Hama dan Penyakit .. 6G. Pemanenan . 7H. Pasca Panen 8Bab III PenutupA. Kesimpulan . 9Daftar Pustaka 10Bab IPendahuluanA. Latar BelakangKelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ). Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.B. TujuanTujuan pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca bisa lebih mengetahui cara-cara dalam membudidayakan tanaman Kelapa dengan benar. Pembaca juga akan mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit pada tanaman Kelapa serta cara pengolahannya setelah panen.Bab IIPembahasanA. Syarat PertumbuhanAda beberapa yang harus diperhatikan dalam syarat pertumbuhan pada Kelapa Dalam antara lain :o Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.o Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.o Suhu yang paling cocok adalah 27C dengan variasi rata-rata 5-7 C, suhu kurang dari 20 C tanaman kurang produktif.o Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.o Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.B. Pengolahan LahanPengolahan tanah yang diperlukan adalah pembuatan lobang tanam dengan ukuran 0,9m x 0,9m x 0,9m dengan penambahan pupuk kandang dan humus. Jarak tanam yang baik untuk jenis dalam yaitu 9 x 10 m dan jenis genjah 6 x 6 m.C. PembibitanPilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu.Lakukan pemupukan sesuai dengan rekomendasi atau dengan mengacu pada tabel pemupukan berikut :Umur Bibit (bulan) Kebutuhan Pupuk (gr/tanaman)N (Urea/ZA) P (TSP) K (KCl/MOP) Mg (Kies)1 5/10 50 75 1002 5/10 75 125 1503 5/10 100 150 2004 10/15 200 400 4005 10/15 300 600 5006 10/15 400 800 7507 15/20 500 1000 10008 15/20 600 1250 20009 15/20 700 1500 2500Pospat diberikan 2 minggu sebelum pupuk lain dan dicampur rata dengan tanahCatatan :Akan lebih baik pembibitan diselingi / ditambah SUPERNASA 1-2 kali selang waktu 3-4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.D. Penanaman Teknik PenanamanSistem tanam Kelapa1. Segi empat2. Segi tiga sama sisi3. Bujur sangkar4. sistem pagar Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut topografi tanah. Arah barisan dibuat Utara Selatan shng pemanfaatan cahaya matahari optimal Penentuan Pola TanamSistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar. Pembuatan Lubang TanamPembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam. Cara PenanamanPenanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:Top soil ( tanah permukaan antara 0 25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang. Pemberian mulsa.Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).E. Pemeliharaan Tanaman Penjarangan dan PenyulamanPenyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang. PenyianganPenyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau) PembubunanDilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar. PerempalanDilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri. PemupukanPemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan. Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang. Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan). Cara pemberian pupuk:menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupukDosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon):Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon.Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.Tahun pertamaAplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohonTahun KeduaAplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.Tahun ketigaAplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.Tahun KeempatAplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon. Pengairan dan PenyiramanPenyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung. Waktu Penyemprotan PestisidaDilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer. Lain-lainPerbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain:Cara sanitasi Gawangmembakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.Cara sanitasi pohonmembebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan Membakar dengan hati-hati.F. Pengendalian Hama Penyakit1. Golongan Coleopterabanyak menyerang adalah Oryctes rhinoceros . Cara mengendalikan dengan membuat trap/ jebakan berupa kotak-kotak yang diisi sampah dan secara preventif dikendalikan dengan pemberian Natural BVR atau jika sudah menjadi uret dengan PESTONA, atau dengan menggunakan musuh alaminya yaitu tikus, tupai, ayam , bebek , dan burung hantu.2. Golongan LepidopteraSpecies yang sering menyerang adalah Tiratabha rufivena yang larvarnya memakan bunga kelapa, dan Acritocera negligens yang mengebor tangkai bunga yang belum membuka dan memakan isinya. Pengendaliannya dengan menggunakan PENTANA + AERO 810 ataupun Natural BVR sifatnya yang cepat berpindah maka pengendaliannya harus secara merata untuk pencegahan3. Golongan HemipteraJenis yang menghisap cairan daun sehingga daun mati adalah jenis homoptera (Gareng pong= Jawa). Jenis lain yang menghisap cairan buah adalah Heteroptera, sehingga buah menjadi rontok sebelum matang. Pencegahan dengan PENTANA+AERO 810 dan PESTONA secara bergantian.4. Penyakit yang juga mungkin menyerang adalah:Busuk tunas atau pucuk yang disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit Lingkar merah pada daun yang disebabkan cacing / belut tanah Rhadinaphelencus cocophilus. Kedua macam penyakit ini hanya dengan eradikasi atau pemusnahan tanaman yang terkena seranganCatatan :Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangkiG. PemanenanUntuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.H. Pasca PenenPengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.Gula kelapa :kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.Nata de coco :Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.Asam cuka :dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.Produk minuman:Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).Substrat :Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.Bab IIIPenutupA. KesimpulanUntuk Pembibitan yaitu Pilih buah yang bagus dan tua, rendam dengan larutan air + HORMONIK dengan dosis 1 tutup per l0 liter air selama 2 minggu, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk POC NASA hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan preventif perlindungan tanaman dari gangguan

BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA DALAMBUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA DALAM

I. PENDAHULUAN

Daerah Sulawesi Utara sebagai daerah Nyiur Melambai, dengan sumber pendapatan utama masyarakat pedesaan berasal dari tanaman kelapa.Namun pengusahaan kelapa, terutama budidayanya kurang mendapat perhatian yang serius dari masyarakat perkelapaan.Hal ini, menyebabkan rendahnya produktivitas kelapa dan kurang berkembang usaha disertivikasi produk.Keadaan demikian berdampak terhadap rendahnya pendapatan petani kelapa di Sulawesi Utara.Peran BRI Sulawesi Utara untuk mensosialisasikan teknis budidaya kelapa dalam kepada Kepala Unit dan Mantridi Lingkungan BRI Sulawesi Utara sesuai fungsi dan peran BRI kepada petani kelapa, akan sangat membantu masyarakat perkelapaan dalam perbaikan usaha budidaya kelapa.Aplikasi teknik budidaya oleh petani akan menunjang peningkatan produksi dan pengembangan aneka produk kelapa yang secara langsung akan menopang peningkatan pendapatan petani dan masyarakat perkelapaan.Makalah ini, merupakan hasil-hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, ditambah berbagai informasi dan literatur yang relevan.Makalah ini merupakant informasi praktis budidaya kelapa yang meliputi penentuan lokasi penanaman, penanganan tanaman dari benih sampai tanaman dewasa, hama dan penyakit, pengolahan produk, tanaman sela dan peremajaan kelapa.Diharapkan materi ini, sebagai langkah awal dan sumbangan positif dalam menunjang pengembangan kelapa rakyat yang lebih produktif,bagi daerah Sulawesi Utara, dandaerah lain yang mempunyai potensi kelapa.

II. PENENTUAN LOKASI

2.1.Iklim

Iklim merupakan faktor penting dan harus dipertimbangkanpada penyusunan rencana perluasan areal atau pengembangan tanaman kelapa, karena tanaman kelapa akan berproduksi optimal apabila dipenuhi persyaratan optimal iklimnya, persyaratan iklim pertanaman kelapa sebagai berikut: Curah hujan tidak lebih dari 2500 mm/tahun, suhu udara optimum25-320C, kelembaban udara 80 - 90 %, lama penyinaran 1800 - 200 jam/tahun dan tinggi tempat500 m dpl

2.2. Keadaan Lahan dan Tanah

Evaluasi lahan dan tanah diperlukan sebagai informasi awal yang sangat menentukan penyusunan rencana penentuan lokasi dan jenis kegiatan yang harus dilaksanakan.Evaluasi lahan dan tanah yang dilakukan, meliputi peninjauan terhadap vegetasi, kondisi topografi dan keadaan tanah.Calon lokasi penanaman harus diketahui dengan jelas kondisinya yang meliputi : (a). Keadaan vegetasi : hal ini penting untuk mempersiapkan cara pembukaan lahan/ penyiapan lokasi dan rencana biaya yang diperlukan, (b). keadaan topografi : hal ini penting untuk menentukan teknik bercocok tanam, pengaturan drainase, dan pencegahan erosi.Keadaan topografi juga menentukan jenis tanaman sela atau bentuk pola tanah yang akan diterapkan. dan (c).sifat dan ciri tanah, diperlukan untuk mengetahui tingkat kesuburan baik fisik maupun kimiawi.

2.3. Penyiapan Lahan

1. Pembukaan Hutan Sekunder Babat semak serendah mungkin. Penebangan pohon-pohon yang berdiameter hingga 15 cm.Alat yang digunakan sebaiknya parang besar atau kapak (tebang pohon tahap I). Penebangan pohon sisa yangukurannya lebih besar.Alat yang cocok pada kegiatan ini adalah kapak atau chainsaw (tebang pohon tahap II). Kayu-kayu besar dapat dimanfaatkan untuk bangunan rumah atau pondok dan lain-lain. Kayu kecil-kecil atau cabang dapat digunakan untuk pagar, dan kayu bakar. Sisa-sisa daun dan ranting sebaiknya dibiarkan melapuk. Kayu-kayu yang tidak digunakan dapat dikumpul pada tunggul-tunggul kayu besar lalu dilakukan pembakaran secara bertahap atau terkendali.Usahakan sesedikit mungkin membakar untuk mencegah kemerosotan lahan atau kalau memungkinkan hal itu sebaiknya tidak dilakukan.

2.Pembukaan Lahan Bersemak. Semak atau belukar dapat langsung dibabat serendah mungkin atau hingga permukaan tanah. Hasil pembabatan, dikumpul dan dibiarkan melapuk. Kayu-kayu yang agak besar dapat dimanfaatkan untuk pagar kebun atau pagar individual tanaman.

3.Pembukaan Lahan Alang-Alang. Pemberantasan alang-alang, yaitu membabat hingga permukaan tanah lalu biarkan menjadi kering kemudian dibakar.Untuk mencegah api menyebar ke lahan yang lain, buatlah jalur yang bebas dari alang-alang mengelilingi areal selebar 3-5 m. Pemberantasan alang-alang dengan cara kimiawi menggunakan herbisida.Penggunaan bahan kimia ini dapat dilakukan langsung (sekitar 5 liter/ha) atau setelah pembakaran alang-alang (45 hari kemudian).

2.4. PengajiranJarak dan sistem tanam 9 m x 9 m sistem segitiga.Pada umur tertentu, jenis tanaman sela yang dapat diusahakan di antara kelapa pada sistem ini lebih terbatas.Jarak dan sistem tanam 16 m x 16 m sistem pagar.Pada jarak dan sistem tanam ini, peluang penanaman tanaman sela sangat besar, dan memungkinkan kegiatan tersebut dilakukan setiap waktu.Jarak dan sistem tanam (5 m x 3 m) 16 m atau (6 m x 3 m) 16 m sistem gergaji.Pada jarak dan sistem tanam ini, peluang pemanfaatan lahan di antara barisan tanaman sama dengan sistem pagar, tetapi populasi kelapa lebih tinggi.Jarak dan sistem tanam 8.5 m x 8.5 m atau 9 m x 9 m sistem segiempat.Kendala pemanfaatan dengan sistem ini sama dengan pola segitiga.

Tabel 1. Jarak dan sistem tanam kelapa.

Sistem tanamJarak tanam (m)PopulasiTanaman/haJumlah lorong(per ha)Luas lorong(m)

Segi empat9 x 912394.500

Segi tiga9 x 9143103.800

Pagar6 x 1610667.200

Gergaji(5 x 3) x 1617556.000

(6 x 3) x 1615556.000

Keterangan : Luar lorong dihitung berdasarkan luas lahan efektif yang tersedia antar baris (2 m dari pohon kelapa) per ha.2.5. Pembuatan Lobang Tanam

Tahap pembuatan lobang Buat rangka/bingkai dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan tempatkan pada titik ajir untuk penanaman kelapa.Tiang/titik ajir harus ditengah rangka/ bingkai (kotak dari bambu). Lakukan penggalian, tanah bagian atas atau top soil ditempatkan di sebelah kiri/kanan, dan lapisan tanah dibawahnya disisi yang berlawanan. Galilah lobang sesuai ukuran yang telah ditentukan. Khusus untuk tanah dengan tekstur berat, seperti dominan liat atau bercadas atau berbatu, sebaiknya ukuran lobang diperbesar hingga 80 cm x 80 cm atau lebih.

Pembuatan teras individu dan lobang tanam Ukuran teras individu bisa berdiameter 2 m atau lebih.Pusat teras adalah tiang ajir yang telah ditentukan sebelumnya.Sebaiknya permukaan teras miring ke arah dinding teras (ke arah bagian belakang),untuk memperkecil aliran air hujan.Hal inijuga dapat berfungsi untuk konservasi air. Selanjutnya buatlah lobang sebagaimana pembuatan lobang di lahan datar.

III. BAHAN TANAMAN

3.1. Jenis-jenis Kelapa Dalam

1.Kelapa Dalam Mapanget (DMT); Asal Sulawesi Utara mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk buah bulat, ukuran buah sedang, warna kulit buah umumnya merah kecoklatan, produksi kopra optimal 3.5 ton/ha/tahun, kadar minyak 62.95%.Agak toleran terhadap kemarau panjang.Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan > 2.500-3.500 mm/tahun).

2.Kelapa Dalam Tenga (DTA); Asal Sulawesi Utaramulai berbuah umur 5 tahun, bentuk buah bulat, ukuran buah sedang, warna kulit buah umumnya hijau, produksi kopra optimal 3 ton/ha/ tahun.Kadar minyak 69.31%.Tahan terhadap kekeringan sampai dengan 3 bulan.Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan < 2.500 mm/tahun).

3.Kelapa Dalam Bali (DBI); Asal Bali mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk buah bulat, ukuran buah besar, warna kulit buah hijau kekuningan, produksi kopra optimal 3 ton/hektar/tahun.Kadar minyak 65.52%.Tahan terhadap kekeringan sampai dengan 3 bulan.Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan < 2.5000 mm/t ahun).

4.Kelapa Dalam Palu (DPU); Asal Sulawesi Tengah mulai berbuah umur 5 tahun, bentuk buah bulat, ukuran buah besar, warna kulit buah umumnya hijau, produksi kopra optimal 2.8 ton/ hektar/tahun.Kadar minyak 69.28%, agak toleran terhadap kemarau panjang.Daerah pengembangan lahan kering iklim basah (curah hujan 2.500 mm/tahun).

6.Kelapa Dalam Takome (DTE); Asal Maluku Utara mulai berbuah umur5 tahun, bentu buah bulat, ukuran buah kecil, jumlah buah per tandan banyak (75-100 butir),produksi kopra optimal 2.14 ton/hektar/tahun.Kadar minyak 50.59%.Toleran terhadap kemarau panjang.Daerah pengembangan lahan kering iklim basah dengan curah hujan rendah sampai tinggi (> 1.200 mm/tahun).

7.Kelapa Dalam Lokal; Jika sulit mendapatkan kelapa yang telah dilepas sebagai varietas kelapa Dalam unggul yang telah direkomendasikan oleh BALITKA, terutama karena lokasi pengembangan jauh, maka benih yang dibutuhkan dapat diseleksi dari populasi kelapa Dalam unggul lokal atau Blok Penghasil Tinggi (BPT) yang telah ditetapkan oleh Dinas Perkebunan/instansi terkait dan disetujui oleh BALITKA berdasarkan evaluasi yang dilakukan peneliti dan petugas lapang.

3.2.. Persyaratan Bahan Tanaman

Bahan tanaman dalam hal ini benih kelapa Dalam harus berasal dari kebun benih atau Blok Penghasil Tinggi (BPT) serta mutu benih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tabel 2. Persyaratan Sumber Benih dari Kebun Kelapa Blok Penghasil TinggiNo.Jenis PemeriksaanPersyaratan

1.Bentuk mahkota daunBulat atau setengah bulat

2.Tingkat keseragaman warna buah dan bentuk buahMinimum 80.0%

3.Jumlah tandan> 12 tandan/pohon/tahun

4.Tingkat produktivitas> 70 butir/pohon/tahun atau 18 kg kopra/pohon/tahun.

5.Serangan hama dan penyakit berbahayaTidak ada

6.Tanaman penyanggaMinimum 4 baris

7.Populasi tanamanMinimum 500 pohon

8.Altitude (ketinggian tempat dari permukaan laut)< 400 m

IV. PESEMAIAN

4.1. Pemilihan lokasi

Lokasi pesemaian harus memenuhi persyaratan, antara lain;1.Tanah datar, dengan struktur remah dan subur sehingga mudah dilakukan pemindahan benih yang telah berkecambah.2.Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang telah dideder pada bedeng pesemaian.3.Tidak mudah terenang air pada waktu musim hujan.4.Diusahakan dekat jalan untuk mempermudah transportasi dan pengawasan.

Persiapan lokasi pesemaian

Lokasi pesemaian dibersihkan dari rumput, sisa akar dan lain-lain.Tanah diolah dengan kedalaman 30 cm-40 cm.Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual dengan cangkul, bajak ditarik ternak (sapi atau kerbau), atau bajak yang diatrik traktor.Langkah-langkah selanjutnya adalah :Tanah dicangkul/dibajak, disisir.Buat bedengan dengan ukuran lebar 1.5-2.0 m, panjang disesuaikan dengan keadaan setempat dan tinggi 25 cm.Jarak antar bedengan 30-40 cm yang berfungsi sebagai parit pembuangan air.Untuk tanah-tanah berat, yaitu pada tanah yang mengandung kadar liat yang tinggi dianjurkan penambahan pasir pada bedengan.Pada bedengan dibuat penyanggah dari bambau yang dibelah, untuk mencegah erosi.Pesemaian diberi pagar untuk menghindari kerusakan akibat gangguan hewan.

4.2.Penyiapan benih1.Benih dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan pada tempat yang ternaungi.Karung diletakkan menumpuk satu sama lain.Benih disiram tiga kali sehari sebelum dideder.2.Benih dipisah dan dihitung berdasarkan kriteria :a.Benih normal, yaitu apabila buahnya digoyang terdengan bunyi air.b.Benih abnormal, yaitu benih dengan ukuran yang sangat menyimpang atau apabila digoyang tidak terdengar bunyi air.c.Benih telah berkecambah normal dan sehat.d.Benih telah berkecambah tetapi abnormal, kerdil dan mati.

Kebutuhan benih tergantung pada luas lahan yang akan ditanam serta sistem dan jarak tanam yang akan digunakan.

Tabel 3. Kebutuhan benih kelapa berdasarkan jarak dan sistem tanam.

Jarak dan sistem tanamKebutuhan bibitKebutuhan benihSiap salur

9 m x 9 m Segitiga (143/ha)143220160 (143 + 17 sulaman)

6 m x 15 m Sistem pagar140220157 (17 sulaman)

6 m x 16 m Sistem pagar119185134 (15 sulaman)

(5mx 3 m)x16 Sistem gergaji175275217 (23 sulaman)

(6 m x3m)x16Sistem gergaji155240180 (20 sulaman)

Penyayatan

Sebelum dideder pada bedeng pesemaian, dilakukan penyayatan benih dengan cara :1.Dipilih sisi buah kelapa yang terlebar, kemudian penyayatan dilakukan pada bagian yang berlawanan arah dengan bagian tersebut dengan panjang sayatan 10 cm, lebar sayatan 7 cm dan tebal sayatan 1 cm.Bagian yang disayat ini adalah tempat keluarnya kecambah.Tujuan penyayatan adalah untuk mempermudah penyerapan air ke dalam sabut sehingga lingkungan sekitar tempat keluarnya kecambah selalu dalam keadaan basah atau lembab.Dengan demikian, kecambah lebih mudah keluar dan pertumbuhan bibit normal.2.Untuk benih yang agak lama dalam perjalanan (dua bulan setelah panen), penyayatan dilakukan secara hati-hati karena pada saat itu benih telah berkecambah.Teknik penyayatan dapat dilakukan dengan cara menarik ke atas sabut yang disayat.3.Kapasitas penyayatan benih kelapa per satu orang tenaga kerja adalah 3.500-4.500 benih per hari.

Pendederan Benih1.Benih kelapa yang telah disayat diletakkan (dideder) pada bedeng pesemaian dengan cara berderet, hingga 2/3 bagian benih terbenam dalam tanah setelah sebagian tanah bedengan dikeluarkan.Posisi benih agak miring dengan bagian yang disayat dibagian atas.2.Barisan benih disusun secara zig zag, bagian yang disayat pada posisi satu arah.Bagian yang disayat diarahkan ke sebelah Timur.3.Untuk mendapatkan posisi bagian yang disayat sejajar dengan permukaan tanah (horizontal), maka pengaturan benih pada bedengan menyudut kurang lebih 45o.4.Satu orang tenaga kerja dapat melakukan pendederan sebanyak 2.500-3.000 butir/hari.4.3. Pemeliharaan Pesemaian

Pemeliharaan pesemaian ditujukan untuk menciptakan kondisi optimal agar benih cepat berkecambah dalam jumlah banyak.Langkah-langkah pemeliharaan terdiri atas :1.Penyiraman ;Penyiraman terutama dilakukan pada musim kemarau atau apabila hujan tidak turun.Untuk mengetahui cukupnya penyiraman, maka setelah 2 jam penyiraman, pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari.Apabila keluar air berarti penyiraman sudah cukup, tetapi apabila pada bagian sayatan tidak keluar air, penyiraman perlu dilakukan lagi.Frekuensi penyiraman tergantung pada tekstur tanah dan distribusi hujan.Pada tanah berpasir, penyiraman harus dilakukan setiap hari, sedangkan pada tanah yang mempunyai daya menahan air yang kuat, penyiraman dilakukan sekali dalam 2-3 hari.Kebutuhan air untuk penyiraman pesemaian sebanyak 3-6 ltr/m2/hari.2.Penyiangan ; Pesemaian harus selalu bersih dari rumput/gulma untuk mencegah adanya inang hama dan penyakit.Penyiangan dilakukan setiap bulan.3.Pencegahan hama dan penyakit. : Pencegahan hama dan penyakit di pesemaian mutlak dilakukan setiap bulan dengan insektisida dan fungisida.Penggunaan insektisida dan fungisida dengan takaran yang dianjurkan.Penyemprotan dilakukan secara merata pada seluruh benih/kecambah.Penyemprotan insektisida dan fungisida dilakukan secara terpisah.Untuk insektisida dapat digunakan Matador 2 cc/l dan untuk fungsida digunakan Dithane 1-2 g/l.4.Pemagaran : Pesemaian sebaiknya diberi pagar untuk menghindari gangguan dari luar.Pagar yang digunakan adalah pagar bambu atau pagar hidup.

Seleksi Kecambah1.Sebelum dipindah ke polibag atau bedeng pembibitan, dilakukan seleksi kecambah.Seleksi kecambah berdasarkan kriteria panjang tunas, yaitu sekitar 3-5 cm dan kecambah yang terseleksi diberi tanda dengan cat.Seleksi dilakukan setiap minggu hingga 3-4 bulan benih disemai.2.Benih-benih yang berkecambah setelah batas waktu tersebut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan bibit.Benih yang tidak berkecambah, benih-benih yang berkecambah setelah 4 bulan, kecambah abnormal dikumpulkan dan dibakar atau dibenamkan untuk mencegah terjadinya sumber penularan hama dan penyakit.

V.PEMBIBITAN

5.1. Umum

Pembibitan adalah tempat pertumbuhan kecambah yang terseleksi dari bedeng pesemaian.Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polibag atau bedeng pembibitan. Apabila menggunakan bedeng pembibitan, kecambah yang terseleksi pada bulan 1, 2, 3 dan 4 ditanam pada bedeng pembibitan berdasarkan waktu seleksi.

5.2. Pembibitan pada polibag

Pembibitan dengan cara ini mencakup beberapa kegiatan, yaitu persiapan polibag, pengisian tanah ke dalam polibag dan pemindahan kecambah ke dalam polibag.

Persiapan polibag1.Polibag yang digunakan adalah polyethylene berwarna hitam dengan ukuran panjang 40 cm, tinggi 50 cm dan tebal 0.18 mm-0.20 mm (16-17 lembar polibag/kg).2.Pada bagian bawah polibag dibuat lobang berdiameter 5 mm denganmenggunakan alat pembuat lobang yang disebut drift.Dibuat tiga baris lobang dengan jarak antar baris 7 cm dan jarak antar lobang dalam baris 5 cm.Saat ini, polibag yang dijual dipasaran sudah dibuat lobangnya.3.Sebelum diisi tanah polibag dibalik artinya bagian dalam menjadi bagian luar, sehingga polibag tersebut dapat berdiri tegak.

Pengisian tanah1.Tanah yang akan dimasukkan ke dalam polibag adalah tanah yang subur atau tanah bagian atas yang telah dipisahkan dari bahan kasar termasuk gumpalan tanah dan akar-akar gulma.2.Plibag diisi tanah hingga hampir penuh, dan letakkan polibag tersebut pada lokasi yang strategis dan usahakan dekat areal penanaman.3.Polibag diatur dengan jarak 60 cm x 60 cm x 60 cm (sistem segitiga) atau+20.000 kitri/ha.

Pemindahan kecambah ke dalam polibag1.Kecambah yang terseleksi (yang telah diberi tanda dengan cat) dipindah ke polibag dari bedeng pesemaian dengan cara menggunakan besi pengungkit pada salah satu sisi benih berkecambah tersebut.2.Akar utama dipotong, tersisa akar utama dengan panjang 5 cm dari sabut.3.Tanah dalam polibag dikeluarkan 1/3 bagian diletakkan di sampingnya.4.Kecambah diletakkan dalam polibag dengan tunas tegak dibagian tengah.Sebagian tanah yang dikeluarkan dikembalikan lagi ke dalam polibag hingga benih hampir tertutup.Tanah dipadatkan disekitar benih.5.Kecambah yang sudah dipindah ke dalam polibag diairi untuk menjaga kelembaban.

5.3. Pembibitan tanpa polibag

Persyaratan lokasi pembibitan hampir sama dengan lokasi pesemaian, yaitu lokasi datar, dekat sumber air, dekat lokasi pesemaian, mudah dijangkau dan diawasi. Tahapan-tahapan kegiatannya sebagai berikut :1.Lokasi pembibitan dibersihkan dari pohon, rumput, sisa-sisa akar gulma dan lain-lain.Tanah diolah secara manual menggunakan ternak, atau traktor dengan kedalaman pengolahan 30-40 cm.Selanjutnya tanah digaru dua kali sehingga strukturnya gembur.2.Buat bedengan setinggi 24 cm, ukuran lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan (panjang maksimal 25 m), antar bedengan dibuat parit drainase (pembuangan air yang berlebihan) selebar 60 cm, untuk tanah ringan dan 80 cm untuk tanah berat.Parit berfungsi sebagai jalan kontrol.3.Kecambah yang terseleksi ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm x 60 cm (jarak tanam segitiga).4.Kecambah ditanam sedemikian rupa sehingga tunas berada+2 cm di atas permukaan tanah.Tunas mengarah ke sebelah Timur.

Pemeliharaan pembibitanPenyiraman bibit, pengendalian hama, penyakit dan gulma1.Bibit kelapa baik dalam polibag maupun pada bedeng pembibitan diairi terutama pada musim kemarau.2.Gulma yang tumbuh dipembibitan disiang setiap bulan. Gulma dalam polibag dicabut dengan tangan, sedangkan gulma di bedeng pembibitan caranya sama dengan di polibag tetapi untuk lebih efisien menggunakan herbisida, kalau upah buruh mahal, pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin setiap bulan dengan insektisida dan fungisida,jenis dan takarannya seperti pada pemeliharaan pesemaian.

5.4. Pemupukan bibit

Pemupukan bibit kelapa, dengan pupuk Urea, sumber N, SP-36 sebagai sumber P, KCl sumber K dan Kiserit atau Dolomit sumber Mg,takaran pupuk berdasarkan umur bibit (Tabel 4). Pemupukan dilakukan oleh satu tim kerja sebanyak 4 orang, dapat melakukan pemupukan 2.000 polibag.

Tabel 4. Jenis dan takaran pupuk untuk bibit kelapa.

Jenis PupukUmur Bibit (bulan)

12345678

Urea(g/bibit)5551010101010

SP-36(g/bibit)001500000

KCl(g/bibit)1010101515152020

Kiserit(g/bibit)5050100100

Catatan : - Untuk pembibitan di polibag, tanah yang akan digunakan dicampur dengan SP-36 dengan takaran 30 g/polibag.-Dolomit digunakan sebagai pengganti Kiserit.Jadi kalau sudah digunakan Kiserit tidak perlu lagi menggunakan Dolomit.5.5. Penanaman

Penyiapan bibit yang menggunakan kantong plastikBibit siap tanam setelah berumur 6-8 bulan.Beberapa hari sebelum pemindahan bibit ke lapang, hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu :1.Perbaiki kantong plastik yang robek atau pecah.Bungkus bagian yang robek lalu ikat dengan tali rafia.Dekat sumber air sehingga mudah dilakukan penyiraman benih yang telah dideder pada bedeng pesemaian.2.Dua minggu sebelum penanaman, potong akar yang menembus kantong plastik, usahakan dasar kantong tidak robek.3.Berikan tanda kedalaman penanaman dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas permukaan tanah dalam kantong plastik untuk bibit umur 6 bulan.Jika umur bibit lebih dari 6 bulan tambahkan 1 cm setiap satu bulan pertambahan umur bibit.4.Perhatikan cara menangani bibit yang akan diangkat ke lapang.Pengangkutan menggunakan gerobak atau kendaraan.5.Sehari sebelum diangkut ke lapangan, siramlah bibit hingga jenuh air.

VI.PENANAMAN

6.1. Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-11.Bibit, pupuk SP-36 dan penakar pupuk di sekitar lubang tanam.Dapat digunakan penakar yang terbuat dari bekas botol aqua kapasitas 200 g campurkan pupuk SP-36 dengan tanah lapisan atas.2.Ukur kedalaman penanaman dari dasar kantong plastik hingga tanda putih pada bibit.Selanjutnya ukur lobang tanam berdasarkan hasil pengangkutan tadi.Jika kurang dalam, gali hingga sesuai dengan ukuran bibit.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman sebagai berikut :a.Jika bibit berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 8 bulan, lakukan seleksi dengan seksama.b.Beritahukan jadwal penanaman kepada petani satu bulan sebelumnya agar petani mempersiapkan lahannya dengan baik.c.Penanaman dilakukan awal musim hujan hingga pertengahan musim hujan agar tanaman tidak mengalami cekaman air.d.Hindari penanaman bibit tertunda setelah bibit disebar di kebun.

6.2. Teknik penanaman kelapa dalam kantong plastik-21.Irislah (buka) polibag secara melingkar dengan pisau tajam, mulai dari 5 cm di atas polybag, dan keluarkan bagian irisan dasar polybag.2.Penganglah bibit secara hati-hati dengan satu tangan memegang pangkal batang bibit dan telapak tangan lainnya menyangga bagian bawah bibit kemudian masukkan ke dalam lobang tanam.3.Sisa kantong polybag dikeluarkan agar akar bibit langsung menyentuh tnah yang dipadatkan.Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan lurus.4.Sambil menahan bibit agar jangan rebah atau miring, isilah lobang dengan tanah bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk SP-36 kemudian padatkan tanah sekitar bibit.

6.3.Penyiapan bibit tanpa kantong plastik1.Berikan tanda kedalaman penanaman pada pangkal bibit beberapa hari sebelum dicabut dengan cat putih pada ketinggian 6 cm di atas permukaan sabut.2.Pada saat penanaman, bibit segera dicabut dan akar dipotong sampai batas 2 cm dari permukaan sabut.3.Perhatikan cara menangani bibit yang diangkut ke lapang.Pengangkutan menggunakan gerobak atau kendaraan.4.Bila lokasi penanaman tidak bisa dijangkau dengan gerobak atau kendaraan, maka pengangkutan bibit dilanjutkan dengan cara memikul.5.Satu hari sebelum pencabutan bibit, siramlah bibit hingga sabut jenuh air.

6.4. Teknik penanaman kelapa tanpa kantong plastik1.Sebagian tanah atas yang sudah dicampur pupuk SP-36, masukkan kedalam lobang penanaman.2.Ukur kedalaman penanaman dari dsar bibit hingga tanda cat putih pada bibit.Ukur lobang tanam berdasarkan hasil tadi, jika kurang tinggi, tambahkan lagi tanah atas hingga sesuai ukuran bibit.3.Peganglah bibit pada pangkal batang dan masukkan ke dalam lobang tanam.Aturlah posisi bibit agar berdiri tegak dan tampak lurus dari segala arah sesuai jarak dan sistem tanam.4.Tutuplah lobang dan padatkan tanah sekitar bibit.Usahakan bidang tanah sekitar bibit permukaannya agak cembung agar tidak mudah tergenang air.

VII.PEMELIHARAAN TANAMAN

7.1. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma secara fisik disekitar tanaman dan blok pertanaman :1.Gulma disekitar pohon dapat dibobokor atau penyiangan piringan memakai alat cangkul dengan jari-jari 1-2 m dari pangkal batang.Selesai bobokor dapat dilakukan pemupukan sesuai takaran.bobokor dilakukan 3 bulan sekali.2.Pada tanaman mulai berproduksi selesai bobokor dapat diberi sabut atau daun kelapa secara teratur.Selain mencegah gulma, juga dapat menambah unsur hara pada tanaman.3.Gulma dalam blok pertanaman dikendalikan dengan membabat.Pengendalian gulma secara mekanis1.Gulma dalam blok dapat dilakukan pembabatan dengan traktor atau hand slasher.2.Selain pembabatan dapat juga dilakukan pembajakan tanah untuk menggemburkan tanah,dilakukan dua tahun sekali.

Pengendalian gulma secara kimia1.Siapkan alat penyemprot seperti sprayer solo dan bahan kimia seperti basmilang atau round-up dan air.2.Buatlah larutan semprot sesuai aturan pemakaian.Sebagai contoh, apabila menyemprot alang-alang menggunakan sprayer solo dengankapasitas 14 liter air, gunakan 250 cc herbisida setiap kali mencampur.3.Gulma disekitar kelapa disemprot dengan round-up atau basmilang.4.Untuk menyemprot lahan yang luas perlu disiapkan air dalam drum agar mudah melakukan penyemprotan.

7.2. Pemupukan

Jumlah pupuk yang diberikan pada tanaman Kelapa Dalam tergantung umur tanaman dan, ketersediaan hara dalam tanah, yakni:1.Pertama siapkan wadah pengukur seperti botol plastik air mineral, yang sudah diberi tanda batas sebagai jumlahberat setiap jenis dan dosis pupuk yang diperlukan.2.Setelah wadah pengukur, pupuk dan bobokor telah disiapkan, taburlah pupuk pada areal bobokor.Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan 3 bulan setelah penanaman.Pupuk ditabur di daerah bobokor dengan jari-jari 50 cm, kemudian ditutup dengan tanah.3.Pada tanaman berumur 2 tahun, pupuk ditabur pada daerah bobokor dengan jari-jari 100 cm,kemudian ditutup dengan tanah.4.Tanaman berumur 3-4 tahun, pupuk ditabur sesuai dosis di daerah bobokor dengan jari-jari 150 cm, kemudian ditutup dengan tanah.

Tabel 5. Jenis pupuk, takaran dan waktu pemupukan

Jenis pupukTahunITahunIITahunIIITahunIV

........................ g/phn/thn ..............................

Urea250250500700

SP-36175175350500

KCl3503507001.500

Kieserite50100150200

Borax-102030

Jumlah8251.6602.5453.480

Cara dan takaran pupuk-21.Pada tanaman umur 5 tahun sampai tanaman dewasa, pupuk ditabur pada daerah bobokor dengan jari-jari 150 cm.2.Setelah pupuk ditabur pada daerah bobokor, maka tutuplah atau campurlah pupuk tersebut dengan tanah menggunakan cangkul.Hal ini penting agar pupuk tidak menguap atau tererosi oleh air hujan.Pemupukan dilakukan pada awal musim penghujan.

VIII. HAMA DAN PENYAKIT KELAPA UTAMA KELAPA

8.1. HamaOryctes rhinoceros

Biologi1.Telur diletakkan oleh kumbang betina pada tempat berkembangbiak (sarang) yang sesuai seperti batang kelapa yang sudah lapuk, kotoran hewan, tumpukan serbuk gergaji dan bahan organik lain, stadium telur berlangsung selama 8-12 hari.2.Larva hidup dalam sarang mengalami tiga instar. Periode larva instar pertama 10-21 hari, instar kedua 12-21 hari dan instar ketiga 160-165 hari. Hama ini mengalami masa prepupa selama 8-13 hari da