Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

6
Kehilangan cairan saat pembedahan - Perdarahan Salah satu tugas yang paling penting sebagai anestesiologis adalah terus memonitor dan menghitung jumlah darah yang hilang. Walaupun jumlah perdarahan sulit diperkirakan secara pasti (perdarahan akut pada luka atau diserap oleh kain). Ketepatan jumlah penggantian cairan atau transfuse sangat penting. Metode yang paling sering digunakan ialah dengan melihat jumlah cairan yang ada pada container suction, dan memperkirakan jumlah darah yang melekat pada peralatan bedah. Penggunaan cairan irigasi yang tidak dihitung untuk membersihkan lapangan operasi mempersulit perkiraan cairan yang hilang. - Lain lain Berbagai tindakan bedah berhubungan dengan terjadinya kehilangan cairan selain darah. Kehilangan tersebut terutama disebabkan oleh penguapan dan redistribusi cairan internal. Penguapan cairan sangat berhubungan dengan luka yang luas dan operasi yang berlangsung lama. Redistribusi cairan internal dapat menyebabkan pindahnya cairan dalam jumlah besar dan pengosongan intravascular yang cepat. Trauma, peradangan atau jaringan yang terinfeksi (luka bakar, cideraluas, diseksi pembedahan, atau peritonitis) dapat memindahkan cairan tubuh dalam jumlah besar ke daerah lain (ruang interstitial atau peritoneum).

Transcript of Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

Page 1: Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

Kehilangan cairan saat pembedahan

- Perdarahan

Salah satu tugas yang paling penting sebagai anestesiologis adalah terus memonitor dan

menghitung jumlah darah yang hilang. Walaupun jumlah perdarahan sulit diperkirakan

secara pasti (perdarahan akut pada luka atau diserap oleh kain). Ketepatan jumlah

penggantian cairan atau transfuse sangat penting. Metode yang paling sering digunakan

ialah dengan melihat jumlah cairan yang ada pada container suction, dan memperkirakan

jumlah darah yang melekat pada peralatan bedah. Penggunaan cairan irigasi yang tidak

dihitung untuk membersihkan lapangan operasi mempersulit perkiraan cairan yang

hilang.

- Lain lain

Berbagai tindakan bedah berhubungan dengan terjadinya kehilangan cairan selain darah.

Kehilangan tersebut terutama disebabkan oleh penguapan dan redistribusi cairan internal.

Penguapan cairan sangat berhubungan dengan luka yang luas dan operasi yang

berlangsung lama. Redistribusi cairan internal dapat menyebabkan pindahnya cairan

dalam jumlah besar dan pengosongan intravascular yang cepat. Trauma, peradangan atau

jaringan yang terinfeksi (luka bakar, cideraluas, diseksi pembedahan, atau peritonitis)

dapat memindahkan cairan tubuh dalam jumlah besar ke daerah lain (ruang interstitial

atau peritoneum).

PENGGANTIAN CAIRAN INTRAOPERATIF

Terapi penggantian cairan intraoperative antara lain adalahmemberikan kebutuhan dasarcairan,

memperbaiki keadaan defisit cairan perioperative, mengganti hilangnya cairan selama operasi

berlangsung (perdarahan, redistribusi cairan, dan penguapan).

Mengganti kehilangan darah

Perdarahan pada pembedahan tidak selalu perlu transfuse, untuk peredaran di bawah 20% dari

volume darah total pada dewasa cukup diganti dengan cairan infus yang komposisi elektrolitnya

kira kira sama dengan komposisi elektrolit serum missal dengan ringer laktat atau ringer asetat.

Untuk bayi dan anak perdarahan diatas 10 % volume darah baru diperlukan transfuse.

Page 2: Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

- Volume darah bayi anak 80 ml/kgBB

- Volume darah dewasa pria 75 ml/kgBB

- Volume darah dewasa wanita 65 ml/kgBB

Idealnya hilangnya darah harus diganti dengan cairan kristaloid atau koloid untuk menjaga

volume intravascular (normovolemia) sampai dibatas terjadinya risiko anemia. Apabila sudah

mencapai risiko anemia. Kehilangan darah selanjutnya harus diberikan transfuse sel darah merah

untuk mencapai konsentrasi hemoglobin antara 7 dan 8 g/dl atau kadar hematocrit 21-24%.

Kadar Hb dibawah 7 g/dl akan memaksa jantung bekerja lebih berat untuk mengantar

oksigendalam kadar normal. Level 10 g/dl biasanya digunakan pada pasien berusia lanjutdan

mereka memiliki kelainan paru atau jantung yang berat. Batasan kadar Hb yang lebih tinggi

dapat digunakan jika diperkirakan akan terjadi perdarahan yang banyak.

Peran Natrium

Ekskresi air hamper selalu disertai oleh ekskresi natrium baik lewat urin, tinja atau keringat,

karena itu terapi kekurangan cairan selalu diberikan cairan infuse yang mengandung

natrium.natrium berperan memelihara tekanan infuse dan volume cairan ekstraseluler dan

natrium sebagian besar (84%) berada di cairan ekstraseluler. Kebutuhan natrium perhari sekitar

50-100 mEq atau 3-6 gram sebagai NaCl. Keseimbangan Na diatur terutama oleh ginjal. Berat

atom Na=23 dengan muatan listrik 1. Satu gram NaCl=17 mEq. Kekurangan Na biasanya

disebabkan oleh pemberian infuse berlebihan tanpa Na, pada sindrom sekresi prostat atau pada

penurunan sekresi ADH.

Peran Kalium

Sebagian besar K terdapat dalam sel (150 mEq/L). Pembedahan menyebabkan katabolisme

jaringan dan imobilisasi kalium pada hari-hari pertama dan kedua. Kebutuhan akan kalium

cukup diatasi dengan kebutuhan rutin saja sekitar 0,5 mEq/kgBB/hari. Kemampuan ginjal

menahan kalium sangat rendah. Kadar kalium dalam plasma hanya 2% dari Ktotal tubuh,

sehingga kekurangan K jarang terdeteksi. Fungsi K ialah merangsang saraf otot, menghantarkan

impuls listrik membantu utilisasi O2, asam amino, glikogen, dan pembentukan sel. Kadar K

serum normalnya 3-5 mEq/L. hipokalemi (<3 mEq/L) menyebabkan keletihan otot, lemas,

Page 3: Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

kembung, ileus paralitik, gangguan irama jantung. Konsentrasi K dalam infuse sebaiknya <40

mEq/L atau kecepatan pemberian <20 mEq/jam.

Dehidrasi

Kebutuhan harian air 50 ml/kgBB, natrium 2 mEq/kgBB, kalium 1mEq/kgBB. Dehidrasi ialah

kekurangan air dalam tubuh yang dapat dikategorikan menjadi ringan (<5%), sedang (5%-10%)

dan berat (>10%). Pedoman WHO untuk dehidrasi sebagi berikut.

Klinis Dehidrasi Ringan Dehidrasi Sedang Dehidrasi Berat

Keadaan umum Baik, Kompos mentis Gelisah, rewel, lesu Letargik, tak sadar

Mata cekung, kering Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Kering Kering sekali

Mulut atau lidah

kering

Lembab Kering Sangat kering pecah

pecah

Haus Minum normal Haus Tak bisa minum

Turgor kulit Baik Jelek Sangat jelek

Nadi Normal Cepat Cepat sekali

Tekanan darah Normal Turun Turun sekali

Air kemih Normal Kurang, oliguri Kurang sekali

Sifat dehidrasi dapat berupa isotomic (kadar Na dalam osmolaritas serum normal) hipotonik atau

hiponatremik (kadar Na <13mmol/L) atau osmolaritas serum <275 mOsm/L) dan hipertonik atau

hopernatremik (kadar Na< 150 mmol/L atau osmolaritas serum >295mOsm/L).

Macam Cairan pada Pembedahan

Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti milieu interior dalam batas-batas

fisiologis dengan cairan kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena.

Pembedahan dengan anesthesia memerlukan ppuasa sebelum dan sesudah pembedahan. Teraoi

cairan parenteral diperlukan untuk mengganti defisit cairan saat puasa sebelum dan sesudah

pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, menggantu perdarahan yang terjadi

dan mengganti cairan pindah ke ruang ke tiga (ke rongga peritoneum, ke luar tubuh)

Page 4: Kehilangan cairan saat pembedahan.docx

Kebutuhan cairan basal (rutin, rumatan) ialah :

- 4 ml/kgBB/jam untuk berat badan 10 kg pertama.

- 2 ml/kgBB/jam tambahan untuk berat badan 10 kg kedua

- 1 ml/kgBB/jam tambahkan untuk sisa berat badan

Pembedahan akan menyebabkan cairan pindah keruang ketiga, ke ruang peritoneum dan luar

tubuh. Untuk menggantinya tergantung besar kecilnya pembedahan.

- 6-8 ml/kg untuk bedah besar

- 4-6 ml/kg untuk bedah sedang

- 2-4 ml/kg untuk bedah kecil

Cairan infuse dapat berupa cairan kristaloid, cairan koloid atau campuran keduanya. Pemberian

cairan tanpa elektrolit (dekstrosa 5% atau 10%) secara intravena akan cepat keluar.