Kegiatan Media Relations Hotel

46
KEGIATAN MEDIA RELATIONS HOTEL Studi Kasus mengenai Kegiatan Media Relations Sebagai Upaya Untuk Mendapatkan Dukungan Public Eksternal Sheraton Bandung Hotel and Towers Disusun Oleh : Laras Gita Lestari 210110060078 Kelas B Humas 2006 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT

Transcript of Kegiatan Media Relations Hotel

Page 1: Kegiatan Media Relations Hotel

KEGIATAN MEDIA RELATIONS HOTEL

Studi Kasus mengenai Kegiatan Media Relations

Sebagai Upaya Untuk Mendapatkan Dukungan Public Eksternal

Sheraton Bandung Hotel and Towers

Disusun Oleh :

Laras Gita Lestari

210110060078

Kelas B

Humas 2006

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN ILMU HUBUNGAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2009

Page 2: Kegiatan Media Relations Hotel

KEGIATAN MEDIA RELATIONS

SHERATON BANDUNG HOTEL AND TOWERS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Konteks Penelitian

Bandung adalah kota yang sedang berkembang saat ini. Tidak hanya

dalam bidang fashion saja yang terkenal tetapi juga bandung terkenal dengan

suasana resort yang berada di daerah pegunungan. Daerah yang sangat cocok

untuk menjadi tempat istirahat melapaskan kepenatan yang ada. Daerah

tersebut salah satunya adalah daerah dago. Dago sangat terkenal dengan

suasana daerah pegunungan, menampilkan pemandangan yang indah dan

mungkin tidak dimiliki oleh daerah lain selain itu, dago merupakan salah satu

kawasan elit yang berada di kota Bandung.

Hal inilah yang membuat salah satu Hotel bintang Lima yang berada di

Indonesia menempatkan posisinya di daerah dago, hotel itu adalah Sheraton

Bandung Hotel and Towers. Sheraton Bandung ini bertempat di daerah dago

yang menapilkan suasana resort kota Bandung yang sangat terkenal akan

keindahannya. Hal inilah yang membuat Sheraton bandung selalu

menempatkan mutu terdepan akan kualitas pelayanannya kepada konsumen.

Pelayanan yang bermutu sangat dikedepankan oleh Sheraton Bandung

untuk mengaet para konsumen. Pelayanan tidak hanya sekedar apa yang ingin

ditawarkan oleh mereka saja tetapi juga bagi Sheraton Bandung, para

Page 3: Kegiatan Media Relations Hotel

konsumen harus diperlakukan dengan baik. Praktisi PR sangat berpengaruh

dalam hal tersebut, semakin hari profesi seorang PR sekarang ini semakin

memasyarakat dan mendapat tempat dalam kegiatan bisnis modern, sehingga

banyak perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa merasakan betapa

pentingnya membentuk divisi/ bidang PR di perusahaan mereka untuk

memperoleh citra dan merebut dukungan publik dalam upanya

mengembangkan perusahaan.

Dengan kondisi yang sangat kopentitif ini, bidang PR berupaya merebut

dukungan publik dengan melalui program yang dilakukannya agar perusahaan

dapat mampu bersaing dan berkembang terus. Upaya meraih dukungan publik

itu, dalam kegiatannya PR perlu bekerja keras dengan mencari dan memberi

informasi kepada masyarakat, agar perusahaan dapat tumbuh subur, karena

kepercayaan dan sokongan publiklah perusahaan akan tetap berjalan.

Hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen dari budi yang dijalankan

secara berkesinambungan dan berencana, dengan mana organisasi-organisasi

dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh

dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut

pautnya atau mungkin ada sangkut-pautnya- dengan menilai pendapat umum

di antara mereka dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan

kebijaksanaan dan ketatalaksanaan mereka guna mencapai kerjasama yang

twelah produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih

efisien, dengan melancarkan informasi yang berencana tersebar luas.

(Uchjana: 1990 : 134)

Page 4: Kegiatan Media Relations Hotel

Komunikasi organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat

informative yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak memiliki

keterlibatan, setidak-tidaknya ada hubungan batin. Kegiatan ini sangat penting

dalam upaya memecahkan suatu masalah yang terjadi tanpa diduga.

Salah satu kegiatan PR dalam memberikan informasi kepada masyarakat

untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan

Hubungan Pers (Press Relations / Media Relations) yakni membina hubungan

baik dengan kalangan pers mengelola media cetak (suratkabar/ majalah) dan

media elektronik (tv/radio).

Media PR adalah berbagai macam sarana penghubung yang diperlukan

seorang PR (mewakili organisasi) dengan publiknya, yaitu public internal dan

eksternal untuk membantu pencapaian tujuan. (Rumanti : 2002 : 118)

Hubungan Pers atau Merdia Relations adalah upaya-upaya untuk

mencapai publikasi atau penyiaran yang maxsimum atas suatu pesan atau

informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman

bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. (Anggoro:

2000 : 152)

“Kami berupaya untuk menjaga hubungan yang baik dengan pers yang

telah memberikan kami banyak hal positif guna mengembangkan Sheraton

Bandung kea rah yang positif” ujar Ibu Prestu selaku Public Relations

Sheraton Bandung Hotel and Towers.

Merurut Frank Jefkins dalam Bukunya Public Relations, menyebutkan

bahwa :

Page 5: Kegiatan Media Relations Hotel

“Definitions of press relations. The role of press relations is to achieve

maximum publication or broadcasting of PR information in order to create

knoledge and understanding” (Soemirat : 2007 : 122)

“Batasan Jefkins mengenai peranan hubungan pers adalah untuk

memperoleh pemuatan atau penyiaran secara maksimal tentang informasi PR

yang disampaikan untuk memberikan pengetahuan dan menciptakan

pengertian publiknya”.

Penting sekali dalam sebuah kegiatan PR menjalin hubungan pers atau

Media Relations yang baik dengan para pemimpin dan reporter/wartawan

surat kabar, majalah radio, dan televisi. Perlakuan yang berdasarkan like dan

dislike dalam memberitakan keterangan dapat menimbulkan adanya berita-

berita/ tulisan-tulisan yang tidak akurat, bahkan berita yang tidak benar

tentang organisasi/perusahaan itu, yang mungkin dapat membawa kerugian.

(Abdurahman dalam Soemirat, 2007 : 122)

Membangun hubungan pers (pers relations) atau media relations

merupakan barometer atau tolok ukur mengenai berhasil atau tidaknya dari

suatu fungsi atau tugas PR yakni untuk menilai efektif tidaknya pekerjaan PR

pada sebuah lembaga atau instansi. Keberhasilan tersebut bias dilihat dari

sejauhmana pemberitaan pers situ dapat menguntungkan bagi citra perusahaan

dimata public atau masyarakat sebagai hasil kerjasama yang baik (mutual

symbiosis) antara PR dengan pihak wartawan atau pers. (Ruslan : 1995 : 35)

“Hubungan media yang kami bina, kami sadari bahwa setiap upaya kami

ingin membangun dan meningkatkan hubungan lebih baik lagi, kami selalu

Page 6: Kegiatan Media Relations Hotel

berupaya untuk tetap memberikan informasi-informasi yang akurat, jujur,

sehingga hubungan tertebut tetap berjalan dengan baik” ucap Ibu Prestu selaku

Public Relations Sheraton Bandung Hotel and Towers.

Hal-hal penting yang perlu diketahui PR tentang media massa, ucap

Jefkins dalam Soemirat, sebagai berikut :

1. The editional policy yaitu kebijakan redaksinya, yang menyangkut

visi dan misi media, isi dan bentuk media yang diterbitkan.

2. Frequency of publication yaitu harian, mingguan, dwi-mingguan,

seminggu dua kali, bulanan, triwulanan, tahunan. Edisi tertentu

setiap harinya dianggap penting.

3. Copy date yaitu batas waktu dan tanggal pemasokan berita ke media

massa, termasuk untuk isu berita mendatang. Bergantung frekuensi

dan proses percetakan. Sekarang dikenal dengan cetak jarak jauh.

4. Printing prosess yaitu jenis percetakan media massa yang digunakan

seperti letterpress, photogravure atau lithography, offset litho yang

kini cukup populer di berbagai belahan dunia.

5. Circulations area yaitu daerah sirkulasinya, mencakup internasional,

nasional, regional, satu kota, pinggiran kota, pemuatan kasus-kasus

tertentu menjadi bagian pemuatan regional propinsi tertentu.

6. Readershp profile yaitu bagaimana karakteristik/profil orang-orang

yang membaca media itu, dilihat dari kelompok umur, jenis kelamin,

tingkat sosial, pekerjaan, kepentingan khusus, kebangsaan,

kelompok etnis, agama, dan politik.

Page 7: Kegiatan Media Relations Hotel

7. Distribution method yaitu cara penyebaran media tersebut.

Kaitan PR dengan pers/media massa harus tetap erat, karena PR tidak

dapat meninggalkan pers sebagai sarana informasi publikasi PR, sebaliknya

pers membutuhkan informasi resmi, akurat dan lengkap, biasanya didapatkan

dari PR. Jadi ada semacam pertalian yang simbiosis.

Sheraton Bandung Hotel and Towers selalu mengedepankan informasi-

informasi yang dibutuhkan oleh para publiknya, baik public internal maupun

eksternal. Public internal sangat berpengaruh dalam kelangsungan suatu

perusahaan dan public eksternal mendapatkan peran penting untuk dapat

menjaga keberlangsungan perusahaan berjalan. Media relations pun perlu

tetap dijalankan untuk mendapatkan dukungan dari public eksternal

perusahaan. Hal inilah yang mendorong Sheraton Bandung Hotel and Towers

menjalankan suatu system media relations yang sejalan agar dukungan dari

pihak eksternal perusahaan dapat tetap terjaga dengan baik.

Salah satu tujuan Eksternal PR adalah untuk mengeratkan hubungan

dengan orang-orang diluar badan atau instansi hingga terbentuklah opini

public yang favourable terhadap badan itu. Tugas penting eksternal PR adalah

mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informative dan

persuasive yang ditujukan kepada public diluar badan itu. (Abdurrachman:

1995 : 38)

Hal ini dipertegas dengan ucapan Ibu Prestu selaku PR Sheraton Bandung

Hotel and Towers; “Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Sheraton Bandung

Page 8: Kegiatan Media Relations Hotel

Hotel and Towers kami selalu mengundang para insan pers untuk ikut serta

dalam setiap kegiatan yang kami buat.”

Sangatlah penting sekali bagi seorang PR melakukan hubungan pers/media

masa, agar kemitraan antara PR dengan Pers tetap menjalin hubungan yang

saling membutuhkan satu sama lain, tanpa melupakan integritas propesi

masing-masing yang bias melanggar kode etik PR dan kode etik pers itu

sendiri.

“Untuk tetap menciptakan hubungan yang baik dengan pers maka kami

selalu berupaya untuk ikut dalam setiap undangan yang ditujukan oleh pers

untuk kami”.

Oleh karena itu, penulis menganalisis penelitian ini dan menggunakan

metode kualitatif. Jenis penelitian yang penulis ambil adalah studi kasus,

diamana studi kasus ini memaparkan segala macam hal yang berkenaan

dengan penelitian ini.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berhubungan dengan Media Relations di sebuah perusahaan. Penelitian

tersebut yaitu “Bagaimana Kegiatan Media Relations Sebagai Upaya

Untuk Mendapatkan Dukungan Public Eksternal Sheraton Bandung

Hotel and Towers”

1.2 Fokus Penelitian

“Bagaimana Kegiatan Media Relations Sebagai Upaya Untuk

Mendapatkan Dukungan Public Eksternal Sheraton Bandung

Hotel and Towers”

Page 9: Kegiatan Media Relations Hotel

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana latar belakang Kegiatan Media Relations sebagai

Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

2. Bagaimana tujuan Kegiatan Media Relations sebagai Upaya

untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

3. Bagaimana bentuk-bentuk Kegiatan Media Relations sebagai

Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

4. Bagaimana proses Kegiatan Media Relations sebagai Upaya

untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang Kegiatan Media Relations

sebagai Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal

Sheraton Bandung Hotel and Towers?

2. Untuk mengetahui tujuan Kegiatan Media Relations sebagai

Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

Page 10: Kegiatan Media Relations Hotel

3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Kegiatan Media Relations

sebagai Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal

Sheraton Bandung Hotel and Towers?

4. Untuk mengetahui proses Kegiatan Media Relations sebagai

Upaya untuk Mendapatkan Dukungan Publik Ekternal Sheraton

Bandung Hotel and Towers?

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian in adalah :

1.5.1 Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat member masukan dan sumbangan

yang berarti bagi perkembangan bidang kajian Ilmu Hubungan

Masyarakat khususnya pada bidang Media Relations.

1.5.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

aplikasi Media Relations seorang PR dalam mendapatkan dukungan

oleh publik eksternal perusahaan.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

masukan dan pertimbangan bagi manajemen Sheraton Bandung Hotel

and Towers sehingga dapat mengevaluasi program dan dapat

menentukan langkah strategis selanjutnya.

Page 11: Kegiatan Media Relations Hotel

1.6 Landasan Teori

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dimana terdapat paradigma di

dalamnya sehingga oleh peneliti dapat diteliti. Penelitian kualitatif berakar

dari data, maka pengertian teorinya tidak lari daripada aturan menjelaskan

proposisi atau seperangkat proposisi yang berkaitan dengan fenomena

alamiah. Fungsi teori adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku,

menemukan teori lainnya, digunakan untuk aplikasi praktis, memberikan

perspektif bagi usaha penjaringan data, membimbing dan menyajikan gaya

penelitian. Teori itu dapat diformulasikan secara deskriptif maupun secara

proposional. Teori dibedakan atas teori substantive dan teori formal. Teori

substantive disusun untuk keperluan empiris sedangkan teori formal untuk

keperluan pengembangan secara konseptual yang berbeda dengan taraf

abstraksinya, dan teori subtrantif harus terlebih dahulu disusun.

Penelitian ini menggunakan pendekatan interaksi simbolik, interaksi

simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan kegiatan social dinamis

manusia. Menurut teoretisi interaksi simbolik, kehidupan social pada dasarnya

adalah interaksi manusia dengan menggunakan symbol-simbol. Teori ini

berasumsi bahwa pengalaman manusia ditengahi oleh penafsiran objek, orang,

situasi, dan peristiwa yang tidak memiliki pengertiannya sendiri, sebaliknya

pengertian diberikan kepada mereka untuk memahami perilaku.

Joel M. Charon dalam bukunya ”Symbolic Interactionism” mendefinisikan

interaksi sebagai “aksi social bersama, individu-individu berkomunikasi satu

Page 12: Kegiatan Media Relations Hotel

sama lain mengenai apa yang mereka lakukan dengan mengorientasikan

kegiatannya kepada dirinya masing-masing. (Uchjana : 1993 : 390)

Interaksi simbolik merupakan dasar kajian social yang sangat berpengaruh

dalam penelitian kualitatif. John Dewey dan Blumer H. Telah

menyempurnakan pandangan interaksi simbolik dengan membagi tiga prinsip

arti symbol yang diberikan responden. Kegiga prinsip atau premis dimaksud

adalah sebagai berikut :

1. Dasar manusia bertindak adalah yntuk memenuhi kepentingannya.

Dalam memberikan interpretasi tindakan atau fenomena, peneliti perlu

sekali mengetahui proses atau sekuensi dari tindakannya.

2. Proses suatu tindakan seseorang pada prinsipnya merupakan produk

atau hasil proses social ketika orang tersebut berinteraksi dengan orang

lain. Dalam memberikan interpretasi gejala, peneliti harus tepat

mempertimbangkan hasil interaksi yang mempengaruhinya.

3. Manusia bertindak dipengaruhi fenomena lain yang muncul lkebih

dulu atau bersamaan. Oleh karena itu, peneliti perlu memperhatikan

fenomena atau gejala yang berkaitan dan mempengaruhi munculnya

gejala tersebut.

(Arikuntoro : 2006 : 14)

George Ritzer (Mulyana : 2003 : 73) meringkas teori interaksi simbolik ke

dalam prinsip-prinsip, sebagai berikut :

1) Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi kemampuan

berpikir.

Page 13: Kegiatan Media Relations Hotel

2) Kemampuan berpikir itu dibentuk oleh interaksi social.

3) Dalam interaksi social orang belajar makna dan symbol yang

memungkinkan mereka menerapkan kemampuan khas mereka

sebagai manusia, yaitu berpikir.

4) Makna dan symbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan

(action) dan interaksi yang khas manusia.

5) Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan symbol

yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan

interpretasi mereka atau situasi.

6) Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena,

antara lain, kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri,

yang memungkinkan mereka memeriksa tahapan-tahapan tindakan,

menilai keuntungan dan kerugian relative, dan kemudian memilih

salah satunya.

7) Pola-pola tindakan dan interaksi yang jalin-menjalin ini

membentuk kelompok dan masyarakat.

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

1.7.1.1 Paradigma Penelitian

Penjelasan kita tentang mengapa teori dapat berubah dan

pakar mana yang mempunyai pandangan yang berbeda mengenai

pendefinisian teori didasarkan pada kenyataan bahwa teori tersebut

Page 14: Kegiatan Media Relations Hotel

dipengaruhi oleh adanya tradisi yang melibatkan adanya perbedaan

asumsi. Dalam tradisi intelektual, sebagai suatu cara pandang

terhadap dunia atau cara piker umum berdampak pada nilai, tujuan,

dan gaya penelitian para pakar pendukungnya.

Paradigma akan mempengaruhi definisi dalam bidang

keilmuan, model atau teori yang pada gilirannya mempengaruhi

cara melakukan penelitian. Paradigma tersebut yang akan

menjelaskan asumsi-asumsi yang spesifik mengenai bagaimana

penelitian harus dilakukan dalam bidang yang bersangkutan.

Paradigma ilmu komunikasi berdasarkan metodologi

penelitiannya, menurut Dedy N. Hidayat dalam Burhan Burgin

(Sosiologi Komunikasi) yang mengacu pemikiran Guba, ada tiga

paradigma : 1) paradigma klasik (classical paradigm); 2) paradigm

kritis (critical paradigm); dan 3) paradigm konstruktivisme

(constructivism paradigm).

Pradigma menurut Bogdan dan Biklen dalam buku Lexy J.

Moleong adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang

dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara

berpikir dan penelitian. Paradigm merupakan pola atau model

tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya)

atau bagaimana bagian-bagian berfungsi (prilaku yang di dalamnya

ada konteks khusus atau dimensi waktu).

Page 15: Kegiatan Media Relations Hotel

Baker dalam ‘Paradigms : The Business of Discovering the

Future’ (dalam Lexy: 49 : 2007) mendefinisikan paradigma

sebagai seperangkat aturan (tertulis atau tidak tertulis) yang

melakukan dua hal : 1) hal itu membangun atau mendefinisikan

batas-batas; dan 2) hal itu menceritakan kepada Anda bagaimana

seharusnya melakukan sesuatu di dalam batas-batas itu agar bisa

berhasil.

1.7.1.2 Penelitian Kualitatif

Berdasarkan paradigma diatas, peneliti mengambil

penelitian kualitatif. Itilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan

Miller dalam buku Lexy J. Moleong pada mulanya bersumber pada

mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang

dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan

kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu.

Untuk menemukan suatu dalam pengamatan, pengamatan harus

mengetahui apa yg menjadi ciri sesuatu itu.

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk penelitian

kualitati, yaitu penelitian atau inkuiri naturalistic atau alamiah,

etnografi, interaksionis simbolik, perspektif ke dalam,

etnometodologi, The Chicago School, fenomenologis, studi kasus,

interpretative, ekologis, dan deskriptif.

Page 16: Kegiatan Media Relations Hotel

Menurut Lexy, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan

fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

brbagai metode yang ada. Penelitian kualitatif didasarkan pada

upaya membangun pandangan mereka yang diteliti yang rinci,

dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan rumit.

1.7.1.3 Studi Kasus

Definisi Studi Kasus sebagai suatu strategi penelitian.

Definisi yang paling sering dijumpai tentang studi kasus semata-

mata mengulangi jenis-jenis topic yang aplikatif. Menurut

Schramm, esensi studi kasus kecenderungan utama dari semua

jenis studi kasus adalah mencoba memperjelas keputusan-

keputusan tentang mengapa studi tersebut dipilih bagaimana

mengimlemntasikannya, dan apa hasilnya. Definisi ini dengan

sedemikian menonjolkan topic “keputusan” sebagai fokus

utamanya. Sejalan dengan itu, topik-topik lain juga dikemukakan,

mencakup organisasi, proses, program, lingkungan, instruksi, dan

bahkan peristiwa. (Robert: 2002: 17)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu

metode yang ada dalam metode kualitatif yaitu studi kasus. Studi

kasus adalah uraian dan penjelasan komprehersif mengenai

berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi

Page 17: Kegiatan Media Relations Hotel

(komunitas), suatu program, atau suatu situasi social. Peneliti studi

kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai studi

yang akan diteliti. Mereka sering menggunakan beberapa metode :

wawancara, pengamatan, penelaah dokumen, survey, dan data

apapun untuk menguraikan suatu kasus secara terinci.

Sebagai suatu metode kualitatif, studi kasus mempunyai

beberapa keuntungan. Lincon dan Guba (mulyana, 2003 :201)

mengemukakan bahwa keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal

berikut :

Studi kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik,

yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip

dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-

hari.

Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan

hubungan antara pembeli dan respinden.

Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan

konsistensi internal yang tidak hanya merupakan

konsistensi gaya dan konsistensi factual tetapi juga

ketepercayaan.

Studi kasus meberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi

penilaian atas transferabilitas.

Page 18: Kegiatan Media Relations Hotel

Studi kasus terbuka bagi penelitian atas konteks yang turut

berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks

tersebut.

Sebagai metode yang bersifat multidimensional dan

menelaah studi kasus secara menyeluruh, hasil dari studi kasus

dapat menyarankan pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis-hipotesis

yang dapat diuji melalui survey atau eksperimen.

Sebagai diungkapkan oleh Frey et al dalam Mulyana bahwa

pendekatan studi kasus menyediakan peluang untuk menerapkan

prinsip umum terhadap situasi-situasi spesifik atau contoh-contoh,

yang disebut kasus-kasus. Analisis studi kasus menunjukan

kombinasi pandangan, pengetahuan, dan kreatifitas dalam

mengidentifikasi dan membahas isu-isu relevan dalam kasus yang

dianalisisnya, dalam menganalisis isu-isu ini dari sudut pandang

teori dan riset yang relevan, dan dalam merancang strategi yang

realistic dan layak untuk mengatasi situasi problematic yang

teridentifikasi dalam kasus.

1.7.2 Kehadiran Peneliti

Dalam Penelitian Kualitatif, peneliti hanya sebagai instrument

penelitian. Peneliti hadir dan menganalisis penelitian langsung dari

dalamnya. Sehingga penelitian akan bersifat subjektif. Peneliti

secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data

Page 19: Kegiatan Media Relations Hotel

dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas

menggunakan instuisi dan dapat memutuskan bagaimana

merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan.

Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela

mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpartisipasi

dalam analisis data. (Lexy : 2007 : 32).

1.7.3 Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Sheraton Bandung Hotel and Towers,

Jl. Ir. H. Juanda, Dago, Bandung.

1.7.4 Sumber Data

Sumber data yang menjadi focus dari penelitian ini adalah

apa saja yang dapat menjadi data yang akurat yang mendukung

penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (Lexy: 2007: 157), sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Berkaitan dengan hal itu,dibagi menjadi beberapa jenis

1. Kata-kata dan tindakan

Kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber

data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui

perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau

Page 20: Kegiatan Media Relations Hotel

film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara

atau pengamatan berpranserta merupakan hasil usaha

gabungan dari kegiatan melihat, mendengat dan

bertanya. Jika peneliti menjadi pengamat berperan serta

pada suatu latar penelitian tertentu, kegiatan tersebut

akan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bergantung

pada suasana dan keadaan yang sedang dihadapi. Pada

dasarnya ketiga kegiatan tersebut adalah kegiatan yang

biasa dilakukan oleh semua orang, namun pada

penelitian kualitatif kegiatan-kegiatan ini dilakukan

secara sadar, terarah, senantiasa bertujuan untuk

memperoleh suatu informasi yang dibutuhkan.

2. Sumber data tertulis

Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan

tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak

bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan

tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi

atas:

Sumber buku dan majalah ilmiah

Buku, disertasi dan karya ilmiah lainnya, dan

majalah ilmiah sangat berharga bagi peneliti

guna menjajaki keadaan perseorangan atau

masyarakat di tempat penelitian dilakukan.

Page 21: Kegiatan Media Relations Hotel

Sumber dari arsip

Dari sumber arsip peneliti bisa memperoleh

informasi tentang lingkaran keluarga subjek

yang sedang diteliti.

Dokumen pribadi

Berupa tulisan tentang diri seseorang yang

ditulisnya sendiri. Dokumen pribadi ini dapat

berupa surat, buku harian, anggaran penerimaan

atau pengeluaran rumah tangga, surat-surat, dan

sebagainya.

Dokumen resmi

Dokumen resmi ini biasanya berada pada

instansi-instansi resmi pemerintahan. Contoh

dokumen resmi sekolah, laporan rapat, laporan

kemajuan siswa, dan sebagainya.

3. Foto

Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai

sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena

dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto

menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan

sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan

hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua jenis

oto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif,

Page 22: Kegiatan Media Relations Hotel

yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang

dihasilkan peneliti sendiri.

4. Statistic

Penelitian kualitatif sering juga menggunakan data

statistic yang telah tersedia sebagai sumber data

tambahan bagi keperluannya. Statistic misalnya dapat

membantu member gambaran tentang kecenderungan

subjek pada latar penelitian.

Dalam Penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah

orang-orang yang dianggap penting di dalam pelaksanaan

positioning yang telah ditentukan. Pelaksanaan positioning tidak

terlepas dari para narasumber yang ada di dalam suatu perusahaan.

Dalam penelitian ini, narasumber yang menjalankan peran

positioning tersebut diantaranya :

1) Pemimpin Sheraton Bandung Hotel and Towers

2) Kepala bagian Human Resources Development

Sheraton Bandung Hotels and Towers

3) Praktisi Public Relations Sheraton Bandung Hotel

and Towers

4) Karyawan Sheraton Bandung Hotel and Towers

5) Para Pengusaha pengguna Fasilitas Sheraton

Bandung Hotel and Towers

Page 23: Kegiatan Media Relations Hotel

1.7.5 Prosedur Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pengamatan

Alasan metodologis bagi penggunaan pengamatan ialah

pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan

dan sebagainya; pengamatan memungkinkan pengamat untuk

melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup

pada saat itu, menangkap arti dari fenomena dari segi

pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi

pandangan dan anutan para subjek pada keadaan itu;

pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang

dirasakan dan dikhayati oleh subjek sehingga memungkinkan

pula peneliti menjadi sumber data; pengamatan memungkinkan

pembentukkan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari

pihaknya maupun dari pihak subjek.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Ada bermacam-

macam cara pembagian jenis wawancara yang dikemukakan

dalam kepustakaan. Cara pembagian pertama dikemukakan

Page 24: Kegiatan Media Relations Hotel

oleh Patton sebagai berikut : wawancara pembicaraan informal,

pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan

wawancara baku terbuka. Pembagian wawancara yang

dilakukan oleh Patton didasarkan atas perencanaan

pertanyaannya.

Wawancara tersebut terdapat beberapa maksud, seperti yang

ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Moleong antara lain :

mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-

lain, kebulatan, mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan

demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan

kebulatan-kebulatan sebagai yang dialami masa lalu,

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah

diharapkan untuk dialami pada masa yang akan dating,

memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang

diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia

(triagulasi), dan memverifikasi, mengubah dan memperluas

konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai

pengecekan anggota.

3. Catatan Lapangan

Catatan yang dibuat dilapangan sangat berbeda dengan catatan

lapangan. Catatan itu beruoa coretan seperlunya yang sangat

dipersingkat, bersi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi

Page 25: Kegiatan Media Relations Hotel

pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa,

sosiogram, diagram, dan lain-lain. Catatan itu berguna hanya

sebagai alat perantara sebagai alat perantara yaitu antara apa

yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium dan diraba dengan

catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu

baru kemudian dirubah ke dalam catatan yang lengkap dan

dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah.

Menutut Bogdan dan Biklen dalam Moleong, pada dasarnya

catatan lapangan berisi dua bagian; pertama, bagian deskriptif

yang berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang,

tindakan, dan pembicaraan; kedua, bagian reflektif yang berisi

kerangkan berfikir dan pendapat peneliti, gagasan dan

keperdulian. (Moleong: 2001 : 156)

4. Penggunaan Dokumen

Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan

seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal

dokumen sebagai sumbe data dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen biasanya

dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Dokumen dan record digunakan untuk keperluan penelitian, karena

alas an-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai berikut:

Page 26: Kegiatan Media Relations Hotel

Dokumen dan record digunakan karena merupakan sumber

yang stabil, kaya, dan mendorong.

Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif

karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir

dan berada dalam konteks.

Record relative murah dan tidak sukar diperoleh, tetapi

dokumen harus dicari dan ditemukan.

Keduanya tidak relative sehingga sukar ditemukan dengan

teknik kajian isi.

Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih

memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang

diselidiki.

1.7.6 Pengecekan Keabsahan Data

Dalam metodologi penelitian kita sering diperkenalkan

konsep objektifitas, reliabilitas, dan validitas. Sesuatu penelitian

dipandang objektif, bila siapapun dengan prosedur kerja yang sama

menghasilkan kesimpulan penelitian yang sama. Reliabilitas dapat

dibedakan menjadi dua yaitu keajegan internal dan stabilitas

antarkelompok. Dengan belah dua random atau dengan

pengulangan pengukuran antarwaktu kita menguji keajegan

internal atau consistery, sedangkan dengan membandingkan

Page 27: Kegiatan Media Relations Hotel

frekuensi atau variasi antarkelompok kita menguji stabilitas antar

kelompok atau stability. Consistency atau Stability adalah ragam

prosedur untuk menguji reliabilitas. (Muhadjir :2000: 53)

“In fact, Reliability can be defined as the axtent to which a

teks produces concistent results when administered under similar

conditions.” (Evelyn Hart :1982 : 244)

Validitas adalah kebenaran. Kebenaran bagi positivism

diukur berdasarkan besarnya frekuensi kejadian atau berdasarkan

atau berdasar berartinya (sidnificancy) variasi objeknya.

(Muhadjir :2000: 53)

“Validity refers to the excent to which the results of the

procedure serve the uses for which they were interended.”

(Evelyn Hart :1982 : 250)

Dalam penelitian kualitatif, kebenaran tidak diukur

berdasarkan frekuensi dan variansi, melainkan didasarkan pada

dikemukan hal yang esensial, hal yang instrinsik benar.

(Muhadjir :2000: 53)

1.7.7 Analisis Data

Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensistesikannya, mencari dan menemukan pola, mnemukan apa

Page 28: Kegiatan Media Relations Hotel

yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Seiddel dalam buku Lexy, Analisis Data Kualitatif

prosesnya berjalan sebagai berikut :

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal

itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan,

mensistesiskan, membuat ikhtisari, dan membuat

indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu

mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan

hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Selanjutnya menurut Janice Mc Durry (Lexy, 2007:248)

tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan

gagasan yang ada dalam data.

2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya untuk

menemukan tema-tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.

4. Koding yang telah ditemukan.

Page 29: Kegiatan Media Relations Hotel

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, Oemi, 1995. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : Citra

Aditia Bakti.

Anggoro, M. Linggar, 2000. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Assumpta Rumatini, Maria, 2002. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan

Praktik. Jakarta : Grasindo.

Arikuntoro, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Burgin, Burhan, 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta : Kencana Predana Media

Group.

Hatch, Evelyn and Hossein, Farhady, 1982. Research Design and Statistics For

Applied Linguistics. Rowley Massachusetts : Netbury House Publishers, INC.

Iriantara, Yosal, 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik.

Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

K. Yin, Robert, 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Moleong, Lexy J, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Ruslan, Rosady, 1995. Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis

dan Pemulihan Citra. Jakarta : Yudhistira.

Page 30: Kegiatan Media Relations Hotel

Soemirat, Solihat dan Elvinaro, Ardianto, 2007. Dasar-Dasar Public Relations.

Bandung : Rosdakarya.

Uchjana Efendy, Onong, 2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Uchjana Efendy, Onong, 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

Citra Aditia Bakti.