KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PISTON ASSEMBY DAN ......Gambar 64. Beban Tekan, Tarik dan Tekuk pada Piston...

19
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PISTON ASSEMBY DAN MEKANISME ENGKOL SEPEDA MOTOR A. Tujuan Disediakan buku modul diklat, CD pembelajaran interaktif, media pembelajaran, melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat mampu melakukan telaah Piston Assemby dan Mekanisme Engkol Sepeda Motor dan komponennya, melakukan diagnosa dan pemeriksaan kerusakan dan melakukan perbaikan Piston Assemby dan Mekanisme Engkol Sepeda Motor B. Indikator Pencapaian Kompetensi Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu : 1. Menelaah konstruksi piston 2. Mendiagnosa kerusakan piston 3. Memperbaiki kerusakan pada piston C. Uraian Materi Piston Fungsi piston : 1. Menghisap, mengkompresi gas baru dan membuang gas bekas 2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada batang piston 3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak Pembebanan piston : 1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembakaran yang tinggi 2. Menerima gaya percepatan yang tinggi 3. Menerima gaya gesek dan gaya samping Bagian utama pada piston motor 4 langkah 79

Transcript of KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PISTON ASSEMBY DAN ......Gambar 64. Beban Tekan, Tarik dan Tekuk pada Piston...

  • KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 PISTON

    ASSEMBY DAN MEKANISME ENGKOL

    SEPEDA MOTOR

    A. Tujuan

    Disediakan buku modul diklat, CD pembelajaran interaktif, media

    pembelajaran, melalui belajar mandiri dan diskusi kelompok peserta diklat

    mampu melakukan telaah Piston Assemby dan Mekanisme Engkol Sepeda

    Motor dan komponennya, melakukan diagnosa dan pemeriksaan

    kerusakan dan melakukan perbaikan Piston Assemby dan Mekanisme

    Engkol Sepeda Motor

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi

    Setelah mempelajari materi ini, peserta diklat mampu :

    1. Menelaah konstruksi piston

    2. Mendiagnosa kerusakan piston

    3. Memperbaiki kerusakan pada piston

    C. Uraian Materi

    Piston

    Fungsi piston :

    1. Menghisap, mengkompresi gas baru dan membuang gas bekas

    2. Merubah tekanan hasil pembakaran menjadi gaya dorong pada

    batang piston

    3. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak

    Pembebanan piston :

    1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembakaran yang tinggi

    2. Menerima gaya percepatan yang tinggi

    3. Menerima gaya gesek dan gaya samping

    Bagian utama pada piston motor 4 langkah

    79

  • Tk

    Gambar 55. Gambar Piston Motor 4 Langkah

    1. Puncak piston

    2. Bidang api

    3. Bidang cincin

    4. Pinggang piston

    D = Diameter piston (diukur melintangterhadap pena)

    Tk = Tinggi kompresi

    Dp = Diameter mata pena piston

    Ada tiga coakan/groove tempat ring piston yaitu 2 ring kompresi (groove ke 1

    dan 2) dari puncak piston, dan groove ke 3 tempat ring oli.

    Bagian utama pada piston motor 2 langkah

    Gambar 56. Gambar Piston Motor 2 Langkah

    Bagian utama motor 4 langkah dan 2 langkah hampir sama, yang

    membedakan adalah jumlah coakan / groove tempat ring piston, pada motor

    80

  • 2 langkah hanya ada 2 groove untuk ring piston, dengan pasak/pin (special)

    sebagai tempat yang tetap ujung ring piston, dengan alasan keamanan ring

    piston tidak bertemu dengan lubang saluran bilas dan pembuangan.

    Bahan dan pembuatan piston/piston

    Peryaratan bahan piston/piston

    Melihat fungsi dan pembebanan piston, maka dituntut persyaratan antara lain

    :

    1. Kuat terhadap tekanan tinggi

    2. Tahan terhadap temperatur tinggi

    3. Tahan terhadap keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik

    4. Mempunyai koefisien muai panas kecil

    Macam – macam bahan paduan

    1. Bahan yang umumnya dipakai untuk piston adalah aluminium

    karena sifatnya ringan. Tetapi aluminium murni terlalu lembek dan

    mempunyai ketahanan kecil terhadap pemuaian / gesekan.

    2. Untuk memenuhi persyaratan yang diinginkan, maka aluminium

    harus dicampur dengan logam lain.

    a. Paduan Al – Si Si 12–25%

    b. Paduan Al – Cu Cu 5% si < 1%

    c. Paduan Al – Si - Cu Si & Cu masing-masing 5%

    d. Paduan Al – Ni Ni 25%

    Keterangan :

    1. Silikon ( Si ) : makin tinggi kadar Si, makin kecil muai panas dan

    gesekan. Tetapi makin sulit pengerjaan/pembuatannya.

    2. Tembaga ( Cu ) : Tahan terhadap karat dan kemampuan memindahkan

    panas baik.

    3. Nikel ( Ni ) : Memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur

    tinggi, muai panas kecil dan tahan terhadap karat.

    81

  • Offset piston / Kedudukan sumbu pena piston

    Untuk memperkecil gesekan dan tamparan piston pada posisi TMA dan TMB serta langkah usaha, serta untuk memperkecil gesekan pada daerah sisi kerja, sumbu pena piston sering digeser kearah samping ( 0,3 s/d 1 mm ), kesisi yang menerima gaya samping pada langkah usaha

    Posisi pison mendekati TMA

    Posisi pison di TMA Daerah

    sisi kerja

    Posisi pison setelah

    TMA Langkah usaha

    Gambar 57. Offset Piston

    Penafsiran kerusakan piston

    1. Keausan biasa / normal

    a. Alur-alur cincin piston yang aus

    b. Pena piston longgar karena keausan pada lubangnya.

    82

  • Gambar 58. Keausan Normal

    Retak mulai dari ujung celah pinggang piston

    Gambar 59. Keretakan Piston

    Pemakaian dari 100.000 km ( sepeda motor, mobil ) dan 300. 000 km ( truk )

    mengakibatkan alur cincin menjadi aus, pena piston longgar, retak pada

    pinggang piston karena perlemahan bahan.

    2. Temperatur terlalu tinggi

    Temperatur yang terlalu tinggi dapat disebabkan oleh :

    83

  • a. Knocking (detonasi ), motor

    diesel saat penyemprotan terlalu

    awal, nosel penyemprotan aus,

    atau nilai cetan bahan bakar

    terlalu rendah.

    Gambar 60. Piston Terbakar

    b. Penyemprotan nozel jelek

    c. Puncak piston terbakar dan

    berlubang

    Gambar 61. Piston Berlubang Akibat Temperature

    3. Goresan pada piston

    Temperatur terlalu panas

    a. Pendinginan

    kurang/overheating

    b. Celah antara piston dengan

    tabung silinder terlalu kecil

    c. Pelumasan kurang Gambar 62. Goresan pada Piston

    84

  • 4. Kebisingan piston akibat kerusakan/keausan

    Adanya bunyi tamparan / bunyi ketukan, hal ini disebabkan, oleh :

    a. Kelonggaran antara piston dan dinding silinder

    b. Kelanggaran antara pena piston dengan piston

    c. Kelonggaran pena piston dengan batang piston

    d. Piston retak

    Bising ( gesekan kasar )

    a. Permukaan piston tergores

    b. Cincin piston patah/macet

    Masalah pemuaian piston

    Temperatur tinggi yang terjadi pada piston dari bahan logam ringan akan

    mengakibatkan muai panas yang besar.

    Pemecahan :

    1. Bentuk piston ( model Tirus dan Lonjong / Oval )

    Bentuk piston

    Saat dingin

    a. Tirus ( A < B )

    b. Lonjong ( C < D )

    Saat panas

    a. Piston berbentuk silindris

    Karena muai panas puncak

    piston lebih besar dari pada

    pinggang piston

    b. Piston berbentuk bulat,

    Gambar 63. Bentuk Piston

    karena pemuaian diarahkan

    ke sumbu pena piston

    85

  • Batang piston / conecting rod

    Fungsi :

    1. Menghubungkan piston dan poros engkol

    2. Merubah gerak lurus piston menjadi gerak putar pada poros engkol

    3. Memindahkan gaya piston keporos engkol dan membangkitkan momen

    putar pada poros engkol

    Pembebanan

    a

    c

    b

    Gambar 64. Beban Tekan, Tarik dan Tekuk pada Piston

    Pembebanan yang terjadi pada batangpiston antara lain :

    1. Beban tekan, beban regangan / tarik, beban tekukan

    2. Bahan Batang piston terutama dibuat dari bahan baja dengan

    perbaikan mutu, contoh 34 CR MO 4 . atau besi tuang ( misal GGG

    50 ).

    Konstruksi & bentuk profil

    Gambar 65. Konstruksi Conecting Roda

    86

  • Keterangan :

    1. Conecting rod sepeda motor berbentun utuh tidak terpisah

    2. Menggunakan bearing untuk bantalan big end dan small end

    3. Sistem pengikatan mekanisme engkol (poros, bearing dan big end

    conecting rod dan proros engkol) dilkukan dengan sistem pres.

    Bentuk profil conecting rod / batang piston

    Biasanya batang piston dibuat berpenampang bentuk “I “

    Gambar 66. Profil Conecting Rod

    Karena bentuk ini mempunyai kekuatan tinggi dan stabil, dengan berat yang

    relatif ringan (kuat terhadap puntiran dan tekukan)

    Ring piston/ Cincin piston

    Fungsi :

    1. Sebagai perapat antara piston dengan silinder, agar tidak terjadi

    kebocoran gas dari ruang bakar ke rumah poros engkol

    2. Sebagai penyekat oli, agar tidak masuk ke ruang bakar

    3. Memindahkan panas piston ke dinding silinder

    Persyaratan bahan :

    1. Tahan aus, lihat dan mempunyai sifat luncur yang baik

    2. Mempunyai kualitas pemegasan (defleksi ) yang baik

    3. Kelentingan pegas tidak berubah akibat temperatur tinggi

    87

  • Cara kerja :

    Gambar67. Posisi ring piston

    Persyaratan bahan

    Langkah buang :

    Piston bergerak dari TMB ke TMA posisi ring

    piston /cincin piston berada dibagian bawah

    alur akibat tekanan gas bekas dan gesekan

    cincin piston dengan dinding silinder

    Langkah hisap :

    Piston bergerak dari TMA ke TMB posisi ring

    piston/cincin piston berada pada bagian atas

    alur, akibat dari gesekan cincin dengan dinding

    silinder

    Langkah kompresi :

    Piston bergerak dari TMB ke TMA posisi ring

    piston/cincin piston seperti pada langkah

    buang, sehingga gas dapat dimanfaatkan

    dengan sempurna

    Langkah usaha :

    Pada awal langkah usaha, posisi ring

    piston/cincin piston berada pada bagian bawah

    alur. akibat tekanan gas pembakaran

    selanjutnya ring piston/cincin piston akan

    berada ditengah akibat dari gesekan

    1. Tahan aus. liat dan mempunyai sifat luncur yang baik

    2. Mempunyai kualitas pemegasan (defleksi ) yang baik

    3. Kelentingan pegas tidak berubah akibat temperatur tinggi

    88

  • Contoh-contoh cincin kompresi motor 4 langkah

    Tabel 2 Jenis Ring Piston

    Bentuk Ring Piston Motor 2 Langkah

    Piston ring mempunyai beberapa tipe dan bentuk penampang pada bagian

    ujungnya, bentuk penampang menunjukan karakteristik dari ring tersebut.

    Tipe plain / Plain type.

    Ring yang biasa dipakai yang mempunyai penampang “segi empat”.

    Tipe keystone / Keystone type.

    Penampang dibuat dari keystone,ring ini juga di desain agar mudah terdorong

    oleh tekanan pembakaran, sehingga semua permukaan dapat bersinggungan

    dengan dinding silinder. Ring piston juga harus dapat bergerak keluar-masuk

    dalam alurnya untuk mencegah pembentukan karbon pada alur sehingga alur

    tidak lengket pada alur ring.

    89

  • Tipe L-shaped ring.

    Penampangnya berbentuk “L” shaped ring,mempunyai permukaan singgung

    yang lebar, sehingga memberikan factor “sealing” : yang bagus. Tapi ring ini

    mempunyai hambatan singgung yang tinggi oleh karenanya kurang baik untuk

    mesin kecepatan tinggi.

    Gambar 68. Jenis Ring Piston 2 Langkah

    Ring oli

    Fungsi :

    1. Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder

    2. Membentuk lapisan oli tipis dan merata pada dinding silinder agar dinding

    silinder tidak cepat aus

    Cara kerja :

    Pada saat piston bergerak dari TMB ke TMA, oli akan melumasi dinding

    silinder melalui saluran/perlengkapan dari sistem pelumasan. Pada saat

    piston bergerak dari TMA ke TMB, ring oli akan mengikis sebagian oli pada

    dinding silinder dan membentuk lapisan oli yang tipis dan merata disekeliling

    dinding silinder.

    90

  • Gambar 69. Cara Kerja Ring Oli

    Persyaratan bahan

    1. Mempunyai sifat luncur yang baik

    2. Pada cincin oli tanpa peregang harus mempunyai kualitas pemegasan

    (defleksi) yang baik.

    3. Kelentingan pegas harus mampu membentuk lapisan oli yang sesuai

    dengan silinder

    Jenis-jenis cincin oli

    Gambar 70. Jenis Cincin Oli

    91

  • Masalah – masalah pada cincin piston

    Cincin patah dan terbakar

    1. Deposit yang diakibatkan oleh panas yang berlebihan, bahan bakar yang tidak

    terbakar dan oli yang kotor, akan menempel dan menyumbat alur cincin.

    2. Deposit membeku dan mengeras, cincin piston menjadi, macet dan akhirnya

    patah

    Pena piston

    Fungsi :

    Pena piston berfungsi sebagai penghubung antara piston dan batang piston,

    serta meneruskan gaya dari piston ke batang piston. Bahan :

    Pena piston biasanya dibuat dari baja nikel

    Diameternya dibuat besar agar luas bidang gesek menjadi besar

    sehingga tahan terhadap keausan.

    Pena piston juga dibuat berlubang agar lebih ringan, sehingga

    beban keseluruhan piston menjadi lebih ringan.

    Poros Engkol Sepeda Motor

    Gambar 71. Poros Engkol Sepeda Motor

    92

  • Fungsi :

    Merubah gerak lurus bolak-balik piston ( translasi ) menjadi gerak putar pada

    poros engkol dengan perantaraan conecting rod / batang piston.

    Poros engkol umumnya ditahan dengan bantalan luncur / bearing yang

    ditetapkan pada ruang engkol. Bantalan poros engkol biasa disebut

    bantalan utama.

    1. Jenis poros engkol yang dipergunakan pada mesin sepeda

    motoradalah:Jenis built up digunakan pada motor jenis kecil yang

    mempunyaijumlah silinder satu atau dua

    2. Jenis ”one piece”, digunakan pada motor jenis besar yang

    mempunyai jumlah silinder banyak.

    Untuk motor satu silinder pada poros engkolnya (biasanya dihadapan pena

    engkol) ditempatkan bobot kontra sebagai balance putaran engkol sewaktu

    berputar.

    Pemeriksaan Piston Assembly dan Mekanisme Engkol

    Pelepasan piston, adapun langkah – langkahnya seperti berikut :

    (Posisi blok silinder sudah dilepas terlepas)

    1. Tutup lubang crankcase dengan kain lap untuk menghindari

    pengunci piston terjatuh kedalam mesin.

    2. Lepas klip pengunci piston pada salah satu sisinya.

    Gambar 72. Pelepasan Piston

    93

  • 3. Dorong keluar pen piston, lepas piston dari tempatnya.

    4. Lepas ring piston sesuai urutan dari top ring/ring pertama – second

    ring/ring kedua-ring dan ring oli menggunakan piston ring expander.

    Gambar 73. Pemeriksaan Pen Piston

    5. Setelah melakukan pelepasan ring piston, bersihkan alur ring piston

    Langkah berikutnya adalah pemeriksaan piston

    Pemeriksaan Piston

    1. Pemeriksaan secara visual dinding silinder dan piston terhadap

    keretakan dan goresan, gerakan translasi piston menyebabkan

    dinding silinder dan badan piston mengalami kerusakan yang

    berbentuk goresan.

    2. Ukur celah/kelonggaran piston dengan silinder.

    3. Ukurlah diameter torak dengan posisi 900 terhadap sumbu pena

    torak, tempat pengukuran dan toleransi lihat buku manual.

    Gambar 74. Pengukuran Piston

    94

  • Hasil pengukuran diameter silinder – diameter piston, hasil tersebut

    menentukan tentang kelayakan piston.

    Batasan servis 0,020 – 0,035 mm, limit 0,15 mm. Jika diluar spesifikasi

    tersebut maka diperkenankan melakukan “Reboring / Over size.”

    4. Pemeriksaaan pin piston dan lubang pin piston

    Periksa secara visual pin piston dengan melihat kondisi permukaannya

    apabila berwarna biru pertanda pin piston tersebut terbakar, kelonggaran

    lubang pin dengan pin piston : 0,002 – 0,018mm,limit :0.068 mm

    5. Periksa kelonggaran pena torak terhadap mata pena torak

    Gambar 75. Pemeriksaan Pen Piston

    Kriteria :

    1. Pena torak dapat digerakkan dengan tenaga ibu jari - Baik

    2. Pena torak dapat digerakkan tanpa tenaga - sedang

    3. Pena torak dapat digerakkan longgar - jelek

    Pemeriksaan ring piston

    1. Masukkan ring piston kesilinder dorong dengan muka piston

    sehingga sejajar/rata

    2. Ukur celah ujung menggunakan fuller gauge pada bagian tiga

    posisi (atas, tengah dan bawah)

    95

  • Gambar 76. Pemeriksaan Celah Ujung Ring Piston

    3. Jarak antara ujung ring piston adalah 0,10-0,15. Limit 0,20mm

    4. Bandingkan hasil pengukuran dengan buku manual

    5. Celah ujung melebihi batas maksimum diganti baru

    6. Celah ujung lebiih kecil dari batas minimum digerinda / dikikir

    Memeriksa celah sisi cincin torak

    1. Pasangkan cincin torak ke dalam alur cincin torak yang semestinya

    2. Ukur celah sisinya dengan fuler

    Gambar 77. Pemeriksaan Celah Sisi Ring Piston

    Data buku manual :

    1. Jika celah sisi melebihi ketentuan, cincin torak harus diganti baru

    dan diadakan pengukuran lagi.

    96

  • 2. Bila hasil pemeriksaan tidak memenuhi persyaratan, berarti

    alur cincin torak aus, ganti torak dan cincin torak dengan yang

    baru.

    Pemeriksaan Conecting Rod

    1. Periksa keadaan batang torak secara visual, jika rusak

    harus diganti

    2. Periksa kebengkokan dan kepuntiran

    3. Pasang batang pada alat penguji batang torak

    Data Umum

    1. Kebengkokan maksimum 0,05 mm per 100 mm

    2. Kepuntiran maksumum 0,05 mm per 100 mm

    Pemeriksaan Bearing

    1. Lakukan pemeriksaan bearing luar secara visual dengan

    melihat kondisi bearing, jika putaran bearing terasa kasar

    dan berbunyi lakukan penggantian bearing.

    2. Lakukan pemeriksaan beraing dalam (bearing big end)

    dengan cara :

    a. Pegang ujung bagian atas conecting rod.

    b. Pukul tangan yang dekat dengan conecting rod, jika

    terasa ada bunyi yang keras berarti keausan bearing

    dalam sudah cukup besar.

    c. Pergantian bearing dalam perlu orang yang ahli (bawa kebengkel

    khusus).

    Jika pemeriksaan dan pengukuran piston assembly dan

    mekanisme engkol telah selesai dilakukan, lakukan perakitan

    kembali. Perakitan dapat melihat job sheet yang relevan atau buku

    manual sepeda motor yang diperiksa.