Kejang Demam Sederhana Nora rehan

35
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A KEJANG DEMAM SEDERHANA KEJANG DEMAM SEDERHANA I. PENDAHULUAN Banyak sarjana telah sepakat dalam penelitian bahwa 3 % - 5 % dari seluruh anak di bawah umur 5 tahun pernah mengalami kejang dan sebagian besar menderita kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Meski hal ini telah banyak diteliti, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian kejang demam, hubungannya dengan sindroma epilepsy, manfaat pengobatan maintenance dan prognosis jangka panjang dari anak yang menderita kelainan ini. Mengapa anak yang menderita demam dapat megalami kejang, sedang anak yang lain tidak, masih belum diketahui pasti. Berbagai hipotesis telah diajukan, antara lain mengatakan bahwa secara genetika ambang kejang anak berbeda-beda. II. DEFINISI KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani 1

description

lghigahfbkjdbjs

Transcript of Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Page 1: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

KEJANG DEMAM SEDERHANAKEJANG DEMAM SEDERHANA

I. PENDAHULUAN

Banyak sarjana telah sepakat dalam penelitian bahwa 3 % - 5 % dari seluruh

anak di bawah umur 5 tahun pernah mengalami kejang dan sebagian besar menderita

kejang demam.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai

pada anak, terutama golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Meski hal ini telah

banyak diteliti, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian kejang

demam, hubungannya dengan sindroma epilepsy, manfaat pengobatan maintenance

dan prognosis jangka panjang dari anak yang menderita kelainan ini.

Mengapa anak yang menderita demam dapat megalami kejang, sedang anak

yang lain tidak, masih belum diketahui pasti. Berbagai hipotesis telah diajukan, antara

lain mengatakan bahwa secara genetika ambang kejang anak berbeda-beda.

II. DEFINISI

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

tubuh (suhu rectal diatas 380 C), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

III. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sel otak memerlukan energi

yang didapat dari hasil metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang

terpenting adalah glukosa, yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.

Sel dikelilingi oleh membran yang permukaan dalamnya adalah lipoid dan

permukaan luarnya adalah ionic. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat

dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

1

Page 2: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

(Na+) dan elektrolit lain kecuali ion klorida (Cl - ). Akibatnya konsentrasi K+ di dalam

sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat

keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar

sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel

neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan

bantuan enzim Na-K-ATP ase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran dapat diubah oleh adanya :

1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler

2. Rangsangan yang datang mendadak, misalnya : mekanis, kimiawi atau aliran

dari sekitarnya.

3. Perubahan patofisiologi membran karena penyakit atau keturunan

Pada keadaan demam, kenaikan suhu 10 C mengakibatkan kenaikan metabolisme

basal 10% - 15% dan akibatnya kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak

berumur 9 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, disbanding orang

dewasa yang hanya 15%.

Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan

dari membran, dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi K+ maupun Na+ melalui

membran, akibatnya terjadi lepasan muatan listrik yang demikian besar sehingga

dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan

bahan yang di sebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.

Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan

ambang kejang yang rendah, kejang mulai pada suhu 380 C. Sedangkan pada ambang

kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400 C atau lebih. Maka dapat

disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang

kejang yang rendah, sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada

suhu berapa penderita kejang.

Kejang demam berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak

menimbulkan gejala sisa. Tapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15

menit) biasanya disertai apnoe, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk

kontraksi otot-otot skelet, yang akhirnya terjadi hipoksia, hiperkapnia, asidosis laktat

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

2

Page 3: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

yang disebabkan oleh metabolisme anaerobic, hipotensi arterial disertai denyut

jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin meningkat disebabkan

meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak

meningkat. Rangkaian kejadian tersebut adalah faktor penyebab terjadinya kerusakan

neuron otak, selama berlangsungnya kejang lama.

Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan

kejang yang berlangsung lama dapat menjadi ‘’matang’’ di kemudian hari, sehingga

terjadi serangan epilepsy yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama

dapat menyebabkan kelainan antomis di otak, sehingga terjadi epilepsy.

IV. MANIFESTASI KLINIS

Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan

dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan dapat disebabkan oleh infeksi di luar

susunan saraf pusat, misalnya ; tonsilitis, otitis media akut, bronchitis, furunkolitis

dan lain-lain.

Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam,

berlangsungnya singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berupa tonik-klonik,

tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri, begitu kejang

berhenti anak tidak memberikan reaksi sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau

menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.

Livingstone (1945-1963) membuat kriteria dengan membagi kejang atas 2 golongan,

yaitu:

1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion)

2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy trigger of by fever)

Dahulu di Sub Bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, RSCM,

Jakarta digunakan modifikasi criteria Livingstone sebagai pedoman untuk membuat

diagnosis kejang demam sederhana sebagai berikut :

1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan – 4 tahun

2. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

3

Page 4: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

3. Kejang bersifat umum

4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam

5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang adalah normal

6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak

menunjukkan kelainan

7. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali

Kejang demam yang tidak melebihi salah satu atau lebih dari ke tujuh kriteria diatas

di golongkan pada epilepsy yang diprovokasi oleh demam. Dengan menggunakan

kriteria tersebut, ternyata sangat banyak pasien yang termasuk dalam golongan

epilepsy yang di provokasi demam, dengan konsekuensi bahwa pasien-pasien ini

harus mendapat pengobatan rumat. Banyak pasien yang hanya menunjukkan kelainan

EEG, sedangkan criteria lain dapat dipenuhi. Juga sulit sekali untuk melakukan

anamnesis berapa lama demam sudah berlangsung sebelum pasien mengalami kejang.

Saat ini istilah epilepsy yang di provokasi demam telah di tinggalkan. Pasien kejang

demam tidak lagi dibagi menjadi kejang demam sederhana dan epilepsy yang di

provokasi demam, tetapi dibagi menjadi pasien yang tidak perlu pengobatan rumat

dan pasien yang memerlukan pengobatan.

V. DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM

1. Epilepsi yang di provokasi oleh demam, jika diagnosis tidak memenuhi salah

satu dari criteria Livingstone

2. Ensefalitis, dijumpai suhu yang mendadak naik, sering dijumpai hiperpireksia,

kesadaran menurun dan kejang bersifat umum

3. Meningitis, dijumpai kejang yang bersifat umum

VI. KOMPLIKASI

1. Terulangnya kejang

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

4

Page 5: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Frekuensi terulangnya kejang 25 – 50%, umumnya terjadi pada 6 bulan

pertama setelah kejang pertama.

2. Epilepsi

Risiko yang dihadapi anak sesudah kejang tergantung faktor :

a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.

b. Kelainan perkembangan atau saraf sebelum anak menderita kejang

demam

c. Kejang yang berlangsung lama atau fokal

Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor di atas, maka dikemudian hari anak

akan mengalami kejang tanpa demam 13%, jika terdapat 1 atau tidak ada

sama sekali faktor di atas, maka serangan kejang tanpa demam hanya 2% -

3%.

3. Hemiparesis

Biasanya terjadi pada penderita kejang lebih dari ½ jam.

4. Kematian

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosis baik dan kematian

tidak terjadi. Angka kematian 0,74% dan 0,46%.

VII. PENANGGULANGAN1. Memberantas kejang secepat mungkin

Pemberian diazepam intra vena

- Menekan kejang 80% - 90%

- Efek terapeutik 30 detik – 5 menit

- Efek toksik hampur tidak dijumpai

- Dosis pemberian : - < 10 kg 0,5 – 0,75 mg/kgBB minimal 2,5 mg

- 10 – 20 kg 0,5 mg/kgBB minimal 7,5 mg

- > 20 kg 0,5 mg/kgBB

- Cara pemberian :

Di berikan perlahan ± 1 ml/menit dan pada bayi 1 mg/menit

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

5

Page 6: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Suntikan I secara IV, tunggu 15 menit, jika masih kejang lakukan

suntikan ke II (dengan dosis yang sama) secara IV, tunggu 15 menit.

Jika masih kejang lakukan suntukan ke III (dengan dosis yang sama)

secara IM, jika masih kejang beri Phenobarbital atau peraldehide

secara intra vena.

Pemberian diazepam melalui rectum

- Dosis pemberian : - < 10 kg : 5 mg

- > 10 kg : 10 mg

- Cara pemberian :

Anak/bayi dalam posisi miring atau menungging, rectiol yang

ujungnya, dioleskan dengan Vaseline kemudian dimasukkan ke rectum

sedalam 3 – 5 cm. Kemudian rectiol di pijat sampai kosong

selanjutnya untuk beberapa menit lubang anus ditutup dengan

merapatkan kedua m. gluteus. Bila kejang tidak berhenti 15 menit

kejang masih berlanjut dapat diberikan secara IV dengan dosis 0,3

mg / kgBB.

2. Memberikan pengobatan maintenance

Phenobarbital

- Diberikan langsung setelah kejang terhenti dengan diazepam

Dosis awal : Neonatus 30 mg

1 bulan – 1 tahun 50 mg secara IM

> 1 tahun 75 mg

Dosis maintenance : 8 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis kadar

10-20 Ugr/ml yaitu kadar efektif dalam darah tercapai dalam 48 – 72

jam.

- Selama keadaan belum memungkinkan anti konvulsan diberi secara

suntikan dan bila membaik diteruskan secara oral

- Lanjutan pengobatan maintenance tergantung pada keadaan penderita

Pengobatan ini dibagi atas 2 bagian, yaitu :

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

6

Page 7: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

A. Profilaksis Intermitten

Untuk mencegah terulangnya kejang

- Diberi obat campuran anti konvulsan dan antipiretik

Phenobarbital dosis : 4-5 mg/kg/hari

Aspirin 60 mg / tahun / kali, 3 kali

Untuk bayi < 6 bulan 10 mg/bulan/kali, 3 x sehari

kadar maksimal dalam darah darah tercapai dalam 2

jam pemberian obat.

- Obat yang lebih ampuh dan banyak digunakan saat ini adalah

diazepam, baik secara oral atau rectal. Pada waktu anak mulai

terasa panasnya, diazepam dapat segera di berikan

- Tiap diberi sampai kemungkinan anak untuk kejang demam

sederhana sangat kecil yaitu sampai umur 4 tahun.

B. Profilaksis jangka panjang

Untuk menjamin dosis terapeutik yang lebih stabil dan cukup

dalam darah dan untuk mencegah terulangnya kejang

- Diberikan pada keadaan :

1. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam

2. Keadaan yang telah disepakati pada konsensus bersama

(1980) ialah pada semua kejang demam yang mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :

- Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral

palsy, retardasi perkembangan dan mikrosefali

- Bila kejang lebih dari 15 menit, bersifat lokal atau diikuti

kelainan saraf yang sementara atau menetap

- Bila terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersifat

genetic pada orang tua atau saudara kandung

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

7

Page 8: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

- Pada kasus tertentu dianggap perlu yaitu jika kadang-

kadang terdapat kejang berulang atau kejang demam pada

bayi berumur < 12 bulan.

- Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang

1. Phenobarbital

- Dosis : 4 – 5 mg/kgBB/hari

- Bila hiperpireksia lakukan hibernasi dengan kompres es atau

alcohol

Obat untuk hibernasi adalah :

Klorpromazin 2 – 4 mg/kgBB/kali dibagi dalam 3 dosis

Prometasin 4 – 6 mg/kgBB/kali dibagi dalam 3 dosis

- Untuk mencegah edema otak diberikan kortikosteroid yaitu

kortison dosis : 20 – 30 mg/kgBB dalam 3 dosis atau

glukokortikoid misalnya deksamethason: 0,25 – 0,5

mg/kgBB/6 Jam sampai keadaan membaik.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

8

BAGAN PEMBERANTASAN KEJANG

1. Segera diberikan

Diazepam intra vena (dosis rata-rata 0,3 mg/kgBB)

Atau

Diazepam rectal, dosis : < 10 kg 5 mg rectiol

> 10 kg 10 mg rektiol

Bila kejang tidak berhenti tunggu 15 menit

Dapat diulang dengan dosis / cara yang sama

Kejang berhenti

Berikan Phenobarbital

Dosis awal : - neonatus : 30 mg/IM

- 1 bln – 1 thn : 50 mg/IM

- > 1 thn : 75 mg/IM

Pengobatan maintenance 4 jam kemudian :

Hari I + II : Phenobarbital 8-10 mg/kgBB/2

dosis

Hari berikutnya : Phenobarbital 4-5 mg/kgBB/2

dosis

2. Bila diazepam tidak tersedia :

Langsung memakai Phenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya

diteruskan dengan pengobatan maintenance

Page 9: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

- Efek samping jangka panjang : perubahan sifat anak menjadi

hiperaktif, perubahan siklus tidur (suka tidur) kadang-kadang

gangguan kognitif atau fungsi luhur

2. Sodium Valproat / Asam Valproat (Epilim, Depakene)

- Dosis, 20 – 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis

- Gejala toksik : rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis

- Menurunkan risiko terulangnya kejang lebih memuaskan dari

Phenobarbital

- Kekurangannya : harga jauh lebih mahal dari Phenobarbital

3. Phenytoin (Dilantin)

- Diberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkkan

gangguan sifat berupa hiperaktif

- Hasil tidak memuaskan

4. Mencari dan mengobati penyebab

- Penyebab kejang sederhana maupun epilepsy yang di

provokasi oleh demam biasanya infeksi traktus respiratorius

bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotika

penting untuk mengobati infeksi tersebut

- Pemeriksaan Punksi Lumbal

Dikerjakan pada anak dengan kejang demam yang pertama :

untuk menyingkirkan faktor infeksi otak misalnya meningitis

- Pemeriksaan yang intensif meliputi Punksi Lumbal

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

9

Page 10: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Darah lengkap misalnya : glucose, kalium, magnesium,

kalsium, natrium, nitrogen darah dan faal hati

- Pemeriksaan khusus yaitu : X foto tengkorak, EEG (Elektro

Ensefalo Grafi) dan arteriografi. Jika pemeriksaan

sebelumnya tidak memuaskan atau untuk melengkapi data.

3. Pengobatan penunjang

- Membuka semua pakaian yang ketat

- Posisi kepala miring untuk mencegah aspirasi isi lambung

- Membebaskan jalan napas, jika perlu lakukan intubasi atau trakeostomi,

penghisapan lendir yang teratur

- Pemberian oksigen

- Mengawasi fungsi vital (kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan dan

fungsi jantung)

- Monitoring cairan IVFD kelainan metabolic dan elektrolit, jika terdapat

tanda TIK meninggi jangan diberi cairan dengan kadar natrium yang

tinggi.

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

10

Page 11: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson .1996 ; 3 : 2053-60

2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W.I, Setiowulan W. Kapita Selekta

Kedokteran. 2000 ; 2 : 434-35

3. Pusponegoro D Hardiano, dkk. Konsensus Kejang Demam Sederhana, Unit

Kerja Koordinasi Neuroligi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 2006

4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, Ilmu Kesehatan Anak, 1985 ; 2 : 847-54

5. Febril Seizure, avalailable att: http://.wikipedia.org/wiki /Febril_seizure

6. Pediatrics, Febril Seizure, avalailable att: http://.e-medicine.htm

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

11

Page 12: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

STATUS ORANG SAKITSTATUS ORANG SAKIT

I. Anamnesis Pribadi OS

Nama : Nabila

Umur : 14 Bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ngalengko No. 3

Agama : Islam

BB masuk/PB masuk : 9,3 Kg/7,56 cm

Tgl masuk : 29 januari 2007

II. Anamnesis mengenai Orang tua OS

AYAH IBU

Nama : Suwardi Dewi

Umur : 32 Tahun 23 Tahun

Pendidikan : D3 S1

Pekerjaan : Wiraswasta IRT

Penyakit : (-) (-)

Perkawinan : I I

III. Riwayat Kelahiran OS

Cara lahir : Spontan

Tanggal lahir : 22 November 2005

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

12

Page 13: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Tempat lahir : Klinik mertua

Ditolong oleh : Bidan

BB lahir/PBL : 3200 gram / 47 cm

IV. Riwayat Imunisasi

BCG : I. O bulan

HEPATITIS :I. 0 bulanII. 1 bulanIII. 4 bulan

DPT :I. 2 bulanII. 4 bulanIII. 6 bulan

POLIO :I. 2 bulanII. 3 bulanIII. 4 bulanIV. 5 bulan

V. Anamnesis Makanan

0 bulan – 1 bulan - Asi semaunya

2 – 6 bulan - Asi semaunya

- Nasi Tim 3x sehari, porsi 1 mangkok kecil 1x makan,

sayuran dan telur

- Buah, pisang atau jeruk 1 x sehari (1 buah)

6 bualan – 1 tahun - Asi semaunya

- Susu formula (SGM) 4 x sehari

- Nasi lembek 3 x sehari, porsi 1 piring kecil/x makan,

sayuran, sayuran, telur diselingi dengan ikan

- Buah, pisang di selingi jeruk atau salak 2-3 x sehari

1 tahun - sekarang - Susu SGM 3 x sehari

- Nasi lembek 3 x sehari, porsi 1 piring kecil/x makan,

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

13

Page 14: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

telur, diselingi dengan ikan.

- Buah, pisang diselingi jeruk atau salak 2-3x sehari

- Biskuit, 3 - 4 x keping sehari

VI. Tumbuh Kembang Anak

0 – 3 bulan

- Belajar mengangkat kepala

- Mengikuti objek dengan mata

- Melihat muka orang dan tersenyum

- Bereaksi terhadap suara atau bunyi

3 – 6 bulan

- Dapat duduk dengan dibantu

- Berusaha meraih benda

- Menaruh benda di mulut

6 – 9 bulan

- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri

- Dapat berjalan dengan dibantu

- Merangkak

9 – 12 bulan

- Berdiri sendiri tanpa dibantu

- Dapat berjalan dengan dibantu

- Menirukan suara, belajar mengatakan satu

atau dua kata

12 – 18 bulan

- Berjalan

- Menyusun 2 atau 3 kata

- Mengucapkan 5 – 10 kata

- Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing

VII. Penyakit yang pernah diderita : (-)

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

14

Page 15: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

VIII. Riwayat bersaudara :

Os anak pertama

IX. Anamnesis Penyakit

Keluhan Utama : Kejang

Telaah :

- Kejang dialami OS sejak 1 jam yang lalu, frekuensi kejang ±1 kali,

lama kejang ± 10 menit, kejang seluruh tubuh dengan tangan dan

kaki menghentak-hentak, mata terbelalak dan setelah kejang OS

sadar dan menangis.

- Demam (+), dialami OS sejak 1 hari yang lalu, demam timbul

mendadak tinggi, menggigil (-), Kejang (+). Timbul kejang ± 12

jam setelah demam.

- Mencret (+) dialami OS sejak ± 2 hari yang lalu, frekuensi 4 x,

volume ± ¼ gelas aqua kecil, air lebih banyak dari ampas, warna

kuning.

- Muntah (+) dialami OS sejak ± 2 hari yang lalu, isi apa yang

dimakan dan diminum, frekuensi ± 4x. volume ¼ gelas aqua kecil.

- Batuk (-) , sesak (-), Riwayat kontak dengan penderita TB (-).

- BAB (+) mencret, BAK (-) dari tadi siang

RPT : ( - )

RPO : Paracetamol

X. Pemeriksaan Fisik

Status Present

KU/KP/KG : Jelek/Jelek/Normal Anemi : (-)

Sensorium : Compos mentis lemah Cyanosis : (-)

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

15

Page 16: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

pols : 140 x / menit ,reguler Dyspnoe : (-)

RR : 38 x / menit,reguler Oedema : (-)

Temperatur : 39,4 0 C Ikterus : (-)

BB masuk : 9,3 Kg Kejang : (+)

PB masuk : 80 cm

Status Lokalisata

Kepala : Rambut hitam tidak mudah dicabut

- Mata : Reflek Cahaya (+/+), pupil isokor ki = ka,

Conjungtiva palpebra inferior pucat (-). Cekung (+).

- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), secret (-)

- Telinga : serumen (-).

- Mulut : Mukosa bibir kering (+)

T1/T1 tenang

Leher :Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-),

Toraks :

Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi intercostalis (-),

Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru kiri dan kanan

Batas jantung :

- Atas : Ruang intercostal II

- Kiri : ICR V parasternal dextra

- Kanan : ICR V, 1cm linea mid clavikularis sinistra

Auskultasi : SP = vesikuler,

HR 140x/I, reguler, desah (-),

RR 38x/I, reguler, ronki (-).

Abdomen :

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

16

Page 17: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Inspeksi : Rata

Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali agak lambat,

Hati/lien dalam batas normal.

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas Superior : Pols 140 x/I, reguler, T/V cukup,akral hangat

Inferior : Oedem (-),akral hangat

Genitalia : perempuan, tidak ada kelainan.

Refleks Fisiologis :

Kiri Kanan

Biceps : + N + N

Triceps : + N + N

KPR : + N + N

APR : + N + N

Refleks Patologis :

Kiri Kanan

Babinsky : - -

Chaddock : - -

Schaeffer : - -

Oppenheim : - -

Gordon : - -

Rangsang Meningeal :

Kaku kuduk : -

Kernig : -

Brudzinsky I + II : -

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

17

Page 18: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Lasseque : -

XI. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 29 januari 2007

Darah : Hb : 10,6 gr%

Leukosit : 17300 / mm3

Trombosit : 300000 / mm3

Hematokrit : 32,2%

Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan

Feces : Tidak dilkaukan pemeriksaan

XII. Diagnosis Banding

1. Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang2. Kejang Demam Komplek + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang3. Meningitis + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang

XIII. Diagnosis Kerja

Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang

XIV. Penatalaksanaan

- Bed rest

- O2 1-2 l /i

- IVFD RL 75 cc/KgBB/4 jam 174 gtt/I (mikro) mulai jam 20.00 – 24.00

WIB IVFD D 5% NaCL 0,225% 6 gtt/i (mikro)

- Inj. Diazepam 3 mg / IV (kalau kejang)

- Inj. Ampicillin 400 mg/6 jam/IV tes dulu

- Inj. Novalgin 100 mg / IV kalau perlu bila temperatur > 39 ºC

- Inj. Kemicetin 200 mg/6 jam/ IV

- Phenobarbital 2 x 40 mg (2 hari)

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

18

Page 19: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

- Paracetamol 3 x 100mg (pulv) kalau perlu

- NGT

- Diet SV 900 kkal dengan 20 gram protein.(100 cc/3 jam/NGT)

XV. Rehidrasi

- IVFD RL 75 cc/kgBB/4 jam

175 gtt/I (175 cc/jam) mulai jam 08.00 – 12.00 WIB

Awasi/evaluasi tanda-tanda dehidrasi

XVI. USUL

1. Pemeriksaan EEG

2. Lumbal Punksi

XVII.Prognosis

Baik

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

19

Page 20: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

FOLLOW UP

PEMERIKSAAN Tanggal 29 Januari 2007 Tanggal 30 Januari 2007 Tanggal 30 Januari 2007

Status Present - Keluhan utama

- KU/KP/KG- Sensorium- Pols- Frekuensi napas - Temperatur

Pemeriksaan fisik

- Mulut

- Frekuensi Jantung

- Frekuensi Napas

- Abdomen

- Ekstremitas Superior Inferior

Diagnosa

Kejang (+), Demam (+)Mencret (+), Muntah (+)

Jelek/jelek/normalCompos mentis lemah140 x/mnt38 x / menit39,40 C

Mukosa bibir kering

140x/I, regular, desah (-)

38x/i, reguler ronchi (-)

Soepel, Peristaltik (+) normal

Pols 140x/i,reguler T/V cukup

Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi Ringan Sedang

Kejang (-), Demam (-)BAB (+) 1x air > ampas, Muntah (+)sedang/sedang/normalCM144 x/mnt40 x / menit37,60 C

Mukosa bibir basah

144x/I, regular, desah (-)

40x/i, reguler ronchi (-)

Soepel, Peristaltik (+) normal

Pols 144x/i,reguler T/V cukup

Kejang Demam Sederhana

Kejang (-), Demam (-)BAB (+) 1x air = ampas, Muntah (-)sedang/sedang/normalCM140 x/mnt38 x / menit37,00 C

Mukosa bibir basah

140x/I, regular, desah (-)

38x/i, reguler ronchi (-)

Soepel, Peristaltik (+) normal

Pols 140x/i,reguler T/V cukup

Kejang Demam Sederhana

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

20

Page 21: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Penatalaksanaan - Bed rest

- IVFD RL 75 cc/KgBB/4

jam 174 gtt/I

(mikro) mulai jam

20.00 – 24.00 WIB

IVFD D 5% NaCL

0,225% 6 gtt/i

(mikro)

- Inj. Diazepam 3 mg / IV

(kalau kejang)

- Inj. Ampicillin 400 mg/6

jam/IV tes dulu

- Inj. Novalgin 100 mg /

IV kalau perlu bila

temperatur > 39 ºC

- Inj. Kemicetin 200 mg/6

jam/ IV

- Phenobarbital 2 x 40

mg (selama 2 hari)

- Paracetamol 3 x 100mg

(pulv) kalau perlu

- NGT

- Diet SV 900 kkal

dengan 20 gram protein

- Bed rest

- IVFD D 5% NaCL

0,225% 6 gtt/i

(mikro)

- Inj. Ampicillin 400

mg/6 jam/IV

- Inj. Kemicetin 200

mg/6 jam/ IV

- Phenobarbital 2 x 40

mg (selama 2 hari)

- NGT aff

- Diet MB 900 kkal

dengan 20 gram

protein

- Bed rest

- IVFD D 5% NaCL

0,225% 6 gtt/i

(mikro)

- Inj. Ampicillin 400

mg/6 jam/IV

- Inj. Kemicetin 200

mg/6 jam/ IV

- Phenobarbital 2 x 40

mg (selama 2 hari)

- NGT aff

- Diet MB 900 kkal

dengan 20 gram

protein

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

21

Page 22: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul

“Kejang demam Sederhana”.

Laporan kasus ini adalah salah satu syarat dalam mengikuti Kepanitraan

Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangannya.

Untuk itu, saran dan kritik penulis harapkan dari dosen pembimbing dan teman-teman

co-ass lainnya.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Hj. Lili

Emsyah, Sp.A atas bimbingannya sehingga laporan kasus ini dapat penulis

selesaikan.

Medan, Februari 2007

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

22

Page 23: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

Penulis

DAFTAR ISI

HalamanKata Pengantar…………………………………………………………………………i

Daftar Isi………………………………………………………………………………ii

I. PENDAHULUAN......................................................................................................1

II. DEFINISI..................................................................................................................1

III. PATOFISIOLOGI...................................................................................................1

IV. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................3

V. DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM........................................................4

VI. KOMPLIKASI........................................................................................................4

VII. PENANGGULANGAN.........................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

23

i

Page 24: Kejang Demam Sederhana Nora rehan

Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A

KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani

24

ii