Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA

26
OLEH KELOMPOK 7 : SRI DARIANTI LA ODE ANE RACHMASARI DESI MAULAWANTI JUNIANTI ASRIANA ABL STIKES MW

Transcript of Kel. 7 askep demensia AKPER PEMKAB MUNA

OLEH KELOMPOK 7 :

SRI DARIANTILA ODE ANE

RACHMASARIDESI MAULAWANTI

JUNIANTIASRIANA ABL

STIKES MW

PengertianLansia merupakan kelanjutan dari usiadewasa (menurut Dra. Ny. Jos Masdanipsikolog UI).

Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsikognitif tanpa gangguan kesadaran.( Harold I. Kaplan, MD,dkk, 1997, hal.512).

Demensia adalah keadaan dimanaseseorang mengalami penurunankemampuan daya ingat dan daya

ingat dan daya pikir dankemampuan kemampun tersebutmenimbulkan gangguan terhadap

fungsi kehidupan sehari-hari.

B. Epidemiologi

Alzheimer adalah wanita, mempunyai sanak saudaratingkat pertama dengan gangguan Demensia sebenarnyaadalah penyakit penuaan. Diantara orang amerika yang berusia 65 tahun kira-kira 5% menderita demensia beratdan 15% menderita demensia ringan. Orang Amerikayang berusia 80 tahun, kira-kira 20% menderita berat, 50-60% menderita demensia dengan type Alzheimer. Faktorresiko untuk perkembangan dengan type tersebut danmempunyai riwayat cidera kepala. Sindrom Down jugasecara karakteristik berhubungan dengan perkembangandemensia type Alzheimer.

Etiologi

Demensia disebabkan oleh:Kondisi akut yang tidak diobati atautidak dapat disembuhkan, bila kondisiakut yang menyebabkan delirium atautidak dapat diobati, terdapatkemungkinan bahwa kondisi ini akanmenjadi kronik dan karenanya dapatdianggap sebagai demensia

Penyakit vaskular, seperti hipertensi, arteriosklerosis, dan ateroklerosis dapatmenyebabkan stroke.

Penyakit Parkinson: demensiamenyerang 40% dari pasien-pasien ini.

Penyakit prion ( Protein yang terdapatdalam proses infeksi penyakitCreutzfeldt-Jakob).

Infeksi human imuno defesiensivirus (HIV) dapat menyerangsystem saraf pusat, menyebabkanensefalopati HIV atau komlekdemensia AIDS.

Gangguan struktur jaringan otak, seperti tekanan normal hidrosefalus dan cedera akibattrauma kepala.

PATOFISIOLOGIDari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otakyang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunandaya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhanatau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atauterdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik dan Plakamiloid berasal dari protei yang lebih besar, protein precursor amiloid (amyloid precursor protein[APP]) dan kekusutan neurofibrilterdapat juga penurunan neurotransmitter tertentu, terutamaasetilkolin dan neuron kortek menghilang dari neuron yang tinggalmenggembung berisi gumpalan fiber dalam sitoplasmanya.Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupunfisik. Otak akan atropi, sel pyramidal neuron di neokortek danhipokampus akan mengkerut, pengurangan dendrit dan sinaps, gerakan dan reaksi akan melambat.

D. Klasifikasi

1. Menurut umur2. Menurut perjalanan penyakit3. Menurut kerusakan strukturotak4. Menurut sifat klinis

Tanda dan gejalaa. gangguan daya ingatb. Perubahan kepribadianc. Orientasid. Gangguan bahasae. Psikosisf. Mudah tersinggung, bermusuhang. Gangguan lain: Psikiatrik, Neurologis, Reaksi Katastropik, Sindroma Sundownerh. Kesulitan mengatur penggunaankeuangani. Tidak bisa pulang kerumah jika berpergian

Gejala termasuk:

a. Perilaku yang inadekuatb. Rasa takutc. Curigad. Mudah tersinggunge. Agitatiff. Hiperaktifg. Siaga tinggi ( hyperalet )

Atau sebaliknya bisa menjadi:a. Pendiamb. Menarik diric. Mengantukd. Banyak pasien yang berfruktruasiantara diam dan gelisahe. Pola tidur dan makan tergangguf. Ganguan kognitif, jadi dayamempertimbangkan dan titik diriterganggu

Tinjauan proses keperawatan

A. Pengkajian

RiwayatKaji ulang riwayat klien danpemeriksaan fisik untuk adanyatanda dan gejala karakteristik yang berkaitan dengan gangguantertentu yang didiagnosis.

Kaji adanya demensia

Dengan alat- alat yang sudahdistandarisasi, meliputi:

a. Mini Mental Status Exam (MMSE)b. Short portable Mental Status Questionnarie

Singkirkan kemungkinan adanya depresiDengan alat skrining yang tepat, sepertiGeriatric Depression Scale ( Yesavage & brink, untuk perbandigan gejaladelirium, demensia, depresi.

Ajukan pertanyaan-pertanyaanpengkajian keperawatanWawancarai klien, pemberi asuhan ataukeluarga. Lakukan observasi langsungterhadap:

Luangkan waktu bersamapemberi asuhan atau keluarga.

Analisis

1. Setelah menganalisis dta yang dikaji, bedakan prioritas klien.2. Evaluasi kemampuan koping klien dankeluarga; evaluasi tingkat ansietas klien danpotensinya untuk mengekspresikan prilakutanpa sadar.3. Analisis tingkat kerusakan yang berkaitandengan gangguan kognitif tertentu.4. Analisis sumber daya yang tersedia bagi

klien, pemberi asuhan, atau keluarga.

Pengobatan

Terapi KetawaPengobatan Tradisional

Terapi Otak

Pohon Masalah

Resiko terhadap cedera / Injury

perubahan proses pikir

kondisi akut yang tidak diobati

Diagnosa keperawatan

1. Resiko Cedera2. Perubahan proses pikir3. Perubahan persepsi sensori4. Sindrom stress relokasi5. Perubahan pola tidur6. Kurang perawatan diri7. Koping individu tidak efektif8. Hambatan komunikasi verbal 9. Risiko terhadap perubahan nutrisi

Implementasi

1. Jaga keselamatan.--Lakukan tindakan kedaruratan sesuaikebutuhan ( misal, untuk aspirasi, cedera, kejang).--Antisipasi bahaya lingkungan dansingkirkan benda-benda yang beresikomembahayakan; jaga agar lingkungansekitar bebas dari benda-benda yang berserakan.

-- Minimalkan resiko masalahkardiovaskular ( misal anemia, hipertensi, angina) dengan diet yang tepat, medikasi, latihan fisik danistirahat.-- Pantau obat-obatan dan interaksiobat, pastikan dosis yang amanuntuk pasien lansia. Beri perhatiankhusus terhadap obat-obatan yang bersifat antikolinergik.

2. Berespon terhadap defisitkognitif.

3. Pertahankan tingkatfungsional klien untukmelakukanaktivitas sehari-hari.

4. Hindari dan minimalkanreaksi katastropik

Evaluasi hasil

1. Mampu memperlihatkankemampuan kognitif untukmenjalani konsekuensi.2.Perubahan persepsi sensori tidakterjadi atau terkontrol.3. Mampu beradaptasi padaperubahan lingkungan danaktivitas.

4. Perubahan pola tidur tidak terjadiatau terkontrol.5. Perawatan diri dapat terpenuhi.6. Klien menyatakan penerimaan diriterhadap situasi7. Teknik/metode klien komunikasi yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan danmeningkatkan kemampuanberkomunikasi8. Nutrisi klien seimbang9. Risiko cedera tidak terjadi.