Kelainan Pada Dentin

9
Kelainan pada Dentin 1. Dentinogenesis Imperfecta Proses pembentukan dentin tidak selamanya dapat berlangsung secara normal. Pada Dentinogenesis Imperfecta, dentin dapat mengalami gangguan berupa penurunan kandungan mineral akibat sedikitnya kristal hidroksi apatit serta peningkatan kandungan air dalam matriks ekstraseluler dentin yang mengakibatkan terjadi gangguan pada struktur dentin. Dentinogenesis Imperfecta terjadi pada periode perkembangan histodiferensiasi gigi dan dapat mengenai gigi sulung maupun gigi tetap. Dentinogenesis Imperfecta merupakan gangguan pembentukan dentin yang bersifat herediter, dimana terjadi anomali pada struktur dentin. Gangguan ini menyebabkan kerusakan matriks predentin yang mengakibatkan dentin sirkumpulpa tidak terbentuk dan tidak teratur. Cacat pertumbuhan dan perkembangan Dentinogenesis Imperfecta diturunkan secara autosomal dominan yang terjadi pada satu dari 8.000 kelahiran.

description

Kelainan Pada Dentin

Transcript of Kelainan Pada Dentin

Page 1: Kelainan Pada Dentin

Kelainan pada Dentin

1. Dentinogenesis Imperfecta

Proses pembentukan dentin tidak selamanya dapat berlangsung secara

normal. Pada Dentinogenesis Imperfecta, dentin dapat mengalami gangguan berupa

penurunan kandungan mineral akibat sedikitnya kristal hidroksi apatit serta

peningkatan kandungan air dalam matriks ekstraseluler dentin yang mengakibatkan

terjadi gangguan pada struktur dentin. Dentinogenesis Imperfecta terjadi pada

periode perkembangan histodiferensiasi gigi dan dapat mengenai gigi sulung maupun

gigi tetap.

Dentinogenesis Imperfecta merupakan gangguan pembentukan dentin yang

bersifat herediter, dimana terjadi anomali pada struktur dentin. Gangguan ini

menyebabkan kerusakan matriks predentin yang mengakibatkan dentin sirkumpulpa

tidak terbentuk dan tidak teratur. Cacat pertumbuhan dan perkembangan

Dentinogenesis Imperfecta diturunkan secara autosomal dominan yang terjadi pada

satu dari 8.000 kelahiran.

Menurut Shield (1973) secara klinis Dentinogenesis Imperfecta dapa dibagi

menjadi tiga tipe, yaitu: Tipe I, Tipe II, dan Tipe III.

Dentinogenesis Imperfecta bisa terjadi pada gigi sulung dan gigi permanen

tetapi memiliki dampak yang lebih parah pada gigi sulung dibandingkan gigi

permanen. Secara klinis dari Dentinogenesis ketiga tipe pada umumnya mahkota gigi

berbentuk bulbous (bulat seperti lonceng) dan terjadi perubahan warna biru keabu-

abuan sampai coklat kekuningan, atrisi, dan akar gigi tipis dan pendek. (Regezi, et al)

Page 2: Kelainan Pada Dentin

Menurut Shields (1973) secara klinis Dentinogenesis Imperfecta dapat

diklasifikasikan atas 3 tipe yaitu :

1) Tipe I (dentinogenesis imperfekta)

Kondisi ini merupakan satu dari beberapa manifestasi penyakit tulang

yang secara umum disebut Osteogenesisi Imperfekta (OI) yang

diturunkan secara autosomal dominan.

Gejala klinisnya ditandai dengan mahkota gigi berbentuk bulbous

sebagai akibat penyempitan servikal yang kuat, akar gigi tipis dan pendek.

Ada perubahan warna gigi dengan warna coklat kekuningan dan atrisi

baik pada gigi sulung maupun gigi permanen. (Regezi, et al)

Gambar 1. Dentinogenesis Imperfecta Tipe I

2) Tipe II (dentin opalescent herediter)

Kondisi ini juga dikenal sebagai dentin transparan herediter yang

tidak disertai oleh OI dan diturunkan sebagai suatu rantai perikatan

autosomal dominan.

Page 3: Kelainan Pada Dentin

Gejala klinisnya ditandai dengan adanya perubahan warna gigi biru

keabu-abuan sampai coklat kekuningan, mahkota bulbous, akar yang

sempit, atrisi pada gigi sulung maupun permanen. (Regezi, et al)

Gambar 2. Dentinogenesis Imperfecta Tipe II

3) Tipe III (tipe Brandywine)

Kelainan ini disebut menurut tempat pertama kali kelainan ini

ditemukan yaitu pada tiga kelompok ras penduduk diantaranya orang

Indian, orang Negro dan orang kulit putih yang hidup terisolasi di

Maryland yang dikenal sebagai populasi Brandywine yang menunjukkan

beberapa penyimpangan.

Gejala klinisnya memiliki bentuk dan pewarnaan gigi yang variabel,

dan berbeda dengan tipe I dan II. Mahkota gigi cenderung berbentuk

bulbous dan sudah atrisi sewaktu erupsi, dan berbentuk seperti shell (kulit

kerang). (Regezi, et al)

Page 4: Kelainan Pada Dentin

Gambar 3. Dentinogenesis Imperfecta Tipe III

2. Dentin Dysplasia

Dentin dysplasia merupakan kelainan dalam pembentukan dari dentin.

Kelainan ini biasanya diturunkan sebagai suatu sifat gen autosomal yang

dominan baik pada gigi sulung maupun gigi permanen dan merupakan

kelainan genetik. Penyakit ini adalah langka yang dapat mempengaruhi

pasien dengan perbandingan 1:100.000.

Shields (1973) membagi dentin dysplasia ke dalam tipe I dan tipe II.

Dentin dysplasia tipe I sebagai perkembangan gigi dengan mahkota yang

normal baik dari bentuk, matriks dan konsistennya tapi memiliki akar yang

pendek, konus dan konstriksi pada ujung apikalnya, bisa mengenai gigi

sulung dan permanen. Dentin dysplasia tipe II hanya mengenai gigi permanen

dengan akar gigi yang terlihat normal tetapi terjadi perubahan warna coklat

keabu-abuan ditambah dengan terbentuknya tanduk pulpa yang berbentuk

seperti duri pada rongga pulpa.

Page 5: Kelainan Pada Dentin

1) Dentin Dysplasia Tipe I

Dentin dysplasia dikenal juga sebagai “rootless teeth” karena panjang

akar pendek. Shields menggambarkan dentin dysplasia tipe I sebagai

perkembangan gigi dengan mahkota yang normal baik bentuk, matriks, dan

konsistensinya pada gigi sulung dan gigi permanen. Tetapi dengan akar yang

pendek dan biasanya berbentuk konusdan tajam. (Regezi, et al)

Gambar 4. Dentin Dysplasia Tipe I

2) Dentin Dysplasia Tipe II

Dentin dysplasia tipe II memiliki tampilan klinis dan radiografi yang

berbeda. Pada gigi sulung terlihat tampilan yang kekuning-kuningan yang

translusen. Pada gigi permanen memiliki warna coklat keabu-abuan. Ciri khas

pada tipe ini adalah akar gigi terlihat normal. (Regezi, et al)

Page 6: Kelainan Pada Dentin

Gambar 5. Dentin Dysplasia Tipe II pada gigi permanen

Gambar 6. Dentin Dysplasia Tipe II pada gigi sulung

SUMBER:

1) Regezi, J.A.; Scuibba, J. 1993. Oral Pathology. Clinical

Pathologic Correlation. W.B. Saunders Co.

2) Shields, E. D., Bixler, D., El-Kafrawy, A. M. A proposed

classification for heritable human dentine defect with a

description of a new entity. Arch. Oral Biol. 1973.