Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

9
w . .W MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN M ENTERI KEUANGAN REPU BLIK IN DON ESI,A NOMOR 134rPMK.06r2005 TENTANG P EDO MAN P EM BAYARAN DAI.AM P E TAKSANAAN AN GGARAN PEN DAPATAN DAN BELANJA NEGARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. b. bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 20M tentang Penyusunan Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara mengatur penyediaan dan penyaluran dana untuk membiayai anggaran belanja negara dalam melaksanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; bahwa mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 217IKMK.03/1990 tentang Mekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 531 /KMK.03/2000 dipandang perlu untuk diubah dalam rangka peningkatan efisiensi dan penghematan Keuangan Negara; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400): Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor aa38); Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan c. Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5.

Transcript of Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

Page 1: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

w. .W

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN M ENTERI KEUANGAN REPU BLIK IN DON ESI,ANOMOR 134rPMK.06r2005

TENTANGP EDO MAN P EM BAYARAN DAI.AM P E TAKSANAAN AN GGARAN PEN DAPATAN

DAN BELANJA NEGARAMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a.

b.

bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor21 Tahun 20M tentang Penyusunan Rencana Kerja danAnggaranKementerian Negara/Lembaga dan Keputusan Presiden Nomor42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah denganKeputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004, Menteri Keuanganselaku Bendahara Umum Negara mengatur penyediaan danpenyaluran dana untuk membiayai anggaran belanja negara dalammelaksanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;bahwa mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara sebagaimana ditetapkan dalamKeputusan Menteri Keuangan Nomor 217IKMK.03/1990 tentangMekanisme Pembayaran Dalam Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah denganKeputusan Menteri Keuangan Nomor 531 /KMK.03/2000 dipandangperlu untuk diubah dalam rangka peningkatan efisiensi danpenghematan Keuangan Negara;bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangantentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara.Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (LembaranNegara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4400):Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran NegaraRepublik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan LembaranNegara Republik lndonesia Nomor aa38);Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan

c.

Mengingat : 1.

2.

3.

4.

5.

Page 2: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Rencana Keria dan Anooaran Kementerian Neoara/Lembaoa.(Lembaran Naqara RepirLtik lndonesia Tahun 200+ Nomor 75,Tambahan Lenibaran Negara Republik lndonesia Nomor 4406);Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang PedomanPelaksanaan Anooaran Pendaoatan dan Belania Neoara (LembaranNegara Republik" lndonesia Nomor 73 Tahin 2012, iambahanLembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4214), sebagaimanatelah diubah terakhir kali dengan Keputusan Presiden Nomor 72Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor4418);Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01i2004 tentangOrganisasi dan tata Kerja bepartemen Keuangan, sebagaimanitelah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor426/KMK.01 12004;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2005 tentangPetunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftarlsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PEMBAYARANDALAM PELAKSANMN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan :1. Daftar lsian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumenpslaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menter[/Pimpinan Lembagaserta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas namaMenteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukantindakan yang mengakibatkan pengeluaran negara dan pencairandana atas beban APBN serta dokumen pendukung kegiatanakuntansi pemerintah.

2. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya adalah dokumenpelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dandisahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atai nama MenteriKeuangan sebagai Bendahara Umum Negara.

3. Penerimaan negara secara giral adalah proses penerimaan negaradari sumber-sumber penerimaan ke dalam rekening kas umumnegara yang dilakukan dengan memindahbukukan dana tersebutantar rekening bank.

4. Pengeluaran negara secara giral adalah proses pembiavaan suatukeqiatan denqan sumber daha dariAPBN vanq dilakuk-an denoanmemindahbukukan dana tersebut antar rekenino bank.5. Pengguna A.nggaran/Kuasa Pengguna Ariggaran adalahMenteriiPimpinan Lembaga atau kua-sanya yan[ bertanggunglawab atas pengelola-n anggaran 'paila kemenieiiaiNegara/Lembaga yang bersangkutan.

6.7.

8.

9.

Page 3: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

6. Bagian anggaran adalah bentuk pengalokasian anggaran negarayang didasarkan atas unit organisasi pemerintahan (KementerianNeg-ara/Lembaga) atau fungEi tertentL.

7. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yangditerbitkan/digunakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa PenggunaAnggaran untuk mencairkan alokasi dana yang sumber dananyadariDIPA.

8. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah suratperintah membayar yang dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kepada:a. Pihak Ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan;.b. Bendahara Pengeluaran untuk Belanja Pegawai/Perjalanan.

9. Uang Persediaan adalah sejumlah uang yang disediakan untukSatuan Kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional kantorsehari-hari.

10.Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalahsurat perintah meinbayar yang diterbitkan oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, yang dananya dipergunakansebagai uang Persediaan untuk membiayai kegiatan operasionalkantor sehari-hari.

11 . Surat Pedntah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GU) adalah surat perintah membayar yang diterbitkan olehPengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran denganmembebani DIPA, yang dananya dipergunakan untuk menggantikanUang Persediaan yang telah dipakai.

12.Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananyamelebihidari pagu Uang Persediaan yang ditetapkan.

Pasal 2(1) Tahun anggaran berlaku sebagaimana ditetapkan oleh Undang-

Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

\21 Penerimaan dan pengeluaran negara melalui Rekening KasUmum Negara.

(3) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negaramengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalampelaksanaan anggaran.

(4) Dalam rangka pelaksanaan APBN, Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) melaksanakan penerimaandan pengeluaran negara secara giral.

(5) Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Page 4: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Pasal 3(1) Pelaksanaanpengetuaran atas bebanAPBN oleh KppN dilakukan

Derdasart€n Surat Perintah Membayar (SpM) yanq diterbitkan olehPengguna Anggaran/Kuasa pengglna'nngdEirinl

(2) Pembayaran sebag_aimana dimaksud pada ayat (1) dilakukang-gllq?n penerbitan Surat perintah penrhiran Oana (SpZO) otefrKPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negdra.-

'- \-' --'Pasal 4

(1) Y1t:.t(|.tnpllel Lembaga yans mensuasai bagian anggaran

ffi,T8,ii:,?f ii:u?lffi#ffi 3"1"%"'!iril;igqr?idirinskunsan(2) Menteri/Pimpinan Lembaga menetapkan para pejabat yang ditunjuk

sebagai:a. Kuasa Pengguna Anggaran/pengguna Barang;b l:iqlqt yang bertugas melakukan pemungilrtran penerimaan

negara;.. f^"il?p!_y_ang metaku.ka.n tindakan yang mengakibatkan

pengetuaran anggaran belanja;d lenpat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah

membayar;e. Bendahara

-pene-rimaan 'unluk melaksanakan tugaskebendaharaan dalam rangka petatsinain'inggaran

pendapatan;f. Bendahara pengeruaran untuk meraksanar<an fugas kebenda-

haraan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja.(3) Pejabat.sebagaimana dimaksud dalam ayat(2't huruf c tidak boteh

il1,"#Htrf""ffsai pejabat sebasaimana dimat<sud paoi ivit P)

(+ ) f[11e1lP-,f .?!1.1.! _t-"m ba g,a .h

a ru s m e.nera pka n ke m bat i pej abatyang drberi wewenang untuk menandatangani surat keriutusan[? p-e_q ?w1ia n, ya n g men ga.ki batkan pembe5ana n pada a h g gara nDetan1a negara, pada awal tahun anggaran yang'bersanjk-utan.

(u)l;I?liilr?iir8il8sr?.,ts?,13fi ',:""Nfff ',TrTft

dimaksudpada

Pasal 5(1) Menteri Keuangan mempunyai kewenangan pengelolaan atias

ft381,?lrff,n%?L1n di ruar basian anssaran Kementerian

e)EF,w&??itfl i,jifl til',gfi t,1igfl ifix1.:?oftgi;xanadimaksud

Page 5: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

wtrffi:rftr-

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Pasal 6Pendapatan negara pada Kementerian Negara/Lembaga wajib disetorsepenuhnya dan pada waktunya ke Rekening Kas Umum Negara.

Pasal 7(1) Jumlah dana yang dimuat dalam anggaran belanja negara

merupakan batas tertinggi untuk tiap-tiap pengeluaran.(2) Pengeluaran atas beban APBN dilakukan berdasarkan atas hak

dan bukti-buktiyang sah untuk memperoleh pembayaran.

Pasal 8(1) DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang

dipersamakan dengan DIPA berlaku sebagai dasar pelaksanaanpengeluaran negara setelah mendapat pengesahan dari DirekturJenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan.

(2) DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yangdipersamakan dengan DIPA yang telah mendapat pengesahandari Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama MenteriKeuangan disampaikan kepada :

a. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;b. . Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan;c. PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;d. Direktur lnformasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal

Perbendaharaan;e. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;f. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

(3) Menteri/Pimpinan Lembaga menyampaikan DIPA atau dokumenpelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPAyang telah mendapat pengesahan dari Direktur JenderalPerbendaharaan atas nama Menteri Keuangan kepada :

a. Direktur Jenderal/Unit Eselon I dan Kantor/Satuan Kerja;b. lnspeKorat Jenderal Kementerian Negara/Unit Pengawasan

pada lembaga yang bersangkutan;c. Gubemur Propinsi yang bersangkutan.

Pasal 9(1) Penerbitan SPM oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

Anggaran didasarkan pada alokasi dana yang tersedia dalam DIPAatau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakandengan DIPA.

{2) Pembayaran belanja pegawai untuk PNS dan anggota TentaraNasional lndonesia, Kepolisian Rl serta pensiunan termasuktunjangan-tunjangan yang melekat di dalamnya dilakukanberdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Page 6: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

(3)

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Pelaksanaan.pgmbayaran tagihan atas beban belanja negaramelalui SPM-LS yang disampaikan ke KppN, harus dilengitapidengan :

a. Untuk belanja pegawai dilengkapi dengan bukti asli:

t) Patq Gaji/Gaji Susulan/Kekurangan Gaji/Lembur/Honordan Vakasi;

2) Surat Setoran Pajak (SSP) untuk Pajak penghasilan (pph)Pasal 21.

b. Untuk belanja lainnya sehin belanja pegawaidilengkapidengan:

1) Resume kontraUSP{ pengadaan barang dan Jasa yangditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kuasa irenglunlAnggaran;

2) Surat Pemyataan Tanggung Jawab Betanja (SpTB);

3) Faktur Pajak beserta SSP-nya.

Pasal 10

Pengguna Anggaran/l(uasa Pengguna Arpgaran dapat mengajukanpermintiaan Uang Persediaan dengan menerbitkari Surat FerintahMembayar Uang Persediaan (SPM-UP) untuk membiayai kegiatanoperasional kantor sehari-hari.

Besaran Uang Persediaan ditetapkan oleh Direktur JenderalPerbendaharaan.

Untuk memperoleh penggantian Uang Persediaan yang telahdigunakan, Satuan Kerja yang bersangkutan menerbitkai SuratPerintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SpM-GU).

Dalam hal Uang Persediaan tidak mencukupi kebutuhan, SatuanKerja dapat mengajukan tambahan dengan menerbitkan SuratPerintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SpM-TU).

Pengajuan Tambahan Uang Persediaan sebagaimana dimaksudpada ayat (4) diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pembayaran dengan menggunakan Uang Persediaan selain untukmembiayai kegiatan operasionai kantor sehari-hari sebagaimanadiatur pada ayat (1) dapat dilakukan setelah memperolehpersetujuan Direktur Jenderal Perbendaharaan.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Page 7: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

(1)

{2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(1)

(2)

(3)

. MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Phsal 1'!Pelaksanaan pembayaran dengan Uang Persediaan dapat dilakukanoleh Bendahara Pengeluaran sepanjang pembayaran dimaksudtidak dapat dilakukan melalui pembayaran langsung (SPM-LS).Pembayaran yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran tidakboleh melebihi Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) kepada saturekanan.Pengecualian terhadap pembayaran sebagaimana diatur ayat (2)ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.Pembayaran kepada rekanan harus memperhatikan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang perpajakan.BuKiasli pembayaran yang dilampirkan dalam SPP yang diajukanoleh Pejabat Pembuat Komitmen merupakan bukti pengeluarandalam. pelaksanaan anggaran belanja negara.Bukti asli pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5)merupakan arsip dan disimpan oleh Pengguna Anggaran/KuasaPengguna Anggarah c.q. Pejabat Penanda tangan SPM.Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukanpenggantian Uang Persediaan yang telah digunakan kepada KPPNdengan menyampaikan SPM-GU yang dilampiri Surat PemyataanTanggung Jawab Belanja (SPTB) sesuai ketentuan yang berlaku.Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumenyang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaranatias beban APBN bertanggung jawab atas kebenaran material danakibat yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.

Pasal 12Berdasarkan SPM yang disampaikan oleh PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, KPPN menerbitkan SP2Dyang ditujukan kepada Bank Operasional mitra kerjanya.KPPN menolak permintraan pembayaran yang diajukan PenggunaAnggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dalam hal:a. Pengeluaran untuk MAK yang melampaui Pagu; dan/ataub. Tida-k didukung oleh bukti pengeluaran yang sah sesuai

ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (3).Penerbitan SP2D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ataupenolakan permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud padaayat(2) wajib diselesaikan oleh KPPN dalam batas waKu sebagaiberikut:a. Penerbitan SP2D Uang Persediaan/Tambahan Uang

Persediaan/Penggantian Uang Persediaan (SPM-UP/SPM-TUISPM-GU) dan SPM Pembayaran Langsung (SPM-LS)palinglambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPMsecara lengkap.

b. Untuk pembayaran Gaji lnduk (gaji bulanan) PNS Pusat:

Page 8: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

1) SPM sudah harus diterima paling lambat tanggal 15 bulansebelumnya;

2) SP2D diterbitkan paling lambat 5 (lima) hari kerja sebetumawal bulan pembayaran gaji.

c. Untuk pembayaran non gaji induk (non gaji bulanan) Sp2Dditqrbitkan paling lambat 6 (enam) had kerja sejak diterimanyaSPM.

d. Pengembalian SPM dilakukan paling lambat harikerja berikutnyasejak diterimanya SPM berkenaan.

Pasal l3(1) Dalam melaksanakan penerbitian SPM/SP2D digunakan formulir-

formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I dan Lampiranll Peraturan Menteri Keuangan ini.

(2) Perubahan terhadap formulir-formulir sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 14(1) Penyaluran dana perimbangan untuk masing-masing daerah

ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganyang berlaku.

(2) Kewajiban pembayaran kepada Pemerintah Pusat yang belumdipenuhi oleh Pemerintiah Daerah dapat diperhitungkan/dipotongsecara langsung dari dana perimbangan yang akan disalurkankepada Pemerintiah Daerah.

(3) Potongan terhadap dana perimbangan tersebut pada ayat (2)dibukukan dalam Rekening Kas Umum Negara.

(4) Tata cara perhitungan, pemotongan dan pembukuan ke dalamRekening Kas Umum Negara diatur oleh Direktur JenderalPerbendaharaan.

Pasal 15Pembayaran kegiatan yang dananya berasal dari pinjaman dan/atauhibah luar negeri dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku dalampelaksanaan pinjaman dan/atau hibah luar negeri tersebut.

Pasal 16(1 ) Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/BupatiAffalikota/Kepala

Satuan Kerja yang menggunakan dana bagian anggaran yangdikuasai Menteri Keuangan wajib menyampaikan pertanggung-jawaban penggunaan dana kepada Menteri Keuangan.

(2) Pertanggungjawaban penggunaan dana sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Page 9: Kejaksaan Republik Indonesia · Created Date 12/14/2012 6:35:27 PM

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Pasal 17

Pengawasan terhadap pelaksanaan pembayaran melalui dana APBNdilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal {8(1) Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan

Peraturan Menteri Keuangan ini ditetapkan oleh Direktur JenderalPerbendaharaan.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, PeraturanMenteri Keuangan Nomor 606/PMK.06/2004 tentang MekanismePembayaran dalam Pelaksanaan APBN Tahun 2005 dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 19

Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari2006

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumumanPeraturan Menteri Keuangan inidengan penempatannya dalam BeritaNegara Republik lndonesia.

Ditetapkan diJakarta

pada tanggal2T - 12 - 2005

MENTERI KEUANGAN,

Ttd.

SRI MULYANI INDRAWATI