Kel.6 Kls.a Cemaran Logam Berat Dan Ketahanan Pangan
Transcript of Kel.6 Kls.a Cemaran Logam Berat Dan Ketahanan Pangan
TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK VI KELAS A
CEMARAN LOGAM BERAT DAN
KETAHANAN PANGAN
Disusun oleh:
Vincentia D. S (0810920065)
Winda Yulia K (0810920067)
Yudistia Lingga W (0810920069)
Adha Purnasiwi (0810923001)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011
PNDAHULUAN
Logam merupakan toksikan yang unik. Logam ditemukan dan menetap di alam tetapi
bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis, atau akibat aktivitas
manusia. Logam-logam di alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan unsur lain
dan sangat jarang ditemukan dalam elemen tunggal. Unsur ini dalam kondisi temperatur
kamar tidak selalu berbentuk padat melainkan ada yang berbentuk cair, misalnya merkuri
(Hg). Dalam perairan, logam pada umumnya berada dalam bentuk ion-ion, baik sebagai
pasangan ion ataupun dalam bentuk ion-ion tunggal (Lestari, 2010).
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
unsur S, dan bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. Dalam perairan, logam
berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah
logam yang membentuk kompleks dengan senyawa organik dan anorganik, sedangkan logam
berat yang tidak terlarut merupakan partikel-partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kelompok metal yang teradsorbsi pada partikel-partikel yang tersuspensi (Purnama, 2009).
Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis.
Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu
sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat
menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain
sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana
keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat
racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain (Darmono, 1995).
Logam berat ini dapat mencemari lingkungan. Pencemaran logam berat dapat
menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya adalah berhubungan dengan estetika
(perubahan bau, warna dan rasa air), berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang,
berbahaya bagi kesehatan manusia, dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Sebagian
dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air untuk pertumbuhan dan perkembangan
hidupnya, antara lain dalam pembentukan haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik
pada biota. Akan tetapi bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh dengan jumlah
berlebih, maka akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh (Darmono, 1995).
Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, tingkat atau daya racun logam berat terhadap
hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri (Hg), kadmium
(Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co). Daftar urutan
toksisitas logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan
adalah sebagai berikut Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+. Toksisitas
logam berat dapat dikelompokan ke dalam 3 kelompok, yaitu (Darmono, 1995):
a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri dari atas unsur-unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn
b. Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur Cr, Ni, dan Co
c. Bersifat tosik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dalam tubuh akibat konsumsi bahan pangan
yang tercemar logam berat, dan sebutkan sumber-sumber pencemarannya!
Pencemaran logam berat ini menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya:
1. Berhubungan dengan estetika (perubahan bau, warna dan rasa air)
2. Berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang
3. Berbahaya bagi kesehatan manusia
4. Menyebabkan kerusakan pada ekosistem.
Bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh dengan jumlah berlebih, maka
akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh.
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada
bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan
bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus.
Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen,
teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan
dan pencernaan. Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat
dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui proses
eksresi.
Manusia sebagai mahluk omnivora (pemakan segala), rentan sekali terkena penyakit
yang berasal dari bahan makanan yang tercemar oleh logam berat. Sumber-sumber
kontaminannya yaitu sayur-sayuran maupun ternak yang terkontaminasi logam berat dari
air penyiramnya yang mengandung logam berta atupun rumput yang dimakan ternak yang
terkontaminasi oleh logam berat dari air yang diserapnya.
Sumber utama kontaminan logam berat sesungguhnya berasal dari udara dan air yang
mencemari tanah. Selanjutnya semua tanaman yang tumbuh di atas tanah yang telah
tercemar akan mengakumulasikan logam-logam tersebut pada semua bagian (akar, batang,
daun dan buah). Ternak akan memanen logam-logam berat yang ada pada tanaman dan
menumpuknya pada bagian-bagian dagingnya. Selanjutnya manusia yang termasuk ke
dalam kelompok omnivora (pemakan segalanya), akan tercemar logam tersebut dari empat
sumber utama, yaitu udara yang dihirup saat bernapas, air minum, tanaman (sayuran dan
buah-buahan), serta ternak (berupa daging, telur, dan susu).
Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia yaitu :
a. Arsen
Arsen (As) atau sering disebut arsenik sebagian besar terdapat di alam dalam
bentuk senyawa dasar yang berupa substansi inorganik. Arsen inorganik dapat larut
dalam air atau berbentuk gas dan terpapar pada manusia. Menurut National Institute
for Occupational Safety and Health (1975), arsen inorganik bertanggung jawab
terhadap berbagai gangguan kesehatan kronis, terutama kanker. Arsen juga dapat
merusak ginjal dan bersifat racun yang sangat kuat.
Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan arsen
merupakan salah satu mineral yang memang terkandung dalam susunan batuan bumi.
Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu bentuk tereduksi, terbentuk
dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk
teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat (Jones, 2000).
b. Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara alami, merupakan
satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Merkuri (Hg) dapat
berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronchitis,
sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan Merkuri tingkat awal, pasien merasa
mulutnya kebal sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau,
mudah lelah, gangguan psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit
kepala. Jika terjadi akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di
otak kecil, gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian
dari otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses kehamilan
akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun gangguan
mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan
saluran pencernaan, gangguan kardiovaskuler, kegagalan ginjal akut maupun shock.
Sumber-sumber merkuri yaitu dapat berasal dari air sisa-sisa penambangan yang
mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan dijadikan irigasi untuk lahan
pertanian.
c. Timbal
Adanya Timbal (Pb) dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan
gangguan sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan
pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan gangguan
fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil jika terdapat 10-20
myugram/dl dalam darah.
d. Tembaga
Tingginya tingkat cemaran Cu akan berdampak negatif terhadap manusia,
yaitu dapat menimbulkan keracunan. Gejala yang timbul pada keracunan Cu akut
adalah mual, muntah- muntah, menceret, sakit perut hebat, dan hemolisis darah.
Pencemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena
penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh
proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status keberadaan tersebut dalam bahan
pangan.
e. Cadmium
Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual,
muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan
hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak tulang
(osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala umum
keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk – batuk, dan
lemah.
f. Kromium
Chromium (Cr) dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap sistem saluran
pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Dampak kandungan logam berat
memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan
meningkatkan kesadaran untuk ikut serta melestarikan sumber daya hayati serta
menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Salah satu cara sederhana
untuk menjaga kesehatan adalah dengan mendeteksi kondisi air yang kita gunakan
sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum. Jika kondisi air Anda sudah terdeteksi,
maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita cegah.
2. Bagaimana ambang batas diperbolehkannya logam berat pada makanan?
Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
No.03725/B/SK/VII/1989 tentang batas maksimum cemaran logam dalam makanan diatur
bahwa batas maksimum cemaran logam yang diperbolehkan dalam beberapa produk
pangan yaitu : arsen (As) 0,1 sampai dengan 1,0 mg/kg; timbal (Pb) 0,1 sampai dengan 10
mg/kg; tembaga (Cu) 0,1 sampai dengan 150 mg/kg; seng (Zn) 2,0 sampai dengan 100
mg/kg; timah (Sn) 40 mg/kg dan air raksa 0,03 sampai dengan 0,5 mg/kg. Setiap kenaikan
kadar timbal dalam darah sebesar 10-20 µg/dl, dapat menurunkan IQ rata-rata sebesar 3
pin.
Kandungan maksimal logam yang diperbolehkan dalam air (dalam mg/L):
Kalsium (Ca) : 200
Magnesium (Mg) : 150
Barium (Ba) : 0,05
Besi (Fe) : 1
Mangan (Mn) : 0,5
Tembaga (Cu) : 1
Seng (Zn) : 15
Krom (Cr6+) : 0,05
Kadmium (Cd) : 0,01
Raksa (Hg) : 0,001
Timbal (Pb) : 0,1
Arsen (As) : 0,05
Selenium (Se) : 0,01
3. Bagaimana proses pencemaran logam berat pada tanaman?
Logam berat dalam tanah pada prinsipnya berada dalam bentuk bebas maupun tidak
bebas. Dalam keaadan bebas, logam berat dapat bersifat racun dan terserap oleh tanaman.
Sedangkan dalam bentuk tidak bebas dapat berikatan dengan hara, bahan organik, ataupun
anorganik lainnya. Dengan kondisi tersebut, logam berat selain akan mempengaruhi
ketersediaan hara tanaman juga dapat mengkontaminasi hasil tanaman. Jika logam berat
memasuki lingkungan tanah, kemudian akan terserap oleh tanaman melalui akar, dan
selanjutnya akan terdistribusi ke bagian tanaman lainnya.
4. Bagaimana cara pengendalian pencemaran logam berat oleh tumbuh-tumbuhan?
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap ion-ion dari lingkungannya ke
dalam tubuh melalui membran sel. Dua sifat penyerapan ion oleh tumbuhan adalah:
a. faktor konsentrasi; kemampuan tumbuhan dalam mengakumulasi ion sampai tingkat
konsentrasi tertentu, bahkan dapat mencapai beberapa tingkat lebih besar dari
konsentrasi ion di dalam mediumnya,
b. perbedaan kuantitatif akan kebutuhan hara yang berbeda pada tiap jenis tumbuhan.
Menurut Fitter, 1982, mekanisme yang mungkin dilakukan oleh tumbuhan untuk
menghadapi konsentrasi toksik adalah:
- Penanggulangan (ameliorasi); untuk meminimumkan pengaruh toksin terdapat empat
pendekatan:
o lokalisasi (intraseluler atau ekstraseluler); biasanya pada organ akar
o ekskresi; secara aktif melalui kelenjar pada tajuk atau secara pasif melalui
akumulasi pada daun-daun tua yang diikuti dengan pengguguran daun
o dilusi (melemahkan); melalui pengenceran
o inaktivasi secara kimia
Mekanisme pembentukan kompleks logam sering dijumpai pada tumbuhan, seperti
pada tembaga (Cu) yang biasanya mengalami translokasi pembentukan kelat dengan
asam-asam poliamino-polikarboksilik (Tiffin,1972dalamFitter,1982).
- Toleransi; tumbuhan mengembangkan sistem metabolik yang dapat berfungsi pada
konsentrasi toksik Jenis-jenis tumbuhan yang mampu bertahan terhadap ion-ion
toksik memiliki mekanisme berlapis (multilayered). Lazimnya adaptasi terhadap
logam berat melibatkan diferensiasi ekotipe yaitu evolusi dari genotip-genotip yang
beradaptasi (Fitter, 1982).
5. Bagaimana cara mengurangi kandungan logam berat dalam lingkungan agar tidak
membahayakan?
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada
bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan
bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus.
Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen,
teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit, pernapasan
dan pencernaan. Menyadari ancaman yang begitu besar dari pencemaran logam berat,
maka berbagai metode alternatif telah banyak digunakan seperti dengan cara mengurangi
konsentrasi logam berat, beberapa metode tersebut antara lain :
a. Reverse osmosis
adalah proses pemisahan logam berat oleh membran semipermeabel dengan menggunakan
perbedaan tekanan luar dengan tekanan osmotik dari limbah, kerugian sistem ini adalah
biaya yang mahal sehingga sulit terjangkau oleh industri di Indonesia.
b. Teknik elektrodialisis
dalam tehnik ini digunakan membran ion selektif permeabel berdasarkan perbedaan
potensial antara 2 elektroda yang menyebabkan perpindahan kation dan anion. Kerugian
dari tehnik ini yaitu terbentuknya senyawa logam-hidroksi yang menutupi membran
c. Ultrafiltrasi
yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi melalui membran berpori, juga merugikan karena
menimbulkan banyak sludge (lumpur).
d. Resin penukar ion
berprinsip pada gaya elektrostatik di mana ion yang terdapat pada resin ditukar oleh ion
logam dari limbah, kerugian metode ini adalah biaya yang besar dan menimbulkan ion
yang ter-remove sebagian.
e. Bioremoval dan Bioabsorpsi
Salah satu teknik baru yang sedang dikembangkan untuk menutupi kekurangan
berbagai tehnik diatas yaitu bioremoval. Bioremoval dapat diartikan sebagai terkonsentrasi
dan terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu perairan oleh
material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat me-recovery polutan sehingga
dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan. Prinsip dari metode bioremoval ini yaitu
penggunaan mikroorganisme untuk mengabsorpsi logam berat. Istilah bioabsorpsi tidak
dapat dilepaskan dari istilah bioremoval karena bioabsorpsi merupakan bagian dari
bioremoval. Bioabsorpsi merupakan kemampuan material biologi untuk
mengakumulasikan logam berat melalui media metabolisme atau jalur psiko-kimia. Proses
bioabsorpsi ini dapat terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben dan
adanya larutan yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi) sehingga
mudah terikat pada biosorben.
Beberapa jenis mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioabsorpsi
terutama adalah dari golongan alga yakni alga dari divisi Phaeophyta, Rhodophyta dan
Chlorophyta. Logam-logam yang dapat diabsorbsi/di-remove adalah logam berat beracun,
logam esensial dan radionuklida.
Tabel. Perbandingan selektifitas mikroorganisme terhadap logam berat
MikrooganismeLogam berat yang di remove
berdasarkan beberapa penelitian
Mucur mucedoRhizopus stoloniferAspergillus orizaePenecillium chrysogenumEcklonia radiata Saccharomyces cerevisie Chlorella vulgarisPhellinus badiusPinus radiataSargassum sp.Durvillea potatorumMyriophylium spicatum
CuCu,Cd,Zn,U,PbCuCuCu,Pb,Cd,CrCu,Pb,Cd,NiPb,AsPb,CdPb,CdCu,Cr,FeZn
Chiarella vulgarisGanoderma lucidumAspergillus nigerPseudomonas syringaeSolanum elaeagnifolium Phanerochaete chrysosporiumAbsidia sp.
Pb,Zn,CuCuCr,CuCr,CuHg,Zn,CdCu,Cr,Pb,Ni,ZnNi,Cu,PbPb,U,Cu
Keuntungan penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval menurut Kratochvil
dan Voleski (1998) adalah biaya yang rendah, efisiensi yang tinggi, biosorbennya dapat
diregenerasi, tidak perlu nutrisi tambahan, kemampuannya dalam me-recovery logam dan
sludge yang dihasilkan sangat minim. Dilihat dari keuntungannya itu, maka bioremoval
lebih efektif dibanding dengan pertukaran ion dan reverse osmosis dalam kaitannya
dengan sensitifitas kehadiran padatan terlarut (suspended solid), zat organik dan logam
berat lainnya serta lebih baik dari proses pengendapan (precipitation) bila dikaitkan
dengan kemampuan menstimulasikan perubahan pH dan konsentrasi logam beratnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009, BIOREMOVAL, diakses dari : http://www.chem-is-try.org/ tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2008, BIOREMOVAL LOGAM BERAT DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROORGANISME, diakses dari http://smk3ae.wordpress.com tanggal 10 Mei
2011
Anonymous, 2008, MENGENAL LOGAM BERAT (HEAVY METAL), diakses dari
http://smk3ae.wordpress.com tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2010, PENCEMARAN LOGAM BERAT, diakses dari
http://www.bmf.litbang.depkes.go.id tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2009, PENCEMARAN LOGAM BERAT Cu, diakses dari http://one.indoskripsi.com/content/ tanggal 10 Mei 2011
Anonymous, 2011, PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA MAKANAN, diakses dari http://www.pipimm.org/ tanggal 12 Mei 2011
Anonymous, 2009, TRACE ELEMENTS, diakses dari http://forum.kafegaul.com/ tanggal 12 Mei 2011
Charlena, 2004, PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN CADMIUM (Cd)
PADA SAYUR-SAYURAN, diakses dari http://www.rudyct.com/ tanggal 12 Mei
2011
Darmono, 1995, LOGAM DALAM SISTEM BIOLOGI MAKHLUK HIDUP, UI Press :
Jakarta
Lestari, S., 2010, SIFAT DAN KARAKTERISTIK LOGAM BERAT,
http://srilestari.pdf/2010/12/sifat-dan-karakteristik-logam-berat.pdf, diakses tanggal 9 Mei
2011
Mursyidin, D., 2006, MENANGGULANGI PENCEMARAN LOGAM BERAT, diakses
dari http://www.ychi.org tanggal 10 Mei 2011
Onrizal, 2005, RESTORASI LAHAN TERKONTAMINASI LOGAM BERAT, diakses dari
http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1993%20loga.pdf, tanggal 10 Mei 2011
Purnama, Dede, 2009, LOGAM BERAT, http://www.dedepurnama.com/2010/12/beberapa-
sifat-unsur-logam-berat.html, diakses tanggal 9 Mei 2011