Kejang Demam Sederhana Nora rehan
-
Upload
iramayaulfah -
Category
Documents
-
view
266 -
download
8
description
Transcript of Kejang Demam Sederhana Nora rehan
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
KEJANG DEMAM SEDERHANAKEJANG DEMAM SEDERHANA
I. PENDAHULUAN
Banyak sarjana telah sepakat dalam penelitian bahwa 3 % - 5 % dari seluruh
anak di bawah umur 5 tahun pernah mengalami kejang dan sebagian besar menderita
kejang demam.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai
pada anak, terutama golongan umur 6 bulan sampai 4 tahun. Meski hal ini telah
banyak diteliti, masih terdapat perbedaan pendapat mengenai pengertian kejang
demam, hubungannya dengan sindroma epilepsy, manfaat pengobatan maintenance
dan prognosis jangka panjang dari anak yang menderita kelainan ini.
Mengapa anak yang menderita demam dapat megalami kejang, sedang anak
yang lain tidak, masih belum diketahui pasti. Berbagai hipotesis telah diajukan, antara
lain mengatakan bahwa secara genetika ambang kejang anak berbeda-beda.
II. DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rectal diatas 380 C), yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
III. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sel otak memerlukan energi
yang didapat dari hasil metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang
terpenting adalah glukosa, yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh membran yang permukaan dalamnya adalah lipoid dan
permukaan luarnya adalah ionic. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat
dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
1
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
(Na+) dan elektrolit lain kecuali ion klorida (Cl - ). Akibatnya konsentrasi K+ di dalam
sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat
keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar
sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial membran dari sel
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan
bantuan enzim Na-K-ATP ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran dapat diubah oleh adanya :
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler
2. Rangsangan yang datang mendadak, misalnya : mekanis, kimiawi atau aliran
dari sekitarnya.
3. Perubahan patofisiologi membran karena penyakit atau keturunan
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 10 C mengakibatkan kenaikan metabolisme
basal 10% - 15% dan akibatnya kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak
berumur 9 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh, disbanding orang
dewasa yang hanya 15%.
Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan
dari membran, dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi K+ maupun Na+ melalui
membran, akibatnya terjadi lepasan muatan listrik yang demikian besar sehingga
dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan
bahan yang di sebut neurotransmitter dan terjadilah kejang.
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda. Pada anak dengan
ambang kejang yang rendah, kejang mulai pada suhu 380 C. Sedangkan pada ambang
kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400 C atau lebih. Maka dapat
disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada ambang
kejang yang rendah, sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada
suhu berapa penderita kejang.
Kejang demam berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak
menimbulkan gejala sisa. Tapi pada kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15
menit) biasanya disertai apnoe, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk
kontraksi otot-otot skelet, yang akhirnya terjadi hipoksia, hiperkapnia, asidosis laktat
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
2
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
yang disebabkan oleh metabolisme anaerobic, hipotensi arterial disertai denyut
jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin meningkat disebabkan
meningkatnya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak
meningkat. Rangkaian kejadian tersebut adalah faktor penyebab terjadinya kerusakan
neuron otak, selama berlangsungnya kejang lama.
Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi ‘’matang’’ di kemudian hari, sehingga
terjadi serangan epilepsy yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama
dapat menyebabkan kelainan antomis di otak, sehingga terjadi epilepsy.
IV. MANIFESTASI KLINIS
Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan dapat disebabkan oleh infeksi di luar
susunan saraf pusat, misalnya ; tonsilitis, otitis media akut, bronchitis, furunkolitis
dan lain-lain.
Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam,
berlangsungnya singkat dengan sifat bangkitan kejang dapat berupa tonik-klonik,
tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri, begitu kejang
berhenti anak tidak memberikan reaksi sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau
menit anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Livingstone (1945-1963) membuat kriteria dengan membagi kejang atas 2 golongan,
yaitu:
1. Kejang demam sederhana (simple febrile convulsion)
2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam (epilepsy trigger of by fever)
Dahulu di Sub Bagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, RSCM,
Jakarta digunakan modifikasi criteria Livingstone sebagai pedoman untuk membuat
diagnosis kejang demam sederhana sebagai berikut :
1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan – 4 tahun
2. Kejang berlangsung sebentar, tidak melebihi 15 menit
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
3
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
3. Kejang bersifat umum
4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang adalah normal
6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu setelah suhu normal tidak
menunjukkan kelainan
7. Frekuensi bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali
Kejang demam yang tidak melebihi salah satu atau lebih dari ke tujuh kriteria diatas
di golongkan pada epilepsy yang diprovokasi oleh demam. Dengan menggunakan
kriteria tersebut, ternyata sangat banyak pasien yang termasuk dalam golongan
epilepsy yang di provokasi demam, dengan konsekuensi bahwa pasien-pasien ini
harus mendapat pengobatan rumat. Banyak pasien yang hanya menunjukkan kelainan
EEG, sedangkan criteria lain dapat dipenuhi. Juga sulit sekali untuk melakukan
anamnesis berapa lama demam sudah berlangsung sebelum pasien mengalami kejang.
Saat ini istilah epilepsy yang di provokasi demam telah di tinggalkan. Pasien kejang
demam tidak lagi dibagi menjadi kejang demam sederhana dan epilepsy yang di
provokasi demam, tetapi dibagi menjadi pasien yang tidak perlu pengobatan rumat
dan pasien yang memerlukan pengobatan.
V. DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM
1. Epilepsi yang di provokasi oleh demam, jika diagnosis tidak memenuhi salah
satu dari criteria Livingstone
2. Ensefalitis, dijumpai suhu yang mendadak naik, sering dijumpai hiperpireksia,
kesadaran menurun dan kejang bersifat umum
3. Meningitis, dijumpai kejang yang bersifat umum
VI. KOMPLIKASI
1. Terulangnya kejang
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
4
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Frekuensi terulangnya kejang 25 – 50%, umumnya terjadi pada 6 bulan
pertama setelah kejang pertama.
2. Epilepsi
Risiko yang dihadapi anak sesudah kejang tergantung faktor :
a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga.
b. Kelainan perkembangan atau saraf sebelum anak menderita kejang
demam
c. Kejang yang berlangsung lama atau fokal
Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor di atas, maka dikemudian hari anak
akan mengalami kejang tanpa demam 13%, jika terdapat 1 atau tidak ada
sama sekali faktor di atas, maka serangan kejang tanpa demam hanya 2% -
3%.
3. Hemiparesis
Biasanya terjadi pada penderita kejang lebih dari ½ jam.
4. Kematian
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosis baik dan kematian
tidak terjadi. Angka kematian 0,74% dan 0,46%.
VII. PENANGGULANGAN1. Memberantas kejang secepat mungkin
Pemberian diazepam intra vena
- Menekan kejang 80% - 90%
- Efek terapeutik 30 detik – 5 menit
- Efek toksik hampur tidak dijumpai
- Dosis pemberian : - < 10 kg 0,5 – 0,75 mg/kgBB minimal 2,5 mg
- 10 – 20 kg 0,5 mg/kgBB minimal 7,5 mg
- > 20 kg 0,5 mg/kgBB
- Cara pemberian :
Di berikan perlahan ± 1 ml/menit dan pada bayi 1 mg/menit
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
5
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Suntikan I secara IV, tunggu 15 menit, jika masih kejang lakukan
suntikan ke II (dengan dosis yang sama) secara IV, tunggu 15 menit.
Jika masih kejang lakukan suntukan ke III (dengan dosis yang sama)
secara IM, jika masih kejang beri Phenobarbital atau peraldehide
secara intra vena.
Pemberian diazepam melalui rectum
- Dosis pemberian : - < 10 kg : 5 mg
- > 10 kg : 10 mg
- Cara pemberian :
Anak/bayi dalam posisi miring atau menungging, rectiol yang
ujungnya, dioleskan dengan Vaseline kemudian dimasukkan ke rectum
sedalam 3 – 5 cm. Kemudian rectiol di pijat sampai kosong
selanjutnya untuk beberapa menit lubang anus ditutup dengan
merapatkan kedua m. gluteus. Bila kejang tidak berhenti 15 menit
kejang masih berlanjut dapat diberikan secara IV dengan dosis 0,3
mg / kgBB.
2. Memberikan pengobatan maintenance
Phenobarbital
- Diberikan langsung setelah kejang terhenti dengan diazepam
Dosis awal : Neonatus 30 mg
1 bulan – 1 tahun 50 mg secara IM
> 1 tahun 75 mg
Dosis maintenance : 8 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis kadar
10-20 Ugr/ml yaitu kadar efektif dalam darah tercapai dalam 48 – 72
jam.
- Selama keadaan belum memungkinkan anti konvulsan diberi secara
suntikan dan bila membaik diteruskan secara oral
- Lanjutan pengobatan maintenance tergantung pada keadaan penderita
Pengobatan ini dibagi atas 2 bagian, yaitu :
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
6
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
A. Profilaksis Intermitten
Untuk mencegah terulangnya kejang
- Diberi obat campuran anti konvulsan dan antipiretik
Phenobarbital dosis : 4-5 mg/kg/hari
Aspirin 60 mg / tahun / kali, 3 kali
Untuk bayi < 6 bulan 10 mg/bulan/kali, 3 x sehari
kadar maksimal dalam darah darah tercapai dalam 2
jam pemberian obat.
- Obat yang lebih ampuh dan banyak digunakan saat ini adalah
diazepam, baik secara oral atau rectal. Pada waktu anak mulai
terasa panasnya, diazepam dapat segera di berikan
- Tiap diberi sampai kemungkinan anak untuk kejang demam
sederhana sangat kecil yaitu sampai umur 4 tahun.
B. Profilaksis jangka panjang
Untuk menjamin dosis terapeutik yang lebih stabil dan cukup
dalam darah dan untuk mencegah terulangnya kejang
- Diberikan pada keadaan :
1. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
2. Keadaan yang telah disepakati pada konsensus bersama
(1980) ialah pada semua kejang demam yang mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
- Terdapat gangguan perkembangan saraf seperti serebral
palsy, retardasi perkembangan dan mikrosefali
- Bila kejang lebih dari 15 menit, bersifat lokal atau diikuti
kelainan saraf yang sementara atau menetap
- Bila terdapat riwayat kejang tanpa demam yang bersifat
genetic pada orang tua atau saudara kandung
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
7
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
- Pada kasus tertentu dianggap perlu yaitu jika kadang-
kadang terdapat kejang berulang atau kejang demam pada
bayi berumur < 12 bulan.
- Obat yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang
1. Phenobarbital
- Dosis : 4 – 5 mg/kgBB/hari
- Bila hiperpireksia lakukan hibernasi dengan kompres es atau
alcohol
Obat untuk hibernasi adalah :
Klorpromazin 2 – 4 mg/kgBB/kali dibagi dalam 3 dosis
Prometasin 4 – 6 mg/kgBB/kali dibagi dalam 3 dosis
- Untuk mencegah edema otak diberikan kortikosteroid yaitu
kortison dosis : 20 – 30 mg/kgBB dalam 3 dosis atau
glukokortikoid misalnya deksamethason: 0,25 – 0,5
mg/kgBB/6 Jam sampai keadaan membaik.
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
8
BAGAN PEMBERANTASAN KEJANG
1. Segera diberikan
Diazepam intra vena (dosis rata-rata 0,3 mg/kgBB)
Atau
Diazepam rectal, dosis : < 10 kg 5 mg rectiol
> 10 kg 10 mg rektiol
Bila kejang tidak berhenti tunggu 15 menit
Dapat diulang dengan dosis / cara yang sama
Kejang berhenti
Berikan Phenobarbital
Dosis awal : - neonatus : 30 mg/IM
- 1 bln – 1 thn : 50 mg/IM
- > 1 thn : 75 mg/IM
Pengobatan maintenance 4 jam kemudian :
Hari I + II : Phenobarbital 8-10 mg/kgBB/2
dosis
Hari berikutnya : Phenobarbital 4-5 mg/kgBB/2
dosis
2. Bila diazepam tidak tersedia :
Langsung memakai Phenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya
diteruskan dengan pengobatan maintenance
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
- Efek samping jangka panjang : perubahan sifat anak menjadi
hiperaktif, perubahan siklus tidur (suka tidur) kadang-kadang
gangguan kognitif atau fungsi luhur
2. Sodium Valproat / Asam Valproat (Epilim, Depakene)
- Dosis, 20 – 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
- Gejala toksik : rasa mual, kerusakan hepar, pankreatitis
- Menurunkan risiko terulangnya kejang lebih memuaskan dari
Phenobarbital
- Kekurangannya : harga jauh lebih mahal dari Phenobarbital
3. Phenytoin (Dilantin)
- Diberikan pada anak yang sebelumnya sudah menunjukkkan
gangguan sifat berupa hiperaktif
- Hasil tidak memuaskan
4. Mencari dan mengobati penyebab
- Penyebab kejang sederhana maupun epilepsy yang di
provokasi oleh demam biasanya infeksi traktus respiratorius
bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotika
penting untuk mengobati infeksi tersebut
- Pemeriksaan Punksi Lumbal
Dikerjakan pada anak dengan kejang demam yang pertama :
untuk menyingkirkan faktor infeksi otak misalnya meningitis
- Pemeriksaan yang intensif meliputi Punksi Lumbal
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
9
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Darah lengkap misalnya : glucose, kalium, magnesium,
kalsium, natrium, nitrogen darah dan faal hati
- Pemeriksaan khusus yaitu : X foto tengkorak, EEG (Elektro
Ensefalo Grafi) dan arteriografi. Jika pemeriksaan
sebelumnya tidak memuaskan atau untuk melengkapi data.
3. Pengobatan penunjang
- Membuka semua pakaian yang ketat
- Posisi kepala miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
- Membebaskan jalan napas, jika perlu lakukan intubasi atau trakeostomi,
penghisapan lendir yang teratur
- Pemberian oksigen
- Mengawasi fungsi vital (kesadaran, suhu, tekanan darah, pernapasan dan
fungsi jantung)
- Monitoring cairan IVFD kelainan metabolic dan elektrolit, jika terdapat
tanda TIK meninggi jangan diberi cairan dengan kadar natrium yang
tinggi.
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
10
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Kliegman, Arvin. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson .1996 ; 3 : 2053-60
2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W.I, Setiowulan W. Kapita Selekta
Kedokteran. 2000 ; 2 : 434-35
3. Pusponegoro D Hardiano, dkk. Konsensus Kejang Demam Sederhana, Unit
Kerja Koordinasi Neuroligi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 2006
4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Ilmu Kesehatan Anak, 1985 ; 2 : 847-54
5. Febril Seizure, avalailable att: http://.wikipedia.org/wiki /Febril_seizure
6. Pediatrics, Febril Seizure, avalailable att: http://.e-medicine.htm
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
11
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
STATUS ORANG SAKITSTATUS ORANG SAKIT
I. Anamnesis Pribadi OS
Nama : Nabila
Umur : 14 Bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Ngalengko No. 3
Agama : Islam
BB masuk/PB masuk : 9,3 Kg/7,56 cm
Tgl masuk : 29 januari 2007
II. Anamnesis mengenai Orang tua OS
AYAH IBU
Nama : Suwardi Dewi
Umur : 32 Tahun 23 Tahun
Pendidikan : D3 S1
Pekerjaan : Wiraswasta IRT
Penyakit : (-) (-)
Perkawinan : I I
III. Riwayat Kelahiran OS
Cara lahir : Spontan
Tanggal lahir : 22 November 2005
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
12
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Tempat lahir : Klinik mertua
Ditolong oleh : Bidan
BB lahir/PBL : 3200 gram / 47 cm
IV. Riwayat Imunisasi
BCG : I. O bulan
HEPATITIS :I. 0 bulanII. 1 bulanIII. 4 bulan
DPT :I. 2 bulanII. 4 bulanIII. 6 bulan
POLIO :I. 2 bulanII. 3 bulanIII. 4 bulanIV. 5 bulan
V. Anamnesis Makanan
0 bulan – 1 bulan - Asi semaunya
2 – 6 bulan - Asi semaunya
- Nasi Tim 3x sehari, porsi 1 mangkok kecil 1x makan,
sayuran dan telur
- Buah, pisang atau jeruk 1 x sehari (1 buah)
6 bualan – 1 tahun - Asi semaunya
- Susu formula (SGM) 4 x sehari
- Nasi lembek 3 x sehari, porsi 1 piring kecil/x makan,
sayuran, sayuran, telur diselingi dengan ikan
- Buah, pisang di selingi jeruk atau salak 2-3 x sehari
1 tahun - sekarang - Susu SGM 3 x sehari
- Nasi lembek 3 x sehari, porsi 1 piring kecil/x makan,
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
13
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
telur, diselingi dengan ikan.
- Buah, pisang diselingi jeruk atau salak 2-3x sehari
- Biskuit, 3 - 4 x keping sehari
VI. Tumbuh Kembang Anak
0 – 3 bulan
- Belajar mengangkat kepala
- Mengikuti objek dengan mata
- Melihat muka orang dan tersenyum
- Bereaksi terhadap suara atau bunyi
3 – 6 bulan
- Dapat duduk dengan dibantu
- Berusaha meraih benda
- Menaruh benda di mulut
6 – 9 bulan
- Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- Dapat berjalan dengan dibantu
- Merangkak
9 – 12 bulan
- Berdiri sendiri tanpa dibantu
- Dapat berjalan dengan dibantu
- Menirukan suara, belajar mengatakan satu
atau dua kata
12 – 18 bulan
- Berjalan
- Menyusun 2 atau 3 kata
- Mengucapkan 5 – 10 kata
- Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing
VII. Penyakit yang pernah diderita : (-)
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
14
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
VIII. Riwayat bersaudara :
Os anak pertama
IX. Anamnesis Penyakit
Keluhan Utama : Kejang
Telaah :
- Kejang dialami OS sejak 1 jam yang lalu, frekuensi kejang ±1 kali,
lama kejang ± 10 menit, kejang seluruh tubuh dengan tangan dan
kaki menghentak-hentak, mata terbelalak dan setelah kejang OS
sadar dan menangis.
- Demam (+), dialami OS sejak 1 hari yang lalu, demam timbul
mendadak tinggi, menggigil (-), Kejang (+). Timbul kejang ± 12
jam setelah demam.
- Mencret (+) dialami OS sejak ± 2 hari yang lalu, frekuensi 4 x,
volume ± ¼ gelas aqua kecil, air lebih banyak dari ampas, warna
kuning.
- Muntah (+) dialami OS sejak ± 2 hari yang lalu, isi apa yang
dimakan dan diminum, frekuensi ± 4x. volume ¼ gelas aqua kecil.
- Batuk (-) , sesak (-), Riwayat kontak dengan penderita TB (-).
- BAB (+) mencret, BAK (-) dari tadi siang
RPT : ( - )
RPO : Paracetamol
X. Pemeriksaan Fisik
Status Present
KU/KP/KG : Jelek/Jelek/Normal Anemi : (-)
Sensorium : Compos mentis lemah Cyanosis : (-)
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
15
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
pols : 140 x / menit ,reguler Dyspnoe : (-)
RR : 38 x / menit,reguler Oedema : (-)
Temperatur : 39,4 0 C Ikterus : (-)
BB masuk : 9,3 Kg Kejang : (+)
PB masuk : 80 cm
Status Lokalisata
Kepala : Rambut hitam tidak mudah dicabut
- Mata : Reflek Cahaya (+/+), pupil isokor ki = ka,
Conjungtiva palpebra inferior pucat (-). Cekung (+).
- Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), secret (-)
- Telinga : serumen (-).
- Mulut : Mukosa bibir kering (+)
T1/T1 tenang
Leher :Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-),
Toraks :
Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi intercostalis (-),
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru kiri dan kanan
Batas jantung :
- Atas : Ruang intercostal II
- Kiri : ICR V parasternal dextra
- Kanan : ICR V, 1cm linea mid clavikularis sinistra
Auskultasi : SP = vesikuler,
HR 140x/I, reguler, desah (-),
RR 38x/I, reguler, ronki (-).
Abdomen :
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
16
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Inspeksi : Rata
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), turgor kulit kembali agak lambat,
Hati/lien dalam batas normal.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
Ekstremitas Superior : Pols 140 x/I, reguler, T/V cukup,akral hangat
Inferior : Oedem (-),akral hangat
Genitalia : perempuan, tidak ada kelainan.
Refleks Fisiologis :
Kiri Kanan
Biceps : + N + N
Triceps : + N + N
KPR : + N + N
APR : + N + N
Refleks Patologis :
Kiri Kanan
Babinsky : - -
Chaddock : - -
Schaeffer : - -
Oppenheim : - -
Gordon : - -
Rangsang Meningeal :
Kaku kuduk : -
Kernig : -
Brudzinsky I + II : -
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
17
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Lasseque : -
XI. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 29 januari 2007
Darah : Hb : 10,6 gr%
Leukosit : 17300 / mm3
Trombosit : 300000 / mm3
Hematokrit : 32,2%
Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feces : Tidak dilkaukan pemeriksaan
XII. Diagnosis Banding
1. Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang2. Kejang Demam Komplek + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang3. Meningitis + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang
XIII. Diagnosis Kerja
Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi ringan sedang
XIV. Penatalaksanaan
- Bed rest
- O2 1-2 l /i
- IVFD RL 75 cc/KgBB/4 jam 174 gtt/I (mikro) mulai jam 20.00 – 24.00
WIB IVFD D 5% NaCL 0,225% 6 gtt/i (mikro)
- Inj. Diazepam 3 mg / IV (kalau kejang)
- Inj. Ampicillin 400 mg/6 jam/IV tes dulu
- Inj. Novalgin 100 mg / IV kalau perlu bila temperatur > 39 ºC
- Inj. Kemicetin 200 mg/6 jam/ IV
- Phenobarbital 2 x 40 mg (2 hari)
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
18
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
- Paracetamol 3 x 100mg (pulv) kalau perlu
- NGT
- Diet SV 900 kkal dengan 20 gram protein.(100 cc/3 jam/NGT)
XV. Rehidrasi
- IVFD RL 75 cc/kgBB/4 jam
175 gtt/I (175 cc/jam) mulai jam 08.00 – 12.00 WIB
Awasi/evaluasi tanda-tanda dehidrasi
XVI. USUL
1. Pemeriksaan EEG
2. Lumbal Punksi
XVII.Prognosis
Baik
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
19
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
FOLLOW UP
PEMERIKSAAN Tanggal 29 Januari 2007 Tanggal 30 Januari 2007 Tanggal 30 Januari 2007
Status Present - Keluhan utama
- KU/KP/KG- Sensorium- Pols- Frekuensi napas - Temperatur
Pemeriksaan fisik
- Mulut
- Frekuensi Jantung
- Frekuensi Napas
- Abdomen
- Ekstremitas Superior Inferior
Diagnosa
Kejang (+), Demam (+)Mencret (+), Muntah (+)
Jelek/jelek/normalCompos mentis lemah140 x/mnt38 x / menit39,40 C
Mukosa bibir kering
140x/I, regular, desah (-)
38x/i, reguler ronchi (-)
Soepel, Peristaltik (+) normal
Pols 140x/i,reguler T/V cukup
Kejang Demam Sederhana + Gastro Enteritis Dehidrasi Ringan Sedang
Kejang (-), Demam (-)BAB (+) 1x air > ampas, Muntah (+)sedang/sedang/normalCM144 x/mnt40 x / menit37,60 C
Mukosa bibir basah
144x/I, regular, desah (-)
40x/i, reguler ronchi (-)
Soepel, Peristaltik (+) normal
Pols 144x/i,reguler T/V cukup
Kejang Demam Sederhana
Kejang (-), Demam (-)BAB (+) 1x air = ampas, Muntah (-)sedang/sedang/normalCM140 x/mnt38 x / menit37,00 C
Mukosa bibir basah
140x/I, regular, desah (-)
38x/i, reguler ronchi (-)
Soepel, Peristaltik (+) normal
Pols 140x/i,reguler T/V cukup
Kejang Demam Sederhana
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
20
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Penatalaksanaan - Bed rest
- IVFD RL 75 cc/KgBB/4
jam 174 gtt/I
(mikro) mulai jam
20.00 – 24.00 WIB
IVFD D 5% NaCL
0,225% 6 gtt/i
(mikro)
- Inj. Diazepam 3 mg / IV
(kalau kejang)
- Inj. Ampicillin 400 mg/6
jam/IV tes dulu
- Inj. Novalgin 100 mg /
IV kalau perlu bila
temperatur > 39 ºC
- Inj. Kemicetin 200 mg/6
jam/ IV
- Phenobarbital 2 x 40
mg (selama 2 hari)
- Paracetamol 3 x 100mg
(pulv) kalau perlu
- NGT
- Diet SV 900 kkal
dengan 20 gram protein
- Bed rest
- IVFD D 5% NaCL
0,225% 6 gtt/i
(mikro)
- Inj. Ampicillin 400
mg/6 jam/IV
- Inj. Kemicetin 200
mg/6 jam/ IV
- Phenobarbital 2 x 40
mg (selama 2 hari)
- NGT aff
- Diet MB 900 kkal
dengan 20 gram
protein
- Bed rest
- IVFD D 5% NaCL
0,225% 6 gtt/i
(mikro)
- Inj. Ampicillin 400
mg/6 jam/IV
- Inj. Kemicetin 200
mg/6 jam/ IV
- Phenobarbital 2 x 40
mg (selama 2 hari)
- NGT aff
- Diet MB 900 kkal
dengan 20 gram
protein
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
21
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul
“Kejang demam Sederhana”.
Laporan kasus ini adalah salah satu syarat dalam mengikuti Kepanitraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangannya.
Untuk itu, saran dan kritik penulis harapkan dari dosen pembimbing dan teman-teman
co-ass lainnya.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Hj. Lili
Emsyah, Sp.A atas bimbingannya sehingga laporan kasus ini dapat penulis
selesaikan.
Medan, Februari 2007
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
22
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanKata Pengantar…………………………………………………………………………i
Daftar Isi………………………………………………………………………………ii
I. PENDAHULUAN......................................................................................................1
II. DEFINISI..................................................................................................................1
III. PATOFISIOLOGI...................................................................................................1
IV. MANIFESTASI KLINIS........................................................................................3
V. DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM........................................................4
VI. KOMPLIKASI........................................................................................................4
VII. PENANGGULANGAN.........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
23
i
Kejang Demam Sederhana Dr. Hj. Lili Emsyah, Sp.A
KKS SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUPM 2007 Silvianora FK-Baiturrahmah & FK Abulyatama Intan Aryani
24
ii