Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

17
TEORI PERILAKU PRODUSEN ADI HARTAWAN (115060702111005) BAYU SEPTIADY (115060707111023) ANINDITO

Transcript of Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Page 1: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

TEORI PERILAKU PRODUSEN

ADI HARTAWAN (115060702111005)BAYU SEPTIADY (115060707111023)

ANINDITO

Page 2: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

DAFTAR ISI• TEORI PRODUKSI• DIMENSI JANGKA PANJANG & JANGKA PENDEK• MODEL PRODUKSI DENGAN MODEL 1 FAKTOR PRODUKSI VARIABEL• PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI MARGINAL DAN PRODUKSI RATA-RATA• 3 TAHAP PRODUKSI• MODEL PRODUKSI DENGAN MODEL 2 FAKTOR PRODUKSI VARIABEL• KURVA ISOQUANT• PERUBAHAN OUTPUT KARENA PERUBAHAN SKALA PENGGUNAAN F

AKTOR PRODUKSI (RETURN TO SCALE)• KURVA ANGGARAN PRODUKSI (ISOCOST)• KESEIMBANGAN PRODUSEN• POLA JALUR EKSPANSI

Page 3: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

SKEMA PROSES PRODUKSI

• Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang-barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.

Input(X1, X2, …)

AktivitasProduksi

Output(Barang atau Jasa)

Page 4: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

DIMENSI JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK

Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang secara kronologis.

• Periode jangka pendek adalah periode produksi dimana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi.

• Periode jangka panjang adalah periode produksi di mana semua faktor produksi menjadi faktor produksi variabel.

Page 5: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Model Produksi dengan Model 1 Faktor Produksi Variabel

• Variabel produksi : Tenaga kerja, modal, SDA dan keahlian (teknologi).

• Produksi hanya menggunakan 1 variabel SDA disebut produksi alami.

• Produksi dengan menggunakan salah satu dari 3 variabel selain SDA disebut produksi rekayasa.

• Variabel tenaga kerja dan atau modal mudah diukur produktivitasnya.

• Berlaku hukum Diminishing Return (setiap menambah jumlah input maka output akan bertambah), akan tetapi penambahan input itu justru akan menurunkan penambahan output (hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang).

• Diminishing return untuk tanah bisa dihindari dengan cara extensifikasi (penambahan areal tanah).

Page 6: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Kurva Diminishing return

Page 7: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Produksi Total, Produksi Marjinal, dan Produksi Rata-rata

• Produksi total (Total Product)adalah banyaknya produksi yangdihasilkan dari kombinasi penggunaan faktor produksi.TP =f (x)

• Produksi marjinal (Marginal Product)

adalah tambahan produksi karenapenambahan penggunaan satu unit faktor produksi.MP = ∆TP/∆x

• Produksi rata-rata (Average Product)

adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. AP = TP/x = f (x)/xSecara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsinilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP, maka TP maksimum pada saat MP = 0.

• Produksi Marjinal: MP = TP’ = ∆TP/∆x = 0Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP> 0. Jika MP < 0 maka penambahan input justru mengurangi produksi total. Penurunan nilaiMP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun atau The Law of Diminishing Return (LDR).

Page 8: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0. Denganpenjelasan matematis, AP maksimum pada saat AP = MP, dan MP akanmemotong AP pada saat nilai AP maksimum.

Contoh 4: AnalisisKegiatan penjarangan tegakan, dimana input tetapnya adalah mandor, dan input variabelnyaadalah buruh. Produktivitas dari kombinasi seorang mandor dengan berbagai jumlah buruhDijabarkan dalam jumlah pohon yang ditebang, seperti disajikan pada Tabel berikut:

Page 9: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

3 Tahap ProduksiApa yang diuraikan pada Tabel sebelumnya merupakan prinsip umum dalam menganalisis proses alokasi input yang efisien.Penahapan ini berguna untuk memahami pada tahap mana perusahaan berproduksi. Hasil pada Tabel dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 10: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Keterangan:• Tahap I, sampai pada saat kondisi AP maksimum

Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi rata-rata. Hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan gaji yang harus dibayarkan. (Perusahaan rugi jika berhenti berproduksi pada tahap ini)

• Tahap II, antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nolPada tahap ini baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan karena berlakunya hukum LDR. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope TP datar sejajar dengan sumbu horisontal)

• Tahap III, saat MP sudah bernilai < nol (negatif)

Pada tahap ini perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif)

Page 11: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Model Produksi dengan 2 Faktor Produksi Variabel

• Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.

Page 12: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Kurva Isoquant

• Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama. Misalnya, kasus usaha tekstil tradisional dengan asumsi mesin dapat ditambah.

Page 13: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Perubahan Output Karena Perubahan Skala Faktor Produksi (Return to Scale)

adalah konsep yang menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi di lipat gandakan (doubling).

• Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)Jika penambahan faktor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale).

• Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)Jika pelipat gandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil konstan.

• Skala Hasil Menurun(Decreasing Return to Scale)Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurangdari 1 unit, fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun.

Page 14: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Kurva Anggaran Produksi (Isocost)

• Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama. Jika harga faktor produksi tenaga kerja adalah upah (w) dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r), maka kurva isocost (I) adalah:I = rK + wL

Page 15: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Kurva Anggaran Produksi (Isocost)

Page 16: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Keseimbangan Produsen

Terjadi ketika Kurva I bersinggungan dengan Kurva Q. Dan kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum.

• Keseimbangan dapat berubah Karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi. Analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.

• Faktor Produksi Inferior, yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat(kemampuan memproduksi meningkat).

• Prinsip yang digunakan Produsen :Efisiensi, yaitu maksimalisasi output (output maximalization) atau minimalisasi biaya (cost minimalization):1. Prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output. 2. Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target ouput yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.

Page 17: Kel 4 . Teori Perilaku Produsen

Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)

Tujuan perusahaan Maksimalisasi Laba. • Dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan

harus tetap mempertahankan efisiensinya untuk mencapai tujuannya.

• Perusahaan menetapkan Target yang akan dicapai setiap tahunnya, yang harus dicapai dengan biaya minimum.

• Dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan faktor produksi.