Kekurangan cairan

18

Click here to load reader

Transcript of Kekurangan cairan

Page 1: Kekurangan cairan

Keperawatan Anak

KEKURANGAN CAIRANRAHMA SETYA P.S1 Keperawatan

STIKES Hang Tuah Surabaya

Page 2: Kekurangan cairan

PENDAHULUANkekuarangan cairan adalah Keadaan dimana

seorang individu yang tidak menjalani masa puasa atau berisiko mengalami dehidrasi vaskular, interstisial, atau intravaskular.

Sebagian besar anak yang meninggal akibat tubuh mereka dehidrasi (kekurangan cairan).

Dehidrasi terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang diperoleh. Keadaan ini dapat timbul pada penyakit mencret yang berat, terutama jika disertai muntah seperti penyakit muntaber atau cholera.

Page 3: Kekurangan cairan

CAIRAN TUBUH NORMALAir adalah komponen pembentuk tubuh yang paling

banyak jumlahnya. Pada orangdewasa kurang lebih 60 %dari berat badan adalah air (air dan elektrolit).

Cairan cairan intra seluler (CIS) -40% dbb-cairan ekstra seluler (CES) -20% dbb-

=> cairan intersisil (CIT) -15% dbb-=> cairan intravaskuler (CIV) -5% dbb-

Elektrolit Utama• Dari CES : Natrium (N = 135 - 147 mEq/liter), Klorida (N = 100 -

106 mEq/liter)• Dari CIS : Kalium (N = 3,5 - 5,5 mEq/liter), Phospat (N = 3 - 4,5

mg/liter)

Page 4: Kekurangan cairan

CAIRAN TUBUH NORMAL PADA ANAK

Cairan tubuh dinyatakan dalam persen dariberat badan, persentase ini bervariasi sesuaidengan umur:

• Pada bayi, cairan tubuh total sekitar 80% dari berat badan.

• Pada anak umur 3 tahun, cairan tubuh total sekitar 65% dari berat badan.

• Pada anak umur 15 tahun, cairan tubuh total sekitar 60% dari berat badan.

Page 5: Kekurangan cairan

KEBUTUHAN MASUKAN CAIRAN• Bayi baru lahir : 80 sampai 100 mL/kg/24 jam.

• Bayi : 120 sampai 130 mL/kg/24 jam.

• Umur 2 tahun : 115 sampai 125 mL/kg/24 jam.

• Umur 6 tahun : 90 sampai 100 mL/kg/24 jam.

• Umur 15 tahun : 70 sampai 85 mL/kg/24 jam.

• Umur 18 tahun : 40 sampai 50 mL/kg/24 jam.

Page 6: Kekurangan cairan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit

• Usia

• Jenis kelamin

• Sel-sel lemak

• Stres

• Sakit

• Temperatur lingkungan

• Diet

Page 7: Kekurangan cairan

PENGHITUNGAN CAIRAN TUBUH

Menurut dr. Sudung O. Pardede, SpA (K), Untukmenghitung kebutuhan air bagi anak, lazimnyadigunakan 3 metode perhitungan, yaitu berdasarkanrumus Darrow :

• Bagi berat badan < 10 kg membutuhkan 100 ml/kg BB;

• Bagi berat badan 10-20 kg membutuhkan 1000 ml + 50 untuk setiap kenaikan BB diatas 10 kg;

• Bagi yang berat badannya > 20 kg, membutuhkan 1500 ml + 200 ml untuk setiap kenaikan BB diatas 20 kg.

Page 8: Kekurangan cairan

DEHIDRASI

Dehidrasi adalah suatu gangguan dalamkeseimbangan air yang disertai output yang melebihi intake sehingga jumlah air padatubuh berkurang.

Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguanelektrolit.

Page 9: Kekurangan cairan

ETIOLOGI

Dehidrasi paling umum terjadi akibat dari ketidaknormalan hilangnya cairan, seperti muntah yang berlebihan atau diare.

Kemungkinan penyebab lain meliputi ketidak cukupan pemasukan cairan, ketoasidosis diabetikum, luka bakar yang parah, demam tinggi yang lama, dan hiperventilasi.

Page 10: Kekurangan cairan

TANDA DAN GEJALA

Page 11: Kekurangan cairan

Tanda dan Gejala Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat

Kehilangan berat badan 3-5 % 6-9 % 10 % atau lebih

Kesan dan kondisi umum,

bayi dan anak kecil

Haus, sadar, gelisah Haus, glisah, atau letrgis

tetapi iriabel bila di

pegang atau mengantuk

Mengantuk; ekstremitas lemas,

dingin, sianotik, lembab, bila

koma

Nadi radial Kecepatan dan tekanan

normal

Cepat dan lemah Cepat, sangat lemah, kadang

tidak teraba

Respirasi Normal Dalam, mungkin cepat Dalam dan cepat

Tekanan darah sistolik Normal Normal tau rendah,

hipotensi ortostatik

Rendah mungkin tidak terukur

Ekstremitas kulit Cubitan segera kembali Cubitan kembali perlahan Cubitan tidak segera kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada atau berkureang Tidak ada

Membrane mukosa Lembab Kering Sangat kering

Keluaran kencing Normal Jumlah berkurang atau

pekat

Anuria/oliguria berat

Pengisian kembali kapiler Normal 2 detik 3 detik

Perkiraan deficit cairan

(mL/Kg)

30-50 60-90 100 atau lebih

Page 12: Kekurangan cairan

KLASIFIKASI

• Dehidrasi Isotonik

Hipertonik

Hipotonik.

Page 13: Kekurangan cairan

DEHIDRASI ISOTONIK• Pada dehidrasi isotonik, defisit air dan elektrolit terjadi

kira-kira pada proporsi seimbang.• Ini adalah tipe yang paling umum, terhitung 70% kasus

dehidrasi berhubungan dengan diare pada bayi.• Kehilangan cairan yang utama melibatkan komponen

ekstraseluler dan volume sirkulasi darah, membuat bayi peka terhadap terjadinya syok hipovolemik.

• Serum sodium (Na+) menurun atau dalam batas normal, chloride (Cl-) menurun, dan pottasium (K+) normal atau meningkat.

• Kekurangan cairan dapat diperbaiki dalam periode waktu 24 jam.

Page 14: Kekurangan cairan

DEHIDRASI HIPERTONIK

• Pada dehdrasi hipertonik, hilangnya air melebihi hilangnya elektrolit.

• Pada dehidrasi tipe ini sekitar 20% kasus terjadi disebabkan oleh diare yang parah.

• Hal itu menyebabkan pergeseran cairan dari intraseluler kompartemen ke ekstra seluler kompartemen, dan dapat menimbulkan terjadinya gangguan neurologi seperti seizures.

• Na+ menurun, K+ bervariasi, Cl- meningkat.

Page 15: Kekurangan cairan

DEHIDRASI HIPOTONIK

• Pada dehidrasi hipotonik, kekurangan elektrolit melebihi kekurangan air.

• Hal itu dapat disebabkan oleh keringat yang berlebih atau diare yang parah, sekitar 10% kasus terjadi pada bayi yang mengalami diare yang parah.

• Sebagai respon atas dehidrasi hipotonik, pergeseran cairan dari kompartemen ekstraseluler ke intraseluler adalah usaha untuk menstabilkan keseimbangan osmotik, yang selanjutnya akan meningkatkan hilangnya cairan ekstraseluler dan biasanya dapat menyebabkan terjadinya syok hipovolemik.

• Na+ menurun, Cl- menurun, K+ bervariasi.

• Volume cairan dan Na+ harus di ganti dalam jangka waktu 24-36 jam.

Page 16: Kekurangan cairan

PENANGANAN

REHIDRASI

Page 17: Kekurangan cairan

CARA PEMBERIAN CAIRAN

Keadaan ini tergantung pada kondisi anak dan tipe cairan serta serta ketidakseimbangan elektrolit.

• Peroral. Cara ini digunakan dimana bayi atau anak mampu untuk memasukkan cairan peroral, tidak muntah dan mengalami diare yang ringan.

• Parenteral. Cairan intravena merupakan pilihan jika muntah merupakan sutu gamabaran dan jika cairan serta elektrolit hilang dengan cepat krena diare.

• Subkutan. Cara ini berguna, tetapi hanya dapat diberikan dalam jumlah yang kecil dalam waktu yang relatif pendek.

Page 18: Kekurangan cairan

TERIMA KASIHSEMOGA BERMANFAAT