Keindahan Kaligrafi -...

1

Transcript of Keindahan Kaligrafi -...

Page 1: Keindahan Kaligrafi - bigcms.bisnis.combigcms.bisnis.com/file-data/1/311/e58b078b_JResourcesAsiaPasifikTbk.jpg.pdftersebut diukir di atas lembaran kayu jati dan mahoni. Untuk pekerja,

E N T R E P R E N E U R S H I P

Feni [email protected]

Selain memajang lukisan atau foto keluarga, ada pula yang gemar menghadirkan karya seni kaligrafi di sudut rumah mereka. Seni kaligrafi

bisa diartikan sebagai seni melukis indah ala Islam. Kini, semakin banyak masyarakat muslim melirik produk kerajinan ini lantaran bentuknya makin variatif dan inovatif. Tak heran, permintaan produk kaligrafi menjelang periode Lebaran mencapai puncaknya.

Terus meningkatnya minat kaum muslim Indonesia akan kerajinan kaligrafi dipandang sebagai peluang bisnis prospektif. Mereka menawarkan kreasi-kreasi baru kaligrafi ke berbagai media, misalnya lukisan cat, ukiran kayu, hingga kerajinan dari kuningan. Lantaran unik dan inovatif, kaligrafi kini disejajarkan dengan beragam benda seni. Pelaku usaha bisa meraih keuntungan besar dari produk ini.

Salah satu pelaku usaha yang sukses memproduksi kaligrafi adalah Muhajir Al-Anshory. Mengusung merek Divani Kaligrafi, pria berusia 31 tahun ini membuat aneka kaligrafi nan unik sejak 2004 silam.

Alasan Muhajir terjun ke bisnis ini tak lain karena melihat besarnya potensi pasar di Indonesia. Status Indonesia sebagai negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia membuat produk kaligrafi sangat cocok dengan budaya masyarakat. Masyarakat membutuhkan kaligrafi untuk menunjukkan identitas mereka sebagai umat Islam.

Selain itu, dia menuturkan telah terjadi pergeseran makna kaligrafi saat ini. “Dulu orang melihat kaligrafi sebagai penghias masjid. Namun, sekarang masyarakat ingin memiliki kaligrafi karena bentuknya indah seperti karya seni,” tutur pria lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Alquran di Jakarta ini.

Merujuk pada fenomena tersebut, Muhajir menawarkan aneka kaligrafi berdesain modern. Selain membuat lukisan kaligrafi dari cat, dia juga menuangkan tulisan Arab nan indah tersebut ke berbagai media, kanvas, papan kayu, hingga kuningan.

Selama periode Lebaran, dia mengaku terjadi peningkatan permintaan dari konsumen. Peningkatan kaligrafi menjelang Lebaran bisa mencapai 200%—

300%. Alasan utama mereka membeli kaligrafi untuk menghias rumah sebelum Hari Raya Idulfitri. Selain pembeli perorangan, dia juga kebanjiran permintaan dari perusahaan yang ingin memberi hadiah atau parsel untuk klien.

“Permintaan kaligrafi sudah mulai sejak dua bulan sebelum Ramadan hingga dua minggu jelang Idulfitri. Produk paling laris yaitu kaligrafi dari kuningan,” tutur Muhajir.

Harga produk Divani Kaligrafi dijual bervariasi mulai dari Rp500.000—Rp5 juta per buah. Harga tersebut ditentukan dari tingkat kesulitan desain, ukuran, dan media yang digunakan.

Selain produk kaligrafi, Muhajir juga menyediakan jasa melukis kaligrafi. Adapun, jasa ini dibanderol dengan tarif Rp350.000—Rp500.000 per meter. Margin keuntungan yang didapat dari bisnis ini mencapai 60%—70%.

Muhajir bukanlah satu-satunya pelaku usaha yang sukses melukis laba dari produk kaligrafi. Pelaku usaha yang memproduksi aneka kerajinan kaligrafi adalah Mustafid. Mengusung merek Karima Kaligrafi, pengusaha furnitur asal Jepara ini merintis bisnis kaligrafi sejak 2011 silam.

Alasan dia terjun ke bisnis ini tak lain sebagai bagian dari bentuk ekspansi usaha. Selain pasarnya prospektif, kompetisi di bisnis kaligrafi tak seketat furnitur.

“Pilihan terjun memproduksi kaligrafi bukan sekadar tujuan bisnis belaka. Saya juga ingin berdakwah ke masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Afid ini.

Lantaran lama bergelut di dunia furnitur, Afid memilih media kayu untuk melukis kaligrafi. Lukisan yang terdiri dari huruf Arab tersebut diukir di atas lembaran kayu jati dan mahoni. Untuk pekerja, dia bekerja sama dengan beberapa perajin ukir-ukiran kaligrafi asal Jepara.

Dia menuturkan pesanan kaligrafi biasanya ramai menjelang Hari Raya Idulfitri dan Hari Raya Iduladha. “Permintaan konsumen bisa naik 3—4 kali lipat. Jika biasanya saya membuat satu ukiran kaligrafi, sekarang bisa memproduksi 3—4 kaligrafi setiap hari,” tuturnya.

Harga kaligrafi kayu buatan Afid dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp500.000—Rp70 juta. Harga tersebut tak lepas dari kerumitan desain, ukuran, dan jenis kayu yang digunakan. Margin keuntungan yang didapat mencapai 50%.

ATURAN BAKU KALIGRAFISeni lukis kaligrafi berbeda

dengan produk seni pada

umumnya. Berbeda dengan seniman pada umumnya yang bebas mengekspresikan kreativitasnya, perajin kaligrafi harus mengikuti kaidah-kaidah tertentu ketika menggoreskan tinta atau mengukir huruf Arab.

Muhajir menuturkan setidaknya ada tiga aturan atau kaidah yang harus diikuti oleh seniman kaligrafi, yaitu standar penulisan kaligrafi (khat’iyah), standar penulisan bahasa Arab (imlaiyah), dan standar penulisan Al Quran (rosniyah).

“Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik. Luput satu huruf atau tanda baca, artinya bisa berubah total. Oleh karena itu, perajin kaligrafi harus teliti dan benar-benar yakin dengan arti dan makna kaligrafi yang dia buat,” ujar Muhajir.

Muhajir tak menampik butuh keahlian khusus untuk membuat kaligrafi. Bahkan, dia dan beberapa karyawannya harus menganyam ilmu di salah satu pesantren kaligrafi di Sukabumi, Jawa Barat. Selain itu, dia juga mengikuti perkembangan tren dan seni secara umum.

Lebih lanjut, konten kaligrafi tersebut biasanya disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Jika konsumen ingin memajang kaligrafi di rumah, mereka biasanya meminta kaligrafi bertuliskan surat Al Fatihah, Ayat Qursi, atau dua kalimat syahadat. Di sisi lain, kaligrafi untuk masjid biasanya didominiasi oleh surat-surat yang menyerukan perintah salat.

“Proses pengerjaan kaligrafi bisa memakan waktu satu hingga dua minggu untuk produk sesuai pesanan konsumen. Namun, untuk produk yang desainnya sudah pernah kami buat, bisa diselesaikan sekitar 1—3 hari,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Afid. Menurutnya, proses kaligrafi paling rumit adalah pembuatan desain. Tak jarang, dia harus mengecek desain kaligrafi berulang kali. Hal ini dilakukan agar kaligrafi yang dibuat sudah ditulis dengan tepat.

Afid membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk membuat desain kaligrafi sesuai dengan pesanan konsumen. Setelah desain yang sudah digambar atau dicetak (print) tersebut selesai, dia membawanya ke perajin untuk diukir. Proses produksi ukiran ini memakan waktu sekitar dua minggu.

Senada dengan Muhajir, Afid memproduksi beberapa konten kaligrafi yang disadur dari Al Quran dan Hadist. Beberapa konten

kaligrafi yang disukai masyarakat a.l. surat Al Fatihah, Ayat Qursi, Asmaul Husna, dan tulisan Allah SWT dan Muhammad SAW.

Produk kaligrafi ini tak hanya digemari oleh pasar lokal. Afid mengklaim pernah beberapa kali mendapat order dari konsumen mancanegara, yaitu Ma -laysia, Belanda, AS, dan Jepang. Tak heran, dia menilai bisnis kaligrafi memiliki prospek cerah di masa depan.

“Konsumen saat ini menganggap kaligrafi sebagai salah satu kebutuhan yang harus dimiliki. Bahkan, ada beberapa yang menjadi kolektor kaligrafi,” tuturnya.

Soal kompetisi, Muhajir mengaku pemain baru di bidang kaligrafi terus bermunculan. Namun demikian, dia tak khawatir dengan iklim kompetisi tersebut karena setiap pemain memiliki ciri khas dan karakteristik masing-masing. “Konsumen sekarang pintar-pintar. Sekalipun mahal, mereka rela membeli kaligrafi asalkan bagus dan berkualitas. Oleh karena itu, kami berusaha membuat kaligrafi lebih kreatif dan inovatif,” kata Muhajir.

�Permintaan jelang Lebaran capai 300%.

�Pemain baru terus bermunculan.

Bisnis

Jumat, 25 Juli 201442

�BISNIS KALIGRAFI

Lukis Untung dari Keindahan Kaligrafi

Salah satu kegiatan yang dilakukan umat muslim menjelang Hari Raya Idulfitri adalah menata rumah. Tak hanya membersihkan

sudut-sudut rumah, mereka juga menambahkan hiasan dinding atau pernik-

pernik agar interior terlihat cantik.

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, Media, Inv, 25 juli 2014
pusdok
Typewritten Text