Kelainan Kongenital Pada Hidung
-
Upload
aprilia-arma-ningsih -
Category
Documents
-
view
375 -
download
10
Transcript of Kelainan Kongenital Pada Hidung
KELAINAN KONGENITAL PADA HIDUNG
Disusun oleh :
Aprilia Armaningsih
1102007039
Kelainan kongenital
merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur
ANGKA KEJADIAN
Angka kejadian kelainan kongenital yang besar berkisar 15 per 1000 kelahiran. Angka kejadian ini akan menjadi 4-5% bila bayi diikuti terus sampai berumur 1 tahun.
Angka kejadian dan jenis kelainan kongenital dapat berbeda-beda untuk berbagai ras dan suku bangsa, begitu pula dapat tergantung pada cara perhitungan besar keciInya kelainan kongenital.
FAKTOR ETIOLOGIBeberapa faktor etiologi yang diduga
dapat mempengaruhi terjadinya kelainan kongenital antara lain:
Kelainan Genetik dan Khromosom. Faktor mekanik Faktor infeksi Faktor Obat Faktor umur ibu Faktor hormonal
Faktor radiasi Faktor gizi Faktor-faktor lain
Masalah sosial, hipoksia, hipotermia, atau hipertermia diduga dapat menjadi faktor penyebabnya. Seringkali penyebab kelainan kongenitai tidak diketahui.
Diagnosa
Pemeriksaan untuk menemukan adanya
kelainan kongenital dapat dilakukan pada
pemeriksaan janin intrauterine, dapat pula
ditemukan pada saat bayi sudah lahir.
PENANGANAN
Kelainan kongenital berat dapat berupa kelainan kongenital yang memerlukan tindakan bedah, kelainan kongenital bersifat medik, dan kelainan kongenital yang memerlukan koreksi kosmetik.
ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNGANATOMI HIDUNG Secara anatomi, hidung adalah
penonjolan pada vertebrata yang mengandung nostril, yang menyaring udara untuk pernafasan.
Hidung manusia adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara, menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.
Ada 3 struktur penting dari anatomi hidung, yaitu :
Dorsum nasi (batang hidung). Septum nasi. Kavum nasi.
PENYAKIT KONGENITAL HIDUNG
Encephaloceles
Nasal Dermoids
Glioma
NASAL DERMOID Istilah nasal dermoid biasanya digunakan
untuk menggambarkan jenis-jenis anomaly dari sistem jaringan pendek epithelium pada nasal dorsum hingga sistem-sistem yang meluas dari kulit dorsal melewati septum ke dura
Massa pada dorsum hidung atau intranasal
Terdapat lubang atau saluran sinus yang terbuka pada dorsum nasal
Rambut disekitar lubang Pus dan material sebacea
GLIOMAS Massa yang keras dan tidak berdenyut
Terdapat di dorsum nasal dan atau berkembang dari dinding lateral hidung
Terdapat teleangiektasis dengan kulit sekitar
Tidak membesar dengan kompresi bliateral vena jugularis interna ( furstenberg test )
ENCHEPALOCELE sebagai perluasan nasal dan atau
sebagai massa yang biru, berdenyut, padat, dekat nasal bridge dengan transilluminasi
Membesar jika menangis atau dengan kompresi bilateral vena jugularis interna
Dapat sebagai pembesaran massa dari cribiform plate
EVALUASI Dimulai dengan riwayat komplit dan
pemeriksaan fisik
Biasanya hadir pada awal hidup namun dapat juga ditemukan pada dewasa yang tidak terdiagnosa
15 % gliomas mempunyai hubungan intracranial, sedangkan semua enchepaloceles mempunyai hubungan intracranial
Diagnosis dipastikan dengan Ct Scan dan MRI
Ditemukan :- Massa jaringan lunak- Kista yang berisi cairan- Massa intra cranial- Pembesaran foramen cecum- Distorsi crista galli
PERAWATAN BEDAH Bedah eksisi komplit
Intervensi bedah di masa awal di rekomendasikan untuk menghindari distorsi lebih lanjut pada hidung atau atropi tulang
KESIMPULAN Diagnosis massa kongenital hidung
membutuhkan tingkat kecurigaan yang tinggi
Kelainanya yang jarang, namun komplikasi yang mengancam jiwa harus diingat.
Jika ada pasien yang datang, biopsi pada lesi sebaiknya tidak dilakukan sebelum pemeriksaan imaging dilakukan.
TERIMAKASIH