Kegiatan Trs

17
NUR KHOLIS, S.T., M.T. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Transcript of Kegiatan Trs

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 1

NUR KHOLIS, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 2

Kegiatan 1 Multimeter

Tujuan dari kegiatan ini:

Multimeter

Alat ukur (piranti ukur) elektronik multimeter terdiri dari piranti ukur

Amperemeter, Voltmeter dan Ohmmeter atau sering disebut dengan AVOmeter.

Fungsi dan kegunaan masing-masing piranti ukur tersebut adalah:

a. Amperemeter digunakan untuk mengukur kuat arus (arus listrik)

b. Voltmeter digunakan untuk mengukur sumber tegangan (Voltage)

c. Ohmmeter digunakan untuk mengukur hambatan (resistansi)

Gambar 1 (a). Multimeter analog

(b). Multimeter digital

(a) (b)

Setelah mempelajari kegiatan ini diharapkan anda dapat:

1. Mempelajari fungsi dan sifat multimeter

2. Mempelajari penggunaan multimeter dan keterbatasan kemampuan

3. Dapat membedakan multimeter elektronis dan non elektronis

4. Dapat membedakan multimeter digital dan analog

5. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan, pengukur

arus, dan pengukur resistansi

6. Mempelajari kode warna pada resistor

7. Mendeskripsikan fungsi dan prinsip regulator tegangan.

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 3

Fungsi dasar Multimeter dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.

Fungsi tambahan Multimeter:

a. Amperemeter AC

b. Penguji dioda

c. Penguji transistor

d. Pengukur temperatur

e. Pengukur kapasitansi

Pengelompokan Multimeter

1. Analog

a. menggunakan peraga jarum moving coil

b. besaran ukur daras arus: non elektronis dan elektronis

2. Digital

a. menggunakan peraga bilangan digital

b. besaran ukur dasar tegangan yang dokonversi ke sinyal digital

Multimeter Nonelektronik.

Spesifikasi utama.

Batas ukur dan skala tegangan searah (DC dan AC), arus (DC) dan resistansi

Sensitivitas pengukuran tegangan dalam /V.

Ketelitian dalam %

Jangkauan frekuensi tegangan bolak-balok yang mampu diukur (misalnya antara

20 Hz – 30 KHz)

Batere yang diukur

Multimeter Elektronis

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 4

1. Besaran ukur dasar berupa tegangan

a. Rangkaian input menggunakan tabung vakum atau FET agar sensitivitas

tinggi

b. Analog peraga tetap moving coil

2. Nama lain (untuk analog)

a. Viltohmyst

b. VTVM (Vacuum Tube Volt Meter)

c. Solid State Multimeter

d. Transistorized Multimeter

Gambar 2. Rangkaian # 1

Pengukuran Elektronika Terstruktur

Pengukuran Hambatan Listrik

Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambat arus

listrik dan menghasilkan nilai resistansi tertentu. Kemampuan resistor dalam

menghambat arus listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor

tersebut.

Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang

berbentuk silinder, smd (surface Mount Devices), dan wire wound. Beberapa jenis

resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewoound, smd dan resistor dengan

teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar dipasaran umum adalah

resistor dengan bahan komposisi karbon dan metal film. Resistor ini biasanya berbentuk

silinder dengan pita-pita warna yang melingkar dibadan resistor. Pita-pita warna ini

dikenal sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode resistor kita dapat mengetahui

nilai resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor tersebut.

Atau

Gambar 3. Simbol dan fisik

PRAKTIKUM 1

Page 5

Resistor

R

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 6

RESISTOR DENGAN KODE WARNA

Resistor dengan menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu:

1. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi

2. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi

3. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna

untuk reliabilitas.

KODE WARNA RESISTOR

Suatu hambatan atau resistor mempunyai beberapa gelang (pita) yang terdiri dari

beberapa warna yang menunjukkan besarnya nilai suatu resistor. Adapaun kode warna

resistor dapat disederhanakan seperti pada gambar 4.

Gambar 4. Tabel sederhana kode warna resistor

Keterangan.

Cara menggunakan tabel pada gambar 3.8 adalah sebagai berikut:

1. Kolom warna (colour) menunjukkan warna pita pada resistor. Supaya mudah

dihafal maka dapat diringkas menjadi hi-co-me-ji-ku-hi-bi-u-a-pu, ditambah

dengan emas, perak, yaitu kepanjangan dari hitam – coklat – merah – jingga

(orange) – kuning – hijau – biru – ungu – abu-abu – putih – emas – perak.

2. Kolom ke 1, 2 dan 3 adalah pita resistansi yang menunjukkan angka resistansi.

3. Kolom ke 4 (MULTIPLIER) adalah pita resistor yang menunjukkan nilai

resistansi namun dikalikan dengan nilai pada pita ke 1, 2 dan 3.

4. Kolom pita ke 5 adalah pita resistor yang menunjukkan nilai toleransi.

5. Untuk membedakan resistor dengan 5 pita dengan pita terakhir adalah

toleransi dan 5 pita dengan pita terakhir adalah reliabilitas adalah dengan

melihat jarak pita terakhir. Jika jaraknya sama dengan pita kelima adalah

reliabilitas dan jika jaraknya sama dengan pita yang lain maka kelima adalah

toleransi.

6. pita pertama suatu resistor adalah yang paling dekat dengan ujung resistor.

Pada circuit # 1 terdapat beberapa resistor diantaranya 330 , 1 k, 470 ,

680 , 3,3 k dan 10 k. Pada praktikum 1 yang harus dilakukan adalah

mengukur, membaca nilai resistor.

Prosedur percobaan.

Amatilah rangkaian # 1

Jadikanlah nilai resistansi pada rangkaian # 1menjadi warna gelang

dengan toleransi masing-masing 1 %.

Tuliskan dan gambarkan hasilnya.

Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 7

optimal.

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 8

Pengukuran Arus DC

Rangkaian #1 (Gambar 2) mempunyai dua sumber tegangan yaitu sumber

tegangan dc dan ac. Yang dilakukan pada praktikum 2 adalah pengukuran tegangan dc.

Prosedur Percobaan.

Set tegangan dc antara 1 – 5 Volt.

Gambarkan dan Ukurlah arus (mA) pada rangkaian # 5, dengan menggunakan

tahanan R 330 Ohm; 1 kOhm; 470 Ohm + 680 Ohm, 3,3 Ohm dan 10 kOhm.

Catatlah skala yang digunakan dalam pembacaan

Buatlah tabel hasil pengukuran

Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.

Pengukuran Arus DC dengan tahanan R di Paralel.

Rangkaian #1 (gambar 2), dapat dirangkai menjadi rangkaian paralel dengan

memindah posisi saklar sedemikian rupa.

Prosedur Percobaan.

Set tegangan dc antara 1 – 5 Volt.

Gambarkan dan Ukurlah arus (mA) pada rangkaian # 5, dengan membuat tahan R

menjadi paralel (330 // 1 k ); (330 // 470 + 680 ); (330 // 1 k);

(1 k // 3,3 k); (1 k // 10 k)

Buatlah tabel hasil pengukuran

Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.

PRAKTIKUM 3

PRAKTIKUM 2

Pengukuran Tegangan DC.

Pada praktikum 3 yang perlu dilakukan adalah mengukur tegangan DC. Adapun

rangkaian yang digunakan adalah menggunakan rangkaian # 1.

PRAKTIKUM 3

Prosedur percobaan.

Perhatikan rangkaian # 1

Gambarkan dan ukurlah tegangan pada masing-masing komponen yang

terdapat pada rangkaian # 1, V(330 ); V(1 k ); V(330 ); V(470 );

V(680 ); V(330 ); V(1 k); V(1 k); V(3,3 k); V(1 k); V(10 k)

serta ubahlah saklar S sedemikian rupa.

Buatlah tabel hasil pengukuran

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 9

Pengukuran Arus AC.

Pada praktikum 4 yang diperlukan adalah mengukur arus AC, dengan

menggunakan rangkaian # 1.

Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.

PRAKTIKUM 4

Prosedur percobaan.

Perhatikan rangkaian # 1

Pindahkan Switch S1 ke tegangan sumber Vac dan Ukurlah tegangan Vac

(sumber) dengan mengubah-ubah sedemikain rupa.

Gambarkan dan ukurlah arus pada masing-masing beban yang terdapat pada

rangkaian # 1, V(330 ); V(1 k); V(330 ); V(470 ); V(680 ); V(330

); V(1 k); V(1 k); V(3,3 k); V(1 k); V(10 k) serta ubahlah saklar S

sedemikian rupa.

Buatlah tabel hasil pengukuran

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 10

Lengkapilah prosedur ini untuk mendapatkan hasil pecobaan yang optimal.

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 11

Gambar rangkaian percobaan

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan (generator fungsi, Osiloskop,

2. Memasukkan kabel sumber daya AC 220 Volt yang ada di belakang Osiloskop ke

stop kontak PLN.

3. Menyalakan Osioloskop dengan menekan tombol POWER.

4. Mengalibrasikan Osiloskop.

5. Menghubungkan AFG dan Osiloskop menggunakan probe.

6. Menentukan bentuk gelombang yang diinginkan (square, sinus) dengan cara

menekan salah satu tombol bentuk gelombang pada AFG.

7. Mengatur frekuensi yang diinginkan (20 Hz – 20 KHz) pada AFG dengan cara

mengatur range dan faktor pengalinya. Misal menginginkan frekuensi 100 Hz maka

menekan tombol range 10 Hz dan memutar tombol faktor pengali pada angka 10.

8. Mengamati bentuk gelombang dan frekuensi pada layar Osiloskop kemudian

mencatat hasil pengamatan pada Tabel 1. Data Hasil Percobaan.

9. Mengulangi langkah kerja no 6 s/d 8 dengan frekuensi yang berbeda sebanyak 20

kali.

OSILOSKOP

FUNCTION GENERATOR( AFG )

PRAKTIKUM 5

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 12

TABEL HASIL PERCOBAAN

NOFREKUENSI

( AFG )

FREKUENSI (OSILOSKOP)

GELOMBANG GELOMBANG

FREKUENSI GAMBAR FREKUENSI GAMBAR

1. 20 Hz

2. 30 Hz

3. 40 Hz

4. 50 Hz

5. 60 Hz

6. 70 Hz

7. 80 Hz

8. 90 Hz

9. 100 Hz

10. 110 Hz

11. 140 Hz

12. 200 Hz

13. 300 Hz

14. 400 Hz

15. 500 Hz

16. 600 Hz

17. 1,5 KHz

18. 20 KHz

19. 10 KHz

20. 15 KHz

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 13

Gambar rangkaian percobaan

FUNCTION GENERATOR( AFG )

OSILOSKOP

PRAKTIKUM 6

FUNCTION GENERATOR( AFG )

Pengukuran Elektronika Terstruktur Page 14

PROSEDUR PERCOBAAN

Menggambar Lissajous dan menghitung beda fase

Lakukan langkah seperti pada pengukuran tegangan AC hanya saja tekan kembali

tombol X-Y. Atur frekuensi yang didapatkan, sehingga di dapat gambar lissajous yang

paling baik dan mudah di analisa. Gambar gelombang lissajous yang anda dapatkan

pada kertas grafik yang anda bawa, analisa untuk mendapatkan beda fase.

Untuk menghitung beda fase dari dua sinyal

gelombang dapat di lakukan dengan

mensuperposisikan dua sinyal gelombang tersebut.

Pada osiloskop dapat dilakukan dengan membuat

gelombang lissajous.

Dari lissajous yang terbentuk dapat di hitung beda

fase sebagai berikut :

Pengukuran Elektronika T

Lampiran

TABEL HASIL PERCOBAAN

NONILAI RESISTOR

HITUNG (Ω) PENGUKURAN (Ω)

TABEL HASIL PERCOBAAN

TEG.

(Volt)

330 Ohm 1

I (mA) Skala I (m

1

2

3

4

5

PENGUKURAN HAMBATAN

erstruktur Page 15

kOhm 470 + 680 Ohm 3,3 Ohm 10 Ohm

A) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala

PENGUKURAN ARUS DC

Peng

TABEL HASIL

TEG.

(Volt)

330

Skal

1

2

3

4

5

TABEL HASIL

TEG.

(Volt) Ska

1

2

3

4

5

ukuran Elektron

PERCOBAAN

//1 k 330 // 470 + 680 330 k // 3,3 k 330 // 10 k ......

a I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA) Skala I (mA)

PERCOBAAN

330

la V(Volt) Sk

PENGUKURAN ARUS DC DENGAN HAMBATAN DIPARALEL

ika Terstruktur Page 16

1 k 470 + 680 3,3 k 10 k

ala V(Volt) Skala V(Volt) Skala V(Volt) Skala V(Volt)

PENGUKURAN TEGANGAN DC

Pengukuran Elektronika

TABEL HASIL PERCOBAAN

TEG.

(Volt)

330 1

Arus

(mA)Skala

Arus

(mA)

1

2

3

4

5

Terstruktur Page 17

k 470 + 680 3,3 k 10 k

SkalaArus

(mA)Skala

Arus

(mA)Skala

Arus

(mA)Skala

PENGUKURAN ARUS AC