Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

17
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Peta Konsep Peta Konsep Kelangsungan Hidup A. Pengertian Kelangsungan Hidup Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur yang terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal maka akan mati. Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati. Namun, jika kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati, pohon pisang tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah mati. Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal tersebut tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain termasuk hewan dan manusia. Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan kelestarian lingkungan hidup telah merusak

description

1

Transcript of Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Page 1: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Peta Konsep

Peta Konsep Kelangsungan Hidup

A. Pengertian Kelangsungan Hidup

Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang mampu bertahan hidup

tanpa mengalami kematian, karena setiap makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur

yang terbatas. Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon jagung.

Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika tanaman tersebut telah mencapai

batas usia maksimal maka akan mati. Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan

segera mati. Namun, jika kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya mati,

pohon pisang tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian bonggolnya. Tumbuhnya tunas

tersebut mengakibatkan tanaman pisang tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk

pohon pisang telah mati. Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal tersebut

tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain termasuk hewan dan manusia.

Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan kemampuan untuk

mempertahankan hidupnya dan menjaga keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena

keserakahan makhluk hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan

kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. Telah

menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh makhluk yang lebih kuat,

atau yang kita kenal dengan hukum rimba.

Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena berasal dari makhluk

hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika

makhluk yang hidup pada zaman dulu tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya,

maka jenis makhluk hidup itu akan punah seperti dinosaurus.

Page 2: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

1. Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh 2 faktor:

Faktor internal Faktor eksternal 

2. Faktor eksternal meliputi:

Beradaptasi Berkembangbiak

Sedangkan faktor eksternalnya adalah seleksi alam

B. Adaptasi

1. Pengertian

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara

penyesuaian bentuk organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam

menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi tersebut, ada tiga macam bentuk

adaptasi, yaitu:

a. adaptasi fisiologi

b. adaptasi tingkah laku,

c. adaptasi morfologi.

Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam suatu makhluk hidup sesuai

dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas

untuk setiap jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.

2. Jenis-jenis Adaptasi

a. Adaptasi fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui fungsi kerja organ-organ

tubuh supaya bisa bertahan hidup. Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk

diamati.

Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Ikan air laut

menghasilkan urine lebih pekat dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar

garam air laut

lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar. Tingginya kadar garam menyebabkan ikan

kekurangan air sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam dalam darahnya

menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan

mengeluarkan urine yang pekat.

Page 3: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan

insektisida secara terusmenerus.

Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara fisiologis. Sapi, kambing, kerbau,

dan domba merupakan hewan herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung.

Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal dapat mencerna kayu dengan

bantuan enzim selulose.

Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan lingkungannya secara fisiologi.

Tubuh manusia mampu menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di pegunungan yang

lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-

sel tubuh.

Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Ketika di tempat

gelap, maka pupil kita akan membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan

menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya untuk mengatur intensitas

cahaya.

Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang

tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah

pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka

dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen. Tekanan parsial oksigen

adalah perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara.

Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu

penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah

melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat menghasilkan zat kimia yang berbau khas

yang dapat menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk dalam adaptasi

fisiologi.

b. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan mengubah tingkah

laku supaya dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adaptasi tingkah laku dapat berupa

hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam tingkah laku, yaitu sebagai

berikut.

1) Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok.

2) Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang

persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya

bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.

Page 4: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Mimikri Bunglon

Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain

sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan

bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan

kemudian kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain memperoleh iklim

yang baik, makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.

Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim yang

perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka

waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan

napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya

kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh

sebagai sumber energi.

Kucing mengincar mangsanya dengan cara mendekam. Ketika mangsa mendekat dan lengah,

maka kucing akan meloncat dan menerkam mangsanya. Tingkah laku demikian untuk

menghemat energi. Lain halnya dengan cicak. Cicak akan memutuskan ekornya pada saat berada

dalam ancaman. Paus naik ke permukaan air ketika akan mengambil oksigen untuk

pernapasannya. Hewan rayap itu buta, untuk menemukan jalan dia membuat terowongan dari

tanah yang dapat menuntunnya menuju ke tempat makanan atau sarangannya.

c. Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup melalui perubahan bentuk organ tubuh

yang berlangsung sangat lama untuk kelangsungan hidupnya. Adaptasi ini sangat mudah dikenali

dan mudah diamati karena tampak dari luar.

Page 5: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi

untuk menyesuaikan dengan tempat hidup dan jenis makanannya. Adaptasi morfologi berupa

penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan.

Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda

dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang

tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan

untuk tetap bertahan hidup. Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan

pari disebabkan perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh

variasi temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi

sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya.

Variasi Bentuk Paruh Burung Variasi Bentuk Kaki Burung

Burung kolibri memiliki paruh panjang dan runcing. Paruh ini digunakan untuk menghisap

madu. Serangga juga beradaptasi dengan lingkungan melalui bentuk organ tubuhnya.  Organ

tubuh jangkrik dan belalang yang digunakan untuk beradaptasi adalah mulut. Mulut kedua

hewan tersebut mempunyai rahang bawah dan atas yang kuat.

Macam-macam adaptasi morfologi pada hewan:

a.  Adaptasi morfologi pada bentuk paruh dan kaki pada burung

Bentuk paruh dan kaki pada burung beraneka- ragam disesuaikan dengan jenis makanan dan cara

memperoleh makanan tersebut.

Burung pemakan biji mempunyai bentuk paruh berbeda dengan burung pemakan daging atau

burung pemakan serangga demikian pula kaki burung elang berbeda dengan kaki bebek karena

cara memperoleh makanannya juga berbeda.

1)  Paruh burung elang, bentuknya runcing, agak panjang dengan ujung agak membengkok

sesuai dengan jenis makanannya yang berupa daging. Kaki pada burung elang, ukurannya

Page 6: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

pendek, cakar sangat kuat untuk mencengkeram mangsa atau daging.

2)  Paruh bebek, pada pangkalnya terdapat bentuk seperti sisir, berguna untuk menyaring

makanan dari air dan lumpur dan kaki pada bebek berselaput di antara ruas jarinya untuk

berenang dan berjalan di tanah berlumpur.

3)  Paruh burung pipit, bentuknya pendek tebal dan runcing sesuai dengan jenis makanannya

yaitu untuk memecah biji-bijian dan tiga kaki ke depan satu ke belakang untuk berjalan dan

hinggap.

4)  Paruh burung pelatuk, runcing agak panjang untuk memahat kayu pohon untuk menangkap

dan memakan serangga di dalamnya. Kaki burung pelatuk mempunyai dua jari ke depan dan dua

jari ke belakang untuk memanjat.

b.  Adaptasi morfologi pada mulut serangga

Bentuk mulut serangga bermacam-macam disesuaikan dengan cara mengambil makanannya.

1)  Tipe mulut penggigit, mempunyai rahang atas dan rahang bawah yang kuat untuk menggigit,

misalnya: lipas, jengkerik, dan belalang.

2)  Tipe mulut penghisap dan penjilat,memiliki bibir untuk menjilat, misalnya: lebah madu dan

lalat.

3)  Tipe mulut penusuk dan penghisap, mempunyai rahang yang runcing dan panjang untuk

menusuk dan menghisap, misalnya: nyamuk.

4)  Tipe mulut penghisap, mempunyai alat penghisap seperti belalai yang panjang dan dapat

digulung sehingga dapat menghisap madu yang terdapat jauh di dasar bunga, misalnya kupu-

kupu.

c. Bentuk tubuh ikan yang pipih (Streamline) berfungsi agar ikan dapat berenang dengan mudah.

Selain hewan, tumbuhan juga beradaptasi dengan lingkungannya melalui bentuk tubuhnya, yaitu:

1) Tumbuhan Xerofit

Page 7: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang

ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan

hidup dalam kondisi kering.

Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lembaran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi

mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya.

Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya

panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.

2) Tumbuhan Hidrofit

Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan

antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung.

Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah

kangkung, eceng gondok, dan teratai.

3) Tumbuhan Higrofit

Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya

yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Makhluk Hidup

25. Faktor-faktor ini mempengaruhi makhluk hidup yang hidup di darat maupun air.

I. Adaptasi Makhluk Hidup di Lingkungan Darat

26. Adaptasi makhluk hidup di lingkungan darat dipengaruhi oleh:

Suhu Lingkungan

Kadar Air

27. Contoh suhu lingkungan:

Hewan melakukan tidur panjang di musim panas (Estivasi) contohnya katak gurun dan

kadal gurun. Namun sebaliknya, Hewan melakukan tidur panjang di musim dingin

(Hibernasi) contohnya beruang kutub.

Tumbuhan yang hidup di daerah yang panas memiliki daun yang kecil dengan lapisan

berkutikula yang tebal, stomata dan lentisel yang sedikit agar mengurangi penguapan.

Namun sebaliknya, tumbuhan yang hidup di air memiliki daun yang lebar dan tipis untuk

meningkatkan penguapan.

28. Contoh Kadar air:

Page 8: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Tumbuhan-tumbuhan yang hidup di tempat yang berkadar air rendah biasanya memiliki

akar yang panjang untuk menjangkau air.

Hewan yang hidup di gurun seperti unta menyimpan air dan cadangan makanan didalam

punuknya.

II. Adaptasi Makhluk Hidup di Lingkungan Air

29. Adaptasi makhluk hidup di lingkungan ai dipengaruhi oleh:

Kadar garam

Intensitas penyinaran

Kedalaman

Kadar oksigen 

30. Ikan yang hidup di air laut meminum banyak air dan sedikit mengeluarkan urin.

Sebaliknya, ikan yang hidup di air tawar meminum sedikit air dan banyak mengeluaran urin.

31. Berdasarkan intensitas penyinaran, perairan dibagi menjadi:

Daerah Fotik 

Daerah Afotik

32. Daerah fotik adalah daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari sampai dengan

kedalaman 200 DPL(Dibawah Permukaan Laut). Daerah afotik adalah daerah yang tidak dapat

ditembus cahaya matahari, yaitu lebih dari 200 DPL. 

33. Organisme di daerah fotik membutuhkan intensitas cahaya dan tumbuh-tumbuhan air

sebagai makanan utamanya. Sebaliknya, organisme di daerah afotik tidak membutuhkan

intensitas cahaya dan bersifat karnivora.

34. Ikan yang hidup di perairan dangkal biasanya memiliki bentuk tubuh yang pipih. Sedangkan

yang hidup di perairan dalam biasanya memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dan memiliki otot-

otot yang kuat karena semakin dalam semakin tinggi tekanannya. 

35. Tumbuh-tumbuhan yang hidup di air beradaptasi dengan cara mengapung di permukaan air

untuk memperoleh oksigen, contohnya eceng gondok dan semanggi. Hewan air seperti lumba-

lumba dan paus akan muncul ke permukaan air untuk bernafas.

C. Seleksi Alam

Dalam kehidupan sehari-hari, seleksi berarti pemilihan, dan alam

berarti segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Jadi, seleksi alam adalah pemilihan

makhluk hidup yang dapat hidup terus dan tidak dapat hidup terus yang dilakukan oleh

Page 9: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

lingkungan sekitar dan terjadi secara alamiah. Bisa juga diartikan sebagai musnahnya beberapa

makhluk hidup karena tidak dapat menyesuaikan diri.

1. Faktor penyeleksi alam

Seleksi alam ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

a. Suhu lingkungan

Di daerah dingin dijumpai hewan-hewan mamalia yang

berbulu tebal, sedangkan di daerah tropis hewan mamalianya berbulu tipis. Dalam hal ini, yang

menjadi faktor penyeleksi adalah suhu lingkungan. Karena hewan mamalia yang berbulu tipis

umumnya tidak akan bisa menyesuaikan diri pada lingkungan yang bersuhu sangat rendah

sehingga hewan tersebut akan tereliminasi dan punah. Beruang kutub berbulu tebal untuk

membuatnya tetap hangat. Selain bulunya, beruang kutub juga mempunyai lapisan lemak yang

digunakan untuk menghangatkan tubuhnya.

b. Makanan

Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan adalah kebutuhan primer makhluk hidup.

Makanan akan menjadi faktor penyeleksi jika terjadi perebutan makanan. Makhluk hidup yang

kuat dan mempertahankan makanannya akan dapat berlangsung hidup, sebaliknya hewan yang

lemah dan tidak mampu bersaing dalam perebutan makanan akan tereliminasi dan punah.

c. Cahaya matahari

Faktor matahari berhubungan dengan penyeleksian tumbuhan tingkat tinggi yang berklorofil.

Karena tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk pembentukan makanan.

2. Kepunahan makhluk hidup

Berdasarkan temuan fosil-fosil, dapat diketahui bahwa banyak jenis makhluk hidup yang hidup

pada jaman dahulu tidak ditemukan lagi sekarang. Tetapi ada juga yang masih hidup sampai

sekarang yaitu capung. Capung adalah hewan yang hidup pada jaman karbon sampai sekarang.

Hewan lain yang hampir mirip dengan hewan yang telah punah adalah kadal dan komodo.

Ketiga hewan tersebut adalah hewan yangtergolong dalam fosil hidup.

Page 10: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Dinosaurus merupakan contoh hewan yang telah punah. Para ilmuan berpendapat bahwa yang

menyebabkan kepunahan hewan ini adalah perubahan iklim. Iklim yang terganggu akan

menyebabkan kematian banyak jenis tumbuhan sehingga dinosaurus herbivor tidak bisa

mendapatkan makanan. Sedangkan Dinosaurus karnivor dapat bertahan hidup untuk sementara.

Tetapi dengan berjalannya waktu, hewan karnivorpun mati.

Saat ini, tingkah laku manusia banyak mempengaruhi proses seleksi alam. Perburuan liar,

penangkapan, perusakan habitat, pencemaran lingkungan dapat mempercepat laju seleksi yang

tidak alami. Akibat rusaknya habitat, banyak hewan liar yang harus bermigrasi ke daerah yang

kurang sesuai dengan lingkungan alaminya. Mereka harus berjalan berkilo-kilometer untuk

memperoleh makanan yang cukup.

Di Indonesia, terdapat banyak tumbuhan dan hewan yang hampir punah. Contohnya adalah

harimau jawa, badak bercula satu, badak bercula dua, dan burung jalak bali. Hewan yang hampir

punah tersebut disebabkan karena kerusakan habitat oleh manusia, perburuan liar, kemampuan

adaptasinya rendah, serta tingkat reproduksi yang rendah.

Seleksi alam adalah terpilihnya anggota populasi yang cocok pada suatu lingkungan tertentu.

40. Proses seleksi alam yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibabkan

perubahan spesies disebut sebagai Evolusi.

41. Faktor-faktor alam yang menyebabkan terjadinya seleksi alam:

Bencana alam

Perubahan suhu lingkungan

 Ketersediaan makanan

42. Contoh terjadinya seleksi alam:

 Ngengat Biston betularia ada dua jenis, yaitu cerah dan gelap. Sebelum revolusi industri,

keadaan udara cerah dan bersih sehingga populasi ngengat berwarna cerah dapat bertahan

karena sulit terlihat oleh mangsa. Sebaliknya, ketika terjadi revolusi industri, lingkungan

menjadi gelap dan pepohonan menjadi hitam sehingga populasi ngengat yang berwarna

gelap yang lebih cepat bertahan karena sulit terlihat.

Dinosaurus punah karena jatuhnya meteor yang menyebabkan tumbuhan-tumbuhan mati

sehingga dinosaurus pemakan tumbuhan tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya punah. 

D. Perkembangbiakan Makhluk Hidup

Page 11: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya akan tumbuh dan

berkembangbiak. Jadi sebelum organisme tersebut mati, ia akan berusaha menghasilkan

keturunan sehingga dapat melestarikan jenis organisme tersebut. Kemampuan berkembangbiak  

setiap organisme tidaklah sama, ada organisme yang dapat berkembangbiak dengan cepat ada

pula yang lambat.

Macam-macam Cara Perkembangbiakan

Perkembangbiakan dibedakan menjadi dua yaitu perkembangbiakan generatif dan

perkembangbiakan vegatatif. Untuk mengetahui perbedaan kedua perkembangbiakan perhatikan

bagan di bawah ini.

1. Perkembangbiakan Generatif

Dari bagan di atas maka ciri perkembangbiakan generatif adalah didahului oleh peristiwa, yaitu

peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (sel telur).

Sifat anak yang dihasilkan bervariasi yaitu gabungan dari kedua induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan generatif antara lain:

a.  Perkembangbiakan dengan biji pada tumbuhan

b.  Perkembangbiakan dengan bertelur atau ovipar, contohnya pada ayam.

c.   Perkembangbiakan dengan beranak atau vivipar

d. Perkembangbiakan dengan menghasilkan telur yang sudah   berkembang di dalam tubuh

induknya (ovovivipar).

2. Perkembangbiakan Vegetatif

Perkembangbiakan vegetatif mempunyai ciri sebagai berikut.

a.   Memerlukan satu induk.

b.  Tidak perlu sel kelamin.

c.   Tidak didahului fertilisasi.

d.  Anak berasal dari bagian tubuh induknya.

e.   Menghasilkan organisme yang sifatnya sama dengan induknya.

Beberapa macam cara perkembangbiakan vegetatif adalah:

a. Membelah diri

b.  Membentuk tunas

c.   Umbi batang, umbi lapis

d.  Rhizoma, dan lain-lain

Pada beberapa organisme dapat berkembangbiak baik secara generatif maupun vegetatif

sekaligus, misalnya: Paramaecium dan beberapa hewan Coelenterata yaitu Hydra, ubur-ubur dan

lain-lain.

Tingkat Reproduksi

Adalah kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan. Tingkat reproduksi dikatakan

Page 12: Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

tinggi bila organisme tersebut dapat menghasilkan keturunan yang jumlahnya banyak dalam

waktu singkat. Contoh: hewan Protozoa, serangga, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan  organisme

yang tingkat reproduksinya rendah bila keturunan yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan

dalam waktu yang lama. Contohnya: badak, gajah, banteng, orang utan, bunga Raflesia arnoldi,

dan lain-lain.

Penyebab punahnya suatu organisme antara lain:

a.  Tingkat reproduksinya yang rendah

b.  Ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, misalnya membakar dan menebang hutan untuk

lahan pertanian atau perumahan. Banyak jenis tumbuhan dan hewan kehilangan habitatnya dan

kini banyak yang spesiesnya makin langka.

c.   Perburuan liar, hampir semua tumbuhan dan hewan menjadi langka karena  perburuan untuk

diambil bulu, kulit, tanduk dan lain-lain.

Usaha-usaha pemerintah untuk melindungi hewan langka dari kepunahan antara lain:

a.  Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa untuk membantu pelestarian tumbuhan dan

hewan langka di habitat alaminya.

b.  Penangkaran hewan-hewan langka, para ahli menangkap hewan dari alam bebas, merawatnya

dan mengupayakan agar hewan-hewan tersebut dapat berkembangbiak dalam kandang,

kemudian anak-anak mereka dilepas atau ditempatkan di habitat yang lebih cocok.

c.   Membuat undang-undang yang mengatur perburuan.

Contoh hewan yang langka di Indonesia, yaitu: harimau Jawa (Pantera tigris sondaicus), macan

kumbang (Pantera pardus), tapir (Tapirus indicus), komodo    ( Varanus    komodoensis),  

maleo (Macrocephalon maleo), banteng (Bos sondaicus), mandril (Nasalis larvatus),

cendrawasih (Paradisea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), kakatua raja

(Probociger aterrimus), buaya muara ( Crocodylus porosus). dan ular sanca hijau

(Chondrophyton vindis)