Kegiatan Trs
-
Upload
atiullah-kurniawan -
Category
Documents
-
view
44 -
download
1
Transcript of Kegiatan Trs
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 1
NUR KHOLIS, S.T., M.T.
JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 2
Kegiatan 1 Multimeter
Tujuan dari kegiatan ini:
Multimeter
Alat ukur (piranti ukur) elektronik multimeter terdiri dari piranti ukur
Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter atau sering disebut dengan AVOmeter.
Fungsi dan kegunaan masing-masing piranti ukur tersebut adalah:
a. Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus (arus listrik)
b. Voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan (Voltage)
c. Ohmmeter digunakan untuk mengukur hambatan (resistansi)
Gambar 1 (a). Multimeter analog
(b). Multimeter digital
(a) (b)
Setelah mempelajari kegiatan ini diharapkan anda dapat:
1. Mempelajari fungsi dan sifat multimeter
2. Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan
3. Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis
4. Dapat membedakan multimeter digital dan analog
5. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan, pengukur
arus, dan pengukur resistansi
6. Mempelajari kode warna pada resistor
7. Mendeskripsikan fungsi dan prinsip regulator tegangan.
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 3
Fungsi dasar Multimeter dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
Fungsi tambahan Multimeter:
a. Amperemeter AC
b. Penguji dioda
c. Penguji transistor
d. Pengukur temperatur
e. Pengukur kapasitansi
Pengelompokan Multimeter
1. Analog
a. menggunakan peraga jarum moving coil
b. besaran ukur daras arus: non elektronis dan elektronis
2. Digital
a. menggunakan peraga bilangan digital
b. besaran ukur dasar tegangan yang dokonversi ke sinyal digital
Multimeter Nonelektronik.
Spesifikasi utama.
Batas ukur dan skala tegangan searah (DC dan AC), arus (DC) dan resistansi
Sensitivitas pengukuran tegangan dalam /V.
Ketelitian dalam %
Jangkauan frekuensi tegangan bolak-balok yang mampu diukur (misalnya antara
20 Hz – 30 KHz)
Batere yang diukur
Multimeter Elektronis
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 4
1. Besaran ukur dasar berupa tegangan
a. Rangkaian input menggunakan tabung vakum atau FET agar sensitivitas
tinggi
b. Analog peraga tetap moving coil
2. Nama lain (untuk analog)
a. Viltohmyst
b. VTVM (Vacuum Tube Volt Meter)
c. Solid State Multimeter
d. Transistorized Multimeter
Gambar 2. Rangkaian # 1
Pengukuran Elektronika Terstruktur
Pengukuran Hambatan Listrik
Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambat arus
listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam
menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor
tersebut.
Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang
berbentuk silinder, smd (surface Mount Devices), dan wire wound. Beberapa jenis
resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewoound, smd dan resistor dengan
teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar dipasaran umum adalah
resistor dengan bahan komposisi karbon dan metal film. Resistor ini biasanya berbentuk
silinder dengan pita-pita warna yang melingkar dibadan resistor. Pita-pita warna ini
dikenal sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui
nilai resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor tersebut.
Atau
Gambar 3. Simbol dan fisik
PRAKTIKUM 1
Page 5
Resistor
R
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 6
RESISTOR DENGAN KODE WARNA
Resistor dengan menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu:
1. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi
2. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi
3. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna
untuk reliabilitas.
KODE WARNA RESISTOR
Suatu hambatan atau resistor mempunyai beberapa gelang (pita) yang terdiri dari
beberapa warna yang menunjukkan besarnya nilai suatu resistor. Adapaun kode warna
resistor dapat disederhanakan seperti pada gambar 4.
Gambar 4. Tabel sederhana kode warna resistor
Keterangan.
Cara menggunakan tabel pada gambar 3.8 adalah sebagai berikut:
1. Kolom warna (colour) menunjukkan warna pita pada resistor. Supaya mudah
dihafal maka dapat diringkas menjadi hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-pu, ditambah
dengan emas, perak, yaitu kepanjangan dari hitam – coklat – merah – jingga
(orange) – kuning – hijau – biru – ungu – abu-abu – putih – emas – perak.
2. Kolom ke 1, 2 dan 3 adalah pita resistansi yang menunjukkan angka resistansi.
3. Kolom ke 4 (MULTIPLIER) adalah pita resistor yang menunjukkan nilai
resistansi namun dikalikan dengan nilai pada pita ke 1, 2 dan 3.
4. Kolom pita ke 5 adalah pita resistor yang menunjukkan nilai toleransi.
5. Untuk membedakan resistor dengan 5 pita dengan pita terakhir adalah
toleransi dan 5 pita dengan pita terakhir adalah reliabilitas adalah dengan
melihat jarak pita terakhir. Jika jaraknya sama dengan pita kelima adalah
reliabilitas dan jika jaraknya sama dengan pita yang lain maka kelima adalah
toleransi.
6. pita pertama suatu resistor adalah yang paling dekat dengan ujung resistor.
Pada circuit # 1 terdapat beberapa resistor diantaranya 330 , 1 k, 470 ,
680 , 3,3 k dan 10 k. Pada praktikum 1 yang harus dilakukan adalah
mengukur, membaca nilai resistor.
Prosedur percobaan.
Amatilah rangkaian # 1
Jadikanlah nilai resistansi pada rangkaian # 1menjadi warna gelang
dengan toleransi masing-masing 1 %.
Tuliskan dan gambarkan hasilnya.
Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 7
optimal.
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 8
Pengukuran Arus DC
Rangkaian #1 (Gambar 2) mempunyai dua sumber tegangan yaitu sumber
tegangan dc dan ac. Yang dilakukan pada praktikum 2 adalah pengukuran tegangan dc.
Prosedur Percobaan.
Set tegangan dc antara 1 – 5 Volt.
Gambarkan dan Ukurlah arus (mA) pada rangkaian # 5, dengan menggunakan
tahanan R 330 Ohm; 1 kOhm; 470 Ohm + 680 Ohm, 3,3 Ohm dan 10 kOhm.
Catatlah skala yang digunakan dalam pembacaan
Buatlah tabel hasil pengukuran
Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.
Pengukuran Arus DC dengan tahanan R di Paralel.
Rangkaian #1 (gambar 2), dapat dirangkai menjadi rangkaian paralel dengan
memindah posisi saklar sedemikian rupa.
Prosedur Percobaan.
Set tegangan dc antara 1 – 5 Volt.
Gambarkan dan Ukurlah arus (mA) pada rangkaian # 5, dengan membuat tahan R
menjadi paralel (330 // 1 k ); (330 // 470 + 680 ); (330 // 1 k);
(1 k // 3,3 k); (1 k // 10 k)
Buatlah tabel hasil pengukuran
Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.
PRAKTIKUM 3
PRAKTIKUM 2
Pengukuran Tegangan DC.
Pada praktikum 3 yang perlu dilakukan adalah mengukur tegangan DC. Adapun
rangkaian yang digunakan adalah menggunakan rangkaian # 1.
PRAKTIKUM 3
Prosedur percobaan.
Perhatikan rangkaian # 1
Gambarkan dan ukurlah tegangan pada masing-masing komponen yang
terdapat pada rangkaian # 1, V(330 ); V(1 k ); V(330 ); V(470 );
V(680 ); V(330 ); V(1 k); V(1 k); V(3,3 k); V(1 k); V(10 k)
serta ubahlah saklar S sedemikian rupa.
Buatlah tabel hasil pengukuran
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 9
Pengukuran Arus AC.
Pada praktikum 4 yang diperlukan adalah mengukur arus AC, dengan
menggunakan rangkaian # 1.
Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.
PRAKTIKUM 4
Prosedur percobaan.
Perhatikan rangkaian # 1
Pindahkan Switch S1 ke tegangan sumber Vac dan Ukurlah tegangan Vac
(sumber) dengan mengubah-ubah sedemikain rupa.
Gambarkan dan ukurlah arus pada masing-masing beban yang terdapat pada
rangkaian # 1, V(330 ); V(1 k); V(330 ); V(470 ); V(680 ); V(330
); V(1 k); V(1 k); V(3,3 k); V(1 k); V(10 k) serta ubahlah saklar S
sedemikian rupa.
Buatlah tabel hasil pengukuran
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 10
Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 11
Gambar rangkaian percobaan
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (generator fungsi, Osiloskop,
2. Memasukkan kabel sumber daya AC 220 Volt yang ada di belakang Osiloskop ke
stop kontak PLN.
3. Menyalakan Osioloskop dengan menekan tombol POWER.
4. Mengalibrasikan Osiloskop.
5. Menghubungkan AFG dan Osiloskop menggunakan probe.
6. Menentukan bentuk gelombang yang diinginkan (square, sinus) dengan cara
menekan salah satu tombol bentuk gelombang pada AFG.
7. Mengatur frekuensi yang diinginkan (20 Hz – 20 KHz) pada AFG dengan cara
mengatur range dan faktor pengalinya. Misal menginginkan frekuensi 100 Hz maka
menekan tombol range 10 Hz dan memutar tombol faktor pengali pada angka 10.
8. Mengamati bentuk gelombang dan frekuensi pada layar Osiloskop kemudian
mencatat hasil pengamatan pada Tabel 1. Data Hasil Percobaan.
9. Mengulangi langkah kerja no 6 s/d 8 dengan frekuensi yang berbeda sebanyak 20
kali.
OSILOSKOP
FUNCTION GENERATOR( AFG )
PRAKTIKUM 5
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 12
TABEL HASIL PERCOBAAN
NOFREKUENSI
( AFG )
FREKUENSI (OSILOSKOP)
GELOMBANG GELOMBANG
FREKUENSI GAMBAR FREKUENSI GAMBAR
1. 20 Hz
2. 30 Hz
3. 40 Hz
4. 50 Hz
5. 60 Hz
6. 70 Hz
7. 80 Hz
8. 90 Hz
9. 100 Hz
10. 110 Hz
11. 140 Hz
12. 200 Hz
13. 300 Hz
14. 400 Hz
15. 500 Hz
16. 600 Hz
17. 1,5 KHz
18. 20 KHz
19. 10 KHz
20. 15 KHz
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 13
Gambar rangkaian percobaan
FUNCTION GENERATOR( AFG )
OSILOSKOP
PRAKTIKUM 6
FUNCTION GENERATOR( AFG )
Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 14
PROSEDUR PERCOBAAN
Menggambar Lissajous dan menghitung beda fase
Lakukan langkah seperti pada pengukuran tegangan AC hanya saja tekan kembali
tombol X-Y. Atur frekuensi yang didapatkan, sehingga di dapat gambar lissajous yang
paling baik dan mudah di analisa. Gambar gelombang lissajous yang anda dapatkan
pada kertas grafik yang anda bawa, analisa untuk mendapatkan beda fase.
Untuk menghitung beda fase dari dua sinyal
gelombang dapat di lakukan dengan
mensuperposisikan dua sinyal gelombang tersebut.
Pada osiloskop dapat dilakukan dengan membuat
gelombang lissajous.
Dari lissajous yang terbentuk dapat di hitung beda
fase sebagai berikut :
Pengukuran Elektronika T
Lampiran
TABEL HASIL PERCOBAAN
NONILAI RESISTOR
HITUNG (Ω) PENGUKURAN (Ω)
TABEL HASIL PERCOBAAN
TEG.
(Volt)
330 Ohm 1
I (mA) Skala I (m
1
2
3
4
5
PENGUKURAN HAMBATAN
erstruktur Page 15
kOhm 470 + 680 Ohm 3,3 Ohm 10 Ohm
A) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala
PENGUKURAN ARUS DC
Peng
TABEL HASIL
TEG.
(Volt)
330
Skal
1
2
3
4
5
TABEL HASIL
TEG.
(Volt) Ska
1
2
3
4
5
ukuran Elektron
PERCOBAAN
//1 k 330 // 470 + 680 330 k // 3,3 k 330 // 10 k ......
a I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA)
PERCOBAAN
330
la V(Volt) Sk
PENGUKURAN ARUS DC DENGAN HAMBATAN DIPARALEL
ika Terstruktur Page 16
1 k 470 + 680 3,3 k 10 k
ala V(Volt) Skala V(Volt) Skala V(Volt) Skala V(Volt)
PENGUKURAN TEGANGAN DC