KEKERASAN RUMAH TANGGA

download KEKERASAN RUMAH TANGGA

of 20

Transcript of KEKERASAN RUMAH TANGGA

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    1/20

    BAHASA INDONESIA HUKUM

    OLEH : Kms. Muhammad Amin

    Mahasiwa STIH SerasanMuara Enim

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    2/20

    A. PENDAHULUAN

    Manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani

    yang memberikan kepadanya kemampuan untuk membedakan yang baik dan

    buruk yang akan membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku dalam

    menjalani kehidupannya. Dengan akal budi dan nuraninya itu, maka manusia

    memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilaku atau perbuatannya.

    Disamping itu, untuk mengimbangan kebebasan tersebut manusia memiliki

    kemampuan untuk bertanggungjawab atas semua tindakan yang

    dilakukannya.(Sinar Grafika, 2005 : 25)

    Dalam rangka mewujudkan keutuhan dan kerukunan tersebut,

    sangat tergantung pada setiap orang dalam lingkup rumah tangga,

    terutama dalam kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap orang dalam

    lingkup rumah tangga tersebut. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga

    dapat terganggu jika kualitas dan pengendalian diri tidak dapat dikontrol,

    yang pada akhirnya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga sehingga

    timbul ketidakamanan atau ketidakadilan terhadap orang yang berada

    dalam lingkup rumah tangga tersebut.

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    3/20

    Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum. Negara dan

    masyarakat wajib untuk mencegah, melindungi korban dan menindak pelaku

    kekerasan dalam rumah tangga. Segala bentuk tindak kekerasan, terutama

    kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran HAM dan kejahatan

    terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi.(Sinar Grafika,

    2005 : 51)

    Dalam kehidupan masyarakat yang masih sarat dengan budaya

    partiarki, perlakukan terhadap perempuan memberikan peluang bagi

    terjadinya kekerasan terhadap perempuan, yang berdampak luas

    merupakan hambatan bagi kemajuan perempuan maupun bagi peningkatan

    produktifitas masyarakat. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

    2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga merupakan

    keputusan politik yang diambil oleh legislatif, Pemerintah maupun

    masyarakat, yang patut disyukuri oleh bangsa Indonesia, karena landasan

    dari pembentukan Undang-Undang tersebut berkaitan dengan tujuan

    mencapai keutuhan dan keharmonisan keluarga, yang dipandang sebagai

    unsur penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semboyan

    keluarga yang kokoh sebagai tiang negara menjadi landasan utama bagi

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    4/20

    pembentukan bangsa yang berkarakter dan menjunjung tinggi nilai-nilai

    moral yang luhur.

    Selama ini masalah rumah tangga sering dipandang sebagai wilayah

    domestik yang bersifat sangat pribadi. Maraknya kasus-kasus kekerasan

    dalam rumah tangga membuktikan bahwa penyelesaian permasalahan dalam

    rumah tangga lebih banyak menggunakan kekerasan, baik yang dalam

    bentuk fisik, psikologis, pemaksaan seksual maupun penelantaran rumah

    tangga, akhirnya menjadi wilayah pribadi yang sukar ditembus oleh pihak-

    pihak yang ingin turut menyelesaikan persoalan tersebut.

    Kekerasan dalam rumah tangga menurut Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 2004 diartikan sebagai setiap perbuatan terhadap seseorang

    terutama perempuan, yang berakibat munculnya kesengsaraan dan

    penderitaan secara fisik, pemaksaan seksual, psikologis, dan/atau

    penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan

    perbuatan, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara melawan

    hukum dalam lingkup rumah tangga.

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    5/20

    B. PERMASALAHAN

    Adapun Permasalahan pada Proposal ini adalah :

    1. Apakah yang menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah

    tangga ?

    2. Bagaimanakah penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga?

    3. Apakah kendala yang dihadapi dalam penyelesain kekerasan dalam

    rumah tangga ?

    E. TINJAUAN PUSTAKA

    1.1. Tujuan Undang-Undang KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    6/20

    Strategi Penanggulangan Kekerasan dalam rumah tangga

    Konsep KDRT mungkin belum dikenal oleh masyarakat secara luas.

    Pengertian KDRT menurut UU anti KDRT adalah segala bentuk, baik

    kekerasan secara fisik, secara psikis, kekerasan seksual maupun ekonomi

    yang pada intinya mengakibatkan penderitaan, baik penderitaan yang

    secara kemudian memberikan dampak kepada korban, seperti misalnya

    mengalami kerugian secara fisik atau bisa juga memberikan dampak

    korban menjadi sangat trauma atau mengalami penderitaan secara psikis.

    KDRT juga diistilahkan dengan kekerasan domestik. Dengan

    pengertian domestik ini diharapkan memang tidak melulu konotasinya

    dalam satu hubungan suami istri saja, tetapi juga setiap pihak yang ada di

    dalam keluarga itu. Jadi bisa saja tidak hanya hubungan suami istri, tapi

    juga hubungan darah atau bahkan seorang pekerja rumah tangga menjadi

    pihak yang perlu dilindungi. Selama ini seringkali kita mendengar atau

    membaca di koran, tv atau radio bahwa pembantu sering menjadi korban

    kekerasan. Kasus kekerasan terhadap pembantu rumah tangga tersebut

    seringkali diselesaikan dengan menggunakan pasal-pasal dalam Kitab

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    7/20

    Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Namun pada prakteknya hal itu

    menjadi tidak terlihat karena memang status mereka yang rentan

    mendapatkan perlakuan-perlakuan kekerasan. Oleh karena itu RUU anti

    KDRT atau anti kekerasan domestik dibuat agar dapat menjangkau pihak-

    pihak yang tidak hanya dalam hubungan suami istri, tapi juga pihak lain.

    Persoalan KDRT merupakan fenomena gunung es yang hanya

    kelihatan puncaknya sedikit tetapi sebetulnya tidak menunjukan fakta

    yang valid. Persoalan KDRT banyak terjadi di keluarga, namun umumnya

    keluarga korban tidak mempunyai ruang atau informasi yang jelas apakah

    persoalan keluarga mereka layak untuk dibawa ke pengadilan, karena

    selama ini masyarakat menganggap bahwa persoalan-persoalan KDRT

    adalah persoalan yang sifatnya sangat pribadi dan hanya diselesaikan

    dalam lingkup rumah tangga saja.

    Salah satu konsekuensi meningkatnya jumlah korban KDRT

    (khususnya dari kelompok korban yang berstatus istri) sebenarnya sangat

    berakibat terhadap persoalan rumah tangga mereka sendiri. Jika kasus-

    kasus KDRT pada akhirnya menimbulkan dampak traumaticpada anggota

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    8/20

    keluarga yang lain dan meningkatkan angka kriminalitas maka hal itu akan

    semakin menguatkan perlunya intervensi negara melalui produk UU agar

    kelompok korban bisa mendapatkan keadilan dan pelaku ataupun calon

    pelaku tidak semakin merajalela.

    Dalam Undang-undang KDRT banyak menimbulkan permasalahan keluarga

    dan penanganannya sangat kompleks sekali, sehingga perlu untuk diatur

    dalam bentuk perundang-undangan, yang tujuannya adalah :

    a. mencegah dan menghapus segala bentuk kekerasan dalam rumah

    tangga

    b. mewujudkan perlindungan hukum bagi korban

    c. memberikan sanksi atau penjeratan hukum terhadap para pelaku

    KDRT dan

    d. mewujudkan keutuhan, kerukunan dan keharmonisan rumah tangga

    Keempat butir ini perlu diintegrasikan dengan keseluruhan

    dimensi Empowerment menuju kepada self empowerment, sehingga

    penghapusan KDRT masih perlu memperoleh wujud dinamisnya.

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    9/20

    Kekerasan terhadap perempuan dapat menghambat bagi

    kemajuan perempuan itu sendiri dan keluarga pada umumnya yang

    selanjutnya menghambat pula bagi produktifitas masyarakat dan

    bangsa Indonesia, padahal separuh dari penduduk Indonesia adalah

    perempuan, yang situasi dan kondisinya masih memprihatinkan, baik

    dibidang kesehatan, pendidikan, perekonomian dan lain-lain.

    Krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu telah membuktikan,

    bahwa usaha ekonomi rakyat berskala kecil dan menengah dapat

    menjadi penyelamat ekonomi bangsa dan keluarga, usaha kecil dan

    menengah dapat merupakan wadah bagi sebagian besar perempuan

    yang berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan sekaligus dapat

    merupakan wahana untuk mengaktualisasikan diri. Memiliki usaha

    sendiri dapat memberikan kesempatan kepada perempuan untuk

    berinteraksi dengan pihak-pihak lain sewaktu melakukan proses

    produksi maupun ketika melakukan transaksi. Mengajari

    kewirausahaan (enterpreneurship) kepada mereka merupakan salah

    satu bentuk empowerment yang strategis bagi kaum perempuan di

    dalam keluarganya. Upaya ini merupakan upaya nyata dalam

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    10/20

    meningkatkan kualitas hidup perempuan serta untuk meningkatkan

    sumber daya insani (berupa nilai tambah sosial) dalam keluarga

    sehingga dapat mengurangi dampak sosial dari pengangguran.

    Disamping itu, kesempatan perempuan untuk memperoleh pendapatan

    (nilai tambah ekonomi) akan meningkatkan posisi tawar perempuan.

    Sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk berperan mengisi

    kekosongan dalam pengambilan keputusan yang diperlukan di dalam

    rumah tangga dan diberbagai bidang kehidupan.

    Strategi dan upaya pemberdayaan yang diterapkan adalah melakukan

    empowerment menuju self-empowerment dibidang usaha, antara lain :

    1. Meningkatkan kemampuan para pengusaha perempuan dalam

    pengelola usaha dan produktifitasnya, peningkatan kemampuan ini

    merupakan pula tujuan dari pengarusutamaan gender dibidang

    ekonomi yang diharapkan akan mengalokasikan sumber-sumbernya

    untuk perempuan pengusaha

    2. Membangun dukungan sumber daya ekonomi bagi para perempuan

    pelaku ekonomi dengan mengidentifikasikan sumber-sumber,

    melakukan advokasi dan koordinasi serta membangun jaringan yang

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    11/20

    dapat menghubungkan antara sumber daya ekonomi dengan para

    perempuan pengusaha.

    3. Secara mandiri melakukan koordinasi dengan berbagai instansi,

    pengusaha swasta dan perbankan untuk mengefektifkan

    pemanfaatan sumber daya ekonomi termasuk perempuan sebagai

    sumber daya insani (SDI) dan yang dapat dimanfaatkan oleh para

    perempuan pengusaha.

    4. Membangun dan memperkuat kelembagaan himpunan pengusaha di

    tingkat lapangan sehingga dapat menjadi lembaga yang kredibel

    dan dapat berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang menguasai

    sumber daya manusia.

    5. Mengajak berbagai program untuk pemberdayaan perempuan

    seperti PKK juga memberikan perhatian kepada peningkatan

    kemampuan perempuan dibidang ekonomi.

    6. Melakukan upaya-upaya kerjasama yang bersifat strategis dengan

    meningkatkan peran perempuan dalam pengembangan koperasi,

    melalui fasilitas pengembangan program pendidikan dan pelatihan

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    12/20

    serta meningkatkan peran perempuan dalam kegiatan ekonomi

    produktif melalui dukungan jaringan pemasaran.

    1.2. Faktor-faktor Penyebab terjadinya KDRT dan Prinsip-

    prinsip agar tujuan hukum dijamin

    Para pakar psikologi dan rumah tangga menyatakan bahwa penyebab

    utama KDRT adalah sebagai berikut :

    1. Kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan.

    2. Alasan ekonomi.

    3. Ketidakmampuan mengendalikan emosi.

    4. Ketidakmampuan mencari solusi masalah rumah tangga.

    5. Kondisi mabuk karena minuman keras dan narkoba.

    Seseorang melakukan kekerasan dalam rumah tangga biasanya dilatar

    belakangi oleh pertentangan-pertentangan dalam dikotomi kehidupan

    dalam teori hukum adalah antara lain pertentangan antara lain :

    1. Perorangan dan alam semesta

    2. Kehendak bebas dan pengetahuan objektif

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    13/20

    3. Akal dan intuisi

    4. Stabilitas dan perubahan

    5. Positivisme dan realisme

    6. Kolektivisme dan individualisme

    7. Demokrasi dan Otokrasi

    8. Nasionalisme dan Internasionalisme.( Mr. Sutikno, 2003 :35-36)

    Apapun pola yang dipakai, kecuali revolusi uritan, tujuan hukum

    (keadilan, kesejahteraan umu, perlindungan, solidaritas) perlu menjadi

    kriteria utama, maka beberapa prinsip akan membantu agar kualitas

    hukum itu tercapai. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

    1. Adanya political-willuntuk mengubah orientasi politik yang sangat

    bias kepada negara menuju ke politik yang memihak warga negara.

    Tolok Ukur keberhasilan politik semacam ini ialah pemenuhan hak-

    hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya dari warga negara.

    Pertimbangan bukan pada kelompok, tetapi perlindungan individu

    warga negara. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia sejak

    Orde Baru (Orba) hingga kini masih banyak didominasi

    pertimbangan kelompok (agama, etnis, suku) sehingga produk-

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    14/20

    produk hukum yang diskriminatif amat banyak. Semua warga

    negara mempunyai hak dan kewajiban sama, atau kesamaan di

    depan hukum. Hukum yang diskriminatif pada dirinya sudah

    menjadi sumber ketidakadilan. Dalam konteks ini, penting adanya

    penyadaran agar masyarakat mengefektifkan dan mengoptimalkan

    penggunaan jalur hukum. Selain agar bisa terwujud apropriasi

    hukum oleh masyarakat, juga agar perubahan dalam perjuangan

    keadilan dapat mengubah secara struktural kondisi yang tidak adil

    melalui aturan permainan legal dan bukan dengan cara kekerasan.

    2. Pemberdayaan masyarakat melalui civil society terus diupayakan.

    Tetapi, pengelompokan civil society supaya lebih terbuka pada

    semua golongan, tujuan-tujuan hukum bisa menjadi perekat

    asosiasi-asosiasi, LSM dan gerakan pemberdayaan lainnya. Civil

    society berkembang bila prinsip subsidiaritas diterapkan. Prinsip

    ini menegaskan, apa yang bisa diurus dan diselesaikan kelompok

    lebih kecil dengan kemampuan dan sarana yang ada, kelompok yang

    lebih besar jangan campur tangan.

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    15/20

    3. Urgensi membangun institusi-institusi sosial yang adil. Institusi-

    institusi sosial merupakan sumber kepincangan karena sudah

    merupakan titik awal keberuntungan bagi yang satu dan

    kemalangan bagi yang lain. Maka harus diperbaiki supaya mampu

    mendistribusikan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dasariah serta

    menentukan pembagian keuntungan-keuntungan hasil kerja sosial.

    Dengan demikian, membangun institusi-institusi yang adil adalah

    upaya memastikan terjaminnya kesempatan sama sehingga

    kehidupan seseorang tidak pertama-tama ditentukan oleh keadaan,

    tetapi oleh pilihannya. Maka, keadilan prosedural perlu menjadi

    orientasi utama.

    Keadilan prosedural adalah hasil persetujuan melalui prosedur

    tertentu dan mempunyai sasaran utama peraturan-peraturan, hukum-

    hukum dan undang-undang. Jadi prosedur ini terkait legitimasi.

    Misalnya kue tart harus dibagi adil untuk lima orang. Maka peraturan

    yang menetapkan, yang membagi harus mengambil pada giliran yang

    terakhir dianggap sebagai prosedur yang adil. Dengan ketentuan itu,

    bila pembagi ingin mendapat bagian yang tidak lebih kecil dari yang

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    16/20

    lain, dengan sendirinya, tanpa harus dikontrol, dia akan berusaha

    membagi kue itu sedemikian rupa sehingga sama besarnya. Keadilan

    prosedural menjadi tulang punggung etika politik karena sebagai

    prosedur sekaligus mampu mengontrol dan menghindarkan semaksimal

    mungkin penyalahgunaan. Keadilan tidak diserahkan kepada keutamaan

    politikus, tetapi pertama-tama dipercayakan kepada prosuder yang

    memungkinkan pembentukan sistem hukum yang baik. Sistem hukum

    yang baik menghindarkan pembusukan politikus.

    Memang bisa terjadi meski hukum sudah adil, seorang koruptor

    bisa divonis bebas karena alasan kepiawaian pengacara, tak cukup

    bukti, tekanan terhadap hakim, dan sebagainya. Bila prosedur hukum

    positif yang berlaku tidak mampu memuaskan rasa keadilan,

    penyelesaiannya harus mengacu ke prinsip epieikeia (yang benar dan

    yang adil).

    Bagaimana menentukan kriteria kebenaran dan keadilan? Semua

    diperlukan sama di depan hukum. Ketidaksamaan perlakuan hanya bisa

    dibenarkan bila memihak kepada yang paling tidak diuntungkan atau

    korban. Secara struktural korban biasanya sudah dalam posisi lemah,

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    17/20

    misalnya, warga negara terhadap penguasa, minoritas terhadap

    mayoritas, individu terhadap kelompok. Prinsip epieikeia ini

    mengandalkan integritas hakim, penguasa, atau yang berkompetensi

    menafsirkan hukum dan menerapkannya.

    I. KESIMPULAN DAN SARAN

    Dari uraian pembahasan sebelumnya, maka porposal ini dapat

    disimpulkan :

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    18/20

    1. Tujuan dari Undang-Undang KDRT adalah :

    a. Mencegah dan menghapus segala bentuk kekerasan dalam

    rumah tangga

    b. Mewujudkan perlindungan hukum bagi korban

    c. Memberikan sanksi dan penjeratan hukum terhadap para

    pelaku KDRT

    d. Mewujudkan keutuhan, kerukunan dan kerharmonisan rumah

    tangga

    2. Strategi untuk menanggulangi kekerasan dalam rumah tangga :

    a. Meningkatkan kemampuan para pengusaha perempuan dalam

    pengelolaan usaha dan produktifitasnya.

    b. Membangun dukungan sumber daya ekonomi perempuan

    pelaku ekonomi

    c. Melakukan koordinasi dengan berbagai instansi

    d. Membangun dan memperkuat kelembagaan himpunan

    pengusaha

    e. Mengajak berbagai program untuk pemberdayaan perempuan

    f. Melakukan upaya kerjasama strategis

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    19/20

    3. Penyebab terjadinya KDRT adalah :

    a. Kurangnya komunikasi, ketidakharmonisan

    b. Alasan ekonomi

    c. Ketidakmampuan mengendalikan emosi

    d. Ketidakmampuan mencari solusi masalah rumah tangga

    e. Kondisi mabuk karena minuman keras dan narkoba

    4. Prinsip-prinsip agar tujuan hukum dijamin :

    a. Adanya political-will untuk mengubah orientasi politik dari

    hanya mengutamakan kepentingan negara kepada politik yang

    memihak warga negara, yaitu memenuhi hak-hak sipil, politik,

    ekonomi, sosial dan budaya dari warga negara.

    b. Pemberdayaan masyarakat melalui civil society terus

    diupayakan dan terbuka bagi semua golongan.

    c. Urgensi membangun institusi-institusi sosial yang adil.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

    25

  • 8/14/2019 KEKERASAN RUMAH TANGGA

    20/20

    Rudy T. Erwin, Tanya Jawab Filsafat Hukum, Cetakan Keenam, Rineka

    Cipta, Jakarta, 1990.

    Soetiksno, Filsafat Hukum, Bagian I, Cetakan Kesepuluh, Pradnya

    Paramita, Jakarta, 2003.

    --------, 2005, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

    Manusia, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.

    --------, 2003, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

    Perlindungan Anak, Jakarta, Lembaga Advokasi Pemberdayaan Pekerja

    dan Anak., Jakarta, 2003.

    --------, 2003, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang

    Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Jakarta, 2003

    25